Anda di halaman 1dari 148

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK BIDANG

PARIWISATA DI AKADEMI PARIWISATA MEDAN

TESIS

Oleh

RAHMAT DARMAWAN
077009020/LNG

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK BIDANG
PARIWISATA DI AKADEMI PARIWISATA MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

RAHMAT DARMAWAN
077009020/LNG

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Judul Tesis : PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK
BIDANG PARIWISATA DI AKADEMI
PARIWISATA MEDAN
Nama Mahasiswa : Rahmat Darmawan
Nomor Pokok : 077009020
Program Studi : Linguistik

Menyetujui
Komisi Pembimbing,

(Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.) (Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S)
Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc.)

Tanggal lulus : 10 September 2009

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Telah diuji pada
Tanggal 10 September 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.


Anggota : 1. Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S.
2. Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D.
3. Dr. Eddy Setia, M.Ed. TESP.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
ABSTRAK

Tesis ini terfokus kepada masalah penelitian pembelajaran bahasa Indonesia untuk
bidang khusus, yang mengerucut kepada penggunaan bahasa Indonesia untuk Bidang
Pariwisata (BIPar) khususnya di bagian Divisi Kamar hotel (rooms division) meliputi
ruang lingkup kerja di kantor depan (front office) dan tata graha (housekeeping). Data
penelitian merupakan dialog-dialog mahasiswa Akademi Pariwisata Medan sewaktu
mengadakan simulasi praktek melayani tamu di kantor depan dan bagian tata graha
pada Hotel Nirwana Akpar Medan. Tujuan tesis ini adalah untuk mendeskripsikan
strategi penyusunan silabus yang komunikatif dan mendasarkan kepada konsep
pembelajaran English for Specific Purposes (ESP) dan mengetahui fungsi dan ragam
bahasa yang digunakan dalam menyusun silabus beserta materi pokok bahasan dalam
suatu kerangka model pembelajaran BIPar. Kerangka teori utama yang dipakai adalah
teori pembelajaran ESP, teori penyusunan silabus, teori pragmatika dan komunikasi
efektif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran BIPar
diperlukan suatu model pembelajaran yang berbentuk silabus yang komunikatif
dengan pendekatan jenis silabus fungsi dan silabus situasi. Hal ini merupakan titik
tolak dalam konsep pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang khusus (Indonesian
for Specific Purposes ISP). Selanjutnya ragam bahasa yang diaplikasikan adalah
ragam bahasa tidak standar karena ternyata jenis ragam bahasa ini jauh lebih
komunikatif ketimbang ragam bahasa baku (standar) mengingat bahwa ini adalah
pembelajaran bahasa untuk bidang khusus sehingga penggunaan jargon/istilah khusus
tidak harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Kata kunci : Pembelajaran bahasa Indonesia, pariwisata, analisis kebutuhan,


kurikulum, penyusunan silabus.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
ABSTRACT

This thesis is much focused on the problem of the observation toward the learning of
bahasa Indonesia for Specific Purposes. More specific, it is intended to explore on
the usage of Indonesian language for Tourism (Bahasa Indonesia untuk Bidang
Pariwisata BIPar) especially Indonesian language for Rooms Division
Management at hotel indutries which covers language at front office and
housekeeping department. Data collected is based on dialogues by students in-charge
at simulation counter in Nirwana Hotel Akademi Pariwisata Medan when serving
customers. The objectives of this thesis are among other is to describe the
communicative syllabus design basing on the concepts of learning English for
Specific Purposes (ESP) and also to find out the language functions and language
variety as the materials to design a model of learning BIPar. The main theoritical
framework to work on this observation is concepts of learning ESP. Besides, the
theory of syllabus design, pragmatics and effective communication are also applied.
Observation results show that in the learning process of BIPar needs a learning
model in the form of a communicative syllabus by using functional and situational
syllabus. This is going to be the starting point of learning Indonesian language as
Indonesian for Specific Purposes (ISP). Furthermore, the language variety applied in
the topics of materials learning of BIPar is non-standard since it is more
communicative than if words or expressions translated into Indonesian language
(standard). To remind us that it is a learning of language for specific purposes so that
the words or terminology used should not be translated into Indonesian language.

Key words : The learning of Indonesian language, tourism, needs analysis,


curriculum, syllabus design

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
KATA PENGANTAR

Tesis ini berjudul : Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Bidang Pariwisata

di Akademi Pariwisata Medan. Dari hasil temuan penelitian diharapkan akan

memperoleh suatu model pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Bidang Pariwisata

(BIPar) berlandaskan teori dan konsep pembelajaran Bahasa Inggris untuk Bidang

Khusus (English for Specific Purposes - ESP) sehingga temuan ini diharapkan

sebagai cikal bakal dalam mengaplikasikan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk

Bidang Khusus (Indonesian for Specific Purposes - ISP).

Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan Magister Humaniora Program Studi Linguistik Universitas Sumatera

Utara.

Penelitian bersifat kebahasaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

dalam bidang kajian linguistik, khususnya bidang kajian linguistik terapan (applied

linguistics), serta dapat menjadi masukan atau rujukan bagi masyarakat dan pecinta

bahasa yang tertarik dalam kajian yang sama.

Saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan dan

kesempurnaan hasil karya tulisan ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi

kita. Amin.

Medan, Mei 2009


Penulis,

Rahmat Darmawan
NIM. 077009020

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang atas segala rahmat dan berkah yang telah diberikanNya sehingga

tesis ini dapat diselesaikan pada waktunya.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sedalam-

dalamnya kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam

menyelesaikan hasil karya tulisan ini :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H,

SpA(K);

2. Direktur Sekolah Pascasarjana USU, Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M. Sc.;

3. Ketua Program Studi Linguistik, Prof. T. Silvana Sinar, M. A., Ph. D.;

4. Sekretaris Program Studi Linguistik, Drs. Umar Mono, M. Hum.;

5. Dosen Pembimbing Pertama Penulis, Prof. T. Silvana Sinar, M. A., Ph. D.;

6. Dosen Pembimbing Kedua Penulis, Prof. Dr. Robert Sibarani, MS.;

7. Seluruh Dosen Pengampu mata kuliah pada Sekolah Pasacasarjana Program Studi

Linguistik, khususnya kepada Bapak Dr. Eddy Setia, M. Ed. TESP atas dukungan

dan masukannya yang sangat membantu Penulis penyelesaian tesis ini.

8. Direktur Akademi Pariwisata Negeri Medan, Drs. Renalmon Hutahaean, MM.,

atas dukungan materil dan sprituil selama masa studi Penulis;

9. Seluruh Keluarga Besar Akademi Pariwisata Negeri Medan;

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
10. Orang Tua Almarhum Ayahanda Muhammad Ishak dan Ibunda Rohani dan kedua

Mertua Almarhum Raja Syahmuda Siregar dan Nursiah Pane atas seluruh doa dan

dukungan yang sangat berarti bagi Penulis;

11. Kepada seluruh teman-teman sekelas Program Studi Linguistik angkatan 2007;

12. Khususnya kepada istri tercinta, Asriani dan ananda Aina Rahmayani, Alfi

Fachriza dan si bungsu Ahmad Adnin, kalian semua sebagai sumber inspirasi dan

semangat penulis dalam menempuh pendidikan dan karir.

Akhir kata penulis berharap semoga bantuan, pengorbanan dan budi baik yang

diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dan berkah dari Allah SWT. Amin.

Medan, Mei 2009


Penulis,

Rahmat Darmawan
NIM. 00779020

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi :
1. Nama : Rahmat Darmawan
2. Tempat/Tgl Lahir : Medan, 12 Desember 1969
3. Jenis Kelamin : Pria
4. Status Perkawinan : Kawin
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Tuar 8 no 191 Blok 11 Griya Martubung Medan Labuhan
Medan 20251
7. Nomor Telepon : 0812-655-9932

II. Latar Belakang Pendidikan :


1. SDN 064981 Medan Tahun 1982
2. SMPN XVI Medan Tahun 1985
3. SMAN XI Medan Tahun 1988
4. Diploma 3 Bahasa Inggris USU Medan Tahun 1991
5. Program Ekstensi S-1 Sastra Inggris USU Medan Tahun 1998
6. Sekolah Pascasarjana Program Studi Linguistik USU Medan Tahun 2009

III. Latar Belakang Pekerjaan :


1. Mengajar Bahasa Inggris di beberapa kursus di Medan pada tahun 1989-1993.
2. Dosen Bahasa Inggris pada Akademi Pariwisata Negeri Medan pada tahun 1993
sampai sekarang

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ...........................................................................................................
i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................. iv
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ........................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 8


2.1. Analisis Kebutuhan (Needs Analysis) ............................................................ 8
2.2. Fungsi Bahasa BIPar .................................................................................... 11
2.3. Ragam Bahasa BIPar .................................................................................... 12
2.4. Tindak Tutur dan Siasat Kesantunan ............................................................ 15
2.5. Bahasa Inggris untuk Bidang Khusus (English for Specific Purposes-ESP)..
............................................................................................................................ 17

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
2.5.1. Definisi ESP ........................................................................................
17
2.5.2 Beberapa Pemikiran tentang ESP ....................................................... 19
2.6 Penyusunan Silabus ........................................................................................ 24
2.6.1 Kurikulum dan Silabus ........................................................................ 24
2.6.2 Penyusunan Silabus ............................................................................. 27
2.6.3 Jenis-Jenis Silabus ................................................................................
29
2.6.3.1 Silabus Berorientasi Produk (Product-Oriented Syllabus) ... 29
2.6.3.2 Silabus Berorientasi Proses (Process-Oriented Syllabus) .... 31
2.6.4 Kemampuan yang dibutuhkan bagi keberhasilan komunikasi di
tempat Kerja ........................................................................................ 32
2.7 Komunikasi Efektif .......................................................................................
33
2.7.1 Pengertian dan Hakikat Komunikasi .................................................... 33
2.7.2 Proses Komunikasi ............................................................................... 34

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................


38
3.1 Rancangan Penelitian ..................................................................................... 38
3.2 Lokasi Penelitian ...........................................................................................
39
3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 39
3.4 Instrumen Penelitian .....................................................................................
40
3.5 Analisis Data ................................................................................................
41
3.6 Cara Penyajian Hasil Analisis Data .............................................................
44

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
BAB IV. PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .................. 46
4.1 Tingkat Kebutuhan Peserta Didik terhadap Pembelajaran BIPar ..................
46
4.2 Analisis Fungsi Bahasa dan Ragam Bahasa BIPar ........................................
54
4.3 Analisis Pilihan Kata (diksis/leksis) dalam BIPar ........................................ 58
4.4 Analisis Pembelajaran BIPar ....................................................................... 65
4.4.1 Tingkat Kebutuhan Terhadap Pembelajaran BIPar .............................
65
4.4.2 Tujuan Pembelajaran BIPar ................................................................
69
4.4.3 Penyusunan Silabus .............................................................................
69
4.4.3.1 Analisis Kebutuhan (Needs Analysis) ..................................... 71
4.4.3.2 Analisis Fungsi Bahasa dan Ragam Bahasa ...........................
74
4.4.3.3 Silabus Pembelajaran BIPar : Suatu Model Pembelajaran .....
81

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 85


5.1 Simpulan ......................................................................................................
85
5.2 Saran ..............................................................................................................
87............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 89

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman
1. Hasil Wawancara tentang Kebutuhan Pembelajaran BIPar di Akpar
Medan ...................................................................................................... 47
2. Tanggapan Responden terhadap Kebutuhan Pembelajaran BIPar
n = 20 ..................................................................................................... 52
3. Permasalahan Kebahasaan n = 20 ........................................................... 64

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
4. Hasil Analisis Kebutuhan ......................................................................... 71
5. Daftar Hasil Analisis Fungsi Bahasa BIPar .............................................. 75
6. Daftar Hasil Analisis Ragam Bahasa BIPar .............................................. 76

DAFTAR BAGAN

No Judul Halaman
1. Model Penelitian ...................................................................................... 45

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman
1. Contoh Silabus Pembelajaran BIPar ......................................................... 92
2. Surat dan Data .......................................................................................... 121
3. Umpan Balik (Feedback) Pembelajaran BIPar ......................................... 130

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bahasa merupakan salah satu aspek yang mendukung keberhasilan upaya

kepariwisataan. Bahasa bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi tetapi juga

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
sebagai sarana memperkenalkan kebudayaan, masyarakat dan kekayaan alam milik

bangsa dan negara Indonesia.

Jalur kepariwisataan manca-negara perlu dimanfaatkan untuk pengenalan, rasa

ikut mencintai dan keperluan untuk memahami dan menggunakan bahasa Indonesia.

Sedangkan melalui kepariwisataan domestik dapat pula dimanfaatkan untuk

memahami dan menyadari kekayaan bahasa-bahasa daerah di Indonesia untuk

membina dan meningkatkan rasa cinta dan ikut memiliki bahasa-bahasa daerah yang

merupakan kekayaan yang perlu sama-sama dibangkitkan.

Dalam menerima dan memberikan pelayanan terhadap wisatawan asing memang

diperlukan kemahiran dan kemampuan berbahasa asing untuk mempermudah dan

memperlancar komunikasi. Namun perlu diingat sesungguhnya cukup banyak

wisatawan asing yang datang berkunjung yang ingin pula mempergunakan

kesempatan untuk memperlancar kemampuan berbahasa Indonesia. Dalam menerima

dan melayani wisatawan domestik bahasa Indonesia perlu ditingkatkan peranan dan

kedudukannya sebagai bahasa persatuan dan pergaulan resmi. Penggunaan bahasa

daerah perlu diberikan batasan dalam hal-hal yang terkait langsung dengan budaya,

adat-istiadat, maupun tradisi yang memang amat diperlukan atau belum terdapat

padanannya dalam bahasa Indonesia.

Fungsi sosial bahasa Indonesia perlu terus dibinakembangkan dalam kedudukan

dan perannya sebagai:

a. Sarana komunikasi nasional;

b. Sarana pengembangan kebudayaan nasional;

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
c. Sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

d. Sarana untuk mewariskan tata nilai hakiki dan nasional kepada

penerus dan pewaris cita-cita dan nilai-nilai hakiki dari

kebudayan serta cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Upaya kepariwisataan yang pada dasarnya bersasaran utama nilai dan

kebermanfaatan industri dan ekonomi perlu pula agar jangan menjadi hambatan

terhadap pemanfaatan fungsi dan kedudukan bahasa di Indonesia. Untuk itu

penggunaan dan pemanfaatan bahasa perlu mempedomani fungsi dan kedudukan

bahasa yang telah digariskan dalam GBHN dan secara operasionalnya diatur dalam

Kebijaksanaan Bahasa.

Sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi dibidang kepariwisataan, Akademi

Pariwisata Medan (Akpar Medan) menekankan kepada peningkatan mutu Sumber

Daya Manusia dibidang kepariwisataan dan perhotelan secara teknis operasional

maupun managerial. Seperti yang diuraikan diatas yakni bahwa bahasa juga

memegang peranan penting dalam bidang kepariwisataan maka selain pembelajaran

materi yang bersifat teknis operasional, upaya-upaya yang dilakukan untuk

mempelajari sekaligus menguasai penggunaan bahasa-bahasa asing dan bahasa

Indonesia terus dilakukan. Disamping bahasa Inggris yang merupakan bahasa asing

yang wajib dipelajari terdapat juga beberapa bahasa pilihan diantaranya bahasa

Indonesia, bahasa Perancis, bahasa Jepang dan bahasa Mandarin.

Pembelajaran bahasa Inggris di Akpar Medan menerapkan konsep English for

Specific Purposes (ESP), yakni suatu konsep pembelajaran yang menekankan kepada

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
English for Hoteliere dan English for Travel and Tourism (bahasa Inggris untuk

bidang perhotelan, usaha perjalanan dan kepariwisataan).

Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa Inggris mutlak harus dikuasai dan

digunakan sehari-hari dalam melayani wisatawan manca-negara. Namun menurut

asumsi penulis bahwa bahasa Indonesia juga merupakan faktor yang sangat penting

dalam meningkatkan pelayanan kepada para wisatawan baik manca-negara maupun

domestik.

Yang perlu digarisbawahi adalah sejauhmana para peserta didik (mahasiswa)

menguasai bahasa Indonesia di bidang pariwisata (BIPar) sebagai sarana

berkomunikasi efektif baik secara lisan maupun tulisan. Bahwa kemampuan

berbahasa Indonesia yang selama ini dipelajari belum menentukan apakah seseorang

mampu menggunakannya pada bidang khusus seperti bidang pariwisata dan usaha

perjalanan pariwisata lainnya.

Untuk itu maka diperlukan suatu model pembelajaran bahasa Indonesia untuk

bidang pariwisata dengan mengadopsi konsep pembelajaran English for Specific

Purposes (ESP) dan melakukan analisa terhadap teori dan konsep yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran BIPar.

Menurut pengamatan penulis dilapangan serta menlihat kembali diktat mata

kuliah Bahasa Indonesia yang diberikan kepada peserta didik bertumpu pada

penggunaan kaidah-kaidah bahasa dengan seluruh parameter-parameternya sehingga

pada akhirnya berujung pada kekurangmampuan (incompetent) peserta didik dalam

menggunakan bahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan khususnya pada bidang

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
pekerjaan masing-masing. Tesis ini akan menganalisis permasalahan dan selanjutnya

menemukenali suatu model pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang khusus

(pariwisata).

Bagaimanakah model pembelajaran BIPar yang tertuang dalam bentuk silabus

dengan melakukan beberapa analisa yang mencakup fungsi bahasa, ragam bahasa dan

pada akhirnya menciptakan komunikasi efektif yang merupakan pembahasan utama

dalam tulisan ini.

Berbicara mengenai ragam bahasa satu hal yang sangat berperan dalam

pembahasa tulisan ini maka terdapat ragam bahasa tulisan dan lisan. Ragam bahasa

tulisan cenderung kepada ragam bahasa standar baku, sebaliknya ragam bahasa lisan

dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di lapangan. Apakah kita menggunakan bahasa

baku dalam melakukan percakapan dengan orang lain khususnya pada situasi formal?

Apakah ketika kita berbicara dengan bahasa baku menjadikan bahasa kita pergunakan

bersifat komunikatif?

Sebagai contoh misalnya ketika seseorang diminta untuk mengambilkan pengeras

suara dengan mengatakan : Ambilkan pelantang itu! atau dengan kalimat :

Ambilkan mic itu! . Menurut asumsi penulis kalimat yang lebih komunikatif adalah

kalimat : ambilkan mic itu dari pada ambilkan pelantang itu. Kata pelantang adalah

kosakata baku bahasa Indonesia namun tidak semua orang memahami makna kata

tersebut sehingga membingungkan dan akhirnya menjadi tidak komunikatif. Orang

lebih mengerti ketika disebut kata mic yang berarti pengeras suara dari pada kata

pelantang. Apakah ini bahasa standar?

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Pertanyaan diatas mengisyaratkan suatu paradigma baru bahwa dalam

menciptakan suatu komunikasi efektif berarti tidak harus menggunakan ragam

bahasa standar atau baku.

Penyusunan silabus yang komunikatif (communicative syllabus design) dalam

pembelajaran BIPar dengan sendirinya memberikan suatu gambaran yang

menyeluruh tentang isi dan cara bahasa disampaikan secara lisan tetapi masih

menggunakan kata/istilah yang dimengerti oleh semua kalangan khususnya di bagian

perhotelan.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Kajian model pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata merupakan

hal baru di Indonesia sehingga hal ini menarik minat peneliti untuk menelaah lebih

jauh suatu konsep pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata dengan

menerapkan konsep English for Specific Purposes (ESP).

Bahasa mempunyai dua aspek mendasar (basic elements) yaitu bentuk (language

form) baik bunyi, tulisan maupun strkukturnya dan makna (meaning) baik leksikal,

fungsional maupun struktural. Dari kajian jenisnya terdapat tiga bentuk yakni bahasa

lisan (spoken language), bahasa tulisan (written language) dan bahasa isyarat

(gestures, silent language).

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti selama bertugas di Akademi

Pariwisata Medan, para peserta didik yang telah mendapatkan materi pembelajaran

bahasa Indonesia mengalami kesulitan ketika dalam suatu simulasi/demonstrasi

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
diminta untuk menggunakan bahasa Indonesia pada saat bertugas sebagai receptionist

(penerima tamu) ataupun sebagai waiter (pelayan) di sebuah hotel.

Permasalahan tersebut mencakup banyak aspek namun pada penelitian ini yang

menjadi batasan permasalahan terbatas pada masalah kebutuhan peserta didik

terhadap suatu pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata (BIPar)

khususnya di bagian Divisi Kamar yang meliputi kegiatan di kantor depan dan tata

graha. Sesuai dengan judul penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah tingkat kebutuhan peserta didik terhadap BIPar?

2. Bagaimanakah fungsi dan ragam bahasa BIPar?

3. Bagaimanakah model pembelajaran BIPar?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh terhadap suatu

model pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata (BIPar) yang

berorientasi kepada kemampuan peserta didik untuk mampu berkomunikasi secara

lisan dan tulisan dengan efektif didalam kehidupan dan pekerjaan mereka sehari-hari.

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menemukenali kebutuhan peserta didik terhadap pembelajaran BIPar sebagai

bahan dalam penyusunan silabus BIPar

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
2. Memberi gambaran fungsi dan ragam bahasa komunikatif dalam BIPar

3. Menemukan konsep model pembelajaran BIPar.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu model pembelajaran bahasa

Indonesia untuk bidang Pariwisata (BIPar) khususnya di bagian Divisi Kamar suatu

hotel.

Pada jangkauan yang lebih luas hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan

untuk menentukan model-model pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang-bidang

khusus lainnya seperti bidang ekonomi, sejarah, hukum, kedokteran dan lain

sebagainya.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Analisis Kebutuhan (Needs Analysis)

Langkah pertama sebelum menyusun silabus pembelajaran bahasa untuk bidang

khusus adalah dengan melakukan kajian kebutuhan (needs analysis). Namun

pertanyaan yang muncul adalah apakah sebenarnya analisis kebutuhan ini? Analisis

kebutuhan ini mendasarkan konsepnya kepada pembelajaran bahasa Inggris untuk

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
bidang khusus (ESP) yang sudah sangat berkembang di Inggris dan Amerika Serikat.

Melaksanakan analisis kebutuhan mutlak dilakukan demi tercapainya kesesuaian

antara silabus pembelajaran bahasa untuk bidang khusus dengan keinginan peserta

didik dimana bahasa ini digunakan di tempat kerja (workplace) sehingga

menghasilkan silabi yang link and match.

Casper, Amie (http://linguistic.byu.edu/TESOLBYU_NeedsAnalysis.htm, 2003)

menyebutkan : a needs analysis includes all the activities used to collect information

about your students learning needs, wants, desires, etc.

Sebuah analisa kebutuhan itu meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan untuk

mengumpulkan informasi tentang kebutuhan belajar peserta didik, keinginannya, dan

lain-lain. Pada prosesnya terkadang juga melibatkan harapan dan keinginan pihak

ketiga ataupun pihak lain seperti pengajar, manajemen sekolah (administrator),

penyandang dana atau pihak lain yang mungkin merasakan dampak program

pembelajaran ini.

Masih menurut Casper yaitu bahwa : A needs analysis can be very formal,

extensive and time consuming, or it can be informal, narrowly focused. Some of

resources for conducting a needs analysis may include surveys and questionaires, test

scores, and interviews. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah analisis kebutuhan dapat

saja bersifat sangat formal, ekstensif dan memakan waktu yang cukup lama atau

dapat juga bersifat tidak formal dan mempunyai cakupan yang relatif singkat. Untuk

melaksanakan sebuah analisis kebutuhan maka sumber yang digunakan meliputi

survey dan daftar pertanyaan, hasil tes dan wawancara.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Setelah dilaksanakannya analsis kebutuhan dan mendapatkan hasilnya maka hasil

ini dapat digunakan untuk menentukan sasaran dari program pembelajaran. Sasaran-

sasaran ini kemudian dapat dinyatakan dalam bentuk Tujuan Intruksional Khusus

(TIK) atau specific teching objectives yang pada gilirannya menajdikannya dasar

untuk membuat Satuan Acara Pembelajaran (SAP) atau lesson plans, bahan ajar,

ujian, tugas-tugas dan aktifitas. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Carter,

yaitu: The information gleaned from a needs analysis can be used to help you define

program goals. These goals can be stated as specific teching objectives, which in turn

will function as the foundation on which to develop lessons plans, materials, tests,

assingments and activities.

Pada dasarnya sebuah analisis kebutuhan akan membantu kita menjelaskan tujuan

program pembelajaran bahasa.

Selanjutnya menurut Yalden (1987 : 28) dikatakan bahwa : the whole concept

of needs analyisis has been considerably extended and enriched, after a good deal of

experimentation, criticism and re-evaluation. It now includes the identification of the

communication requirements, personal needs, motivations, relevant characteristics

and resources for the learners. It also includes investigating those of his partners of

learning (Trim, 1981): teachers, employers, administrators, family and friends and

collagues, and even those of materials writers and textbook publishers. Terlihat

disini Yalden (1987) menegaskan kembali bahwa analisis kebutuhan mencakup

pengidentifikasian syarat komunikasi, kebutuhan individu, motivasi serta ciri-ciri dan

sumber yang sesuai bagi peserta didik. Analisa kebutuhan juga mencakup pengajar,

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
staf, petugas adminstrasi, keluarga, teman dan kolega dan bahkan penulis bahan ajar

dan penerbit buku teks.

Ketika kita memutuskan untuk melakukan analisis kebutuhan, kita perlu berpikir

tentang dua pertanyaan:

1 .Apa yang kita ingin/perlu diketahui tentang peserta didik?

2. Bagaimanakah kita menemukenalinya?

Menurut Case, Alex (http://www.onestopenglish.com, 2009) mengatakan : A

good way of starting to design a needs analysis for a student is to brainstrom all the

questions you could possibly want to ask them, and them edit them down. We can

brainstrom and organise the questions they should/can be asked by several schemes :

a. By questions words

b. By skills and language

c. By time

d. By place

Suatu cara yang baik untuk menyusun suatu analisis kebutuhan bagi peserta didik

adalah dengan mengumpulkan seluruh pertanyaan yang memungkinkan ditanyakan

kepada mereka dan kemudian memilah dan memilih pertanyaan-pertanyaan tersebut

kedalam beberapa bagian, yaitu dengan menggunakan kata tanya, dengan

keterampilan dan bahasa, dengan waktu dan dengan tempat.

2.2 Fungsi Bahasa BIPar

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Bahasa memiliki berbagai fungsi, bergantung pada kedudukan bahasa itu dalam

masyarakat penuturnya. Pada tahun 1928, bahasa Indonesia, yang dahulu dikenal

sebagai bahasa Melayu yang kemudian disebut bahasa Indonesia sejak tanggal 28

Oktober 1928 naik kedudukannya. Perbedaan kedudukan mempengaruhi fungsinya.

Dilain pihak, bahasa Jawa walaupun penuturnya banyak, tetapi kedudukannya

sebagai bahasa daerah.

Dari kedudukan tersebut, dapat tersirat dan tersurat fungsi suatu bahasa. Misalnya,

fungsi sebagai lambang identitas dan alat interaksi sosial antar warga bahasa itu.

Jacobson (1972:65) seorang ahli linguistik, yang mengatakan bahwa fungsi bahasa

terdiri atas enam, yaitu (1) fungsi referensial (mengungkapkan acuan suatu pesan),

(2) emotif (mengungkapkan keadaan si pembicara), (3) konatif (mengungkapkan

keinginan-keinginan pembicara), (4) metalinguistik (mengungkapkan kode yang

dipergunakan), (5) fatik (pembukaan, pemeliharaan, kontak), dan (6) puitik (cara

suatu pesan ditulis dalam sandi)

Fungsi bahasa dapat juga dilihat dari berbagai segi, misalnya dari segi pendidikan.

Subyakto (1993:91) membedakan fungsi bahasa sebagai berikut, 1) menyampaikan

dan mencari informasi, 2) mengungkapkan dan memahami sikap emosional, 3)

mengungkapkan dan memahami sikap moral, 4) mengungkapkan agar sesuatu hal

dikerjakan, dan 5) bergaul sebagai anggota masyarakat.

Dalam penelitian ini sebagai landasan digunakan digunakan fungsi bahasa yang

dikemukan oleh Subyakto. Fungsi bahasa lain digunakan sebagai penunjang dalam

penelitian ini. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian ini lebih banyak

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
mengarah ke bidang pendidikan, yakni penguasaan bahasa. Fungsi bahasa yang

berkaitan dengan dengan pengajaran ini dipakai terutama dalam penyusunan

wawancara serta analisis data dalam hubungan dengan pembicara dan lawan yang

diajak berbicara.

2.3 Ragam Bahasa BIPar

Ragam bahasa pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata (BIPar)

menekankan kepada ragam bahasa lisan dari pada ragam bahasa tulisan. Hal ini

disebabkan bahwa dalam pembelajaran bahasa untuk pariwisata khususnya pada saat

bekerja di bagian kantor depan dan tatagraha suatu hotel lebih banyak menggunakan

bahasa lisan daripada bahasa tulisan. Bahasa tulisan digunakan pada saat resepsionis

mengisi format check-in dan beberapa hal lain yang bersifat korespondensi.

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda

menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut

medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam

yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di

dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi

atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku

atau ragam bahasa resmi.

Menurut Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa

Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu penggunaan bahasa baku dan tak baku.

Dalam situasi resmi seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di

taman, di pasar kita tidak di tuntut menggunakan bahasa baku.

Ragam bahasa dibagi berdasarkan :

1. Media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yaitu :(1) ragam

bahasa lisan, (2) ragam bahasa tulis.

Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa baik itu ragam

lisan standar maupun yang tidak standar. Ragam lisan standar dapat dijumpai

misalnya pada saat orang berpidato, atau memberi sambutan, dalam situasi

perkuliahan, ceramah. Sedangkan ragam lisan yang tidak standar dapat dijumpai

dalam percakapan antar teman, di pasar atau dalam kesempatan nonformal

lainnya.

2. Berdasarkan situasi dan pemakaian

Dalam penggunaan ragam bahasa tulis makna yang diungkapkannya tidak

ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan dalam ragam bahasa lisan makna

kalimat yang diungkapkan ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga

kemungkinan besar terjadi pelepasan unsur kalimat. Oleh karena itu dalam

penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di

dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur

kalimat serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan

besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya.

Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku

lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami

makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan

pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan

dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi

tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis.

Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan

yang berbeda.

Menurut Alwi, (1988 : 14) bahwa istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa

standar, semi standar dan nonstandar. Bahasa ragam standar memiliki sifat

kemantapan berupa kaidah atau aturan tetap. Akan tetapi kemantapan itu tidak

bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan

dibidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai

jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modern.

Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan

berdasarkan :

a. topik yang sedang dibahas;

b. hubungan antarpembicara;

c. medium yang digunakan;

d. lingkungan dan;

e. situasi saat pembicaraan terjadi.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Selanjutnya ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar dan

nonstandar adalah :

a. penggunaan kata sapaan dan kata ganti;

b. penggunaan kata tertentu;

c. pengunaan imbuhan;

d. penggunaan kata sambung (konjungsi) dan;

e. penggunaan fungsi yang lengkap

2.4 Tindak Tutur dan Siasat Kesantunan

Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas dikenal slogan Gunakanlah

bahasa yang baik dan benar. Paradigma ini ternyata mempengaruhi teori dan konsep

pengajaran dan pembelajaran bahasa dan juga teori dan konsep pemerolehan bahasa.

Urutan kata baik dan benar dalam slogan diatas sekaligus menunjukkan bahwa

persoalan pragmatik bahasa lebih penting dari gramatika bahasa dalam penggunaan

bahasa yang komunikatif.

Karena kemampuan komunikatif mencakup juga pengetahuan pragmatika tentang

kesantunan bahasa, maka pengajaran bahasa juga meliputi teori tentang tindak tutur

dan siasat kesantunan.

Tindak tutur merupakan salah satu bidang kajian penting pragmatika bahasa.

Pengertian pragmatika yang paling melekat erat dengan pembahasan dalam tesis ini

adalah definisi pragmatika yang diberikan oleh Crystal (1985 : 240), yaitu

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
pragmatika sebagai pengkajian bahasa dari sisi pengguna bahasa, khususnya tentang

pilihan-pilihan yang dibuat, kendala-kendala yang ditemukan pada penggunaan

bahasa dalam interaksi sosial dan pengaruh penggunaan bahasa itu terhadap peserta

lainnya dalam tindak komunikasi.

Tindak tutur ialah melakukan tindak tertentu melalui kata, misalnya memohon

sesuatu, menolak (tawaran permohonan), berterima kasih, memberi salam, memuji,

meminta maaf, dan lain sebagainya.

Dalam melakukan suatu tindak tutur, selain menyatakan maksud dan

keinginannya, penutur juga secara alami bertujuan untuk menciptakan dan menjaga

hubungan sosial tertentu antara diri penutur dengan petutur. Penutur

mempertimbangkan berbagi kendala dala menyampaikan maksudnya secara tepat dan

sesuai dari segi kedekatan atau jarak antara penutur dengan petutur, situasi bahasa,

dan sebagainya. Siasat bahasa (komunikasi) yang digunakan untuk menciptakan dan

menjaga hubungan sosial ini sering disebut siasat kesantunan.

2.5 Bahasa Inggris untuk Bidang Khusus (English for Specific Purposes-ESP)

2.5.1 Definisi ESP

English for Specific Purposes (ESP) adalah suatu cara dalam mengajar/belajar

bahasa Inggris untuk subjek yang khusus dengan maksud pekerjaan maupun

akademik. Jika kebutuhannya berbeda maka tujuannya juga berbeda pula, misalnya

bahasa Inggris untuk Ekonomi, bahasa Inggris untuk Bisnis, bahasa Inggris untuk

Sekretaris, dan lain sebagainya.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Inilah yang mendasari dan melandasi konsep pembelajaran bahasa bahwa teori dan

konsep ESP juga dapat diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa-bahasa lain di dunia

termasuk juga bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang

Pariwisata (BIPar) yang merupakan pembahasan utama dalam kajian ini secara

mutlak mengadopsi teori dan konsep ESP dan menjadi bagian dalam penerapan pada

proses pembelajaran BIPar khususnya di bagian Divisi Kamar sebuah hotel

berbintang.

Alasan penting terhadap keberadaan ESP adalah revolusi dalam bidang linguistik.

Sementara para ahli lingusitik tradisional menekankan kepada penjelasan mengenai

ciri bahasa, para pionir revolusi dalam bidang linguistik ini mulai memfokuskan

kepada cara-cara bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi sebenarnya.

Hutchinson & Waters (1987:10) menekankan : that one significant discovery was

ini the ways that spoken and written English vary.

Hal ini dengan kata lain berarti bahwa jika konteks dimana bahasa Inggris

digunakan berbeda, maka variasi bahasa Inggris juga akan berubah. Jika bahasa

dalam situasi berbeda berbeda maka penyesuaian program pembelajaran bahasa untuk

memenuhi kebutuhan peserta didik dalam konteks yang khusus menjadi lebih

memungkinkan.

Selanjutnya menurut Hutchinson & Waters (1987:10) adalah bahwa kemunculan

ESP tidak hanya berhubungan dengan linguistik tetapi berhubungan dengan

psikologi. Fokusnya adalah tidak hanya berhubungan kepada metode pembelajaran

bahasa saja melainkan adalah bagaimana peserta didik memperoleh bahasa dan

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
perbedaan-perbedaaan bagaimana bahasa diperoleh. Peserta didik dilihat untuk

menerapkan strategi pembelajaran yang berbeda, menggunakan skill yang berbeda,

masuk kepada skemata pembelajaran yang berbeda dan termotivasi oleh minat dan

keinginan yang berbeda pula. Karena itu fokus terhadap kebutuhan peserta didik

menjadi sama besar dengan metode dalam mempelajari pengetahuan linguistik.

Menyusun program khusus untuk secara lebih baik memenuhi kebutuhan individu

merupakan perkembangan yang alami dari pemikiran ini. Sampai dewasa ini, kata

kunci dalam pembelajaran bahasa ESL adalah pemusatan peserta didik atau learner-

centered atau learning-centered.

2.5.2 Beberapa Pemikiran tentang ESP

Ada 4 (empat) gagasan utama yang diuraikan yang meliputi : a) perbedaan antara

karakteristik ESP yang mutlak dan berubah-ubah, b) jenis ESP, c) karakteristik

program ESP, dan d) makna kata special dalam ESP.

a. Karakteristik ESP yang mutlak (absolute) dan yang berubah-ubah (variable).

Menurut Strevens (1988:32) bahwa ESP dapat ditentukan dengan

mengidentifikasikan karakteristik yang mutlak dan berubah-ubah dan definisinya

membuat suatu perbedaan antara empat karakteristik mutlak dan dua karakteristik

berubah-ubah sebagai berikut:

1. Karakteristik mutlak :

ESP terdiri dari pembelajaran bahasa Inggris yang:

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
a. disusun untuk memenuhi kebutuhan khusus peserta didik;

b. dihubungkan dengan konteks (tema dan topik) terhadap disiplin ilmu

khusus, pekerjaan dan aktifitas;

c. dipusatkan pada kesesuaian berbahasa pada aktifitas-aktifitas tersebut

dalam sintaksis, leksis, wacana, semantik, dll., dan analisa wacana;\

d. bertolak belakang dengan General English.

2. Karakteristik berubah-ubah :

ESP mungkin dapat seperti itu tetapi tidak perlu :

a. terbatas kepada salah satu keterampilan berbahasa yang harus dipelajari

(misalnya hanya membaca);

b. tidak diajarkan berdasarkan menurut metodologi yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Namun pakar teori linguistik Dudley-Evans dan St John (1988:23) menambah

definisi ESP asli Strevens pada tahun 1997 di konferensi bahasa di Jepang. Definisi

yang telah diperbaiki/ditambah adalahsebagai berikut :

1. Karakteristik Mutlak :

a. ESP ditentukan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang khusus;

b. ESP berguna dalam menetapkan metodologi dan kegiatan suatu disiplin

ilmu;

c. ESP dipusatkan kepada bahasa (tatabahasa, leksis, register), ketrampilan,

wacana dan genre yang sesuai dengan aktifitas ini.

2. Karakteristik Berubah-ubah :

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
a. ESP dapat dihubungkan atau disusun untuk siplin ilmu khusus;

b. ESP mungkin menggunakan sebuah metodologi berbeda dari general

English dalam situasi pengajaran khusus;

c. ESP mungkin dapat disusun bagi pembelajar dewasa, pada suatu intstansi

atau dalam situasi kerja profesional. Namun dapat juga digunakan bagi

pembelajar pada tingkat sekolah menengah;

d. ESP disusun secara umum untuk peserta didik pada tingkat menengah atas

atau tinggi;

e. Kebanyakan program ESP berdasar kepada beberapa sistem pengetahuan

dasar bahasa tetapi dapat juga digunakan oleh para pemula.

Untuk definisi ESP yang lebih luas maka Hutchinson & Waters (1987:19)

mengatakan: ESP is an approach to language teaching in which all decisions as to

content and method are based on the learners reason for learning. Dikatakan

bahwa ESP adalah suatu pendekatan kepada pengajaran bahasa dimana semua

keputusan seperti isi dan metode berdasarkan alasan belajar para peserta didik.

b. Jenis-Jenis ESP

David (1983: 4-5) mendefinisikan ESP kedalam 3 (tiga) jenis yaitu:

1. Bahasa Inggris sebagai suatu bahasa terbatas;

2. Bahasa Inggris untuk Tujuan Pekerjaan dan Akademis (English for

Academic and Occupational Purposes- EAOP);

3. Bahasa Inggris dengan topik khusus.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Bahasa yang digunakan oleh pengatur perjalanan udara atau oleh pelayan adalah

contoh bahasa Inggris sebagai suatu bahasa terbatas. Mackay dan Mountford (1978:

11) secara jelas mengilustrasikan perbedaan antara bahasa terbatas dan bahasa dengan

pernyataannya : the language of international air-traffic control could be

regarded as special, in the sense that repertoir required by the controller is strictly

limited and can be accurately determined situationally, as might be the linguistic

needs of a dining-room waiter or air-hostess. However, such restricted repertoires

are not languages, just as a tourist phrase book is not grammar. Knowing a restricted

language would not allow the speaker to communicate effectively in novel situation,

or in contexts outside the vocational environment.

Jenis ESP yang kedua adalah yang didefinisikan oleh Carter adalah bahasa Inggris

untuk tujuan pekerjaan dan akademis (EAOP). Hutchinson & Waters (1987: 25)

dalam Tree of ELT mengatakan bahwa ESP dipecah lagi kedalam tiga cabang, yaitu

: a) English for Science and Technology (EST), b) English for Business and

Economics (EBE), dan c) English for Social Studies (ESS). Masing-masing subjek ini

dibagi lagi kedalam dua cabang : English for Academic Purposes (EAP) dan English

for Occupational Purposes (EOP). Contoh EOP adalah English for Technicians

sedangkan contoh EAP adalah English for Medical Studies.

Jenis ESP ketiga dan yang terakhir yang dijelaskan oleh Carter (1983: 134) adalah

bahasa Inggris dengan topik khusus. Jenis ESP ini secara unik berhubungan dengan

kebutuhan bahasa Inggris pada masa yang akan datang, contohnya, adalah para

ilmuwan yang membutuhkan bahasa Inggris untuk membaca bahan pelajaran pada

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
tingkat yang lebih tinggi, menghadiri konferensi internasional atau bekerja di

perusahaan asing. Namunpun demikian jenis ini bukanlah sebuah jenis ESP yang

tersendiri melainkan suatu komponen program ESP yang memfokuskan pada bahasa

situasi. Bahasa situasi ini telah ditentukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan dari

kebutuhan penggunaan bahasa di tempat kerja (workplace).

c. Ciri-ciri atau karakteristik program ESP

Carter (1983: 134) menyatakan bahwa ada tiga ciri-ciri umum program ESP, yaitu:

a) material asli, b) berorientasi tujuan dan c) mengarahkan sendiri.

Jika kita melihat pendapat Dudley-Evans (1997: 83) mengklaim bahwa ESP harus

diberikan pada sebuah level menengah ataupun tinggi dan kelayakan penggunaan

bahan pembelajaran asli.

Sementara itu, orientasi tujuan mengacu kepada simulasi tugas-tugas komunikatif

yang sesuai dengan penyusunan sasaran. Carter mencatat bahwa pada waktu simulasi

para peserta didik dalam suatu konferensi termasuk melibatkan penyiapan kertas

kerja, membaca, mencatat dan menulis.

Karakteristik terakhir program ESP adalah mengarahkan sendiri (self-direction).

Dalam hal ini Carter (1983: 134) menyatakan bahwa point of including self-

directionis that ESP concerned with turning learners into users. Dalam upaya

untuk mengarahkan sendiri, para peserta didik harus mempunyai keberanian untuk

memutuskan kapan, apa dan bagaimana mereka akan belajar. Carter juga

menambahkan harus ada suatu usaha yang sistematis oleh pengajar untuk

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
memberikan peserta didik bagaimana belajar dengan cara mengajarkan mereka

tentang strategi belajar. Namun ada yang berpendapat bahwa apa yang penting bagi

peserta didik adalah belajar bagaimana mengakses informasi dalam sebuah budaya

baru.

d. Makna Kata Special dalam ESP

Mackay dan Mountford (1978: 4) mengatakan : The only practical way in which

we can understand the notion of special language is as a restricted repertoire of

words and expressions selected from the whole language because that restricted

repertoire covers every requirements within a well-defined context, task or vocation.

Dikatakan disini bahwa hanya satu cara yang praktis dimana kita dapat memahami

gagasan bahasa khusus adalah seperti sebuah kata-kata dan ungkapan dalam suatu

sandiwara yang dipilih dari keseluruhan bahasa karena kata-kata atau ungkapan

tersebut mencakup setiap permintaan dalam konteks, tugas dan pekerjaan yang sudah

diatur dengan baik.

Sebaliknya Mackay dan Mountford berpendapat bahwa suatu maksud khusus

mengacu kepada tujuan dimana peserta didik belajar sebuah bahasa bukan alamiah

bahasa yang mereka pelajari. Karena itu fokus makna kata special dalam ESP

seharusnya menjadi tujuan bagi pserta didik belajar dan bukan hanya jargon ataupun

istilah yang mereka pelajari.

2.6 Penyusunan Silabus

2.6.1 Kurikulum dan Silabus

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Definisi dan fungsi dari silabus, penyusunan silabus, dan kurikulum telah

banyak menimbulkan kesalahpahaman dan kebingungan diantara para peminat

bahasa dan masyarakat luas secara umum. Menurut Stern (1983) kurikulum itu adalah

bagian dari disiplin ilmu pendidikan. Dalam arti yang lebih luas, kurikulum mengacu

kepada tujuan, isi, implementasi dan evaluasi sistem pendidikan. Dalam arti sempit,

kurikulum mengacu kepada isi (content) dari suatu program khusus. Masih menurut

Stern (1983), istilah silabus masuk dalam kategori makna yang lebih sempit. dan

penyusunan silabus hanyalah satu bagian dari kegiatan pengembangan kurikulum.

Sebuah survey yang dilakukan Shaw (1975) tentang pengembangan silabus bahasa

kedua menemukan perbedaan diantara :kurikulum dan silabus yaitu kurikulum

meliputi sasaran, objektif, isi, proses, dan sarana evaluasi semua pengalaman belajar

yang direncanakan bagi peserta didik didalam dan diluar kelas melalui instruksi di

kelas. Sedangkan silabus adalah perencanaan suatu bagian dari kurikulum dan tidak

termasuk elemen evaluasi kurikulum itu sendiri.

Istilah kurikulum seperti yang didefinisikan oleh Allen (1984) merupakan suatu

konsep yang sangat umum melibatkan faktor-faktor filosofis, sosial dan administratif

yang membantu terhadap perencanaan program pendidikan. Kata silabus kemudian

mengacu kepada bagian dari kurikulum yang berhubungan dengan spesifikasi

bagian/unit yang akan diajarkan.

Selanjutnya, Noss dan Rodgers (1976) memberikan definisi tentang sebuah

silabus bahasa adalah suatu susunan objektif yang edukatif dan dapat dijelaskan

dalam konteks isi linguistik. Disini, spesifikasi tujuan/sasaran harus berhubungan

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
dengan bentuk bahasa atau subtansi, situasi pengunaan bahasa atau dengan bahasa

sebagai sarana berkomunikasi.

Strevens (1977) mengatakan bahwa silabus adalah bagian dari instrument

administratif, bagian dari petunjuk harian guru dalam mengajar, bagian dari

pernyataan apa dan bagaimana yang harus diajarkan, terkadang bagian dari suatu

pendekatan. Silabus meliputi bagian dari bahasa yang akan diajarkan serta diuraikan

dan diproses sedemikan rupa untuk tujuan pengajaran.

Menurut Wilkins (1981), silabus adalah spesifikasi isi pembelajaran bahasa yang

telah disusun dengan baik dengan maksud menjadikan pengajaran dan pembelajaran

bahasa suatu proses yang lebih efektif.

Sedangkan Johnson (1982) menjelaskan bahwa silabus adalah suatu daftar

silabus yang terorganisir dimana daftar silabus mengacu kepada hal-hal yang akan

diajarkan. Crombie (1985) juga mendefinisikan silabus sebagai daftar atau unit yang

akan dikenalkan oleh pembelajar. Namun Corder (1975) menyatakan bahwa silabus

itu lebih dari sekedar daftar unit yang akan diajarkan. Sebagai tambahan, Mackay

(1980) menyatakan bahwa silabus memberikan suatu gambaran bagaimana isi/bahan

pengajaran dipilih dan disusun.

Hal berbeda ditunjukkan Candlin (1984) dengan mengatakan bahwa silabus adalah

konstruksi sosial yang dibuat oleh guru dan peserta didik yang berhubungan dengan

spesifikasi dan perencanaan apa yang akan dipelajari dan disusun sedemikian rupa

sebagai resep untuk kegiatan guru dan siswa.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Pada dasarnya menurut Breen (1984), silabus dapat dilihat sebagai suatu rencana

apa yang akan dicapai melalui pengajaran kita dan pembelajaran siswa kita

sedangkan menurut Prabhu (1984) fungsinya adalah menspesifikasikan apa yang akan

diajarkan dan bagaimana susunannya.

Sebuah silabus adalah sebuah ungkapan pendapat atau gagasan terhadap bahasa

dan pembelajarannya. Silabus berfungsi sebagai petunjuk bagi pengajar dan peserta

didik dengan beberapa sasaran yang diberikan untuk dapat diperoleh. Hutchinson dan

Waters (1987:80) menjelaskan silabus yakni bahwa sebuah silabus secara sederhana

adalah suatu pernyataan atas apa yang harus dipelajari. Silabus merefleksikan

performance bahasa dan linguistik.

Yalden, (1987:87) mengatakan bahwa sebuah silabus dapat dilihat sebagai

ringkasan isi dimana para peserta didik akan diekspose. Ini merupakan suatu

gambaran terhadap apa yang akan diajarkan dan tidak dapat secara tepat memprediksi

apa yang akan dipelajari.

2.6.2 Penyusunan Silabus

Setelah dimengerti apa yang dimaksud dengan istilah kurikulum dan silabus

bahasa, langkah berikutnya adalah mengetahui bahan acuan mengenai istilah

ungkapan penyusunan silabus (syllabus design).

Menurut Webb (1976), penyusunan silabus dipahami sebagai susunan isi yang

sudah dipilih kedalam suatu urutan yang tertata dan praktis demi tujuan pengajaran.

Webb memberikan kriteria bagi penyusunan silabus sebagai berikut :

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
a. perkembangan dari hal-hal yang sudah diketahui sampai yang belum

diketahui;

b. ukuran unit pengajaran yang sesuai;

c. sebuah variasi kegiatan yang sesuai;

d. dapat diajarkan;

e. menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi siswa.

Garcia (1976) mengembangkan hal ini dan memberikan kriteria yang lebih

komprehensif yang dapat dipertimbangkan pada saat menyusun suatu silabus.

Menurutnya adalah bahwa khususnya yang berhubungan dengan kekuatan sosial,

prasangka, kebiasaan dan motif dari peserta didik, hubungan sifat-sifat peserta didik

terhadap apa yang dianggap bersifat universal dalam proses belajar, pandangan

kontemporer terhadap alamiah bahasan dan bagaimana bahasa diajarkan bagi penutur

asing dan untuk tujuan realistik harus mengarahkan kepada keputusan kurikuler.

Menyusun suatu silabus adalah suatu proses yang rumit. Menurut Halim (1976

:37), penyusun silabus harus betul-betul mempertimbangkan semua variabel-variabel

yang relevan. Amran telah menggolongkan semua variabel kedalam dua kategori

yaitu :

1. variabel linguistik yang meliputi hubungan linguistik, antara bahasa yang

diajarkan dan bahasa atau bahasa yang digunakan siswa dalam kegiatan

sehari-hari dan;

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
2. variabel non-linguistik yang berurutan dari kebijakan sosial, kultural,

teknologi dan variabel administratif.

Sementara itu Munby (1984) mengatakan bahwa penyusunan silabus dilihat

sebagai hal-hal dalam menspesifikasikan isi yang perlu diajarkan dan kemudian

disusun kedalam suatu silabus pengajaran unit pembelajaran yang sesuai.

Selanjutnya Maley (1984) memberikan suatu simpulan bahwa penyusunan silabus

memberikan arahan seluruh proses dalam menyusun suatu program bahasa. Dia

mengatakan bahwa analisis kebutuhan yang menjadi bahan untuk diajarkan harus

dihubungkan kepada suatu metodologi sesuai dengan silabus, suatu susunan teknik

yang sesuai dengan metodologi, dan tahapan evaluasi yang sesuai secara keseluruhan.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik simpulan bahwa penyusunan silabus

melibatkan urutan logis tiga tahap utama : 1) analisis kebutuhan, 2) spesifikasi isi, 3)

susunan silabus.

2.6.3 Jenis-Jenis Silabus

2.6.3.1 Silabus Berorientasi Produk (Product-Oriented Syllabus)

Jenis silabus ini menekankan kepada hasil dari pembelajaran bahasa. Ada

beberapa jenis pendekatan yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan silabus.

yaitu :

a. Pendekatan Struktural (The Structural Approach)

Jenis ini juga disebut dengan silabus tatabahasa. Silabus dengan pendekatan ini

memfokuskan isinya berdasarkan kerumitan dan kesederhanaan tatabahasa.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Pembelajar diharapkan menguasai setiap struktur bahasa dan memasukkanya

dalam pengetahuan tatabahasanya. Jenis ini mendapatkan kritikan yang mendasar

yakni bahwa hanya terfokus kepada satu aspek bahasa yaitu : tatabahasa.

b. Pendekatan Situasi (The Situational Approach)

Silabus ini berisikan suatu susunan situasi yang merefleksikan cara bahasa dan

tingkah laku digunakan sehai-hari diluar kelas. Jadi dengan menghubungkan teori

struktural kepada situasi yang relevan, pembelajar mampu memberikan makna

dari sebuah konteks yang sesuai. Namun bagaimanapun juga, silabus ini terbatas

kepada peserta didik yang keinginannya tidak sesuai dengan situasi yang terdapat

di silabus itu sendiri.

Satu keuntungan dari pendekatan situasi ini adalah meningkatnya motivasi peserta

didik karena silabus ini terpusat kepada pembelajar (learner-centered) (Wilkins,

1976 : 16)

Satu situasi biasanya melibatkan beberapa orang peserta didik dalam kegiatan

yang disusun secara khusus. Tujuan utama silabus situasi ini adalah mengajarkan

bahasa yang digunakan pada situasi-situasi sepert misalnya : berkunjung ker

doketr gigi, membeli buku di toko buku, mengeluh kepada pramukamar di sebuah

hotel, berjumpa dengan siswa baru dan lain sebagainya.

c. Pendekatan Fungsional/Maksud (The Notional/Functional Approach)

Kritikan Wilkins terhadap silabus struktural dan situasional menyatakan bahwa

kedua jenis silabus tersebut hanya menjawab bahasa yang bagaimana atau

kapan dan dimana (Brumfit and Johnson. 1979:84).

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Dalam upaya menentukan tujuan maka kebutuhan pembelajar harus dianalisa

terlebih dahulu melalui jenis komunikasi yang beragam yang harus dialami oleh

pembelajar. Karena itu, analisa kebutuhan berhubungan erat dengan jenis silabus

ini. Contoh fungsi meliputi : menginformasikan (informing), menyetujui

(agreeing), memohon maaf (apologizing), dan lain-lain. Contoh maksud (notions)

: ukuran (size), usia (age), warna (color), perbandingan (comparison), waktu

(time) dan lain-lain.

2.6.3.2 Silabus Berorientasi Proses (Process-Oriented Syllabus)

Silabus berorientasi proses dikembangkan sebagai akibat dari kegagalan

pembelajaran dari silabus berdasarkan produk untuk meningkatkan kemampuan

komunikatif bahasa. Fokusnya adalah pada spesifikasi tugas-tugas belajar dan

kegiatan yang akan dialami selama pembelajaran. Terdapat beberapa jenis silabus

yaitu sebagai berikut :

a. Silabus berdasarkan keterampilan (skill-based)

Isi silabus ini adalah kumpulan kemampuan khusus yang dapat menjadi bagian

dalam menggunakan bahasa. Keterampilan adalah hal-hal dimana peserta didik

dapat melakukannya untuk menjadikannya mampu (comptetent) dalam sebuah

bahasa dan terpisah dari penggunaan bahasa. Sementara silabus situasi

menekankan kepada situasi dalam penggunaan bahasa, silabus berdasarkan

keterampilan memfokuskan kepada kemampuan linguistik (ucapan, kosakata,

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
tatabahasa, dan wacana). Tujuan utama silabus ini adalah mempelajari

ketrampilan bahasa yang khusus (the specific language skill).

b. Silabus berdasarkan tugas (task-based)

Isi pengajaran adalah suatu susunan tugas-tugas yang kompleks dan penuh makna

yang dipelajari peserta didik untuk menggunakannya di didalam bahasa yang

mereka sedang pelajari. Tugas tugas yang diberikan didefinisikan adalah

serangkaian kegiatan dengan maksud tertentu dan bukan tentang bahasa yang

sedang dipelajari. Pengajaran berdasarkan tugas (task-based) berbeda dengan

pengajaran berdasarkan situasi (situation-based). Dalam silabus situasi tujuan

pengajaran adalah bagaimana menggunakan bahasa pada situasi-situasi yang

berbeda, sementara itu dalam silabus berdasarkan tugas, peserta didik diharuskan

memperhatikan sumber-sumber bahasa untuk melengkapi tugas (a process).

c. Silabus berdasarkan isi (content-based)

Tujuan utama dari silabus ini adalah mengajarkan isi atau informasi dalam

menggunakan bahasa yang sedang dipelajari oleh peserta didik. Silabus ini

berhubungan erat dengan informasi, sedangkan pembelajaran bahasa berdasarkan

tugas (task-based) menekankan kepada proses komunikatif dan kognitif. Suatu

contoh pengajaran bahasa berdasarkan isi (content-based) adalah kelas sains

(science class) yang diajarkan dalam bahasa yang diperlukan atau diinginkan

peserta didik untuk dipelajari dengan beberapa penyesuaian linguistik untuk

menjadikan sains tersebut lebih dapat dimengerti.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
2.6.4 Kemampuan yang dibutuhkan bagi keberhasilan komunikasi di tempat
Kerja

Cummins (1979) memberikan teori dikotomi antara kemampuan komunikasi

interpersonal dasar (basic interpersonal communication skills BICS) dan

keterampilan berbahasa akademik kognitif (cognitive academic language proficiency

CALP). Yang pertama mengacu kepada keterampilan berbahasa yang digunakan

dalam bahasa tidak resmi sehari-hari dengan keluarga, teman dan kolega. Berikutnya

mengacu kepada sebuah keterampilan berbahasa yang diperlukan untuk memahami

dan menggunakan bahasa akademik. Situasi dimana seseorang menggunakan BICS

adalah dengan konteks yang mudah dipahami. Namun penggunaan CALP terdapat di

konteks yang memberikan sedikit sekali petunjuk kontekstual.

Menurut Gatehouse (2008) bahwa ada tiga kemampuan yang perlu bagi

pencapaian komunikasi efektif dalam bidang pekerjaan.

Kemampuan pertama kemampuan dalam menggunakan jargon khusus dalam

konteks bidang pekerjaan khusus. Yang kedua adalah kemampuan menggunakan

keterampilan akademik seperti melaksanakan penelitian dan mengacu kepada

pencatatan akademik. Sedangkan yang ketiga kemampuan menggunakan bahasa

sehari-hari untuk dapat berbicara secara efektif mengabaikan konteks pekerjaan,

contohnya adalah ngobrol dengan teman di sebuah caf ataupun menjawab e-mail

dari seorang teman.

2.7 Komunikasi Efektif

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
2.7.1 Pengertian dan Hakikat Komunikasi

Pengertian komunikasi secara etimologis berasal dari perkataan latin

communicatio, istilah ini berasal dari perkataan communis artinya sama,

maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat

kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampikan oleh komunikator dan

diterima oleh komunikan.

Sementara itu hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Yang

dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kerpada orang lain dengan

menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Tegasnya komunikasi berarti

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan.

Yang perlu dicermati dan dipelajari tentang pentingnya komunikasi karena

menyangkut tentang isi pesan yang disampaikan melalui bahasa dalah bahwa jika

seseorang salah komunikasinya (miscommunication) maka orang yang dijadikan

sasaran mengalami salah persepsi (misperception) yang gilirannya menjadi salah

interpretasi (misinterpretation), berikutnya mejadi salah pengertian

(misunderstanding) dan dalam hal tertentu akan menimbulkan salah perilaku

(misbehaviour).

2.7.2 Proses Komunikasi

Bagaimana tekniknya agar komunikasi yang dilancarkan seseorang komunikator

dapat berlangsung efektif dalam prosesnya dapat ditinjau dari dua perspektif :

1. Proses komunikasi dalam perspektif psikologis.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Dalam perspektif tini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Terjadinya

suatu proses komunikasi (isi pesan berupa pikiran dan lambang umumnya

bahasa).Walter Lippman menyebut isi pesan picture in our head sedangkan

Walter Hagemann menamakannya das bewustseininhalte. Prose mengemas

atau membungkus pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator yang

dinamakan encoding. Sedangkan proses dalam diri komunikan disebut

decoding (seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan).

2. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis.

Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau melemparkan

dengan bibir kalau lisan atau dengan tangan kalau tulisan.

Penangkapan pesan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera mata

atau indera-indera lainnya. Adakalanya komunikasi tersebar dalam jumlah yang

relatif banyak sehingga untuk menjangkaunya diperlukan suatu media atau sarana.

Dalam situasi ini disebut komunikasi massa.

Komunikasi efektif dapat dilakukan melalui dua cara yakni:

1. Komunikasi lisan dan;

2. komunikasi tulisan

Dalam menciptakan komunikasi efektif sebagai bentuk tujuan dari pembelajaran

bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata maka terdapat beberapa faktor-faktor

penunjang komunikasi efektif. Faktor-faktor tersebut pada awalnya memuculkan

suatu pertanyaan: Mengapa komunikasi kita pelajari dan teliti? Pertanyaan tersebut

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
memunculkan jawaban bahwa kita mempelajari dan meneliti komunikasi karena kita

ingin mengetahui bagaimana efek suatu jenis komunikasi kepada seseorang.

(www.etika-filsafat-komunikasi. blogspot.com)

Selanjutnya kita lihat apa yang disebut the condition of success in

communication, yakni suatu kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan

agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki dengan

memperhatikan:

1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sehingga menarik.

2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman antara

komunikator dan komunikan sehingga dimengerti.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.

4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan.

Berikut ini adalah beberapa faktor komponen komunikan:

1. Para ahli komunikasi meneliti sedalam-dalamnya tujuan komunikan.

2. Pertanyaan :know your audience merupakan ketentuan utama dalam

komunikasi disebabkan pentingnya untuk mengetahui:

a. Timing (waktu) yang tepat untuk suatu pesan,

b. Bahasa yang dipergunakan agar pesan dapat dimengerti,

c. Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif,

d. Jenis kelompok dimana komunikasi akan dilaksanakan.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Komunikan dapat dan akan menerima sebuah pesan hanya kalau terdapat empat

kondisi berikut ini:

1. Dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi,

2. Pada saat mengambil keputusan, sadar sesuai dengan tujuannya,

3. Pada saat mengambil keputusan, sadar sesuai dengan tujuannya,

4. Mampu menepatinya baik secara mental maupun fisik.

Selanjutnya terdapat dua faktor komponen komunikator, yaitu:

1. Kepercayaan pada komunikator (source credibility)

Hasrat seseorang untuk memperoleh suatu peryataan yang benar. Kualitas

komunikasinya sesuai dengan kualitas sampai dimana ia memperoleh

kepercayaan dari komunikan. Kepercayaan ditentukan oleh keahliannya dan dapat

dipercaya karena kepercayaan yang besar dapat merubah sikap.

2. Daya tarik komunikator (source of attractiveness)

Hasrat seseorang untuk menyamakan dirinya dengan komunikator. Komunikator

akan sukses dalam komunikasinya bila berhasil memikat perhatian komunikan

sehingga akan mempunyai kemampuan melakukan perubahan sikap melalui

mekanisme daya tarik. Komunikan menyenangi komunikator apabila merasa

adanya kesamaan khususnya kesamaan ideologi yang lebih penting dari pada

kesamaan demografi.

Selain itu pula Hartley menyebut the image of other yakni bahwa seorang

komunikator akan sukses dalam komunikasinya kalau menyesuaikan komunikasinya

dengan the image dari komunikan, yaitu:

1. Memahami kepentingannya,

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
2. Kebutuhannya,

3. Kecakapannya,

4. Pengalamannya,

5. Kemampuan berpikirnya dan,

6. Kesulitannya.

Intinya adalah komunikator harus dapat menjaga kesemestaan alam mental yang

terdapat pada komunikan.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode Penelitian tentang pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang

pariwisata (BIPar) didasarkan pada metode deskriptif dengan mengacu kepada

pendekatan kualitatif. Menurut Djadsudarma (1993:10) penelitian kualitatif

merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis maupun

lisan di masyarakat bahasa. Pendekatan kualitatif yang melibatkan data lisan didalam

bahasa melibatkan apa yang disebut informasi. Informasi yang dimaksudkan adalah

sumber bahasa yang berasal dari penggunaan bahasa Indonesia oleh mahasiswa

Akpar Medan ketika mereka berinteraksi dengan tamu yang pelanggan hotel/travel.

Selain itu juga sumber bahasa tulisan berasal dari bahasa tulisan mahasiswa pada saat

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
mereka melakukan penelitian dalam rangka penulisan tugas akhir (scientific writing).

Moleong (2002:5) mengatakan bahwa metode kualitatif digunakan karena ini lebih

mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, metode ini menyajikan secara

langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden dan juga metode ini lebih

peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama

dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Metode deskriptif ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti

sehingga akan didapat gambaran data secara ilmiah (Djajsudarma, 1993:8).

Sudaryanto (1993) menunjukkan jalan dan rambu-rambu kearah pemecahan masalah

dalam penelitian linguistik, yaitu: (1) mengikuti tahap penyediaan data dan teknik

pengumpulan data, (2) tahap penganalisaan data dan (3) tahap penyajian data analisis

Selanjutnya akan dikemukakan pilihan-pilihan metode dan teknik masing-masing

tahapan ini.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Akademi Pariwisata Medan (Akpar Medan) yang

merupakan lembaga pendidikan tinggi dibidang pariwisata yang berada dibawah

naungan langsung Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.

Akpar Medan beralamat di Jl. R.S.Haji No.12 Medan.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Penelitian ini adalah pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata.

Data yang dipakai yakni data primer berupa data lisan dalam berkomunikasi secara

nyata ketika mahasiswa melayani tamu ataupun pelanggan di bagian Divisi Kamar

hotel berbintang.

Data yang dianalisis merupakan bahasa Indonesia yang digunakan oleh

mahasiswa Akpar Medan yang telah mendapatkan materi kuliah Bahasa Indonesia

pada saat semester satu. Secara simulasi mahasiswa diminta untuk menggunakan

bahasa Indonesia ketika mereka. contohnya, menerima tamu (walk-in guest) di kantor

depan hotel atau menangani keluhan tamu (guest complaints)di bagian tatagraha

(housekeeping)..

Data-data tersebut nantinya akan menjadi suatu bahan analisis dalam menentukan

dan menyusun silabus pembelajaran BIPar dengan mengadopsi teori dan konsep

English for Specific Purposes (ESP) dan diharapkan menjadikannya teori dan konsep

Indonesian for Specific Purposes (ISP) atau Bahasa Indonesia untuk Bidang Khusus.

3.4 Instrumen Penelitian

Objek penelitian dalam kajian ini merupakan mahasiswa Akpar Medan pada

Jurusan Manajemen Perhotelan, sedangkan yang menjadi instrumen penelitian dalam

pengumpulan data adalah: pulpen, pinsil, kertas, alat perekam, atau kuesioner. Dalam

penelitian ini penulis akan menyebarkan kuesioner tentang pengumpulan data-data

yang berhubungan langsung dengan penggunaan bahasa Indonesia pada konteks

berkomunikasi dengan tamu/pelanggan. Selain itu peneliti juga melakukan interview

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
kepada pihak Manajemen Akpar Medan dalam memperoleh data sebagai bahan untuk

analsisa kebutuhan (needs analysis).

Selain mendapatkan data tentang bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi

secar lisan, penulis juga mengajukan kuesioner tentang beberapa data mengenai

peserta didik misalnya : usia, latar belakang pendidikan kebahasaan, suku bangsa,

pengetahuan mereka terhadap kosa kata/istilah asing yang mempunyai padanan

katanya dalam bahasa Indonesia dan lain sebagainya.

3.5 Analisis Data

Setelah data tersedia, tahap selanjutnya adalah menganalisis data sesuai dengan

masalah dan tujuan penelitian. Pemilihan metode analisis dilakukan dengan

mengikuti alur metode kualitatif dalam pengertian bahwa kegiatan analisis yang

dilakukan berkaitan dengan penelusuran pola-pola yang umum pada wujud dan

prilaku data yang ada yang dipengaruhi dan hadir bersama dengan konteks-

konteksnya.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data yang tersedia adalah:

1. Mengakaji data-data yang diperoleh dari kuesioner yang diajukan kepada

Manajemen Akpar Medan dan Mahasiswa tentang kebutuhan peserta didik yang

mencakup materi-materi bahan penyusunan silabus BIPar yang komunikatif.

2. Pengklasifikasian data menurut fungsi penggunaan bahasa dan ragam bahasa

Indonesia untuk bidang pariwisata yang mendasarkan kepada konsep-konsep

fungsi bahasa dan ragam bahasa. Fungsi dan ragam bahasa manakah yang

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
nantinya akan diterapkan dalam pembelajaran bahasa untuk bidang khusus seperti

BIPar.

3. Menganalisis data survey kebutuhan terhadap penyusunan silabus dan mengkaji

penyusunan silabus berdasarkan : 1) analisis kebutuhan, 2) analisis fungsi dan

ragam bahasa, 3) analisis penyusunan silabus dengan mendasarkan kepada teori

penyusunan silabus yang komunikatif agar sesuai dengan tujuan penelitian yakni

untuk menemukenali model silabus pembelajaran BIPar sehingga tercapainya

komunikasi efektif mahasiswa Akpar Medan pada saat melaksanakan

pekerjaannya (vocational purposes) di tempat kerja (work place) yang didominasi

ragam bahasa lisan dari pada ragam bahasa tulisan.

Selanjutnya menemukenali ragam bahasa seperti apakah yang sesuai digunakan

dalam pembelajaran BIPar. Ragam bahasa lisan yang standar ataukah ragam

bahasa lisan yang non-standar.

Paradigma selama ini adalah bahwa ragam bahasa yang digunakan ketika

membuat penyusunan silabus bahasa Indonesia adalah ragam bahasa baku atau

formal. Ragam baku ini juga dikenal sebagai ragam bahasa standar. Namun demikian

permasalahan yang muncul adalah apakah ketika berbicara mengenai bahasa untuk

bidang khusus; ragam bahasa standar dapat menciptakan terjadinya komunikasi

efektif?

Lihat pemakaian kata superior untuk salah satu jenis kamar. Kata superior

bermakna atasan, atau penyelia atau lebih hebat/super. Misalnya seorang

resepsionis mengatakan : (1) kami mempunyai kamar atasan/penyelia/lebih hebat

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
yang masih kosong. Ataukah tetap saja mengatakan : (2) kami masih punya

kamar superior yang kosong. Manakah yang lebih komunikatif ? Kalimat nomor

satu atau nomor dua?

Prinsip inilah yang meyakinkan penulis bahwa pembelajaran bahasa Indonesia

untuk bidang khusus (Indonesian for Specific Purposes ISP) tidak serta merta

menggunakan ragam bahasa standar melainkan memunculkan suatu paradigma

baru bahwa : Penyusunan silabus pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang

khusus menerapkan prinsip ragam bahasa yang tidak standar dengan tujuan

menciptakan komunikasi yang efektif dan komprehensif.

Kalimat nomor satu diatas tidak komunikatif karena menimbulkan

kesalahpahaman dan kebingungan antara penutur dan petutur walapun

menggunakan kosakata baku bahasa Indonesia. Sedangkan kalimat nomor dua jauh

lebih komunikatif dan dapat dimengerti secara baik oleh penutur dan petutur

walaupun digunakannya ragam bahasa tidak standar dengan pemakaian istilah

asing.

Contoh: data awal

Dikantor depan Hotel Nirwana Akademi Pariwisata Medan ditemukan data:

Resepsionis : Selamat pagi, pak? Ada yang bisa kami bantu?


Tamu : Pagi, pagi,..ada kamar kosong?
Resepsionis : Kamar seperti apa pak yang bapak mau?
Tamu : Kalian punya kamar apa aja?
Resepsionis : Iya, pak. Kami ada kamar standard, kamar deluxe sama
superior
Tamu :

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa terjadi kecenderungan penggunaan

bahasa Indonesia yang tidak benar seperti: Kamar yang seperti apa pak yang bapak

mau? dan Kami ada kamar standart, deluxe sama superior. Ini menunjukkan

bahwa ada prinsip-prinsip tindak tutur (pragmatik) yang dilanggar. Selain itu

ungkapan yang seperti apa pak yang bapak mau dan kami adasama tidak

menunjukkan pemilihan kata yang tidak tepat. Hal ini dapat mengakibatkan tidak

terjadinya komunikasi yang efektif: tamu merasa bahwa tidak terjadinya hubungan

yang harmonis karena pilihan kata-kata diatas tidak tepat dalam situasi formal seperti

dikantor depan hotel dan akan berujung kepada pemberian image yang tidak baik

terhadap hotel tersebut.

Seyogyanya kalimat Jenis kamar apakah yang bapak inginkan? dan Kami

mempunyai tiga jenis kamar yaitu kamar standart, deluxe dan superior menjadi

pilihan bagi petugas resepsionis dalam melayani informasi di kantor depan hotel

karena mengedepankan prinsip-prinsip kesantunan dan pilihan kata yang tepat.

Namun ragam bahasa tidak standar juga ditunjukkan dengan pemakaian kata-kata :

standard, deluxe, dan superior dan si tamu dapat memahami kata-kata tersebut

dengan baik. Petugas resepsionis tidak menerjemahkan istilah asing tersebut kedalam

bahasa Indonesia dan kata-kata tersebut diucapkan dengan bahasa Indonesia baku

maka justru percakapan diatas tidak komunikatif karena tamu merasa bingung dan

terheran-heran.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Dari data-data yang sudah melalui tahapan analisis seperti yang sudah diuraikan

diatas, peneliti akan mengembangkan suatu model pembelajaran bahasa Indonesia

untuk bidang pariwisata untuk satu semester atau minimal empatbelas kali pertemuan.

3.6 Cara Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil analisis data akan menggunakan metode formal dan informal.

Metode formal digunakan dalam penyajian data yang menggunakan angka, tabel

maupun bagan. Seperti misalnya angka-angka digunakan untuk menjelaskan tentang

persentase tingkat kebutuhan pembelajaran BIPar. Tabel digunakan dalam ringkasan

teori serta penggunaan bagan pada model penelitian. Metode informal digunakan

dalam menguraikan data secara rinci dengan kata-kata seperti uraian mengenai fungsi

dan ragam bahasa, penyusunan silabus pembelajaran BIPar yang komunikatif,

English for Specific Purposes (ESP), prinsip komunikasi efektif, sampai kepada

sutau model pembelajaran BIPar yang tercantum dalam silabus pembelajaran BIPar

bagi mahasiswa Akpar Medan.

Model Penelitian :

Penggunaan Bahasa Indonesia untuk


Bidang Pariwisata (BIPar)

Sebuah Kajian Pembelajaran Bahasa Indonesia


Bidang Pariwisata (BIPar)

Analisis Kebutuhan

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Analisis fungsi Analisis Ragam Bahasa Analisis pembelajaran
BIPar BIPar BIPar

Fungsi BIPar Teori dan Konsep ESP, Teori penyusunan com-


dengan teori tindak tutur Teori Ragam Bahasa municative syllabus dan
dan sisat kesantuan komunikasi efektif
Teori pragmatik

Temuan Penelitian

Bagan 1.BAB
Model
IV Penelitian

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

4.1 Tingkat Kebutuhan Peserta Didik terhadap Pembelajaran BIPar

Pemerolehan data tentang kebutuhan peserta didik (mahasiswa) terhadap

signifikansi pembelajaran BIPar di Akademi Pariwisata Medan didapat dari kuesioner

yang ditujukan kepada Manajemen Akpar Medan. Pihak Manajemen Akpar Medan

dalam hal ini adalah Direktur Akpar Medan.

Sebagai langkah awal dalam penyusunan silabus bagi pembelajaran bahasa untuk

bidang khusus (ESP), maka hal ini mutlak diperlukan. Begitu juga halnya dengan

pembelajaran BIPar di Akpar Medan. Dengan kata lain langkah awal yang dilakukan

adalah dengan melaksanakan analisis kebutuhan (needs analysis). Analisis kebutuhan

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
dapat diberikan dalam bentuk wawancara dan kuesioner yang bertujuan untuk

mengetahui sejauhmana pembelajaran BIPar diberikan dan bahan/materi yang akan

disusun dalam suatu silabus pembelajaran bahasa untuk bidang khsusus. Wawancara

ataupun kuesioner dapat ditujukan kepada manajemen (sponsor) maupun perserta

didik itu sendiri.

Hasil analisis kebutuhan merupakan bahan dalam kerangka penyusunan silabus

pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata (BIPar).

Berikut ini adalah hasil analisis kebutuhan yang ditujukan kepada Manajemen

Akpar dalam memenuhi bahan penyusunan silabus pembelajaran BIPar.

Tabel 1. Hasil Wawancara tentang Kebutuhan Pembelajaran BIPar di Akpar


Medan

No Variabel Jawaban Keterangan


Manajemen Akpar Medan
01 Sejauhmanakah perlunya Ya, dirasa sangat perlu karena Diperlukan
pembelajaran BIPar bagi ternyata banyak turis asing
mahasiswa di Akpar yang juga ingin menggunakan
Medan? bahasa Indonesia. Selain itu
juga, penggunaan bahasa
Indonesia pada bidang
pekerjaan di hotel dirasa masih
kurang.
Minimal mereka dapat
02. Apakah yang diharapkan menggunakan bahasa Diperlukan
dari mahasiswa setelah Indonesia bidang perhotelan
mereka mendapatkan khususnya di kantor depan
pembelajaran BIPar? maupun bagian rumah tangga
secara baik. Pilihan kata
mereka juga sesuai dan tepat,
khususnya jika kebetulan ada
turis asing yang juga ingin

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
belajar berbicara bhs
Indonesia.

Target utama yang kami


03 Bagimanakah dengan harapkan adalah mereka dapat
peserta didik? Apa target mengetahui bahwa bahasa
pekerjaan yang diharapkan Indonesia ternyata juga dapat
setelah mendapatkan dipelajari dan digunakan dalam
pembelajaran BIPar? bidang pekerjaan mereka
secara baik. Bahwa mereka
juga harus tahu tentang istilah
yang digunakan pada bidang
perhotelan karena
berhubungan dengan levelisasi
karir mereka, dll.

Berapakah jumlah Jumlah seluruh mahasiswa


04 mahasiswa manajemen basic berkisar sembilah puluh
divisi kamar seluruhnya? orang. Ada tiga kelas sehingga
Dan
Lanjutan berpakah
tabel 1 jumlah mhs masing masing kelas

No Variabel Jawaban Keterangan


Manajemen Akpar Medan
Di kelas? Berjumlah tigapuluh orang.

05. Bagaimanakah latar Ya, bervariasi. Namun lebih


belakang daerah asal dominan berasal dari
mereka? Kabupaten Simalungun, Karo
dan Tapanuli.

06 Bagaimana beban SKS Hanya 2 SKS tidak lebih dan


mata kuliah bahasa diberikan pada saat semester
Indonesia? satu atau dua.

07. Apakah mereka pernah Ya, khususnya bagi mereka


berjumpa dengan turis yang baru melaksanakan PKN,
wisman yang juga ingin dan ternyata dari hasil evaluasi
berbahasa Indonesia? mereka bertemu dengan turis
asing yang ingin berbahasa
Indonesia. Jadi mungkin
pembelajaran BIPar diperlukan

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
guna memudahkan mahasiswa
dalam berkomunikasi efektif
menggunakan bahasa
Indonesia selain bahasa Inggris
tentunya.

08. Bagaimana diktat dan Dari Diktat yang diberikan


bahan ajar yang diberikan kepada mahasiswa, adalah
selama ini untuk tentang cara penulisan bahasa
pembelajaran bahasa Indonesia dengan konsep
Indonesia? EYD, selain itu juga
bagaimana penulisan, lay-out
dan tata cara penulisan Tugas
Akhir (TA) mahasiswa. Untuk
level mahasiswa apalagi yang
berkecimpung di dunia
pariwisata dan perhotelan,
komunikasi dalam bahasa
indonesia secara efektif dapat
juga diperhitungkan.
Lanjutan tabel 1
No Variabel Jawaban Keterangan
Manajemen Akpar Medan

09 Bagaimana kemampuan Belum ada penelitian


. mahasiswa dalam sebelumnya, jadi saya tidak
menggunakan bahasa dapat memberikan jawaban.
Indonesia pada saat bekerja Namun secara kasat mata
di hotel khususnya di terlihat bahwa adanya
bagian divisi kamar? kecenderungan
kekurangmampuan mahasiswa
dalam menggunakan bahasa
Indonesia pada saat briefing,
saat bertugas di kantor depan,
dan ketika mereka merapikan
kamar. Jadi, untuk
membuktikannya memang
diperlukan penelitian
contohnya seperti yang
dilakukan sekarang ini
pembelajaran BIPar.
Sebetulnya jika seseorang

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
dapat berbicara bahasa asing
dengan baik, sebelumnya
pastilah bahasa ibunya sudah
dikuasai terlebih dahulu. Jadi
memang diperlukanlah suatu
konsep pembelajan bahasa
Indonesia untuk bidang khusus

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa selama ini pembelajaran BIPar hanya terfokus

kepada parameter-parameter bahasa Indonesia saja seperti penggunaan EYD yang

tepat, tata cara penulisan Tugas Akhir mahasiswa dan lain sebagainya. Selain itu juga

dari paparan Manajemen Akademi Pariwisata Medan bahwa sebetulnya dapat juga

diberikan pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang khusus mengingat bahwa

ternyata ketika mereka melaksanakan Praktik Kerja Nyata (PKN) di industri

perhotelan dan pariwisata lainnya diketahui bahwa tamu yang berasal dari

mancanegara cenderung ingin berbicara menggunakan bahasa Indonesia .

Dari jawaban Manajemen Akpar Medan bahwa pembelajaran BIPar dapat

diperhitungkan dan diberikan kepada mahasiswa Akpar Medan.

Hasil analisis kebutuhan menunjukkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran BIPar belum pernah diberikan dan dirasa perlu untuk ditemukenali

sebagai bagian dari mata kuliah bahasa Indonesia yang selama ini disampaikan

kepada mahasiswa.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
2. Mahasiswa cenderung dihadapkan pada kenyataan dilapangan bahwa turis

mancanegara juga ingin menggunakan bahasa Indonesia ketika berkunjung ke

Indonesia.

3. Terjadi hambatan komunikasi ketika mereka melakukan praktik di kampus

dikarenakan ketidakmampuan mahasiswa dalam menyerap kata-kata dan

ungkapan yang tepat dalam mengekspresikan bidang pekerjaan mereka di kantor

depan hotel (front office) dan bagian rumah tangga (housekeeping).

4. Bahwa bahasa menunjukkan kepribadian dan jalan pikiran seseorang serta

wawasan dan cakrawala berpikirnya sehingga bagi Manajemen Akpar sendiri

berkeyakinan bahwa tingkat kemampuan bahasa Indonesia selain bahasa Inggris

tentunya dapat menentukan levelisasi karir mereka di industri perhotelan dan

pariwisata.

5. Bahwa dibutuhkan pembelajaran bahasa untuk bidang khusus dalam hal ini adalah

bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata (BIPar) bagi mahasiswa Akpar Medan.

Selain sebagai suatu mata kuliah yang wajib diikuti mahasiswa diharapkan bahasa

Indonesia membawa harum nama bangsa dan lebih dikenal jauh oleh turis

mancanegara.

Untuk lebih mendalami lebih jauh tentang kebutuhan mahasiswa terhadap

pembelajaran BIPar, penulis mengajukan beberapa kuesioner kepada duapuluh

orang responden yang juga merupakan mahasiwa Akpar Medan. Mereka adalah

mahasiswa semester empat, Jurusan Manajemen Perhotelan, Program Studi

Manajemen Divisi Kamar.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Pemilihan mereka sebagai responden adalah berdasarkan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Mereka telah mendapatkan mata kuliah bahasa Indonesia pada saat semester dua.

2. Telah magang (PKN) pada industri perhotelan khususnya di hotel minimal

berbintang tiga.

3. Telah mengadakan komunikasi langsung dengan turis mancanegara.

4. Mengetahui dengan pasti tentang pentingnya menguasai bahasa Indonesia dengan

baik pada bidang pekerjaan masing-masing.

Tabel berikut menunjukkan tanggapan responden terhadap tingkat kebutuhan

pembalajaran BIPar bagi mahasiswa Akpar Medan.

Tabel 2. Tanggapan Responden terhadap Kebutuhan Pembelajaran BIPar


n = 20

No Pertanyaan Tanggapan Tanggapan Presentase Ket

Ya/ Tidak/
Sudah Belum

01 Apakah diperlukan pembelajaran 20 - 100 %


BIPar di lingkungan Akpar Medan.

02. Apakah penguasaan BIPar bermanfaat 14 6 70 %


bagi pengembangan karir.
03.
Apakah pernah melayani wisman 20 - 100 %
04 secara langsung.

Apakah pernah menjumpai wisman 12 8 60 %


yang menggunakan bahasa Indonesia

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
05. ketika dilayani.

Jika pernah menjumpai wisman, 17 3 85 %


apakah merasa kesulitan menanggapi
06 percakapan turis wisman dalam
bahasa Indonesia.

07 Apakah bahasa Indonesia yang - 20 100 %


digunakan selama ini sudah memadai.

08 Apakah pernah mendapatkan - 20 100 %


pembelajaran BIPar sebelumnya.

Apakah setuju bahwa menguasai 20 - 100 %


bahasa ibu dengan baik akan
mempermudah seseorang menguasai
bahasa asing lainnya.

Lanjutan tabel 2
No Pertanyaan Tanggapan Tanggapan Presentase Ket

Ya/ Tidak/
Sudah Belum

09 Apakah pembelajaran bahasa - 20 100 %


Indonesia selama ini sudah
memenuhi tingkat kemampuan
dalam menggunakan bahasa
Indonesia pada bidang pekerjaan
masing-masing di tempat kerja
(workplace).

Dari tabel 2 mengenai tanggapan responden terhadap kebutuhan pembelajaran

BIPar dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden atau sekitar 89,44 %

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
memberikan tanggapan bahwa perlu diberikan pembelajaran BIPar bagi

mahasiswa Akpar Medan di masa mendatang. Hal ini dapat terlihat dari tanggapan

responden terhadap pertanyaan yang ditujukan.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka hasil analisis kebutuhan terhadap

pembelajaran BIPar adalah sebagai berikut:

1. Perlu diberikan suatu model pembelajaran BIPar.

2. Penggunaan BIPar dalam lingkungan kerja ternyata penting dan menentukan bagi

manajemen industri perhotelan dalam pengambilan keputusan jenjang karir di

tempat kerja (workplace).

3. Seringnya dijumpai wisman yang ternyata juga menggunakan bahasa Indonesia

ketika mereka dilayani sehingga dirasa sangat perlu juga mengetahui bahasa

Indonesia secara efektif dalam melayani tamu tersebut.

4. Bahwa selama ini belum pernah mendapatkan pembelajaran BIPar, namun

mendapatkan pembelajaran bahasa Indonesia yang menitikberatkan pada topik

pembahasan komunikasi efektif.

Dari hasil analisis pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 maka dapat ditarik suatu gambaran

umum bahwa pembelajan BIPar perlu disusun dan dilaksanakan di lingkungan

Akademi Pariwisata Medan. Hasil analisis kebutuhan ini akan bermanfaat sebagai

bahan dasar dalam penyusunan silabus BIPar.

Pada bagian selanjutnya akan dipaparkan data analisis tentang fungsi BIPar,

Pilihan kata/deiksis BIPar dan Analisis pembelajaran BIPar yang akan memuat

tentang penyusunan silabus dan bahan ajar BIPar.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
4.2 Analisis Fungsi Bahasa dan Ragam Bahasa BIPar

Bahasa memiliki berbagai fungsi, bergantung pada kedudukan bahasa itu dalam

masyarakat penuturnya. Pada tahun 1928, bahasa Indonesia, yang dahulu dikenal

sebagai bahasa Melayu yang kemudian disebut bahasa Indonesia sejak tanggal 28

Oktober 1928 naik kedudukannya. Perbedaan kedudukan mempengaruhi fungsinya.

Dilain pihak, bahasa Jawa walaupun penuturnya banyak, tetapi kedudukannya

sebagai bahasa daerah.

Dari kedudukan tersebut, dapat terlihat fungsi suatu bahasa. Misalnya, fungsi

sebagai lambang identitas dan alat interaksi sosial antar warga bahasa itu.

Fungsi bahasa dapat juga dilihat dari berbagai segi, misalnya dari segi

pendidikan. Subyakto (1993:91) membedakan fungsi bahasa sebagai berikut, 1)

menyampaikan dan mencari informasi, 2) mengungkapkan dan memahami sikap

emosional, 3) mengungkapkan dan memahami sikap moral, 4) mengungkapkan agar

sesuatu hal dikerjakan, dan 5) bergaul sebagai anggota masyarakat.

Dalam penelitian ini sebagai landasan digunakan digunakan fungsi bahasa yang

dikemukan oleh Subyakto. Fungsi bahasa lain digunakan sebagai penunjang dalam

penelitian ini. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian ini lebih banyak

mengarah ke bidang pendidikan, yakni penguasaan bahasa. Fungsi bahasa yang

berkaitan dengan pengajaran ini dipakai terutama dalam penyusunan wawancara serta

analisis data dalam hubungan dengan pembicara dan lawan yang diajak berbicara.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Pembelajaran BIPar menekankan kepada konsep pembelajaran bahasa untuk

bidang khusus dimana data yang diambil merupakan percakapan simulasi di outlet

kantor depan dan kamar praktik Hotel Nirwama Akpar Medan. Untuk menemukenali

fungsi bahasa apa yang dapat dianalisa dari materi percakapan antara petugas

penerima tamu (receptionist) dan tamu, dibawah ini dapat dilihat sebuah teks

percakapan tersebut.

Berikut adalah data percakapan antara penerima tamu (receptionist) dan sepasang

suami istri. Data ini diambil pada saat simulasi mahasiswa di kantor depan Hotel

Nirwana Akademi Pariwisata Medan.

Penerima Tamu : Siang Ibuk, Bapak. Selamat datang di Hotel Nirwana. Bisa kami
bantu Buk?
Tamu : Ya, siang. Kalian ada kamar kosong?
Penerima Tamu : Ehehkamar kosong ya, bentar ya, kami cek dulu.
(setelah beberapa saat)
: Ada kamar kami yang masih kosong, neh. Ibuk mau kamar yang
kayak mana?
Tamu : Kamar apa aja yang kalian punya disini?
Penerima Tamu : Kami ada kamar superior sama deluxe. Itu aja yang masih ada,
yang lain dah abis. Gimana Ibuk, mau?
Tamu : Apa aja fasilitas kamarnya dan berapa harga kamar satu malam
masing-masingnya?
Penerima Tamu : Baik, Ibuk. Kedua jenis kamar tadi dilengkapi dengan televisi, air
conditioner, hot and cold water di kamar mandi. Selain itu juga,
ada freezer, hair dryer, dan complementary air mineral serta teh
dan kopi dan water boiler tentunya. Harga kamar sudah termasuk
tax and service, yakni untuk superior tadi Rp.350.000 dan deluxe
sekitar Rp.450.000 per malamnya. Oh, ya, hagra itu termasuk juga
sarapan pagi untuk dua orang, ya, buk.
Tamu : Kalian terima kartu kredit apa?
Penerima Tamu : Ibuk punya kartu kredit apa? Kami terima American Express,
Visa, Mandiri Card, dan lain-lain.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Tamu : Saya ambil kamar deluxe ajala.
Penerima Tamu : Baiklah. Bisa minta tolong saya ibuk isikan form ini? Atau boleh
saya mintak KTP ibuk?
Tamu : Ya, ada.
Penerima Tamu : Berapa lama? Berapa orang, buk?
Tamu : Saya dan suami saya. Dua orang dan satu kamar saja, mungkin tiga
malam.
Penerima Tamu : Jadi, gini, buk. Satu kamar deluxe, untuk dua orang selama tiga
malam tadi ya , buk. Harga kamar Rp. 450.000 per malam. Ada
yang lain kira-kira, buk?
Tamu : Dah, itu aja.
Penerima Tamu : Baik, ibuk. Selamat istirahat, ntar saya panggilkan bellboy. Makasi,
buk.

Dari data percakapan dapat kita lihat beberapa ragam bahasa yang digunakan oleh

para penutur bahasa yang terikat kuat pada situasi dan objek/pokok pembicaraan di

seputar proses check-in di kantor depan suatu hotel. Perbedaan atau kekhasan ragam

bahasa petugas penerima tamu tampak pada penggunaan diksi/pilihan kata dan

suasana resmi pembicaraan-pencarian informasi. Dalam hal ini bukan ini yang

menjadi topik penelitian namun ada baiknya dikemukakan secara sederhana kekhasan

ragam bahasa petugas penerima tamu dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Ragam bahasa penerima tamu didominasi ragam bahasa resmi, namun karena

pengaruh kebiasaan dan kematangan usia dan para mahasiswa praktik tergolong

mewakili masyarakat perkotaan maka dengan sendirinya pemakaian bahasa khas

remaja atau masyarakat perkotaan dengan sendirinya susah mereka hindari.

2. Dari aspek morfologi ditemukan variasi pembentukan kata dengan menggunakan

imbuhan k , seperti pada kata [ibuk], [mintak] dengan frekuensi yang cukup

tinggi.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Dari segi pendidikan dan aspek komunikasi, maka ragam bahasa petugas penerima

tamu ini mengusung beberapa fungsi, yakni fungsi informatif (mencari informasi)

dan deskriptif (menyampaikan/memerikan). Artinya, sebagain besar penerima tamu

menginformasikan berbagai hal tentang fasilitas dan pelayanan suatu hotel, misalnya

menjelaskan tentang jenis kamar teramsuk harga dan kelengkapan fasilitas masing-

masing kamar tersebut.

Selain itu, fungsi komunikasi ragam bahasa petugas penerima tamu, digolongkan

kedalam empat fungsi yakni: fungsi pembuka yang meliputi salam dan sapaan;

fungsi paparan, penyampaian informasi dan fakta; fungsi penyegar suasana, fungsi

mengetahui tanggapan/respons orang lain; fungsi mengarahkan/mengendalikan

orang lain; dan fungsi penutup, yang ditandai dengan ungkapan permohonan maaf

jika ada yang tidak berkenan dan ucapan selamat bermalam di hotel yang

bersangkutan serta salam penutup seperti selamat pagi, selamat siang, selamat sore

disesuaikan dengan waktu pembicaraan terjadi.

4.3 Analisis Pilihan Kata (diksis/leksis) dalam BIPar

Pemerolehan data tentang penggunaan kata/ungkapan dalam BIPar sepenuhnya

melihat konsep dari ESP yang dapat diaplikasikan kedalam salah satu kajian dalam

menganalisa pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang khusus. Bahwa ESP

dipusatkan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang khusus dan dipusatkan

kepada bahasa (tatabahasa, leksis, register), keterampilan, wacana dan genre yang

sesuai dengan aktifitas ini (Evans dan St John, 1988 : 23).

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Dalam pembelajaran BIPar sesuai juga dengan konsep khusus dalam kata

special pada istilah ESP - maka analisis deiksis/leksis dilakukan sebelum proses

pembelajaran BIPar dimulai. Analisis kebutuhan (needs analysis) yang dipaparkan

pada bagian 4.1 diatas bertujuan untuk mengetahui secara umum tentang tingkat

kebutuhan manajemen (sponsor) dan mahasiswa itu sendiri terhadap pembelajaran

BIPar, sementara analisis pilihan kata (deiksis/leksis) bertujuan untuk mengetahui

secara rinci bahan ajar yang akan diterapkan dalam silabus BIPar nantinya.

Berikut ini adalah beberapa dialog yang dicatat penulis ketika mereka melakukan

simulasi di bagian kamar yang meliputi kantor depan dan tata graha hotel. Huruf R

adalah untuk Resepsionis dan T adalah untuk Tamu.

Dialog pertama:

R : Selamat siang Ibu? Ada yang bisa saya bantu?


T : Ya. Saya mau kamar saya dibersihkan karena kotor sekali. Secepatnya
ya!
R : Baik Ibu. Saya akan menginformasikannya ke HK departemen untuk
membersihkan kamar itu secepatnya.
T : Baiklah, terimakasih.
R : Sama-sama, Ibu.

Dialog kedua :

R : Selamat pagi, selamat datang di Nirwana Hotel.


T : Saya mau pesan kamar untuk lima orang. Apa anda punya?
R : Tentu saja, Pak. Kami memiliki lima jenis kamar yang dapat Bapak pilih.
Ada suite, junior, deluxe dan superior.
T : Baik, saya ambil junior suite dua kamar untuk lima orang.
R : Baik, Pak. Bapak terlebih dahulu mengisi file-file serta mempersiapkan
administrasi dan bellboy akan mengantar Bapak ke ruangan Bapak.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
T : OK!
R : Terimakasih, Pak. Semoga Bapak senang dengan pelayanan kami.

Dialog ketiga :

R : Selamat siang, Holiday Inn Resort Batam, how may I help you?
T : Saya mau tanya informasi tentang harga kamar satu malam.
R : Baiklah, Bapak. Di hotel kami ada empat jenis kamar. Yang pertama
penthouse, itu harganya S$1200, kemudian ada deluxe room harganya
S$500, kemudian twobedroom suite harganya S$350, kemudian onebedroom
suite harganya S$300 dan yang terakhir studio room harganya S$250. Maaf
Bapak ada yang bisa saya bantu lagi?
T : Okey, deh. Makasi ya.

Dialog keempat :

R : Selamat pagi, Pak. Ada yang bisa saya bantu?


T : Saya mau pesan kamar.
R : Mau kamar apa, Pak?
T : Standard room.
R : Baik, Pak. Saya akan cek di komputer.

Dialog kelima :

R : Hotel Nirwana, Selamat pagi, dengan Ilbha, ada yang bisa saya bantu?
T : Saya mau check in sekarang.
R : Apakah anda sudah membuat pemesanan kamar sebelumnya?
T : Belum
R : Boleh saya tahu jenis kamar apa yang anda mau dan untuk berapa malam?
T : Ya, saya mau ambil kamar yang standar dan hanya untuk satu malam saja.
R : Tunggu sebentar, Pak. Saya akan cek kamarnya di komputer tersedia atau
tidak.
T : Silakan.
R : Anda beruntung, kamar anda tersedia harganya Rp. 500.00 dan fasilitas yang
bisa anda dapatkan adalah
T : Baik, saya akan ambil kamar tersebut dan ini kartu kredit sebagai deposit
pembayaran kamar saya.
R : Baik, Pak. Ini kunci kamarnya dan ini voucher sarapan untuk besok. Apakah
ada sesuatu yang lain, Pak?
T : Oh, tidak. Terimakasih.
R : Terimakasih, Pak telah menjadi tamu kami. Semoga anda menikmati tinggal

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
disini. Selamat pagi dan semoga harimu menyenangkan.

Dialog keenam :

R : Selamat siang, Pak. Selamat datang di Nirwana Hotel. Ada yang bisa saya
bantu?
T : Selamat siang. Saya mau nginap di hotel anda.
R : Boleh saya tau nama Bapak siapa, kamar apa yang bapak inginkan, berapa
lama dan berapa orang, ya?
T : Nama saya Andre. Kamar yang saya mau adalah kamar yang paling bagus di
hotel anda. Saya menginap dua malam dan saya menginap dua orang.
R : Terimakasih Pak. Silakan tunggu sebentar dan saya mau mengecek komputer
apakah kamarnya masih ada atau tidak.
T : Ya, silakan.
R : Ya, Bapak Andre, anda beruntung karna kamar Bapak masih tersedia. Ada
yang lain, Pak?
T : Tidak ada.
R : Terimakasih, Pak. Saya akan panggil bellboy untuk mengantarkan bapak ke
kamar.
T : Ya, silakan.
R : Terimakasih, Pak Andre. Saya harap Bapak dapat menikmati istirahat di
hotel kami dan selamat siang.

Dialog ketujuh :

R : Siang Ibuk, Bapak. Selamat datang di Hotel Nirwana. Bisa kami


bantu Buk?
T : Ya, siang. Kalian ada kamar kosong?
R : Ehehkamar kosong ya, bentar ya, kami cek dulu.
(setelah beberapa saat)
: Ada kamar kami yang masih kosong, neh. Ibuk mau kamar yang
kayak mana?
T : Kamar apa aja yang kalian punya disini?
R : Kami ada kamar superior sama deluxe. Itu aja yang masih ada,
yang lain dah abis. Gimana Ibuk, mau?
T : Apa aja fasilitas kamarnya dan berapa harga kamar satu malam
masing-masingnya?
R : Baik, Ibuk. Kedua jenis kamar tadi dilengkapi dengan televisi, air
conditioner, hot and cold water di kamar mandi. Selain itu juga,
ada freezer, hair dryer, dan complementary air mineral serta teh
dan kopi dan water boiler tentunya. Harga kamar sudah termasuk
tax and service, yakni untuk superior tadi Rp.350.000 dan deluxe

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
sekitar Rp.450.000 per malamnya. Oh, ya, hagra itu termasuk juga
sarapan pagi untuk dua orang, ya, buk.
T : Kalian terima kartu kredit apa?
R : Ibuk punya kartu kredit apa? Kami terima American Express,
Visa, Mandiri Card, dan lain-lain.
T : Saya ambil kamar deluxe ajala.
R : Baiklah. Bisa minta tolong saya ibuk isikan form ini? Atau boleh
saya mintak KTP ibuk?
T : Ya, ada.
R : Berapa lama? Berapa orang, buk?
T : Saya dan suami saya. Dua orang dan satu kamar saja, mungkin tiga
malam.
R : Jadi, gini, buk. Satu kamar deluxe, untuk dua orang selama tiga
malam tadi ya , buk. Harga kamar Rp. 450.000 per malam. Ada
yang lain kira-kira, buk?
T : Dah, itu aja.
R : Baik, ibuk. Selamat istirahat, ntar saya panggilkan bellboy. Makasi.

Dari beberapa dialog dapat kita analisis pilihan kata yang digunakan oleh

mahasiswa ketika mereka melakukan simulasi praktik kerja di counter kantor depan

Hotel Nirwana di Akademi Pariwisata Medan. Terdapat kecenderungan

ketidaktepatan penggunaan jargon-jargon khususnya yang berkenaan dengan ruang

lingkup pekerjaan. Namun mereka juga menggunakan istilah asing walaupun sudah

mempunyai padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Untuk itu sebagai bagian dari

analisis dalam penyusunan silabus bagi pembelajaran BIPar, maka berikut ini

disajikan hasil analisis pilihan kata yang digunakan sebagai berikut :

1. Dijumpainya penggunaan istilah dalam bahasa Inggris yang sudah ada padanannya

dalam bahasa Indonesia seperti misalnya: kata cek (ucapan untuk check yang

berarti memeriksa), water boiler (perebus air), freezer (pendingin), hair dryer

(pengering rambut), file-file (arsip), bellboy (petugas pengantar), dan lain

sebagainya. Padanan dalam bahasa Indonesia seperti yang terdapat di tanda

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
kurung mengindikasikan bahwa sebetulnya peserta didik (mahasiswa) tidak

terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaan mereka sehari-hari. Hal

ini dapat dimengerti karena jika istilah tersebut disampaikan dalam bahasa

Indonesia maka kemungkinan percakapan diatas menjadi tidak komunikatif.

2. Berdasarkan pilihan kata atau diksis/leksis ragam bahasa penerima tamu

ditemukan variasi (1) pemakaian kata sapaan ibu dan bapak, terutama ibu yang

digunakan secara simultan dalam satu tuturan; (2) penggunaan kata ya, gini,

sama, isikan, dan lain-lain yang tidak tepat; (3) penggunaan ragam bahasa

cakapan khas anak muda seperti ntar, gimana, makasi, dah abis; (4) pemakaian

kosa kata asing dan ragam cakapan secara simultan, contohnya : [kamar

superior sama deluxe], [hot and cold water di kamar mandi], [dan boiler

water tentunya], [harga kamar sudah termasuk tax and service], [HK

departement].

3. Penggunaan ragam bahasa sehari-hari yag tidak tepat penggunannya jika

dihubungkan dalam konteks bidang pekerjaan di hotel yang menuntut kesantunan

berbahasa, seperti : Mau kamar apa pak?, Boleh saya tau nama bapak siapa?,

dan saya mau mengecek komputer,

4. Penggunaan ragam bahasa formal yang cenderung menjadi tidak tepat

penggunaannya. Selain dikarenakan pilihan kata yang terlalu berlebihan,

pemakaian kata-kata tersebut juga tidak menciptakan komunikasi efektif diantara

tamu dan resepsionis : terdapat kejanggalan dan terkesan kaku, seperti pada :

(1) Bapak terlebih dahulu mengisi file-file, serta mempersiapkan administrasi dan

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
bellboy akan mengantarkan ke ruangan Bapak; (2) Apakah anda sudah membuat

pemesanan kamar sebelumnya?; (3) Selamat pagi, dan semoga harimu

menyenangkan

Dari paparan data analisis diatas dapat dilihat bahwa kecenderungan pemakaian

istilah asing sangat mendominasi percakapan antara petugas resepsionis dan tamu.

Pemakaian istilah asing adalah ragam bahasa tidak standar (tidak baku) semata-

mata dimaksudkan supaya komunikasi berlangsung efektif dan efisien. Jika

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia atau menggunakan ragam bahasa standar

maka hal itu justru akan berakibat kepada bentuk yang tidak komunikatif.

Selanjutnya dari pertanyaan yang diberikan kepada mahasiswa Akpar Medan

dalam proses analisis kebutuhan terhadap permasalahan kebahasan yang mencakup

tentang : a) penggunaan bahasa asing; b) penggunaan bahasa Indonesia; c)

penggunaan istilah asing/Indonesia; d) pengucapan istilah asing; e) pengucapan

istilah Indonesia; dan f) penggunaan dialek bahasa Indonesia, maka didapatlah hasil

sebagai berikut :

Tabel 3. Permasalahan Kebahasaan n = 20

No Pertanyaan Ya Tidak

01 Penggunaan bahasa asing 17 (85%) 3 (15%)

02 Penggunaan bahasa Indonesia 5 (25%) 15 (75%)

03 Penggunaan istilah asing/Indonesia 15 (75%) 5 (25%)

04 Pengucapan istilah asing 14 (70%) 6 (30%)

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
05 Pengucapan istilah Indonesia 11 (55%) 9 (45%)

06. Penggunaan dialek bahasa Indonesia 11 (55%) 9 (45%)


Total 73 % 47 %

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa terdapat kecenderungan permasalahan kebahasaan

pada komponen penggunaan bahasa asing, pengucapan istilah asing ataupun istilah

dalam bahasa Indonesia dan hampir seimbang mengatakan bermasalah dalam

pengucapan istilah Indonesia serta penggunaan dialek bahasa Indonesia.

Hasil analisis kebutuhan terhadap permasalahan kebahasaan ini merupakan bahan

dalam penyusunan bahan ajar dalam kerangka pembelajaran BIPar. Penulis

memformulasikannya kedalam suatu representasi linguistik sebagai berikut :

a. Pengucapan (phonology) terhadap istilah asing yang diaplikasikan pada saat

mereka bekerja di industri dengan tepat sehingga dalam modul pembelajaran

dimasukkan komponen pengucapan yang benar terhadap penggunaan istilah

asing;

b. Bentuk kata (morfology) yang tepat terhadap penggunaan istilah asing

sehingga modul belajar memberikan gambaran secara jelas mengenai

bentukan kata dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia;

c. Ternyata dialek (dialect) bahasa Indonesia juga masih menjadi masalah dan

selanjutnya dalam modul pembelajaran BIPar penulis memberikan gambaran

tentang pengucapan bahasa Indonesia (the pronunciation of Indonesian

sounds) dan tekanan dan pola intonasi (stress and intonation pattern).

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
4.4 Analisis Pembelajaran BIPar

4.4.1 Tingkat Kebutuhan Terhadap Pembelajaran BIPar

Kebutuhan terhadap pembelajaran BIPar di Akademi Pariwisata Medan yang

diperoleh berdasarkan hasil analisis tingkat kebutuhan mahasiswa dalam

pembelajaran BIPar pada sub bagian 4.1 diatas dapat dikategorikan menjadi beberapa

aspek komunikasi yaitu sebagai berikut:

a. Maksud;

b. Jalur komunikasi;

c. Aspek Sosiolinguistik;

d. Linguistik;

e. Pragmatik.

Paparan diatas sesuai dengan apa yang diuraikan Munby (1978:32) bahwa

penyusunan silabus harus berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Selanjutnya bahwa

dalam menyusun silabus menekankan kepada bahasa dan budaya serta tujuan

komunikasi itu sendiri. Dari sisi implementasi silabus dalam proses pembelajaran,

Munby (1978) tidak menaruh perhatian yang begitu dalam. Tahap implementasi

adalah tahap dimana kegiatan guru-siswa disusun, sumber bahan ajar dan kegiatan di

kelas dibuat dan diatur sedemikan rupa. Dalam hal ini Munby (1978) menekankan

kepada metode pembelajaran yang mengarah kepada metode arahan guru (teacher-

directed method) dimana masukan para peserta didik atas maksud/tujuan

pembelajaran menjadi sangat penting.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Selanjutnya penulis memberikan pertanyaan alasan diperlukannya pembelajaran

BIPar. Dari jawaban responden dapat diberikan suatu analisa bahwa terdapat

kecenderungan sangat diperlukan karena seratus persen responden menjawab :

perlu. Hasil analisis tingkat kebutuhan pembelajaran BIPar dapat dilihat sebagai

berikut:

1. Bahwa pembelajaran BIPar di lingkungan Akademi Pariwisata Medan perlu untuk

dipelajari karena ternyata banyak turis mancanegara yang berkunjung ke

Indonesia mempergunakan bahasa Indonesia ketika mereka melakukan

pemesanan kamar secara langsung, memesan makanan dan lain-lain.

2. Kenyataan di lapangan bahwa tamu hotel juga didominasi oleh turis domestik

dengan berbagai macam latarbelakang pekerjaan, pendidikan, wawasan dan lain

sebagainya. Hal ini menjadikan penguasaan BIPar diperlukan karena petugas

hotel harus mempu menggunakan istilah asing dengan tepat agar tidak

menimbulkan kebingungan terhadap tamu yang mempunyai latar belakang

pendidikan ataupun ekonomi rendah.

3. Alasan lain juga adalah bahwa BIPar dapat dijadikan sarana dalam

memperkenalkan dan menyebarluaskan penggunaan bahasa Indonesia kepada

wisatawan mancanegara sehingga dapat berperan dan dikenal secara luas di dunia

internasional.

4. Bahwa ternyata orang Indonesia sendiri merasa kesulitan dalam menggunakan

bahasa Indonesia sehingga jika BIPar dikuasai dengan baik adalah dengan

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
maksud agar bahasa Indonesia yang disampaikan itu baik dan benar, sopan, enak

didengar dan tidak menyinggung perasaan lawan bicara.

Dari paparan hasil analisis diatas, maka dapat dikelompokkan kepada beberapa

kategori aspek komunikasi sebagai berikut:

Aspek maksud (nomor 1) adalah pembelajaran BIPar dimaksudkan agar

mahasiswa/masyarakat dapat mengenal lebih jauh tentang penggunaan

bahasa Indonesia khsususnya bahasa Indonesia untuk bidang khusus

dalam hal ini utuk bidang pariwisata (BIPar)

Aspek jalur komunikasi (nomor 1, 2) adalah bahwa BIPar digunakan

kepada tamu/wisatawan baik domestik maupun mancanegara secara

profesional. Jadi jalur komunikasinya jelas.

Aspek sosiolinguistik (nomor 1, 2, 3 dan 4) adalah bahwa sebagai bagian

dari masyarakat maka pembelajaran BIPar mencakup aspek-aspek

kemasyarakatan seperti aspek sosial, budaya, politik, ekonomi dan seluruh

aspek kehidupan yang pada gilirannya akan menjadikan bahasa Indonesia

dikenal lebih jauh di dunia internasional. Kalau wisatawan asing

berkunjung ke Indonesia, mereka menggunakan bahasa Indonesia seperti

jika orang Indonesia berkunjung ke Korea, maka bahasa Korea lebih

sering digunakan ketimbang bahasa asing lainnya misalnya bahasa

Inggris.

Aspek Linguistik (nomor 4) adalah bahwa pembelajaran BIPar juga

secara langsung berbicara mengenai komponen linguistik seperti :

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
pengucapan, dialek/logat, susunan kalimat, pilihan kata dan lain

sebagainya.

Aspek Pragmatik (nomor 1, 2, 3 dan 4) adalah bahwa pembelajaran

BIPar sangat menekankan kepada siapa lawan bicara, apa yang

disampaikan, tindak tutur, kesantunan berbicara, fungsi bahasa dan lain

sebagainya

Jelaslah bahwa kebutuhan pembelajaran BIPar di Indonesia khususnya di

Akademi Pariwisata Medan cenderung diperlukan. Uraian analisis diatas

menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan pembelajaran BIPar mencakup beberapa

aspek : aspek maksud, aspek jalur komunikasi, aspek sosiolinguistik, aspek linguistik

dan aspek pragmatik. Kesemuanya itu menjadikannya bahan dalam penyusunan

silabus pembelajaran BIPar secara komprehensif yang akan diuraikan pada bagian

selanjutnya.

4.4.2 Tujuan Pembelajaran BIPar

Tujuan pembelajaran bahasa secara umum dapat dibedakan menjadi dua : yakni

tujuan untuk pekerjaan dan tujuan untuk bidang akademik. Selama ini dalam proses

pembelajaran bahasa Indonesia yang terjadi adalah bahwa peserta didik cenderung

mendapatkan materi pembelajaran bahasa Indonesia yang bersifat akademik dan

bukan ditujukan untuk keterampilan berbahasa Indonesia dalam salah satu bidang

khusus (pekerjaan).

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Tujuan utama dalam kegiatan pembelajaran bahasa adalah menjadikan peserta

didik mampu berkomunikasi, mengerti apa yang diinginkan orang lain dan

berinteraksi dengan bebas kepada orang lain.

Untuk alasan itulah kegiatan di kelas harus dirancang sedemikian rupa dimana

peserta didik betul-betul mendapatkan suatu tujuan yang alami (real natural

purpose).

Dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Bidang Pariwisata (BIPar)

maka akan lebih baik jika menyajikan bahasa dalam konteks situasi dari pada bahasa

Inonesia itu sendiri. Dengan kata lain adalah bahwa bahasa lebih baik diajarkan

ketika digunakan untuk memindahkan pesan dan bukan diajarkan secara eksplisit

untuk belajar bahasa itu sendiri.

4.4.3 Penyusunan Silabus

Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran dan

pengelolaan kelas serta penilaian hasil belajar dari suatu mata kuliah. Silabus ini akan

sangat bermanfaat sebagai pedoman bagi pengajar karena berisi petunjuk secara

keseluruhan mengenai tujuan dan ruang lingkup materi yang harus dipelajari oleh

peserta didik. Selain itu juga menerangkan tentang kegiatan belajar mengajar, media

dan evaluasi yang harus digunakan dalam proses pembelajaran peserta didik.

Dalam silabus pengajaran dan pembelajaran bahasa khususnya silabus

pembelajaran bahasa untuk bidang khusus mendasarkan konsepnya pada

penyusunan silabus bahasa yang komunikatif yang berasal dari konsep pembelajaran

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
English for Specific Purposes (ESP). Terkait dengan hal tersebut diatas, dalam

penulisan dan pembahasa tesis ini adalah bagaimana konsep dan teori-teori tentang

pengajaran dan pembelajaran ESP dapat diterapkan (applicable) dalam pengajaran

dan pembelajaran ISP atau Indonesian for Specific Purposes. Selanjutnya

bagaimanakah rancangan model pembelajaran ISP secara lebih khusus akan

mengeksporasi suatu model pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata

(BIPar).

Pembelajaran bahasa untuk bidang khusus menjadikan need analysis atau

analisis kebutuhan sebagai bahan dasar dalam penyusunan silabus ini. Dari hal

tersebut diatas maka penyusunan silabus ini melibatkan urutan logis tiga tahap utama,

yakni : 1) analisis kebutuhan (needs analysis), 2) spesifikasi materi/isi (content) dan,

3) susunan silabus (syllabus organization).

Sementara itu penyusunan silabus pembelajaran bahasa yang komunikatif

mengikuti beberapa langkah dibawah ini :

1. analisis kebutuhan;

2. formulasi tujuan;

3. pemilihan dan susunan isi/materi silabus;

4. pemilihan dan susunan kegiatan pembelajaran dan;

5. keputusan tentang materi apa dan bagaiamanakah yang harus dievaluasi.

4.4.3.1 Analisis Kebutuhan (Needs Analysis)

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Pada bagian 4.1. diatas disebutkan bahwa hasil dari analisis kebutuhan merupakan

bahan dasar dalam penyusunan silabus pembelajaran BIPar. Berikut penulis sajikan

daftar hasil analisis kebutuhan sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil Analisis Kebutuhan

No Komponen Hasil Analisis

1. Apakah BIPar diperlukan di Akpar Medan. Perlu

2. Kebermanfaatan BIPar dalam peningkatan karir. Sangat

3. Alasan diperlukan BIPar :


Turis mancanegara yang berbahasa Dijumpai
Indonesia,
Penggunaan bahasa Indonesia dengan Diperlukan
baik dan benar pada bidang pekerjaan,
Sesuai dengan bidang pariwisata yang Diperlukan
mengutamakan kemampuan komunikasi
yang baik,
Memudahkan dalam pekerjaan, Diperlukan
Ketepatan dalam menggunakan istilah
teknis dalam bidang pekerjaannya Diperlukan
Terciptanya komunikasi efektif dengan Diperlukan
pelanggan domestik dan mancanegara,
Lanjutan tabel 4 Diperlukan (alasan ideal)
Menunjukkan kebanggaan dan
kewibawaan sebagai bangsa Indonesia
dalam menggunakan bahasanya sendiri
4. Dijumpai
Kurang memadainya bahasa Indonesia peserta
didik ketika melayani tamu
5. Cenderung belum pernah
Pengalaman mempelajari bahasa Indonesia untuk
bidang khusus
6. Permasalahan kebahasaan
Cenderung sebagian besar
bermasalah

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Dari daftar hasil analisis kebutuhan pada tabel terdapat suatu kecenderungan

bahwa pembelajaran BIPar diperlukan untuk diberikan kepada mahasiswa Akpar

Medan sebagai bagian dari proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusis (SDM) pariwisata yang dapat diandalkan. Selanjutnya penulis

menggambarkan terdapatnya beberapa maksud (notions) dan fungsi (functions)

bahasa yang secara khusus akan bermanfaat untuk dipelajari, yaitu sebagi berikut :

1. Jenis konteks bahasa yang melibatkan peserta didik.

Konteks bahasa dimana peserta didik terlibat adalah dikarenakan pembahasan

ini berbicara mengenai BIPar dan khsususnya di bagian divisi kamar, maka

konteks bahasa yang dapat diaplikasikan dalam bidang pekerjaan adalah

sebagai berikut :

a. Bahasa yang digunakan di kantor depan meliputi : bahasa resepsionis,

bahasa, bahasa kasir, bahasa petugas porter/bellboy, dan lain-lain.

b. Bahasa yang digunakan di bagian tatagraha (housekeeping) meliputi

bahasa roomboy/maid (petugas pramukamar), bahasa petugas

maintenance, bahasa petugas room services, dan lain sebagainya.

2. Aktifitas bahasa yang perlu untuk ditampilkan mencakup hal-hal sebagai

berikut :

a. aktifitas pada saat tamu check-in atau check-out;

b. aktifitas menangani keluhan tamu, dan lain sebaginya

3. Peran yang akan melibatkan dan dimainkan oleh peserta didik pada konteks

bahasa yang berbeda. Peserta didik akan diberikan kegiatan yang sesuai

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
dengan konteks bahasa yang berbeda sesuai dengan bidang pekerjaan di

bagian divisi kamar seperti :

a. resepsionis;

b. kasir;

c. concierge;

d. housekeeper (roomboy/maid, room attendant, maintenance clerk, dll)

e. dan lain sebagainya.

4. Topik yang berhubungan dengan peserta didik meliputi :

a. komunikasi efektif;

b. psikologi pelayanan;

c. dan lain-lain.

5. Permasalahan kebahasaan yang meliputi pengucapan (phonology), kata

bentukan (morfology) dan dialek (dialect) yang menjadikannya sebagai

pertimbangan untuk memasukkan komponen linguistik tersebut kedalam

modul pembelajaran BIPar.

Dari paparan analisis diatas yakni analisis kebutuhan terhadap penyusunan silabus,

maka beberapa gabungan jenis silabus dapat diterapkan. Dalam perspektif ini, silabus

fungsi dan silabus situasi dianggap sebagai suatu pilihan karena pembelajaran BIPar

akan berisikan materi mengenai fungsi bahasa yang digunakan sehari-hari dalam

ruang lingkup pekerjaan di bagian divisi kamar (rooms division department).

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Selanjutnya penggabungan antara silabus fungsi dan silabus situasi akan

menyempurnakan pemakaian bahasa dalam situasi yang sesuai dengan bidang

pekerjaannya (workplace).

4.4.3.2 Analisis Fungsi Bahasa dan Ragam Bahasa

Dari data yang didapatkan penulis yakni dialog percakapan di kantor depan Hotel

Nirwana merupakan data-data utama. Data ini berfungsi sebagai bagian dalam

menentukan pemilihan isi/materi silabus pembelajaran BIPar. Selanjutnya data-data

ini akan dianalisis melalui fungsi bahasa dan ragam bahasa agar dapat menentukan

dan menemukenali beberapa hal sebagi berikut :

a. Fungsi bahasa BIPar

Fungsi bahasa BIPar adalah : 1) fungsi pembuka yang meliputi salam dan sapaan, 2)

fungsi paparan yakni penyampaian informasi dan fakta, 3) fungsi

mengarahkan/mengendalikan orang lain dan 4) fungsi penutup yang ditandai dengan

ungkapan permohonan maaf dan ucapan selamat bermalam di hotel yang

bersangkutan.

Penulis menyajikan daftar hasil analisis terhadap fungsi bahasa BIPar sebagai

berikut :

Tabel 5. Daftar Hasil Analisis Fungsi Bahasa BIPar

No Realisasi Bahasa Fungsi Bahasa

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
01 Selamat pagi, Ibu? Ada yang bisa saya Salam Pembuka dan Penyegar
bantu? suasana

02. Tentu saja, Ibu. Kami memiliki lima jenis Paparan


kamar.

03. Apakah anda sudah membuat pemesanan Mengarahkan/mengendalikan


sebelumnya?

04 Anda beruntung, kamar anda tersedia dan Paparan


fasilitas yang terdapat Penyegar suasana

05. Saya akan panggilkan bellboy untuk Mengarahkan orang lain/


mengantarkan Bapak ke kamar. Penyegar suasana

06. Bisa mintak tolong Ibu isikan form ini? Mengarahkan orang lain

07 dengan Ilbha, ada yang bisa saya bantu? Salam pembukan/penyegar


suasana

08. Terimakasih, Pak Andre. Saya harap Bapak Salam penutup/penyegar


dapat menikmati istirahat di hotel kami dan suasana
selamat siang.

09. Boleh saya tau nama Bapak? Mengarahkan orang lain.

10. Kami terima American Express, Visa, Paparan


Mandiri Card
b. Ragam Bahasa Bipar

Ragam bahasa BIPar menekankan kepada ragam bahasa lisan dari pada ragam

bahasa tulisan. Dari beberapa dialog yang disajikan pada bagian selanjutnya, penulis

melakukan analisa berdasarkan teori dan konsep pada Bab Dua dan melalui tahap

pengujian data, maka didapatlah suatu hasil analisis data tentang ragam bahasa BIPar

sebagai berikut :

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Tabel 6. Daftar Hasil Analisis Ragam Bahasa BIPar

No Realisasi Bahasa Pilihan Media Situasi Ragam


Kata Bahasa

01 Selamat pagi, Ibu? formal lisan kantor depan standar

02. menginformasikannya semi lisan kantor depan non-


ke HK department formal standar

03. Hotel kami ada empat semi lisan kantor depan non-
jenis kamar, yakni suite, formal standar
junior, deluxe dan
superior

04. dan bellboy akan semi lisan kantor depan non-


formal standar

05. Mau kamar apa, pak? non-formal lisan kantor depan non-
standar

06. akan saya cek di semi lisan kantor depan non-


komputer formal standar

07. Selamat siang, Holiday formal lisan/ kantor non-


Inn Batam, how may I tulisan depan/bag. standar
Help you? reservasi

Lanjutan kunci6 kamarnya. Dan semi


08. Initabel lisan kantor depan non-
ini voucher sarapan formal standar
besok.

09. Baik, ibuk. Ntar saya non-formal lisan kantor depan non-
panggilkan bellboy. standar
Makasi.

10. dilengkapi dengan air formal lisan/ kantor depan non-


conditioner, water boiler tulisan standar
dan diberikan
complemantray mineral
water

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Hasil analisis fungsi dan ragam bahasa BIPar menunjukkan pilihan kata yang

bersifat formal dan semi formal. Ragam formal yang sangat mendominasi dalam

pembicaraan lisan di bagian kantor depan, bagian reservasi dan tatagraha. Namun

penulis mengambil data dari percakapan yang terjadi di kantor depan dan bagian

reservasi hotel saja sementara dialog di bagian tatagraha akan menjadi bagian dari

materi pembelajaran BIPar secara keseluruhan.

Selanjutnya ragam bahasa menurut media pengantarnya adalah media lisan yang

berarti bahwa komunikasi yang terjadi di kantor depan adalah melalui media

pengantar lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kebakuannya dengan

pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Dari analisis data di

lapangan, realisasi bahasa yang digunakan cenderung kepada ragam bahasa formal

dan semi formal. Hal ini ditunjukkan dengan pilihan kata yang digunakan. Dan

berdasarkan teori tindak tutur dan siasat kesantunan, maka terlihat disini bahwa

petugas penerima tamu atau resepsionis menggunakan kemampuan komunikatifnya

walaupun dengan menggunakan kosakata atau peristilahan asing.

Dari sisi pengguna bahasa, pilihan kata yang dibuat didominasi oleh pilhan kata

asing terhadap istilah/kosakata teknis dalam bidang pekerjaannya. Pilihan kata ini

apabila dipadankan dalam bahasa Indonesia malahan akan menjadi tidak

komunikatif? Dalam konteks pragmatika bahasa sepertinya antara tamu dan

resepsionis tidak menemukan kendala berarti. Namunpun demikian, pada beberapa

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
dialaog masih terdapat pilihan kata yang tidak santun atau tidak tepat digunakan pada

situasi formal.

Masih terdapat kecenderungan pemakaian bahasa sehari-hari ataupun ragam

bahasa gaul khas anak muda yang mencirikan ketidaksantuanan dalam

berkomunikasi. Hal inilah yang merupakan temuan penulis sehingga pada

penyusunan silabus pembelajaran BIPar, pragmatika merupakan salah satu hal yang

dapat dijadikan materi pembelajaran. Pragmatika akan mengkaji bahasa dari sisi

pengguna bahasa, khususnya tentang pilihan-pilihan yang dibuat, kendala-kendala

yang ditemukan pada penggunaan bahasa dalam interaksi sosial dan pengaruh

penggunaan bahasa itu terhadap peserta lainnya dalam tindak komunikasi.

Dari perspektif ragam bahasa yang dapat dianalisis adalah : ragam bahasa tidak

standar atau non-standar. Hal ini memunculkan fenomena baru yakni : bahwa

pemilihan kata yang bersifat formal tidak seharusnya berarti menerapkan ragam

bahasa standar.

Masalahnya kemudian adalah apakah jika pilihan kata yang digunakan adalah

kosakata baku bahasa Indonesia maka ragam bahasa itu berarti ragam standar? Dalam

konteks pembelajaran bahasa bahasa apapun khususnya bahasa untuk bidang

khusus maka pendekatan yang dapat diaplikasikan adalah pendekatan komunikatif

(communicative approach).

Pendekatan komunikatif tidak secara mutlak menggunakan istilah asing (Inggris)

yang sudah mempunyai padanan kata dalam bahasa Indonesia.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Pada umumya paradigma di masyarakat dan pencinta bahasa khususnya terhadap

pembelajaran bahasa : seluruh pembelajaran bahasa menerapkan ciri kebakuannya

dalam proses mengajar dan belajar. Semakin baku pilihan kata yang digunakan,

semakin standar ragam bahasa yang digunakan karena berada pada konteks

mempelajari bahasa Indonesia. Istilah atau ungkapan asing harus dapat diterjemahkan

atau dipadankan dengan bahasa Indonesia dalam kerangka menambah khasanah dan

perbendaharaan bahasa Indonesia.

Namun harus diingat pula bahwa tidak ada satu otoritas pun yang berhak

menguasai bahasa karena bahasa bersifat konvensi. Jadi ragam standar tetap luwes

sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan serta

mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan

modern.

Satu hal yang penulis rasakan luput dari perhatian adalah : jika ragam standar

digunakan dalam pembelajaran bahasa untuk bidang khusus akan menjadi

tidak komunikatif. Mari kita ambil contoh percakapan berikut :

1) R : Pukul berapakah morning call-nya, Ibu?


T : Sekitar pukul 05.00 pagi. Tolong, ya?

2) R : Pukul berapakah panggilan pagi-nya, Ibu?


T : Sekitar pukul 05.00 pagi. Tolong, ya?

Dari kedua dialog, manakah yang lebih komunikatif? Menurut penulis, dialog

pertama jauh lebih komunikatif walaupun terdapat ungkapan asing morning call

dari pada dialog kedua yang jika dipadankan secara standar berarti panggilan pagi.

Jika ungkapan panggilan pagi digunakan pada dialog kedua maka akan

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
menimbulkan kebingungan dan kekonyolan bahasa karena ungkapan panggilan

pagi tidak pernah dipakai dalam konteks komunikasi di kantor depan hotel. Intinya

adalah dialog kedua menjadi tidak komunikatif.

Atas dasar analisis inilah penulis memunculkan satu paradigma baru dalam

pembelajaran bahasa khususnya pembelajaran BIPar yakni pembelajaran BIPar

menerapkan ragam bahasa non-standar disebabkan pilihan kata yang digunakan

dalam berkomunikasi adalah istilah teknis yang terkait dengan bidang pariwisata

khususnya di kantor depan dan tatagraha suatu hotel.

Analisis fungsi bahasa dan ragam bahasa memunculkan suatu paradigma baru

bahwa :ragam bahasa tidak standar atau non standar dapat diaplikasikan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang khusus (Indonesian for Specific

Purposes ISP) disebabkan :

a. lebih komunikatif

b. tidak terdapatnya padanan kata dalam bahasa Indonesia

c. khusus BIPar, kosakata/istilah yang digunakan harus berhubungan erat

dengan bidang kerja karena sangat komunikatif.

Jadi, ragam bahasa BIPar yang komunikatif ternyata masuk kedalam kelompok

ragam bahasa non-standar.

4.4.3.3 Silabus Pembelajaran BIPar : Suatu Model Pembelajaran

Dari uraian analisis fungsi dan ragam bahasa Bipar serta analisis pembelajaran

Bipar diatas diketahui hasil temuan penelitian sebagai berikut :

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
a. Bahwa dalam proses pembelajarannya fungsi bahasa Indonesia untuk bidang

pariwisata menekankan kepada : 1) fungsi pembuka; 2) fungsi paparan; 3)

fungsi mengendalikan dan 4) fungsi penutup. Fungsi-fungsi inilah yang

merupakan materi pokok sebagai bahan dalam penyusunan silabus yang dapat

diuraikan menjadi beberapa sub pokok bahasan sebagai berikut :

1. Jenis dan Aktifitas Hotel;

2. Urai Tugas Pegawai Hotel;

3. Jenis Kamar;

4. Perabotan dan Perlengkapan Kamar;

5. Keluhan Tamu;

6. Harga Kamar;

7. Reservasi;

8. Komunikasi Melalui Telepon;

9. Pelayanan Hotel Secara Umum;

10. Informasi Petunjuk Arah dan Pusat Informasi Hotel;

11. Prosedur Check-in;

12. Prosedur Check-Out.

b. Bahwa ragam bahasa yang digunakan dalam melaksanakan fungsi-fungsi

BIPar tersebut berorientasi pada ragam bahasa tidak standar (non-

standard). Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan istilah-istilah asing baik

yang berasal dari bahasa Inggris, bahasa Perancis dan lain sebagainya.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Istilah asing ini lazim digunakan pada proses komunikasi di hotel.

Masalahnya adalah bahwa ketidaktepatan penggunaan istilah asing inilah

yang perlu dipelajari dan diketahui untuk menemukenali penggunaan yang

benar dan tepat sesuai dengan bidang pekerjaan yakni di bagian kantor

depan dan tatagraha hotel. Penterjemahan istilah asing kedalam bahasa

Indonesia justru menjadikan percakapan antara pegawai hotel dan pelanggan

menjadi tidak komunikatif. Jadi, pendekatan komunikatif dalam

pembelajaran BIPar adalah dengan menerapkan ragam bahasa tidak

standar semata-mata bertujuan agar maksud percakapan dimengerti oleh

semua lapisan masyarakat.

c. Berdasarkan hasil analsis pada bagian-bagian sebelumnya maka dibuatlah

suatu model pembelajaran BIPar. Sebagai proses pembelajaran, maka model

pembelajaran BIPar disusun dengan menerapkan penggabungan silabus

fungsi dan silabus situasi dimana para pembelajar disajikan topik bahasan

berdasarkan fungsi bahasa dan situasi dimana fungsi-fungsi tersebut

digunakan pada saat berkomunikasi dengan pelanggan ataupun teman

sejawat. Silabus pembelajaran BIPar mengandung beberapa komponen

sebagai berikut :

1. Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) yang berisikan :

deskripsi singkat mata kuliah, kompetensi prasyarat, standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi dan uraian pokok bahasan, alokasi waktu,

metode mengajar dan sumber belajar.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
2. Kontrak Kuliah yang merupakan komitmen antara dosen dan mahasiswa

meliputi : manfaat mata kuliah, deskripsi perkuliahan, tujuan

intruksional, strategi perkuliahan, materi/bahan bacaan, tugas-tugas,

kriteria penilaian, dan jadwal perkuliahan.

3. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)/RPP adalah bagaimana kegiatan

perkuliahan disusun secara cermat dan tepat berdasarkan GBPP. Dalam

SAP terkandung beberapa unsur yakni : tahapan kegiatan, kegiatan

dosen, kegiatan mahasiswa dan media yang digunakan serta waktu

pelaksanaan tiap kegiatan.

4. Modul Belajar/Bahan Ajar adalah suatu rancangan panduan bagi dosen

dan mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran BIPar. Modul

Belajar disusun berdasarkan fungsi dan ragam bahasa yang sudah

dijelaskan pada bagian sebelumnya. Dalam modul belajar yang disusun

penulis mencakup duabelas unit dan tiap unitnya dibagi kedalam dua

pembahasan yakni : tahap memulai dan tahap pengembangan serta

tindak lanjut. Selain itu pula pada setiap unitnya diberikan daftar

kosakata yang lazim digunakan sesuai dengan topik yang dipelajari.

Pada lampiran tesis ini dapat dilihat secara lebih rinci bahwa penulis

menggambarkan secara jelas model pembelajaran BIPar yang meliputi : a. GBPP; b)

Kontrak Kuliah; c) SAP/RPP dan d) Modul Belajar/Bahan Ajar.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil paparan analisis pada Bab IV tentang pembelajaran Bahasa Indonesia

untuk bidang Pariwisata (BIPar), maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai

berikut :

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
1. Tingkat kebutuhan pembelajaran BIPar khususnya di bagian Divisi Kamar yang

meliputi bagian Kantor Depan dan Tata Graha pada Akademi Pariwisata Medan

(Akpar) berada pada level diperlukan. Pemenuhan kebutuhan pembelajaran

BIPar ini dikarenakan beberapa faktor yaitu :

a. Banyaknya turis mancanegara yang mengunakan bahasa Indonesia ketika

beraktifitas di hotel berbintang.

b. Kemampuan berbahasa Indonesia mahasiswa Akpar Medan yang cenderung

menggunakan ragam bahasa sehari-hari (gaul) ketika melayani tamu,

khususnya tamu domestik yang berkunjung ke hotel. Hal ini menyebabkan

image yang tidak baik terhadap hotel.

c. Penguasaan bahasa yang baik juga menentukan dalam pengembangan karir

pekerjaan mereka pada masa mendatang.

d. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik juga menunjukkan kredibilitas dan

kompetensi mahasiswa baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik.

e. Kebutuhan terhadap bidang pekerjaan yang secara spesifik harus menguasai

bahasa sebagai alat komunikasi, baik bahasa Indonesia dan bahasa asing

lainnya.

f. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik merupakan realisasi kebanggan diri

sebagai warga negara dan merupakan jatidiri bangsa.

2. Fungsi bahasa BIPar adalah fungsi komunikatif dimana bahasa Indonesia yang

diajarkan cenderung kepada pengelompokkan fungsi- tersebut dalam ranah

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
komunikasi efektif. Fungsi-fungsi tersebut secara umum dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

a. Fungsi pembuka;

b. Fungsi paparan;

c. Fungsi mengendalikan;

d. Fungsi penutup.

Sedangkan ragam bahasa BIPar cenderung kepada ragam bahasa tidak

standar/nonstandar. Ragam bahasa standar atau baku Indonesia tidak diterapkan

dalam pembelajaran BIPar karena ragam baku menjadikan komunikasi

berlangsung tidak efektif. Pemakaian istilah asing tentang bagian divisi kamar

mendominasi pembelajaran BIPar disebabkan oleh padanan kata yang tidak

dikenal luas dikalangan masyarakat. Untuk pembelajaran Bahasa Indonesia untuk

Bidang Khusus (Indonesian for Specific Purposes) memunculkan suatu

paradigma baru yakni : pemakaian/penggunaan ragam bahasa non-standar

dapat diterapkan dalam proses pembelajaran demi terciptanya komunikasi

efektif sebagai tujuan utama dari pembelajaran bahasa untuk bidang khusus.

3. Secara umum pembelajaran bahasa mencakup kepada dua hal yang melibatkan

tujuan yakni : tujuan akademik dan tujuan pekerjaan. Dalam proses pembelajaran

BIPar yang tergolong masih relatif baru penulis memberikan model pembelajaran

yang mengadopsi metode pembelajaran pada English for Specific Purposes

(ESP). Silabus yang disusun merupakan silabus yang komunikatif dimana

materi/pokok bahasa mencakup fungsi bahasa pada aktifitas yang terdapat di

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
bagian kantor depan serta tata graha seperti : harga kamar, jenis kamar, keluhan

tamu, prosedur check-in dan lain-lain. Komponen tata bahasa beserta seluruh

parameternya seperti tata cara penulisan, penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan

(EYD) tidak diketengahkan dalam model pembelajaran ini karena pembelajaran

ini ditujukan untuk berkomunikasi efektif secara lisan dengan tamu dan teman

sejawat.

5.2 Saran

Dari kesimpulan terhadap tiga permasalahan yang dikemukakan diatas penulis

juga memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Pembelajaran BIPar sebagai suatu model pembelajaran bahasa Indonesia untuk

bidang khusus hendaknya menjadi pertimbangan pihak Akpar Medan dan pihak

sekolah kejuruan (vocational school) lainnya untuk masuk dalam kurikulum dan

dapat diaplikasikan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) dalam rangka

pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata unggul

sehingga dapat memberikan pelayanan prima (excellent service) kepada

pelanggan.

2. Hendaknya pemahaman masyarakat terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang

baik dan benar tidak saja bermuara kepada penggunaaan bahasa baku (ragam

bahasa standar) tetapi juga penggunaan ragam bahasa non-standar apalagi jika

dikaitkan kepada pembelajaran bahasa untuk bidang khusus yang memfokuskan

kepada pendekatan komunikatif.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
3. Diharapkan penelitian model pembelajaran BIPar semakin membuka khasanah

masyarakat dan seluruh pencinta bahasa terhadap pentingnya penggunaan bahasa

Indonesia yang baik dalam ruang lingkup pekerjaan. Penelitian ini diharapkan

menjadi cikal bakal dalam pembahasan bahasa Indonesia untuk bidang-bidang

lain seperti hukum, kedokteran dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Bell-Gredier, 1986. M.E. Learning and Intsruction : Theory into Practice. New York:
Mc.Millan Publishing Co.

Bloom, B.S. et al. 1956. Taxonomy of Educational Objectives. Handbook I:


Cognitive Domain. New York: David Mekay.

Brumfit, C.J. and Johnson, K. 1979. The Communicative Approach to Language


Teaching. Oxford: Oxford University Press.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Candlin, C. 1984. Syllabus Design As A Critical Process. In C.J. Brumfit (Ed),
General English Syllabus Design. Oxford : Pergamon.

Case, A. 2009. http://www.onestopenglish.com.

Casper, A. 2003. http://linguistic.byu.edu/TESOLBYU. Needs Analysis.htm.

Crystal, D. 1985. A Dictionary of Linguistics and Phonetics. 2nd Edition. Oxford :


Blackwell

Cummins, J. 1979. Cognitive/academic language Proficiency, linguistic


interindependence, the optimum age question and some other matters.
Working Papers on Bilingualism, 19, 121-129

Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik : Ancangan Metode dan Kajian.


Bandung : Fresco.

Dick, W.1990. The Systemic Design of Intsruction. Third Edition.

Dudley-Evans, T., & St John, M. 1998. Development in ESP: A multi-disciplinary


approach. Cambridge: Cambridge University Press.

Halliday, M.A.K., Rev. by Matthiessen, M.I.M. 2004. An Introduction to Functional


Grammar. London: Arnold.

Harper, David. 1986. ESP for the University. Oxford: Pergamon Press.

Hartley F. Anthony. 1982. Linguistics for Language Learners. Hongkong.


Hutchinson, T., & Waters, A., 1987. English for Specific Purposes: A learning-
centered approach. Cambridge: Cambridge University Press.

Jacobson, Roman. 1972. Closing Statement Linguistics and Poetries : Style in


Language. Massachusetts : MFT Press dan Willes Cambridge.

Johnson, K. 1982. Communicative Syllabus Design and Methodology. Oxford :


Pergamon.

Johnson, K. 1996. Language Teaching and Skill Learning. Oxford : Basil Blackwell.

Krathwohl, D.R. et, al., (1964). Taxonomy of Educational Objectives. Handbook II:
Affective Domain. London: Longmans.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Leech, Geoffrey, Terj. M.D.D.Oka. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta:
University Press.

Liitlewood, William. 1981. Communicative Language Teaching: An Introduction.


Cambridge University Press

Mackay, W. 1965. Language Teaching Analysis. London : Longman.

Mackay, R., & Mountford, A. 1981. English for Specific Purposes: A case study
approach. London: Longman.

Moleong, J. Lexy. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Munby, John. 1978. Communicative Syllabus Design. Cambridge : Cambridge


University Press.

Nunan, D. 1992. Collaborative Language Learning and Teaching. New York:


Cambridge University Press.

Prabhu, N.S. 1987. Second Language Pedagogy. Oxford : Oxford University Press.

Saragih, Amrin. 2006. Bahasa dalam Konteks Sosial. Medan: Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.

Searl, John. R. 1969. Speech Acts. Cambridge University Press

Strevens, P. 1988. ESP after twenty years: A re-appraisal. In M. Tickoo. ESP: State
of the Art. Singapore: SEAMEO Regional Centre.
Subyakto, N., Sri Untari. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Subyakto, N., Sri Untari. 1988. Psikolinguistik : Suatu Pengantar. Jakarta : P2LPTK.

Sudaryanto, 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta : Duta
Wacana University Press.

Sudaryanto, 1993. Fungsi Hakiki Bahasa. Yogyakarta : Duta Wacana Press.

Sugondo, D. 2003. Bahasa Indonesia Menuju Masayarakat Madani. Jakarta :


Penerbit Progress.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Sullivan, E., 1967. Piaget and The School Curriculum: A Critical Appraisal. Bulletin
2, Toronto: Ontario Institute for Studies in Education.

Widdowson, H.G. 1978. Teaching Language as Communication. Oxford: Oxford


University Press.

Wilkins, D. 1976. Notional Syllabus. Oxford : Oxford University Press

Yalden, Janice. 1987. The Communicative Syllabus: Evolution, Design and


Implementation. London: Prentice Hall International

Yalden, Janice. 1987. Principles of Course Design for Language Teaching.


Cambridge : Cambridge University Press.

Lampiran 1

Contoh Silabus Pembelajaran BIPar :

BAHASA INDONESIA UNTUK BAGIAN DIVISI KAMAR

Kode Mata Kuliah : BIPar MDK III/1 A-B

SKS : 2 SKS

Status : Mata Kuliah Keahlian Komunikasi

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
TUJUAN :

Agar mahasiswa mampu menggunakan kata-kata yang tepat dalam menggunakan

ragam bahasa tidak standar, mengerti akan situasi dan kondisi berlangsungnya

komunikasi, mampu berkomunikasi dengan tepat terhadap tamu dengan latar

belakang berbeda, dan mampu menggunakan istilah/jargon khusus dalam konteks

bidang pekerjaan di bagian divisi kamar yakni di kantor depan dan tatagraha.

SASARAN PEMBELAJARAN :

Sasaran Pembelajaran BIPar ditujukan kepada peningkatan kemampuan

mahasiswa dalam aspek bahasa yang meliputi : mendengar, berbicara, membaca dan

menulis. Pada pembelajaran BIPar, sasaran pembelajaran ditujukan kepada dua aspek

yang lebih dominan yakni : mendengar dan berbicara.

Mendengar :

Memahami turis mancanegara yang menggunakan bahasa Indonesia ketika

berkomunikasi dengan petugas hotel.

Memahami bahasa Indonesia yang digunakan turis domestik dengan berbagai

macam perbedaan latar belakang.

Berbicara :

Berkomunikasi efektif dalam bahasa Indonesia dalam aktifitas di kantor

depan (front office) dan bagian tatagaraha (housekeeping) pada suatu hotel

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
berbintang secara komprehensif. Komunikasi dilakukan secara langsung (face

to face) kepada walk-in guest maupun melalui telepon.

Materi Pokok Bahasan

1. Jenis dan Aktifitas Hotel

2. Urai Tugas Pegawai Hotel

3. Jenis Kamar

4. Perabotan dan Perlengkapan Kamar

5. Keluhan Tamu

6. Harga Kamar

7. Reservasi

8. Komunikasi Melalui Telepon

9. Pelayanan Hotel Secara Umum

10. Informasi Petunjuk Arah dan Pusat Informasi Hotel

11. Prosedur Check-in

12. Prosedur Check-Out.

Pustaka

1. International Hotel English

2. Be Our Guest

3. Functions of American English

4. Lentera Indonesia : Penerang untuk Memahami Masyarakat dan Budaya Indonesia

5. Bahasa Inggris Praktis : Panduan Ke Luar Negeri

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

NAMA MATA KULIAH : Bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata (BIPar)


KODE/BOBOT (SKS)/SEMESTER : BIPar-1 MDK III/1/2 SKS/GANJIL 2009/2010
PENANGGUNG JAWAB MATA KULIAH : Rahmat Darmawan
DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini merupakan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata (BIPar), khususnya di Program Studi
Manajemen Divisi Kamar. Dalam proses pembelajarannya, mata kuliah ini akan menekankan kepada pendekatan komunikatif
(communicative approach) dan situasional yakni bagaimana bahasa Indonesia digunakan secara baik dan benar pada saat bekerja
di bagian kantor depan dan tata graha suatu hotel. Materi pelajaran diberikan secara langsung berdasarkan situasi yang sedang
terjadi di operasional kantor depan dan bagian tatagraha. Pilihan kata atau kosakata yang digunakan merupakan kosakata tidak
standar yaitu pemakaian kata/istilah yang berasal dari bahasa asing tetap digunakan untuk membuatnya menjadi komunikatif.

KOMPETENSI PRASYARAT : Mampu menggunakan kosakata bahasa Indonesia dalam bidang pekerjaan di kantor depan dan tatagraha sesuai dengan situasi dan
kondisi di lapangan.
KUALIFIKASI DOSEN : Strata - 1
STANDAR KOMPETENSI : Mengerti dan memahami penggunaan bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata (BIPar), khususnya di bagian divisi kamar
secara aktif. Memahami dan menggunakan kosakata bahasa Indonesia pada saat bekerja di kantor depan maupun bagian
tatagraha suatu hotel.

SUMBER : 1. International Hotel English


2. Be Our Guest
3. Bahasa Inggrsi Praktis : Panduan Ke Luar Negeri
4. Lentera Indonesia : Penerang untuk Memahami Masyarakat dan Budaya Indonesia

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN ( GBPP )
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN DIVISI KAMAR III/I A-B
TAHUN AJARAN : 2009/2010

Kompetensi Dasar Materi dan Uraian Indikator Alokasi Waktu Metode Mengajar Sumber Belajar
T P L
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Dry Practice by Study Programme
2. Menjelaskan tentang jenis Unit 1 tentang Definisi Menjelaskan jenis hotel dan Brainstorming Buku Pegangan
hotel dan aktifitas hotel. Jenis dan Lokasi Hotel lokasinya. Presentasi BIPar
Uraian tentang Kosakata Menjelaskan aktifitas hotel secara 1 x 90 Simulasi (International
berhubungan dengan umum dan aktifitas/rencana Hotel English)
lokasi dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Kosakata berhubungan
dengan pekerjaan/aktifitas
suatu hotel
3. Menjelaskan urai tugas Unit 2 tentang Menjelaskan tentang struktur Brainstorming Buku Pegangan
pegawai/staf hotel. pegawai/staf hotel. organisasi suatu hotel. Presentasi BIPar
Kosakata jabatan dan Menerapkan kosakata dalam 1 x 90 Simulasi (International
kepangkatan suatu hotel. penyebutan jabatan dan kepangkatan Pair-work Hotel English)
Menjelaskan urai tugas suatu jabatan.
4. Menjelaskan jenis kamar. Unit 3 tentang jenis kamar Menguraikan tentang definisi setiap Brainstorming Buku Pegangan
Kosakata berhubungan jenis kamar di hotel. 1 x 90 Presentasi BIPar
tentang penamaan jenis Menerapkan kosakata yang Simulasi (International
kamar dengan istilah digunakan dalam menamakan jenis Pair-work Hotel English dan
asing. kamar. Be Our Guest)
5. Menjelaskan tentang Unit 4 tentang perabotan Menerapkan kosakata perabotan dan Brainstorming Buku Pegangan
keadaan perabotan dan dan perlengkapan kamar. perlengkapan di kamar hotel. Presentasi BIPar
perlengkapan kamar. Kosakata tentang tatacara Menggunakan kosakata tentang 1 x 90 Simulasi (International
pembersihan perabotan pembersihan peralatan dan perabotan Pair-work Hotel English dan
Be Our Guest)

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
dan perlengkapan kamar. kamar. Demonstrasi
6. Menangani keluhan tamu Unit 5 tentang keluhan Mengindentifikasikan keluhan tamu Brainstorming Buku Pegangan
tentang perlengkapan dan yang muncul tentang khususnya tentang 1 x 90 Presentasi BIPar
perabotan kamar. perabotan dan peralatan/perabotan kamar. Simulasi (International
perlengkapan kamar. Menjawab keluhan tamu dengan Pair-wrok Hotel English dan
Kosakata dalam menggunakan pilihan kata yang Group-work Be Our Guest)
menjawab/menangani tepat. Demonstasi
keluhan tamu dan
menyelesaikan
pekerjaanya.
7. Menjelaskan harga kamar Unit 6 tentang harga Menjelaskan harga kamar sesuai Brainstorming Buku Pegangan
kamar. dengan jenis kamar. Presentasi BIPar
Daftar kosakata tentang Menggunakan kosakata dlm 1 x 90 Simulasi (International
syarat dan ketentuan yg menjelaskan harga kamar berikut Pair-work Hotel English dan
berlaku mengenai harga syarat dan ketentuan yg berlaku. Be Our Guest
kamar.
8.
9. Menangani reservasi Unit 7 tentang reservasi Memberikan pertanyaan kepada Brainstorming Buku Pegangan
(pemesanan kamar) kamar di hotel. calon tamu tentang pemesanan 1 x 90 Presentasi BIPar
secara langsung Daftar pertanyaan tentang kamar. Simulasi (International
pemesanan kamar. Mengkonfirmasikan pemesanan Pair-work Hotel English)
Pernyataan konfirmasi kamar.
pemesanan kamar
10. Menangani pemesanan Lanjutan Unit 7. sda. Brainstorming Buku Pegangan
(reservations) kamar Daftar pertanyaan tentang 1 x 90 Presentasi BIPar
melalui telelpon. pemesanan kamar. Simulasi (International
Tata cara dalam menerima Pair-work Hotel English)
dan menjawab telepon
11. Menangani proses Unit 8 tentang check-in. Menggunakan ungkapan/kosakata Brainstorming Buku Pegangan
check-in secara Daftar ungkapan ketika ketika menerima tamu check-in. 1 x 90 Presentasi BIPar (Int Htl Eng
langsung dengan tamu. tamu check-in. Menggunakan variasi bahasa Simulasi dan Panduan

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Daftar ungkapan permohonan sopan dan membantu Pair-work Perjalanan ke luar
permohonan sopan (Polite tamu mengisi format check-in.. negeri)
request) ataupun
ungkapan sopan ketika
memberikan saran kepada
tamu.
Daftar pertanyaan untuk
mengisi format check-in.
12. Menerima dan Unit 9 tentang daftar Menerima dan dan menjawab telepon Brainstorming Buku Pegangan
menjawab telepon dari ungkapan sewaktu dengan baik dan benar. Presentasi BIPar
tamu(incoming/outgoing menerima ataupun 1 x 90 Simulasi (International
calls). menjawab telepon. Pair-work Hotel English)
13. Menyampaikan pesan Unit 10 tentang ungkapan Menyampaikan pesan dari seorang Brainstorming Buku Pegangan
dari tamu kepada tamu maupun pernyataan tamu kepada tamu lain dengan baik 1 x 90 Presentasi BIPar
lain baik secara sewaktu menerima dan dan benar. Simulasi (International
langsung ataupun menyampaikan pesan Membuat catatan tersendiri dalam Pair-work Hotel English)
melalui telepon. Kalimat langsung dan format pesan (messages) dengan Demonstrasi
tidak langsung. tepat.
Format pesan (messages)

14. Menjawab pertanyaaan Unit 11 tentang kiat-kiat Menjawab pertanyaan tamu yang Brainstorming Buku Pegangan
tamu tentang pelayanan atupun tatacara dalam mancakup posisi (where), kepada 1 x 90 Presentasi BIPar
secara umum di hotel. menjawab kemungkinan siapa berurusan (who) dan dimana Simulasi (International
pertanyaan tamu tentang (where). Pair-work Hotel English dan
pelayanan umum di hotel Memberikan dan menjelaskan secara Lentera Penerang
yang meliputi dimana lengkap tentang keseluruhan hotel Indonesia)
(WHERE), siapa ( WHO) services, shops dan fasilitasnya
dan kapan ( WHEN). dengan tepat.
Daftar pelayanan hotel,
fasilitas dan lain
sebagainya.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
15. Menangani proses Unit 12 tentang Prosedur Menangani proses check-out tamu Brainstorming Buku Pegangan
check-out tamu secara Check-out. dengan menggunakan pertanyaan dan 1 x 90 Presentasi BIPar
langsung (face to face). Daftar pertanyaan ketika ungkapan serta kosakata secara tepat. Simulasi (International
tamu check-out. Pair-work Hotel English)

16. Berkomunikasi secara Unit 13 R e v i e w s Melakukan proses pekerjaan dengan Brainstorming Buku Pegangan
efektif menggunakan efektif melalui penguasaan bahasa 1 x 90 Presentasi BIPar
fungsi bahasa yang Indonesia di bagian kantor depan Simulasi (International
sudah didapatkan pada maupun tatagraha menggunakan Pair-work Hotel English)
pertemuan sebelumnya. variasi dan fungsi-fungsi bahasa
secara tepat guna.
17. F i n a l S e m e s t e r T e s t
Medan, Juli 2009
Penanggung Jawab Mata Kuliah

RAHMAT DARMAWAN, SS

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
KONTRAK KULIAH

NAMA MATA KULIAH : Bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata (BIPar)


KODE MATA KULIAH : BIPar MDK III/1 A-B
PENGAJAR/T.A. : Rahmat Darmawan, SS.
HARI PERTEMUAN/JAM : 16 kali tatap muka
TEMPAT PERTEMUAN : Ruang Kuliah

1. MANFAAT MATA KULIAH :


Mata kuliah BIPar ini memfokuskan pada keterampilan berbahasa Indonesia
sesuai dengan profesinya yakni sebagai staf hotel pada bagian divisi kamar
dan bagian tatagraha.
Dengan mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
menggunakan kosakata bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata khususnya
keterampilan berbahasa Indonesia sesuai dengan jabatan/profesi yaitu
receptionist ataupun housekeeper/roomboy/maid.
Materi kuliah mencakup keterampilan menggunakan fungsi-fungsi bahasa dan
variasi bahasa Indonesia pada bidang/area kerja. Kosakata yang digunakan
adalah kosakata yang tidak standar dimana apabila kosakata/ungkapan
tersebut dipadankan dalam bahasa Indonesia baku maka akan menjadi tidak
komunikatif dan efektif. Diharapkan mata kuliah ini bermanfaat untuk
mahasiswa sebagai bahan panduan praktis dalam berbahasa Indonesia untuk
bidang Pariwisata khususnya di kantor depan dan tatagraha.

2. DESKRIPSI PERKULIAHAN
Mata Kuliah ini merupakan pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang
Pariwisata (BIPar) khususnya di departemen manajemen divisi kamar. Dalam
prosesnya mata kuliah ini menekankan pendekatan komunikatif
(communicative approach ) sebagai salah satu metode pembelajaran yang
dianggap efektif dalam menguasai keterampilan berbahasa. Masing-masing
pokok bahasan mencakup aspek-aspek operasional di unit kerja yang meliputi
Jenis Hotel, Urai Tugas Pegawai Hotel, Jenis Kamar, Perabotan dan
Perlengkapan Kamar, dsb.

3. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Tujuan Instruksional perkuliahan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
dan keterampilan berbahasa Indonesia yang berhubungan dengan
profesi/jabatan di departemen divisi kamar dalam berkomunikasi dengan tamu
nusantara dan mancanegara baik secara langsung atupun melalui media alat
komunikasi sehingga terhindar dari kesalahpahaman (misunderstanding) dan
ketidakjelasan pesan yang disampaikan melalui bahasa.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
4. STRATEGI PERKULIAHAN
Dalam proses pembelajarannya, mata kuliah BIPar ini menerapkan beberapa
strategi dan metode perkuliahan berupa: brainstorming, presentasi, latihan
berpasangan (pair-work), mendengar (listening), demonstrasi dan lain-lain.
Bentuk latihan sesuai dengan materi yang diajarkan namun secara umum
menekankan kepada free practices, dan kadang-kadang controlled or less
controlled practices.

5. MATERI/BAHAN BACAAN
International Hotel English
Be Our Guest
Bahasa Inggris Praktis : Panduan Ke Luar Negeri
Lentera Indonesia : Penerang untuk Memahami Masyarakat dan Budaya
Indonesia

7. TUGAS-TUGAS
Tugas yang diberikan mencakup tugas-tugas lisan dan tulisan dengan
pendistribusian secara mandiri ataupun kelompok. Tugas lisan yakni tugas
langsung yang diberikan pada proses belajar dengan metode pair/group work,
role-play, discussions, demontrations ataupun listening. Sedangkan tugas
tertulis dapat dibagi kedalam tugas yang dikerjakan dirumah (home
assignment) mapun diruang perkuliahan (class assignment).

8. KRITERIA PENILAIAN
Penilaian yang diberikan berdasarkan kriteria Nilai Tugas, Nilai Harian, Nilai
Ujian Mid Semester, dan Nilai Ujian Akhir Semester
Bentuk Penilaian Sbb: NA = NT + NH + (2 X UTS) + (2 X UAS) : 3
4

9. JADWAL PERKULIAHAN

Pert. Tanggal Materi Kegiatan


Ke Dosen Mahasiswa
1 Dry Practice conducted by Memberikan arahan Mendengarkan
Study Programme tentang urai tugas dan mencatat
dan teknik kerja Bertanya
mahasiswa semester Diskusi
satu
2 Uraian tentang kosakata Mengarahkan Mendengar
yang berhubungan dengan Menyajikan topik dan berbicara
lokasi dan jenis hotel. Memberikan tugas Tugas
Selain itu juga menjelaskan Evaluasi

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
kosakata yang berpasangan/
berhubungan dengan kelompok
pekerjaan/aktifitas suatu Menulis
hotel Bertanya

3 Penjelasan tentang Pendahuluan Mendengar


pegawai/staf hotel berikut Pembahasan topik dan berbicara
kosakata jabatan dan sebelumnya Bekerja
kepangkatan struktur Penyajian kelompok/
organisasi suatu hotel. Tugas menulis dan pasangan
membaca Menulis
Tugas mendengar Bertanya
dan berbicara
Membaca
jadual

4 Uraian tentang jenis kamar Pendahuluan Mendengar


sekaligus dengan Pembahasan topik dan berbicara
kosakata/pilihan kata sebelumnya Bekerja
berkenaan dengan Penyajian kelompok/
penamaan jenis kamar. Tugas menulis dan pasangan
membaca Menulis
Tugas mendengar Bertanya
dan berbicara
Membaca
jadual

5 Uraian tentnag perabotan Pemanasan Mendengar


dan perlengkapan kamar. Penyajian dan berbicara
Ungkapan yang digunakan Tugas mendengar Tugas
tentnag tatacara dan berbicara kelompok/
pembersihan perabotan dan Tugas pasangan
peralatan serta istilah kelompok/pasangan
dalam penamaan perabotab Menulis
dan perlengkapan kamar. Bertanya

6 Daftar kosakata tentang Pemanasan Mendengar


perbaotan/peralatan yang Penyajian dan berbicara
dikeluhkan oleh tamu serta Tugas mendengar Tugas
ungkapan yang digunakan dan berbicara kelompok/
dalam menjawab keluhan Tugas pasangan
tamu. kelompok/pasangan Menulis

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Bertanya
7 Penjelasan mengenai harga Pendahuluan Mendengar
kamar dan daftar kosakata Penyajian dan berbicara
tentang syarat dan Tugas mendengar Tugas
ketentuan yang berlaku dan berbicara kelompok/
mengenai harga kamar. Tugas pasangan
kelompok/berpasang Menulis
an
Bertanya
Tugas bermain peran
Bermain peran

8 Ujian Tengah Semester (UTS)


9 Penjelasan mengenai Pendahuluan Mendengar
proses reservasi kamar Penyajian dan berbicara
secara langsung (tatap Tugas mendengar dan Tugas
muka) dan beberapa berbicara kelompok/
ungkapan yang ditanyakan Tugas pasangan
kepada tamu serta kelompok/berpasanga
ungkapan dalam Menulis
n
konfirmasi pemesanan. Bertanya
Tugas bermain peran Bermain
peran

10 Daftar pertanyaan tentang Pendahuluan Mendengar


pemesanan kamar serta Penyajian dan berbicara
tatacara dalam menerima Tugas mendengar dan Tugas
dan menjawab telepon berbicara kelompok/
berkaitan dengan Tugas pasangan
pemesanan kamar kelompok/berpasanga Menulis
n
Bertanya
Tugas bermain peran
Bermain
peran

11 Daftar ungkapan Pendahuluan Mendengar


menyambut tamu saat Penyajian dan berbicara
check-in, ungkapan Tugas mendengar dan Tugas
permohonan sopan (polite berbicara kelompok/
request) ketika Tugas pasangan
memeberikan saran kepada kelompok/pasangan
tamu maupun ungkapan Menulis
Tugas bermain peran Bertanya
dalam membantu tamu Demonstrasi
mengisi format check-in. Bermain

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
peran
Demo

12 Daftar ungkapan sewaktu Pendahuluan Mendengar


menerima ataupun Penyajian dan berbicara
menjawab telepon Tugas mendengar dan Tugas
berbicara kelompok/ber
Tugas pasangan
kelompok/pasangan Menulis
Bertanya

13 Daftar ungkapan dan Pendahuluan Mendengar


pernyataan sewaktu Penyajian dan berbicara
menerima dan Tugas mendengar dan Tugas
menyampaikan pesan; berbicara kelompok/
Kalimat langsung maupun Tugas berpasangan
tidak langsung. kelompok/pasangan Menulis
Bertanya

14 Daftar kemungkinan Pendahuluan Mendengar


jawaban staf hotel atas Penyajian dan berbicara
pertanyaan tamu tentang Tugas mendengar dan Tugas
services yang meliputi: berbicara kelompok/
WHERE, WHO dan Tugas berpasangan
WHEN; kelompok/pasangan
Daftar hotel services, shops Menulis
dan fasilitas hotel lainnya.. Bertanya

15 Penjelasan tentang Pendahuluan Mendengar


prosedur ketika tamu Penyajian dan berbicara
check-out serta daftar Tugas mendengar dan Tugas
pertanyaan ketika tamu berbicara kelompok/
check-out Tugas pasangan
kelompok/pasangan Menulis
Tugas bermain peran Bertanya
Bermain
peran

16 Evaluasi menyeluruh Tugas bermain peran Menyampai-


ataupun feedback terhadap secara menyeluruh kan kesan dan

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
fungsi dan variasi bahasa Umpan balik/evaluasi pesan selam
yang sudah dipelajari pada kelas belajar BIPar
pertemuan sebelumnya. Menyatakan dalam satu
pernyataan sebagai semester
penutup setelah Bermain
selama satu semester peran dengan
belajar BIPar bebas
17 Ujian Akhir Semester (UAS)

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Satuan Acara Perkuliahan

1. Mata Kuliah : Bahasa Indonesia utk bidang Pariwisata


(BIPar)
2. Kode Mata kuliah : BIPar - MDK III/1 A-B
3. Waktu Pertemuan : 100 menit
4. Pertemuan :1
5. Standar Kompetensi :
6. Kompetensi Dasar : Mampu menjelaskan jenis hotel kepada calon
tamu secara lansung dan melalui telepon.
7. Materi Pokok : Jenis dan Kegiatan Hotel
8. Indikator : a. mampu menjawab pertanyaan tamu tentang
jenis hotel dan aktifitasnya,
b. mampu menggunakan beberapa kata sifat
dan kata kerja tentang hotel dan aktifitasnya.
9. Kegiatan Belajar Mengajar :
Tahap Kegiatan Dosen Kegiatan Media
Kegiatan Mahasiswa
Pendahuluan 1. Brainstorming dan menjelaskan Memperhatikan OHP
tentang kontrak kuliah.
2. Menjelaskan cakupan materi
yang akan diberikan.
3. Menjelaskan manfaat materi dan
relevansinya dalam pekerjaan
4. Menjelaskan kompetensi yang
Diharapkan.

Penyajian 5. Menjelaskan apa dan bagaimana Memperhatikan Contoh-


hotel types and hotel activities dan mengajukan contoh/Alat
yang mencakup: pertanyaan tentang peraga.
Beragam jenis hotel materi yang belum
kata sifat tentang jenis dimengerti.
hotel
Kata kerja tentang aktifitas Mengerjakan
hotel instruksi dosen:
Cara bagaimana berlatih secara
menjelaskan tentang jenis individu,
dan kegiatan suatu hotel berpasangan
6. Memberikan latihan baik lisan ataupun kelompok
maupun tulisan.
7. Memberikan contoh percakapan Berlatih
dengan latihan mendengar. mendengar dan
berbicara

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Penutup 8. Merangkum materi yang sudah Memperhatikan
diberikan. Mengajukan
9. Memberi kesempatan kepada pertanyaan
mahasiswa untuk bertanya.

10. Menjawab pertanyaan dan Menyelesaikan


memberikan umpan balik tugas di kelas dan
(feedback). mempersiapkan
11. Memberikan tugas kepada tugas rumah
mahasiswa untuk membaca (homework)
berbagai literatur.

10. Evaluasi : Berlatih menggunakan kosakata tentang jenis hotel


dan menjelaskan aktifitas hotel secara umum.
Kata/istilah asing yang digunakan tidak serta merta
harus diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
karena justru akan tidak menjadi komunikatif.
Membuat daftar kata sifat (adjectives), kata kerja
(verbs) serta kosakata yang berhubungan dengan
jenis dan kegiatan suatu hotel.

11. Referensi : Adamson, D. 1995, International Hotel English:


Communicating with the International Travellers,
London: Prentice Hall International ELT.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Satuan Acara Perkuliahan

1. Mata Kuliah : Bahasa Indonesia utk bidang Pariwisata


(BIPar)
2. Kode Mata kuliah : BIPar MDK III/1 A-B
3. Waktu Pertemuan : 100 menit
4. Pertemuan :2
5. Standar Kompetensi :
6. Kompetensi Dasar : Mampu menjelaskan tentang urai tugas
pegawai/staf hotel berdasarkan jabatan dan
struktur organisasi sutau hotel
7. Materi Pokok : Pegawai/Staf Hotel
8. Indikator : Menjelaskan dan menerapkan kosakata dalam
penyebutan jabatan dan kepangkatan serta urai
tugas masing-masing jabatan tersebut.

9. Kegiatan Belajar Mengajar :


Tahap Kegiatan Dosen Kegiatan Media
Kegiatan Mahasiswa
Pendahuluan 1. Menjelaskan tentang beberapa Memperhatikan OHP
pilihan kata dalam menjelaskan
jabatan dan urai tugas pegawai
hotel.
2. Menjelaskan manfaat materi dan
relevansinya dalam pekerjaan
3. Menjelaskan kompetensi dasar
yang akan diperoleh.

Penyajian 5. Menjelaskan apa dan bagaimana Memperhatikan Contoh-


tentang pegawai/staf hotel yang dan mengajukan contoh/Alat
mencakup: pertanyaan tentang peraga.
penggunaan istilah dalam materi yang belum
penyebutan jabatan dan dimengerti.
kepangkatan suatu struktur
organisasi hotel. Mengerjakan
menjelaskan tentang urai instruksi dosen:
tugas setiap berlatih secara
jabatan/kepangkatan individu,
berpasangan
6. Memberikan latihan baik lisan ataupun kelompok
maupun tulisan.
7. Memberikan contoh percakapan Berlatih
mendengar dan

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
dengan latihan mendengar. berbicara

Penutup 8. Merangkum materi yang sudah Memperhatikan


diberikan. Mengajukan
9. Memberi kesempatan kepada pertanyaan
mahasiswa untuk bertanya.

Penutup 10. Menjawab pertanyaan dan Menyelesaikan


memberikan umpan balik tugas di kelas dan
(feedback). mempersiapkan
11. Memberikan tugas kepada tugas rumah
mahasiswa untuk membaca (homework)
berbagai literatur.

10. Evaluasi : Melatih berbicara di depan forum menggunakan


kosakata yang sudah dipelajari tentang urai tugas
jabatan dan kepangkatan struktur organisasi suatu
hotel.
11. Referensi : Adamson, D. 1995, International Hotel English:
Communicating with the International Travellers,
London: Prentice Hall International ELT.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
MODUL/BAHAN AJAR

UNIT SATU
JENIS-JENIS HOTEL DAN AKTIFITAS HOTEL

Langkah Awal :
1. Lihat gambar dibawah ini. Dapatkah anda sebutkan jenis hotel masing-masing
gambar?

2. Bagaimana anda menguraikan jenis-jenis hotel tersebut? Bagaimana anda


menguraikan jenis hotel berdasarkan :
dimana anda menjumpai hotel
pemilik hotel
fasilitas dan pelayanan
tamu yang menginap
lama tinggal tamu
biaya yang diperlukan untuk menginap di hotel

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Sesuaikan jenis hotel berdasarkan gambar diatas. Berikut adalah beberapa nama jenis
hotel :
resort hotel
motel
country house hotel
comercial hotel
airport hotel
luxury hotel
congress hotel
guest house

3. Jodohkan uraian dibawah ini dengan jenis-jenis hotel pada latihan 2 diatas!
dibangun khusus untuk memberikan pelayanan kepada pengendara
menyediakan seluruh fasilitas yang mungkin dibutuhkan seorang tamu kaya
terletak di sebuah tempat dimana disukai oleh turis dan berada sering dekat
laut. Tamu mungkin tinggal selama satu atau dua minggu dan biasanya
memesan terlebih dahulu
menyediakan akomodasi bagi orang yang pergi dan datang dari negara lain
dan biasanya menginap hanya satau malam
menyediakan fasilitas untuk rapat dan konferensi besar dengan gaya lecture
theathre dan fasilitas pameran
sering berlokasi di pusat kota dan menyediakan akomodasi bagi pebisnis dan
biasanya hanya menginap satu atau dua malam saja
menyediakan akomodasi dengan harga murah, biasanya pada skala kecil
ditujukan bagi holiday visitors atau tamu long-stay
berlokasi di suasana yang menyenangkan dan memberikan pelayanan yang
nyaman tetapi informal dan memberikan pelayanan bagi pengunjung untuk
bersantai di tempat yang tenang

Pengembangan Topik :
4. Lihat iklan hotel dibawah ini. Sebutkan jenis hotel-hotel tersebut!

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
5. Sebuah hotel dapat menawarkan berbagai macam pelayanan termasuk bagi mereka
yang tidak menginap di hotel yang bersangkutan yang mencakup :

menawarkan hiburan ataupun rekreasi


restoran dan bar
menyediakan ruang rapat bagi perusahaan ataupun club
tempat untuk konferensi maupun pameran
menyediakan fasilitas olahraga dan pertandingan
menyediakan tempat untuk perayaaan keluarga maupun perusahaan

Jawablah pertanyaan berikut ini :


a. Dapatkah anda tambahkan pelayanan yang lain selain daftar diatas?
b. Menurut Anda, pelayanan manakah anda rasa paling penting?
c. Berikan contoh pelayanan yang anda sebutkan diatas dari hotel yang anda
ketahui.

6. Pegawai hotel sering harus berbicara tentang pekerjaan yang akan mereka lakukan
pada hari ini. Dalam hal ini kegiatan ini disebut dengan briefing. Pada saat briefing
biasanya mereka akan menggunakan kata-kata yang berhubungan dengan waktu,
pelanggan, fasilitas hotel, jenis event, dan lain-lain sesuai dengan bagian mana
event tersebut berhubungan.

Buatlah simulasi ketika anda memimpin briefing dengan para staf lainnya
(bawahan anda)

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Daftar Kosakata (language references)

Jenis Hotel : resort hotel; commercial hotel; congress hotel; motel; airport hotel;
guest house; country house hotel; luxury hotel; inn; hotel bintang satu; hotel bintang
dua; dan lain-lain.

Ungkapan tentang lokasi : terletak di; dekat laut; di pusat kota; di tempat yang
nyaman; di tempat yang tenang; (dua) menit dari; berlokasi di; dekat dengan; terletak
ditengah-tengah; dengan pemandangan; attractively set (beside); dikelilingi oleh;
menghadap; diantara; terkenal akan

Ciri-ciri lainnya : dibangun khusus untuk menyediakan satu jenis pelayanan;


menyediakan fasilitas bagi; menyediakan akomodasi untuk; menawarkan

Mengenai aktifitas hotel yang akan dilakukan pada hari ini :


Pada pukul sebelas tigapuluh, seorang salesman memberikan demonstrasi.
Tetapi di hotel kata ada (have) selalu digunakan :
Ada pesta perkawinan petang ini.
Sore ini kita kedatangan satu grup besar/ Ada satu grup datang sore ini

A salesman is giving a demonstration at eleven thirty


We have a wedding party this afternoon
We have a large group arriving this afternoon

Membuat keputusan :
Kita letakkan/masukkan mereka di kamar berbeda

Kosakata lainnya :
akomodasi relax
cukup resort
perayaan skala
menjelaskan/mengklarifikasi pemandangan
pelatih pelayanan
komersil terletak
fasilitas
perabotan
guest house
informal
inn
internasional

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
UNIT DUA
PEGAWAI/STAF HOTEL

Langkah Awal :

1. Hotel dapat dikelola dalam cara-cara yang berbeda. Nama jabatan dan bagian dapat
bervariasi dari satu hotel ke hotel yang lain. Namun anda dapat menemukan
beberapa bagian (departments) tertentu yang dipunyai oleh sebagian besar hotel.
Jodohkan tempat-tempat disebelah kiri dengan kata-kata di sebelah kanan :

(a) dimana tamu membuat pemesanan, check in (i) Housekeeping


atau check out; (ii) Dapur
(b) dimana tamu makan (iii) Restoran
tempat dimana tamu minum minuman beralkohol (iv) Kantor depan atau
atau soft drinks Reception
(d) tempat makanan dimasak (v) Bar
(e) tempat dimana rekening dihitung dan (vi) Kantor kasir
yang berhubungan dengan uang
(f) bagian yang bertanggungjawab tentang kebersihan
hotel dan kamar dan semuanya dalam keadaan yang
baik

2. Apakah anda mengetahui nama jabatan/pekerjaan dibawah ini :


(a) orang yang bertanggungjawab memasak makanan di dapur.
(b) orang yang mengawasi pemesanan tamu.
(c) orang yang bertugas melayani tamu di restoran.
(d) orang yang bertanggungjawab membersihkan hotel dan menyediakan lena/linen.
(e) orang yang bertanggungjawab terhadap pemasukan dan pengeluaran hotel.
(f) orang yang bertugas menyambut tamu, menolong bagasinya, mengatur transpor
dan berhubungan dengan korespondensinya

Kosakata
bertanggungjawab/is responsible
bertugas/is in charge
tugasnya meliputi/includes
menjaga/look after
mengawasi/supervise
bekerja dibawah/work under

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Pengembangan Topik :

3. Lihat struktur organisasi dari sebuah hotel dibawah ini dan lengkapilah
berdasarkan pengetahuan anda selama ini!

Manager

(a) ___________

(Staf Restoran) (b) Staf (c) Staf

(d). (e). (f).

(g) (h). bar operatives (i). cleaners (j).. resepsio-


nis

(k). station
waiters porters

part-time
trainee waiter
chef dan
kitchen
assitants

4. Lihat gambar dibawah! Gambar tersebut menunjukkan beberapa pekerja hotel.


Buatkan urai tugas mereka dan tuliskan nama pekerjaan dibawah masing-masing
gambar.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
5. Apa yang dikerjakan orang-orang dibawah ini! Gunakan kata-kata :
bertanggungjawab/is responsible
bertugas/is in charge
tugasnya meliputi/includes
menjaga/look after
mengawasi/supervise
bekerja dibawah/work under

atau kata kerja lain yang memungkinkan :


a. Key Clerck
b. Chambermaid
c. Night Clerck
d. Hall Porter
e. Head Porter
f. Switchboard Operator
g. Floor Attendant
h. Storekeeper
i. Maintenance Engineer
j. Waiters Assistant
k. Sous Chef
l. Valet
m. Concierge

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
6. Lihat bagan struktur organisasi dibawah ini. Buatlah kalimat tentang pegawai
hotel yakni orang ataupun bagian (departments) yang mereka awasi, bekerja
dibawah, bertanggungjawab, dan lain sebagainya.

7. Demonstrasikanlah percakapan dengan siswa lain tentang urai tugas maupun


pekerjaan pegawai hotel ketika berhubungan dengan pelayanan terhadap tamu di
hotel. Siswa A bertindak sebagai tamu hotel yang perlu penjelasan tentang siapa
yang bertanggungjawab mengurus kebutuhannya. Sementara siswa B bertindak
sebagai resepsionis yang memberikan penjelasan mengenai orang yang
bertugas/bertanggungjawab memenuhi kebutuhan tamu tersebut. Selanjutnya
saling bergantian.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Daftar Kosakata (Language References)

Pegawai Hotel
Beberapa posisi manajerial :
General Manager (Manejer Umum)
Assistant General Manager
Duty Manager (oarng yang bertindak sebagai manajer pada suatu waktu tertentu)
Personal Manager (manajer personalia); House Manager; Catering Manager;
Banqueting Manager; dll

Penerima Tamu/Kantor Depan :


Manajer Kantor Depan/Front Office Manager
Resepsionis/Reception Clerk
Petugas Pemesanan/Reservations Clerk
Operator Telepon/Switchboard operator
Night Clerk

Housekeeping :
Housekeeper
Floor Maid/Floor Attendant
Pramu Kamar/Room Maid/Boy/Chambermaid
Cleaner
Laundry Maid
Concierge

Hall Porters Department :


(Head) Hall Porter /Bell Captain
Porter/Bellboy/Bellhop
Doorman
Pageboy
Lift Attendant
Enquiries Clerk
Night Porter

Bagian Kasir/Cashiers Department :


Hotel Controller
Akuntan
Kasir

Bagian Makanan dan Minuman/Food and Beverage Department :


Matre dhotel
Pelayan/Waiter (Head Waiter, Station Waiter, Wine Waiter, Lounge Waiter)
Waiters assistant (Bushboy/busser)

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Chef (Head Chef, Chef de cuisine, Commis Chef, dll)
Bar Operative/Barman/Bartender

Lainnya :
Maintenance Engineer
Kepala Gudang/Storekeeper/Storeman

Istilah untuk menunjukkan pangkat (rank) :


kepala/head (spt pada head waiter/kepala pelayan)
second, dll. (spt pada second chef)
manager/manajer (spt pada reception manager/manajer resepsion)
penyelia/supervisor (spt pada breakfast supervisor)
assistant/pembantu (spt pd assistant housekeeper)
senior (spt pd senior telephonist)
junior (spt pd junior receptionist)

Struktur dan ungkapan yang digunakan dalam menyatakan departements dan


duties :
X bertanggungjawab terhadap Y
X bertugas pada Y
X menjaga Y
X berada dibawah Y
X melapor ke Y
X mengawasi Y
X mencakup Y

Kosakata Lainnya :
konvensi
berhubungan dengan
menyapa
lena/linen
mengatur
paruh waktu/part-time
pertanggungjawaban
peserta pelatihan/trainee
beragam
bervariasi

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Lampiran 2
SURAT DAN DATA

Medan, 23 Maret 2009

Kepada Yth:
Direktur Akpar Medan
Bapak Drs. Renalmon Hutahaean, MM.
Di tempat

Dengan hormat disampaikan bahwa sehubungan dengan program penulisan thesis


saya yang berjudul Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Bidang Pariwisata
(BIPar) di Akademi Pariwisata Medan, saya menyampaikan permohonan kiranya
dapat diberikan kesempatan untuk melakukan wawancara dalam rangka pemerolehan
data sebagai bahan penulisan thesis saya.
Hasil dari wawancara ini saya maksudkan untuk dapat digunakan sebagai bahan
dalam melakukan analisis kebutuhan (needs analysis) terhadap pembelajaran BIPar di
Akpar Medan. Terlampir saya sampaikan daftar pertanyaan wawancara.
Atas perhatian dan kerjasama yang baik saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,
Penulis

Rahmat Darmawan, SS
NIM. 077009020
Mahasiswa Sekolah Pascasarjana
Program Studi Linguistik
Universitas Sumatera Utara

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Medan, 23 Maret 2009

Kepada Yth:
Para Dosen di Lingkungan
Akademi Pariwisata Medan
Di tempat

Dengan hormat disampaikan bahwa sehubungan dengan program penulisan thesis


saya yang berjudul Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Bidang Pariwisata
(BIPar) di Akademi Pariwisata Medan, saya menyampaikan permohonan kiranya
dapat diberikan kesempatan untuk melakukan wawancara dalam rangka pemerolehan
data sebagai bahan penulisan thesis saya.
Hasil dari wawancara ini saya maksudkan untuk dapat digunakan sebagai bahan
dalam melakukan analisis kebutuhan (needs analysis) terhadap pembelajaran BIPar di
Akpar Medan. Terlampir saya sampaikan daftar pertanyaan wawancara.
Atas perhatian dan kerjasama yang baik saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,
Penulis

Rahmat Darmawan, SS
NIM. 077009020
Mahasiswa Sekolah Pascasarjana
Program Studi Linguistik
Universitas Sumatera Utara

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Berikut daftar pertanyaan:

1. Sejauhmanakah perlunya pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata

selanjutnya disebut BIPar bagi mahasiswa Akpar Medan?

2. Apakah yang diharapkan dari mahasiswa setelah mereka mendapatkan

pembelajaran BIPar?

3. Bagaimana dengan peserta didik? Apa target pekerjaan yang diharapkan setelah

mendapatkan pembelajaran BIPar?

4. Berapakah jumlah mahasiswa Manajemen Divisi Kamar tingkat basic? Dan

berapakah jumlah mahasiswa di satu kelas?

5. Bagaimanakah latar belakang daerah asal mereka?

6. Bagaimanakah beban SKS mata kuliah bahasa Indonesia?

7. Bagaimanakah diktat dan bahan ajar yang diberikan selama ini untuk

pembelajaran bahasa Indonesia?

8. Apakah mereka pernah bertemu turis wisman ynag ingin berbahasa Indonesia

ketika sedang dilayani?

9. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam menggunakan bahasa Indonesia pada

saat bekerja di hotel khususnya di bagian divisi kamar?

10. Bagaimanakah menurut Anda pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bidang

Pariwisata? Mohon uraikan jawaban Anda.

Medan, 17 Maret 2009

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Kepada Yth.
Mahasiswa/I Akademi Pariwisata (AKPAR)
Program Studi MDK III/4 A
Jl. R.S. Haji no. 12 Medan
Di M e d a n

Perihal: Pengisian Kuesioner

Dengan hormat penulis sampaikan bahwa dalam rangka penelitian tentang


Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Bidang Pariwisata (BIPar) di Akademi
Pariwisata, dengan ini disampaikan 1 (satu) berkas daftar kuesioner.

Penelitian ini dilakukan penulis adalah dalam rangka penulisan thesis sebagai salah
satu syarat akademis dalam menyelesaikan studi pada Sekolah Pasacasarjana,
Program Studi Linguistik di Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat kebutuhan mahasiswa terhadap perlunya pembelajaran
bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata yang diberikan kepada mahasiswa basic
semester satu atupun dua.
Penulis sengaja memberikan pertanyaan kepada saudara mahasiswa semester empat
dikarenakan telah memperoleh pengalaman langsung di industri selama lebih kurang
satu semester

Penulis memohonkan saudara mahasiswa untuk dapat menjawab seluruh pertanyaan


dengan benar tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Jawaban dari pertanyaan ini
akan menghasilkan data tentang tingkat kebutuhan pembelajaran BIPar di Akpar
Medan. Data ini nantinya akan bermanfaat bagi masyarakat khususnya bagi para ahli
bahasa, dosen, guru, mahasiswa dan pelajar serta komunitas pecinta bahasa dalam
upaya menggunakan bahasa Indonesia secara khusus pada bidang pekerjaan masing-
masing. Selanjutnya diharapkan dapat memberikan jalan keluar tentang model
pembelajaran BIPar secara lebih komprehensif dan komunikatif sesuai dengan bidang
pekerjaan khususnya di bagian kantor depan hotel (front office) dan rumah tangga
(housekeeping)

Penulis menjamin kerahasiaan seluruh jawaban saudara mahasiswa Akademi


Pariwisata Medan. Atas bantuan Saudara Mahasiswa mengisi kuesioner ini, penulis
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Penulis,

RAHMAT DARMAWAN
NIM : 077009020

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
KUESIONER
Sebelum saudara mengisi daftar kuesioner, mohon untuk dapat melengkapi daftar
pertanyaan dibawah ini:

1. Nama :
2. Tempat/tgl lahir :
3. Jenis Kelamin :
4. Asal Sekolah :
5. Alamat Sekarang :
6. No telp/Ponsel :

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan tanda X (silang) untuk setiap pilihan jawaban.
Pertanyaan yang membutuhkan jawaban berupa informasi/keterangan, mohon diisi
pada tempat yang telah disediakan.

1. Perlukah pembelajaran BIPar di lingkungan Akademi Pariwisata Medan?


A. Ya
B. Tidak

2. Apakah penguasaan bahasa Indonesia untuk Bidang Perhotelan bermanfaat bagi


pengembangan karir saudara di tempat kerja (workplace)?
A. Ya
B. Tidak

3. Dimanakah saudara melaksanakan Praktik Kerja Nyata (PKN)?

4. Apakah saudara melayani turis mancanegara secara langsung?


A. Ya
B. Tidak

5. Pernahkah saudara menjumpai turis mancanegara yang menggunakan bahasa


Indonesia ketika dilayani?
A. Ya
B. Tidak

6. Kalau jawaban pertanyaan nomor 5 ya, apakah saudara merasa kesulitan untuk
memberikan jawaban?
A. Ya
B. Tidak

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
7. Ketika saudara melayani turis lokal, apakah bahasa Indonesia yang saudara
gunakan sudah memadai?
A. Ya
B. Tidak

8. Apakah berbicara menggunakan bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata sudah


pernah saudara alami?
A. Sudah
B. Belum

9. Setujukah saudara bahwa jika seseorang dapat berbicara dengan baik dalam
bahasa ibunya, maka berarti seseorang akan lebih mudah untuk menguasai bahasa
asing lainnya.
A. Setuju
B. Tidak Setuju

10. Apakah pembelajaran bahasa Indonesia selama ini sudah memenuhi tingkat
kemampuan saudara dalam menggunakan bahasa Indonesia pada bidang
pekerjaan masing-masing?
A. Sudah
B. Belum

11. Mohon saudara berikan suatu contoh percakapan bahasa Indonesia ketika
melaksanakan pekerjaan saudara. (Misalnya menerima tamu kantor depan,
menangani keluhan tamu, dll)

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Isilah pertanyaan berikut ini :
A. Identitas
Nama :
Jenis Kelamin :
Kewarganegaraan :
Suku :
Alamat sekarang :
Asal Sekolah :
Nomor telepon :

B. Latar Belakang Pendidikan


1. Pendidikan Umum
Sekolah Dasar :
Sekolah Menengah Pertama :
Sekolah Menengah Atas :

2. Pendidikan Kebahasaan
Bahasa Asing : 1. Inggris; 2. Jerman; 3. Prancis, 4. Lainnya
Lama belajar :.
Bahasa Daerah :
Lama Belajar : ..
Bahasa Indonesia :
Materi yang sudah dipelajari : 1. Tata Bahasa; 2. Fungsi Bahasa; 3. EYD;
4. Lainnya
Lama Belajar :..
Bahasa untuk bidang khusus : 1. Sudah; 2. Belum

3. Pendidikan Yang sedang Dijalani Sekarang


Jenis Pendidikan :
Lamanya pendidikan :
Jurusan :
Program studi :
Bahasa Pengantar :

C. Permasalahan Kebahasaaan
Penggunaan bahasa asing :
Penggunaan bahasa Indonesia :
Penggunaan istilah asing/Indonesia :
Pengucapan istilah asing :
Pengucapan istilah Indonesia :
Penggunaan dialek bahasa Indonesia :

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
D. Prospek Karir
Bidang pekerjaan : 1. Bisnis; 2. Pemerintah; 3. Industri; 4.
Lingkungan akademik; 4. Lainnya.
Uraikan dengan singkat apa bidang pekerjaan anda?




Apakah anda menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaan anda? Ya/Tidak


Jika ya, Apakah bahasa Indonesia dibutuhkan : selalu?
sering?
kadang-kadang?
jarang?
Dengan cara apakah anda menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaan anda?
berbicara tatap muka
telepon/radio/televisi
mendengar tatapb muka
telepon/radio/televisi
membaca majalah
jurnal
laporan
suratkabar
buku
surat
menulis artikel majalah
jurnal ilmiah
laporan
buku
surat
Dengan siapakah anda menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaan anda?
tamu/pelanggan (asing/domestik)
rekan kerja/teman
masyarakat umum
lain-lain

D. Kegiatan lain yang bersifat umum dalam menggunakan bahasa Indonesia


dengan tamu/pelanggan :
hiburan
jamuan sosial
film
musik

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
budaya/seni
jalan-jalan
olahraga
kegiatan kemasyarakatan
trasnportasi
berbelanja
membaca suratkabar
keperluan lain

E. Alasan diperlukan Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bidang khusus


Uraikan.
.
.
.

F. Perlukah Anda mendapatkan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bidang


Pariwisata (BIPar)?
Uraikan dengan singkat .



Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Lampiran 3

Umpan Balik (Feedback) Pembelajaran BIPar


Dari uji coba pembelajaran BIPar yang dilakukan oleh penulis terhadap mahasiswa
Akademi Pariwisata Medan Semester tiga Program Studi Manajemen Divisi Kamar
diperoleh hasil sebagai berikut :

Tanggal Uji Coba : 24 Agustus 2009


Tempat : Akademi Pariwisata Medan
Objek : Mahasiswa Prodi Manajemen Divisi Kamar Semester Tiga
dengan jumlah 25 orang mahasiswa.
Waktu : 100 menit

Penulis membagi umpan balik dalam tiga tahapan yakni : 1) tahap persiapan; 2) tahap
penyajian; dan 3) tahap evaluasi.

I. Tahap Persiapan (10 menit)


Tahap ini adalah tahap dimana persiapan penulis dalam mengajar BIPar yang
mencakup :

a. Brainstorming/leading-in
Hasil : Penulis menjelaskan tentang mata kuliah ini yang relatif baru
sekaligus menjelaskan tentang kontrak perkuliahan yang akan mereka tempuh
dalam satu semester sebanyak duabelas unit pembelajaran. Penulis memancing
mahasiswa dengan beberapa pertanyaan terkait penggunaan bahasa Indonesia
seperti menanyakan tentang definisi salah satu hotel berbintang di Medan.
Hasilnya adalah hampir semua mahasiswa belum mampu memberikan jawaban
yang memuaskan melainkan menjelaskan definisi jenis hotel dengan ragam
bahasa sehari-hari.

II. Tahap Penyajian (50 menit)


Tahap ini adalah tahap dimana bahan ajar BIPar disajikan yang meliputi :

a. Presentasi materi ajar


Penulis memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menguraikan secara
gamblang bahan ajar unit satu yakni tentang jenis-jenis hotel dan aktifitas hotel.
setiap mahasiswa dibiarkan menjelaskan jenis dan aktifitas hotel tanpa perlu
disanggah (free practice) oleh penulis penulis ingin mengetahui wawasan
mahasiswa secara kognitif dan bagaimana mahasiswa menguasai kemampuan
menjelaskan dalam bahasa Indonesia dengan gaya mereka masing-masing.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Setelah itu penulis mengklarifikasi kesalahan yang dilakukan mahasiswa meliputi
:
pengetahuan (knowledge) tentang jenis dan aktifitas hotel;
keterampilan (skill) dalam menggunakan bahasa Indonesia ketika
menjelaskan serta;
sikap (attitude) ketika menjelaskan jenis dan aktifitas hotel kepada orang
lain

b. Demonstrasi
Penulis menunjukkan beberapa gambar yang diambil dari majalah selain gambar
yang terdapat dalam bahan ajar dan meminta mahasiswa untuk menjelaskan
gambar hotel dan aktifitas yang terdapat didalamnya. Dalam hal ini penulis akan
mengkoreksi kesalahan yang dibuat ketika mereka menjelaskan (controlled
practice). Mahasiswa diminta langsung memperbaiki kesalahan dengan petunjuk
dari bahan ajar serta penulis.

c. Role Play
Penulis memberikan kesempatan mahasiswa untuk bermain peran. Hal ini
dilakukan secara kelompok maupun berpasangan. Topik yang diambil adalah
berkenaan dengan kegiatan mereka ketika berhadapan dengan tamu dan
menjelaskan tentang jenis hotel serta kegiatan apa yang dapat dilakukan oleh
tamu tersebut. Penulis tidak serta merta memperbaiki kesalahan yang mereka buat
melainkan merangkumnya dan disampaikan pada akhir kegaiatan.

III. Tahap Evaluasi/Penutup (40 menit)


Tahap ini adalah tahap dimana penulis memberikan konklusi atas pelajaran pada hari
ini yakni tentang jenis dan aktifitas hotel gambaran lengkap tentang materi yang
sudah diajarkan pada hari ini. Untuk itu penulis beberapa kegaiatan diberikan penulis
yang meliputi :

a. RangkumanRangkuman materi yang diajarkan yang mecakup aspek knowledge,


skill dan attitude.

b. Evaluasi
Penulis memberikan soal sebagai bahan evaluasi. Dikarenakan ini adalah
pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata (BIPar) maka fokusnya
adalah terciptanya komunikasi efektif antara petugas di industri perhotelan dan
tamu sehingga soal yang diberikan meliputi tentang :
Role play dalam bentuk pair-work tentang situasi pada saat mereka
bekerja di industri;

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Menciptakan suatu situasi dimana terjadinya komunikasi di industri
(composition) dan menguraikannya dalam bentuk suatu percakapan
(classwork).
Memberikan tugas rumah mandiri (homework) tentang percakapan
real di hotel dan merekam pembicaraan tersebut sehingga menjadi
bahan perbandingan pada pertemuan berikutnya.

Selanjutnya penulis memberikan pertanyaan kepada mahasiswa tentang


pembelajaran unit satu ini sejauhmana mahasiswa memahami dan menguasai
materi. Apakah materi pembelajaran ini sesuai dengan bidang pekerjaan dan apakah
sesuai dengan analisis kebutuhan yang menjadi dasar penyusunan silabus dan bahan
ajar pembelajaran BIPar.

Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009

Anda mungkin juga menyukai