Anda di halaman 1dari 163

ANALISIS MULTIMODAL DALAM IKLAN INDOMIE

VERSI ARAB

TESIS

OLEH
JOKO HAFRIANTO
167009032/LNG

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


ANALISIS MULTIMODAL DALAM IKLAN INDOMIE
VERSI ARAB

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Linguistik pada Program Pascasarjana
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Oleh

JOKO HAFRIANTO
167009032/LNG

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
CURRICULUM VITE

Nama : Joko Hafrianto


Tempat dan Tanggal lahir : Karang Baru, 09 Desember 1993
Alamat : Dusun Bandar Murni Desa Bandar
Mahligai Kecamatan Sekerak
Kabupaten Aceh Tamiang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Nomor Telepon : 0823 6332 0270
Email : jokohafrianto93@yahoo.co.id

Pendidikan Formal

2000 – 2006 : SD Negeri Alur Jambu, Aceh Tamiang


2006 – 2009 : Mts. P. P. Ar-Raudhatul Hasanah, Medan
2009 – 2012 : MA. P.P. Ar-Raudhatul Hasanah, Medan
2012 – 2016 : Sarjana Sastra Arab, Universitas Sumatera
Utara, Medan
2016 – 2019 : Magister Linguistik, Universitas Sumatera
Utara, Medan

Publikasi Ilmiah

2018 : “Kalimat Interogatif dalam Bahasa


Melayu Dialek Tamiang” Publikasi pada
LITERA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra,
dan Pengajarannya

Seminar dan Workshop

Oktober 2016 : Peserta pada Seminar Nasional “Kearifan


Lokal dalam Perspektif Bahasa, Sastra,
dan Budaya” diselenggarakan oleh Fakultas
Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
Hotel Grand Kanaya, Medan.

Universitas Sumatera Utara


April 2017 : Peserta pada Workshop “Penulisan Tesis”
diselenggarakan oleh Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
Mei 2017 : Peserta pada Seminar Internasional dan
Bedah Buku “The Power Of Language”
Kuasa Bahasa dalam Dimensi Sosial,
Politik, Budaya dan Pendidikan,
diselenggarakan oleh Senat Mahasiswa
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Sumatera Utara.
Mei 2017 : Peserta pada Workshop “Menulis Ilmiah
itu Mudah” diselenggarakan oleh Ikatan
Mahasiswa Linguistik Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Sumatera Utara.
Juli 2017 : Peserta pada Seminar Antarbangsa “Kajian
Linguistik dan Kearifan Lokal” Kerja Sama
Persatuan Linguistik Malaysia dan Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,
diselenggarakan oleh Sekolah Pascasajana
Universitas Sumatera Utara.
Agustus 2017 : Peserta pada Pelatihan dan Sosialisasi
“Penulisan Artikel Ilmiah Internasional
Bereputasi untuk Mahasiswa S2 dan S3
USU” diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara.
Oktober 2017 : Peserta pada Seminar of Translation
“Translation Entrepreneurship”
diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
November 2017 : Peserta pada Seminar Nasional Bahasa-
Bahasa Lokal I (SNBL I) “Bahasa-Bahasa
Lokal Sebagai Keberagaman Etnik”

Universitas Sumatera Utara


diselenggarakan oleh Program Studi
Linguistik Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara, Hotel
GranDhika Medan.
September 2018 : Peserta pada Seminar Nasional “Peran
Linguistik Forensik dalam Penegakan
Hukum dan Keadilan di Indonesia” dalam
Rangka Dies Natalis Ke-53 Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara,
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
Oktober 2018 : Peserta pada Workshop “Penulisan dan
Penerbitan Buku” diselenggarakan oleh
Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara.
Oktober 2018 : Pemakalah pada Seminar Nasional
“Kajian Kontemporer Bahasa, Sastra, dan
Budaya di Abad Ke-21” diselenggarakan
oleh Jurusan Sastra Inggris Universitas
Andalas, Sumatera Barat.
Desember 2018 : Panitia pada Seminar Nasional Bahasa
Arab “Pembelajaran Bahas Arab untuk
Generasi Milenial” diselenggarakan oleh
Ikatan Pengajar Bahasa Arab Se-Indonesia
(IMLA) di Universitas Islam Sumatera
Utara.
Desember 2018 : Peserta pada Workshop “Pelatihan
Penulisan Ilmiah dan Sosialisasi Peraturan
Rektor USU Nomor 6 Tahun 2017 Kepada
Mahasiswa Program Doktor dan Magister
Bidang Sosial dan Humaniora”
diselenggarakan oleh Universitas Sumatera

Universitas Sumatera Utara


Utara.
April 2019 : Peserta pada Seminar Nasional
“Pembelajaran Berorientasi Higher Order
Thinking Skills (HOTS) di Sekolah Dasar
pada Era Revolusi Industri 4.0”
diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa
dan Alumni Pendidikan Dasar
(IMAPENDAS) Program Pascasarjana
UNIMED di Digital Library Universitas
Negeri Medan.

Universitas Sumatera Utara


ANALISIS MULTIMODAL DALAM IKLAN INDOMIE
VERSI ARAB

ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang analisis multimodal dalam iklan Indomie versi
Arab. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis multimodal yang terdapat
dalam iklan Indomie versi Arab dan menjelaskan realisasi teks visual dan teks
verbal dalam iklan Indomie versi Arab. Data dalam penelitian ini adalah teks
verbal dan teks visual yang dianalisis secara kualitatif-deskriptif dengan
menerapkan teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) yang dipelopori oleh
Halliday dan Matthiessen untuk menganalisis teks verbal dalam iklan Indomie
versi Arab yang terdiri dari fungsi ideasional dan fungsi interpersonal.
Selanjutnya untuk menganalisis teks visual dalam iklan Indomie versi Arab
dengan menerapkan teori Multimodal yang dipelopori oleh Kress dan Van
Leeuwen yang terdiri dari fungsi interpersonal atau fungsi interaktif, serta lima
unsur semiotik yang dipelopori oleh Anstey dan Bull, dan unsur generik yang
dipelopori oleh Cheong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) hanya terdapat
empat unsur linguistik yang berupa proses, yaitu proses material dengan
persentase kemunculan 29,63%, proses mental dengan persentase kemunculan
18,52%, proses relasional dengan persentase kemunculan 29,63%, dan proses
verbal dengan persentase kemunculan 22,22%, sedangkan proses tingkah laku dan
proses wujud tidak ditemukan. Fungsi ujaran didominasi oleh pernyataaan dengan
persentase kemunculan 81,48%, tawaran dengan persentase kemunculan 11,11%,
perintah dengan persentase kemunculan 7,41%, dan pertanyaan tidak ditemukan
0%. Selanjutnya terdapat mood dan residu pada iklan. Pada visual terdapat unsur
generik yaitu pengumuman pertama dengan persentase kemunculan 24,14%,
pengumuman kedua dengan persentase kemunculan 15,52%, lambang verbal
dengan persentase kemunculan 22,41%, rujukan perhatian dengan persentase
kemunculan 20,69%, pelengkap rujukan perhatian dengan persentase kemunculan
12,07%, penyajian dengan persentase kemunculan 1,72%, lambang visual dengan
persentase kemunculan 3,45%,sedangkan penambahan, pesan dan informasi
kontak tidak terdapat dalam iklan Indomie versi Arab. Selanjutnya makna
interaktif, kontak dengan persentase kemunculan 34,02%, jarak dengan persentase
kemunculan 32,99%, sikap dengan persentase kemunculan 32,99% dan modalitas
yang beragam dalam iklan Indomie versi Arab. Unsur audio memiliki kesamaan
antara keempat iklan yaitu menggunakan latar musik dalam tampilan verbal iklan.
Pada unsur gestural terdapat tujuh (7) kali gestur makan bersama, lima (5) kali
gestur memasak, dan dua (2) kali gestur bercanda. Selanjutnya pada unsur spatial
keempat iklan memiliki pemosisian yang berbeda-beda, pada iklan pertama dan
ketiga tidak selalu berada di tengah namun tetap fokus, dan pada iklan kedua dan
keempat menampilkan fokus produk secara penuh. Selanjutnya 2) realisasi teks
visual dan teks verbal dalam iklan Indomie versi Arab yang diverbalisasikan oleh
seorang Narator bersamaan dengan visual iklan yang muncul dengan menelusuri
hubungan unsur linguistik terhadap visual gambar yang merupakan jalinan pesan,
tujuan dan maksud produsen kepada khalayak.
Kata kunci: multimodal, teks verbal, teks visual, realisasi, iklan Indomie versi
Arab

Universitas Sumatera Utara


A MULTIMODAL ANALYSIS OF INDOMIE ADVERTISEMENT OF
ARABIC VERSION

ABSTRACT

This study discusses multimodal analysis in the Arabic version of Indomie


advertisements. This study aims to describe the multimodal types contained in the
Arabic version of Indomie advertisements and explain the realization of visual
texts and verbal texts in the Arabic version of Indomie advertisements. The data
used in this research are verbal text and visual text which are analysed
qualitatively and descriptively by applying Halliday and Matthiessen of linguistic
systemic functional (LSF) theory to analyse the Arabic text of Indomie
advertisements consisting of ideational functions and interpersonal functions.
Furthermore, to analyze the visual text in the Arabic version of Indomie
advertisement by applying Kress and Van Leeuwen of Multimodal theory about
consisting of interpersonal functions or interaction functions, five semiotic models
by Anstey and Bull, and generic elements by Cheong. The result of the study
shows that: 1) linguistic elements only have four processes, namely material
processes with 29.63%, mental processes with 18.52%, relational processes with
29.63%, and verbal processes with 22.22%, while the process behavior and
process of being are not found. The most dominand speech function found is
statement with 81.48%, followed by offer with 11.11%, order with 7.41%, and
question is not found. Furthermore, there are moods and residues in the
advertisements. For the visual, there are generic elements, namely the first
announcement with 24.14%, the second announcement with 15.52%, verbal
emblem with 22.41%, locus of attention with 20.69%, complement to the locus of
attention with 12.07%, display with 1.72%, visual emblem with 3.45%, and
enhancer, tag, and call-and-visit information are not found. Also, for interactive
meanings the contact is found 34.02%, distance with 32.99%, attitudes with
32.99% and any other modalities in the Arabic version of Indomie‟s
advertisements. Audio elements have similarities between the four advertisements
using a musical background in the verbal appearance of the advertisements. In
the gestural element there are seven (7) times together eating gestures, five (5)
times of cooking gestures, and two (2) times of joking gestures. Furthermore, in
the fourth spatial element the advertisements has different positioning, in the first
and third advertisements are not always in the middle but stay focused, and in the
second and fourth advertisements display focus product in full. Next 2) the
realization of visual texts and verbal texts in the Arabic version of Indomie
advertisements are verbalized by a Narrator along with the visual advertisements
that appear by tracing the relationship of linguistic elements to visual images
which are messages, goals, and intentions of producers to the public.

Keywords: multimodal, verbal text, visual text, realization, Arabic version of


Indomie advertisement

ii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬

‫ ونصلي ونسلم على خير‬.‫الحمد هلل الذي أنعمنا بنعمة االيمان واالسالم‬
.‫األنام سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين أما بعد‬
Alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Ilahi Rabbi Allah SWT yang
menciptakan bumi tanpa tiang, waktu siang dan malam silih berganti, Ilahi yang
menciptakan sakit dan sehat, Ilahi yang telah memberi fitrah dalam diri manusia
untuk memilih jalan yang baik atau yang buruk, dan Ilahi Rabbi pula yang
memberi balasan kepada manusia sesuai dengan amal ibadahnya di dunia. Dengan
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya pula tesis ini dapat terselesaikan dengan
baik. Shalawat dan salam senantiasa kita ucapkan kepada junjungan alam Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam Jahiliyyah ke
alam yang penuh dengan nuansa iman, Islam dan ilmu pengetahuan, begitu juga
kepada keluarga, sahabat, dan para penerus risalahnya. Keberhasilan peneliti
menyelesaikan tesis ini tentu saja tidak terlepas dari bimbingan, motivasi serta
arahan oleh berbagai pihak. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati peneliti
mengucapkan terimakasih yang mendalam dengan tulus kepada:
1. Dr. Budi Agustono, M.S. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara.
2. Dr. Eddy Setia, M.Ed. TESP selaku Ketua Program Studi Linguistik
Universitas Sumatera Utara, dan sekaligus sebagai Dosen Penguji. Semoga
Allah SWT memberikan kesehatan dan kebahagiaan, amin.
3. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. selaku Sekretaris Program Studi Linguistik
Universitas Sumatera Utara, dan sekaligus sebagai Dosen Penguji. Semoga
Allah SWT membalas kebaikannya dengan memberikan kesehatan amin.
4. Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing I dengan
sabar dan penuh perhatian memberikan motivasi, nasehat, bimbingan dan
pengarahan bagi peneliti sehingga tesis ini dapat rampung dengan baik.
Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, kebahagian dan keceriaan
kepadanya, amin.
5. Prof. Dr. Khairina Nasution, M.S. selaku Dosen Pembimbing II dengan
penuh kesabaran dan perhatian memberikan nasehat, motivasi, bimbingan dan
pengarahan bagi peneliti sehingga tesis ini dapat rampung dengan baik.
Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, kebahagiaan dan
keceriaan kepadanya, amin.
6. Dr. Rahimah, M.Ag selaku Dosen Penasehat Akademik dan sekaligus sebagai
Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
motivasi, nasehat, serta arahan, baik dalam pengambilan topik tesis berupa
iklan berbahasa Arab. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan
kebahagiaan kepadanya, amin.
7. Ayahanda Abdul Hafiz, S. Pd dan Ibunda tercinta Sumarni, S. Pd atas do‟a,
dukungan dan kasih sayangnya yang penuh dengan pengorbanan dan
ketulusannya dalam mendidik dan mendampingi peneliti serta senantiasa

iii

Universitas Sumatera Utara


memberikan dukungan moril maupun materi. Semoga Allah SWT senantiasa
mencurahkan rahmat dan ridha-Nya serta selalu meberikan kesehatan,
kebahagian, dan keceriaan kepada keduanya, amin.
8. Staf pengajar pada Program Studi Linguisik Prof. T. Silvana Sinar, M.A.,
Ph.D., Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S., Prof. Dr. Syahon Lubis, M.A., Prof.
Dr. M. Husnan Lubis, M.A., Ph.D., Prof. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D.,
Prof. Dr. Ihwanuddin Nasution, M.Si., Prof. Dr. Khairina Naasution, M.S.,
Prof. Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D., Dr. Eddy Setia, M.Ed. TESP., Dr. Mulyadi,
M. Hum., Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A., Dr. Nurlela, M.Hum., Dr. Muhizar
muchtar, M.S., Dr. Deliana, M.Hum., Dr. Gustianingsih, M.Hum., Dr. Umar
Mono, M.Hum., Dr. Irawaty Kahar, M. Pd., Dr. Asmyta Surbakti, M.Hum.,
Dr. Namsyah Hot Hasibuan, M.Ling., Dr. Rahlina Musykar Nasution,
M.Hum., Ph.D., Dr. Nursukma Suri, M.Ag dan Dr. Rahimah, M.Ag yang
telah mendidik dan menuangkan ilmunya kepada peneliti selama masa
perkuliahan. Semoga Allah SWT memberikan kemulian dunia akhirat kepada
mereka, amin.
9. Staf Administrasi Program Studi Linguistik Nila Sakura, S.E., Tirta Rizka
Nasution, Amd., dan Kariani, yang telah banyak membantu peneliti dalam hal
administrasi. Semoga Allah SWT memberikan kesehatan kepada mereka,
amin.
10. Kakak kandung peneliti Sukma Wardani, M.Pd., dan Sukma Lestari, M. Pd.
serta abang ipar Azhar Azmi Manurung, S.Pd.I dan Ahmad Habibi Rangkuti,
S.Th.I yang selalu mampu menjadi tempat beristirahat dan melepas rindu,
keluh kesah di bumi perantauan, serta keponakan Muhammad Azka Zhafran
Manurung yang selalu menghibur peneliti. Semoga Allah SWT selalu
mencurahkan kasih sayang serta ridha-Nya dalam menempuh kesuksesan
dunia dan akhirat, demi kebahagiaan dan kebanggaan orang tua, amin ya
Rabbal „alamin.
11. Seluruh Dosen Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara yang selalu memeberikan arahan dan motivasi kepada
peneliti selama ini. Semoga Allah SWT memberikan kemulian dunia akhirat
kepada mereka, amin.
12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 semester genap M. Sholihin
Pranoto, Elwyn Bastian Sinaga, Fadda Helmi, Ahmad Zuhri Ritonga, Wahyu
Jumandar, Maulana Ahmad, Nazri Alwi, Siti Rahmadhani Lestari, Kartika,
Fitri Hidayati Hasibuan, Umi Hidayati Purba, dan Rika Lisdianti yang telah
berbagi canda tawa, nasehat dan motivasi, serta teristimewa kepada Dian
Zelina Fitriani yang selalu memberikan nasehat, motivasi, dorongan, serta
canda tawa bersama. Semoga Allah SWT selalu memberikan kita kesuksesan,
kesehatan, dan kebahagiaan baik dunia dan akhirat, amin.
13. Saiful Muhammad Khadafi, Lc. sahabat peneliti yang berperan penting dalam
merampungkan tesis ini. Semoga Allah SWT selalu menjaga ukuah
islamiyyah kita dan selalu mengarahkan kita pada kesuksesan dunia dan
akhirat, amin.
14. Abang, kakak, sahabat peneliti angkatan 2017 semester ganjil Khairil Hilmi,
Rini Salsabela Hardi, Syafriani Tio Sari, Tuti Nurhayati, Prayogo, Sutar
Oktaviana, Rodiyah Harahap, dan terkhusus Abdul Gopur yang banyak

iv

Universitas Sumatera Utara


memberikan masukan, motivasi serta arahan demi merampungkan tesis ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian, amin.
15. Teman-teman Bahasa Arab USU angkatan 2012 faris, Ghandara, Hilmi,
Asril, Pahmi, dan Hanafi yang selalu hadir memberikan dorongan, dukungan
dan motivasi terhadap peneliti, semoga Allah selalu memberikan kesuksesan
dunia dan akhirat kepada kita, amin.
16. Teman-teman IKRH Riswan Efendi Tanjung, Amd., Muhammad Fahrurizal
Feriandy Damanik, Amd., Asnul Hidayat Siregar, Lc., dan Zulham Purnama
Ridho, S.Pd.I yang selalu memberikan motivasi, arahan, serta dukungannya
kepada peneliti untuk menyelesaikan tesis ini. Semoga Allah SWT membalas
kebaikan kalian dengan kesuksesan, Amin.
17. Keluarga besar Ikatan Keluarga Ar-Raudhatul Hasanah- Universitas Sumatera
Utara (IKRH-USU) yang selalu hadir dalam kepiluan peneliti dalam
menyelesaikan tesis ini. Semoga Allah SWT memberikan kejayaan terhadap
IKRH –USU.
18. Kepada seluruh pihak yang membantu peneliti dalam menyelesaikan tesis ini
yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu.
Peneliti berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca dan penelitian
selanjutnya. Kepada semuanya peneliti berterima kasih semoga bantuan, motivasi
dan arahannya menjadi amalan yang diridhai oleh Allah SWT, dan mendapatkan
balasan berlipat-lipat ganda. Amin ya rabbal „alamin.

Medan, Februari 2019


Peneliti

Joko Hafrisnto
NIM : 167009032

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Hal
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN ..................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 7
1.4 Batasan Masalah ................................................................ 8
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................. 8
1.5.1 Manfaat Teoretis ...................................................... 8
1.5.2 Manfaat Praktis ........................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10


2.1 Konsep Teoretis ................................................................. 10
2.1.1 Metafungsi Bahasa .................................................. 10
2.1.2 Metafungsi Multimodal ........................................... 15
2.1.3 Pengertian Merek ..................................................... 23
2.1.4 Pengertian Iklan ....................................................... 26
2.2 Kajian Relevan .................................................................. 30
2.3 Kerangka Konseptual ........................................................ 36

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 40


3.1 Jenis Penelitian ................................................................... 40
3.2 Data dan Sumber Data ........................................................ 40
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ............................. 41
3.4 Teknik Analisis Data .......................................................... 41
3.4.1 Kondensasi Data ...................................................... 43
3.4.2 Penyajian Data ......................................................... 45
3.4.3 Gambaran Kesimpulan dan Peninjauan Ulang ........ 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 46


4.1 Hasil Penelitian .................................................................. 46
4.1.1 Jenis Multimodal dalam Iklan Indomie Versi Arab 46
4.1.2 Hubungan dan Realisasi Teks Visual dan Teks
Verbal dalam Iklan Indomie Versi Arab ................. 53
4.2 Pembahasan Penelitian ..................................................... 55

vi

Universitas Sumatera Utara


4.2.1 Analisis Multimodal Iklan Indomie Versi Arab ....... 55
4.2.1.1 Unsur Linguistik ........................................... 55
4.2.1.2 Unsur Visual ................................................. 70
4.2.1.2.1 Fungsi Interpersonal ....................... 71
4.2.1.2.2 Unsur Generik ................................ 83
4.2.1.3 Unsur Audio ................................................. 101
4.2.1.4 Unsur Gestural .............................................. 102
4.2.1.5 Unsur Spatial ................................................ 104
4.2.2 Realisasi Teks Visual dan Teks Verbal
dalam Iklan Indomie Versi Arab .......................... 107

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 118


5.1 Simpulan ............................................................................. 118
5.2 Saran ................................................................................... 120

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 121

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No Judul Hal
2.1 Struktur Generik Iklan (Diadaptasi oleh Cheong, 2004:165-174) .......... 22
4.1 Representasi Komponen Metafungsi ....................................................... 46
4.2 Representasi Fungsi Ujaran..................................................................... 47
4.3 Representasi Makna Interaktif ................................................................. 48
4.4 Representasi Unsur Generik .................................................................... 49
4.5 Gestur dan Aktivitas dalam Iklan Indomie Versi Arab ............................ 50
4.6 Komponen Metafungsi Bahasa Teks Verbal Dalam Iklan Indomie Versi
Arab ........................................................................................................... 52
4.7 Komponen Metafungsi Visual Teks Multimodal Iklan Indomie Versi
Arab ........................................................................................................... 52
4.8 Teks Verbal Iklan Indomie Versi Arab ................................................... 55

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal
2.1 Kerangka Konseptual ............................................................................ 38
3.1 Alur Analisis Data oleh Miles, Huberman, dan Saldana (2014) ........... 42
4.1 Komponen Metafungsi Interpersonal .................................................... 73
4.2 Komponen Metafungsi Interpersonal ..................................................... 74
4.3 Komponen Metafungsi Interpersonal ..................................................... 75
4.4 Komponen Metafungsi Interpersonal .................................................... 76
4.5 Komponen Metafungsi Interpersonal .................................................... 77
4.6 Komponen Metafungsi Interpersonal .................................................... 78
4.7 Komponen Metafungsi Interpersonal .................................................... 79
4.8 Komponen Metafungsi Interpersonal .................................................... 80
4.9 Komponen Metafungsi Interpersonal .................................................... 81
4.10 Komponen Metafungsi Interpersonal .................................................... 82
4.11 Komponen Unsur Generik .................................................................... 83
4.12 Komponen Unsur Generik .................................................................... 85
4.13 Komponen Unsur Generik .................................................................... 87
4.14 Komponen Unsur Generik .................................................................... 89
4.15 Komponen Unsur Generik ..................................................................... 91
4.16 Komponen Unsur Generik .................................................................... 92
4.17 Komponen Unsur Generik .................................................................... 94
4.18 Komponen Unsur Generik .................................................................... 96
4.19 Komponen Unsur Generik .................................................................... 97
4.20 Komponen Unsur Generik .................................................................... 99
4.21 Beberapa Perempuan sedang Bercanda dengan Teman pada Iklan
Indomie Versi Arab ............................................................................... 103
4.22 Anak Laki-laki Bercanda dengan Teman pada Iklan Indomie Versi Arab 103

ix

Universitas Sumatera Utara


4.23 Produk Diletakkan di Depan dan Tanpa Fokus ..................................... 105
4.24 Produk Menjadi Latar Namun Mendapat Fokus Objek di Depannya
Produk Sedikit Buram (Blur) ................................................................ 106
4.25 Produk Diposisikan di Tengah dan Menjadi Fokus Utama .................. 106
4.26 Produk Diposisikan di Tengah dan Menjadi Fokus Utama .................. 107
4.27 Kondisi Bengkel pada Iklan Indomie Versi Arab ................................. 108
4.28 Kondisi di dalam Laci pada Iklan Indomie Versi Arab ........................ 109
4.29 Tampilan Kemasan Indomie ................................................................... 110
4.30&4.31 Tampilan Sayuran dan Bumbu ...................................................... 112
4.32 Kebersamaan dengan Teman pada Iklan Indomie Versi Arab................ 113
4.33 Tampilan Kemasan Indomie .................................................................. 115
3.34 Tampilan Kemasan Indomie ................................................................... 116

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal
1 Verbalisasi Data Visual dalam Iklan Indomie Versi Arab ......................... 124
2 Teks Verbal Sesuai Klausa dalam Iklan Indomie Versi Arab.................... 126
3 Transitivitas Data Verbal dalam Iklan Indomie Versi Arab ..................... 128
4 Data Visual dalam Iklan Indomie Versi Arab ........................................... 135

xi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR SINGKATAN

LNG : Linguistik

LSF : Lingustik Sistemik Fungsional

SWT : Subhanahu Wata‟ala

SK : Surat Keputusan

No : Nomor

xii

Universitas Sumatera Utara


PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-


Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

‫ا‬ Alif - Tidak dilambangkan

‫ب‬ Ba B Be

‫خ‬ Ta T Te

‫ز‬ Sa ṡ es (dengan titik di atas)

‫ج‬ Jim J Je


‫ح‬ Ha Ha (dengan titik di bawah)

‫خ‬ Kha Kh Ka dan ha

‫د‬ Dal D De

‫ر‬ Zal Ż Zet (dengan titik di atas)

‫س‬ Ra R Er

‫ص‬ Zai Z Zet

‫ط‬ Sin S Es

‫ش‬ Syin Sy Es dan ye

‫ظ‬ Sad ṣ Es (dengan titik di bawah)

‫ض‬ Dad ḍ de (dengan titik dibawah)

‫ط‬ Ta ṭ te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬ Za ẓ zet (dengan titik di bawah)

‫ع‬ `ain „ Koma terbalik (di atas)

‫غ‬ Gain G Ge

xiii

Universitas Sumatera Utara


‫ف‬ Fa F Ef

‫ق‬ Qaf Q Ki

‫ك‬ Kaf K Ka

‫ه‬ Lam L El

ً Mim M Em

ُ Nun N En

ٗ Waw W We

ٓ Ha H Ha

‫ء‬ Hamzah ` Apostrof

ٛ Ya Y Ye

xiv

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara sederhana iklan didefenisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu

produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali, 2007:9).

Artinya, ada sebuah pesan yang digunakan untuk mempromosikan suatu produk

dan tertentu ada masyarakat yang menjadi calon konsumennya yang akan

membeli produk tersebut.

Pesan iklan merupakan salah satu alat komunikasi penyampai untuk

menginformasikan atau mempengaruhi orang yang menerimanya. Oleh

karenanya, iklan selalu hadir meskipun orang mungkin tidak menyadarinya.

Dewasa ini, penggunaan iklan setiap media memungkinkan untuk menyampaikan

pesannya. Hal ini dilakukan melalui media televisi, cetak (surat kabar, majalah,

jurnal dan lain-lain), radio, pers, internet, surat, kontes, sponsor, poster, pakaian,

acara, warna,suara, visual dan bahkan orang-orang endorsement.

Pengertian iklan secara umum di atas, menjelaskan bahwa iklan adalah

pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat. Sebab

itu, banyak sekali iklan-iklan produk muncul dikehidupan masyarakat, dari iklan

produk kecantikan, produk kesehatan, produk perlengkapan rumah tangga, produk

makanan dan minuman, sampai segala jenis produk kebutuhan sehari-hari bagi

masyarakat ikut ditawarkan dalam periklanan saat ini. Hal ini jelas menunjukkan

bahwa iklan hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan tawaran

produk-produk yang dibutuhkan.

Universitas Sumatera Utara


Banyaknya iklan yang terdapat ditengah-tengah masyarakat memberikan

kemudahan bagi masyarakat dalam menentukan kebutuhan sehari-hari. Salah satu

kebutuhan yang terus menerus adalah produk makanan dan minuman, terutama

produk makanan dan minuman cepat saji. Dewasa ini berbagai macam produk

makanan dan minuman hadir di masyarakat dengan terus menerus memperbaharui

iklan produk mereka demi persaingan, seperti produk mie instan Indomie. Produk

ini sangat mudah dijumpai di masyarakat. Indomie merupakan salah satu produk

makanan cepat saji yang diminati berbagai kalangan dan berbagai usia. Cara

penyajiannya yang cepat dan rasanya yang nikmat membuat daya tarik tersendiri

bagi produk ini untuk menguasai pasar sampai keluar negeri, seperti Arab Saudi.

Arab Saudi saat ini merupakan salah satu negara yang menyukai produk-

produk Indonesia, seperti produk Indomie, dan Arab Saudi sudah memiliki dua

pabrik Indomie sekaligus. Pabrik pertama didirikan pada tahun 1992 di kota

Jeddah, selanjutnya didirikan pabrik kedua di kota Dammam. Banyaknya peminat

Indomie di Arab Saudi tertuang pada majalah AKSES (2008) yang menyatakan

bahwa Bambang Gunawan selaku manajer Pabrik Pinehill Arabia Food Limited

yang didirikan secara patungan oleh PT. Indofood-Indonesia dan SBTC-Jeddah

milik Bawazier, mengungkapkan bahwa pasar Timur Tengah sangat menyukai

mie Indonesia, dan dalam satu bulan, pabriknya dapat menghasilkan lebih dari 50

juta bungkus Indomie, dan 50 sampai 60% produksi mie tersebut dipasarkan di

Arab Saudi dan sisanya diekspor ke negara-negara Timur Tengah lainnya (Irak,

Aljazair, Yordania, Kuwait, Oman, Bahrain, Mesir dan Sudan)‟. Memiliki dua

pabrik dan memproduksi Indomie lebih dari 50 juta bungkus perbulan dan

sekaligus mengekspor produk tersebut ke negera-negara lain, merupakan

Universitas Sumatera Utara


keberhasilan kedua pabrik Indomie di Arab Saudi dalam menjalankan bisnis

produksi mie tersebut.

Tersebarnya produk Indomie di Arab Saudi tidak terlepas dari promosi-

promosi yang dilakukan oleh produsen, pembuatan iklan tentu merupakan salah

satu strategi jitu pemasaran produk Indomie, saat ini Indomie sudah memiliki

iklan tersendiri yang dapat dilihat di situs Youtube. Hal ini dapat ditemukan pada

website resmi Indomie di Arab Saudi pada www.Indomie.com.sa.

Keberadaan pabrik Indomie di Arab Saudi mengubah tampilan iklan

Indomie tersebut, terutama dari sisi verbal dan visualnya. Dari sisi verbal tentunya

iklan Indomie di Arab Saudi menggunakan bahasa setempat yaitu bahasa Arab,

sedangkan dari sisi visual iklan Indomie di Arab Saudi menunjukkan kebudayaan

negaranya.

Majalah AKSES (2008:9) menyatakan konsumen Arab lebih menyukai

produk-produk yang menggunakan bahasa mereka. Sehingga adanya

penerjemahan kata-kata pada kemasan produk makanan Indonesia, diterjemahkan

ke dalam bahasa Arab dengan menggunakan aksara huruf Arab. Faisal (salah

seorang distributor di Arab Saudi) menyampaikan jika perlu mengarabkan

namanya sehingga terasa lebih dekat di telinga konsumen Arab”.

Banyaknya negara Timur Tengah seperti (Irak, Aljazair, Yordania, Quwait,

Oman, Bahrain, Mesir dan Sudan) yang sudah mengkonsumsi Indomie, membuat

iklan Indomie ini perlu dikaji dari berbagai aspek, hal ini agar produk Indomie

dapat mempertahankan eksistensinya dan dapat bersaing dengan produk-produk

lain di Negara tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Keunikan tampilan iklan Indomie di Arab Saudi diharapkan dapat memberi

kontribusi nyata dalam menganalisis data penelitian ini. Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa ilmu linguistik dapat dipakai dalam mengungkap iklan dari

perspektif pemilihan kata pada iklan, layout yang menarik, warna yang beragam

dan mencolok pada beberapa bagian iklan dan budaya Arab.

Iklan Indomie dipilih sebagai objek penelitian ini disebabkan ketenaran

produk Indomie di Indonesia dan juga produk ini sudah banyak diekspor keluar

negeri. Ketenaran produk saat ini bukan hanya di negara Indonesia saja, namun

sudah menguasai pasar negara-negara Timur Tengah, melalui produksinya di

negara Arab Saudi seperti yang dituliskan oleh Fahmie, ketenaran produk ini

dalam “Masing-masing toko, dalam satu bulan bisa menjual produk mie instan

seperti Indomie dll sebanyak 300 karton” (majalah AKSES, 2008:9).

Produk Indomie di Arab Saudi menggunakan bahasa Arab. Secara umum

bahasa Arab terbagi menjadi dua yaitu “Al-„Arabiyyah Fush-Hah” dan “Al-

„Arabiyyah Al-Ammiyah”. Bahasa Arab “Al-„Arabiyyah Fush-Hah” atau kerap

disebut bahasa Arab fushah /‫فصحح‬/ adalah ragam bahasa yang ditemukan di dalam

Al-Qur'an, hadis Nabi dan warisan tradisi Arab. Bahasa fushah hari ini digunakan

dalam kesempatan-kesempatan resmi dan untuk kepentingan kodifikasi karya-

karya puisi, prosa dan penulisan pemikiran intelektual secara umum Ya'kub

(1982:144). Setelah datangnya Islam, masyarakat Arab lebih suka menggunakan

bahasa fusha yang digunakan oleh Al-Qur'an dan hadis Nabi, dalam rangka makin

memperkokoh persatuan antar mereka Tohe (2005:213).

Selanjutnya “Al-„Arabiyyah Al-Ammiyah” atau bahasa Arab Ammiyah /‫ح‬َٞ‫ع‬/,

bahasa Arab Suqiah / ‫ح‬ٞ‫ س٘ق‬/, atau kerap disebut dengan dialek /‫ ىٖجح‬/. Al-Khuli

Universitas Sumatera Utara


(1982: 73) menyatakan bahwa dialek sebagai metode atau cara yang digunakan

oleh manusia untuk mengungkapkan bahasanya dan cara berbahasa yang lebih

menunjukkan pada letak geografis, golongan ataupun kebudayaan penuturnya.

Setiap dialek memiliki ciri khas yang membedakannya dengan dialek yang

lainnya baik dari segi fonologi, kosa kata, morfologi, maupun sintaksisnya. Dialek

akan mengalami perubahan berdasarkan letak geografis, keadaan politik, dan juga

perkembangan kebudayaan sehingga menyebabkan munculnya bahasa yang

berdiri sendiri atau dapat dikatakan bahasa yang berbeda satu dengan lainnya.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa iklan Indomie versi Arab

menggunakan bahasa Arab Ammiyah /‫ح‬َٞ‫ع‬/, namun pada penelitian ini hanya

menenampilkan data berupa bahasa Arab fushah /‫فصحح‬/. Hal ini dilakukan untuk

memudahkan pembaca memahami data penelitian. Menggunakan bahasa Arab

Ammiyah /‫ح‬َٞ‫ع‬/ pada iklan membuat konsumen yang berasal dari luar Arab Saudi

tidak dapat memahami isi, maksud, tujuan, dan pesan yang terdapat pada iklan

Indomie versi Arab tersebut secara utuh. Fenomena kebahasaan ini menyebabkan

masyarakat yang berada di luar Arab Saudi menerima produk tersebut tanpa

memahami pesan yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, hal ini menjadi

salah satu alasan mengangkat data penelitian berupa iklan Indomie versi Arab.

Penelitian-penelitian tentang iklan Indomie telah dilakukan oleh beberapa

peneliti seperti Suprakisno (2015), Ilmasari dan Patria (2016), dan Syahputra

(2017). Namun demikian penelitian iklan Indomie dalam bahasa Arab belum

ditemukan sampai saat ini. Penelitian-penelitian di atas dikaji secara multimodal

dengan menggunakan bahasa Indonesia, sedangkan sumber data dalam penelitian

ini yaitu iklan Indomie versi Arab dalam bahasa Arab. Bahasa Arab memiliki

Universitas Sumatera Utara


kesan istimewa bagi selain penutur bahasa Arab, hal ini disebabkan statusnya

sebagai bahasa dunia yang diakui oleh PBB.

Penelitian ini menggunakan iklan Indomie versi Arab yang disiarkan

melalui media elektronik, iklan tersebut disampaikan berupa audiovisual (suara

dan gambar) yang bergerak. Penyampaian pesan di dalam iklan tidak saja

menggunakan unsur bahasa verbal melainkan juga unsur bahasa non-verbal dan

sarana visual lainnya. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan maksud dan tujuan serta

pesan yang terdapat pada iklan Indomie versi Arab tetap tersampaikan secara utuh

pada masyarakat Arab, maka perlu dikaji dengan teori multimodal, yaitu

mendeskripsikan setiap jenis multimodal yang terdapat pada iklan dan bagaimana

jenis-jenis tersebut mengungkapkan makna yang memperkuat pesan yang

dimaksudkan oleh produser.

Kerangka teori analisis multimodal yang dibahas dalam penelitian ini adalah

teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF). Analisis multimodal dikembangkan

oleh Kress dan Van Leeuwen (1996-2006) dan model analisis multimodal Anstey

dan Bull (2010), unsur generik oleh Cheong (2004), dan Sinar (2018). Jenis

multimodal dalam iklan Indomie versi Arab dilakukan terhadap unsur-unsur yang

mencakup lima aspek yaitu: (1) linguistik, (2) visual, (3) audio,(4) gestural dan

(5) spatial, yang terdapat pada iklan Indomie versi Arab. Teks verbal yang

terdapat dalam iklan Indomie versi Arab dianalisis dengan menggunakan

metafungsi bahasa oleh Halliday dan Matthiessen (2014), Sinar (2003), dan

Saragih (2006) untuk menentukan transitivitas, fungsi ujaran, mood dan residu

pada teks verbal iklan Indomie versi Arab. Multimodal dipilih untuk menganalisis

Universitas Sumatera Utara


data dikarenakan multimodal memiliki kecocokan dalam menyelesaikan masalah

visul, audio, gestural, dan spatial yang terdapat dalam data penelitian ini.

Analisis multimodal memberikan daya tarik tersendiri untuk dikaji,

megingat unsur-unsur linguistik, visual, audio, gestural, dan spatial yang terdapat

dalam iklan Indomie versi Arab menunjukkan kebersamaan dan kekeluargaan, hal

itu disampaikan dengan adanya gambar yang sering muncul seperti anak, ayah,

ibu, keluarga, dan persahabatan. Secara verbal yang muncul pada iklan Indomie

umumnya berbeda-beda pada setiap iklannya. Berikut contoh verbal pada salah

satu iklan Indomie versi Arab ‫ش ٍا ذفاصو‬ٞ‫ ٗاصو ٍِ غ‬ٍٜٗ‫ اّذ‬/'indūmī wāṣil min gairi

mā tufāṣil/ „Indomie…terus tanpa henti!‟. Berdasarkan alasan-alasan di atas

penelitian iklan Indomie versi Arab ini memberikan kontribusi yang nyata dalam

mengimplementasikan analisis multimodal. Oleh karena itu penelitian ini

mengangkat judul “Analisis Multimodal dalam Iklan Indomie Versi Arab”.

1.2 Rumusan Masalah

Mengacu pada uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah jenis multimodal yang terdapat dalam iklan Indomie versi Arab?

2. Bagaimanakah realisasi teks visual dan teks verbal dalam iklan Indomie

versi Arab?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan jenis multimodal yang terdapat dalam iklan Indomie

versi Arab.

Universitas Sumatera Utara


2. Menjelaskan realisasi teks visual dan teks verbal dalam iklan Indomie

versi Arab.

1.4 Batasan Masalah

Batasan penelitian ditentukan agar pada penelitian ini tidak meluas ke dalam

disiplin ilmu yang lain. Penelitian ini memfokuskan penelitian terhadap unsur-

unsur multimodal, pada tataran metafungsi bahasa, penelitian ini hanya membahas

fungsi ideasional dan interpersonal, sedangkan pada tahapan tekstual tidak

dilakukan pada penelitian ini. Selanjutnya pada metafungsi multimodal hanya

membahas pada komponen interpersonal atau struktur interaksi saja, sedangkan

ideasional dan tekstual tidak dibahas dalam penelitian ini. Data penelitian ini

menggunakan iklan Indomie versi Arab yang berupa audio visual (suara dan

gambar) yang bergerak, sedangkan pada iklan Indomie versi Arab yang berbentuk

cetak tidak digunakan dalam penelitian ini.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoretis

Selain manfaat praktis, penelitian ini diharapkan juga memiliki manfaat

secara teoretis, adapun manfaat teoretis dapat diperoleh sebagai berikut:

1. Mengembangkan dan menyebarluaskan kajian multimodal.

2. Memperkaya khazanah kajian wacana dalam upaya mendeskripsikan

secara mendalam tentang jenis multimodal dan makna iklan Indomie Versi

Arab.

3. Memberikan informasi tentang multimodal yang berkaitan dengan iklan

Indomie versi Arab.

Universitas Sumatera Utara


1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Menjadi bahan rujukan layout bagi produsen untuk pembuatan iklan

marketing advertisement dalam bidang ekonomi kreatif.

2. Memudahkan masyrakat Arab untuk mendapatkan makanan yang cepat

saji.

3. Menjadi bahan rujukan penelitian bahasa asing selanjutnya, yaitu dalam

ruang lingkup multimodal.

4. Sebagai bahan pengajaran, terutama pada penerapan kajian multimodal

dalam menelaah gambar, khususnya pada objek audiovisual (gambar yang

bergerak).

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teoretis

Konsep teoretis dalam analisis multimodal dilandasi oleh konsep teori linguistik

sistemik fungsional (LSF), yaitu metafungsi bahasa verbal dan visual dengan

model analisis Halliday dan Matthiessen (2014), analisis multimodal Kress dan

Van Leeuwen (1996-2006), model analisis multimodal (Anstey & Bull, 2010)

dan analisis unsur generik Cheong (2004). Analisis ini dilakukan guna

menjelaskan setiap jenis-jenis multimodal yang terdapat dalam iklan Indomie

versi Arab, dan unsur-unsur visual, audio, gestural, dan spatial.

Selanjutnya peneliti melakukan analisis pada sumber data verbal yaitu

dengan menggunakan analisis metafungsi bahasa Halliday dan Matthiessen

(2014), dan menggunakan analisis yang dilakukan dalam bahasa Indonesia oleh

Sinar (2003), dan Saragih (2006) pada tataran ideasional, dan tataran

interpersonal, sedangkan tataran tekstual tidak dilakukan.

2.1.1 Metafungsi Bahasa

Metafungsi sebagai konsep teoretis memberi kemampuan kepada seseorang

untuk memahami fungsi bahasa dan bentuk tata bahasa. Metafungsi bahasa

mempunyai 3 (tiga) komponen yaitu: ideasional, interpersonal, dan tekstual.

Fungsi ideasional berhubungan dengan pemahaman dari pengalaman: apa yang

telah terjadi, termasuk apa yang di lakukan seseorang-terhadap siapa, dimana,

kapan, kenapa, dan bagaimana hubungan logikal terjadi antara satu dengan yang

lainnya. Fungsi interpersonal membahas hubungan sosial: bagaimana masyarakat

berinteraksi, termasuk perasaan saling berbagi di antara mereka, dan fungsi

10

Universitas Sumatera Utara


tekstual membahas alir informasi: cara makna ideasional dan interpersonal

disebarkan pada semiosis, termasuk interkoneksi antara aktivitas dan bahasa

(tindakan, gambar, musik, dll) (Sinar, 2003:28).

Sejalan dengan ketiga fungsi di atas, Saragih (2006:7) menambahkan bahasa

juga dikatakan membawa 3 (tiga) arti, yakni makna pengalaman (ideasional

meaning), makna antarpersona atau makna pertukaran (interpersonal meaning),

dan makna perangkaian atau pengorganisasian (textual meaning).

1. Fungsi Ideasional

Fungsi ideasional terdiri atas fungsi eksperensial dan logikal. Fungsi

eksperensial terjadi pada tingkat klausa sebagai representasi pengalaman-

pengalaman manusia, baik realitas luaran maupun realitas dalaman diri manusia

itu sendiri, dan ini bermakna satu fungsi klausa adalah sebagai representasi

pengalaman dari dua realitas, yaitu realitas dari luaran dan dari dalaman seseorang

eksperensial atau representasi fungsi bahasa khususnya fungsi klausa

direalisasikan oleh sistem transitivitas bahasa (klausa). Dunia realitas luaran

dibawa ke dalam dunia realitas dalaman dalam alam sadar seseorang, yang

diproses dalam sistem transitivitas bahasa diinterprestasikan sebagai „proses yang

sedang terjadi‟, yang berhubungan degan gerak, kejaian-kejadian, kondisi, dan

hubungan-hubungan materi (Sinar, 2003:32).

Proses dikategorikan ke dalam enam (6) proses yaitu: 1) material, 2) mental,

3) relasional, 4) tingkah laku, 5) verbal, dan 6) wujud (existential) Halliday

(1985b, 1994) dalam Sinar (2003:32).

Berikut merupakan uraian tentang keenam (6) jenis proses tersebut, seperti

yang diungkapkan oleh (Saragih, 2006:30-41), adalah sebagai berikut:

11

Universitas Sumatera Utara


a. Proses Material

Proses material adalah aktivitas atau kegiatan yang menyangkut fisik dan nyata

dilakukan pelakunya. Karena sifatnya yang demikian proses material dapat

diamati dengan indera, misalnya terdapat dalam verbal memasak, memukul, dan

lainnya. Contohnya:

Adiknya membaca surat kabar di ruangan tamu


Pelaku Proses:material Gol Sirkumstan

b. Proses Mental

Proses mental adalah menunjukkan kegiatan atau aktivitas yang menyangkut

indera, kognisi, emosi, dan persepsi, yang terjadi di dalam diri manusia seperti

melihat, mengetahui, dan lainnya. Contohnya:

Ayahku kemarin mengetahui Rencana pembangunan Masjid itu


Pengindera Proses:mental Fenomenon Sirkumstan

c. Proses Relasional

Proses relasional berfungsi menghubungkan satu entitas dengan dengan

maujud atau lingungan lain di dalam hubungan intensif, sirkumstan, atau atau

kepemilikan dengan cara (mode) identifikasi atau atribut. Contohnya:

Jakarta (adalah) Ibu kota Indonesia


Tanda Proses:relasional:intensif Nilai

d. Proses Tingkah Laku

Proses tingkah laku (behavioral) merupakan aktivitas atau kegiatan fisiologis

yang menyatakan tingkah laku fisik manusia. Contohnya:

Mariam menangis dengan pilu


Petingkah laku Proses:tingkah laku Sirkumstan

12

Universitas Sumatera Utara


e. Proses Verbal

Proses verbal berada antara proses mental dan relasional. Secara semantic, proses

verbal menunjukkan aktivitas atau kegiatan yang menyangkut informasi, seperti

verbal berkata, bertanya, meminta dan lainnya. Contohnya:

Adikku Menceritakan Pengalamannya di kapal Kepada kakekku


Pembicara Proses:verbal Perkataan Penerima

f. Proses Wujud

Proses wujud (existential) menunjukkan keberadaan satu entitas. Secara

semantik, proses wujud terjadi antara proses material dan proses relasional.

Contohnya:

Ada Empat pekerja Di dalam ruangan itu


Proses:wujud Maujud Sirkumstan

2. Fungsi Interpersonal

Fungsi interpersonal adalah sebuah interpretasi bahasa bahwa dalam fungsinya

sebagai suatu saling tukat-menukar maklumat yang disebut „bahasa sebagai

kegiatan‟. Fungsi ini merepresentasikan makna potensi penutur yang berinteraksi

yang mempunyai hubungan dua arah baik sebagai penutur/penulis maupun

sebagai pendengar/pembaca. Apabila dua penutur menggunakan bahasa untuk

berinteraksi, satu hal yang dilakukan mereka adalah menjalin hubungan sosial

antara mereka. Disini mereka mulai menyusun dua jenis peran atau fungsi

pertuturan yang fundamental: 1) memberi, dan 2) meminta informasi Halliday

(1994:68-69) yang dapat dikembangkan menjadi:

a. Memberi/informasi = „pernyataan‟ (statement)

b. Meminta/informasi = „pertanyaan (question)

c. Memberi/barang dan jasa = „tawaran‟ (offer)

13

Universitas Sumatera Utara


d. Meminta/barang dan jasa = „perintah‟ (command)

Selanjutnya di dalam bahasa Arab di samping penanda intonasi dan tulisan atau

grafologi, modus dikodekan oleh subjek dan predikat. Sebab bahasa Arab

bertipologi infleksi. Selanjutnya residu adalah terdiri dari complement dan adjucnt

(Saragih, 2006:66-69). Contohnya:

My son Did Buy a new car Yesterday


Subject Finite Predicator Complement Adjuct
M O O D R E S I D U E

3. Fungsi Tekstual

Fungsi tekstual bahasa adalah sebuah interpretasi bahasa dalam fungsinya sebagai

pesan, yaitu berfungsi sebagai pembentuk teks dalam bahasa. Hal ini

diinterpretasikan sebagai sebuah fungsi intrinsik kepada bahasa itu sendiri, dalam

arti bahwa bahasa berhubungkait dengan aspek situasional di mana bahasa (teks)

tertanam di dalamnya. Fungsi ini memberi kemampuan kepada seseorang untuk

membedakan sebuah teks sebagai bahasa yang termotivasi secara fungsional dan

kontekstual dan pada sisi yang lain, dari yang bukan teks sebagai bahasa terpisah

dari yang lain. Makna tekstual bahasa dalam fungsinya sebagai sebuah pesan

direalisasikan melalui sistem tema theme system bahasa. Sistem tema dari sebuah

klausa direpresentasikan oleh struktur tematik kalusa yang terdiri dari dua unsur

utama: 1) tema, dan 2) rema (Sinar, 2003:50).

Penjelasa metafungsi di atas menjelaskan bahwa analisis pada penelitian ini

hanya menggunakan dua tahapan metafungsi bahasa saja, yaitu pada tataran

fungsi ideasional dan tataran fungsi interpersonal. Analisis tidak dilanjutkan pada

tahap fungsi tekstual, karena tujuan penelitian ini sudah tercapai pada tataran

14

Universitas Sumatera Utara


ideasional dan interpersonal. Oleh sebab itu analisis hanya sampai pada makna

ideasional dan makna interpersonal.

2.1.2 Metafungsi Multimodal

Penelitian ini berobjekkan multimodal yang berdatakan iklan Indomie versi Arab,

sebagaimana teks iklan tersebut tergolong pada teks multimodal, semua interaksi

yang menggabungkan dua sarana yang dapat memberikan makna kombinasi pada

bahasa yaitu verbal dan non-verbal dinamakan multimodal (Sinar, 2012:30).

Iklan yang terdiri dari teks verbal dan non-verbal memiliki hubungan-hubungan

logis dalam menyampaikan suatu makna. Hubungan-hubungan tersebut dapat

diketahui melalui adanya keterkaitan antara komponen metafungsi dalam teks

verbal dan teks non-verbal. Teks dibatasi pada makna fungsionalnya dalam

konteks sosial yang menegaskan bahwa teks dapat berupa satu naskah, paragraph,

klausa kompleks, klausa, frasa, grup atau bunyi. Teks yang merupakan unit

bahasa memiliki arti dalam konteks sosial itu terjadi akibat adanya interaksi

komunikasi. Semua interaksi komunikasi tersebut disebut dengan multimodal

“All interactions are multimodal” (Noris, 2004).

Penelitian ini menggunakan analisis multimodal yang dikemukakan Kress dan

Van Leeuwen (2006), analisis Anstey dan Bull (2010) dan unsur generik (Cheong,

2004) dalam menganalisis teks multimodal.

Kajian mengenai multimodal teks merupakan salah satu kajian dalam semiotik

yang didefinisikan oleh Saussure sebagai suatu studi tentang tanda-tanda yang

terdapat di dalam masyarakat (Saussure, 1959: 16). Secara lebih rinci, Daniel

Chandler menyatakan semiotik melibatkan suatu kajian yang tidak hanya merujuk

kepada kajian tentang "tanda-tanda" dalam percakapan sehari-hari, tetapi semiotik

15

Universitas Sumatera Utara


juga mengkaji tentang segala sesuatu yang merujuk ke sesuatu yang lain

(Chandler, 2007: 2). Dalam pengartian semiotik, tanda berupa kata-kata, gambar,

bunyi, gestor, dan objek (Chandler, 2007: 2). Sementara itu, Bateman dan

Schmidt (2012: 28) mengusung istilah bahasa (lisan dan tulisan), visual, akustik,

dan tempat sebagai tanda-tanda yang dikaji dalam semiotik.

Iklan (Advertisement) merupakan sebuah objek semiotika. Hal ini tidak terlepas

dari fungsi iklan yaitu komunikasi langsung (Direct Communication Function)

sebagaimana yang terdapat pada media komunikasi masa. Oleh sebab itu

komunikasi dalam iklan seperti penyampaian pesan (message) merupakan unsur

utama dalam iklan. Iklan pada umumnya memiliki teks verbal dan visual sebagai

alat penyampai pesan produsen kepada konsumen. Hal itu dapat direpresentasikan

dengan dengan kerangka teoretis „semoitik sesial‟. Kress dan Van Leeuwen

(2006:23) menyatakan bahwa representasi visual dalam kontek semiotika social.

Our work on visual representation is set within the theoretical framework


of „sosial semiotics‟ it is important therefore to place it in the context
of the way „semiotics‟ has developed during, roughly, the past 75
years (Kress and Van Leeuwen, 2006:23).

Pernyataan di atas memberikan pemahaman dasar bahwa pada kajian multimodal

yang merupakan visual tidak dapat dipisah dari ilmu semiotik. Representasi visual

dalam tataran semiotika sosial sudah dilakukan sekitar 75 tahun terahir ini.

Semiotika telah mengidentifikasi kebutuhan untuk mengembangkan teori

dan deskripsi semiosis yang holistik dan sadar sosial, berlaku untuk semua tanda

dan sistem tanda tetapi juga mampu mempertimbangkan karakteristik spesifik dari

fenomena semiotik yang berbeda. O‟Halloran et.al. (2011:2) menyatakan:

“The study of multimodal discourse - discourse involving the interaction of


multiple semiotic resources such as (spoken and written) language,
gesture, dress, architecture, proximity (and in film for example)

16

Universitas Sumatera Utara


lighting, movement, gaze, camera angle, etc - received three major
impetuses during the twentieth century” (O‟Halloran et.al., 2011: 2).

Semiotika sosial mampu mengatakan sesuatu tentang fungsi masing-masing mode

dalam teks multimodal (gambar, angka, warna, tulisan, dan ekspresi wajah),

tentang hubungan mode-mode ini satu sama lain, dan tentang entitas utama dalam

teks (Kress, 2010:59). Analisis wacana multimodal adalah studi tentang

persimpangan dan saling ketergantungan dari berbagai modalitas komunikasi

dalam konteks yang diberikan seperti yang dinyatakan Snyder (2009: 1).

Berbagai tanda-tanda ini disebut juga dengan multimodal sebagaimana yang

dikatakan Anstey dan Bull (2010), suatu teks dikatan sebagai multimodal ketika

teks tersebut meiliki dua atau lebih sistem semiotik. Secara keseluruhan terdapat

lima jenis sistem semiotik, yaitu:

A text may be defined as multimodal when it combines two or


more semiotic systems. There are five semiotic systems in total:
4. Linguistic: comprising aspects such as vocabulary, generic
structure and the grammar of oral and written language
5. Visual: comprising aspects such as colour, vectors and
viewpoint in still and moving images
6. Audio: comprising aspects such as volume, pitch and rhythm of
music and sound effects
7. Gestural: comprising aspects such as movement, speed and
stillness in facial expression and body language
8. Spatial: comprising aspects such as proximity, direction,
position of layout and organisation of objects in space (Anstey
dan Bull, 2010).

Penjelasan di atas merupakan lima unsur semiotik yang digagas oleh Anstey

dan Bull (2010) yaitu sebagai berikut:

1) Linguistik: berisikan aspek-aspek seperti kosa kata, struktur generik, dan

gramatika bahasa tulis dan lisan,

2) Visual: berisikan aspek-aspek seperti warna, vektor, sudut pandang, gambar,

patung, dan ekspresi,

17

Universitas Sumatera Utara


3) Audio: memuat aspek-aspek seperti bunyi atau volume, pitch, ritme musik,

efek suara,

4) Gestural: berisikan aspek-aspek gerakan, kecepatan, kediaman, keheningan,

ekspresi bahasa dan bahasa verbal,

5) Spatial (lokasi): berisikan aspek-aspek proksemik, arah, posisi tata letak,

organisasi jarak benda-benda, dll.

Istilah multimodal digunakan untuk merujuk pada cara orang berkomunikasi

dengan menggunakan sarana yang berbeda pada saat bersamaan atau dikatakan

sebagai peristiwa semiotik secara bersamaan dalam suatu teks, dengan cara

tertentu, sarana ini digabungkan untuk memperkuat, melengkapi, atau berada

dalam susunan tertentu (Kress dan Van Leeuwen, 2001:21).

Tiga (3) komponen metafungsi Halliday dikembangkan oleh Kress dan Van

Leeuwen (2006) dalam multimodal. Ia mengatakan teks multimodal berarti

berhubungan dengan bahasa sebagai semiotik, tetapi terdapat juga sistem lain

yaitu visual. Metafungsi tersebut dijelaskan sebagai beikut:

a. Komponen Ideasional

Setiap sistem semiotik memiliki kemampuan untuk merepresentasikan aspek-

aspek pengalaman dunia di luar sistem tanda baik secara langsung maupun tidak

langsung. Dengan kata lain, sistem semiotik harus mampu merepresentasikan

objek dan hubungannya dengan dengan dunia di luar sistem representasi tersebut.

Dunia ini seringkali sistem tanda yang lain. Hal ini sistem semiotik memberikan

plihan-pilihan untuk merepresentasikan objek dengan cara yang berbeda, dimana

cara-cara ini dapat saling berhubungan satu sama lain.

b. Komponen Interpersonal/ Struktur Interaksi

18

Universitas Sumatera Utara


Fungsi Interpersonal atau struktur Interaksi terdiri atas dua bagian yaitu makna

interaktif dan modalitas. Makna interaktif mrupakan kemampuan sistem semiotik

untuk memproyeksikan hubungan-hubungan sosial di atantara produser yang

menciptakan tanda tersebut atau dengan pemirsa (yang menerima tanda), dan

objek yang direpresentasikan oleh tanda tersebut. Makna ini direalisasikan oleh

ekspresi fasial, panah-panah, tanda-tanda pungtuasi, dan lain-lain yang selaras

dengan fungsi ujar di dalam metafungsi interpersonal yang dikodekan melalui

pernyataan, pertanyaan, penawaran dan perimintaan (Statement, Question, Offer,

Demand) (Sinar, 2018:47). Kedua bagian fungsi interpersonal atau struktur

interaksi adalah sebagai berikut:

1. Makna Interaktif

Tahapan ini Kress dan Leeuwen (2006) melihat secara kritis visualitas cara

hubungan tercipta diantara produser, pemirsa yang melihat, dan objek yang ada

dalam gambar. Objek direalisasikan melalui tatapan (gaze), dan arah tatapan

ukuran bingkai (frame, shot) dan perspektif (angle). Aspek-aspek penting dalam

interaksi adalah A) kontak menjelaskan „permintaan‟, atau „penaaran‟, tatapan,

dan arah tatapan. B) jarak sosial menjelaskan jarak dekat (yang bermakna

intimasi/persona), jarak medium (bermakna sosial). C) sikap atau kuasa

menjelaskan sisi horizontal (tingkat ikatan dan pemisahan), sudut vertikal (tingkat

kekuasaan sisi pemandang, kepada partisipan terwakili atau hubungan

kesetaraan) yang dimiliki oleh objek terhadap pemirsa yang melihat (viewer) dan

sebaliknya (Sinar, 2018:47).

(a) Kontak

19

Universitas Sumatera Utara


Selain pilihan yang berkaitan dengan tindakan dan tatapan visual imaji, hubungan

interaktif didefinisikan berdasarkan jarak dan sikap sosial (keterlibatan dan

kekuatan).

(b) Jarak

Sistem jarak sosial berkaitan dengan tingkat keakraban yang ditetapkan antara

penampil dan Representasi Partisipan (RP) yang digambarkan dalam sebuah

komposisi, yang ditentukan oleh pemirsa dalam sebuah imaji visual. Skala dalam

gambar yang menghasilkan perasaan keintiman atau jarak, bervariasi atara

pengambilan close up, yang menciptakan keintiman antara khalayak dan RP,

karena gambar itu berada di dekat penampil, dan pengambilan jarak jauh

mengekpresikan jarak, dan jarak menengah (medium) direalisasikan sebagai

tingkat keintiman.

(c) Sikap

Pilihan sikap ditentukan oleh teknik perspektif, yakni dengan cara penampil dan

RP diposisikan dalam secara vertikdeal dan horizontal. Pilihan sudut pandang

tertentu sangat mempengaruhi cara kita memahami situasi yang digambarkan.

Sementara sudut horizontal menentukan keterlibatan emosional kita dengan RP

(sudut depan), atau detasemen (sudut miring) dari sudut vertikal, sudut vertikal

mencerminkan hubungan kekuatan dan kerentanan, tergntung pada apakah RP

masing-masing dipandang dari sudut rendah atau tinggi.

Pilihan visual yang tersedia untuk menganalisis makna interpersonal adalah

keadaan atau ketiadaan ekspresi wajah terhadap penampil, garak tubuh yang

membuat perintah, dan penawaran informasi atau penawaran barang dan jasa

kepada pemirsa. Perbedaan bahasa verbal yang diwujudkan dengan cara

20

Universitas Sumatera Utara


mengkonfigurasi kata benda dan verbal sementara itu bahasa visual dibuat oleh

hubungan vektorial dan volum.

2. Modalitas

Menurut Kress dan Leeuwen (2006) fungsi interpersonal tidak hanya mencakup

interaksi, tetapi juga berarti makna evaluatif. Dalam bahasa, makna evaluatif

diwujudkan melalui sistem polaritas (positif dan negatif) dan intinya melalui

sistem modalitas, yang mencerminkan sikap pembicara atau penulis terhadap isi

komunikasi, dan mengenalkan unsur keraguan (tingkat kepastian dan probabilitas

dan derajat normalis dan frekuensi). Seperti dalam bahasa, gambar visual juga

memiliki tingkat modalitas mulai dari tingkat kredibilitas tinggi hingga rendah

(Sinar 2018:50).

Modalitas dalam teks visual dapat menjadi rendah atau tinggi misalnya foto objek

yang natural diimajinasikan tingkat modalitasnya cendrung lebih tinggi,

sedangkan sketsa memiliki modalitas lebih rendah. Tinggi dan rendah terjadi

karena citra yang terbentuk dari segi kemiripannya dengan kenyataan, dan standar

budaya tentang apa yang nyata dan tidak nyata dalam kelompok sosial tertentu.

Halliday (2004) memandang modalitas adalah aspek tatabahasa sekaligus cara

komunikasi sikap, pemosisian, misalnya, „mungkin‟, „munasabah‟, „barangkali‟,

„sering‟, „biasanya‟, „selalu‟, „diharapkan‟, „dibutuhkan‟, „dipersoalkan‟,

„diinginkan‟, „ditentukan‟, sementara itu dalam pendekatan analisis multimodal,

Krees dan Leeuwen menjelaskan modalitas juga merupakan aspek linguistik

sebagai fungsi komunikatif untuk mengekpresikan nilai kebenaran proposisi dan

usulan mewujudkan sistem modalitas pada sarana semiotik warna, desain gambar,

tipografi, latar belakang, latar dpan, rasa, sikap, suara atau pidato,

21

Universitas Sumatera Utara


grafem/huruf/tulisan/karakter, kaligrafi, musik, cahaya, penerangan dan lain-lain

(Sinar, 2018:51).

3. Komponen Tekstual

Setiap sistem semiotik harus memiliki kemampuan untuk membentuk teks

kompleks, tanda yang saling melekat satu dengan yang lain, baik secara internal

maaupun dengan konteks di dalamnya dan untuk apa tanda-tanda teersebut

diproduksi. Tatabahasa visual juga menciptakan suatu jarak dalam hal: pengaturan

komposisi yang berbeda untuk merealisasikan makna tekstual yang berbeda pula.

Penjelasan di atas menjelaskan bahwa pada penelitian ini juga menggunakan

analisis metafungsi multimodal. Namun, pada penelitian ini hanya dilakukan

analisis komponen interpersonal atau struktur interaksi, sedangkan komponen

ideasional dan tekstual tidak dilakukan. Lebih lanjut, Cheong (2004: 165-174)

mengusulkan struktur generik iklan seperti yang terdapat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Strutur Generik Iklan (diadaptasi oleh Cheong, 2004:165-174)


IKLAN
Komponen Verbal Komponen Visual

Pengumuman Utama, Pedoman (Lead): Rujukan Perhatian


Pengumuman Kedua, ( Locus of Attention=LoA),
(Announcement Primary, Secondary) Pelengkap Rujukan Perhatian
Penambahan (Enhancer) (Complement to
Lambang Verbal (Verbal Emblem) the Locus of Attention=Comp.LoA)
Pesan (Tag) Penyajian (Display. Explicit, Implicit)
Informasi Kontak (Call-and-visit Sepadan (Congruent), Metaforis Tidak
information) Sepadan (Incongruent metaphorical)
Lambang Visual (Visual Emblem)

Tabel di atas menampilkan struktur generik iklan dalam komponen verbal

dan komponen visual, penelitian ini membahas komponen verbal dan komponen

visual pada iklan. Cheong (2004: 165) mengklasifikasikan komponen, pedoman

(lead): rujukan perhatian (LoA) dan pelengkap rujukan perhatian (complement to

22

Universitas Sumatera Utara


the LoA) sebagai menjadi inti pesan iklan, dimunculkan dalam ukuran dan warna

dengan kualitas destingtif dibandingkan dengan komponen visual lainnya.

Sedangkan Camp. LoA memiliki fungsi sebagai penghubung dan untuk

memfokuskan perhatian khalayak terhadap bagian-bagian khusus dalam LoA.

Komponen visual penyajian (display) berfungsi untuk menggambarkan

produk secara nyata dan eksplisit. Komponen lambang visual (visual emblem)

secara visual direalisasikan melalui logo produk yang diiklankan yang secara

linguistik wujud melalui brandname atau merek dagang fungsi lambang

memberikan identitas atau status bagi produk yang mempunyai posiisi letak di sisi

mana saja menyesuaikan poporsi teks iklan (Sinar, 2018:57-58).

Seterusnya mengikuti analisis (Cheong, 2004:173) maka unsur-unsur

linguistik yang mengungkap dan memberikan esensi makna pesan iklan dalam

sebuah teks iklan adalah Announcement (pengumuman), Enhancer (penambahan),

Emblem (lambang verbal), Taq (pesan), dan Call and-visit information (informasi

kontak).

2.1.3 Pengertian Merek

a. Merek

Merek didefenisikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau

kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa

dari seseorang atau penjual dan membedakannya dari produk pesaing (Kolter dan

Armstrong, 2007:70). Oleh karena itu merek mengidentifikasi pembuat atau

penjual dari suatu produk. Merek juga merupakan janji penjual untuk

menyampaikan kesimpulan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten

kepada pembeli. Merek dapat menyampaikan empat (4) tingkat arti, yakni: (1)

23

Universitas Sumatera Utara


Atribut, merek akan mengingatkan orang pada atribut tertentu. Misalnya

keutamaan dan sebagainya sehingga hal ini memberikan suatu landasan

pemosisian bagi atribut lain dari produk tersebut. (2) Manfaat, pelanggan tidak

membeli atribut, tetapi mereka membeli manfaat dari produk tersebut. oleh sebab

itu atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungdional dan emosional. (3)

Nilai, merek juga mencerminkan sesuatu mengenai nilai-nilai pembeli. Misalnya

saja menilai prestasi, keamana, kehigienisan suatu produk. (4) Kepribadian, merek

menggambarkan kepribadian. Merek akan menarik orang dengan gambaran

sebenarnya dan citra dirinya cocok dengan citra merek.

b. Citra Merek

Bagian ini menceritakan bahwa keterkaitan konsumen pada suatu merek akan

lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakkan untuk

mengkomunikasiannya sehingga akan terbentuk citra merek (brand image). Citra

merek yang baik akan mendorong untuk meningkatkan volume penjualan dan

citra perusahaan. Citra merek dapat dianggap sebagai salah satu jenis asosiasi

yang muncul dalam benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu.

Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau

cerita tertentu yang dikaitkan pada merek tertentu, sama halnya ketika kita berfikir

mengenai orang lain (Syahputra, 2017:28).

Prihal ini Kotler dan Armstrong (2007:80) berpendapat bahwa “Brand Image

adalah himpunan keyakinan konsumen mengenai berbagai merek”. Intinya Brand

Image atau Brand Description, yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan

konsumen terhadap merek tertentu. Sebuah produk dapat melahirkan sebuah

brand jika produk tersebut menurut persepsi konsumen mempunyai keunggulan

24

Universitas Sumatera Utara


fungsi (functional brand), menimbulkan asosiasi dan citra yang diinginkan

konsumen (image brand), dan membangkitkan pengalaman tertentu saat

konsumen berinteraksi dengan (experiental brand).

Citra produk dan makna asosiasi brand dikomunikasikan oleh iklan dan media

promosi lainnya, termasuk public relation dan event sponsorship. Iklan dianggap

memiliki peran terbesar dalam mengkomunikasikan citra sebuah brand dan

sebuah emage brand juga dapat dibagun hanya menggunakan iklan yang

menggunakan asosiasi dan makna simbolik yang bukan merupakan ekstensi dan

fitur produk. Penting untuk dicatat bahwa membangun sebuah brand tidak hanya

melibatkan penciptaan perceived difference melalui iklan. Sering terjadi

kesalahpahaman bahwa sebuah brand dibangun semata-mata menggunakan

strategi periklanan yang jitu untuk menciptakan citra dan asosiasi produk yang

diinginkan. Iklan berperan penting dalam membangun banyak merek terutama

yang memang dideferensiasikan atas dasar citra produk. Akan tetapi, sebuah

image brand sekalipun harus didukung oleh produk yang berkualitas, strategi

penetapan harga yang tepat untuk mendukung citra yang dikomunikasikan melalui

iklan produk tersebut.

2.1.4 Pengertian Iklan

Secara etimologi kata iklan berasal dari bahasa Arab yaitu kata masdar dari

kata ‫ إِ ْعالَّا‬- ُِ‫ُ ْع ِي‬ٝ - ََِ‫ أَ ْعي‬/‟alana – yu‟linu – i‟lānan/, dan selanjutnya diserap oleh

bahasa Indonesia menjadi iklan. Tahapan ini (Kasali, 2007:9) mendefinisikan

secara sederhana iklan adalah pesan yang menawarkan sesuatu produk yang

ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Kotler dan Keller (2007:244)

25

Universitas Sumatera Utara


yang dialih bahasakan oleh Molen menanbahkan bahwa iklan adalah segala

bentuk persentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor

tertentu yang harus dibayar. Berdasarkan pengertian di atas dapat suatu

kesimpulan bahwa iklan adalah segala persentasi nonpersonal yang dimaksudkan

untuk mempromosikan gagasan, atau memberikan informasi tentang keunggulan

dan keuntungan suatu produk yang dibiayai pihak sponsor tertentu. Begitu banyak

iklan yang berada di tengah-tengah masyarakat, namun para ahli mencoba

mengklasifikasikannya ke dalam beberapa jenis iklan.

Tjiptono (2005:227) berpendapat bahwa iklan dapat diklasifikasikan

berdasarkan berbagai aspek, di antaranya adalah aspek isi pesan, tujuan, dan

pemilik iklan. Berikut ulasan mengenai aspek isi pesan:

a) Product advertising, yaitu iklan yang berisi informasi produk (barang atau

jasa) suatu perusahaan. Pada katagori ini terdapat dua (2) jenis iklan, yaitu:

(1) Direct-action advertising, yaitu iklan produk yang didesain sedemikian

rupa untuk mendorong tanggapan segera dari khalayak atau pemirsa. Contoh

dalam hal ini seperti iklan suatu produk yang ditayangkan di TV yang dalam

iklannya memberikan nomor kontak dan apabila penonton saat itu juga akan

mendapatkan potongan harga (https://bagwell.com/direct-response-

advertising). (2) indirect-action advertising, yaitu iklan produk yang didesain

untuk menumbuhkan permintaan dalam jangka panjang. Contoh dalam hal ini

adalah iklan yang sering muncul di TV seperti iklan minuman cepat saji.

b) Institutional advertising, yaitu iklan yang didesain untuk member informasi

tantang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun goodwill serta image

positif bagi organisasi. Institutional advertising terbagi atas: 1) Patronage

26

Universitas Sumatera Utara


advertising, yakni iklan yang menginformasikan usaha bisnis pemilik iklan.

Misalnya sebuah perusahaan jasa yang bergerak di bidang periklanan yang

terletak di jala-jalan mempromosikan usahanya “disewakan, hubungi 08xxx”.

2) Iklan layanan masyarakat (public service advertising), yakni iklan yang

menunjukkan bahwa pemilik iklan adalah warga yang baik, karena memiliki

kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Misalnya iklan dari Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan program

Keluarga Berencana (KB) dua anak cukup, bertujuan untuk menciptakan

kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar

dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi Nasional

Sedangkan dari aspek tujuan iklan dibedakan menjadi:

a) Pioneering Advertising (informative advertisisng), yaitu iklan yang berupa

menciptakan permintaan awal (primary demand). Contoh yang sesuai

dengan keterangan ini adalah iklan penawaran perumahan baru. Pada saat

diiklankan produk belum tersedia, namun ketika terjadi kesepakatan antara

pembeli dan penjual produk baru akan disediakan.

b) Competitive advertising (persuasive advertising), yaitu iklan yang berupaya

mengembangkan pilihan pada merek tertentu. Hal ini dapat kita lihat pada

produk yang memiliki pesaing yang sejenis. Contoh iklan HIT dengan

slogan andalan mereka „… yang lebih mahal banyak…‟ bertujuan

menyerang produk lain yang lebih mahal.

c) Reminder advertising, yaitu iklan yang melekatkan nama atau merek produk

tertentu di benak khalayak. Pada hal ini contoh yang paling baik adalah

27

Universitas Sumatera Utara


iklan mobil Volvo. Prosusen membuat iklan bukan untuk menjual produk,

tetapi agar penggemar mobil Volvo tetap update info. Salah satu iklan

mobil Volvo yang fenomenal adalah, “we don‟t sell you this car, we just let

you know it exists”. Karena pembeli mobil Volvo sudah memiliki pasar

yang jelas yaitu penggemar mobil eropa saja.

Selanjutnya, ada dua jenis iklan berdasarkan aspek pemilik iklan, yaitu:

a) Vertical cooperative advertising, yaitu iklan bersama para anggota saluran

distribusi, misalnya di antara para prosuden, pedang grosir, agen, dan

pengecer. Pada hal ini dapat dilihat pada contoh iklan waralaba semisal

Alfamart yang memiliki iklan utama namun juga memiliki iklan tersendiri

(melalui selebaran) karena pada dasarnya pemiliknya berbeda-beda.

b) Horizontal cooperative advertising, yaitu iklan yang sama dari gabungan

beberapa perusahaan sejenis. Iklan seperti ini dapat muncul pada acara-acara

besar yang menjadikan perusahaan-perusahaan tersebut sebagai penyandang

dana (sponsor). Contoh pada iklan Liga Indosesia 2017 yang didanai oleh

Gojek dan Traveloka.

Selanjutnya yang tidak kalah penting dari sebuah iklan adalah tujuan

pembuatan iklan tersebut. adapun tujuan suatu iklan disebut dan disiarkan

menurut (kasali, 2007:45) adalah sebagai berikut:

a. Sebagai alat kommunikasi dan koordinasi.

Tujuan memberikan tuntunan bagi pihak-pihak yang terlibat yang terlibat,

yakni pengiklan (klien), account executive dari pihak biro, dan tim kreatif untuk

28

Universitas Sumatera Utara


saling berkomunikasi. Tujuan juga membantu koordinasi bagi setiap kelompok

kerja, seperti suatu tim yang terdiri atas copywriter, spesialis radio, pembeli

media, dan spesialis riset.

b. Memberi kriteria dalam pengambilan keputusan.

Jika ada dua alternatif dalam kampanye iklan, salah stu dari padanya harus

dipilih. Berbeda dengan keputusan yang dilakukan berdasarkan selera eksekutif

(atau istrinya), mereka semua harus kembali pada tujuan dan memutuskan mana

yang lebih cocok.

c. Sebagai alat evakuasi.

Tujuan juga digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil suatu

kampanye periklanan. Oleh karena itu timbul kebutuhan untuk mengaitkan

beberapa ukuran seperti pangsa pasar atau kesadaran merek dengan tujuan

kampanye periklanan.

Shimp (2000:357) menyatakan fungsi-fungsi periklanan adalah sebagai

berikut:

a. Informing (member imformasi), periklanan membuat konsumen sadar akan

merek-merek baru, memberikan pendidikan kepada mereka tentang berbagai

fitur dan manfaat merek, serta memberikan fasilitas penciptaaan cirri merek

yang positif.

b. Persuading (membujuk), iklan yang efektif akan mampu membujuk

konsumen untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.

c. Reminding (mengingatkan), iklan menjaga agar merek perusahaan tetap

segar dalam ingatan para konsumen.

29

Universitas Sumatera Utara


d. Adding value (memeberikan nilai tambah), periklanan memberikan nilai

tambah dengan cara penyempurnaan kualitas dan inovasi pada merek

dengan mempengaruhipersepsi konsumen.

e. Assisting (mendampingi), peranan periklan adalah sebagai pendamping

yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses

komunikasi pemasaran.

2.2 Kajian Relevan

Berbagai macam penelitian tentang multimodal pada iklan sudah dilakukan

oleh beberapa ahli, namun pada iklan versi Arab masih jarang dilakukan.

Penelitian ini bertumpu pada penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis.

Penelitian sejenis ini dapat dilihat dari aspek kesamaan topik, kesamaan teori,

kesamaan objek kajian dan metode penelitian. Berikut penelitian-penelitian

terdahulu yang sejenis dan memberikan kontribusi pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Wati (2018) dalam artikelnya menjelaskan setiap produk membuat iklan

dengan caranya sendiri yang melibatkan keunggulan dan keunikan produk yang

ditawarkan, dibandingkan dengan yang lain, hal tersebut menunjukkan maksud

atau tujuan mereka kepada konsumen. Salah satu merek terkemuka di Indonesia

adalah Indomie, yang terkenal dengan produk mie instan dengan cita rasa khas

kuliner Indonesia dalam varian rasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji

makna tersembunyi dalam iklan Indomie „Jagonya Soto‟ yang diposting di

halaman resmi Facebook mereka sebagai sumber utama. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dan teori semiotika sosial Kress dan van Leeuwen

tentang multimodal dengan tiga metafungsi, yaitu representasional, interpersonal,

30

Universitas Sumatera Utara


dan komposisi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metafungsi

representasional dari iklan berisi peta Indonesia, gambar varian Soto, logo

Indomie itu sendiri dan penulisan tema iklan "Jagonya Soto". Metafungsi

interpersonal memiliki aspek utama: permintaan visual, sudut depan dan sudut

horizontal sedang agar mudah menarik perhatian audien. Kemudian, komposisi,

iklan tersebut termasuk ukuran dan warna biru sebagai warna dominan dari iklan.

Penelitian Wati (2018) membantu peneliti memahami landasan semiotik yang

terdapat dalam iklan. Penelitiannya juga memberikan kontribusi yang sangat besar

bagi penelitian ini. Bagaimana Wati (2018) menjelaskan landasan semiotik, dan

teknik analisis data pada penelitiannya.

Sari (2017) dalam artikelnya yang dilatar belakangi adanya fenomena poster

iklan produk kopi Indonesia dengan menggunakan model iklan seorang aktor

terkenal dari Korea Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna

terselubung dari poster iklan Luwak White Koffie di laman Facebook tahun 2016

dengan Lee Min-Ho sebagai duta merek. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dengan sumber data poster iklan di laman Facebook Luwak White

Koffie versi Lee Min-Ho tahun 2016. Hasil pemaknaan atas poster iklan ini

menunjukkan adanya representasi mengenai fantasi tentang minum kopi. Ketiga

metafungsi yang dipaparkan menunjukkan bahwa ada pergeseran dari fokus

produk kopi menuju fokus kepada duta merek. Fokus berlebihan terhadap duta

merek seorang Lee Min-Ho pada poster iklan ini bertujuan untuk menarik

perhatian konsumen muda yang aktif menggunakan sosial media. Simpulan

penelitian ini adalah bahwa penggunaan model iklan aktor terkenal dari Korea

Selatan ternyata merupakan salah satu konsekuensi dari maraknya Gelombang

31

Universitas Sumatera Utara


Hallyu di Asia secara luas. Penelitian Sari (2017) memberikan kontribusi bagi

penelitian ini dengan membantu mengaplikasikan metode kualitatif. Kesamaan

objek kajian membuat peneliti yakin metode sejenis mampu membantu menjawab

permasalahan penelitian ini.

Syahputra (2017) dalam tesisnya menggabungkan dua disiplin ilmu yaitu

tramscreation dan multimodal. Hasil penelitain Syahputra (2017) menunjukkan

kedua iklan memiliki kelima unsur multimodal. Pada iklan versi Indonesia

menampilkan unsur linguistik yang berisi kebhinekaan sedangkan pada iklan versi

Nigeria yang muncul adalah kebersamaan. Unsur visual versi Indonesia

disominasi dengan keindahan alam serta kehidupan rakyat Indonesia pada

umumnya sedangkan pada versi Nigeria kebersamaan ibu dan anak. Unsur

gestural pada versi Indonesia berisi variasi kegiatan sehari-hari sementara versi

Nigeria lebih pada kegiatan seorang ibu dan keluarga. Unsur spatial menunjukkan

tonjolan pada produk yang dijual pada kedua iklan sedangkan unsur audio pada

versi Indonesia lebih daripada lagu sementara versi Nigeria pada tekanan

beberapa kata. Selanjutnya dari perbandingan unsur multimodal kedua versi

didapatlah pola transcreation iklan Indomie versi Nigeria yang berupa (1) aspek

verbal, (2) aspek visual, dan (3) aspek budaya. Dari hasil ini disimpulkan bahwa

unsur multimodal mempengaruhi transcreation serta membantu penerjemahan ini

lebih baik. Penemuan pola transcreation dari produk terjemahan ini diharapkan

dapat membantu pengembangan kajian multimodal dan transcreation. Lebih

khusus lagi dapat membantu ekonomi kreatif yang ada di Indonesia. Penelitian

Syahputra (2017) membantu peneliti memahami lima unsur semiotik yang

terdapat dalam iklan. Lima unsur semiotik tersebut terdapat pada percakapan

32

Universitas Sumatera Utara


antara aktor (verbal), serta pemilihan lagu latar yang mecirikan suara alat musik

(audio). Penelitiannya juga memberikan kontribusi yang sangat besar bagi

penelitian ini. Bagaimana Syahputra (2017) menjelaskan konsep-konsep, teori,

serta bagaimana teknik analisis data pada penelitiannya.

Ilmasari dan Patria (2016) dalam artikelnya menganalisis struktur visual

dan makna visual iklan Indomie versi Nicholas Saputra. Serta mendeskripsikan

keterkaitan iklan billboard dengan iklan televisi Indomie versi Nicholas Saputra.

Jenis atau tipe penelitian yang digunakan pada penelitian adalah dengan metode

kualitatif, yaitu dilakukan secara kondisi yang alamiah. Penelitian Ilmasari dan

Patria (2016) menggunakan objek yang sama dengan penelitian ini, namun

terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Ilmasari dan Patria

(2016) menggunakan data berbahasa Indonesia yang di peroleh dari media cetak

billboard. Sedangkan penelitian ini mengangkat tema Iklan Indomie versi Arab,

dan data di peroleh dari laman resmi Indomie di Arab Saudi. Penelitiannya juga

membantu peneliti dalam mengaplikasikan metode kualitatif pada penelitian yang

akan dilakukan.

Suprakisno (2015) artikelnya meneliti Multimodal Iklan Indomie.

Penelitiannya ini membahas. tentang analisis multimodal iklan Indomie.

Analisis multimodal yang dibahas dalam tulisan ini menggunakan teori linguistik

sistemik fungsional (LSF). Model analisis multimodal dikembangkan dari

perpaduan teori multimodal (Anstey & Bull, 2010), dan analisis multimodal oleh

Kress dan Van Leeuwen (1996-2006). Hasil penelitian Suprakisno (2015)

menunjukkan bahwa iklan Indomie memiliki sistem semiotik multimodal yang

meliputi unsur linguistik, visual, audio, gestural, dan spastial. Masing-masing

33

Universitas Sumatera Utara


sistem semiotik multimodal saling berhubungan secara erat dalam menghasilkan

makna iklan, pesan yang dihasilkan cukup komprehensif dan mudah dipahami

khalayak. Data penelitian Suprakisno (2015) menggunakan iklan Indomie yang

diperankan oleh atris Al-Ghozali dalam bahasa Indonesia, sedangkan penelitian

ini iklan Indomie dalam bahasa Arab. Penelitian Suprakisno (2015) memberikan

kontribusi pada bagian mengkaji konsep analisis multimodal (Anstey & Bull,

2010) pada penelitian ini, Suprakisno (2015) juga menjelaskan contoh konsep-

konsep, teori, serta bagaimana teknik analisis data pada penelitiannya.

Rosa (2014). Menganalisis unsur multimodal pada iklan TV, yaitu iklan

salah satu merek sampo di Indonesia. Teori yang digunakan dalam mengnalisis

teks multimodal adalah Cheong (2004), Chandler (2007), Anstey dan Bull (2010),

serta Schmidt (2012). Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif,

temuan dari hasil analisis dibahas dalam bentuk pembahasan secara deskriptif.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pada unsur audio menggunakan musik

instrumental tanpa lirik sehingga monolog yang merupakan linguistik dapat

terdengar jelas. Visual yang menunjukkan rambut panjang terurai dan gerakan

menarik serta mengibaskan rambut mengisyaratkan pesan dari iklan bahwa sampo

ini memberikan nutrisi pada rambut. Pada unsur linguistik lebih menonjolkan

bahan yang digunakan sampo serta manfatnya. Dari analisis penelitian Rosa

(2014) berkontribusi pada cara bagaimana mengaplikasikan teori Anstey dan Bull

(2010) yang juga digunakan dalam penelitian ini. Hal terpenting adalah

bagaimana Rosa (2014) mengkombinasikan teori metafungsi bahasa Halliday

(2004) guna memunculkan makna pada unsur linguistik dari iklan. Hal tersebut

juga di gunakan oleh peneliti, sehingga pada unsur linguistik iklan Indomie versi

34

Universitas Sumatera Utara


Arab dianalisis kembali secara metafungsi untuk memunculkan makna dari

tatanan verbal tersebut.

Sinar (2013) meneliti komposisi teks iklan Sariayu Martha Tilaar dengan

menggunakan kerangka teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) oleh Halliday

(2004) dan Analisis Multimodal Kress dan Van Leewen (2006). Untuk kerangka

iklan cetak digunakan model Cheong (2004) yang terdiri atas (I) komponen verbal

yaitu Announcement, Enhancer, Emblem, Tag dan Call and Visit Information, (2)

komponen visual yaitu Lead, Display dan Emblem. Temuan menunjukkan bahwa

teks multimodal dalam iklan Sariayu Martha Tilaar mempunyai semua komponen

iklan menampilkan gambar dan ungkapan verbal yang menunjukkan pada

kekuatan announcement dan enhancer, sedangkan struktur visual dalam iklan ini,

dengan komponen lead yang menampilkan ukuran, posisi dan warna yang

proporsional secara interpersonal. Fungsi ideasional ditunjukkan dari realitas yang

digambarkan melalui locus of attention. Sementara itu tampilan display iklan ini

eksplisit terinspirasi dari batuk lasem, dan warna make-up aktor sangat menonjol.

Setting memanfaatkan sirkumtan lokasi secara properti warna primer dan

sekunder menghasilkan kontras yang konplementer.

Liu (2013) menjelaskan penggunaan berbagai sumber semiotik dalam

komunikasi publik menunjukkan bahwa makna direalisasikan tidak hanya melalui

bahasa. Tetapi, juga melalui penggunaan terintegrasi dari berbagai sumber

semiotik termasuk yang statis dan dinamis. Penelitian Liu (2013) menggunakan

teori semiotika, seni dan tata bahasa komunikasi visual (Kress & van Leeuwen,

1996), menyajikan kerangka strategi interprestasi untuk mendekati, menganalisis

dan memahami gambar visual dalam teks-teks multimodal kontemporer, sehingga

35

Universitas Sumatera Utara


dapat memperluas repertoar penafsiran pembaca dan memperkuat kapasitas

mereka dalam membangun dan menafsirkan teks-teks multimodal. Teks

multimodal, yang menyampaikan informasi melalui berbagai mode seperti

gambar visual, bahasa tertulis, elemen desain dan sumber semiotik lainnya, lebih

kompleks dari pada teks tertulis. Menurut Kress, logika berbeda mengatur mode

bahasa tertulis dan gambar visual: teks tertulis diatur oleh logika waktu atau

urutan sementara, sedangkan, gambar visual diatur oleh logika spasialitas,

pengaturan terorganisir, dan simultanitas (Kress, 2003). Penelitian ini

memberikan arahan dalam menerapkan pendapat (Kress & van Leeuwen, 1996),

yang membaca gambar demi mendapatkan makna secara utuh. Persamaan teori

tersebut membuat peneliti yakin dapat menelesaikan pemasalahan penelitian ini.

2.3 Kerangka Konseptual

Penelitian ini secara konsep menggunakan analisis multimodal yang

dikenalkan oleh Anstey dan Bull (2010). Analisis ini dilakukan pada iklan

Indomie versi Arab. Analisis dilakukan guna mendapatkan unsur linguistik,

visual, audio, gestural, dan spatial dari iklan Indomie versi Arab. Beberapa teori

lain yang membantu memunculkan makna pada analisis multimodal, seperti teori

metafungsi bahasa Halliday dan Matthiessen (2014), metafungsi multimodal

Kress dan Van Leeuwen (2006), dan unsur generik Cheong (2004). Selain teori

tersebut terdapat juga beberapa model analisis yang dilakukan oleh ahli terutama

dalam penelitian berbahasa Indonesia, yaitu pada analisis metafungsi bahasa Sinar

(2003) dan Saragih (2006), selanjutnya pada metafungsi multimodal yaitu pada

tataran ideasional dan dilanjutkan pada tataran interpersonal dan struktur Interaksi

oleh Sinar (2018).

36

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tujuan penelitian dan uraian teoretis dalam penelitian ini, maka

digambarkan bagan kerangka konseptual seperti berikut:

Iklan Indomie versi Arab

Analisis Multimodal (Anstey dan Bull, 2010)

Linguistik Visual Audio Gestural Spatial

Metafungsi Bahasa Halliday


dan Matthiessen (2014), Sinar
(2003), Saragih (2006).

Fungsi Fungsi Fungsi Metafungsi Multimodal Kress dan van


Ideasio tekstual Leeuwen (2006), (Sinar, 2018:47-
inter
nal 52), struktur generik Cheong
persona (2004:165-174)
l

Fungsi eksperensial Fungsi Mood Tema Rema


logis ujaran dan
residu
Transitivitas
- Proses material Pernyataan
- Proses behavioural Pertanyaan
- Proses mental Perintah
- Proses verbal tawaran
- Proses relational
- Proses existential

Realisasi teks visual dan teks verbal dalam iklan


Indomie versi Arab

Multimodal dalam iklan Indomie versi Arab

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual di atas menjelaskan bahwa iklan Indomie versi Arab

tersebut merupakan jenis teks multimodal dilihat dari sudut pandang linguistik

(Norris, 2004). Oleh sebab itu, terlebih dahulu mencari unsur semiotik yang

membentuk iklan tersebut dengan menggunakan model analisis lima unsur

semiotik pada teks multimodal yang dipopulerkan oleh Anstey dan Bull (2010).

37

Universitas Sumatera Utara


Selanjutnya pada teks verbal yang terdapat dalam iklan Indomie versi Arab

tersebut dilakukan analisis metafungsi bahasa oleh Halliday dan Matthiessen

(2014), Sinar (2003), dan Saragih (2006). Pada analisis Halliday dan Matthiessen

(2014) yaitu pada tataran fungsi ideasional yaitu transitivitas dan pada fungsi

interpersonal yaitu fungsi ujaran, mood dan residu, sedangkan pada fungsi logis

dan fungsi tekstual tidak dilakukan pada penelitian ini.

Selanjutnya pada analisis visual, audio, gestural, dan spatial dilakukan

analisis dengan menggunakan metafungsi multimodal Kress dan Van Leeuwen

(2006) pada tataran fungsi interpersonal atau stuktur interaksi dan pada visual

ditambahkan pula analisis struktur generik Cheong (2004), sedangkan pada

tataran fungsi ideasional dan tataran fungsi tekstual tidak dilakukan pada

penelitian ini.

Selanjutnya setelah dilakukan analisis pada teks visual dan teks verbal,

maka dilakukan penguraian hubungan atau realisasi teks visual dan teks verbal

yang terdapat dalam iklan Indomie versi Arab. Pada tahap akhir, hasil seluruh

unsur semiotik dan realisasi teks visual dan teks verbal tersebut disimpulkan yang

menghasilkan deskripsi jenis multimodal dalam iklan Indomie versi Arab.

38

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang di lengkapi dengan cara

deskriptif. Penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh dan menganalisis

data sedalam-dalamnya sehingga pendeskripsian teks verbal nantinya dapat

dilakukan dengan baik. Penelitian ini mengumpulkan data berupa kata-kata dan

bukan angka-angka dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah (Moleong, 2014 : 6).

Penelitian ini pada dasarnya mengikuti penelitian kualitatif dengan prinsip

umum untuk menarik unsur multimodal yang terdapat pada iklan, termasuk

ucapan, gambar, suara, warna, gerakan dan ruang dengan tujuan untuk menangkap

seluruh makna dan pesan yang disampaikan oleh produsen (Pratiwy dan Sri,

2018:210).

3.2 Data dan Sumber Data

Data penelitian ini adalah data lisan berbentuk klausa dan visual pada iklan

Indomie versi Arab. Data lisan sebanyak 27 klausa dan visual sebanyak 101

gambar hasil tangkap layar sesuai dengan perpindahan detiknya pada iklan

Indomie versi Arab. Sumber data dalam penelitian ini adalah 4 (empat) video

iklan yang diunduh dari situs youtube.com. Keempat iklan tersebut memasarkan

produk asli asal Indonesia yaitu Indomie, produk tersebut saat ini merupakan

39

Universitas Sumatera Utara


salah satu produk makanan cepat saji di Negara Arab Saudi. Sumber data

penelitian ini dapat dilihat dan diunduh pada situs resmi Indomie di Arab Saudi

yaitu: www.Indomie.com.sa. Sumber data pada penelitian ini memiliki durasi

waktu yang berbeda-beda, video pertama berdurasi 01.01 menit, video ke-2

berdurasi 00.28 detik, video ke-3 berdurasi 00.21 detik, dan video ke-4 berdurasi

00.35 detik. Menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantarnya.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode

dokumentasi. Pengumpulan sumber data merupakan dokumentasi video iklan

produk Indomie versi Arab. Iklan yang menjadi sumber data adalah iklan Indomie

versi Arab. Selanjutnya teknik pengumpulan data pada video, yaitu dengan cara

mengambil data dari video tersebut berupa klausa dan visual iklan.

Dokumentasi merupakan catatan berbentuk tulisan misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan, cerita, sketsa, gambar, atau karya dan foto saat wawancara

(Sugiyono, 2013: 240). Dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah

dengan menganalisis struktur dan makna visual dalam iklan Indomie versi Arab

yang disiarkan melalui media elektronik seperti youtube.com. Kemudian

dokumentasi pada video tersebut dilakukan dengan cara mencermati iklan

Indomie versi Arab yang tersebar di media elektronik, kemudian mengumpulkan

video-video yang bakal menjadi sumber data pada penelitian ini.

3.4 Teknik Analisis Data

Tahapan ini peneliti mengadaptasi konsep analisis data kualitatif yang

diperkenalkan oleh Miles, Huberman, dan Saldana (2014). Alasan memilih model

analisis data ini karena langkah analisisnya sesuai dengan rancangan penelitian.

40

Universitas Sumatera Utara


Pada penelitian ini dilakukan pemilihan data yang sesuai dengan masalah

penelitian. Kemudian data dikelompokkan sesuai kebutuhan penelitian yang

berdasarkan teori-teori yang digunakan, yaitu komponen interpersonal atau

struktur interaksi pada metafungsi visual (Kress dan Van Leeuwen, 2006) dan

struktur generik (Cheong, 2004) serta analisis lima unsur multimodal (Anstey dan

Bull, 2010) pada iklan Indomie versi Arab. Selanjutnya pada unsur linguistik

digunakan analisis metafungsi bahasa Halliday dan Matthiessen (2014). Berikut

adalah alur analisis data menurut Miles, Huberman, dan Saldana (2014).

Data Collection Data Display


(Pengumpulan Data) (Penyajian Data)

Data Conclusions:
Condensation Drawing/Verifying
(Kondensasi Data) (Gambaran Kesimpulan
dan Peninjauan Ulang)
Gambar 3.1 Alur analisis data oleh Miles, Huberman, dan Saldana (2014)

Adapun tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Miles dkk (2014) adalah

pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, serta gambaran kesimpulan

dan peninjauan ulang.

Tahap awal penelitian adalah pengumpulan data, data yang sudah terkumpul

sebagai bahan analisis sebelum dikondensasi. Sejalan dengan sumber data awal

yang dikumpulkan, data kemudian dikondensasi sesuai tahapan kondensasi data

yaitu; memilih data, memokuskan data, menyederhanakan data, mengabstraksi

data, dan mentransformasi data. Hasil dari kondensasi tersebut disajikan sebagai

data yang sudah siap untuk dianalisis untuk menjawab masalah penelitan. Hasil

dari kondensasi data dan penyajian data yang sudah dianalisis dikolaborasikan

untuk memunculkan gambaran kesimpulan.

41

Universitas Sumatera Utara


3.4.1 Kondensasi Data

Tahapan ini terdiri atas beberapa tahap, karena mengkondensasi data terdiri

atas memilih data, memfokuskan data yang sudah dipilih, menyederhanakan data

sesuai jenis masalah dan teori yang digunakan, mengabstraksikan data sesuai

dengan teori yang digunakan guna menjawab permasalahan serta mengubah

bentuk data yang tadinya dalam bentuk tabel ataupun bentuk lain menjadi uraian

narasi yang mendeskripsikan isi. Miles dkk berpendapat:

“Data condensation refers ro the process of selecting,


focusing, simplifying, abstracting, and/or transforming the
data that appear in the full corpus (body) of written-up
field notes, interview transcripts, documents, and other
empirical materials” (Miles dkk 2014).

Berdasarkan penjelasan di atas, berikut adalah penjelasan tahapan-tahapan

kondensasi data dari penelitian ini, sebagai berikut:

a) Selecting (memilih data)

Tahapan ini data dipilih sesuai dengan fokus permasalahan pertama, yaitu

jenis multimodal. Jenis tersebut ialah: verbal, audio, visual, gestural, dan spatial.

Awal pemilihan data, video iklan diputar dan diamati setiap suara yang terdengar

dan gambar yang muncul. Setelah iklan diamati maka muncul ujaran (verbal) dari

video, adegan yang berganti (gestural) dari video, serta iringan musik (audio) dari

video. Jika terdapat ujaran, suara dan gambar yang tidak ada hubungannya dengan

iklan akan diabaikan. Contohnya, karena sumber data diunduh dari situs youtube,

kemungkinan besar ada iklan, atau tanda dari pengunggah video dan aspek lain di

luar iklan aslinya.

42

Universitas Sumatera Utara


b) Focusing (memfokuskan data)

Setelah memilih data yang sesuai guna menjawab masalah penelitian,

selanjutnya dilakukan pemfokusan data seperti yang dikemukakan oleh Miles dkk

(2014). Tahap ini data yang telah dipilih dikategorisasikan berdasarkan data

verbal, visual, audio, gestural, dan spatial. Data suara (audio) yang menunjukkan

verbal atau ucapan yang merupakan pesan dari iklan tersebut ditranskripsikan ke

dalam bahasa tulisan dan dimasukkan kedalam kolom linguistik iklan. Sedangkan

suara (audio) yang merupakan unsur musik latar dimasukkan ke dalam kolom

audio. Gerak tubuh (gestural) yang merupakan aktifitas aktor dalam iklan

dimasukkan ke dalam kolom gestural. Latar tempat (spatial) yang beragam

dimasukkan ke dalam kolom spatial.

c) Simplifying (menyederhanakan data)

Selanjutnya penyederhanaan data, pada tahapan ini data yang telah

difokuskan tersebut disederhanakan guna mencari unsur multimodal. Bagian ini

menyederhanakan data dengan cara memilih beberapa gambar dari masing-

masing sumber data yang mewakili analisis, guna menjawab permasalahan

penelitian. Data dapat dilihat pada bab IV.

d) Abstracting (abstraksi data)

Tahapan Selanjutnya melakukan tahap abstraksi data, pada tahap ini data

yang sudah terkumpul dan disederhanakan dianalisis berdasarkan teori-teori yang

sesuai untuk membantu penyelesaian masalah penelitian. Data unsur-unsur

multimodal yang telah disederhanakan diaplikasikan dengan beberapa teori untuk

43

Universitas Sumatera Utara


menganalisis seperti metafungsi bahasa Halliday dan Matthiessen (2014) dan

dilanjutkan dengan menganalisis metafungsi visual (Kress dan Van Leeuwen,

2006) serta struktur generik (Cheong, 2004). Data yang diabtraksikan dapat dilihat

pada bab IV.

e) Transforming (transformasi)

Transformasi merupakan tahapan akhir dari kondensasi data. Transformasi

yang dimaksud adalah mengubah bentuk data. Pada penelitian ini data yang

berupa unsur-unsur multimodal yang diabstraksi dalam bentuk tabel dijelaskan

kembali dalam bentuk narasi pada bagian pembahasan.

3.4.2 Penyajian Data

Tahapan ini penyajian data ditampilkan dalam bentuk gambar dan tabel.

Selanjutnya data berupa tabel tersebut dideskripsikan ke dalam bentuk narasi.

Setelah uraian data secara deskriptif dilakukan yaitu unsur-unsur semiotik pada

iklan Indomie versi Arab dari menit pertama hingga menit terakhir, selanjutnya

ditarik kesimpulan dari permasalahan dalam penelitian ini.

3.4.3 Gambaran Kesimpulan dan Peninjauan Ulang

Setelah seluruh tahapan dilakukan maka akhirnya adalah penarikan

simpulan. Panarikan simpulan pada penelitian kualitatif tidaklah mutlak berlaku

bagi semua penelitian sejenis. Oleh karena itu perlu dilakukan peninjauan ulang

untuk melihat kesesuaian data dengan hasil analisis.

44

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Jenis Multimodal dalam Iklan Indomie Versi Arab

Hasil penelitian keempat (4) iklan Indomie versi Arab menunjukkan bahwa

kelima unsur multimodal Anstey dan Bull (2010), metafungsi bahasa Halliday

(2004), metafungsi visual Kress dan Van Leeuwen (2006), dan unsur generik

Cheong (2004) hadir dalam iklan. Hasil penelitian di bawah ini menyantumkan

persentase guna memperkuat pernyataan peneliti terhadap hasil yang diperoleh.

Pada unsur linguistik, iklan Indomie versi Arab terdapat 29 klausa yang

muncul secara lisan dengan durasi waktu yang berbeda-beda. Hal ini bermakna

bahwa unsur linguistik iklan Indomie versi Arab singkat dan memiliki makna

lebih banyak. Selanjutnya merepresentasikan komponen metafungsi bahasa demi

mengetahui secara singkat proses apa sajakah yang terdapat dan mendominasi

dalam iklan Indomie versi Arab. Representasi komponen metafungsi bahasa

tertuang dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Representasi Komponen Metafungsi


Proses Jumlah Dalam (%)
Proses Material 8 29,63
Proses Mental 5 18,52
Proses Relasional 8 29,63
Proses Tingkah Laku 0 0
Proses Verbal 6 22,22
Proses Wujud 0 0

Total 27 100

45

Universitas Sumatera Utara


Tabel di atas menjelaskan bahwa tidak semua komponen metafungsi

terealisasi dalam keempat (4) iklan Indomie versi Arab. Terlihat proses yang

dominan adalah proses material yang mencapai 29,63%, dan proses relasional

yang mencapai 29,63%, selanjutnya proses verbal yang mencapai 22,22%, dan

proses mental 18,52%. Selanjutnya proses tingkah laku, dan proses wujud tidak

ditemukan dalam keempat (4) iklan Indomie versi Arab. Dari penjelasan ini dapat

diartikan bahwa keempat (4) teks verbal iklan Indomie versi Arab merupakan

jalinan proses material dan proses relasional. Hal ini menunjukkan dalam iklan

Indomie versi Arab banyak terdapat aktivitas atau kegiatan yang menyangkut fisik

dan nyata dilakukan pelakunya seperti makan dan lainnya, juga terdapat banyak

hubungan antara produsen dengan konsumen yang berada di Negara Arab Saudi.

Selanjutnya merepresentasikan fungsi ujaran yang terdapat dalam iklan

Indomie versi Arab adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Representasi Fungsi Ujaran

Fungsi Ujaran Jumlah Dalam (%)


Perintah 2 7,41
Pertanyaan 0 0
Tawaran 3 11,11
Pernyataan 22 81,48
Total 27 100

Tabel di atas menjelaskan bahwa keempat (4) iklan Indomie versi Arab

memiliki fungsi ujaran. Terlihat fungsi ujaran yang dominan adalah fungsi ujaran

pernyataan yang mencapai 81,48%, lalu diimbangi dengan fungsi ujaran tawaran

yang mencapai 11,11%, selanjutnya fungsi ujaran perintah yang mencapai 7,41%

dan fungsi ujaran pertanyaan yaitu tidak memiliki representasi atau 0% dalam

keempat (4) iklan Indomie versi Arab. Dari penjelasan ini dapat diartikan bahwa

46

Universitas Sumatera Utara


keempat (4) teks verbal iklan Indomie versi Arab merupakan fungsi ujaran

pernyataan. Hal ini menunjukkan dalam iklan Indomie versi Arab banyak terdapat

pernyataan yang menegaskan produk dan memberikan informasi mengenai

produk Indomie versi Arab. Selanjutnya fungsi ujaran yang dominan adalah

fungsi ujaran pernyataan yang mencapai 81,48%, dan terdapat mood dan residu

Pada iklan Indomie versi Arab.

Secara visual iklan Indomie versi Arab menggunakan metafungsi visual

oleh Kress dan Van Leewen (2006) dalam tataran Interpersonal atau struktur

Interaksi serta struktur generik iklan yang digagas oleh Cheong (2004). Berikut

adalah penjelasan tentang fungsi interaktif dalam iklan Indomie versi Arab adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Representasi Makna Interaktif

NO. MAKNA INTERAKTIF JUMLAH DALAM (%)

1 Kontak 33 34,02

2 Jarak Sosial 32 32,99

3 Sikap 32 32,99

Total 97 100

Tabel di atas menjelaskan makna interktif dalam iklan. 33 kali atau 34,02%

muncul sebagai kontak, yang terdiri atas 5 kali muncul sebagai tawaran atau

secara langsung menatap khalayak dan 28 kali muncul sebagai offer atau adanya

pandangan penyaksi. Selanjutnya 32 kali atau 32,99% muncul sebagai jarak

sosial, yang terdiri atas 31 kali muncul berupa intimate atau personal yang

menunjukkan tampilan personal dan 1 kali muncul berupa sosial atau aquality

yang menunjukkan pengambilan elemen visual pada teks dengan memberikan

47

Universitas Sumatera Utara


informasi kepada khalayak bahwa produk tersebut adalah produk yang dapat

dimiliki dengan mudah. Selanjutnya 32 kali atau 32,99% muncul sebagai sikap

atau sudut pandang, yang terdiri atas 18 kali muncul berupa viewer power yaitu

pandangan menjadi kuat dan 14 kali muncul berupa represented participant

power yaitu pandangan menjadi lemah.

Selanjutnya adalah penjelasan mengenai analisis unsur generik dalam iklan

Indomie versi Arab, sebagai berikut:

Tabel 4. 4 Representasi Unsur Generik

NO. UNSUR GENERIK JUMLAH DALAM (%)

1 Pengumuman Utama 14 24,14

2 Pengumuman Kedua 9 15,52

3 Penambahan 0 0

4 Lambang Verbal 13 22,41

5 Pesan 0 0

6 Informasi Kontak 0 0

7 Rujukan Perhatian 12 20,69

8 Pelengkap Rujukan Perhatian 7 12,07


9 Penyajian 1 1,72

10 Lambang Visual 2 3,45

Total 58 100

Tabel di atas menjelaskan unsur generik yang terapat dalam iklan Indomie

versi Arab. Unsur generik pengumuman uatama merupakan jumlah yang

mendominasi yaitu 14 kali muncul atau sebanyak 24,14%, selanjutnya disusul

dengan unsur generik lambang verbal yaitu 13 kali muncul atau sebanyak 22,41%.

Cheong (2004) memiliki 10 unsur generik dalam iklan, namun di dalam iklan

48

Universitas Sumatera Utara


Indomie versi Arab ini tidak ditemukan tiga unsur generik lainnya, yaitu

penambahan, pesan dan informasi kontak, atau tempat yang bisa dihubungi. Salah

satu penyebabnya adalah karena produk ini tidak dijual hanya di tempat tertentu

saja, namun dapat dijumpai dibanyak tempat dan pastinya juga dengan nomor-

nomor kontak yang berbeda. Lalu tidak terdapat pesan yang secara tertulis

disebabkan iklan merupakan iklan yang bergerak, atau berbentuk audiovisual.

Selanjutnya ketiadaan unsur penambahan disebabkan oleh jenis iklan ini yang

merupakan iklan audiovisual. Berbeda dengan iklan media cetak yang

memerlukan informasi sedetail-detailnya tentang produk yang diiklankan. Dalam

iklan audiovisual, unsur penambahan ini dapat dimasukkan melalui media bahasa

lisan maupun gerakan-gerakan yang terdapat di dalam tayangan iklan.

Secara audio tidak selalu mengenai musik latar pada iklan. Secara umum

banyak yang menggunakan latar musik, namun ada juga yang tidak. Unsur audio

teks multimodal pada iklan Indomie versi Arab juga melihat bagaimana tinggi

rendahnya nada dari dialog ataupun monolog pada iklan. Keempat (4) iklan sama-

sama memiliki unsur audio yang memunculkan unsur linguistik secara lisan.

Secara gestural keempat (4) iklan Indomie versi Arab ini terdiri dari gestur-

gestur dan aktivitas, berikut adalah penjelasan mengenai gestur dan aktivitas yang

terdapat dalam iklan Indomie versi Arab:

Tabel 4.5 Gestur dan Aktivitas dalam Iklan Indomie versi Arab
Gestur dan Aktivitas Pesan dan Tujuan

Makan Bersama (7) Kebersamaan, promosi produk

Bercanda (2) Kebersamaan, keceriaan

Memasak (5) Promosi produk

49

Universitas Sumatera Utara


Table di atas menjelaskan tujuh (7) kali gestur dan aktivitas dalam iklan,

yang menampilkan adegan makan bersama, sesuai dengan hakekat produk yakni

makanan. Adegan makan bersama adalah yang paling sesuai untuk menunjukkan

pesan dan promosi produk.

Selanjutnya terdapat dua (2) kali gestur dalam iklan yang menunjukkan

adegan bercanda. Adegan bercanda merupakan aktifitas atau pergerakan yang

memberikan makna kebersamaan dan keceriaan. Selanjutnya terdapat lima (5) kali

gestur atau aktifitas dalam iklan yang menunjukkan adegan memasak. Adegan

memasak merupakan adegan yang menunjukkan pesan berupa promosi produk,

dengan memasak dapat diketahui bahwa produk yang sedang ditawarkan adalah

suatu benda yang dapat dimakan dengan melalui beberapa proses, namun terdapat

juga proses yang sangat mudah untuk dapat menikmatinya. Gestur-gestur ini

muncul disesuaikan dengan tema, terdapat gestur yang sama-sama muncul yaitu

gestur memasak dan makan. Hal ini dikarenakan iklan tersebut merupakan

produk makanan. Namun terdapat juga gestur yang hanya menggerakan satu

gestur saja yaitu memasak, hal ini disebabkan objek iklan tidak memiliki visual

manusia melaikan menampilkan produk Indomie saja.

Secara spatial pada iklan Indomie versi Arab menunjukkan tidak seutuhnya

sama. Iklan Indomie versi Arab muncul dalam bentuk kemasan dan ada juga yang

sudah diolah. Produk dalam bentuk kemasan dimunculkan pada sudut tertentu

tidak selalu berada di tingah. Sementara itu produk olahan digunakan dalam

adegan memasak dan makan dalam iklan indomie versi Arab.

Secara lengkap berikut dipaparkan komponen metafungsi visual iklan

Indomie versi Arab dan metafungsi bahasa dalam teks multimodal iklan Indomie

50

Universitas Sumatera Utara


versi Arab. Paparan analisis didistribusikan pada bentuk tabel di bawah ini agar

lebih rinci dan mudah dipahami.

Tabel 4.6 Komponen Metafungsi Bahasa Teks Verbal dalam Iklan


Indomie Versi Arab

Komponen ideasional dalam tataran


transitivitas pada teks verbal iklan Indomie
versi Arab adalah:
1. Proses material sebanyak 29,63 %
Komponen Ideasional 2. Proses mental sebanyak 18,52 %
3. Proses relasional sebanyak 29,63%
4. Proses tingkah laku sebanyak 0%
5. Proses verbal sebanyaak 22,22%
6. Proses wujud sebanyak 0%
Komponen interpersonal yang terbagi
atas dua fungsi yaitu fungsi ujaran dan
mood dan residu pada teks verbal iklan
Indomie versi Arab adalah:
4.2 Fungsi Ujaran
4.2.1 Perintah sebanyak 7,41%
4.2.2 Pertanyaan sebanyak 0%
4.2.3 Tawaran sebanyak 11,11%
Komponen Interpersonal
4.2.4 Pernyataan sebanyak 81,48%
4.3 Mood dan Residu
Pada tataran ini akan muncul sesuai
dengan fungsi ujaran yang ditemukan,
yaitu:
mood sebanyak 25 dalam bentuk subjek,
residu sebanyak 27 dalam bentuk
predikat.

Tabel 4.7 Komponen Metafungsi Visual Teks Multimodal dalam Iklan


Indomie Versi Arab

Komponen interpersonal teks


multimodal pada visual iklan Indomie
versi Arab adalah:
1. Hubungan berupa offer, pada
komponen interpersonal ini terdapat
Komponen Interpersonal dua visual yang merkomunikasi
langsung dengan khalayak yaitu
dengan tatapan mata sebagai
tawaran, selebihnya pada visual
iklan Indomie versi Arab tidak
terdapat hubungan partisipan dengan

51

Universitas Sumatera Utara


khalayak sehingga pada visual ini
khalyak tidak terlibat.
2. Jarak pengambilan gambar tidak
seluruh visual yang pengambilan
gambarnya dengan posisi jauh,
terdapat juga pengambilan
gambarnya dengan posisi dekat atau
fokus pada objek iklan.
3. Sikap pada iklan Indomie versi Arab
terdapat sudut vertikal (tingkat
kekuasaan sisi pemandang, kepada
partisipan terwakili atau hubungan
kesetaraan) dan juga terdapat sudut
horizontal (tingkat ikatan dan
pemisah).
4. Modalitas yaitu pada tahapan ini
mendominasi modalitas warna
tinggi karena warna beragam pada
visual iklan Indomie versi Arab.
Komponen unsur generik dalam
tampilan visual pada iklan Indomie
versi Arab adalah:
Pengumuman pertama,
Unsur Generik pengumuman kedua, penambahan,
lambang verbal, pesan, rujukan
perhatin, pelengkap rujukan perhatian,
penyajian, lambang non verbal atau
visual dan informasi kontak.

Selain mengenai metafungsi bahasa dan metafungsi visual, hasil penelitian

ini juga menjelaskan kelima unsur multimodal yang dikemukakan oleh Anstey

dan Bull (2006). Terdapat unsur linguistik, visual, audio, gestural, dan spatial

dalam iklan Indomie versi Arab ini memberikan pengertian bahwa iklan Indomie

versi Arab ini juga menerapkan kelima unsur tersebut dalam pembuatan iklan

Indomie versi Arab. Hal ini dikarenakan produsen ingin menjelaskan produk yang

ditawarkan secara rinci dan mudah dipahami oleh seluruh kalangan, baik muda,

tua, sedang sibuk beraktivitas, dan bahkan sedang bersantai sekalipun.

4.1.2 Hubungan dan Realisasi Teks Visual dan Teks Verbal dalam Iklan
Indomie Versi Arab

52

Universitas Sumatera Utara


Keempat (4) iklan dapat terealisaikan dalam bentuk hubungan antara teks

verbal dengan tampilan visual iklan. Terdapat delapan (8) gambar visual yang

berhubungan secara langsung dengan teks verbal dalam iklan. Terdapatnya

hubungan antara teks verbal dan visual iklan memberikan kontribusi nyata dalam

merealisasikan unsur-unsur multimodal tersebut kedalam iklan Indomie versi

Arab. Dengan adanya hubungan tersebut akan terdapat jalinan pesan, tujuan dan

maksud yang untuk kepada khalayak. Jika suatu iklan tidak memiliki hubungan

dengan salah satu dari lima (5) unsur semiotik maka pesan yang disampaikan akan

berkurang atau bahkan tidak sampai kepada konsumen.

Penempatan gambar pada iklan ini memiliki arti penting karena produsen

berusaha untuk menarik perhatian pembaca dengan menempatkan satu gambar

model seorang manusia yang bertindak sebagai pusat dari iklan dengan

menampilkan citra yang terpancar dari objek tersebut (Sari, 2017:240).

Penjelasan ini menjelaskaan bahawa hubungan anatar visual iklan dan teks

visual sangat berpengaruh dalam penyampaian pesan secara detail. Contoh ini

menerangkan keterkaitan teks verbal saat diucapkan narator sesibuk apapun kamu

tetap makan siang dengan Indomie karena makan itu penting, maka visual

mendukung verbal dengan memunculkan visual dua pemuda yang sedang sibuk

bekerja di bengkel, namun tetap dapat makan siang dengan Indomie. Hubungan

yang muncul pada unsur multimodal yaitu pada unsur visual dan teks verbal.

Hal ini tidak akan terjadi apabila unsur verbal atau visual saja yang

disesuaikan konteks iklan. Hal ini sependapat dengan Syahputra (2017:96) yaitu

tidak akan terjadi apabila hanya unsur verbal/linguistik saja yang disesuaikan

terhadap bahasa dan kebudayaan konsumen sasaran.

53

Universitas Sumatera Utara


4.2 Pembahasan Penelitian

4.2.1 Analisis Multimodal Iklan Indomie Versi Arab

Tahapan ini memaparkan hasil penelitian seperti yang diungkapkan pada

rumusan masalah penelitian ini, yang terbagi atas analisis unsur semiotik dan

realisasinya pada iklan Indomie versi Arab. Dari keempat (4) video yang telah

dianalisis menggunakan lima (5) unsur semiotik, maka didapatlah unsur-unsur

sebagai berikut:

4.2.2.1 Unsur Linguistik

Pada tahap ini verbal yang terdapat pada iklan Indomie versi Arab

diperoleh dari bahasa lisan. Bahasa lisan muncul dari monolog seorang narator

yang mengucapkannya di luar dari visual yang tampak pada layar.

Teks verbal yang ditemukan dari iklan Indomie versi Arab muncul pada

jalinan kata yang mengikuti irama lagu latar (audio/lisan) pada iklan. Jalinan kata

tersebut dinarasikan oleh seorang narator yang sosoknya tidak muncul pada iklan..

Berikut adalah unsur linguistik yang terdapat pada empat (4) iklan Indomie versi

Arab;

Tabel 4.8 Teks Verbal Iklan Indomie Versi Arab

Teks verbal sesuai klausa (audio/lisan)


1. ٍٚٗ‫ اّذ‬...‫سأه ىل‬ٝ ‫ة‬ٞ‫ا ط‬ٝ ٌ‫ٍَٖا اى٘قد ٍَٖا اىَطع‬
/Mahmā al-waqtu mahmā al-maṭ‟ami yā ṭayyib yas'alu laka … indūmī/
„Pada waktu kapanpun dan di restoran manapun ayo mengajak kamu
makan Indomie‟
2. ٍٚٗ‫ اّذ‬... ‫ل‬ٞ‫ٍَٖا اىَناُ ال تس٘اك اُ ضاء ال ح٘ى‬
/mahmā al-makānu lā bisiwāka 'in syā'a lā ḥaulaika…. Indūmī/
„di manapun kamu berada dalam keadaan ramai ataupun sepi ada Indomie..‟
3. . ..ٍٚٗ‫اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬ٙ‫ٍَٖا اّل ٍطغ٘ه ٌٍٖ اُ ذرغذ‬
/mahmā 'innaka masygūl muhimmun an tatagaddā indūmī...indūmī.../
„apapun kesibukan kamu penting makan siang dengan Indomie…Indomie…‟
4. ‫ط٘ه‬ٝ ‫ش‬ٞ‫ٍا ماُ ىيرفن‬
/mā kāna li at-tafkīri yaṭūlu/

54

Universitas Sumatera Utara


„tidak perlu mikir panjang buat makan‟
5. ‫ط٘ه‬ٝ ‫ٍا‬
/mā yaṭūlu/
„gak lama kok‟
6. ‫ ٍضاجل‬ٚ‫ميٖا عي‬
/Kulhā „alā mazājika/
„makanlah sesuai seleramu‟
7. ‫ دسجل‬ٚ‫ عي‬...‫ دسجل‬ٚ‫ّنٖرٖا عي‬
/takahtahā „alā durjika... ‟alā durjika/
„pilihan rasanya ada di lacimu… di lacimu‟
8. ‫ش ٍا ذفاصو‬ٞ‫ ٗاصو تغ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬،...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫اّذ‬
/Indūmī... Indūmī... Indūmī…, Indūmī...wāṣil bigairi mā tufāṣil‟/
„Indomie…Indomie…Indomie...Indomie...,Indomie....terus tanpa henti!.‟
9. ‫ تاىخضشٗاخ ٗاىثٖاساخ‬ْٜ‫ اىغ‬ٚ‫و ٍِ اىطشق االقص‬ٞ‫ذخ‬
/Takhayyal! mina al-syarqī al-aqṣa al-ganiyyi bi al-khuḍrawᾱti wa al-
bahᾱrᾱti/
„Banyangkan! dari ujung timur yang kaya akan sayuran dan bumbu‟
10. ٌ‫قذٍْإا ىن‬
/qadamnᾱhᾱ lakum/
„kami persembahkan untuk kalian‟
11. َُ٘ٞ‫ سائع ٍْقاش ى‬ٍٚٗ‫ طعٌ اّذ‬ٚ‫ْٖا ف‬ٞ‫تع‬
/bi‟ainihᾱ fī ṭa‟mi indūmī rᾱi‟in minqaᾱsyun līmūn,/
„hal yang persis (spesifik) dalam rasa Indomie yang lezat dengan irisan lemon‟
12. َُ٘ٞ‫ ض٘ستح خضاس تي‬ٍٚٗ‫ذ اّذ‬ٝ‫جذ‬
/jadīdun indūmī syurbatun khuḍᾱrun bilīmūn/
„Baru Indomie kuah sayur dengan lemon‟
13. ٍٚٗ‫ اعشف سش اّذ‬ٚ‫اتغ‬
/„abgᾱ a‟rifu sarru indūmī/
„Aku ingin tahu rahasia indomie‟
14. ‫ تالد ضْجااٗس‬ٜ‫ٕزا صاحة اىَطعٌ ف‬
/hażᾱ ṣᾱḥibu al-maṭ‟ami fī bilᾱdi syanjᾱaur/
„Ada seorang pemilik restoran di negeri syanjaur‟
15. ٜ‫ سا ف٘ض‬ٜ‫٘ض‬ٝ َٔ‫ماُ اس‬
/kᾱna ismuhu yūsyī sᾱfūsyī/
„namanya yusyisafusyi‟
16. ٍٚٗ‫ً٘ امرطف اّذ‬ٝ
/yaumun iktasyafa indūmī/
„pada hari ditemukannya indomie‟
17. ‫ ٍِ ج٘ا‬ٜ‫غي‬ٞ‫اىثيذ ماُ ت‬
/al-biladu kᾱna baigalī min jawwan/
„negeri seperti air mendidih dari dalam‟
18. ‫ٗىَا ٗصو اىخثش حامٌ ذاذاس‬
/wa lammᾱ waṣala al-khabaru ḥakimu tᾱtᾱru/
„dan ketika berita itu sampai keraja tartar‟
19. ‫٘ش‬ٞ‫اسسو ٗساءٕا ج‬
/arsala warᾱahᾱ juyūsya/
„dia mengutus tentara dibelakang negeri itu‟

55

Universitas Sumatera Utara


20. ‫ٍاذشمد تيذ‬
/mᾱ tarakta biladu/
„Tidak ada satu negripun yang tertinggal‟
21. ‫اال ٍا فرحرٖا‬
/illᾱ mᾱ fataḥtaha/
„kecuali berhasil ditaklukkannya‟
22. ‫حرٖا‬ٝ‫ح ٍا ٍيو ج٘ س‬ٝ‫٘ش ىفد تشاحرٖا تغا‬ٞ‫اىج‬
/al-juyūsyu lafata birᾱḥatihᾱ bigᾱyati mᾱ malalu jawwu rīḥatihᾱ/
„tentara terpanggil untuk beristirahat dengan tujuan agar tidak bosan dengan
menghirup udara segar‟
23. ٍٚٗ‫ ال ذخاف٘ا ٍاداً ٍعْا اّذ‬,‫؟‬ٜ‫٘ض‬ٝٗ ‫ة‬ٞ‫ط‬
/ṭayyib wa yūsyī?, lᾱ takhᾱfū mᾱdᾱma ma‟anᾱ Indūmī/
„oke bagimana dengan yusyi? jangan takut selama ada indomie disisi kita‟
24. ‫ حامٌ ذاذاس ٍاضاف‬ٚ‫ثق‬ٝ
/yabqᾱ ḥᾱkimu tᾱtᾱru mᾱsyᾱfa/
„Raja tartar tetap tak akan bisa melihatnya‟
25. ‫ص ج٘اّا‬ٝ‫ عا‬ٍٚٗ‫اّذ‬
/Indūmī „ᾱisy jawwᾱnᾱ‟/
„Indomie selalu hidup di dalam diri kami‟
26. ‫س‬ٝ‫ اسرَرع تحشاسج اىفيفو االحضش اىحذ‬ٍٚٗ‫ ٍِ اّذ‬...‫ذ‬ٝ‫جذ‬
/jadīdun… min indūmī istamta‟ biḥarᾱrati al-filfili al-aḥḍari al-ḥadīṡi/
„Baru ...dari indomie nikmati rasa pedas cabai hijau‟
27. ‫ حاسج‬...‫ح‬ٞ‫ح ٍقي‬ٝ‫ش‬ٞ‫ ضع‬ٍٚٗ‫اّذ‬
/indūmī sya‟iriyyati maqliyati…..ḥᾱrrati/
„indomie goreng ....pedas‟

Kedua puluh tujuh data verbal di atas, dianalisis menggunakan analisis

metafungsi bahasa, yaitu fungsi ideasional dalam tataran eksperensial dan fungsi

interpersonal dalam tataran fungsi ujaran, mood dan residu. Data verbal dalam

penelitian ini merupakan teks bahasa Arab yang bersifat infleksi yaitu subjek

dalam bahasa Arab melekat dalam verbalnya dan tidak dapat dipisahkan. Berikut

adalah penjelasan fungsi ideasional dalam tataran eksperensial dan fungsi

interpersonal dalam tataran fungsi ujaran, mood dan residu yang terdapat dalam

iklan Indomie versi Arab.

Data 1
ٍٚٗ‫ اّذ‬...‫سأه ىل‬ٝ ‫ة‬ٞ‫ا ط‬ٝ ٌ‫ٍَٖا اى٘قد ٍَٖا اىَطع‬

56

Universitas Sumatera Utara


/Mahmā al-waqtu mahmā al-maṭ‟ami yā ṭayyib yas'alu laka … indūmī/
„Pada waktu kapanpun dan di restoran manapun ayo mengajak kamu makan
Indomie‟

ٍٚٗ‫ اّذ‬...‫ىل‬ ‫سأه‬ٝ ‫ة‬ٞ‫ا ط‬ٝ ٌ‫ٍَٖا اىَطع‬ ‫ٍَٖا اى٘قد‬


laka… indūmī yas'alu yā ṭayyib mahmā al-maṭ‟ami yā Mahmā al-
kamu (makan) ayo ṭayyib dan di restoran waqtu pada
Indomie
mengajak manapun waktu kapanpun
Gol Proses: Vokatif Sirkumstan: lokasi: Sirkumstan:
material/pelaku tempat lokasi: waktu
Mood Residu
Tawaran

Data (1) diawali dengan proses material yaitu kata ‫سأه‬ٝ /yas'alu/ „mengajak‟.

Proses material „mengajak‟ merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan oleh

pelaku, dalam data (1) pelaku tidak tampak atau berada di luar percakapan. Jika

dicermati, maka pelaku dalam bahasa Arab yang melekat adalah „dia‟ dalam

konteks ini „dia‟ adalah produsen dalam hal ini produsen berperan sebagai

partisipan pertama. Selanjutnya proses material di atas juga terdapat partisipan

kedua atau gol yaitu kata ٍٚٗ‫ اّذ‬...‫ ىل‬/ laka … Indūmī/ „kamu makan Indomie‟, kata

ini merupakan kata yang kepadanya proses ditujukan atau yang dikenai proses.

Lebih lanjut data (1) memiliki sirkumstan yaitu kata ‫ ٍَٖا اى٘قد‬/ Mahmā al-waqtu/

„pada waktu kapanpun‟ merupakan sirkumstan keterangan waktu yang

memberikan penjelasan bahwa Indomie dapat dinikmati pada waktu kapanpun,

baik pada waktu pagi, siang, sore atau malam, dan kata ٌ‫ ٍَٖا اىَطع‬/ mahmā al-

maṭ‟ami/ „di restoran manapun‟ merupakan sirkumstan keterangan tempat yang

memeberi penjelasan bahwa Indomie pada umumnya terdapat disetiap dapur

masyarakat Arab Saudi. Secara menyeluruh data (1) memberikan penjelasan

bahwa produsen mengajak khalayak untuk makan Indomie dimanapun dan

kapanpun.

57

Universitas Sumatera Utara


Selanjutnya pada fungsi interpersonal dalam tataran fungsi ujaran, mood

dan residu. Data (1) di atas menunjukkan fungsi ujaran „tawaran‟. Kata tawaran

memberikan maksud bahwa klausa tersebut membujuk konsumen untuk selalu

makan Indomie pada waktu kapanpun dan dimanapun. Hal ini memberikan makna

kedekatan Indomie terhadap masyarakat Arab Saudi. Pada klausa ini dengan

fungsi ujaran „tawaran‟ maka klausa ‫سأه‬ٝ ‫ة‬ٞ‫ا ط‬ٝ ٌ‫ٍَٖا اى٘قد ٍَٖا اىَطع‬/ Mahmā al-

waqtu mahmā al-maṭ‟ami yā ṭayyib yas'alu / „Pada waktu kapanpun dan di

restoran manapun ayo mengajak‟ merupakan „residu‟, dan kata ٍٚٗ‫ اّذ‬...‫ ىل‬/ laka

… indūmī/ „kamu makan Indomie‟ merupakan mood. Iklan ini menggambarkan

fungsi periklanan yaitu mempersuasi (membujuk) khalayak untuk mecoba produk

yang ditawarkan.

Data 2
ٍٚٗ‫ اّذ‬... ‫ل‬ٞ‫ٍَٖا اىَناُ ال تس٘اك اُ ضاء ال ح٘ى‬
/mahmā al-makānu lā bisiwāka 'in syā'a lā ḥaulaika…. Indūmī/
„di manapun kamu berada dalam keadaan ramai ataupun sepi ada Indomie..‟

ٍٚٗ‫اّذ‬ (adalah) ‫ل‬ٞ‫ال تس٘اك اُ ضاء ال ح٘ى‬ ُ‫ٍَٖا اىَنا‬


Indūmī lā bisiwāka 'in syā'a lā ḥaulaika mahmā al-makānu
Indomie dalam keadaan ramai ataupun sepi di manapun kamu berada
Tanda Proses: Sirkumstan: keterangan: lingkungan.Sirkumstan: keterangan:
relasional lokasi tempat
Mood Residu
Pernyataan

Data (2) di atas proses relasional ditandai dengan hubungan konteks antara

kata ‫ل‬ٞ‫ ال تس٘اك اُ ضاء ال ح٘ى‬/ lā bisiwāka 'in syā'a lā ḥaulaika/ „lagi ramai ataupun

sepi‟ yang berperan sebagai sirkumstan keterangan lingkungan dengan kata ٍٚٗ‫اّذ‬

/ Indūmī/ „Indomie‟ berperan sebagai tanda, maka hubungan anatara keduanya

merupakan proses relasional. Selanjutnya data (2) memiliki sirkumstan yaitu kata

ُ‫ ٍَٖا اىَنا‬/ mahmā al-makānu/ „di manapun kamu berada‟ yang berperan sebagai

sirkumstan keterangan lokasi tempat yang memberikan penjelasan bahwa Indomie

58

Universitas Sumatera Utara


dimanapun berada baik sedang kumpul maupun sedang sendiri Indomie selalu ada

untuk anda. Secara menyeluruh proses relasional yang terdapat dalam data (2)

menjelaskan bahawa terdapat hubungan antara produsen dengan khalayak, hal ini

menambah kedekatan antara Indomie dengan khalayak.

Selanjutnya pada fungsi interpersonal dalam tataran fungsi ujaran, mood

dan residu. Data (2) di atas menunjukkan fungsi ujaran „pernyataan‟. Kata

pernyataan menjelaskan bahawa klausa ini menyatakan dimanapun anda berada

Indomie selalu bersama anda. Hal ini memberikan maksud bahwa Indomie adalah

produk yang cepat saji, tidak perlu menghabiskan waktu terlalu lama dalam proses

pembuatannya sampai siap disantap. Pada klausa ini dengan fungsi ujaran

„pernyataan‟ maka kata ٍٚٗ‫ اّذ‬/ Indūmī/ „Indomie‟ merupakan mood pada klausa

ini, dan kata ‫ل‬ٞ‫ ٍَٖا اىَناُ ال تس٘اك اُ ضاء ال ح٘ى‬/ mahmā al-makānu lā bisiwāka 'in

syā'a lā ḥaulaika/ „di manapun kamu berada lagi ramai ataupun sepi‟ merupakan

predikat atau sebagai residu. Iklan ini menggambarkan fungsi periklanan yaitu

memberi informasi (informing) kepada khalayak bahwa dimanapun anda berada

saat ramai ataupun sendiri Indomie selalu ada untuk anda.

Data 6
‫ ٍضاجل‬ٚ‫ميٖا عي‬
/Kulhā „alā mazājika/
„Makanlah, Sesuai seleramu‟
‫ ٍضاجل‬ٚ‫عي‬ ‫ٕا‬ ‫مو‬
„alā mazājika Hā Kul
Sesuai seleramu (Indomie) Makanlah
Sirkumstaan: keterangan lokasi waktu Gol Proses:
material/pelaku
Residu
Perintah

Data (6) di atas terdapat proses material yaitu kata ‫ مو‬/ kul/ „Makanlah‟.

Proses material „mengajak‟ merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan oleh

59

Universitas Sumatera Utara


pelaku, dalam data (6) pelaku tidak tampak atau berada di luar percakapan. Jika

dicermati, maka pelaku dalam bahasa Arab yang melekat adalah „dia‟ dalam

konteks ini „dia‟ adalah produsen dalam hal ini produsen berperan sebagai

partisipan pertama. Selanjutnya proses material di atas juga terdapat partisipan

kedua atau gol yaitu kata ‫ ٕا‬/hā/ „(Indomie)‟, kata ini merupakan kata yang

kepadanya proses ditujukan atau yang dikenai proses. Lebih lanjut data (6)

memiliki sirkumstan yaitu kata ‫ ٍضاجل‬ٚ‫ عي‬/„alā mazājika/ „Sesuai seleramu‟

merupakan sirkumstan keterangan lokasi waktu yang memberikan penjelasan

bahwa Indomie dapat dinikmati sesuai dengan selera anda. Secara menyeluruh

data (6) memberikan penjelasan bahwa produsen mengajak khalayak untuk makan

Indomie sesuai dengan selera.

Selanjutnya pada fungsi interpersonal dalam tataran fungsi ujaran, mood

dan residu. Data (6) di atas menunjukkan fungsi ujaran „perintah‟. Kata perintah

memberikan maksud bahwa klausa ini memberikan perintah kepada khalayak

untuk makan Indomie sesuai dengan pilihan rasa yang diinginkannya. Kata

perintah ditunjukkan oleh bentuk kata kerja perintah dalam bahasa Arab disebut

‫ فعو االٍش‬/fi‟lu al-„amri/ „kata kerja perintah‟ pada kata ‫ مو‬/ kul/ „makanlah‟. Hal ini

memberikan penjelasan kedekatan Indomie dikehidupan masyarakat Arab Saudi,

sehingga produsen dapat menyuruh konsumen. Pada klausa ini dengan fungsi

ujaran „perintah‟ maka klausa ‫ ٍضاجل‬ٚ‫ميٖا عي‬/ Kulhā „alā mazājika/ „Makanlah,

Sesuai seleramu‟ merupakan „residu‟. Iklan ini menggambarkan bahwa produsen

menyuruh khalayak untuk makan Indomie sesuai selera dengan pilihan rasa yang

beragam.

Data 8
‫ش ٍا ذفاصو‬ٞ‫ ٗاصو تغ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬،...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫اّذ‬

60

Universitas Sumatera Utara


/Indūmī… Indūmī… Indūmī…, Indūmī…wāṣil bigairi mā tufāṣil‟/
„Indomie…Indomie…Indomie…Indomie…,Indomie….terus tanpa henti‟

‫ش ٍا ذفاصو‬ٞ‫ٗاصو تغ‬ (adalah) ...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬....ٍٚٗ‫ اّذ‬،...ٍٚٗ‫اّذ‬


wāṣil bigairi mā tufāṣil Indūmī… Indūmī… Indūmī…, Indūmī…
terus tanpa henti Indomie…Indomie…Indomie…
Indomie…,Indomie….
Sirkumstan: keterangan
Proses: Tanda
cara relasional
Residu Mood
Pernyataan

Proses relasional yang ditemukan pada data (8) ditandai dengan hubungan

konteks antara kata ...ٍٚٗ‫ اّذ‬،...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬/ Indūmī… Indūmī…

Indūmī…, Indūmī…/ „Indomie…Indomie…Indomie…Indomie…,Indomie….‟

yang berperan sebagai tanda dan kata ‫ش ٍا ذفاصو‬ٞ‫ ٗاصو تغ‬/ wāṣil bigairi mā tufāṣil/

„terus tanpa henti‟ yang berperan sebagai sirkumstan keterangan cara, maka

hubungan anatara keduanya merupakan proses relasional. Hal ini memberi

maksud bahwa mengkonsumsi Indomie dapat dilakukan secara terus menerus.

Secara menyeluruh proses relasional yang terdapat dalam data (8) menjelaskan

bahawa terdapat hubungan antara produsen dengan khalayak, hal ini menambah

kedekatan antara Indomie dengan khalayak.

Selanjutnya pada fungsi interpersonal dalam tataran fungsi ujaran, mood

dan residu. Data (8) di atas menunjukkan fungsi ujaran „pernyataan‟. Kata

pernyataan menjelaskan bahawa klausa ini menyatakan mengkonsumsi Indomie

dapat dilakukan secara terus menerus. Hal ini memberikan maksud bahwa

Indomie adalah produk yang cepat saji, tidak perlu menghabiskan waktu terlalu

lama dalam proses pembuatannya sampai siap disantap. Pada klausa ini dengan

fungsi ujaran „pernyataan‟ maka kata ...ٍٚٗ‫ اّذ‬،...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬/ Indūmī…

Indūmī…Indūmī…,Indūmī…/„Indomie…Indomie…Indomie…Indomie…,Indomie

61

Universitas Sumatera Utara


….‟ merupakan mood pada klausa ini, dan kata ‫ش ٍا ذفاصو‬ٞ‫ ٗاصو تغ‬/ wāṣil bigairi

mā tufāṣil/ „terus tanpa henti‟ merupakan predikat atau sebagai residu. Iklan ini

menggambarkan fungsi periklanan yaitu memberi informasi (informing) kepada

khalayak bahwa mengkonsumsi Indomie dapat dilakukan secara terus menerus.

Data 9
‫ تاىخضشٗاخ ٗاىثٖاساخ‬ْٜ‫ اىغ‬ٚ‫و ٍِ اىطشق االقص‬ٞ‫ذخ‬
/Takhayyal min al-syarqī al-aqṣa al-ganiyyi bi al-khuḍrawᾱti wa al-
bahᾱrᾱti/
„Banyangkan, dari ujung timur yang kaya akan sayuran dan bumbu‟

‫ تاىخضشٗاخ ٗاىثٖاساخ‬ْٜ‫اىغ‬ ٚ‫ٍِ اىطشق االقص‬ ‫و‬ٞ‫ذخ‬


al-ganiyyi bi al-khuḍrawᾱti wa min al-syarqī al-aqṣa Takhayyal
al-bahᾱrᾱti dari ujung timur Banyangkan
yang kaya akan sayuran dan
bumbu
Sirkumstan: keterangan Sirkumstan:keterangan Proses: verbal/
lingkungan tempat pembicara
Residu
Perintah

Data (9) di atas dilabel dengan proses verbal yaitu kata ‫و‬ٞ‫ ذخ‬/takhayyal/

„banyangkan‟. Proses verbal yang merupakan aktivitas atau kegiatan yang

menyangkut informasi kepada khalayak yang dilakukan oleh si pembicara, dalam

data (9) pembicara tidak tampak atau beradda di luar percakapan. Jika diamati

lebih dalam, maka pembicara dalam bahasa Arab yang melekat adalah „dia‟dalam

konteks ini „dia‟ adalah produsen, hal ini produsen berperan sebagai partisipan

pertama. Kata bayangkan memberikan penjelasan bahwa produsen meminta

khlayak untuk membayangkan sesuatau hal yang terdapat dalam Indomie. Lebih

lanjut data (9) memiliki sirkumstan yaitu kata ٚ‫ ٍِ اىطشق االقص‬/ min al-syarqī al-

aqṣa/ „dari ujung timur‟ merupakan sirkumstan keterangan tempat, dan kata ْٜ‫اىغ‬

‫ تاىخضشٗاخ ٗاىثٖاساخ‬/ al-ganiyyi bi al-khuḍrawᾱti wa al-bahᾱrᾱti/ „yang kaya akan

sayuran dan bumbu‟ merupakan sirkumstan keterangan lingkungan yang

62

Universitas Sumatera Utara


memberikan penjelasan bahwa produsen meminta khalayak untuk membayangkan

kenikmatan rasa Indomie dengan kekayaan sayuran dan bumbu dari ujung timur

Negara tersebut.

Selanjutnya pada fungsi interpersonal dalam tataran fungsi ujaran, mood

dan residu. Data (9) di atas menunjukkan fungsi ujaran „perintah‟. Kata perintah

memberikan maksud bahwa klausa ini memberikan perintah kepada khalayak

untuk membayangkan kenikmatan rasa Indomie dengan kekayaan sayuran dan

bumbu dari ujung timur Negara tersebut. Kata perintah ditunjukkan oleh bentuk

kata kerja perintah dalam bahasa Arab disebut ‫ فعو االٍش‬/fi‟lu al-amri/ „kata kerja

perintah‟ pada kata ‫و‬ٞ‫ ذخ‬/takhayyal/ „banyangkan‟. Hal ini memberikan penjelasan

kedekatan Indomie dikehidupan masyarakat Arab Saudi, sehingga produsen dapat

menyuruh konsumen. Pada klausa ini dengan fungsi ujaran „perintah‟ maka klausa

‫ تاىخضشٗاخ ٗاىثٖاساخ‬ْٜ‫ اىغ‬ٚ‫و ٍِ اىطشق االقص‬ٞ‫ ذخ‬/ takhayyal min al-syarqī al-aqṣa al-

ganiyyi bi al-khuḍrawᾱti wa al-bahᾱrᾱti/ „banyangkan, dari ujung timur yang

kaya akan sayuran dan bumbu‟ merupakan „residu‟. Iklan ini menggambarkan

bahwa produsen menyuruh khalayak untuk membayangkan kenikmatan rasa

Indomie dengan kekayaan sayuran dan bumbu dari ujung timur Negara tersebut,

hal ini dilakukan untuk menarik minatkhalayak mengkonsumsi Indomie.

Data 10
ٌ‫قذٍْإا ىن‬
/qadamnᾱhᾱ lakum/
„kami persembahkan untuk kalian‟

ٌ‫ىن‬ ‫ٕا‬ ‫قذٍْا‬


Lakum hᾱ qadamnᾱ
untuk kalian (indomie) kami persembahkan
Penerima Perkataan Proses:verbal/ pembicara
Mood Residu

63

Universitas Sumatera Utara


Tawaran

Data (10) diawali dengan proses verbal yaitu kata ‫قذٍْا‬/qadamnᾱ/ „kami

persembahkan‟. Proses verbal yang merupakan aktivitas atau kegiatan yang

menyangkut informasi kepada khalayak yang dilakukan oleh si pembicara, dalam

data (10) pembicara tampak atau berada di dalam percakapan. Jika diamati

kembali, maka pembicara dalam bahasa Arab yang melekat adalah „kami‟ dalam

konteks ini „kami‟ adalah seluruh jajaran produsen Indomie, hal ini „kami‟

berperan sebagai partisipan pertama. Selanjutnya kata ‫ ٕا‬/hᾱ/ „(indomie)‟ berperan

sebagai perkataan atau mengacu kepada apa yang dikatakan, kata ini mengacu

kepada Indomie yang dikatakan oleh seluruh jajaran produsen. Seterusnya kata ٌ‫ىن‬

/ lakum/ „untuk kalian‟ berperan sebagai penerima atau kepadanya ucapan

disampaikan. Hal ini memberikan penjelasan bahwa seluruh jajaran produsen

mempersembahkan kepada khalayak sebuah produk baru yaitu Indomie.

Selanjutnya pada fungsi interpersonal dalam tataran fungsi ujaran, mood

dan residu. Data (10) di atas menunjukkan fungsi ujaran „tawaran‟. Kata tawaran

memberikan maksud bahwa klausa tersebut membujuk konsumen untuk selalu

ingat Indomie. Hal ini memberikan makna kedekatan Indomie terhadap

masyarakat Arab Saudi. Kata ‫قذٍْا ٕا‬/qadamnᾱ hᾱ / „kami persembahkan

(Indomie)‟ merupakan residu dan kata ٌ‫ىن‬/ lakum/ „untuk kalian‟ merupakan

mood. Iklan ini menggambarkan fungsi periklanan yaitu mempersuasi

(membujuk) khalayak untuk mecoba produk yang ditawarkan.

Data 13
ٍٚٗ‫ اعشف سش اّذ‬ٚ‫اتغ‬
/„abgᾱ a‟rifu sirru indūmī/
„Aku ingin tahu rahasia Indomie‟

64

Universitas Sumatera Utara


ٍٚٗ‫سش اّذ‬ ‫ اعشف‬ٚ‫اتغ‬
sirru indūmī „abgᾱ a‟rifu
rahasia indomie Aku ingin tahu
perkataan Proses: verbal/pembicara
Mood Residu
Pernyataan

Proses verbal yang ditemukan pada data (13) yaitu kata ‫ اعشف‬ٚ‫ اتغ‬/ abgᾱ

a‟rifu / „aku ingin tahu‟. Proses verbal yang merupakan aktivitas atau kegiatan

yang menyangkut informasi kepada khalayak yang dilakukan oleh si pembicara,

dalam data (13) pembicara tampak atau berada di dalam percakapan. Jika diamati

kembali, maka pembicara dalam bahasa Arab yang melekat adalah „saya‟ dalam

konteks ini „saya‟ adalah seorang anak kecil yang berbicara kepada temannya, hal

ini „saya‟ berperan sebagai partisipan pertama. Selanjutnya kata ٍٚٗ‫ سش اّذ‬/ sirru

indūmī / „rahasia Indomie‟ berperan sebagai perkataan atau mengacu kepada apa

yang dikatakan, kata ini mengacu kepada Indomie yang dikatakan oleh seorang

anak tersebut. Hal ini memberikan penjelasan bahwa perbincangan ketiga anak

yang muncul dalam iklan tersebut menceritakan sejarah munculnya Indomie

dalam kisah dongeng.

Selanjutnya pada fungsi interpersonal dalam tataran fungsi ujaran, mood

dan residu. Data (13) di atas menunjukkan fungsi ujaran „pernyataan‟. Kata

pernyataan menjelaskan bahawa klausa ini menyatakan keinginan mengetahui

sejarah Indomie. Hal ini memberikan maksud bahwa pentingnya mengetahui

sejarah Indomie, yaitu Indomie merupakan produk yang cepat saji, tidak perlu

menghabiskan waktu terlalu lama dalam proses pembuatannya sampai siap

disantap. Pada klausa ini dengan fungsi ujaran „pernyataan‟ maka kata ‫ اعشف‬ٚ‫ اتغ‬/

abgᾱ a‟rifu / „aku ingin tahu‟ merupakan residu pada klausa ini, dan kata ٍٚٗ‫سش اّذ‬

/ sirru indūmī / „rahasia Indomie‟ / merupakan mood. Klausa ini memberikan

65

Universitas Sumatera Utara


maksud bahwa Indomie juga memiliki sejarah yang panjang, hal ini dalam

konteks kisah dongeng.

Data 23
ٍٚٗ‫ ال ذخاف٘ا ٍاداً ٍعْا اّذ‬,‫؟‬ٜ‫٘ض‬ٝٗ ‫ة‬ٞ‫ط‬
/ṭayyib wa yūsyī?, lᾱ takhᾱfū mᾱdᾱma ma‟anᾱ indūmī/
„oke bagimana dengan Yusyi? jangan takut selama ada indomie disisi kita‟
ٍٚٗ‫ٍاداً ٍعْا اّذ‬ ‫ال ذخاف٘ا‬ ‫؟‬ٜ‫٘ض‬ٝٗ ‫ة‬ٞ‫ط‬
mᾱdᾱma ma‟anᾱ indūmī lᾱ takhᾱfū ṭayyib wa yūsyī?
selama ada indomie disisi kita. jangan takut oke bagimana dengan yusyi?
Fenomenon Proses: mental/ Vokatif
Pengindra
Residu Mood
Pernyataan

Data (23) diawali dengan proses mental yaitu kata ‫ ال ذخاف٘ا‬/ lᾱ takhᾱfū /

„jangan takut‟. Proses mental yang merupakan aktivitas atau kegiatan yang

menyangkut indera yang terjadi dalam diri manusia, dalam data (23) pengindera

tdak tampak atau tidak berada di dalam percakapan. Jika diamati kembali, maka

pengindera dalam bahasa Arab yang melekat adalah „kamu‟ dalam konteks ini

„kamu‟ adalah seorang anak kecil yang sedang mendengarkan cerita dari

temannya, hal ini „kamu‟ berperan sebagai partisipan pertama. Selanjutnya kata

ٍٚٗ‫ ٍاداً ٍعْا اّذ‬/ mᾱdᾱma ma‟anᾱ indūmī / „selama ada indomie disisi kita‟

berperan sebagai fenomenon yang merupakan partisipan kedua yang dikenai

proses. Kata ٜ‫٘ض‬ٝٗ ‫ة‬ٞ‫ ط‬/ ṭayyib wa yūsyī / „oke bagimana dengan Yusyi‟ berperan

sebagai vokatif. Hal ini memberikan penjelasan bahwa perbincangan ketiga anak

yang muncul dalam iklan tersebut menceritakan sejarah munculnya Indomie, dan

ketakutan terhadap Raja Tartar yang cantum dalam kisah dongeng.

Selanjutnya pada fungsi interpersonal dalam tataran fungsi ujaran, mood

dan residu. Data (23) di atas menunjukkan fungsi ujaran „pernyataan‟. Kata

pernyataan menjelaskan bahawa klausa ini menyatakan peran Indomie dalam

66

Universitas Sumatera Utara


kisah yang diceritakan. Hal ini memberikan maksud bahwa pentingnya

mengetahui sejarah Indomie, dan peran Indomie dalam kisah yang diceritakan

memberikan ketenangan bagi orang-orang yang berada didekatnya. Pada klausa

ini dengan fungsi ujaran „pernyataan‟ maka kata ,‫؟‬ٜ‫٘ض‬ٝٗ ‫ة‬ٞ‫ط‬/ ṭayyib wa yūsyī?, /

„oke bagimana dengan Yusyi?‟ merupakan mood pada klausa ini, dan kata ٍٚٗ‫اّذ‬

‫ ال ذخاف٘ا ٍاداً ٍعْا‬/ lᾱ takhᾱfū mᾱdᾱma ma‟anᾱ indūmī / „jangan takut selama ada

Indomie disisi kita‟ merupakan residu pada klausa ini. Kisah yang disampaikan

dalam iklan merupakan kisah dongeng, yaitu keberadaan Indomie pada masa itu

memberikan ketenangan bagi orang-orang yang berada didekatnya.

Data 25
‫ص ج٘اّا‬ٝ‫ عا‬ٍٚٗ‫اّذ‬
/Indūmī „ᾱisy jawwᾱnᾱ/
„Indomie selalu hidup di dalam diri kami‟
‫ج٘اّا‬ ‫ص‬ٝ‫عا‬ ٍٚٗ‫اّذ‬
jawᾱnᾱ‟ „ᾱisy Indūmī
di dalam diri kami selalu hidup Indomie
Sirkumstan:keterangan Proses: Fenomenon
lokasi tempat mental/pengindra
Residu Mood
Pernyataan

Proses mental yang ditemukan pada data (25) yaitu kata yaitu kata ‫ص‬ٝ‫ عا‬/

„ᾱisy / „selalu hidup‟. Proses mental yang merupakan aktivitas atau kegiatan yang

menyangkut indera yang terjadi dalam diri manusia, dalam data (25) pengindera

tampak atau berada di dalam percakapan. Jika diamati kembali, maka pengindera

dalam bahasa Arab yang melekat adalah „saya (Indomie)‟ dalam konteks ini „saya

(Indomie)‟ adalah keberadaan Indomie yang selalu ada menemani hari-hari dalam

kehidupan, hal ini „saya (Indomie)‟ berperan sebagai partisipan pertama.

Selanjutnya kata ٍٚٗ‫ اّذ‬/ indūmī / „Indomie‟ berperan sebagai fenomenon yang

merupakan partisipan kedua yang dikenai proses. Kata ‫ ج٘اّا‬/ jawᾱnᾱ‟/ „di dalam

67

Universitas Sumatera Utara


diri kami‟ berperan sebagai sirkumstan keterangan lokasi tempat. Hal ini

memberikan penjelasan bahwa Indomie selalu menjadi teman dalam kehidupan

sehari-hari, dalam konteks ini produsen menyatakan kedekatan indomie terhadap

khalayak.

Selanjutnya pada fungsi interpersonal dalam tataran fungsi ujaran, mood

dan residu. Data (25) di atas menunjukkan fungsi ujaran „pernyataan‟. Kata

pernyataan menjelaskan bahawa klausa ini menyatakan keberadaan Indomie

dalam kehidupan. Hal ini memberikan maksud bahwa Indomie menjadi teman

yang selalu berada dalam kehidupan, dalam konteks ini produsen ingin

menyampaikan kehidupan yang dimakud adalah kehidupan khalayak. Pada klausa

ini dengan fungsi ujaran „pernyataan‟ maka kata ٍٚٗ‫ اّذ‬/ indūmī / „Indomie‟

merupakan mood pada klausa ini, dan kata ‫ص ج٘اّا‬ٝ‫ عا‬/„ᾱisy jawᾱnᾱ‟/ „selalu hidup

di dalam diri kami‟ merupakan residu pada klausa ini.

Data 27
‫ حاسج‬...‫ح‬ٞ‫ح ٍقي‬ٝ‫ش‬ٞ‫ ضع‬ٍٚٗ‫اّذ‬
/indūmī sya‟iriyyati maqliyati…..ḥᾱrrati/
„Indomie goreng ....pedas‟
‫حاسج‬ (adalah) ‫ح‬ٞ‫ح ٍقي‬ٝ‫ش‬ٞ‫ ضع‬ٍٚٗ‫اّذ‬
ḥᾱrrati indūmī sya‟iriyyati maqliyati
panas indomie goring
Nilai Proses: relasional
Tanda
identifikasi
Residu Mood
Pernyataan

Data (27) diawali dengan proses relasional yang ditandai dengan hubungan

konteks antara kata ...‫ح‬ٞ‫ح ٍقي‬ٝ‫ش‬ٞ‫ ضع‬ٍٚٗ‫ اّذ‬/ indūmī sya‟iriyyati maqliyati / „indomie

goreng‟ yang berperan sebagai tanda dan kata ‫ حاسج‬/ ḥᾱrrati/ „pedas‟ yang

berperan sebagai nilai, maka hubungan anatara keduanya merupakan proses

relasional. Hal ini memberi maksud bahwa Indomie muncul dengan rasa baru

68

Universitas Sumatera Utara


yaitu Indomie goreng yang pedas. Secara menyeluruh proses relasional yang

terdapat dalam data (27) menjelaskan bahawa terdapat hubungan antara produsen

dengan khalayak, hal ini menambah kedekatan antara Indomie dengan khalayak.

Selanjutnya pada fungsi interpersonal dalam tataran fungsi ujaran, mood

dan residu. Data (27) di atas menunjukkan fungsi ujaran „pernyataan‟. Kata

pernyataan menjelaskan bahawa klausa ini menyatakan Indomie memiliki varian

rasa baru yaitu Indomie goreng yang pedas. Hal ini memberikan maksud bahwa

Indomie adalah produk yang cepat saji, tidak perlu menghabiskan waktu terlalu

lama dalam proses pembuatannya sampai siap disantap memiliki rasa pedas pada

varian rasanya. Klausa ini dengan fungsi ujaran „pernyataan‟ maka kata ٍٚٗ‫اّذ‬

‫ح‬ٞ‫ح ٍقي‬ٝ‫ش‬ٞ‫ ضع‬/ indūmī sya‟iriyyati maqliyati…../ „Indomie goreng ...‟ merupakan

mood pada klausa ini, dan kata ‫ حاسج‬/ ḥᾱrrati/ „pedas‟ merupakan predikat atau

sebagai residu. Iklan ini menggambarkan fungsi periklanan yaitu memberi

informasi (informing) kepada khalayak bahwa Indomie memiliki varian rasa yang

baru yaitu Indomie goreng yang pedas.

4.2.1.2 Unsur Visual

Bagian ini keempat (4) video iklan Indomie versi Arab diputarkan secara

bergantian dan dihentikan tiap detiknya dengan menggunakan tombol pouse, dan

ditangkap layar (fn + prt sc sysrq), kemudian di paste pada Microsoft Paint dan

disimpan menjadi bentuk foto, hal ini dilakukan pada setiap iklan dari keempat (4)

iklan Indomie versi Arab. Selanjutnya melakukan seleksi setiap detiknya dan

mengambil beberapa gambar yang menunjukkan perubahan sosok ataupun kata-

kata. Akhirnya, hanya terdapat beberapa gambar yang dapat mewakili makna atau

pesan dari iklan dan juga gambar yang berkaitan dengan unsur linguistiknya.

69

Universitas Sumatera Utara


Keempat (4) video iklan Indomie versi Arab memiliki durasi waktu yang

berbeda-beda. Video pertama (1) berdurasi satu menit satu detik (01.01) dapatlah

41 gambar hasil tangkapan layar, video kedua (2) berdurasi dua puluh delapan

detik (00.28) dapatlah 17 gambar hasil tangkapan layar, video ketiga (3) berdurasi

tiga puluh lima detik (00.35) dapatlah 22 gambar hasil tangkapan layar, dan video

keempat (4) berdurasi dua puluh satu detik (00.21) dapatlah 21 gambar hasil

tangkapan layar. Maka seluruh gambar hasil tangkapan layar sesuai dengan

perpindahan perdetiknya sebanyak 101 gambar yang berasal dari keempat (4)

iklan Indomie versi Arab dan kemudian akan dipilih sesuai dengan kebutuhan

penelitian.

Berikut adalah penjelasan visual yang terdapat dalam teks multimodal iklan

Indomie versi Arab yang meliputi fungsi interpersonal, yaitu dalam sistem makna

interaktif, seperti kontak, jarak sosial, sikap, dan modalitas serta menentukan

unsur generik yang dikemukakan oleh Cheong (2004) yaitu pengumuman utama,

pegumuman kedua, penambahan, lambang verbal, pesan, informasi kontak,

rujukan perhatian, pelengkap rujukan perhatian, penyajian, dan lambang visual.

4.2.1.2.1 Fungsi Interpersonal

Tahapan ini fungsi interpersol yaitu dalam system makna interaktif, seperti

kontak, jarak sosial, sikap, dan modalitas. Berikut adalah komponen metafungsi

interpersonal dalam iklan Indomie versi Arab.

70

Universitas Sumatera Utara


Penawaran

Intimate/
sosisal/
equality/
viewer
power
Modalitas

Gambar 4.1 Komponen Metafungsi Interpersonal

Komponen interpersonal dinyatakan dalam pernyataan deklaratif, partisipan

yang menyodorkan semangkuk mie sebagai penawaran karena partisipan tersebut

berinteraksi langsung dengan khalayak. Interaksi antara partisipan dengan

khalayak diwujudkan melalui kontak mata yang berfungsi sebagai penawaran.

Melalui penawaran partisipan menatap tajam khalayak, hal ini sedang

mengungkapkan sesuatu mengenai produk yang ditawarkan. Pengambilan gambar

yang dekat dengan khalayak (intimate) dan sejajar dengan pandangan mata

(equality). Pola penggambaran partisipan dalam bentuk (viewer power)

memberikan penjelasan bahwa adanya kuasa atas diri sendiri dan kuasa ini juga

dimiliki oleh khalayak lain yang menggunakan produk yang diiklankan.

Modalitas warna atau saturasi warna rendah pada visual, yaitu hitam dan

putih. Modalitas konteks tinggi pada visual, karena konteks detail yaitu ruang

dapur di dalam rumah. Modalitas reprsentasi rendah pada visual, karena

representasi abstrak, kemudian modalitas kedalaman tinggi pada visual, karena

perspektif yang jelas. Lalu iluminasi tinggi, karena representasi sinar dan

bayangan. Selanjutnya modalitas penerangan tinggi pada visual, karena

71

Universitas Sumatera Utara


pencahayaan maksimal yang dipancarkan melalui pencahayaan lampu, dan

modalitas orientasi kode yaitu merupakan naturalistis, karena pengambilan visual

yang natural.

Offer

Intimate/
viewer
power

Modalitas

Gambar 4.2 Komponen Metafungsi Interpersonal

Gambar di atas merupakan komponen interpersonal yang dinyatakan dalam

pernyataan deklaratif, penawaran tidak ditemukan pada visual iklan di atas, karena

tidak ada yang berinteraksi langsung dengan khalayak. Seluruh anggota keluarga

sebagai offer yang menyaksikan mie (Indomie). Pengambilan gambar yang dekat

dengan khalayak (intimate). Pola penggambaran partisipan dalam bentuk (viewer

power) memberikan penjelasan bahwa adanya kuasa atas diri sendiri dan kuasa ini

juga dimiliki oleh khalayak lain yang menggunakan produk yang diiklankan. Segi

kontak atau hubungan dengan khalayak, montir tidak memiliki hubungan dengan

khalayak, sehingga offer disini menunjukkan keseriusannya dalam menikmati

Indomie.

Modalitas warna atau saturasi warna tinggi pada visual, yaitu modulasi

warna. Modalitas konteks tinggi pada visual, karena konteks detail yaitu ruang

72

Universitas Sumatera Utara


santai keluarga. Modalitas representasi rendah pada visual, karena representasi

abstrak, kemudian modalitas kedalaman tinggi pada visual, karena perspektif yang

jelas. Lalu iluminasi tinggi, karena representasi sinar dan bayangan. Selanjutnya

modalitas penerangan tinggi pada visual, karena pencahayaan maksimal yang

dipancarkan melalui pencahayaan jendela ruangan, dan modalitas orientasi kode

yaitu merupakan naturalistis, karena pengambilan visual yang natural.

intimate/
Offer viewer
power

Modalitas
Gambar 4.3 Komponen Metafungsi Interpersonal

Komponen interpersonal dinyatakan dalam pernyataan deklaratif,

penawaran tidak ditemukan pada visual iklan di atas, karena tidak ada yang

berinteraksi langsung dengan khalayak. Kedua montir sebagai offer yang

menyaksikan mie (Indomie). Pengambilan gambar yang dekat dengan khalayak

(intimate). Pola penggambaran partisipan dalam bentuk (viewer power)

memberikan penjelasan bahwa adanya kuasa atas diri sendiri dan kuasa ini juga

dimiliki oleh khalayak lain yang menggunakan produk yang diiklankan. Segi

kontak atau hubungan degan khalayak, kedua montir tidak memiliki hubungan

73

Universitas Sumatera Utara


dengan khalayak sehingga keduanya menjalankan peranan masing-masing tanpa

melibatkan khalayak.

Modalitas warna atau saturasi warna rendah pada visual, yaitu hitam dan

putih. Modalitas konteks tinggi pada visual, karena konteks detail yaitu sebuah

ruangan di dalam bengkel. Modalitas representasi rendah pada visual, karena

representasi abstrak, kemudian modalitas kedalaman tinggi pada visual, karena

perspektif yang jelas. Lalu iluminasi tinggi, karena representasi sinar dan

bayangan. Selanjutnya modalitas penerangan tinggi pada visual, karena

pencahayaan maksimal yang dipancarkan melalui pencahayaan jendela ruangan,

dan modalitas orientasi kode yaitu merupakan naturalistis, karena pengambilan

visual yang natural.

offer

Intimate
/viewer Modalitas
power

Gambar 4.4 Komponen Metafungsi Interpersonal

Komponen interpersonal pada gambar di atas dinyatakan dalam pernyataan

deklaratif, penawaran tidak ditemukan pada visual iklan di atas, karena tidak ada

yang berinteraksi langsung dengan khalayak. Tangan seseorang yang mengaduk

mie tampak pada visual sebagai offer yang pastinya menyaksikan mie (Indomie).

Pengambilan gambar yang dekat dengan khalayak (intimate). Pola penggambaran

74

Universitas Sumatera Utara


partisipan dalam bentuk (viewer power) memberikan penjelasan bahwa adanya

kuasa atas diri sendiri dan kuasa ini juga dimiliki oleh khalayak lain yang

menggunakan produk yang diiklankan.

Modalitas warna atau saturasi warna rendah pada visual, yaitu hitam dan

putih. Modalitas konteks tinggi pada visual, karena konteks detail yaitu ruang

dapur di dalam rumah. Modalitas representasi tinggi pada visual, karena

representasi detail, kemudian modalitas kedalaman tinggi pada visual, karena

perspektif yang jelas. Lalu iluminasi tinggi, karena representasi sinar dan

bayangan. Selanjutnya modalitas penerangan tinggi pada visual, karena

pencahayaan maksimal yang dipancarkan melalui pencahayaan jendela ruangan,

dan modalitas orientasi kode yaitu merupakan naturalistis, karena pengambilan

visual yang natural.

offer
Intimate/
viewer
power

Modalitas

Gambar 4.5 Komponen Metafungsi Interpersonal

Komponen interpersonal dinyatakan dalam pernyataan deklaratif,

penawaran tidak ditemukan pada visual iklan di atas, karena tidak ada yang

berinteraksi langsung dengan khalayak. Pegawai tersebut sebagai offer yang

75

Universitas Sumatera Utara


menyaksikan mie (Indomie). Pengambilan gambar yang dekat dengan khalayak

(intimate). Pola penggambaran partisipan dalam bentuk (viewer power)

memberikan penjelasan bahwa adanya kuasa atas diri sendiri dan kuasa ini juga

dimiliki oleh khalayak lain yang menggunakan produk yang diiklankan. Segi

kontak atau hubungan degan khalayak, pegawai tersebut tidak memiliki hubungan

dengan khalayak sehingga ia menjalankan peran sedang menikmati makan mie

(Indomie) tanpa melibatkan khalayak.

Modalitas warna atau saturasi warna rendah pada visual, yaitu hitam dan

putih. Modalitas konteks tinggi pada visual, karena konteks detail yaitu sebuah

ruangan di dalam kantor. Modalitas representasi tinggi pada visual, karena

representasi detail, kemudian modalitas kedalaman tinggi pada visual, karena

perspektif yang jelas. Lalu iluminasi tinggi, karena representasi sinar dan

bayangan. Selanjutnya modalitas penerangan tinggi pada visual, karena

pencahayaan maksimal yang dipancarkan melalui pencahayaan jendela ruangan,

dan modalitas orientasi kode yaitu merupakan naturalistis, karena pengambilan

visual yang natural.

Offer

Intimate/
viewer
power

modalitas
Gambar 4.6 Komponen Metafungsi Interpersonal

76

Universitas Sumatera Utara


Komponen interpersonal pada gambar di atas dinyatakan dalam pernyataan

deklaratif, penawaran tidak ditemukan pada visual iklan di atas, karena tidak ada

yang berinteraksi langsung dengan khalayak. Seluruh pegawai kantor tersebut

sebagai offer yang menyaksikan mie (Indomie). Pengambilan gambar yang dekat

dengan khalayak (intimate). Pola penggambaran partisipan dalam bentuk (viewer

power) memberikan penjelasan bahwa adanya kuasa atas diri sendiri dan kuasa ini

juga dimiliki oleh khalayak lain yang menggunakan produk yang diiklankan. Segi

kontak atau hubungan dengan khalayak, montir tidak memiliki hubungan dengan

khalayak, sehingga offer disini menunjukkan keseriusannya dalam menikmati

Indomie.

Modalitas warna atau saturasi warna rendah pada visual, yaitu hitam dan

putih. Modalitas konteks tinggi pada visual, karena konteks detail yaitu sebuah

ruangan di dalam kantor. Modalitas representasi tinggi pada visual, karena

representasi detail, kemudian modalitas kedalaman tinggi pada visual, karena

perspektif yang jelas. Lalu iluminasi tinggi, karena representasi sinar dan

bayangan. Selanjutnya modalitas penerangan tinggi pada visual, karena

pencahayaan maksimal yang dipancarkan melalui pencahayaan jendela ruangan,

dan modalitas orientasi kode yaitu merupakan naturalistis, karena pengambilan

visual yang natural.

77

Universitas Sumatera Utara


Offer
Intimate/
viewer
power

Modalitas
Gambar 4.7 Komponen Metafungsi Interpersonal

Gambar di atas merupakan komponen interpersonal yang dinyatakan dalam

pernyataan deklaratif, penawaran tidak ditemukan pada visual iklan di atas, karena

tidak ada yang berinteraksi langsung dengan khalayak. Tangan seseorang yang

meletakkan irisan lemon dalam semangkuk mie tampak pada visual, sebagai offer

yang pastinya menyaksikan mie (Indomie). Pengambilan gambar yang dekat

dengan khalayak (intimate). Pola penggambaran partisipan dalam bentuk (viewer

power) memberikan penjelasan bahwa adanya kuasa atas diri sendiri dan kuasa ini

juga dimiliki oleh khalayak lain yang menggunakan produk yang diiklankan.

Modalitas warna atau saturasi warna tinggi pada visual, yaitu saturasi netral.

Modalitas konteks tinggi pada visual, karena konteks detail yaitu ruang dapur di

dalam rumah. Modalitas representasi tinggi pada visual, karena representasi detail,

kemudian modalitas kedalaman tinggi pada visual, karena perspektif yang jelas.

Lalu iluminasi tinggi, karena representasi sinar dan bayangan. Selanjutnya

modalitas penerangan tinggi pada visual, karena pencahayaan maksimal yang

dipancarkan melalui pencahayaan jendela ruangan, dan modalitas orientasi kode

yaitu merupakan naturalistis, karena pengambilan visual yang natural.

78

Universitas Sumatera Utara


Intimate /
viewer
power
Offer

Modalitas
Gambar 4.8 Komponen Metafungsi Interpersonal

Komponen interpersonal pada gambar 4.8 di atas dinyatakan dalam

pernyataan deklaratif, penawaran tidak ditemukan pada visual iklan di atas, karena

tidak ada yang berinteraksi langsung dengan khalayak. Seluruh anggota keluarga

sebagai offer yang menyaksikan mie (Indomie). Pengambilan gambar yang dekat

dengan khalayak (intimate). Pola penggambaran partisipan dalam bentuk (viewer

power) memberikan penjelasan bahwa adanya kuasa atas diri sendiri dan kuasa ini

juga dimiliki oleh khalayak lain yang menggunakan produk yang diiklankan. Segi

kontak atau hubungan dengan khalayak, seluruh anggota keluarga tersebut tidak

memiliki hubungan dengan khalayak, sehingga seluruh anggota keluarga tersebut

fokus kepada peran mereka masing-masing tanpa melibatkan khalayak.

Modalitas warna atau saturasi warna tinggi pada visual, karena saturasi

netral. Modalitas konteks tinggi pada visual, karena konteks detail yaitu meja

santai diluar ruangan. Modalitas representasi tinggi pada visual, karena

representasi detail, kemudian modalitas kedalaman tinggi pada visual, karena

perspektif yang jelas. Lalu iluminasi tinggi, karena representasi sinar dan

79

Universitas Sumatera Utara


bayangan. Selanjutnya modalitas penerangan tinggi pada visual, karena

pencahayaan maksimal yang dipancarkan langsung oleh matahari, dan modalitas

orientasi kode yaitu merupakan naturalistis, karena pengambilan visual yang

natural.

Intimate/
aquality/
viewer
power

Penawaran

Modalitas
Gambar 4.9 Komponen Metafungsi Interpersonal

Komponen interpersonal dinyatakan dalam pernyataan deklaratif,

partisipan yang sedang menyantap Indomie sebagai penawaran karena partisipan

tersebut berinteraksi langsung dengan khalayak. Interaksi antara partisipan dengan

khalayak diwujudkan melalui kontak mata yang berfungsi sebagai penawaran.

Melalui penawaran partisipan menatap tajam khalayak, hal ini sedang

mengungkapkan sesuatu mengenai produk yang ditawarkan. Pengambilan gambar

yang dekat dengan khalayak (intimate) dan sejajar dengan pandangan mata

(equality). Pola penggambaran partisipan dalam bentuk (viewer power)

memberikan penjelasan bahwa adanya kuasa atas diri sendiri dan kuasa ini juga

dimiliki oleh khalayak lain yang menggunakan produk yang diiklankan.

80

Universitas Sumatera Utara


Modalitas warna atau saturasi warna tinggi pada visual, karena saturasi

netral. Modalitas konteks tinggi pada visual, karena konteks detail yaitu meja

santai diluar ruangan. Modalitas representasi tinggi pada visual, karena

representasi detail, kemudian modalitas kedalaman tinggi pada visual, karena

perspektif yang jelas. Lalu iluminasi tinggi, karena representasi sinar dan

bayangan. Selanjutnya modalitas penerangan tinggi pada visual, karena

pencahayaan maksimal yang dipancarkan langsung oleh matahari, dan modalitas

orientasi kode yaitu merupakan naturalistis, karena pengambilan visual yang

natural.

Offer
Intimate/
viewer
power

modalitas

Gambar 4.10 Komponen Metafungsi Interpersonal

Komponen interpersonal dinyatakan dalam pernyataan deklaratif,

penawaran tidak ditemukan pada visual iklan di atas, karena tidak ada yang

berinteraksi langsung dengan khalayak. Tangan seseorang yang menyodorkan

sepiring mie tampak pada visual, sebagai offer yang pastinya menyaksikan mie

(Indomie). Pengambilan gambar yang dekat dengan khalayak (intimate). Pola

penggambaran partisipan dalam bentuk (viewer power) memberikan penjelasan

bahwa adanya kuasa atas diri sendiri dan kuasa ini juga dimiliki oleh khalayak

lain yang menggunakan produk yang diiklankan.

81

Universitas Sumatera Utara


Modalitas warna atau saturasi warna tinggi pada visual, yaitu saturasi netral.

Modalitas konteks rendah pada visual, karena konteks abstrak. Modalitas

representasi tinggi pada visual, karena representasi detail, kemudian modalitas

kedalaman tinggi pada visual, karena perspektif yang jelas. Lalu iluminasi tinggi,

karena representasi sinar dan bayangan. Selanjutnya modalitas penerangan tinggi

pada visual, karena pencahayaan maksimal yang dipancarkan melalui

pencahayaan lampu ruangan, dan modalitas orientasi kode yaitu merupakan

naturalistis, karena pengambilan visual yang natural.

4.2.1.2.2 Unsur Generik

Pada tahap ini unsur generik yaitu pengumuman utama, pegumuman kedua,

penambahan, lambang verbal, pesan, informasi kontak, rujukan perhatian,

pelengkap rujukan perhatian, penyajian, dan lambang visual. Berikut adalah

unsur generik dalam iklan Indomie versi Arab.


Rujukan
perhatian
setting
Lambang
verbal

Pelengkap rujukan perhatian Pengumuman utama

Gambar 4.11 Unsur Generik Iklan

ٍٚٗ‫اّذ‬ (adalah) ‫ل‬ٞ‫ال تس٘اك اُ ضاء ال ح٘ى‬ ُ‫ٍَٖا اىَنا‬


Indūmī lā bisiwāka 'in syā'a lā ḥaulaika mahmā al-makānu
Indomie lagi ramai ataupun sepi di manapun kamu berada
Tanda Proses: Sirkumstan: keterangan: lingkunganSirkumstan: keterangan:
relasional situasi. lokasi tempat

82

Universitas Sumatera Utara


Proses dalam teks verbal iklan Indomie versi Arab di atas merupakan proses

relasional yang di tandai dengan hubungan konteks antara kata ‫ال تس٘اك اُ ضاء ال‬

‫ل‬ٞ‫ح٘ى‬/ lā bisiwāka 'in syā'a lā ḥaulaika / „lagi ramai ataupun sepi‟ yang berperan

sebagai sirkumstan keterang lingkungan situasi dengan kata ٍٚٗ‫ اّذ‬/ Indūmī /

„Indomie‟ yang berperan sebagai sirkumstan keterangan cara. Maka hubungan

konteks antara keduanya merupakan proses relasional.

Setting yang terlihat dalam visual iklan di atas adalah berada di dalam

sebuah ruangan kantor. Hal ini terbukti dengan adanya buku, pulpen, keyboard,

computer, dan lain-lain. Visual iklan tampak rujukan perhatian yang merupakan

produk yang ditawarkan yaitu Indomie, selanjutnya tertera juga lambang verbal

dan pengumuman utama yang melekat pada cup Indomie yang merupakan

pelengkap rujukan perhatian. Hal ini menunjukkan bahwa dimanapun berada tetap

dapat makan Indomie. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa Indomie di Arab

Saudi muncul dalam dua kemasan, pertama dengan bungkusan pelastik dan dapat

dikonsumsi dengan memasaknya di atas kompor, kedua dengan bungkusan cup

yang lebih praktis dan dapat dikonsumsi hanya dengan menyeduhnya dengan air

panas, sehingga tidak perlu pemikiran panjang untuk menikmati Indomie dimana

saja dengan proses penyajian yang cepat.

Keberadaan visual pada iklan memberikan kemudahan pada khalayak

untuk memahami pesan yang terdapat pada iklan tersebut. Penempatan gambar

pada iklan ini memiliki arti penting karena produsen berusaha untuk menarik

perhatian khalayak dengan menempatkan seorang pegawai kantor yang bertindak

sebagai pusat dari iklan dengan menampilkan citra yang terpancar dari objek

tersebut.

83

Universitas Sumatera Utara


Visual ini tidak terdapat demand atau tawaran langsung partisipan kepada

khalayak atau konsumen. Hal ini dikarenakan partisipan pada iklan sedang

memakan Indomie yang merupakan rujukan perhatian. Makan Indomie saat

berada di kantor memberikan penjelasan bahwa produk tersebut dapat dinikmati

saat sedang sibuk bekerja di kantor, tanpa harus repot memasak, cukup dengan

menyeduhnya dalam cup Indomie.

Setting Pengumuman kedua

Lambang
verbal

Rujukan perhatian Pengumuman utama

Gambar 4.12 Unsur Generik Iklan

‫ط٘ه‬ٝ ‫ٍا‬ ‫ط٘ه‬ٝ ‫ش‬ٞ‫ٍا ماُ ىيرفن‬


mā yaṭūlu mā kāna li at-tafkīri yaṭūlu
tidak lama kok tidak perlu pemikiran panjang
Sirkumstan: keterangan waktu Proses: mental/pengindra

Proses dalam teks verbal iklan Indomie versi Arab di atas merupakan proses

mental yang di tandai dengan kata ‫ط٘ه‬ٝ ‫ش‬ٞ‫ٍا ماُ ىيرفن‬/ mā kāna li at-tafkīri yaṭūlu /

„tidak perlu pemikiran panjang‟ dengan visual pengindra menikmati makan

Indomie cup sambil memperlihatkan rujukan perhatian, lambang verbal dan

pengumuman utama pada khalayak atau konsumen. Selanjutnya salinan rasa yang

tertera di cup Indomie merupakan pengumuman kedua. Lalu di tambah kata ‫ٍا‬

84

Universitas Sumatera Utara


‫ط٘ه‬ٝ / mā yaṭūlu / „tidak lama kok‟ berfungsi sebagai sirkumstan keterangan

waktu. Hal ini menambah kelengkapan maksud yang di tuju, yaitu Indomie dapat

dinikmati kapan saja dan dimana saja tanpa harus berfikir panjang untuk memasak

makanan. Produsen juga menawarkan Indomie cup yang mempermudah

konsumen menikmatinya, hanya cukup diseduh dengan air panas dan Indomie

siap dinikmati.

Setting yang terlihat dalam visual iklan di atas adalah berada di luar

ruangan. Hal ini terbukti dengan adanya pepohonan, kursi santai, dan lain-lain.

Ditambah pencahayaan alami yang terang di pancarkan oleh matahari,

memberikan tampilan visual yang cerah dan jelas. Penjelasan di atas

menunjukkan bahwa Indomie di Arab Saudi muncul dalam dua kemasan, pertama

dengan bungkusan pelastik dan dapat dikonsumsi dengan memasaknya di atas

kompor, kedua dengan bungkusan cup yang lebih praktis dan dapat dikonsumsi

hanya dengan menyeduhnya dengan air panas, sehingga tidak perlu pemikiran

panjang untuk menikmati Indomie dimana saja dengan proses penyajian yang

cepat.

Keberadaan visual pada iklan memberikan kemudahan pada khalayak

untuk memahami pesan yang terdapat pada iklan tersebut. Penempatan gambar

pada iklan ini memiliki arti penting karena produsen berusaha untuk menarik

perhatian khalayak dengan menempatkan dua gambar model dua orang manusia

yang bertindak sebagai pusat dari iklan dengan menampilkan citra yang terpancar

dari objek tersebut.

Visual ini tidak terdapat demand atau tawaran langsung partisipan kepada

khalayak atau konsumen. Hal ini dikarenakan partisipan pada iklan sedang

85

Universitas Sumatera Utara


memakan Indomie yang merupakan rujukan perhatian. Makan Indomie saat santai

bersama teman memberikan penjelasan bahwa produk tersebut dapat dinikmati

saat santai bersama teman, tanpa harus repot memasak, cukup dengan

menyeduhnya dalam cup Indomie.

Pengumuman utama

Lambang verbal

Pengumuman
kedua

Setting Rujukan perhatian

Gambar 4.13 Komponen Unsur Generik

‫ دسجل‬ٚ‫ عي‬...‫ دسجل‬ٚ‫عي‬ ‫ٕا‬ ‫ّنٖح‬


„alā durjika... ‟alā durjika Hā Nakhata
di lacimu… di lacimu (Indomie)
pilihan rasa
Sirkumstan: keterangan lokasi waktu Gol Proses: material/pelaku

Proses dalam teks verbal iklan Indomie versi Arab di atas merupakan proses

material yang di tandai dengan kata ‫ ّنٖرٖا‬/ nakhatahā / „pilihan rasanya‟ dengan

visual berbagai macam rasa yang tersedia dalam saatu tempat, hal ini terbukti

dengan varian warna yang tampak pada visual iklan yang merupakan rujukan

perhatian. Lalu ditambah dengan lambang verbal dan pengumuman utama

memberikan penekanan produk Indomie dan dilanjutkan dengan teks yang

melekat pada cup Indomie merupakan pengumuman kedua pada visual iklan.

86

Universitas Sumatera Utara


Selanjutnya kata ‫ دسجل‬ٚ‫ عي‬...‫ دسجل‬ٚ‫عي‬ / alā durjika... ‟alā durjika / „ada di

lacimu… di lacimu‟ berfungsi sebagai sirkumstan keterang tempat.

Setting yang terlihat dalam visual iklan di atas adalah sebuah laci meja yang

berisikan varian rasa dari Indomie. Hal tersebut menunjukkan visual iklan sedang

berada dalam suatu ruangan yang memiliki meja dan di dalam meja tersebut

terdapat laci yang berisikan varian rasa indomie. Jika diperhatikan secara

menyeluruh iklan Indomie tersebut bahwa ruangan yang dimaksud adalah ruangan

kantor pada suatu perusahaan.

Keberadaan visual pada iklan memberikan kemudahan pada khalayak

untuk memahami pesan yang terdapat pada iklan tersebut. Penempatan gambar

pada iklan ini memiliki arti penting karena produsen berusaha untuk menarik

perhatian khalayak dengan menempatkan varian rasa Indomie yang bertindak

sebagai pusat dari iklan dengan menampilkan citra yang terpancar dari objek

tersebut. Visual ini tidak terdapat demand atau tawaran langsung partisipan

kepada khalayak atau konsumen. Hal ini dikarenakan partisipan tidak tampak

pada visual iklan.

87

Universitas Sumatera Utara


Pengumuman kedua Pelengkap rujukan

Setting

Rujukan
perhatian

Pengumuman utama Lambang verbal

Gambar 4.14 Komponen Unsur Generik

‫ش ٍا ذفاصو‬ٞ‫ٗاصو تغ‬ (adalah) ...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬....ٍٚٗ‫ اّذ‬،...ٍٚٗ‫اّذ‬


Indūmī… Indūmī… Indūmī…,
wāṣil bigairi mā tufāṣil Indūmī…
terus tanpa henti Indomie…Indomie…Indomie…
Indomie…,Indomie….
Sirkumstan: keterangan
Proses: Perkataan
cara relasional

Proses dalam teks verbal iklan Indomie versi Arab di atas merupakan proses

relasional yang di tandai dengan hubungan konteks antara kata ...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫اّذ‬

ٍٚٗ‫اّذ‬ ،...ٍٚٗ‫اّذ‬ / Indūmī… Indūmī… Indūmī…, Indūmī…/

„Indomie…Indomie…Indomie…Indomie…,Indomie….‟ yang berperan sebagai

perkataan dengan kata ‫ش ٍا ذفاصو‬ٞ‫ ٗاصو تغ‬/ wāṣil bigairi mā tufāṣil‟/ „terus tanpa

henti‟ yang berperan sebagai sirkumstan keterangan cara. Maka hubungan konteks

antara keduanya merupakan proses relasional.

Setting di atas adalah dalam ruang keluarga ditandai dengan perangkat-

perangkat yang lazim berada dalam ruang keluarga seperti sofa, meja, dan lain-

lain adalah peralatan yang terdapat dalam ruang keluarga yang sedang menikmati

Indomie yang berfungsi sebagai rujukan perhatian, lalu ditambah pelengkap

88

Universitas Sumatera Utara


rujukan perhatian menambah kesan sedang santai menikmati sajian. Selanjutnya

lambang verbal dan pengumuman utama menambah penampilan visual iklan

Indomie, dan esan akhir merupakan kata ‫ش ٍا ذفاصو‬ٞ‫ ٗاصو تغ‬/ wāṣil bigairi mā

tufāṣil/ „terus tanpa henti‟ yang muncul dalam visual iklan merupakan

pengumuman kedua menambah penjelasan bahwa produsen menekankan untuk

mengkonsumsi Indomie terus tanpa henti dimanapun dan kapanpun. Teks verbal

dan tampilan visual iklan memberikan maksud yang sempurnya yaitu produsen

mengatakan tetap makan Indomie kapanpun dimanapun sendiri ataupun ramai

tetap makan Indomie.

Keberadaan visual pada iklan memberikan kemudahan pada khalayak

untuk memahami pesan yang terdapat pada iklan tersebut. Penempatan gambar

pada iklan ini memiliki arti penting karena produsen berusaha untuk menarik

perhatian khalayak dengan menempatkan keluarga sebagai gambar model yang

bertindak sebagai pusat dari iklan dengan menampilkan citra yang terpancar dari

objek tersebut.

Visual ini tidak terdapat demand atau tawaran langsung partisipan kepada

khalayak atau konsumen. Hal ini dikarenakan visual keluarga pada iklan sedang

memakan Indomie yang merupakan rujukan perhatian. Makan Indomie saat santai

bersama keluarga memberikan penjelasan bahwa produk tersebut dapat dinikmati

saat santai bersama keluarga, tanpa harus repot memasak dan lama menunggu.

89

Universitas Sumatera Utara


Pengumuman utama

Setting

Penyajian Lambang
verbal

Rujukan
perhatian
Gambar 4.15 Komponen Unsur Generik
ٌ‫ىن‬ ‫ٕا‬ ‫قذٍْا‬
Lakum hᾱ qadamnᾱ
untuk kalian (indomie) kami mempersembahkan
Penerima Perkataan Proses:verbal/ pembicara

Proses dalam teks verbal iklan Indomie versi Arab di atas merupakan proses

verbal yang ditandai dengan kata ‫ قذٍْا‬/ qadamnᾱhᾱ / „kami mempersembahkan‟

yang berperan sebagai proses verbal dan sebagai pembicara, lalu perkataan

merupakan kata (Indomie) yang terletak di luar konteks verbalnya. Pada klausa ini

kuat hubungannya antara teks verbal dengan visual iklan, pada visual iklan

muncul Indomie sebagai rujukan perhatian pada tampilan visual iklan. Lambang

verbal, pengumuman utama, menambah fokus perhatian khalayak. Selanjutnya

kata ٌ‫ ىن‬/ lakum/ „untuk kalian‟ yang berperan sebagai penerima, menambah

lengkapnya maksud yang dituju oleh iklan. Penyajian Indomie turut menambah

lengkap informasi yang disampaikan produsen terhadaap khalayak.

Setting yang terlihat dalam visual iklan di atas adalah dalam ruang dapur di

tandai dengan perangkat-perangkat yang lazim berada dalam ruang dapur seperti

panci, kompor, dan lain-lain adalah peralatan yang terdapat dalam ruang dapur

90

Universitas Sumatera Utara


yang sedang menampilkan pengolahan Indomie melalui proses memasukkan

Indomie ke dalam wadah yang berisikan air mendidih yang terletak di atas

kompor. Teks verbal dan tampilan visual iklan memberikan maksud yang

sempurnya yaitu produser mengatakan kami persembahkan kepada kalian

Indomie yang dapat disajikan dengan mudah dan cepat.

Keberadaan visual pada iklan memberikan kemudahan pada khalayak

untuk memahami pesan yang terdapat pada iklan tersebut. Penempatan gambar

pada iklan ini memiliki arti penting karena produsen berusaha untuk menarik

perhatian khalayak dengan menempatkan proses memasak Indomie yang

bertindak sebagai pusat dari iklan dengan menampilkan citra yang terpancar dari

objek tersebut. Visual ini tidak terdapat demand atau tawaran langsung partisipan

kepada khalayak atau konsumen. Hal ini dikarenakan partisipan tidak tampak

pada visual iklan.

Pelengkap rujukan perhatian Pengumuman utama

Setting
Pengumuman
kedua

Rujukan perhatian Lambang verbal

Gambar 4.16 Komponen Unsur Generik

91

Universitas Sumatera Utara


َُ٘ٞ‫ ض٘ستح خضاس تي‬ٍٚٗ‫اّذ‬ (adalah) ‫ذ‬ٝ‫جذ‬
indūmī syurbatun khuḍᾱrun bilīmūn Jadīdun
Indomie kuah sayur dengan lemon Baru
Nilai Proses: relasional: Tanda
identifiksi

Proses dalam teks verbal iklan Indomie versi Arab di atas merupakan proses

relasional yang di tandai dengan hubungan konteks antara kata ‫ذ‬ٝ‫ جذ‬/ jadīdun/ „

baru‟ yang berperan sebagai tanda dengan kata َُ٘ٞ‫ ض٘ستح خضاس تي‬ٍٚٗ‫ اّذ‬/ indūmī

syurbatun khuḍᾱrun bilīmūn/ „Indomie kuah sayur dengan lemon‟ yang berperan

sebagai nilai. Maka hubungan konteks antara keduanya merupakan proses

relasional.

Setting pada visual iklan di atas adalah dalam ruang makan atau tepatnya

pada meja makan di tandai dengan perangkat-perangkat yang lazim berada dalam

ruang makan seperti kursi, meja, mangkok, dan lain-lain adalah peralatan yang

terdapat dalam ruang makan yang sedang menyajikan atau menampilkan Indomie

yang berfungsi sebagai rujukan perhatian, lalu di tambah pelengkap rujukan

perhatian menambah kesan istimewa. Selanjutnya lambang verbal dan

pengumuman utama menambah penampilan visual iklan Indomie, pesan akhir

merupakan kata َُ٘ٞ‫ ض٘ستح خضاس تي‬ٍٚٗ‫ اّذ‬/indūmī syurbatun khuḍᾱrun bilīmūn/

„Indomie kuah sayur dengan lemon‟ yang muncul dalam wujud asli pada visual

iklan menambah penjelasan bahwa produk Indomie ini adalah varian rasa yang

baru yaitu Indomie kuah ditambah sayuran dan bumbu lalu dengan ekstrak lemon

yang segar, dan dilengkapi dengan pengumuman kedua. Teks verbal dan tampilan

visual iklan memberikan maksud yang sempurnya yaitu produsen menampilkan

produk baru dari Indomie yaitu Indomie kuah yang kaya akan sayuran dan bumbu

di tambah ekstrak lemon yang segar.

92

Universitas Sumatera Utara


Visual pada iklan memberikan kemudahan pada khalayak untuk memahami

pesan yang terdapat pada iklan tersebut. Penempatan gambar pada iklan ini

memiliki arti penting karena produsen berusaha untuk menarik perhatian khalayak

dengan menempatkan rasa baru dari Indomie yang bertindak sebagai pusat dari

iklan dengan menampilkan citra yang terpancar dari objek tersebut. Visual ini

tidak terdapat demand atau tawaran langsung partisipan kepada khalayak atau

konsumen. Hal ini dikarenakan partisipan tidak tampak pada visual iklan.

Lambang verbal Pengumuman utama

Setting

Rujukan
perhatian

Gambar 4.17 Komponen Unsur Generik

‫اال ٍا فرحرٖا‬ ‫تيذ‬ ‫ٍاذشمد‬


illᾱ mᾱ fataḥtaha Biladu mᾱ tarakta
kecuali berhasil
(satu) Negeri Tidak ada yang
ditaklukkannya tertinggal
Sirkumstan: keterangan:
Sirkumstan: Proses:
lingkungan situasi keterangan: tempat material/pelaku

Teks verbal iklan Indomie versi Arab di atas merupakan proses material

yang di tandai dengan kata ‫ ٍاذشمد‬/ mᾱ tarakta / „tidak ada yang tertinggal‟ dengan

pelaku melekat kepada verbalnya. Visual yang terlihat berupa tangan seseorang

yang sedang mengeluarkan Indomie sebagai rujukan perhatian dari bungkus

pelastik. Pada kemasan Indommie tersebut turut hadir lambang verbal, dan

93

Universitas Sumatera Utara


pengumuman utama memperkuat tampilan visual iklan adalah benar Indomie.

Selanjutnya kata ‫ تيذ‬/ biladu / „(satu) negeri‟ yang berfungsi sebaagai sirkumstan

keterangan tempat dan kata ‫ اال ٍا فرحرٖا‬/ illᾱ mᾱ fataḥtaha / „kecuali berhasil

ditaklukkannya‟ berfungsi sebagai sirkumstan keterangan lingkungan menambah

sempurna maksud yang terdapat dalam iklan.

Setting pada visual di atas tidak tampak jelas, oleh karena itu visual iklan di

atas hanya memiliki visual Indomie yang menjadi rujukan perhatian. Namun,

dengan demikian visual iklan Indomie tersebut tetap dapat menyampaikan pesan

yang tersirat yaitu tetap makan Indomie.

Visual pada iklan memberikan kemudahan pada khalayak untuk memahami

pesan yang terdapat pada iklan tersebut. Penempatan gambar pada iklan ini

memiliki arti penting karena produsen berusaha untuk menarik perhatian khalayak

dengan menempatkan visual produk Indomie yang bertindak sebagai pusat dari

iklan dengan menampilkan citra yang terpancar dari objek tersebut. Visual ini

tidak terdapat demand atau tawaran langsung partisipan kepada khalayak atau

konsumen. Hal ini dikarenakan partisipan tidak tampak pada visual iklan.

94

Universitas Sumatera Utara


Setting Pengumuman utama

Lambang
visual

Pengumuman
kedua

Gambar 4.18 Komponen Unsur Generik

‫ج٘اّا‬ ‫ص‬ٝ‫عا‬ ٍٚٗ‫اّذ‬


jawᾱnᾱ‟ „ᾱisy Indūmī
di dalam diri kami Hidup Indomie
Sirkumstan:keterangan Proses: Fenomenon
lokasi tempat mental/pengindra

Teks verbal iklan Indomie versi Arab di atas merupakan proses mental yang

ditandai dengan kata ‫ص‬ٝ‫عا‬/ „ᾱisy / „hidup‟ yang berperan sebagai proses mental

dan sebagai pengindera, lalu kata ٍٚٗ‫ اّذ‬/ Indūmī / „Indomie‟ berfungsi sebagai

fenomenon. Selanjutnya kata ‫ ج٘اّا‬/ jawᾱnᾱ / „di dalam diri kami‟ yang berperan

sebagai sirkumstan keterangan lokasi tempat, menambah lengkapnya maksud

yang dituju oleh iklan.

Setting di atas adalah tampak berada di luar ruangan di tandai dengan

perangkat-perangkat yang lazim berada pada luar ruang dapur seperti pohon,

rumput, dan lain-lain adalah peralatan yang terdapat pada luar ruangan, yang

sedang menampilkan tiga (3) orang anak sedang duduk santai di luar ruangan

sambil mengobrol santai. Selanjutnya cahaya yang begitu terang di hasilkan

melalui pencahayaan alami oleh matahari, hal ini karena meraka berada di luar

95

Universitas Sumatera Utara


ruangan. Oleh sebab itu visual iklan menunjukkan bahwa produk Indomie tersebut

sangat dekat dengan mereka. Bersamaan denga teks verbar yang di bacakan

narrator turut muncul lambang visual, pengumuman utama, pengumuman kedua,

yang semuanya menjelaskan bahwa Indomie hidup dalam kehidupan kami.

Visual pada iklan memberikan kemudahan pada khalayak untuk

memahami pesan yang terdapat pada iklan tersebut. Penempatan gambar pada

iklan ini memiliki arti penting karena produsen berusaha untuk menarik perhatian

pembaca dengan menempatkan gambar tiga anak laki-laki sedang bersantai sambil

berbincang-bincang dengan makan Indomie bertindak sebagai pusat dari iklan

dengan menampilkan citra yang terpancar dari objek tersebut. Hal ini

memberikan maksud bahwa Indomie dapat disantap kapan saja dan dimana saja

baik anak-anak ataupun orang tua.


Pengumuman
utama

Rujukan
perhatian

Lambang
verbal

Pengumuman kedua
Gambar 4.19 Komponen Unsur Generik

96

Universitas Sumatera Utara


‫س‬ٝ‫تحشاسج اىفيفو االحضش اىحذ‬ ‫اسرَرع‬ ٍٚٗ‫ٍِ اّذ‬ ‫ذ‬ٝ‫جذ‬
biḥarᾱrati al-filfili al- istamta‟ min indūmī Jadīdun
aḥḍari al-ḥadīṡi merasa dari Baru
pedas cabai hijau senang indomie
Fenomenon Proses: Pengindra Sirkumstan:
mental/ keterangan
pengindra lingkungan situasi

Proses dalam teks verbal iklan Indomie versi Arab di atas merupakan proses

mental yang di tandai dengan kata ‫ اسرَرع‬/ istamta‟/ „(merasa senang)‟ yang

berperan sebagai proses mental dan sebagai pengindera, lalu kata ‫ذ‬ٝ‫ جذ‬/ jadīdun /

„Indomie‟ berfungsi sebagai fenomenon. Selanjutnya kata ‫ ج٘اّا‬/ jawᾱnᾱ / „baru‟

yang berperan sebagai sirkumstan keterangan lingkungan situasi, kata ٍٚٗ‫ ٍِ اّذ‬/

min indūmī/ „dari indomie‟ yang berperan sebagai pengindrera, dan kata ‫تحشاسج‬

‫س‬ٝ‫ اىفيفو االحضش اىحذ‬/ biḥarᾱrati al-filfili al-aḥḍari al-ḥadīṡi / „nikmati rasa pedas

cabai hijau‟ yang berperan sebagai fenomenon. Hal ini menambah lengkapnya

maksud yang dituju oleh iklan.

Visual iklan di atas meiliki rujukan perhatian yang memberikan fokus

penglihatan pada visual, dan ditambah dengan adanya lambang verbal,

pengumuman utama yang memberikan label pada kemasan tersebut merupakan

produk Indomie. Selanjutnya terdapat pengumuman kedua yang merupakan

informasi rasa cabai hijau pada produk yang ditawarkan. Oleh sebab itu visual

iklan menunjukkan bahwa produk Indomie tersebut memiliki rasa pedas yang

diperoleh dari cabai hijau. Hubungan antara teks verbal dengan visual iklan

bahwa produk Indomie merupakan produk baru dengan rasa baru, sensasi pedas

yang dihasilkan dari cabai hijau memberikan semangat kepada masyarakat saat

mengkonsumsi Indomie goreng rasa cabai hijau.

97

Universitas Sumatera Utara


Keberadaan visual pada iklan memberikan kemudahan pada khalayak untuk

memahami pesan yang terdapat pada iklan tersebut. Penempatan gambar pada

iklan ini memiliki arti penting karena produsen berusaha untuk menarik perhatian

khalayak dengan menempatkan visual produk Indomie yang bertindak sebagai

pusat dari iklan dengan menampilkan citra yang terpancar dari objek tersebut.

Visual ini tidak terdapat demand atau tawaran langsung partisipan kepada

khalayak atau konsumen. Hal ini dikarenakan partisipan tidak tampak pada visual

iklan.

Lambang verbal Lamabang visual

Pengumuman
uatama

Rujukan
perhatian

Pengumuman
utama

Pengumuman kedua

Gambar 4.20 Komponen Unsur Generik

‫حاسج‬ (adalah) ‫ح‬ٞ‫ح ٍقي‬ٝ‫ش‬ٞ‫ ضع‬ٍٚٗ‫اّذ‬


ḥᾱrrati indūmī sya‟iriyyati maqliyati
panas indomie goring
Nilai Proses:relasional Tanda
identifikasi

Proses dalam teks verbal iklan Indomie versi Arab di atas merupakan proses

relasional yang di tandai dengan hubungan konteks antara kata ‫ح‬ٞ‫ح ٍقي‬ٝ‫ش‬ٞ‫ ضع‬ٍٚٗ‫ اّذ‬/

98

Universitas Sumatera Utara


indūmī sya‟iriyyati maqliyati / „indomie goreng‟ yang berperan sebagai tanda

dengan kata ‫ حاسج‬/ ḥᾱrrati / „pedas‟ yang berperan sebagai nilai. Maka hubungan

konteks antara keduanya merupakan proses relasional.

Visual iklan di atas menampilkan rujukan perhatian yang memberikan fokus

pandangan terhadap visual, dan iklan tersebut merupakan visual yang

menunjukkan dua lambang sekaligus. Lambang visual dan pengumuman utama

dengan lambang verbal dan pengumuman uatama memberikan penegasan bahawa

benar produk yang baru tersebut merupakan produk Indomie yang sah. Akhir

visual menunjukkan pengumuman kedua yang memberikan penawaran terhadap

produk Indomie tersebut. Selanjutnya teks verbal dan tampilan visual iklan

memberikan maksud yang sempurnya yaitu produser menampilkan produk baru

dari Indomie yaitu Indomie dengan cabai hijau yang pedas. Lalu di tambah

dengan pengumuman kedua menambah daya tarik masyarakat untuk membeli

produk yang baru ini yaitu Indomie goreng dengan rasa cabai hijau, dan produsen

membujuk khalayak untuk mencobanya.

Keberadaan visual pada iklan memberikan kemudahan pada khalayak untuk

memahami pesan yang terdapat pada iklan tersebut. Penempatan gambar pada

iklan ini memiliki arti penting karena produsen berusaha untuk menarik perhatian

khalayak dengan menempatkan visual produk Indomie yang bertindak sebagai

pusat dari iklan dengan menampilkan citra yang terpancar dari objek tersebut.

Visual ini tidak terdapat demand atau tawaran langsung partisipan kepada

khalayak atau konsumen. Hal ini dikarenakan partisipan tidak tampak pada visual

iklan.

99

Universitas Sumatera Utara


4.2.1.3 Unsur Audio

Unsur audio adalah aspek-aspek seperti volume, tinggi rendahnya nada,

ritme musik, dan efek suara. Dalam komunikasi lisan, suara menjadi andalan

seperti suara lantang, lembut dan mendesah (Anstey dan Bull, 2010). Faktor-

faktor berikut yang dapat memberikan arti yang berbeda pada pesan dalam iklan

Indomie versi Arab.

Keempat (4) iklan Indomie versi Arab tersebut memiliki latar yang

berbeda-beda. Hal inilah yang memberikan makna berbeda pada setiap iklannya.

Pada iklan pertama (1) terdapat lagu latar yang mengiringi unsur lingustik.

Sebenarnya unsur linguistik pada iklan pertama adalah lagu yang dibuat agar iklan

tambah menarik dan menjadi ciri khas tersendiri pada iklan lain. Bunyi musik ini

diiringi oleh lirik yang berupa bahasa lisan. Namun demikian tidak terdapat hal

yang mempengaruhi pemaknaan yang berbeda dari unsur audio ini. Pada iklan

kedua (2) hanya terdapat musik latar yang mengiringi unsur linguistik. Hal ini

bertujuan agar tampilan audio pada iklan ini lebih menarik. Selanjutnya pada iklan

ketiga (3) hanya terdapat musik yang mengiringi unsur linguistik. Hal ini

bertujuan untuk menambah seru suasana perbincangan. Pada iklan ini narator

adalah seorang anak laki-laki yang muncul pada tampilan visual. Tinggi

rendahnya nada yangmuncul dalam dialog antara anak laki-laki dan kedua teman

laki-lakinya, dari hal ini dapat diketahui sikap dan emosional penutur. Dan pada

iklan keempat (4) terdapat lagu latar yang mengiringi unsur linguistik. Sebenarnya

unsur linguistik pada iklan keempat (4) adalah lagu yang dibuat agar iklan tambah

menarik dan menjadi ciri khas tersendiri pada iklan lain. Namun demikian tidak

terdapat hal yang mempengaruhi pemaknaan yang berbeda dari unsur audio ini.

100

Universitas Sumatera Utara


Penjelasan di atas dapat disimpulkan dari keempat (4) iklan Indomie versi

Arab tersebut memberikan tampilan iklan dengan ciri khasnya masing-masing.

Hal ini memberikan maksud bahwa setiap Indomie yang baru muncul, maka

tampilan audio juga baru dari yang sudah ada.

4.2.1.4 Unsur Gestural

Unsur gestural merupakan sudut pandang yang diberikan pada gambar yang

ada pada iklan Indomie versi Arab. Sudut pandang tersebut muncul dari

interpretasi segala gerakan yang ada pada iklan. Seperti bercanda, melihat, dan

lain-lain (Anstey dan Bull, 2010).

Unsur gestural pada iklan Indomie versi Arab secara garis besar di bagi

menjadi dua (2) bagian; yaitu yang berhubungan dengan pesan dan yang

berhubungan dengan produk. Temuan yang berhubungan dengan pesan adalah

gerakan-gerakan yang menunjukkan kebersamaan dan keceriaan, seperti bercanda

bersama teman-teman. Kegiatan bercanda tersebut yang dilakukan oleh beberapa

anak perempuan dan beberapa anak laki-laki yang tergambar pada iklan

menunjukkan kebersamaan dan kecerian. Adanya pergerakan ini memerikan satu

kemudahan bagi konsumen untuk mengetahui maksud dan pesan yang terdapat

dalam iklan Indomie versi Arab, baik pesan secara langsung maupun secara

tersirat. Seperti pada tampilan visual berikut.

101

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.21 Beberapa Perempuan Bercanda dengan Teman Pada
Iklan Indomie Versi Arab

Gambar 4.22 Anak Laki-Laki Bercanda dengan Teman Pada


Iklan Indomie Versi Arab

Gambar di atas menjelaskan terhadap konsumen bahwa aktifitas dan

pergerakan tersebut menunjukkan kehangatan kebersaman, antara beberapa anak

perempuan dan beberapa anak laki-laki. Oleh sebab itu pergerakan atau aktifitas

tersebut secara tidak langsung memberikan maksud kebersamaan yang hangat

dengan saling bercerita dan tertawa. Hal tersebut juga merupakan tawaran

terhadap produk Indomie versi Arab, dalam gambar di atas tidak terdapat produk

102

Universitas Sumatera Utara


Indomie, namun perjalanan video yang menunjukkan waktu mereka dengan

Indomie.

4.2.1.5 Unsur Spatial

Unsur spatial dalam iklan Indomie versi Arab adalah bagaimana posisi

produk dan objek dalam iklan diposisikan. Anstey dan Bull (2010) menyatakan

bahwa unsur spatial berisikan aspek-aspek seperti jauh dekatnya letak objek, arah,

posisi layout, dan pengaturan jarak berdasarkan tata letak.

Iklan Indomie versi Arab muncul dalam bentuk kemasan dan ada juga yang

sudah diolah. Produk dalam bentuk kemasan dimunculkan pada sudut tertentu

tidak selalu di tengah. Sementra itu produk olahan digunakan dalam adegan

masak dan makan dalam iklan Indomie versi Arab. Pada umumnya iklan pertama

(1), kedua (2),dan keempat (4) ini tidak terdapat sosok yang menjadi model utama

dalam iklan sehingga pemosisian objek lain selalu berganti-ganti. Sedangkan pada

iklan ketiga (3) terdapat model iklan yang diperankan oleh seorang anak kecil. Hal

tersebut menggambarkan ciri khas anak-anak Arab pada iklan Indomie versi Arab.

Beberapa kali produk Indomie versi Arab muncul pada gambar iklan, baik

dalam bentuk kemasan maupun dalam bentuk siap saji. Pada pemosisian iklan

pertama (1) dan ketiga (3) tidak selalu berada di tengah atau menjadi pusat

perhatian namun tetap fokus (Kress dan Leeuwen, 2006), beda halnya pada

pemosisian iklan kedua (2) dan iklan keempat (4) menampilkan fokus produk

secara penuh (Kress dan Leeuwen, 2006). Hal tersebut terjadi karena prosuden

ingin memberikan maksud terhadap konsumen berupa produk yang simpel dari

segi kemasan, proses, sampai produk siap saji dan siap disantap.

103

Universitas Sumatera Utara


Pemosisian yang tidak tetap merupakan trik produsen dalam menunjukkan

produk, sebagai contoh iklan video ketiga (3) unsur linguistik yang mencul berupa

percakapan ketiga anak dengan topik sejarah munculnya Indomie. Namun visual

iklan yang muncul tidak berupa perjalanan sejarah, melainkan sosok anak yang

sedang menjelaskan sejarah tersebut, tetapi trik produsen menyisipkan gambar

Indomie dari masih dalam kemasan, proses memasaknya sampai siap saji

menambah kedekatan konsumen terhadap produk yaitu Indomie. Hal tersebut

dapat disaksikan pada tampilan visual iklan Indomie versi Arab secara

menyeluruh. Berikut merupakan tampilan visual iklan Indomie versi Arab yang

menunjukkan pemosisian produk dalam iklan Indomie versi Arab.

Reaktor

Nilai
informasi

Gambar 4.23 Produk Diletakkan Di Depan Dan Tanpa Fokus

104

Universitas Sumatera Utara


Reaktor

Nilai
informasi

Gambar 4.24 Produk Menjadi Latar Namun Mendapat Fokus Objek di


Depannya Produk Sedikit Buram (Blur)

Gambar 4.23 nilai informasi dikategorikan sebagai polarisasi karena objek

tidak berada di tengah dan bukan menjadi pusat perhatian, namun tidak berada di

belakang objek lain. Sedangkan gambar 4.24 walaupun objek berada di tengah,

namun letaknya berada di belakang objek lain yang merupakan objek tambahan

pada iklan.

Nilai
informasi

Gambar 4.25 Produk Diposisikan Di Tengah Dan Menjadi Fokus Utama

105

Universitas Sumatera Utara


Nilai
informasi

Gambar 4.26 Produk Diposisikan Di Tengah Dan Menjadi Fokus Utama

Gambar 4.25 produk dimunculkan secara utuh, di tengah dan tanpa ada

kontak dengan objek lain. Begitu juga dengan gambar 4.26 dimunculkan secara

utuh dan tanpa kontak dengan objek lain. Maka dapat dikatakan saliansi pada

gambar 4.25 dan gambar 4.26 penuh karena adanya kontras warna dan fokus pada

masing-masing produk.

4.2.2 Realisasi Teks Visual dan Teks Verbal Pada Iklan Indomie Versi
Arab

Tahapan ini mengangkat realisasi unsur multimodal pada iklan Indomie

versi Arab. Realisasi terjadi karena terdapat hubungan antara teks visual dengan

teks verbal dalam iklan Indomie versi Arab. Hal ini terjadi karena produsen ingin

menyampaikan secara rinci produk yang ditawarkan kepada konsumen.

106

Universitas Sumatera Utara


ٙ‫ٍَٖا اّل ٍطغ٘ه ٌٍٖ اُ ذرغذ‬
..ٍٚٗ‫اّذ‬...ٍٚٗ‫اّذ‬

mahmā 'innaka masygūl


muhimmun an
tatagaddā
indūmī...indūmī...
apapun kesibukan kamu
penting makan siang
dengan
Indomie…Indomie…

Gambar 4.27 Kondisi Bengkel pada Iklan Indomie Versi Arab

Gambar di atas menjelaskan hubungan antara unsur linguistik dengan

visual iklan Indomie versi Arab. Hal ini di tandai dengan latar tempat yaitu

bengkel dan kesibukan di dalamnya yang dimaknai dari kata ‫ ٍَٖا اّل ٍطغ٘ه‬/

mahmā 'innaka masygūl/ „apapun kesibukan kamu‟, kata tersebut menjelaskan

apapun kesibukan (bekerja) kamu setiap hari, hal termasuk bekerja menjadi

montir.

Kata ٙ‫ ٌٍٖ اُ ذرغذ‬/ muhimmun an tatagaddā/ „penting makan siang‟

mengingatkan kepada yang khalayak yang sibuk bekerja untuk tetap makan siang,

pada kedua kata di atas belum tampak tujuan iklan yaitu kata .ٍٚٗ‫اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬/

indūmī...indūmī.../ „Indomie…Indomie…‟. Setelah muncul kata tersebut maka

maksud dan tujuan produsen tampak jelas yaitu apapun kesibukan kamu di siang

hari jangan lupa untuk makan siang, karena makan itu penting, gampang

makanlah Indomie. Pesan ini diperkuat dengan tampilan visual iklan yaitu seorang

montir sedang sibuk memperbaiki sebuh mobil, lalu datang teman lainnya dengan

membawa semangkuk Indome dan menawarkan temannya untuk ikut makan.

107

Universitas Sumatera Utara


Sebab itu produsen menampilkan visual yang mengisyaratkan langsung

dengan aktivitas masyarakat yaitu sibuk bekerja dan menyampaikan pesan betapa

pentingnya makan siang walau sedang sibuk bekerja. Penempatan gambar pada

iklan ini memiliki arti penting karena produsen berusaha untuk menarik perhatian

khalayak dengan menempatkan gambar model seorang manusia yang bertindak

sebagai pusat dari iklan dengan menampilkan citra yang terpancar dari objek

tersebut. Konteks di atas berperan sebagai montir.

‫ دسجل‬ٚ‫ عي‬...‫ دسجل‬ٚ‫ّنٖرٖا عي‬


nakhatahā „alā durjika...
‟alā durjika
pilihan rasanya ada di
lacimu… di lacimu

Gambar 4.28 Kondisi di dalam Laci pada Iklan Indomie Versi Arab

Gambar di atas menjelaskan hubungan antara unsur linguistik dengan

visual iklan Indomie versi Arab. Hal ini ditandai dengan latar tempat yaitu sebuah

laci dengan menu Indimie di dalamnya yang dimaknai dari kata ‫ دسجل‬ٚ‫ عي‬/ ‟alā

durjika/ „di lacimu‟, kata tersebut menjelaskan bahwa terdapat pilihan rasa

Indomie di dalam laci meja.

Selanjutnya kata ‫ ّنٖرٖا‬/nakhatahā/ „pilihan rasanya‟ memberikan

informasi bahwa terdapat beberapa varian rasa yang tersedia untuk Indomie.

Kedua kata di atas memberikan penjelasan bahwa terdapat beberapa varian rasa

untuk Indomie, varian rasa tersebut terdapat di dalam laci. Sedangkan kata ٚ‫عي‬

108

Universitas Sumatera Utara


.‫ دسجل‬/ ‟alā durjika / „di lacimu‟ sebagai sirkumstan keterangan lokasi waktu

memberikan penegasan terhadap perkataan sebelumnya yaitu varian rasa dari

Indomie terdapat di dalam laci meja. Setelah muncul kata tersebut maka maksud

dan tujuan produsen tampak jelas yaitu Indomie memeiliki berbagai verian rasa,

varaian rasa tersebut dapat anda jumpai di dalam laci meja anda. Konteks iklan

tersebut menunjukkan pegawai yang sedang bekerja di kantor. Pesan ini diperkuat

dengan tampilan visual iklan yaitu terdapat beberapa varian rasa Indomi yang

berada di dalam sebuh laci.

Sebab itu produsen menampilkan visual yang menampilkan langsung

varian rasa dan menyampaikan pesan bahwa pilihan rasanya terdapat di dalam laci

anda. Penempatan gambar pada iklan ini memiliki arti penting karena produsen

berusaha untuk menarik perhatian khalayak dengan menempatkan satu gambar

laci dengan berisikan varian rasa Indomie yang bertindak sebagai pusat dari iklan

dengan menampilkan citra yang terpancar dari objek tersebut. Konteks di atas

merupakan laci meja yang berada di kantor, dengan adanya varian rasa Indomie di

laci meja kerja maka tidak perlu repot untuk makan walau sedang sibuk bekerja.

‫ ض٘ستح خضاس‬ٍٚٗ‫ذ اّذ‬ٝ‫جذ‬


َُ٘ٞ‫تي‬

jadīdun indūmī
syurbatun khuḍᾱrun
bilīmūn
Baru! Indomie kuah
sayur dengan lemon

Gambar 4.29 Tampilan Kemasan Indomie

109

Universitas Sumatera Utara


Gambar di atas menjelaskan hubungan antara unsur linguistik dengan

visual iklan Indomie versi Arab. Hal ini ditandai dengan pelengkap yaitu irisan

lemon, dimaknai dari kata َُ٘ٞ‫ تي‬/ bilīmūn / „lemon‟, kata tersebut menjelaskan

hal yang baru dalam rasa Indomie dengan tambahan lemon.

Selanjutnya kata ‫ ض٘ستح خضاس‬ٍٚٗ‫ذ اّذ‬ٝ‫ جذ‬/ jadīdun indūmī syurbatun

khuḍᾱrun / „Baru! Indomie kuah sayur‟ kat ini menegaskan terhadap khalayak

bahwa produk Indomie yang di tawarkan adalah rasa baru yaitu dengan tambahan

lemon. Setelah muncul kata tersebut maka maksud dan tujuan produsen tampak

jelas yaitu memberikan informasi bahwa terdapat Indomie dengan rasa baru yaitu

Indomie dengan beragam sayuran dan bumbu yang berkuah serta ditambah

ekstrak lemon menambah kesegaran dalam menikmati Indomie. Pesan ini

diperkuat dengan tampilan visual iklan yaitu tampilan irisan lemon yang muncul

di samping mangkuk yang terisi Indomie.

Sebab itu produsen menampilkan visual irisan lemon yang menjadi pesan

penting dalam iklan ini. Penempatan gambar pada iklan ini memiliki arti penting

karena produsen berusaha untuk menarik perhatian khalayak dengan

menempatkan visual Indomie dengan irisan lemon yang bertindak sebagai pusat

dari iklan dengan menampilkan citra yang terpancar dari objek tersebut. Konteks

di atas merupakan informasi varian rasa baru dari Indomie, yaitu Indomie kuah

sayur dengan irisan lemon yang menambah segar rasa Indomie, kini dapat

dinikmati oleh masyarakat.

110

Universitas Sumatera Utara


‫ تاىخضشٗاخ ٗاىثٖاساخ‬ْٜ‫ اىغ‬ٚ‫و ٍِ اىطشق االقص‬ٞ‫ذخ‬

Takhayyal min al-syarqī al-aqṣa al-ganiyyi bi al-khuḍrawᾱti wa al-


bahᾱrᾱti
Banyangkan! dari ujung timur yang kaya akan sayuran dan bumbu

Gambar 4.30 dan 4.31 Tampilan Sayuran dan Bumbu

Gambar di atas menjelaskan hubungan antara unsur linguistik dengan

visual iklan Indomie versi Arab. Hal ini ditandai dengan tampilan visual sayuran

dan bumbu, dimaknai dari kata ‫ تاىخضشٗاخ ٗاىثٖاساخ‬ْٜ‫ اىغ‬/ al-ganiyyi bi al-

khuḍrawᾱti wa al-bahᾱrᾱti / „yang kaya akan sayuran dan bumbu‟, kata tersebut

menjelaskan keragaman sayuran dan bumbu yang terdapat dalam Indomie.

Selanjutnya kata ٚ‫و ٍِ اىطشق االقص‬ٞ‫ ذخ‬/ Takhayyal min al-syarqī al-aqṣa /

„Banyangkan! dari ujung timur‟ kata ini memberikan maksud bahwa khalayak di

minta untuk membayangkan dari ujung timur yang kaya akan sayuran dan bumbu.

Hal tersebut menegaskan terhadap khalayak bahwa produk Indomie yang di

tawarkan adalah kaya akan sayuran dan bumbu. Setelah muncul kata tersebut

maka maksud dan tujuan produsen tampak jelas yaitu memberikan informasi

bahwa Indomie tersebut tapil dengan beragam sayuran dan berbagai macam

bumbu yang berasal dari ujung Timur. Pesan ini diperkuat dengan tampilan visual

111

Universitas Sumatera Utara


iklan yaitu tampilan beragam sayuran dan beragam bumbu yang memnambah

nikmat rasa Indomie yang ditawarkan.

Oleh sebab itu produsen menampilkan visual yang mengisyaratkan

langsung dengan keberagaman sayuran dan bumbu yang terdapat dalam rasa

Indomie. Penempatan gambar pada iklan ini memiliki arti penting karena

produsen berusaha untuk menarik perhatian pembaca dengan menempatkan satu

gambar bermacam sayuran dan bumbu yang bertindak sebagai pusat dari iklan

dengan menampilkan citra yang terpancar dari objek tersebut. Konteks di atas

menyatakan Indomie tersebut memiliki rasa yang lezat dan istimewa dengan

beragam sayuran dan bumbu yang berasal dari ujung Timur Negara Arab Saudi.

ً‫ ال ذخاف٘ا ٍادا‬,‫؟‬ٜ‫٘ض‬ٝٗ ‫ة‬ٞ‫ط‬


ٍٚٗ‫ٍعْا اّذ‬
ṭayyib wa yūsyī?, lᾱ
takhᾱfū mᾱdᾱma
ma‟nᾱ indūmī
oke bagimana dengan
yusyi? jangan takut
selama ada indomie
disisi kita.

Gambar 4.32 Kebersaamaan Dengan Teman pada Iklan Indomie Versi Arab

Gambar di atas menjelaskan hubungan antara unsur linguistik dengan

visual iklan Indomie versi Arab. Hal ini ditandai dengan latar tempat duduk

bersama dengan teman saambil menikmati indomie yang dimaknai dari kata ً‫ٍادا‬

ٍٚٗ‫ ٍعْا اّذ‬/ mᾱdᾱma ma‟nᾱ indūmī / „selama ada indomie disisi kita‟, kata tersebut

menjelaskan bahwa Indomie selalu bersama dengan kita, hal ini menunjukkan

kedekatan Indomie terhadap diri kita.

112

Universitas Sumatera Utara


Selanjutnya kata ‫ ال ذخاف٘ا‬/ lᾱ takhᾱfū / „jangan takut‟ memberikan

informasi bahwa jangan pernah merasa takut dengan apapun. Pada kontek kedua

kata di atas memberikan penjelasan bahwa jangan takut dengan apapun selama

bersama kita ada Indomie. Sedangkan kata ‫؟‬ٜ‫٘ض‬ٝٗ ‫ة‬ٞ‫ ط‬/ ṭayyib wa yūsyī?/ „oke

bagimana dengan yusyi?‟ sebagai vokatif sebagai nama orang. Konteks dalam

perkataan ini adalah tiga orang anak laki-laki yang sedang bersantai sambil

berbincang-bincang mengenai Indomie, selanjutnya salah seorang dari mereka

menjawab dengan mengaitkannya dengan cerita masa lalu. Dalam hal ini

produsen juga memasukkan Indomie sebagai objek utama iklan.

Sebab itu produsen menampilkan visual yang mengisyaratkan langsung

dengan keceriaan bersama sahabat. Penempatan gambar pada iklan ini memiliki

arti penting karena produsen berusaha untuk menarik perhatian pembaca dengan

menempatkan gambar tiga anak laki-laki sedang bersanti sambil berbincang-

bincang dengan makan Indomie bertindak sebagai pusat dari iklan dengan

menampilkan citra yang terpancar dari objek tersebut.

Keseluruhan dari kata tersebut maka maksud dan tujuan produsen tampak

jelas yaitu jangan takut terhadap apapun selama Indomie bersama kita. Konteks

iklan tersebut menunjukkan menceritakan keadaan masa lalu yang takut dengan

Rajanya, namun munculnya Indomie memberikan semangat dan keberanian

terhadap Rajanya, cerita di atas merupakan cerita dongeng yang di susun oleh

produsen agar sesuai dengan sasaran aitu anak-anak. Maksud dan tujuan teks ini

diperkuat dengan tampilan visual iklan yang menunjukkan tiga anak laki-laki

sedang bersanti sambil berbincang-bincang dengan makan Indomie.

113

Universitas Sumatera Utara


‫ اسرَرع‬ٍٚٗ‫ ٍِ اّذ‬...‫ذ‬ٝ‫جذ‬
‫تحشاسج اىفيفو االحضش‬
‫س‬ٝ‫اىحذ‬
jadīdun… min
indūmī istamta‟
biḥarᾱrati al-filfili
al-aḥḍari al-ḥadīṡi
Baru ...dari indomie
nikmati rasa pedas
cabai hijau

Gambar 4.33 Tampilan Kemasan Indomie

Gambar di atas menjelaskan hubungan antara unsur linguistik dengan visual

iklan Indomie versi Arab. Hal ini ditandai dengan pelengkap yaitu cabai hijau,

dimaknai dari kata ‫س‬ٝ‫ اسرَرع تحشاسج اىفيفو االحضش اىحذ‬/ istamta‟ biḥarᾱrati al-filfili al-

aḥḍari al-ḥadīṡi / „nikmati rasa pedas cabai hijau‟, kata tersebut menjelaskan hal

yang baru dalam rasa Indomie dengan rasa pedasnya cabai hijau.

Selanjutnya kata ٍٚٗ‫ ٍِ اّذ‬...‫ذ‬ٝ‫ جذ‬/ jadīdun… min indūmī / „Baru ...dari

indomie‟ kata ini menegaskan terhadap khalayak bahwa produk Indomie yang di

tawarkan adalah rasa baru yaitu dengan pedasnya cabai hijau. Setelah muncul kata

tersebut maka maksud dan tujuan produsen tampak jelas yaitu memberikan

informasi bahwa terdapat Indomie dengan rasa baru yaitu Indomie goreng dengan

pedasnya cabai hijau. Pesan ini diperkuat dengan tampilan visual iklan yaitu

tampilan cabai hijau sebagai latar dan di atasnya terdapat kemasan Indomie

dengan warna cabai hijau.

Sebab itu produsen menampilkan visual yang menampilkan langsung

varian rasa baru yaitu cabai hijau. Penempatan gambar pada iklan ini memiliki arti

penting karena produsen berusaha untuk menarik perhatian khalayak dengan

menempatkan satu gambar kemasan Indomie dengan varian rasa cabai hijau yang

114

Universitas Sumatera Utara


bertindak sebagai pusat dari iklan dengan menampilkan citra yang terpancar dari

objek tersebut. Konteks di atas merupakan pesan bahwa terdpat varian rasa baru

pada Indomie yaitu dengan rasa cabai hijau. Cabai hijau tampak pada latar

belakang iklan yang merupakan tumpukan cabai hijau.

‫ حاسج‬...‫ح‬ٞ‫ح ٍقي‬ٝ‫ش‬ٞ‫ ضع‬ٍٚٗ‫اّذ‬


indūmī sya‟iriyyati
maqliyati…..ḥᾱrra
ti
indomie goreng
....pedas

Gambar 4.34 Tampilan Kemasan Indomie

Gambar di atas menjelaskan hubungan antara unsur linguistik dengan visual

iklan Indomie versi Arab. Hal ini ditandai dengan pelengkap yaitu kemasan

Indomie goreng, dimaknai dari kata ‫ح‬ٞ‫ح ٍقي‬ٝ‫ش‬ٞ‫ ضع‬ٍٚٗ‫ اّذ‬/ indūmī sya‟iriyyati

maqliyati / „indomie goreng‟, kata tersebut menjelaskan tampilan kemasan yang

menunjukkan Indomie goreng.

Selanjutnya kata ‫ حاسج‬/ ḥᾱrrati / „pedas‟ kata ini menegaskan terhadap

khalayak bahwa produk Indomie yang di tawarkan adalah Indomie goreng pedas.

Visual ini berkaitan dengan visual sebelumnya, yaitu Indomie goreng rasa cabai

hijau. Setelah muncul kata tersebut maka maksud dan tujuan produsen tampak

jelas yaitu memberikan informasi bahwa terdapat Indomie dengan rasa baru yaitu

Indomie goreng dengan pedasnya cabai hijau. Pesan ini diperkuat dengan

tampilan visual iklan yaitu tampilan kemasan Indomie dengan gambar cabai hijau

115

Universitas Sumatera Utara


dan berlatarkan bayangan hijau yang mengisyaratkan pedasnya rasa Indomie

tersebut.

Oleh karena itu produsen menampilkan visual yang menampilkan

langsung varian rasa baru yaitu cabai hijau. Hal ini selaras dengan pendapat Sari

(2017:240) yaitu penempatan gambar pada iklan ini memiliki arti penting karena

produsen berusaha untuk menarik perhatian khalayak dengan menempatkan satu

gambar kemasan Indomie dengan varian rasa cabai hijau yang bertindak sebagai

pusat dari iklan dengan menampilkan citra yang terpancar dari objek tersebut.

Konteks di atas merupakan pesan bahwa terdapat varian rasa baru pada Indomie

yaitu dengan rasa cabai hijau. Pedasnya cabai hijau tampak pada latar belakang

iklan yang mengindikasikan api dengan warna hijau.

116

Universitas Sumatera Utara


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melalui analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Keempat iklan Indomie versi Arab memiliki kelima unsur semiotik yaitu,

unsur linguistik, unsur visual, unsur audio, unsur gestural, dan unsur

spatial. Pada unsur linguistik hanya terdapat empat proses saja, yaitu

proses material dengan persentase kemunculan 29,63%, proses mental

dengan persentase kemunculan 18,52%, proses relasional dengan

persentase kemunculan 29,63%, dan proses verbal dengan persentase

kemunculan 22,22%, sedangkan proses tingkah laku dan proses wujud

tidak ditemukan. Fungsi ujaran pernyataaan mendominasi dengan

persentase kemunculan 81,48%, tawaran dengan persentase kemunculan

11,11%, perintah dengan persentase kemunculan 7,41%, dan pertanyaan

dengan persentase kemunculan 0%. Selanjutnya terdapat mood dan residu

pada iklan. Pada visual iklan hanya terdapat tujuh unsur generik yaitu

pengumuman pertama dengan persentase kemunculan 24,14%,

pengumuman kedua dengan persentase kemunculan 15,52%, lambang

verbal dengan persentase kemunculan 22,41%, rujukan perhatian dengan

persentase kemunculan 20,69%, pelengkap rujukan perhatian dengan

persentase kemunculan 12,07%, penyajian dengan persentase kemunculan

1,72%, dan lambang visual 3,45%, sedangkan penambahan, pesan, dan

informasi kontak tidak terdapat dalam iklan Indomie versi Arab.

117

Universitas Sumatera Utara


Selanjutnya terdapat makna interaktif dalam iklan Indomie versi Arab

yaitu kontak dengan persentase kemunculan 34,02%, jarak sosial dengan

persentase kemunculan 32,99%, sikap dengan persentase kemunculan

32,99% dan modalitas yang beragam dalam iklan Indomie versi Arab.

Unsur audio memiliki kesamaan antara keempat iklan menggunakan latar

musik dalam tampilan verbal iklan. Pada unsur gestural terdapat tujuh (7)

kali gestur makan bersama, lima (5) kali gestur memasak, dan dua (2) kali

gestur bercanda. Selanjutnya pada unsur spatial keempat iklan memiliki

pemosisian yang berbeda-beda, pada iklan pertama (1) dan ketiga (3) tidak

selalu berada di tengah namun tetap fokus, dan pada iklan kedua (2) dan

keempat (4) menampilkan fokus produk secara penuh. Dengan demikian

maka tidak seluruhnya jenis multimodal terdapat pada iklan Indomie versi

Arab.

2. Teks visual dan teks verbal dalam iklan Indomie versi Arab dapat

terealisasi dengan adanya teks verbal yang diucapkan oleh seorang narator

bersamaan dengan visual iklan yang muncul. Realisasi tersebut pada teks

multimodal iklan Indomie versi Arab adalah dengan menelusuri hubungan

unsur linguistik terhadap visual gambar yang merupakan jalinan pesan,

tujuan dan maksud produsen kepada khalayak. Hal ini tidak akan terjadi

apabila unsur verbal atau visual saja yang muncul dan sesui dengan

konteks iklan Indomie versi Arab.

118

Universitas Sumatera Utara


5.2 Saran

Sebagai saran untuk penelitian selanjutnya yang membahas tentang

multimodal iklan adalah sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini yang diteliti adalah produk asli Indonesia yaitu Indomie

yang diproduksi di Negara Arab Saudi untuk melihat unsur-unsur

multimodal pada iklan tersebut, untuk disarankan agar peneliti selanjutnya

dapat mengembangkan penelitian multimodal iklan pada produk asli

Negara tujuan.

2. Lebih memperluas kajian dengan menambahkan aspek analisis merek

(brand analysis) dan pasar untuk membantu argument dalam pembahasan.

3. Agar melengkapi kajian metafungsi visual, khususnya pada tataran

ideasional dan tekstual.

4. Agar memperluas kajian metafungsi Halliday (2004) khususnya pada

tahapan fungsi logis pada fungsi ideasional dan tahapan fungsi tekstual.

5. Kesulitan dalam penelitian ini adalah masih minimnya kajian yang sejenis

yaitu dengan data dan sumber data dalam bahasa Arab, seperti transitivitas

data teks multimodal dalam bahasa Arab.

119

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Anstey, M. dan Geoff B. (2010). "Helping teachers to explore multimodal texts".


Curriculum and Leadership Journal. Vol. 8(16). Dapat diakses di
http://www.curriculum.edu.au/leaderlhelping_teachers_to _explore _
multimodal_ exts,31522.html?issueID= 12141

Al-Khuli, M. A. 1982. A Dictionary Of Theoretical Linguistics. English- Arabic.


Beirut: Libraire Du Luban. Cetakan Pertama.

Bateman, J. A. dan Karl-H. S.. (2012). Multimodal Film Analysis: How Films
Mean. New York: Routledge.

ChadIer, D.. (2007). Semiotics: The Basics. Edisi Kedua. London: Routledge.

Cheong, Y. Y. (2004). "The construal of ldeational meaning in print


advertisements". Dalam Kay L. O'Halloran (Editor) Multimodal Discourse
Analysis: Systemic-Functional Perspectives. London: Continuum. Hal. 163 -
195.
Halliday, M. A. K. 2004. An Introduction to Functional Grammar. London:
Edward Arnold.

Halliday, M.A.K. and Matthiessen, C.M.I.M. 2014. Halliday‟s Introduction to


Functional Grammar. 4th revised edition. New York: Routledge.

Ilmasari, H. A. dan Asidigisianti S. P. 2016. “Analisis Struktur Dan Makna Visual


Iklan Indomie Versi Nicholas Saputra”. Jurnal Pendidikan Seni Rupa, Vol,
04 No. 01 Tahun 2016. Universitas Negeri Surabaya.

Kasali, R. (2007). Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.


Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Kotler, P. dan Keller, K. L., Alih Bahasa Benyamin Molan. 2007. Manajemen
Pemasaran. Edisi Keduabelas, Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks.

Kotler, P. dan Armstrong, G. 2007. Principles of Marketing. Lodon: Pearson


prentice Hall.

Kress, G dan Theo. V. L. 2001. Multimodal Discourse The Modes and Media of
Comtemporary Communication. Great Britian: Arnold.

Kress, G dan Theo. V. L. 2006. Reading Images. Routledge: London & New
York.

Kress, Gunther R. 2010. Multimodality: a social semiotic approach to


contemporary communication. USA: Routledge.

Liu, J. 2013. “Visual Images Interpretive Strategies in Multimodal Texts” Journal

120

Universitas Sumatera Utara


of Language Teaching and Research, Vol. 4, No. 6. Qingdao University of
Science and Technology, Qingdao, China.

Miles, M. B, Huberman, A. M. dan Saldana, J. 2014. Qualitative Data Analysis [A


Methods Sourcebook]. London: Sage Publications.

Moleong, L. J.. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Norris, S. 2004. Analyzing Multimodal Interaction: A Methodological


Framework. London and New york: Routledge.

O‟Halloran, K. L. et.al. 2011. Multimodal discourse: critical analysis within an


interactive software environment. Campobasso: Palladino.

Rosa, R. N. 2014. “Analisis Multimodal pada Iklan Sunslik Nutrien Sampo


Ginseng” Jurnal Kajian Linguistik Tahun ke-12, No 2. program studi
Linguistik FIB USU. Medan.

Saragih, A. 2006. Bahasa dalam Konteks Sosial. Medan: Program Pascasarjana


UNIMED.
Saussure, F. D.. (1959). Course in general linguistics (ditetjemahkan oleh Wade
Baskin). New York: The Philosophical Library.

Sari, Y. 2017. “ Multimodalitas Dalam Gambar Iklan Luwak White Koffie Versi
Lee Min-Ho”. Jurnal Metalingua, Vol. 15 No. 2. Universitas Erlangga.

Shimp, T. A. 2000. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran


Terpadu. Terjemahan oleh: Sjahrial, Revyani, dan Dyah Anikasari. 2003.
Jakarta: Erlangga.

Sinar, T. S. 2003. Teori & Analisis Wacana Pendekatan Linguistik Sistemik


Fungsional. Medan: Pustaka Bangsa Press.
Sinar, T. S. 2012. Teori & Analisis Wacana Pendekatan Linguistik Sistemik
Fungsional. Medan: Mitra.

Sinar, T. S. 20l3. "Komposisi Teks IkIan Sariayu Martha Tilaar: Suatu Analisis
Multimodal” Buku Prosiding Semiotik, Pragmatik .dan Kebudayaan.
Jakarta: Departemen Linguistik Fakultas IImu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, hal 364-375.
Sinar, T. S. 2018. Analisis Wacana Multimodal Teori Linguistik Sistemik
Fungsional. Medan: USU Press.

Snyder, J. 2010. Applying multimodal discourse analysis to studyimage-enabled


communication.

Sofian, A. 2008. „Jalan Lain Mengalirkan Riyal dari Saudi‟. Majalah AKSES.

121

Universitas Sumatera Utara


Vol. 09/Juni-Agustus 2008. Dapat ditemukan pada link
https://www.kemlu.go.id/id/Majalah/Akses%20Vol%209Juni2008.pdf#sear
ch=perkembangan%20pasar%20Indomie%20di%20arab%20saudi diakses
pada tanggal 09 September 2018 pukul: 10.00 WIB.

Suprakisno. 2015. “ Analisis Multimodal Iklan Indomie” JURNAL UNIMED Vol.


26. No. 1. Medan.

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung


Alfabeta.

Syahputra, F. S. 2017. Transcreation Pada Teks Iklan Indomie Versi Indonesia


Dan Nigeria: Kajian Multimodal. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas
Sumatera Utara: Medan (Tesis Untuk Meraih Gelar Master Dalam Ilmu
Linguistik)

Tjiptono, F. 2005. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publishing.

Tohe, A. 2005. “Bahasa Arab Fusha dan Amiyah Serta Problematikanya” Jurnal
BAHASA DAN SENI, Tahun 33, No. 2, Agustus 2005. Jurusan Sastra Arab
Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Malang.

Wati, D. Y. 2018. “Multimodality In Indomie Advertisement”. Advances in


Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume
228. International Conference on Language Phenomena in Multimodal
Communication (KLUA 2018).

Wierzbicka, A. 1997. Semantics: Primes And Universals. Oxsford And New


York. Oxsford University Press.
Web resmi Indomie di Arab Saudi: www.Indomie.com.sa diakses pada 09
September 2018 pukul: 09.15 WIB.

Ya'kub, E. B. 1982. Fiqh al-Lughat al-Arabiyah wa Khasha:isuha. Beirut: Dar al-


Tsaqafah al-Islamiyah.

122

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

1. Verbalisasi Data Visual dalam Iklan Indomie Versi Arab

‫ ٍَٖا اىَناُ ال تس٘اك اُ ضاء ال‬،ٍٚٗ‫ اّذ‬...‫سأه ىل‬ٝ ‫ة‬ٞ‫ا ط‬ٝ ٌ‫ٍَٖا اى٘قد ٍَٖا اىَطع‬

‫ش‬ٞ‫ ٍا ماُ ىيرفن‬،...ٍٚٗ‫اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬ٙ‫ ٍَٖا اّل ٍطغ٘ه ٌٍٖ اُ ذرغذ‬، ٍٚٗ‫ اّذ‬... ‫ل‬ٞ‫ح٘ى‬

...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬،‫ دسجل‬ٚ‫ عي‬...‫ دسجل‬ٚ‫ ٍضاجل ّنٖرٖا عي‬ٚ‫ط٘ه ميٖا عي‬ٝ ‫ ٍا‬،‫ط٘ه‬ٝ

ْٜ‫ اىغ‬ٚ‫ٍِ اىطشق االقص‬ ‫و‬ٞ‫ ذخ‬# ‫ش ٍا ذفاصو‬ٞ‫ ٗاصو تغ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬،...ٍٚٗ‫اّذ‬

ٍٚٗ‫ذ اّذ‬ٝ‫ جذ‬,َُ٘ٞ‫ سائع ٍْقاش ى‬ٍٚٗ‫ طعٌ اّذ‬ٚ‫ْٖا ف‬ٞ‫تاىخضشٗاخ ٗاىثٖاساخ قذٍْإا ىنٌ تع‬

,‫ تالد ضْجااٗس‬ٜ‫ ٕزا صاحة اىَطعٌ ف‬, ٍٚٗ‫ اعشف سش اّذ‬ٚ‫ اتغ‬# َُ٘ٞ‫ض٘ستح خضاس تي‬

‫ ٗىَا ٗصو اىخثش‬,‫ ٍِ ج٘ا‬ٜ‫غي‬ٞ‫ اىثيذ ماُ ت‬ٍٚٗ‫ً٘ امرطف اّذ‬ٝ ,ٜ‫ سا ف٘ض‬ٜ‫٘ض‬ٝ َٔ‫ماُ اس‬

‫ح ٍا‬ٝ‫٘ش ىفد تشاحرٖا تغا‬ٞ‫ اىج‬,‫٘ش ٍاذشمد تيذ اال ٍا فرحرٖا‬ٞ‫ اسسو ٗساءٕا ج‬,‫حامٌ ذاذاس‬

,!‫ حامٌ ذاذاس ٍاضاف‬ٚ‫ثق‬ٝ ٍٚٗ‫ ال ذخاف٘ا ٍاداً ٍعْا اّذ‬,‫؟‬ٜ‫٘ض‬ٝٗ ‫ة‬ٞ‫ ط‬,‫حرٖا‬ٝ‫ٍيو ج٘ س‬

ٍٚٗ‫ اّذ‬,‫س‬ٝ‫ اسرَرع تحشاسج اىفيفو االحضش اىحذ‬ٍٚٗ‫ ٍِ اّذ‬...‫ذ‬ٝ‫ جذ‬# ‫ص ج٘اّا‬ٝ‫ عا‬ٍٚٗ‫اّذ‬

‫ حاسج‬...‫ح‬ٞ‫ح ٍقي‬ٝ‫ش‬ٞ‫ضع‬

/„Mahmā al-waqtu mahmā al-maṭ‟ami yā ṭayyib yas'alu laka … indūmī, mahmā

al-makānu lā bisiwāka 'in syā'a lā ḥaulaika…. Indūmī, mahmā 'innaka masygūl

muhimmun an tatagaddā indūmī...indūmī...,mā kāna li at-tafkīri yaṭūlu, mā yaṭūlu

kulhā „alā mazājika takahtahā „alā durjika...‟alā durjika, Indūmī... Indūmī...

Indūmī…, Indūmī...wāṣil bigairi mā tufāṣil‟# „Takhayyal! mina al-syarqī al-aqṣa

al-ganiyyi bi al-khuḍrawᾱti wa al-bahᾱrᾱti qadamnᾱhᾱ lakum bi‟ainihᾱ fī ṭa‟mi

indūmī rᾱi‟in minqaᾱsyun līmūn, jadīdun indūmī syurbatun khuḍᾱrun bilīmūn‟. #

„abgᾱ a‟rifu sarru indūmī, hażᾱ ṣᾱḥibu al-maṭ‟ami fī bilᾱdi syanjᾱaur, kᾱna

ismuhu yūsyī sᾱfūsyī, yaumun iktasyafa indūmī al-biladu kᾱna baigalī min

123

Universitas Sumatera Utara


jawwan, wa lammᾱ waṣala al-khabaru ḥakimu tᾱtᾱru arsala warᾱahᾱ juyūsya mᾱ

tarakta biladu illᾱ mᾱ fataḥtaha, al-juyūsyu lafata birᾱḥatihᾱ bigᾱyati ma malalu

jawwu rīḥatihᾱ, ṭayyib wa yūsyī?, lᾱ takhᾱfū mᾱdᾱma ma‟nᾱ indūmī yabqᾱ

ḥᾱkimu tᾱtᾱru mᾱsyᾱfa! Indūmī „ᾱisy jawᾱnᾱ‟. # „jadīdun… min indūmī istamta‟

biḥarᾱrati al-filfili al-aḥḍari al-ḥadīṡi, indūmī sya‟iriyyati maqliyati ḥᾱrrati‟/

„Pada waktu kapanpun dan di restouran manapun kamu akan ditemani… Indomie,

di manapun kamu berada, lagi ramai ataupun sepi ada Indomie...,betapa sibuknya

kamu, makan itu penting makanlah Indomie…Indomie…, tidak perlu mikir

panjang buat makan, gak lama kok, makanlah! Sesuai seduhanmu (seleramu),

pilihan rasanya ada di lacimu…di lacimu,

Indomie…Indomie…Indomie...Indomie...,Indomie....terus tanpa henti!. #

Banyangkan dari ujung timur yang kaya akan sayuran dan bumbu, kami

persembahkan untuk kalian hal yang persis (spesifik) dalam rasa Indomie yang

lezat, dengan irisan lemon. Baru! Indomie kuah sayur dengan lemon. # Aku ingin

tahu rahasia indomie, ada seorang pemilik restoran di negeri syanjaur, namanya

yusyisafusyi, pada hari ditemukannya indomie, negeri seperti mendidih dari

dalam, dan ketika berita itu sampai keraja tartar, dia mengutus tentara dibelakang

negeri itu. Tidak ada satu negripun yang tertinggal kecuali berhasil

ditaklukkannya, tentara berkeliling santai agar tidak bosan dengan menghirup

udara segar, oke bagimana dengan yusyi? jangan takut selama ada indomie disisi

kita. Raja tartar tetap tak akan bisa melihatnya. Indomie selalu hidup di dalam diri

kami. # Baru ...dari indomie nikmati rasa pedas cabai hijau, indomie

goreng…pedas‟.

124

Universitas Sumatera Utara


2. Teks Verbal Sesuai Klausa dalam Iklan Indomie Versi Arab

Teks verbal sesuai klausa (audio/lisan)


1. ٍٚٗ‫ اّذ‬...‫سأه ىل‬ٝ ‫ة‬ٞ‫ا ط‬ٝ ٌ‫ٍَٖا اى٘قد ٍَٖا اىَطع‬
/Mahmā al-waqtu mahmā al-maṭ‟ami yā ṭayyib yas'alu laka … indūmī/
„Pada waktu kapanpun dan di restoran manapun ayo mengajak kamu
makan Indomie‟
2. ٍٚٗ‫ اّذ‬... ‫ل‬ٞ‫ٍَٖا اىَناُ ال تس٘اك اُ ضاء ال ح٘ى‬
/mahmā al-makānu lā bisiwāka 'in syā'a lā ḥaulaika…. Indūmī/
„di manapun kamu berada dalam keadaan ramai ataupun sepi ada Indomie..‟
3. . ..ٍٚٗ‫اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬ٙ‫ٍَٖا اّل ٍطغ٘ه ٌٍٖ اُ ذرغذ‬
/mahmā 'innaka masygūl muhimmun an tatagaddā indūmī...indūmī.../
„apapun kesibukan kamu penting makan siang dengan Indomie…Indomie…‟
4. ‫ط٘ه‬ٝ ‫ش‬ٞ‫ٍا ماُ ىيرفن‬
/mā kāna li at-tafkīri yaṭūlu/
„tidak perlu mikir panjang buat makan‟
5. ‫ط٘ه‬ٝ ‫ٍا‬
/mā yaṭūlu/
„gak lama kok‟
6. ‫ ٍضاجل‬ٚ‫ميٖا عي‬
/Kulhā „alā mazājika/
„makanlah sesuai seleramu‟
7. ‫ دسجل‬ٚ‫ عي‬...‫ دسجل‬ٚ‫ّنٖرٖا عي‬
/takahtahā „alā durjika... ‟alā durjika/
„pilihan rasanya ada di lacimu… di lacimu‟
8. ‫ش ٍا ذفاصو‬ٞ‫ ٗاصو تغ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬،...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫اّذ‬
/Indūmī... Indūmī... Indūmī…, Indūmī...wāṣil bigairi mā tufāṣil‟/
„Indomie…Indomie…Indomie...Indomie...,Indomie....terus tanpa henti!.‟
9. ‫ تاىخضشٗاخ ٗاىثٖاساخ‬ْٜ‫ اىغ‬ٚ‫و ٍِ اىطشق االقص‬ٞ‫ذخ‬
/Takhayyal! mina al-syarqī al-aqṣa al-ganiyyi bi al-khuḍrawᾱti wa al-
bahᾱrᾱti/
„Banyangkan! dari ujung timur yang kaya akan sayuran dan bumbu‟
10. ٌ‫قذٍْإا ىن‬
/qadamnᾱhᾱ lakum/
„kami persembahkan untuk kalian‟
11. َُ٘ٞ‫ سائع ٍْقاش ى‬ٍٚٗ‫ طعٌ اّذ‬ٚ‫ْٖا ف‬ٞ‫تع‬
/bi‟ainihᾱ fī ṭa‟mi indūmī rᾱi‟in minqaᾱsyun līmūn,/
„hal yang persis (spesifik) dalam rasa Indomie yang lezat dengan irisan lemon‟
12. َُ٘ٞ‫ ض٘ستح خضاس تي‬ٍٚٗ‫ذ اّذ‬ٝ‫جذ‬
/jadīdun indūmī syurbatun khuḍᾱrun bilīmūn/
„Baru Indomie kuah sayur dengan lemon‟
13. ٍٚٗ‫ اعشف سش اّذ‬ٚ‫اتغ‬
/„abgᾱ a‟rifu sarru indūmī/
„Aku ingin tahu rahasia indomie‟
14. ‫ تالد ضْجااٗس‬ٜ‫ٕزا صاحة اىَطعٌ ف‬
/hażᾱ ṣᾱḥibu al-maṭ‟ami fī bilᾱdi syanjᾱaur/
„Ada seorang pemilik restoran di negeri syanjaur‟

125

Universitas Sumatera Utara


15. ٜ‫ سا ف٘ض‬ٜ‫٘ض‬ٝ َٔ‫ماُ اس‬
/kᾱna ismuhu yūsyī sᾱfūsyī/
„namanya yusyisafusyi‟
16. ٍٚٗ‫ً٘ امرطف اّذ‬ٝ
/yaumun iktasyafa indūmī/
„pada hari ditemukannya indomie‟
17. ‫ ٍِ ج٘ا‬ٜ‫غي‬ٞ‫اىثيذ ماُ ت‬
/al-biladu kᾱna baigalī min jawwan/
„negeri seperti air mendidih dari dalam‟
18. ‫ٗىَا ٗصو اىخثش حامٌ ذاذاس‬
/wa lammᾱ waṣala al-khabaru ḥakimu tᾱtᾱru/
„dan ketika berita itu sampai keraja tartar‟
19. ‫٘ش‬ٞ‫اسسو ٗساءٕا ج‬
/arsala warᾱahᾱ juyūsya/
„dia mengutus tentara dibelakang negeri itu‟
20. ‫ٍاذشمد تيذ‬
/mᾱ tarakta biladu/
„Tidak ada satu negripun yang tertinggal‟
21. ‫اال ٍا فرحرٖا‬
/illᾱ mᾱ fataḥtaha/
„kecuali berhasil ditaklukkannya‟
22. ‫حرٖا‬ٝ‫ح ٍا ٍيو ج٘ س‬ٝ‫٘ش ىفد تشاحرٖا تغا‬ٞ‫اىج‬
/al-juyūsyu lafata birᾱḥatihᾱ bigᾱyati mᾱ malalu jawwu rīḥatihᾱ/
„tentara terpanggil untuk beristirahat dengan tujuan agar tidak bosan dengan
menghirup udara segar‟
23. ٍٚٗ‫ ال ذخاف٘ا ٍاداً ٍعْا اّذ‬,‫؟‬ٜ‫٘ض‬ٝٗ ‫ة‬ٞ‫ط‬
/ṭayyib wa yūsyī?, lᾱ takhᾱfū mᾱdᾱma ma‟anᾱ Indūmī/
„oke bagimana dengan yusyi? jangan takut selama ada indomie disisi kita‟
24. ‫ حامٌ ذاذاس ٍاضاف‬ٚ‫ثق‬ٝ
/yabqᾱ ḥᾱkimu tᾱtᾱru mᾱsyᾱfa/
„Raja tartar tetap tak akan bisa melihatnya‟
25. ‫ص ج٘اّا‬ٝ‫ عا‬ٍٚٗ‫اّذ‬
/Indūmī „ᾱisy jawwᾱnᾱ‟/
„Indomie selalu hidup di dalam diri kami‟
26. ‫س‬ٝ‫ اسرَرع تحشاسج اىفيفو االحضش اىحذ‬ٍٚٗ‫ ٍِ اّذ‬...‫ذ‬ٝ‫جذ‬
/jadīdun… min indūmī istamta‟ biḥarᾱrati al-filfili al-aḥḍari al-ḥadīṡi/
„Baru ...dari indomie nikmati rasa pedas cabai hijau‟
27. ‫ حاسج‬...‫ح‬ٞ‫ح ٍقي‬ٝ‫ش‬ٞ‫ ضع‬ٍٚٗ‫اّذ‬
/indūmī sya‟iriyyati maqliyati…..ḥᾱrrati/
„indomie goreng ....pedas‟

3. TRANSITIVITAS DATA VERBAL DALAM IKLAN INDOMIE VERSI


ARAB
1. VIDIO 1.
1. Klausa 1

126

Universitas Sumatera Utara


ٍٚٗ‫ اّذ‬...‫سأه ىل‬ٝ ‫ة‬ٞ‫ا ط‬ٝ ٌ‫ٍَٖا اى٘قد ٍَٖا اىَطع‬
Mahmā al-waqtu mahmā al-maṭ‟ami yā ṭayyib yas'alu laka … indūmī
Pada waktu kapanpun dan di restoran manapun ayo mengajak kamu makan
Indomie

ٍٚٗ‫ اّذ‬...‫ىل‬ ‫سأه‬ٝ ‫ة‬ٞ‫ا ط‬ٝ ٌ‫ٍَٖا اىَطع‬ ‫ٍَٖا اى٘قد‬


laka… indūmī yas'alu yā ṭayyib mahmā al-maṭ‟ami yā Mahmā al-
kamu (makan) ayo ṭayyib dan di restoran waqtu pada
Indomie
mengajak manapun waktu kapanpun
Gol Proses: Vokatif Sirkumstan: lokasi: Sirkumstan:
material/pelaku tempat lokasi: waktu
Mood Residu
Tawaran

2. Klausa 2
ٍٚٗ‫ اّذ‬... ‫ل‬ٞ‫ٍَٖا اىَناُ ال تس٘اك اُ ضاء ال ح٘ى‬
mahmā al-makānu lā bisiwāka 'in syā'a lā ḥaulaika…. Indūmī
di manapun kamu berada lagi ramai ataupun sepi ada Indomie..
ٍٚٗ‫اّذ‬ (adalah) ‫ل‬ٞ‫ال تس٘اك اُ ضاء ال ح٘ى‬ ُ‫ٍَٖا اىَنا‬
Indūmī lā bisiwāka 'in syā'a lā ḥaulaika mahmā al-makānu
Indomie lagi ramai ataupun sepi di manapun kamu berada
Tanda Proses: Sirkumstan: keterangan: lingkunganSirkumstan: keterangan:
relasional situasi. lokasi tempat
Mood Residu
Pernyataan

3. Klausa 3
..ٍٚٗ‫اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬ٙ‫ٍَٖا اّل ٍطغ٘ه ٌٍٖ اُ ذرغذ‬
mahmā 'innaka masygūl muhimmun an tatagaddā indūmī...indūmī...
apapun kesibukan kamu penting makan siang dengan Indomie…Indomie…
.ٍٚٗ‫اّذ‬...ٍٚٗ‫اّذ‬ ٙ‫ٌٍٖ اُ ذرغذ‬ ‫ٍَٖا اّل ٍطغ٘ه‬
indūmī...indūmī... Muhimmun an tatagaddāmahmā 'innaka masygūl
dengan dengan Penting makan siang apapun kesibukan kamu
Indomie…Indomie…
Atribut Proses: relasional Sirkumstan keterangan
Lingkungan
Mood Residu
Tawaran

4. Klausa 4
‫ط٘ه‬ٝ ‫ش‬ٞ‫ٍا ماُ ىيرفن‬
mā kāna li at-tafkīri yaṭūlu
tidak perlu pemikiran panjang
‫ط٘ه‬ٝ ‫ش‬ٞ‫ٍا ماُ ىيرفن‬
yaṭūlu mā kāna li at-tafkīri

127

Universitas Sumatera Utara


panjang (berfikir) tidak perlu pemikiran
Proses: mental/pengindera Fenomenon
Residu Mood
Pernyataan

5. Klausa 5
‫ط٘ه‬ٝ ‫ٍا‬
mā yaṭūlu
gak lama kok
‫ط٘ه‬ٝ ‫ٍا‬
mā yaṭūlu mā
lama kok (panjang) (berfikir) gak
Proses: mental/pengindera
Residu Mood
Pernyataan

6. Klausa 6
‫ ٍضاجل‬ٚ‫ميٖا عي‬
Kulhā „alā mazājika
Makanlah, Sesuai seleramu
‫ ٍضاجل‬ٚ‫عي‬ ‫ٕا‬ ‫مو‬
„alā mazājika Hā Kul
Sesuai seleramu (Indomie) Makanlah
Sirkumstaan: keterangan lokasi waktu Gol Proses:
material/pelaku
Residu
Perintah

7. Klausa 7
‫ دسجل‬ٚ‫ عي‬...‫ دسجل‬ٚ‫ّنٖرٖا عي‬
nakhatahā „alā durjika... ‟alā durjika
pilihan rasanya ada di lacimu… di lacimu
‫ دسجل‬ٚ‫ عي‬...‫ دسجل‬ٚ‫عي‬ ‫ٕا‬ ‫ّنٖح‬
„alā durjika... ‟alā durjika Hā Nakhata
di lacimu… di lacimu (Indomie)
pilihan rasa
Sirkumstan: keterangan lokasi waktu Gol Proses: material/pelaku
Mood Residu
Pernyataan

8. Klausa 8
‫ش ٍا ذفاصو‬ٞ‫ ٗاصو تغ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬،...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫اّذ‬
Indūmī… Indūmī… Indūmī…, Indūmī…wāṣil bigairi mā tufāṣil‟
Indomie…Indomie…Indomie…Indomie…,Indomie….terus tanpa henti.
‫ش ٍا ذفاصو‬ٞ‫ٗاصو تغ‬ (adalah) ...ٍٚٗ‫ اّذ‬...ٍٚٗ‫ اّذ‬....ٍٚٗ‫ اّذ‬،...ٍٚٗ‫اّذ‬
wāṣil bigairi mā tufāṣil Indūmī… Indūmī… Indūmī…,

128

Universitas Sumatera Utara


terus tanpa henti Indūmī…
Indomie…Indomie…Indomie…
Indomie…,Indomie….
Sirkumstan: keterangan
Proses: Tanda
cara relasional
Residu Mood
Pernyataan

2. VIDIO 2
9. Klausa 9
‫ تاىخضشٗاخ ٗاىثٖاساخ‬ْٜ‫ اىغ‬ٚ‫و ٍِ اىطشق االقص‬ٞ‫ذخ‬
Takhayyal min al-syarqī al-aqṣa al-ganiyyi bi al-khuḍrawᾱti wa al-
bahᾱrᾱti
Banyangkan, dari ujung timur yang kaya akan sayuran dan bumbu
‫ تاىخضشٗاخ ٗاىثٖاساخ‬ْٜ‫اىغ‬ ٚ‫ٍِ اىطشق االقص‬ ‫و‬ٞ‫ذخ‬
al-ganiyyi bi al-khuḍrawᾱti min al-syarqī al-aqṣa Takhayyal
wa al-bahᾱrᾱti dari ujung timur Banyangkan
yang kaya akan sayuran dan
bumbu
Sirkumstan: keterangan Sirkumstan:keterangan Proses:
lingkungan: situasi tempat verbal/
pembicara
Residu
Perintah

10. Klausa 10
ٌ‫قذٍْإا ىن‬
qadamnᾱhᾱ lakum
kami persembahkan untuk kalian
ٌ‫ىن‬ ‫ٕا‬ ‫قذٍْا‬
Lakum hᾱ qadamnᾱ
untuk kalian (indomie) kami persembahkan
Penerima Perkataan Proses:verbal/ pembicara
Residu Mood
Tawaran

11. Klausa 11
َُ٘ٞ‫ سائع ٍْقاش ى‬ٍٚٗ‫ طعٌ اّذ‬ٚ‫ْٖا ف‬ٞ‫تع‬
bi‟ainihᾱ fī ṭa‟mi indūmī rᾱi‟un minqaᾱsyun līmūn,
hal yang persis (spesifik) dalam rasa Indomie yang lezat dengan irisan lemon
َُ٘ٞ‫سائع ٍْقاش ى‬ (adalah) ٍٚٗ‫ طعٌ اّذ‬ٚ‫ْٖا ف‬ٞ‫تع‬
rᾱi‟un minqaᾱsyun bi‟ainihᾱ fī ṭa‟mi indūmī
līmūn hal yang persis (spesifik) dalam rasa
Indomie
Nilai Proses: Tanda
relasioal
identifkasi
Residu Mood

129

Universitas Sumatera Utara


Pernyataan

12. Klausa 12
َُ٘ٞ‫ ض٘ستح خضاس تي‬ٍٚٗ‫ذ اّذ‬ٝ‫جذ‬
jadīdun indūmī syurbatun khuḍᾱrun bilīmūn
Baru, Indomie kuah sayur dengan lemon.
َُ٘ٞ‫ ض٘ستح خضاس تي‬ٍٚٗ‫اّذ‬ (adalah) ‫ذ‬ٝ‫جذ‬
indūmī syurbatun khuḍᾱrun bilīmūn Jadīdun
Indomie kuah sayur dengan lemon Baru
Nilai Proses: relasional: Tanda
identifiksi
Residu Mood
Pernyataan

3. VIDIO 3
13. Klausa 13
ٍٚٗ‫ اعشف سش اّذ‬ٚ‫اتغ‬
„abgᾱ a‟rifu sirru indūmī
Aku ingin tahu rahasia Indomie
ٍٚٗ‫سش اّذ‬ ‫ اعشف‬ٚ‫اتغ‬
sirru indūmī „abgᾱ a‟rifu
rahasia indomie Aku ingin tahu
perkataan Proses: verbal/pembicara
Mood Residu
Pernyataan

14. Klausa 14
‫ تالد ضْجااٗس‬ٜ‫ٕزا صاحة اىَطعٌ ف‬
hażᾱ ṣᾱḥibu al-maṭ‟ami fī bilᾱdi syanjᾱaur
ada seorang pemilik restoran di negeri syanjaur
‫ تالد ضْجااٗس‬ٜ‫ف‬ ٌ‫صاحة اىَطع‬ (adalah) ‫ٕزا‬
fī bilᾱdi syanjᾱaur ṣᾱḥibu al-maṭ‟ami hażᾱ
di negeri syanjaur seorang pemilik restoran ini
Sirkumstan: keterangan Nilai Proses:relasional tanda
tempat :kepemilikan
Residu Mood
Pernyataan

15. Klausa 15
ٜ‫ سا ف٘ض‬ٜ‫٘ض‬ٝ َٔ‫ماُ اس‬
kᾱna ismuhu yūsyī sᾱfūsyī
namanya Yusyi Safusyi
ٜ‫ سا ف٘ض‬ٜ‫٘ض‬ٝ (adalah) َٔ‫ماُ اس‬
yūsyī sᾱfūsyī kᾱna ismuhu
yusyi safusyi namanya
Atribut Proses: relasional:atribut Penyandang

130

Universitas Sumatera Utara


Residu Mood
Pernyataan

16. Klausa 16
ٍٚٗ‫ً٘ امرطف اّذ‬ٝ
yaumun iktasyafa indūmī
pada hari ditemukannya indomie,
ٍٚٗ‫اّذ‬ ‫امرطف‬ ً٘ٝ
Indūmī Iktasyafa Yaumun
Indomie Menemukan Hari
Gol Proses: material/pelakuSirkumstan:
keterangan waktu
Mood Residu
Pernyataan

17. Klausa 17
‫ ٍِ ج٘ا‬ٜ‫غي‬ٝ ُ‫اىثيذ ما‬
al-biladu kᾱna yaglī min jawwan
negeri seperti air mendidih dari dalam
‫ٍِ ج٘ا‬ ٜ‫غي‬ٝ ُ‫ما‬ ‫اىثيذ‬
min jawwan kᾱna yaglī al-biladu
dari dalam seperti air mendidih negeri
Sirkumstan: keterangan tempat Proses: material/pelaku Pelaku
Residu Mood
Pernyataan

18. Klausa 18
‫ٗىَا ٗصو اىخثش حامٌ ذاذاس‬
wa lammᾱ waṣala al-khabaru ḥakimu tᾱtᾱru
dan ketika berita itu sampai keraja Tartar
‫حامٌ ذاذاس‬ ‫اىخثش‬ ‫ٗىَا ٗصو‬
ḥakimu tᾱtᾱru al-khabaru wa lammᾱ waṣala
keraja tartar berita dan ketika itu sampai
Penerima Perkataan Proses: verbal/pembicara
Residu Mood
Pernyataan

19. Klausa 19
‫٘ش‬ٞ‫اسسو ٗساءٕا ج‬
arsala warᾱuhᾱ juyūsyan
dia mengutus tentara dibelakang negeri itu
‫٘ش‬ٞ‫ج‬ ‫ٗساءٕا‬ ‫اسسو‬
juyūsyan warᾱuhᾱ Arsala
tentara dibelakang negeri itu Mengutus
Gol Sirkumstan: keterangan:
Proses: material/pelaku
tempat

131

Universitas Sumatera Utara


Mood Residu
Pernyataan

20. Klausa 20
‫ٍاذشمد تيذ‬
mᾱ tarakta biladu
Tidak ada satu negeripun yang tertinggal
‫تيذ‬ ‫ٍاذشمد‬
Biladu mᾱ tarakta
(satu) Negeri Tidak ada yang
tertinggal
Sirkumstan: keterangan: Proses:
tempat material/pelaku
Mood Residu
Pernyataan

21. Klausa 21
‫اال ٍا فرحرٖا‬
illᾱ mᾱ fataḥtaha
kecuali berhasil ditaklukkannya
‫فرحرٖا‬ ‫اال ٍا‬
fataḥtaha illᾱ mᾱ
Berhasil ditaklukkannyakecuali
Proses: material/pelaku
Residu Mood
Pernyataan

22. Klausa 22
‫حرٖا‬ٝ‫ح ٍا ٍيو ج٘ س‬ٝ‫٘ش ىفد تشاحرٖا تغا‬ٞ‫اىج‬
al-juyūsyu lafata birᾱḥatihᾱ bigᾱyati mᾱ malalu jawwu rīḥatihᾱ
tentara terpanggil untuk beristirahat dengan tujuan agar tidak bosan dengan
menghirup udara segar

‫حرٖا‬ٝ‫ح ٍا ٍيو ج٘ س‬ٝ‫تغا‬ ‫ىفد تشاحرٖا‬ ‫٘ش‬ٞ‫اىج‬


bigᾱyati mᾱ malalu jawwu lafata birᾱḥatihᾱ al-juyūsyu
rīḥatihᾱ terpanggil untuk
tentara
dengan tujuan agar tidak beristirahat
bosan dengan
menghirup udara segar
Sirkumstan:keterangan Proses: Pembicara
Cara verbal/pembicara
Residu Mood
Pernyataan

132

Universitas Sumatera Utara


23. Klausa 23
ٍٚٗ‫ ال ذخاف٘ا ٍاداً ٍعْا اّذ‬,‫؟‬ٜ‫٘ض‬ٝٗ ‫ة‬ٞ‫ط‬
ṭayyib wa yūsyī?, lᾱ takhᾱfū mᾱdᾱma ma‟nᾱ Indūmī
oke bagimana dengan Yusyi? jangan takut selama ada Indomie disisi kita.
ٍٚٗ‫ٍاداً ٍعْا اّذ‬ ‫ال ذخاف٘ا‬ ‫؟‬ٜ‫٘ض‬ٝٗ ‫ة‬ٞ‫ط‬
mᾱdᾱma ma‟nᾱ indūmī lᾱ takhᾱfū ṭayyib wa yūsyī?
selama ada indomie disisi kita. jangan takut oke bagimana dengan yusyi?
Fenomenon Proses: mental/ Vokatif
Pengindra
Residu Mood
Pernyataan

24. Klausa 24
!‫ حامٌ ذاذاس ٍاضاف‬ٚ‫ثق‬ٝ
yabqᾱ ḥᾱkimu tᾱtᾱra mᾱsyᾱfa
Raja tartar tetap tak akan bisa melihatnya.
‫ٍاضاف‬ ‫حامٌ ذاذاس‬ ٚ‫ثق‬ٝ
mᾱsyᾱfa ḥᾱkimu tᾱtᾱra yabqᾱ
penghalang/penutup Raja tartar tetap
Perkataan Pembicara Proses: verbal/pembicara
Mood Residu
pernyataan

25. Klausa 25
‫ص ج٘اّا‬ٝ‫ عا‬ٍٚٗ‫اّذ‬
Indūmī „ᾱisy jawᾱnᾱ‟
Indomie selalu hidup di dalam diri kami.
‫ج٘اّا‬ ‫ص‬ٝ‫عا‬ ٍٚٗ‫اّذ‬
jawᾱnᾱ‟ „ᾱisy Indūmī
di dalam diri kami selalu hidup Indomie
Sirkumstan:keterangan Proses: Fenomenon
lokasi tempat mental/pengindra
Residu Mood
Pernyataan

4. VIDIO 4
26. Klausa 26
‫س‬ٝ‫ اسرَرع تحشاسج اىفيفو االحضش اىحذ‬ٍٚٗ‫ ٍِ اّذ‬...‫ذ‬ٝ‫جذ‬
jadīdun… min indūmī istamta‟ biḥarᾱrati al-filfili al-aḥḍari al-ḥadīṡi
Baru ...dari indomie nikmati rasa pedas cabai hijau
‫س‬ٝ‫اسرَرع تحشاسج اىفيفو االحضش اىحذ‬ ٍٚٗ‫ٍِ اّذ‬ ‫ذ‬ٝ‫جذ‬
biḥarᾱrati al-filfili al- istamta‟ min indūmī Jadīdun
aḥḍari al-ḥadīṡi merasa dari Baru
pedas cabai hijau senang indomie
Fenomenon Proses: Pengindra Sirkumstan:
mental/ keterangan

133

Universitas Sumatera Utara


pengindra lingkungan situasi
Residu Mood
Pernyataan

27. Klausa 27
‫ حاسج‬...‫ح‬ٞ‫ح ٍقي‬ٝ‫ش‬ٞ‫ ضع‬ٍٚٗ‫اّذ‬
indūmī sya‟iriyyati maqliyati…..ḥᾱrrati
indomie goreng ....pedas.
‫حاسج‬ (adalah) ‫ح‬ٞ‫ح ٍقي‬ٝ‫ش‬ٞ‫ ضع‬ٍٚٗ‫اّذ‬
ḥᾱrrati indūmī sya‟iriyyati maqliyati
panas indomie goreng
Nilai Proses:relasional Tanda
identifikasi
Residu Mood
Pernyataan

4. Data Visual dalam Iklan Indomie Versi Arab

IKLAN 1

NO DATA VISUAL NO DATA VISUAL

1 22

2 23

3 24

4 25

5 26

134

Universitas Sumatera Utara


6 27

7 28

8 29

9 30

10 31

11 32

12 33

13 34

14 35

135

Universitas Sumatera Utara


15 36

16 37

17 38

18 39

19 40

20 41

21

IKLAN 2

NO DATA VISUAL NO DATA VISUAL

1 10

136

Universitas Sumatera Utara


2 11

3 12

4 13

5 14

6 15

7 16

8 17

IKLAN 3

NO DATA VISUAL NO DATA VISUAL

137

Universitas Sumatera Utara


1 12

2 13

3 14

4 15

5 16

6 17

7 18

8 19

138

Universitas Sumatera Utara


9 20

10 21

11 22

IKLAN 4

NO DATA VISUAL NO DATA VISUAL

1 12

2 13

3 14

4 15

139

Universitas Sumatera Utara


5 16

6 17

7 18

8 19

9 20

10 21

11

140

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai