Anda di halaman 1dari 12

Journal of EST, Volume 1, Nomor 1 Juni 2015 hal 27-

Kembong 38 pengembangan materi pembelajaran… 27


daeng,
ISSN: 2460-1497

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN MAKASSAR


BAGI SISWA SMP/MTs. DI SULAWESI SELATAN

Kembong Daeng
Ahli Bahasa dan sastra
FBS Universitas Negeri Makassar
Email: kembongdaeng@unm.ac.id

ABSTRACT
This research aims at yielding product of Makassar Language learning material for Junior
High School or Islamic Junior High School students which is feasible in terms of context,
language, and presentation. The research design employed refers to Four-D Research
Development conducted by Thiagarajan (1974:5) through four stages, which are (1)
defining; (2) planning; (3) developing, and (4) disseminating. The research data is
analyzed by using domain analysis technique with critical and reflective principles. This
learning material is validated by the experts of language teaching, linguists and literature
experts and has been tested to Makassar Language Teachers SMP/MTs in Makassar city as
the field practitioners. The research finding describes that after this product is revised, the
final assessment result of this product shows that this product is highly feasible. Likewise,
the test result of the practitioners (teachers) in the field is also in highly feasible category.
This research result shows that the developed product of Makassar language learning
material can be used as one of Makassar language teaching resources in South Sulawesi

Keywords: the development of learning materials, Makassar languages, student.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk materi pembelajaran bahasa
Makassar bagi siswa SMP/MTs. yang layak dari segi isi, bahasa, dan penyajian. Desain
penelitian yang digunakan mengacu pada penelitian pengembangan Four-D oleh
Thiagarajan (1974:5) yang melalui empat tahap, yaitu (1) pendefinisian; (2)
perencanaan ; (3) pengembangan, dan (4) penyebarluasan. Data penelitian dianalisis
dengan teknik analisis domain dengan prinsip kritis dan reflektif. Materi pembelajaran ini
divalidasi oleh pakar pengajaran bahasa, linguistik, dan pakar sastra serta diujicobakan
kepada guru bahasa Makassar tingkat SMP/MTs di Kota Makassar sebagai praktisi di
lapangan...Temuan penelitian menggambarkan bahwa setelah produk ini direvisi, maka
hasil penilaian produk akhir berada pada kategori sangat layak. Demikian pula hasil uji
coba praktisi (guru) di lapangan berada pada kategori sangat layak. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa produk materi pembelajaran bahasa Makassar yang telah
dikembangkan dapat digunakan sebagai salah satu sumber bahan ajar bahasa Makassar
di Sulawesi Selatan.

Kata Kunci: pengembangan materi pembelajaran, bahasa Makassar, siswa SMP/MTs.

28
Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST
Kembong daeng, pengembangan materi pembelajaran… 28

PENDAHULUAN belum adanya bahan ajar yang sesuai dengan


kurikulum. Akibatnya, guru bahasa Makassar
Bahasa Makassar merupakan salah satu belum dapat mengajarkan BM secara baik dan
kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan yang benar. Salah satu upaya pembinaan dan
masih digunakan sebagai alat komunikasi oleh pengembangan BM adalah melalui inovasi
masyarakat pendukungnya. Namun, dalam era pengembangan materi pembelajaran yang dapat
globalisasi, bahasa ini semakin terpinggirkan dan digunakan untuk meningkatkan minat belajar
kurang diminati. Masyarakat tutur lebih memilih siswa belajar bahasa makassar. Materi
menggunakan bahasa nasional dan bahasa asing pembelajaran yang disusun ini, berdasarkan
dalam berkomunikasi dibanding bahasa silabus dan berisikan sikap, pengetahuan, dan
Makassar. Johar (2010) dalam penelitiannya keterampilan yang harus dikuasai siswa untuk
mengungkapkan bahwa kebanyakan masyarakat mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar,
Pangkajene Kepulauan (Pangkep) memilih dan indikator yang telah ditetapkan (Depdiknas,
menggunakan bahasa Indonesia dalam 2011). Selanjutnya, Tomlinson (2007:193)
lingkungan rumah tangga dengan pertimbangan mengemukakan bahwa materi pembelajaran
kemaslahatan. Penggunaan bahasa Indonesia bahasa merujuk kepada segala sesuatu yang
sebagai pilihan yang menjanjikan karena digunakan oleh pengajar atau siswa untuk
dianggap memiliki nilai kemaslahatan yang lebih memudahkan belajar bahasa, meningkatkan
banyak dibanding menggunakan bahasa daerah. pengetahuan, dan pengalaman belajar berbahasa.
Demikian juga halnya di sekolah. Siswa kurang Pembelajaran BM sebagai pelajaran
tertarik belajar bahasa daerah karena muatan lokal memegang peranan penting dalam
pembelajaran bahasa daerah tidak dikelola kehidupan sosial-budaya masyarakat Makassar,
dengan baik seperti mata pelajaran yang lain. yakni sebagai sarana pembinaan dan
Pembelajaran Bahasa Makassar (BM) pengembangan budaya Makassar. Fungsi
yang baik dapat diwujudkan apabila didukung pembelajaran BM diselaraskan dengan
oleh beberapa faktor, di antaranya: terpenuhinya kedudukan BM sebagai bahasa daerah dan sastra
guru BM yang profesional, tersedianya Makassar sebagai sastra Nusantara. Pembelajaran
kurikulum dan materi pembelajaran BM yang BM berfungsi sebagai (1) sarana pembinaan
sesuai dengan kebutuhan, dan sarana sosial budaya regional Sulawesi Selatan, (2)
pembelajaran lainnya yang dapat meningkatkan sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan,
kualitas pembelajaran. Kurangnya minat siswa dan sikap dalam rangka pelestarian dan
belajar bahasa daerah di Sulawesi Selatan, pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan
termasuk bahasa dan sastra Makassar antara lain pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk
disebabkan oleh kurangnya bahan ajar yang layak meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
digunakan oleh siswa. Hasil survey pada teknologi, dan seni, (4) sarana pembakuan dan
beberapa buku ajar BM yang digunakan di penyebarluasan pemakaian BM untuk berbagai
sekolah, ditemukan beberapa kelemahan, antara keperluan, (5) sarana pengembangan penalaran,
lain: isinya belum memuat aspek pengetahuan serta (6) sarana pemahaman aneka ragam budaya
bahasa dan sastra Makassar, belum menanamkan daerah (Makassar).
sikap dan karakter bangsa, dan belum melatih Sejalan dengan fungsi tersebut,
keterampilan berbahasa dan bersastra Makassar; pelaksanaan pembelajaran bahasa daerah
bahasa yang digunakan kurang komunikatif dan termasuk BM bertujuan agar peserta didik: (1)
penulisannya masih banyak yang menyalahi memperoleh pengalaman berbahasa dan bersastra
kaidah penulisan BM, dan teknik penyajian serta Makassar, (2) menghargai dan membanggakan
desain gambar yang kurang menarik (Daeng, BM sebagai bahasa daerah di Sulawesi Selatan
2013). yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian
Masalah utama yang dihadapi guru besar masyarakat Makassar, (3) memahami BM
dalam mengajarkan bahasa Makassar adalah dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta mampu

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Kembong daeng, pengembangan materi pembelajaran… 29

menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk Cunningsworth dalam Richard (1993)
berbagai konteks (tujuan, keperluan, dan menyatakan bahwa bahan ajar harus: (1) sesuai
keadaan), (4) mampu menggunakan BM untuk kebutuhan pelajar, harus pula cocok dengan
meningkatkan kemampuan intelektual, serta tujuan program pembelajaran bahasa, (2)
kematangan emosional dan sosial, (5) memiliki memperlihatkan keterpakaian (sekarang dan akan
kemampuan dan kedisiplinan berbahasa datang) bahwa pelajar akan memiliki bahasa.
Makassar, (6) mampu menikmati dan Buku teks hendaknya dipilih yang dapat menjadi
memanfaatkan karya sastra Makassar untuk alat bantu siswa menggunakan bahasa secara
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan efektif untuk tujuan mereka sendiri, (3)
berbahasa Makassar, mengembangkan memperhitungkan kebutuhan siswa sebagai
kepribadian, dan memperluas wawasan pelajar dan harus memfasilitasi proses belajar
kehidupan, dan (7) menghargai dan mereka tanpa terkesan mendogma dengan metode
membanggakan sastra Makassar sebagai yang rinci, (4) mempunyai peranan yang jelas
khazanah budaya dan intelektual manusia sebagai pendukung pembelajaran; dan (5) buku
Makassar. Ketujuh tujuan pembelajaran BM teks hendaknya menjembatani bahasa target
tersebut pada dasarnya mengacu kepada (1) pelajar.
tujuan praktis, (2) tujuan teoretis, dan (3) tujuan Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar
ideologis. Tujuan praktis ialah agar peserta didik dalam menentukan materi pembelajaran adalah
memiliki penguasaan pasif (dapat memahami apa kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi),
yang didengar dan dibacanya) dan penguasaan dan kecukupan (adequacy) (Depdiknas (2011).
aktif (dapat berbicara dan menulis); tujuan Selanjutnya, dalam penentuan cakupan materi
teoretis ialah agar peserta didik memiliki pembelajaran harus pula diperhatikan apakah
pengetahuan tentang bahasa, yang dapat materi pembelajaran yang disajikan berupa aspek
digunakannya untu penguasaan bahasa itu, dan kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek
tujuan ideologis ialah agar siswa memiliki sikap afektif, ataukah aspek psikomotor. Selain ketiga
budaya (berbudaya) bagi bangsa yang memiliki prinsip di atas, prinsip lain yang perlu digunakan
bahasa itu. dalam menentukan cakupan materi pembelajaran
Berdasarkan kajian teori yang berkaitan adalah keluasan, kedalaman dan, kecukupan
dengan materi pembelajaran bahasa Makassar, materi.
penulis menyimpulkan bahwa bahasa Makassar Materi yang dikembangkan pada
memiliki aspek kebahasaan dan kesastraan yang pembelajaran menyimak BM untuk siswa kelas
unik dan berbeda dengan bahasa daerah lain yang VII, antara lain: memahami fonem bahasa
ada di Indonesia. Aspek kebahassaan (fonologi, Makassar, mengungkapkan contoh dan makna
morfologi, sintaksis, dan semantik) dan aspek pappasang yang disimak, menjelaskan makna
kesastraan (puisi, prosa, dan drama) belum dan fungsi dowangang, dan mengungkapkan
diajarkan secara maksimal sehingga siswa belum contoh paruntuk kana melalui kegiatan
memahami secara mendalam bahasa dan sastra menyimak pembacaan wacana dan sastra
Makassar. Basang (1997) mengelompokkan Makassar. Hasil yang diharapkan dalam
karya sastra Makassar atas tiga jenis, yaitu: puisi pengembangan model ini adalah yang sesuai
(dowangang, paruntuk kana, kelong, dondo, dengan kebutuhan, yaitu adanya keterpaduan
rapang, aru, dan pakkiok bunting), prosa (pau- antara keterampilan menyimak, berbicara,
pau, patturioloang, dan rupama) dan bahasa membaca ,dan menulis dengan komponen
berirama (royong dan sinrilik). Materi yang kebahasaan dan kesastraan dalam BM. Ada
disajikan disusun secara secara sistematis yang beberapa hal yang perlu diperhatkan pembicara
terintegrasi dalam empat aspek keterampilan agar penyimak dapat memahami pesan yang
berbahasa Makassar, yaitu appinaknan disampaikan, yaitu: (a) ucapan pembicara harus
(menyimak), akbicara (berbicara), ammaca baik, jelas, dan akurat, (b) menyatakan pokok
(membaca), anngukirik (menulis). pikiran dalam kalimat yang utuh, (c)

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Kembong daeng, pengembangan materi pembelajaran… 30

mengembangkan pokok pikiran dengan Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Bantaeng,


memberikan penjelasan, uraian ataupun contoh, sebagian Kabupaten Bulukumba, sebagian
(d) menggunakan kalimat yang mudah dipahami Kabupaten Selayar, sebagian Kabupaten Maros,
penyimak, (e) menggunakan intonasi kalimat, dan sebagian Kabupaten Pangkajeknek
ekspresi yang tepat, dan gerak tubuh yang sesuai Kepulauan (Pelenkahu, 1974). Dialek yang
untuk membantu pemahaman mitra tutur digunakan dalam penulisan materi pembelajaran
(Brown, 1994: 241). Materi yang disajikan dalam bahasa Makassar adalah bahasa Makassar Dialek
pembelajaran berbicara untuk siswa kelas VII, Lakiung (BMDL) karena dialek Lakiung
antara lain: Menggunakan sapaan dalam dijadikan dialek standar dalam bahasa Makassar.
percakapan, bercakap-cakap dan menanggapi Sumber data penelitian ini adalah tim
percakapan, melafalkan kalimat, dan ahli sebagai penilai uji kelayakan materi
menceritakan pengalaman melalui kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga orang pakar, yaitu:
bercerita dan bercakap-cakap, serta melantunkan pakar pengajaran bahasa, pengajaran sastra, dan
kelong. Materi yang dikembangkan dalam linguistik yang memahami tentang bahasa
pembelajaran membaca untuk siswa kelas VII, Makassar dan diujicobakan kepada guru BM
antara lain: memahami isi wacana narasi, pada tingkat SMP/MTs. di Kota Makassar
membacakan naskah lontarak, membacakan sebagai praktisi di lapangan yang akan
pengumuman, dan membacakan karangan singkat menggunakan produk ini sebagai bahan ajar BM.
melalui kegiatan membaca pemahaman dan Hasil penilaian dari tim ahli dan uji coba praktisi
membaca nyaring. Materi yang akan (guru) dianalisis dengan menggunakan statistik
dikembangkan dalam pembelajaran menulis BM persentasi. Instrumen Penilaian Buku Pelajaran
untuk siswa kelas VII, antara lain: Bahasa Indonesia yang disusun oleh Pusat
mengekspresikan pikiran dan perasaan dalam Perbukuan, Badan Standar Nasional Pendidikan
bahasa Makassar secara tertulis melalui kegiatan (BSNP) Depdiknas Tahun 2008. Data penilaian
menulis kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana hasil uji kelayakan materi pembelajaran dari
baik sastra maupun nonsastra yang ditulis pakar dan uji coba lapangan dari praktisi
dengan ejaan latin dan lontarak yang baik dan dikelompokkan atas dua bagian, yaitu data
benar. kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
berupa skor penilaian uji kelayakan materi
pembelajaran dari segi isi, bahasa, dan penyajian.
METODE Kategori kriteria tingkat kelayakan yang
digunakan adalah:
Penelitian ini tergolong jenis penelitian
pengembangan dengan menggunakan desain 4. 81 – 100 % = sangat layak
penelitian pengembangan Four-D oleh 3. 66 – 80% = layak
Thiagarajan (1974:5) yang melalui empat 2. 56 – 65% = kurang layak
tahap, yaitu (1) define (pendefinisian); (2) 1. 0 – 55 = tidak layak
perencanaan ; (3) pengembangan, dan (4)
penyebarluasan. Data diolah dengan Pilihan skala pada rentangan 1, 2, 3, dan 4
menggunakan analisis deskriptif yang sebagai keputusan penyelesaian akhir yang
menggambarkan kelayakan produk materi diambil. Jika keputusan akhir yang dipilih pada
pembelajaran yang telah dikembangkan. Materi skala 4 dan 3 maka tidak perlu direvisi. Akan
pembelajaran yang dikembangkan ini tetapi, jika penyelesaian akhir yang dipilih pada
diperuntukkan bagi siswa kelas VII SMP/MTs. skala 2 dan 1 maka produk materi pembelajaran
yang mengajarkan BM. Wilayah pemakaian masih perlu direvisi.
bahasa Makassar di Sulawesi Selatan, meliputi Bahasa Makassar adalah salah satu
beberapa kabupaten dan kota, yaitu: Kota bahasa daerah di Indonesia yang digunanakan di
Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar, jazirah Selatan Provinsi Sulawesi Selatan. Yang

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Kembong daeng, pengembangan materi pembelajaran… 31

dimaksud pengembangan materi pembelajaran pembelajaran, dan (3) kelayakan penyajian


bahasa Makassar dalam penelitian ini adalah materi pembelajaran yang dinilai oleh tim ahli
naskah tertulis yang berisi pengetahuan dan guru BM sebagai praktisi di lapangan.
(kebahasaan, kesastraan, dan budaya Makassar), Temuan tersebut dapat menggambarkan
sikap (nilai-nilai kejujuran, saling menghormati, keunggulan produk materi pembelajaran BM
saling menolong, kepatuhan dan ketaatan, saling yang telah dikembangkan, khususnya untuk
menyayangi, bertanggung jawab, disiplin, dan siswa kelas VII di Sulawesi Selatan yang
lain-lain), dan keterampilan (menyimak, mengajarkan BM.
berbicara, membaca, dan menulis) berbagai aspek
kebahasaan dan karya sastra Makassar dengan 1. Penilaian Uji Kelayakan dari Pakar
ejaan Latin dan Lontarak untuk dipelajari siswa
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran a. Kelayakan Isi Materi Pembelajaran
bahasa Makassar yang telah ditetapkan dalam Aspek kelayakan isi materi pembelajaran
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar mencakup tiga subkomponen, yaitu: (1)
(KD). kesesuaian uraian dengan standar kompetensi
(SK) dan kompetensi dasar (KD), (2) keakuratan
materi, dan (3) pendukung materi pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN Subkomponen kesesuaian uraian dengan SK dan
KD mengandung dua butir penilaian yaitu
Hasil kelengkapan materi dan kedalaman materi;
subkom-ponen keakuratan materi mengandung
Materi pembelajaran yang disajikan empat butir penilaian, yaitu: keakuratan
dirancang untuk dua semester. Setiap semester pemilihan wacana, keakuratan konsep dan teori,
terdiri atas empat tema pembelajaran yang keakuratan pemilihan contoh, keakuratan
bervariasi. Adapun tema pembelajaran yang pelatihan; subkomponen pendukung materi
disajikan pada semester 1, meliputi: (1) Kikatutui pembelajaran mengandung enam butir penilaian,
Sossoranta, (2) Kikasukmangi pappasanna tau yaitu: kesesuaian denganper kembangan
towata, (3) Maeki Sipakaingak, dan (4) Tutuki ri kebahasaan, kesesuaian dengan perkembangan
Kana-kana. Tema pembelajaran pada semester 2, kesastraan, kesesuaian
yaitu: (1) Ingakki ri Panggaukang ‘Hati-hatilah fitur/contoh/latihan/rujukan, pengembangan
dalam perbuatan, (2) Entengangi Kalambusanga, wawasan kebhinekaan/kebudayaan Makassar,
(3) Kipakabajiki Ampe-ampeta, dan (4) Kikatutui pengembangan wawasan karakter bangsa, dan
Bonena Alanga. Tema pembelajaran disajikan menunjang mata pelajaran lain.
secara terintegrasi dengan aspek kebahasaan dan Data yang disajikan pada tabel berikut
kesastraan. Tema yang disajikan dalam materi merupakan penilaian terakhir dari tim ahli setelah
pembelajaran mengandung nilai-nilai pendidikan produk materi pembelajaran direvisi berdasarkan
karakter yang berlandaskan pada ajaran agama hasil penilaian sebelumnya, baik secara
dan budaya yang diwariskan oleh leluhur. kuantitatif maupun kualitatif. Adapun penilaian
Masalah yang dibahas dalam tulisan ini tim ahli pada aspek kelayakan isi materi
difokuskan pada aspek kelayakan sebuah materi pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut.
pembelajaran yang meliputi: (1) kelayakan isi
materi pembelajaran, (2) kelayakan bahasa materi

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Kembong daeng, pengembangan materi pembelajaran… 32

Tabel 1. Data Kelayakan Isi Materi Pembelajaran

Skor Persen-
No Subkompo- Butir Penilaian tase (%) Ketegori
nen 1 2 3

1 Kesesuaian Kelengkapan materi 4 4 4 100 Sangat


uraian dengan Kedalaman materi 4 4 4
100 Layak
SK dan KD
2 Keakuratan Keakuratan pemilihan 4 4 4 100
materi wacana
Sangat
Keakuratan konsep dan 4 4 4 100
teori Layak
Keakuratan pemilihan 4 4 4 100
contoh
Keakuratan pelatihan 4 4 4 100

3. Pendukung Kesesuaian dengan 3 4 4 92


materi perkembangan kebahasaan
pembelajaran Kesesuaian dengan
perkembangan kesastraan 4 4 4 100
Kesesuaian
fitur/contoh/latihan/
rujukan 4 4 4 100 sangat
Pengembangan wawasan
layak
kebinekaan 4 4 4 100
Pengembangan wawasan
karakter bangsa 4 4 4 100
Menunjang mata pelajar-an
lain 4 3 4 100

Data di atas menunjukkan bahwa pembelajaran yang disajikan sudah layak


subkomponen kesesuaian materi dengan SK dan diajarkan kepada siswa kelas VII SMP yang
KD memperoleh skor rata-rata 4 atau tingkat mengajarkan BM.
persentase 100%; subkomponen keakuratan
materi memperoleh skor rata-rata 4 atau tingkat b. Kelayakan Bahasa Materi Pembelajaran
persentase 100%, dan subkomponen pendukung
Aspek kelayakan bahasa materi
materi pembelajaran memperoleh skor rata-rata
pembelajaran, mencakup tiga subkomponen,
3,7 atau tingkat persentase 92% dan ada empat
yaitu: (1) kesesuaian dengan tingkat
butir penilaian yang memperoleh skor rata-rata 4
perkembangan peserta didik, (2)
atau tingkat persentase 100%. Hal ini berati
kekomunikatifan, dan (3) keruntutan dan
bahwa terjadi peningkatan perolehan skor setelah
kesatuan gagasan. Ketiga subkomponen tersebut
materi pembelajaran direvisi. Dengan mengacu
dibahas secara berurutan berdasarkan data dan
kepada kriteria kelayakan materi pembelajaran,
analisis data yang telah dipaparkan.
aspek kelayakan isi berada pada kategori sangat
Subkomponen kesesuaian dengan tingkat
layak. Hal ini berarti bahwa isi materi
perkembangan peserta didik terdiri dari tiga butir
Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST
Kembong daeng, pengembangan materi pembelajaran… 33

penilaian, yaitu: kesesuaian dengan tingkat paduan antarstandar kompetensi, keruntutan dan
perkembangan intelektual peserta didik, keterpaduan paragraf, dan keefektifan dan
kesesuaian dengan tingkat perkembangan kegramatikalan kalimat.
sosioemosional peserta didik, dan kesesuaian Data yang disajikan pada aspek
dengan tingkat perkembangan spritual peserta kelayakan bahasa materi pembelajaran bahasa
didik; subkomponen kekomunikatifan mencakup Makassar juga merupakan penilaian terakhir dari
empat butir penilaian, yaitu: keterbacaan teks, tim ahli setelah beberapa kali direvisi. Data
ketepatan bahasa, ketepatan gambar dengan isi, penilaian dari tim ahli dapat dilihat pada tabel
dan ketepatan ejaan; subkomponen keruntutan berikut.
dan kesatuan gagasan gagasan terdiri dari tiga
butir penilaian, yaitu: keruntutan dan keter-

Tabel 2. Kelayakan Bahasa Materi Pembelajaran

Skor Persentase
No. Subkomponen Butir Penilaian Ketegori
1 2 3 (%)
1. Kesesuaian dengan Kesesuaian dengan 4 4 4 100
tingkat perkembangan intelektual
perkembangan Kesesuaian dengan
peserta didik perkembangan sosial 4 4 4 100 Sangat
emosiomal
layak
Kesesuaian denga
perkembangan spritual 4 4 4 100

2. Kekomunikatifan Keterbacaan teks 4 4 4 100


Ketepatan bahasa 3 4 4 92
Sangat
Ketepatan gambar dengan 4 4 3 92
isi layak
Ketepatan ejaan 4 4 4 100
3. Keruntutan dan Keruntutan dan 4 4 4 100
kesatuan gagas-an keterpaduan bab
Keruntutan dan keter- 4 4 4 100
paduan paragraf Sangat
Keefektifan/kegramati- 4 4 4 100
layak
kalan kalimat

Data pada tabel di atas menunjukkan aspek kelayakan bahasa berada pada kategori
bahwa subkomponen kesesuaian dengan tingkat sangat layak. Data kuantitatif di atas didukung
perkembangan peserta didik memperoleh skor oleh data kualitatif melalui catatan tim ahli pada
rata-rata 4 dengan tingkat persentase 100%; rangkuman kualitatif. Ketiga ahli menyatakan
subkomponen kekomunikatifan memperoleh skor bahwa materi pembelajaran ini sudah layak dari
rata- rata 3,5 dengan tingkat persentase 96%, dan segi bahasa
subkomponen keruntutan dan kesatuan gagasan
memperoleh skor rata-rata 4 dengan tingkat Kelayakan Penyajian Materi
persentase 100%. Dengan mengacu kepada Pembelajaran. Aspek kelayakan penyajian materi
kriteria kelayakan bmateri pembelajaran maka mencakup tiga subkomponen, yaitu:(1) teknik

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Kembong daeng, pengembangan materi pembelajaran… 34

penyajian, (2) penyajian pembelajaran, (3) Demikian halnya dengan aspek


kelengkapan penyajian. Subkomponen teknik kelayakan isi dan bahasa materi pembelajaran,
penyajian terdiri dari empat butir penilaian, yaitu: data kelayakan penyajian materi pembelajaran
konsistensi sistematika penyajian, keruntutan BM yang disajikan berikut merupakan penilaian
konsep, dan keseim-bangan antarbab, dan terakhir dari tim ahli. Adapun data kelayakan
keseimbangan antarstandar kompetensi; penyajian materi pembelajaran BM dapat dilihat
subkomponen penyajian pembelajaran terdiri dari pada tabel berikut.
tiga butir penilaian, yaitu: keterpusatan pada
peserta didik, keterangsangan metakognisi
peserta didik, dan keterangsangan daya
imajinasi, kreasi, dan berpikir kritis peserta
didik, dan subkomponen kelengkapan penyajian
terdiri dari tiga butir, yaitu: bagian pendahuluan,
bagian isi, dan bagian penutup.

Tabel 3. Kelayakan Penyajian Materi Pembelajaran

Skor Persentase
No. Subkomponen Butir Penilaian Ketegori
1 2 3 (%)
1. Teknik penyajian Kekonsistenan 4 4 4 100
sistematika
penyajian
Keruntutan konsep 4 4 4 100 Sangat layak
Keseimbangan
antarbab 4 4 4 100
Keseimbangan
antarstandar 4 4 4 100
kompetensi
2. Penyajian Keterpusatan pada 4 4 4 100
peserta didik
pembelajaran
Keteransangan
merakognisi 4 4 4 100 Sangat layak
peserta didik
Keterangsangan
daya imajinasi, 4 4 4 100
kreasi, dan berpikir
peserta didik
3. Kelengkapan Bagian 4 4 4 100
pendahuluan
penyajian Sangat layak
Bagian isi 4 4 4 100
Bagian penutup
4 4 4 100

Data pada tabel di atas menunjukkan persentase 100%; subkomponen penyajian


bahwa subkomponen teknik penyajian
pembelajaran memperoleh skor rata-rata 4 atau
memperoleh skor rata-rata 4 atau tingkat tingkat persentase 100%, dan subkomponen
kelengkapan penyajian juga memperoleh skor
Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST
Kembong daeng, pengembangan materi pembelajaran… 35

rata-rata 4 atau tingkat persentase 100%. Ketiga Guru merupakan salah satu faktor
subkomponen aspek kelayakan bahasa berada penting yang harus dilibatkan dalam uji coba
pada kategori sangat layak. Data kuantitatif di kelayakan materi pembelajaran. Dengan dasar
atas didukung oleh data kualitatif melalui catatan tersebut, guru dilibatkan sebagai sasaran uji coba
tim ahli pada rangkuman kualitatif. Ketiga ahli kelayakan materi pembelajaran BM yang telah
menyatakan bahwa materi pembelajaran ini dikembangkan. Adapun rangkuman data
sudah layak dari segi penyajian. penilaian dari praktisi (guru) di lapangan
terhadap kelayakan materi pembelajaran BM
2. Hasil Uji Coba Kelayakan Materi siwa kelas VII SMP/MTs. dapat dilihat pada
Pembelajaran dari Guru/Praktisi di lapangan tabel berikut.

Tabel 4. Data Kuantitatif Kelayakan Isi Materi Pembelajaran oleh Praktisi (Guru) di Lapangan

Skor Jmlh %
No Butir penilaian Kategori
1 2 3 4 5 6 skor
1. Kelengkapan materi 4 4 3 4 4 4 23 96 sangat
layak
2. Kedalaman materi 4 4 3 4 4 4 23 96 sangat
layak
3. Keakuratan pemilihan 4 4 4 4 4 4 24 100 sangat
wacana layak
4. Keakuratan konsep 4 4 4 4 4 4 24 100 sangat
dan teori layak
5. Keakuratan pemilihan 4 4 4 4 4 4 24 100 Sangat
contoh layak

6. Keakuratan pelatihan 4 4 3 4 4 4 23 96 sangat


layak
7. Kesesuaian dengan 4 4 3 4 4 4 23 96 sangat
perkembangan layak
kebahasaan
8. Kesesuaian dengan 4 4 3 4 4 3 22 92 sangat
perkembangan layak
kesastraan
9. Kesesuaian 4 4 3 4 4 4 23 96 sangat
fitur/contoh/latihan/ layak
rujukan
10. Pengembangan 4 4 4 4 4 3 23 96 sangat
wawasan layak
kebhinekaan/kebu-
dayaan Makassar
11. Pengembangan 4 4 4 4 4 3 23 96 sangat
wawasan karakter layak
bangsa
12. Menunjang mata 4 4 3 4 3 3 21 88 sangat
pelajaran lain layak

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Kembong daeng, pengembangan materi pembelajaran… 36

Data di atas menggambarkan bahwa Strategi pempelajaran dilakukan secara


materi pembelajaran yang telah dikembangkan terintegrasi antara aspek menyimak, berbicara,
sudah sesuai dengan kebutuhan di lapangan. membaca, dan menulis.
Hasil penilaian guru BM, baik secara kuantitatif Materi pembelajaran ini memuat aspek
maupun kualitatif pada aspek kelayakan isi, kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan
bahasa, dan penyajian materi pembelajaran psikomotor (keterampilan) yang berkaitan
sama dengan penilaian tim ahli, yaitu berada dengan aspek kebahasaan dan kesastraan. Isi
pada kategori sangat layak (96%). materi yang disajikan sesuai dengan pendapat
Reigeluth dalam Depdiknas (2011). Materi
Pembahasan pembelajaran dilengkapi gambar atau bagan
Sejalan dengan Model Four-D oleh yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan
Thiagarajan (1975), penelitian ini telah mengikuti peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar menarik
langkah-langkah penelitian pengembangan. minat siswa untuk belajar bahasa Makassar. Pada
Langkah yang dilakukan pada tahap materi sebelumnya, gambar yang disajikan belum
pendefinisian meliputi kegiatan analisis bervariasi dan ada gambar yang tidak sesuai
kurikulum bahasa Makassar, observasi bahan ajar dengan konteks wacana. Bahasa yang digunakan
yang telah ada, analisis peserta didik dan dalam materi pembelajaran ini adalah bahasa
konfirmasi dengan guru, analisis materi, Makassar dialek Lakiung (BMDL) karena dialek
penentuan tujuan pembelajaran dan tugas, dan inilah yang dijadikan sebagai dialek standar
mengumpulkan materi. Setelah melalui tahap dalam bahasa Makassar. Ejaan yang diterapkan
tersebut, peneliti melakukan perangcangan dalam penulisan materi pembelajaran ada dua,
Silabus, RPP, Tugas, dan penyusunan materi yaitu ejaan Latin dan ejaan Lontarak (Basang,
pembelajaran. Hasil dari perancangan tersebut dkk, 1975.
divalidasi oleh oleh ahli pengajaran, sastra, dan Materi pembelajaran bahasa Makassar
linguistik. Setelah materi pembelajaran yang disusun melali hasil penelitian belum
dinyatakan layak oleh Tim Ahli, peneliti banyak dilakukan di Sulawesi Selatan sehingga
mengujicobakan secara terbatas kepada guru produk yang dikembangkan memiliki beberapa
bahasa daerah di Kota Makassar. mulai dari keunggulan. Keunggulan produk materi
pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan pembelajaran ini dibanding materi pembelajaran
desiminasi. Desiminasi produk materi sebelumnya adalah: (1) Materi pembelajaran
pembelajaran masih terbatas pada guru sebagai dikembangkan berdasarkan KD dan Indikator
praktisi dan belum disebarluaskan secara luas serta tujuan pembelajaran, (2) Wacana yang
pada siswa pada saat arikel ini dimuat. Produk disajikan lebih kontekstual Bahasa yang
Prinsip pengembangan ini sejalan dengan digunakan lebih komunikatif, (3) Latihan yang
prinsip pengembangan materi pembelajaran oleh ditampilkan lebih bervariasi, (4) Materi
Sudaryat (2008). Penyajian materi pembelajaran pembelajaran sudah disertai gambar/foto/bagan
disusun secara sistematis dari hal yang mudah ke yang sesuai dengan konteks, (5) Materi yang
hal yang sukar dan dari yang sederhana ke hal disajikan dapat melatih keterampilan dan
yang kompleks, seperti materi diawali dari tujuan sosioemosional peserta didik, (6) Dapat
pembelajaran, pengantar, contoh (kosakata, meningkatkan kreativitas guru dan siswa dalam
kalimat, paragraf, dan wacana sastra maupun pemilihan metode dan teknik pembelajaran, dan
nonsastra),.materi pembelajaran disajikan dalam (7) Jenis materi yang dikembangkan mencakup
dua semester dan setiap semester terdiri atas aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
empat pelajaran dengan tema yang bervariasi. mencerminkan semangat kebudayaan Makassar
Tema yang dipilih disesuaikan dengan
kompetensi dasar yang telah digariskan dalam
standar isi kurikulum bahasa Makassar.

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Kembong daeng, pengembangan materi pembelajaran… 37

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR RUJUKAN


Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat Ali Ibrahim, Gufran. 2011. “Bahasa Terancam
disimpulkan bahwa materi pembelajaran BM Punah: Fakta, Sebab-Musabab, Gejala,
yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria dan Strategi Perawatannya” dalam Jurnal
kelayakan dari segi isi, bahasa, dan penyajian.. Ilmiah Masyarakat Linguistik Indonesia
Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil analisi data Tahun ke-29, Nomor 1. Jakarta:
bahwa ketiga aspek terbut mencapai kelayakan Masyarakat Linguistik Indonesia.
92% (kategori sangat layak dari Tim ahli dan Alim, Sumarno. Kriteria Pemilihan Materi
96% dari uji coba praktisi (guru). Sehubungan Pelajaran.“ Online: 28 Juli 2011,
dengan tenuan tersebut, penulis menyarankan diakses Tanggal 2 Januari 2012.
beberapa hal, antara lain: (1) produk materi Alwi, Hasan, dkk. (ed). 2003. Politik Bahasa,
pembelajaran yang telah dikembangkan dapat Rumusan Seminar Politik Bahasa.
digunakan sebagai salah satu bahan ajar bahasa Jakarta:Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Makassar untuk siswa SMP yang mengajarkan nasional..
bahasa Makassar di sekolah, (2) perlunya Amir, Johar. 2010. “Pola Pemilihan Bahasa
penelitian pada aspek yang lain, seperti: Ranah Keluarga di Kabupaten
pengembangan media pembelajaran BM, model Pangkajene Kepulauan” Disertasi.
pembelajaran BM, media pembelajaran BM, Makassar: PPS Universitas Hasanuddin.
pengembangan evaluasi, dan Lembar Kerja Basang, Djirong. 1997. Taman Sastra Makassar.
Siswa (LKS) bahasa Makassar, (3) perhatian Ujung Pandang: UD Mandiri.
pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terhadap Brown, H.D. 1994. Principles of Language
bahasa, sastra, dan budaya Makassar harus lebih Learning and Teaching. Eaglewood
ditingkatkan dan dijadikan bahasa daerah sebagai Cliffds: Prentice Hall.
mata pelajaran yang setara dengan mata pelajaran Brown, J.D. 1995. The Elements of Language
lain, (4) Model pembelajaran yang inovatif harus Curriculum. NY: Heinle Pub.
diterapkan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Chomsin in S. Widodo. 2002 Panduan Menyusun
Makassar agar siswa lebih termotivasi belajar Bahan Ajar Berbasis Kompetensi.
bahasa Makassar sebagai salah satu kearifan Jakarta: Kompas Gramedia.
lokal di Sulawesi Selatan. Daeng, Kembong. 2013. “Pengembangan Materi
Sehubungan dengan tenuan tersebut, Pembelajaran Bahasa Makassar Siswa
penulis menyarankan beberapa hal, yaitu (1) Kelas VII SMP/MTs di Sulawesi
perlunya penelitian pada aspek yang lain, seperti: Selatan”. Laporan Penelitian Disertasi.
pengembangan media pembelajaran BM, model Makassar: Universitas Negeri Makassar.
pembelajaran BM, media pembelajaran BM, Depdiknas. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun
pengembangan evaluasi, dan Lembar Kerja 2003 tentang Sistem Pendidikan
Siswa (LKS) bahasa Makassar, (2) perhatian Nasional. Jakarta.
pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terhadap Depdiknas. 2008. Panduan Materi Pembelajaran
bahasa, sastra, dan budaya Makassar harus lebih Pengembangan. Jakarta: Dirjen
ditingkatkan dan dijadikan bahasa daerah sebagai Manajemen Pendidikan Dasar dan
mata pelajaran yang setara dengan mata pelajaran Menengah, Direktorat Pendidikan
lain, (3) Model pembelajaran yang inovatif harus Sekolah Menengah Atas.
diterapkan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Depdiknas. 2008. Instrumen dan Deskripsi
Makassar agar siswa lebih termotivasi belajar Penilaian Buku Teks Pelajaran
bahasa Makassar sebagai salah satu kearifan Bahasa Indonesia SMP/MTs. Pusat
lokal di Sulawesi Selatan. Perbukuan Badan Standar Nasional
Pendidikan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST


Kembong daeng, pengembangan materi pembelajaran… 38

Gagne, Robert M dan Briggs Leslie. 1978.


Principles of Instructional Design. New
York: Chicago San Fransisco Dallas
Montreal Toronto London Sidney.
Kurnia, Ganjar. “Mengoptimalkan Kekhasan
Lokal” dalam Filed under:Inohong Seni
dan Budaya, Kliping Media Massa
Posted by: Eep. Sumber:umpad.ac.id
Diakses 10 April 2011.
Kusrianto. 2009. Menulis Buku Ajar dan
Referensi. Jakarta: Grasindo.
Maknum, Tajuddin. 2012. Nelayan Makassar
Kepercayaan, Karakter. Makassar:
Identitas Universitas Hasanuddin.
Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual
dan Penerapannya dalam KBK. Malang:
PN Universitas Negeri Malang.
Pannen, P & Purwanto. 2001. Penulisan Bahan
Ajar. Jakarta: PAU-PPAI UT.
Pelenkahu. 1974. Peta Bahasa Sulawesi Selatan.
Ujung Pandang. Peraturan Pemerintah
RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. 2005. Jakarta.
Richards, J.C. & Rodgers, T.S. 1993. Approaches
and Methods in Language Teaching.
Cambridge: Cambridge University Press.
Sudaryat, Yayat. 2008. Modul Pembelajaran
Bahasa Daerah. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: PN:
Alfabet.
Suherdi, Didi. 2005. “Peran Sentral Interaksi
dalam Proses Belajar-Mengajar Bahasa”
dalam Jurnal Bahasa & Sastra, Vol. 6,
No. 1, April 2006.
Suparman, Atwi. 1993. Desain Instruksional.
Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk
PPAI Ditjen Dikti Depdikbud.
Thiagarajan, Sivasailam dkk.. 1975. Instructional
Development for Training Teachers of
Exceptional Children. Indiana:Cana
University.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan 2009. Jakarta:
PN Pustaka Yustisia.

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2015 – JEST

Anda mungkin juga menyukai