Anda di halaman 1dari 22

PEMBELAJARAN BAHASA SUNDA SEBAGAI

MUATAN LOKAL SEBUAH KAJIAN ETNOGRAFI


DI SDN CIEMAS
KECAMATAN CURUG SERANG BANTEN

Jaka Tirta Bayu


Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung

ABTRAK
Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Oleh
karena itu, pembelajaran bahasa di arahkan agar siswa terampil berkomunikasi,
baik lisan maupun tulisan. Berbagai bahasa banyak ditemukan terutama dalam
pembelajaran
embelajaran di Banten terdapat pembelajaran bahasa Sunda, bahasa Sunda
merupakan bahasa daerah yang ada harus dijadikan sebagai kekayaan budaya yang
harus dipertahankan dan dilestarikan. Dalam pembelajaran bahasa khusunya
bahasa daerah harus disesuaikan dengan
dengan analisis kebutuhan dan analisis situasi
yang berada di daerah masing-masing
masing masing tersebut sehingga akan tercapai
pembelajaran bahasa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Penelitian ini merupakan sebuah kajian etnografi dengan mengumpulkan data
dengan menggunakan wawancara, observasi langsung ke lapangan dan data data-data
sekolah yang diteliti. Hasil dalam penelitian antara lain: Tujuan pembelajaran
bahasa Sunda Sebagai muatan lokal di SD Negeri Ciemas kecamatan Curug Serang
Banten ini sangat berfokus pada penguasaan kompetensi keterampilan berbahasa
baik secara lisan dan tulisan. Silabus yang dibuat oleh guru guru-guru tentang
pembelajaran bahasa Sunda masih menggunakan sistem lama yang disesuaikan
dengan kurikulum yang digunakan. Pemilihan materi ajar untuk siswa dan guru
sangat ditentukan oleh kebutuhan. Teknik pembelajaran yang digunakan guru masih
mempertimbangkan kemampuan siswa serta jenis kompetensi berbahasa yang
diajarkan. Sistem
istem penilaian pembelajaran bahasa disesuaikan dengan prinsip
penilaian yaitu dengan mengedapankan penilaian terhadap ketuntasan belajaran
yang dicapai dalam setiap individu siswa itu sendiri. Adapun tema budaya yang
terdapat dalam pembelajaran bahasa sunda
sunda dilihat segi kebudayaan, etos budaya,
kesenian, dan budaya masayarakat yang menerapkan banyak pelajaran hidup
Kata Kunci : Pembelajaran Bahasa Sunda, Muatan lokal, Etnografi

A. PENDAHULUAN konstruksi pengetahuan baru sebagai


Pembelajaran sebagai proses upaya meningkatkan penguasaan yang
belajar yang dibangun oleh guru untuk baik terhadap materi pembelajaran.
mengembangkan kreativitas berpikir Pada hakikatnya fungsi utama
yang dapat meningkatkan kemampuan bahasa adalah sebagai alat
berpikir siswa, serta dapat komunikasi.Oleh karena itu,
meningkatkan kemampuan meng
meng- pembelajaran bahasa diarahkan agar
1
siswa terampil berkomunikasi, baik di Nusantara tercinta boleh jadi bukan
lisan maupun tulisan.Pembelajaran sesuatu yang menarik dan menantang.
bahasa selain untuk meningkatkan Pembaca tak perlu terkejut akan hal ini
keterampilan berbahasa, juga untuk karena kenyataan menunjukkan bahwa
meningkatkankemampuan berpikir, pamor bahasa daerah sudah kalah (jauh)
mengungkapkan gagasan, perasaan, dibandingkan dengan bahasa nasional
pendapat, persetujuan, keinginan, kita, apalagi dengan bahasa Inggris
penyampaian informasi tentang suatu yang dijuluki bahasa internasional
peristiwa dan kemampuan memperluas walaupun sebenarnya belum separuh
wawasan. penduduk dunia menggunakannya
Menurut Dimyati & Mudjiono sebagai alat komunikasi antarbangsa.
Pembelajaran adalah kegiatan guru Disadari atau tidak, hegemoni bahasa
secara terprogram dalam desain sedang terjadi di dalam masyarakat dan
instruksional, untuk membuat siswa lingkungan hidup kita. Dan tentu saja
belajar secara aktif, yang menekankan bahasa-bahasa “besar” yang dianggap
pada penyediaan sumber belajar. “lebih bermanfaat” itulah yang memiliki
Dalam pembelajaran guru harus hegemoni.
memahami materi pelajaran yang Apabila setiap pribadi
diajarkan sebagai suatu pelajaran yang mengedepankan aspek di atas dalam
dapat mengembangkan kemampuan menyikapi bahasa daerah, maka sudah
berpikir siswa dan memahami barbagai nyaris pasti bahwa bahasa-bahasa
model pembelajaran yang dapat daerah, karena dianggap tidak berguna
merangsang kemampuan siswa untuk secara ekonomi, akan ditinggalkan.
belajar dengan perencaan pengajaran Tidak mengherankan jika orang berkata:
yang matang oleh guru. Oleh sebab itu “Untuk apa capai-capai dan buang
diperlukan adanya teori pembelajaran waktu belajar bahasa yang tidak laku di
yang akan menjelaskan asas-asas untuk pasar?” Para orang tua yang berpikir
merancang pembelajaran yang efektif bahwa bahasa daerah tidak ada
dikelas. faedahnya bagi kehidupan masa depan
Pada hakikatnya pembelajaran tidak akan bersedia mewariskan bahasa
bahasa harus juga di arahkan pada ibunya kepada anak-anaknya.
hakikat bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa Sunda merupakan sebuah
Sebagaimana diketahui, bahwa sekarang peninggalan sejarah dari jaman dahulu
ini orientasi pembelajaran bahasa yang perlu lestarikan, pelestarian harus
berubah dari penekanan pada dimulai dari semenjak dini tingkat dasar
pembelajaran aspek bentuk ke (SD) dengan memberikan sebuah
pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan tentang bahasa asli
aspek fungsi, salah satu fungsi bahasa daerahnya yang harus dijaga atau
adalah sebagai alat pemersatu berbagai dilestarikan, pada kenyataannya karena
masyarakat yang berbeda-beda latar jaman telah berubah dan bahasa pun
belakang sosial budaya dan bahasanya. mengalami perubahan yang signifikan
Pada era globalisasi dan modernisasi artinya sekarang orang tua melakukan
ini, berbicara tentang bahasa daerah komunikasinya langsung menggunakan
yang umumnya merupakan bahasa ibu bahasa Indonesia atau bahasa Nasional.
2
Hampir tidak diberikan pemahaman muatan lokal ditentukan oleh satuan
yang dalam tentang bahasa daerah atau pendidikan, tidak terbatas pada mata
lokal komunikasi menggunakan bahasa pelajaran keterampilan. Muatan lokal
Sunda atau bahasa daerah bagi anak merupakan bagian dari struktur dan
sekarang dianggap tidak mengikuti muatan kurikulum yang terdapat pada
jaman (kuno). Dengan sendirinya Standar Isi di dalam kurikulum tingkat
bahasa daerah atau bahasa lokalpun satuan pendidikan. Keberadaan mata
sedikit demi sedikit akan punah dan pelajaran muatan lokal merupakan
mungkin hilang ditelan perkembangan bentuk penyelenggaraan pendidikan
jaman. yang tidak terpusat, sebagai upaya agar
Dari kenyataan tersebut akan penyelenggaraan pendidikan di masing
masing-
memberikan dapat buruk terhadapterha masing daerah lebih meningkat
kelestarian bahasa daerah atau bahasa relevansinya terhadap kkeadaan dan
lokal, anak-anak
anak menganggap bahasa kebutuhan daerah yang bersangkutan.
tersebut bahasa asing, atau tidak Hal ini sejalan dengan upaya
penting. Ditambah lagi lingkungan peningkatan mutu pendidikan nasional
ataupun media televisi yang mulai sehingga keberadaan kurikulum muatan
memberikan aspek buruk tentang lokal mendukung dan melengkapi
bahasa, hampirs semua bahasa yang kurikulum nasional. Muatan lokal
didengan keluar
uar jauh dari kaidah baik merupakan mata pelajaran, sehingga
bahasa nasional ataupun bahasa daerah. satuan pendidikan harus
Kenyataan ini sebuah dilema di mengembangkan Standar Kompetensi
masyarakat yang harus banyak dan Kompetensi Dasar untuk setiap
diperhatikan terutama bagi pemerintah jenis muatan lokal yang
setempat untuk memberikan sebuah diselenggarakan. Satuan pendidikan
kebijakan dalam menyelamatkan sebuah dapat menyelenggarakan satu mata
peninggalan sejarah terutama
rutama dalam pelajaran muatan lokal setiap semester.
bentuk bahasa. Dengan memberikan Ini berarti bahawa dalam satu tahun
pengetahuan tentang bahasa walaupun satuan
uan pendidikan dapat
itu hanya sedikit diharapkan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran
menjadi cahaya bagi siswa untuk ikut muatan lokal.
melestarikan sebuah peninggalan Kurikulum muatan lokal
bahasa. Sebuah pembelajaran yang merupakan satu kesatuan dari
terdapat di sekolah dasar yang kurikulum nasional jadi masuknya
berhubungan
ungan dengan bahasa daerah muatan lokal tidak berarti mengubah
yakni pembelajaran muatan Lokal. kurikulum yang sudah ada, artinya
Muatan Lokal merupakan ditinjau dari bidang studi ya
yang telah ada
kegiatan kurikuler untuk dalam kurikulum nasional tetap
mengembangkan kompetensi yang digunakan dan dijadikan rujukan dalam
disesuaikan dengan ciri khas dan memasukkan bahan pengajaran muatan
potensi daerah, termasuk keunggulan lokal.
daerah, yang materinya tidak dapat Dengan demilkian sifat dari muatan
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran lokal adalah memperkaya dan
yang ada. Substansi mata pelajaran mengembangkan pokok bahasan dalam
3
bidang studi sesuai lingkungan alam Sesuai dengan kemampuan peserta
sosial budaya masyarakat setempat. didik, (4) Disetujui dan didukung oleh
Oleh sebab itu isi program pendidikan pemerintah setempat atau masyarakat
muatan lokal bisa berupa bahan dalam seluruh aspek program tersebut,
pengajaran dari masyarakat setempat, (5) Tersedianya tenaga pengelola
bisa juga media dan strategi untuk (tenaga kependidikan) pelaksana dan
memajukan dan mengembangkan sumber lainnya, (6) Dapat dilaksanakan
daerah tersebut yang berdampak baik dan dikembangkan secara baik oleh para
bagi perkembangan pendidikan pengelola, (7) Sesuai dengan kemajuan
nasional. dan inovasi pendidikan, kebutuhan
Tujuan utama masuknya muatan masyarakat dan minat peserta didik.
lokal dalam kurikulum nasional hanya Muatan lokal merupakan sebuah
untuk menyelaraskan materi yang pembelajaran yang sangat penting
diberikan kepada siswa sesuai dengan diberikan kepada siswa untuk dapat
kondisi lingkungannya, memberikan sebuah penanaman nilai
mengoptimalkan sekaligus budaya dan diharapkan memberikan
menanamkan nilai budaya daerah dampak positif bagi perkembangan
tersebut kepada siswa dengan harapan budaya setempat.
budaya dan perkembangan daerah Menurut Iskandar & Dadang
tersebut akan maju dan berdampak Suhendar adalah Keterampilan seorang
positif bagi kemajuan perkembangan guru terhadap sebuah bahasa tergantung
pendidikan nasional. Selengkapnya, pada adanya kesempatan untuk
tujuan diadakannya Muatan Lokal menggunakan bahasa tersebut, karena
adalah sebagai berikut: (1) Mengenal itu, wajar kalau bahasa pertama lebih
dan menjadi lebih akrab dengan dikuasai dari pada bahasa kedua atau
lingkungan alam, sosial, dan budayanya, ketiga dan seterusnya.Tetapi
(2) Memiliki bekal kemampuan dan kesempatan untuk menggunakan dua
keterampilan serta pengetahuan bahasa atau lebih sama peluangnya,
mengenai daerahnya yang berguna bagi maka ada kemungkinan terjadi
dirinya maupun lingkungan masyarakat keterampilan akan bahasa pertama
pada umumnya, (3) Memiliki sikap dan menjadi berkurangterutama dalam
perilaku yang selaras dengan nilai- penguasaan kosa kata, kalau sesorang
nilai/aturanaturan yang berlaku di dalam waktu yang relatif lama tinggal
daerahnya, serta melestarikan dan dilingkungan masyarakat yang
mengembangkan nilai-nilai luhur menggunakan bahasa lain.
budaya setempat dalam rangka Keterampilan bahasa pertama akan
menunjang pembangunan nasional. terkubur dibawah keterampilan
Tentunya muatan lokal berbahasa lain.”
mempunyai persyaratan agar menjadi Pada dasarnya mempertahankan
kesatuan dalam kurikulum nasional, itu akan lebih sulit dari pada kita
yaitu: (1) Kekhasan lingkungan alam memperjuangkan, perlu adanya
dan budayanya, (2) Menunjang penanaman jati diri terlebih dahulu
pembangunan daerah tersebut dan kepada siswa supaya kecintaan siswa
pembangunan nasional tentunya, (3) terhadap bahasa sendiri akan lebih
4
besar. Tugas utama guru adalah pembelajaran bahasa Sunda dengan
menanamkan jati diri, menanamkan rasa adanya peningkatan dalam proses
tanggungjwab, rasa memiliki kepada pembelajaran dan pengg
penggunaan teknik,
siswa. strategi, dan metode yang lebih
Tugas ini sangat berat untuk bervariasi karena itu akan mempengarui
seorang guru karena akan memerlukan keberhasilan siswa dalam proses
proses yang panjang dan membuat pembelajaran bahasa Sunda secara
strategi
rategi pembelajaran yang baik dan maksimal.
tepat sehingga pembelajaran akan Didasari latar belakang tersebut
sampai kepada siswa, tidak sedikit para peneliti tertarik untuk melakukan
guru menemui berbagai hambatan dan sebuah penelitian dengan judu
judul
tantangan ketika dihadapkan pada “Implementasi pembelajaran
embelajaran bahasa
kegiatan pembelajaran di kelas. Dan ini Sunda sebagai muatan lokal ((sebuah
benyak disebabkan oleh berbagai factor kajian etnografi di SD Negeri Ci Ciemas
yang
ng bias saja muncul dari siswa atau Kecamatan Curug Serang Banten
Banten).
guru itu sendiri. Penelitian ini di fokuskan pada
Banyak hal yang harus dikuasai pembelajaran bahasa Sunda sebagai
seorang guru bahasa yang akan muatan lokal (sebuah kajian etnografi di
memberikan pembelajaran bahasa agar SD Negeri Ciemasemas kecamatan Curug
dapat menjalankan tugasnya secara Serang Banten).
maksimal. Hal pertama yang harus Adapun subfokus dalam
dikuasai adalah penguasaan terhadap penelitian adalah:
bahasa
hasa tersebut yang dalam hai ini a) Pembelajaran
embelajaran bahasa Sunda sebagai
mencakup kemampuan pemahaman muatan lokal di SD Negeri Ciemas
terhadap linguistiknya seperti Kecamatan Curug Kota Serang
tatabahasa, kosa kata, idiom dan b) Desain pembelajaran bahasa Sunda
sebagainya. sebagai muatan lokal di SD Negeri
Selain itu seorang guru juga harus Ciemas Kecamatan Curug Kota Serang
menguasa metode, strategi serta teknik c) Implementasi pembelajaran bahasa
mengajar bahasa yang baik. Ketidak Sunda Sebagai muatan lokal di SD
mampuan menguasai
enguasai ketiga hal di atas Negeri Ciemas Kecamatan Curug Kota
akan menyebabkan siswa sulit Serang
mempelajari serta menggunakan bahasa d) Hasil pembelajaran bahasa Sunda
Asing yang dipelajarinya secara sebagai muatan lokal di SD Negeri
memadai. Ciemas Kecamatan Curug Kota Serang.
Banyak guru yang lebih
menyukai menggunakan metode lama B.Metode
Metode Penelitian
yang bersifat tradisional dan monoton. Sesuai dengan tujuan penelitian,
Hal ini akan memberikan aspek as bosan metode yang digunakan dalam
dan males kepada siswa dalam proses penelitian ini adalah metode
pembelajaran. kualitatifyang mengacu kepada
Melihat berbagai fakta yang ada maka pandangan natulaistik berdasarkan
sudah selayaknya diperlukan adanya pertimbangan bahwa penelitian ini
suatu peningkatan dalam pelaksanaan bermaksud meneliti dan mengkaji
5
secara mendalam peristiwa atau pandang informan dapat dicatat secara
kejadian dalam seting penelitian yang seksama dan dibuat melalui kutipan-
alami, penelitian yang memotret apa kutipan yang diedit secara teliti dan
adanya berdasarkan peristiwa yang cukup repsentatif. Dan, produk akhir
terjadi. Moleong mengungkapkan yang diharapkan adalah uraian
bahwa penelitian kualitatif merupakan berbentuk naratif dan holistic.
penelitian phenomena yang terjadi dan Jadi penelitian ini mengkaji
akan dilakukan dengan jalan melibatkan prilaku komunitas masyarakat di
sebagai metode penelitian yang ada. lingkungan SD Negeri Ciemas
Metode yang biasanya dimanfaatkan kecamatan Curug Banten dalam setting
adalah wawancara, pengamatan dan alamiah yang dilihat dari perspektif
pemanfaatan dokumen. budaya.
Metode yang digunakan dalam Spardley berpendapat bahwa
penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi cenderung meng-gambarkan
kualitatif dengan metode etnografi. budaya dan aspek-aspeknya. Kemudian
Etnografi menurut Creswell adalah pengetahuan yang diperoleh tersebut
prosedur penelitian kualitatif untuk nantinya digunakan untuk
mendeskripsikan, menganalisis, dan meninterprestasi-kan fenomena atau
meninterprestasikan suatu kelompok menimbulkan suatu reaksi prilaku.
berkaitan dengan kultur (budaya) Prilaku di sini menurut Spardley adalah
mengenai pola tindakan, keyakinan, dan prilaku subjek yang diteliti terutama
bahasa yang berkembang. Inti guru dan siswa yang sedang terlihat
pemahaman mengenai etnografi ini dalam proses belajar mengajar di dalam
adalah sebuah kebudayaan. Untuk kelas.
memahami kebudayaan yang Metode dan teknik penilaian ini
berkembang tersebut, peneliti etnografer dipilih dengan alasan untuk
secara khusus meluangkan waktu untuk menghasilkan data atau keadaan
mengamati, mewancarai, dan mengenai objek yang diteliti dengan
mengumpulkan dokumen-dikumen benar dan didukung data atau fakta
mengenai kelompok yang diteliti. empiris. Jadi, data mengenai
Syamsudin dan Damaianti pembelajaran bahasa Sunda sebagai
mengungkapkan pula tentang penelitian muatan lokal di SD Negeri Ciemas
etnografi ini, ethonografi adalah Kecamatan Curug Serang Banten ini
penelitian untuk menjelaskan dan merupakan penelitian kualitatif.
menafsirkan budaya atau kelompok atau Pemilihan metode kualitatif ini
sistem sosial.Fokus penelitian ini pada bertujuan untuk mengungkap berbagai
pola-pola tindakan bahasa, ritual, dan informan kualitatif atau menghasilkan
pola-pola hidup yang dipelajari. Sebagai data kualitatif. Bognan dan Taylor
sebuh proses, etnografi melibatkan kerja mengungkapkan bahwa informasi
di lapangan yang membutuhkan banyak kualitatif diperoleh dengan
waktu, melakukan pengamatan secara pendeskripsian yang diteliti dan penuh
khusus dan wawancara dengan para nuansa untuk menggambarkan secara
peserta, mengumpulkan berbagai cermat sifat-sifat suatu hal (individu,
artefak, melakukan observasi. Sudut organisasi, atau kelompok), keadaan,
6
gejala, atau fenomena yang lebih yang terjadi di dalam seperti melihat
berharga daripada sekedaar pernyataan perspektif guru ketika menggunakan
jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk metode dan teknik mengajar di kelas.
angka-angka
angka dan tidak terbatas
terba pada Sementara itu data yang diperoleh
pengumpulan data melainkan meliputi adalah berdasarkan proses pengama
pengamatan
analisis dan interprestasi data tersebut kegiatan belajar mengajar dalam proses
sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. pembelajaran bahasa Sunda yang terjadi
Dengan demikian metode etnografi ini di dalam kelas secara normal tanpa
adalah kegiatan peneliti melakukan adanya pegaruh dan rekayasa.
studi dengan menjelaskan proses Penelitian etnografi umumnya
pembelajaran bahasa Sunda sebagai s mempunyai kesamaan dengan
muatan lokal di SD Negeri Ciemas penjelajah yang mencoba memetakan
kecamatan Curug Serang Banten. Untuk suatu wilayah hutan belantara. Peneliti
itu, peneliti melakukan kegiatan etnografii mengidentifikasi ciri ciri-ciri
penelitian dengan melakukan utama dari wilayah tersebut; peneliti
obeservasi, wawancara serta kajian etnografi ingin mendeskripsikan
dokumen karena diperlukan waktu yang wilayah kultural.
cukup untuk melakukan penelitian Prosedur penelitian etnografi dapat
situasi-situasi,
si, aktivitas serta interaksi bersifat siklus yang diungkapkan
sehari-hari
hari dalam proses pembelajaran Spradley, yaitu:
bahasa Sunda sebagai muatan lokal di a. Pemilihan suatu proyek eetnografi,
SD Negeri Ciemas kecamatan Curug yaitu pembelajaran bahasa Sunda
Serang Banten. sebagai muatan lokal di SD Negeri
Hal ini sesuai dengan Ciemas Kecamatan Curug Serang.
karakteristik penelitian kualitatif b. Pengajuan pertanyaan etnografi,
natural, deskriptif, penekanan terhadap pengajuan pertanyaan berkaitan dengan
proses,
es, induksi dan penekanan makna. topic dan subfokus penelitian yang telah
Di sini yang dimaksud dengan sifat dijabarkan di dalam BAB I.
natural adalah penelitian sebagai c. pengumpulan data etnografis
instrument dan sumber data langsung yang berkaitan dengan pertanyaan
secara ilmiah. Bersifat deskriptif karena penelitian. Setelah menentukan
data yang dikumpulkan berupa kata- kata penjabaran dari subfokus penelitian,
kata atau gambar. maka dilakukan pengumpulan data yang
Sifat penekanan pada proses pr berguna untuk mendukung pertanyaan
karena memang lebih berupa kata-kata
kata di dalam penelitian ini.
atau gambar. Sifat penekanan pada d. pembuatan suatu rekaman
proses karena memang lebih menekan etnografis, yang merupakan sumber
proses pembelajaran tersebut dari pada pertama dari penelitian yang dilakukan.
hasilya. Dokumentasi dilakukan sebagai sumber
Bersifat induktif karena menganalisis pertama di dalam pengamatan yang
datanya secara induktif dan tidak dilakukan oleh peneliti untuk kemudian
bermaksud membuktikan se
sebuah akan diteliti lebih lanjut.
hipotesis. Sifat penekanan makna e. Melakukan analisis data
karena ingin menjelaskan situasi-situasi
situasi etnografis terhadap data yang telah
7
dimiliki dengan menggunakan teknik Serang dan sekitarnya yang juga
analisis data. merupakan bahasa ibu bagi sebagian
f. Setelah dirasa lengkap maka masyarakatnya. 2) Peserta didik
peneliti melakukan penulisan sebagai memahami bahasa Sunda dari segi
laporan penelitian. bentuk, makna dan fungsi serta mampu
menggunakannya secara tepat dan
kreatif untuk berbagai konteks (tujuan,
keperluan dan keadaan). 3) Peserta
didik memiliki kemampuan dan
kedisiplinan dalam berbahasa Sunda
untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, kematangan emosional, dan
kematangan sosial. 4) Peserta didik
mampu menikmati dan memanfaatkan
karya sastra Sunda untuk meningkatkan
Tabel 3.1 Siklus penelitian Etnografi pengetahuan dan kemampuan berbahasa
(Emzir.2008:157) Sunda, mengembangkan kepribadian,
dan memperluas wawasan kehidupan. 5)
C.PEMBAHASAN TEMUAN Peserta didik menghargai dan
PENELITIAN membanggakan sastra Sunda sebagai
Dari hasil yang di dapat dalam khasanah budaya dan intelektual
melaksanakan penelitiannya di SD manusia Sunda.
Negeri Ciemas Kecamatan Curug Berdasarkan hal tersebut,
Serang Banten dan hasil penelitian kesemuanya menuntut kesungguhan
tersebut dirumuskan sebagai berikut: siswa untuk selalu terus menerus
meningkatkan potensi diri membentuk
1. Pembelajaran bahasa Sunda pribadi yang kreatif dalam
Sebagai Muatan Lokal di SD Negeri membahasakan ide, pikiran, perasaan
Ciemas Kecamatan Curug Kota dan informasi baik secara lisan maupun
Serang tertulis. Kemampuan dalam berbahasa
Proses pembelajaran bahasa khususnya bahasa Sunda adalah
Sunda yang direncanakan dengan baik kemampuan membutuhkan pengetahuan
dimulai dengan perumusan tujuan yang kompleks.
pembelajaran yang disesuaikan dengan Dapat dikatakan bahwa
tingkat kebutuhan siswa dan pencapaian kemampuan dalam pembelajaran bahasa
tujuan ini menjadi keharusan dan fokus Sunda mencakup kemampuan lainnya
sentral dalam pembelajaran materi seperti membaca, menulis, mendengar,
bahasa Sunda. menyimak, dan kreasi sastra. Oleh
Dalam penelitian ini ditemukan sebab itu, pembelajaran bahasa Sunda
bahwa pembelajaran bahasa Sunda yang harus dimiliki siswa, karena
siswa SD Negeri Ciemas Kecamatan pembelajaran yang diberikan melalui
Curug Serang Banten adalah: 1) Peserta tulisan dan lisan, siswa dapat
didik menghargai dan membanggakan menyampaikan pengalaman, pikiran,
bahasa Sunda sebagai bahasa daerah di
8
perasaan, gagasan, informasi atau mengembangkan dan membina
keinginannya. kemampuan berbahasa lokal baik secara
Hal penting dalam pembelajaran lisan maupun tulisan dalam
bahasa Sunda adalah bagaimana siswa mengkomunikasikan pikiran, ide ide.
dapat menghargai budaya dan Sebagai wujud nyata dari
memperluas wawasan tentang budaya kesadaran mengenai pentingnya
Indonesia dengan menikmati karya melestarikan budaya, pengajaran bahasa
sastra Sunda. Dengan demikian, Sunda dikembangkan menurut tujuan
pembelajaran bahasa Sunda terfokus utama pembelajaran bahasa Sunda, oleh
pada siswa, seta aktivitas mereka lebih sebabnya
babnya pembelajaran bahasa Sunda
terarah untuk mencapai tujuan ditekan pada proses pembelajaran
pembelajaran bahasa Sunda seperti apa menulis dan berbicara bahasa Sunda itu
yang diharapkan. sendiri sebagai keterampilan produktif
produktif-
Jika tujuan pembelajaran bahasa Sunda representatif. Untuk meningkatkan
tercapai secara benar, maka kemampuan produktivitas siswa dalam berkarya
pembelajaran bahasa Sunda sudah menggunakan bahasa secara tertulis dan
menjadi bagian dari kehidupan siswa, lisan,
n, guru memberikan kesempatan
kecerdasan ini diharapkan dapat yang seluas-luasnya
luasnya kepada siswa untuk
membentuk suatu nuansa baru yaitu membuat tugas bahasa Sunda, tugas
kecerdasan spiritual karena bahasa latihan, tugas memahami sastra Sunda
Sunda adalah merupakan suatu budaya dalam bentuk teks atau karya seni.
yang harus
arus dipertahankan dan
dilestarikan. 2. Desain pembelajaran bahasa
Kemampuan bahasa Sunda Sunda Sebagai Muatan Lokal di SD
mengharuskan siswa untuk dapat Negeri Ciemas
membaca, menulis, menyimak dan Berdasarkan hasil pengamatan,
mendengar, maka kemampuan ini dapat observasi dan wawancara yang
dikembangkan untuk berbagai ilmu dilakukan penulis dilapangan,
pengetahuan dan teknolofi yang relevan. ditemukan bahwa silabus pembelajaran
Dapat dikatakan bahwa kemampuan
kem bahasa Sunda merupakan refleksi dari
berbahasa Sunda merupakan suatu keinginan dan harapan siswa dalam
upaya yang dapat memberikan memperoleh haknya mendapatkan
pencintraan kepada siswa bagaimana pendidikan yang baik, layak ddan benar
melestarikan bahasa dan memiliki pada materi pembelajaran bahasa Sunda
kemampuan dalam merangkai kata, dan merupakan refleksi dari keinginan
frase, menyusun kalimat menjadi dan harapan guru dalam memenuhi
paragraf, pelafalan dan memahami tugasnya sebagai pendidikan yang
makna secara utuh, yang mengandung profesional dalam mencapai target
pesan baik tersirat maupuan tersurat. tujuan pembelajaran yang diharapkan
diharapkan.
Fakta di lapangan menunjukan bahwa Bahasa Sunda adalah sebagai
pembelajaan bahasa Sunda di SD bahasa pengantar yang digunakan dalam
Negeri Ciemas masih perlu diarahkan pembelajaran ialah bahasa Sunda. Di
menjadi suatu proses kegiatan yang sekolah-sekolah
sekolah atau daerah yang
memberikan motivasi, membimbing, mengalami kesulitan dengan pengantar
9
bahasa Sunda dapat digunakan bahasa pengalaman apresiasi dan ekspresi
Indonesia, baik sebagian maupun sastra, bukan pada pengetahuan sastra.
sepenuhnya. Akan tetapi, selalu disertai Dalam sastra terkandung
usaha untuk secara berangsung-angsur pengalaman manusia, yang meliputi
bisa memahami petunjuk dalam bahasa pengalaman pengindraan, perasaan,
Sunda. Di daerah-daerah yang memiliki kahyal, dan perenungan, yang secara
basa wewengkon, kata-kata dialek dapat terpadu diwujudkan dalam penggunaan
difungsikan untuk mempercepat atau bahasa, baik secara lisan maupun secara
meningkatkan kualitas pembelajaran. tertulis. Melalui sastra murid diajak
Pembelajaran bahasa dan sastra untuk memahami, menikmati, dan
Sunda bertitik tolak dari pandangan menghayati karya sastra. Pengetahuan
bahwa bahasa Sunda merupakan alat tentang sastra dijadikan penunjang
komunikasi bagi masyarakat dalam mengapresiasi karya sastra.
pendukungnya. Komunikasi bahasa Dengan demikian, fungsi utama sastra
diwujudkan melalui kegiatan berbahasa sebagai penghalus budi, peningkatan
lisan (menyimak-berbicara) dan kepekaan, rasa kemanusiaan, dan
kegiatan berbahasa tulis (membaca- kepedulian sosial, penumbuhan
menulis). Oleh karena itu, pembelajaran apresiasi budaya, serta penyaluran
bahasa Sunda diarahkan untuk gagasan dan imajinasi secara kreatif
meningkatkan keterampilan berbahasa dapat tercapai dan tersalurkan.
dan bersastra Sunda, kemampuan Pemakaian bahasa Sunda yang
berpikir dan bernalar, serta kemampuan nyata dipengaruhi berbagai konteks,
memperluas wawasan tentang budaya antara lain, siapa penyapa dan pesapa,
Sunda, juga diarahkan untuk pada situasi bagaimana, di mana
mempertajam perasaan murid. Di tempatnya, kapan waktunya, media apa
samping itu, diharapkan murid tidak yang digunakan, dan apa isi
hanya mahir berbahasa Sunda, pandai pembicaraannya. Untuk keperluan itu,
bernalar, tetapi juga memiliki kepekaan dalam pembelajaran bahasa dapat
dalam berhubungan satu sama lain, dan digunakan berbagai pendekatan, antara
dapat menghargai perbedaan yang lain, pendekatan kompetensi
berlatar belakang budaya. Murid tidak komunikatif dan pendekatan kontekstual
hanya diharapkan mampu memahami dengan berbagai media dan sumber
informasi yang lugas dan tersurat, belajar.
melainkan juga yang kias dan tersirat. Murid adalah peserta aktif atau
Agar murid mampu sebagai pelajar. Berkaitan dengan
berkomunikasi, pembelajaran bahasa pembelajaran bahasa dan sastra Sunda,
Sunda diarahkan pada kegiatan untuk murid harus mendapat kesempatan yang
membekali murid terampil berbahasa sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya
lisan dan berbahasa tulis. Murid dilatih untuk beroleh pengalaman berbahasa
lebih banyak menggunakan bahasa dan bersastra Sunda, melalui kegiatan
daripada pengetahuan tentang bahasa. reseptif (menyimak, membaca) dan
Juga pembelajaran sastra Sunda kegiatan produktif (berbicara, menulis).
diarahkan agar murid beroleh Di dalam hal ini perlu pula
dipertimbangan pemakaian aspek-aspek
10
kebahasaan yang berupa fonem, kata, c. Sistematis
kalimat, dan paragraf. Komponen-komponen
komponen silabus saling
Desain pembelajaran merupakan suatu berhubungan secara fungsional dalam
rencana pembelajaran atas suatu materi mencapai kompete
kompetensi. SK dan KD
ajar yang berfungsi sebagai acuan atau merupakan acuan utama dalam
pedoman guru dalam melaksanakan pengembangan silabus. Dari kedua
pembelajaran di kelas. Secara isi desain komponen ini, ditentukan indikator
mencakup standar kompetensi, pencapaian, dipilih materi pembelajaran
kompetensi dasar, materi pokok/ yang diperlukan, strategi pembelajaran
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, yang sesuai, kebutuhan waktu dan
indikator pencapaian kompetensi untuk media, serta teknik dan instrumen
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan penilaian yang tepat untuk mengetahui
sumber belajar dengan prinsip pencapaian kompetensi tersebut.
pengembangan
ngan silabus sebagai berikut: d. Konsisten
a. Ilmiah Adanya hubungan yang konsisten
Keseluruhan materi dan kegiatan (ajeg, taat asas) antara KD, indikator,
yang menjadi muatan dalam silabus materi pembelajaran, kegiatan
harus benar dan dapat pembelajaran, sumber belajar, serta
dipertanggungjawabkan secara teknik dan instrumen penilaian. Deng
Dengan
keilmuan. Di samping itu, strategi prinsip konsistensi ini, pemilihan materi
pembelajaran yang dirancang dalam pembelajaran, penetapan strategi dan
silabus perlu memperhatikan prinsip-
prinsip pendekatan dalam kegiatan
prinsip pembelajaran dan teori belajar.
bel pembelajaran, penggunaan sumber dan
b. Relevan media pembelajaran, serta penetapan
Cakupan, kedalaman, tingkat teknik dan penyusunan instrumen
kesukaran dan urutan penyajian materi penilaian semata-mata
mata diarahkan pada
dalam silabus harus disesuaikan dengan pencapaian
ian KD dalam rangka
tingkat perkembangan fisik, intelektual, pencapaian SK.
sosial, emosional, dan spritual peserta e. Memadai
didik. Prinsip ini mendasari Cakupan indikator, materi
pengembangan silabus, baik bai dalam pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
pemilihan materi pembelajaran, strategi sumber belajar, dan sistem penilaian
dan pendekatan dalam kegiatan cukup untuk menunjang pencapaian
pembelajaran, penetapan waktu, strategi KD. Dengan prinsip ini, maka tuntutan
penilaian maupun dalam kompetensi harus dapat terpenuhi
mempertimbangkan kebutuhan media dengan pengembangan materi
dan alat pembelajaran. Kesesuaian pembelajaran dan kegiatan
antara isi dan pendekatan pembelajaran pembelajaran yang dikembangkan.
yang tercermin
ermin dalam materi Sebagai contoh, jika SK dan KD
pembelajaran dan kegiatan menuntut kemampuan menganalisis
pembelajaran pada silabus dengan suatu obyek belajar, maka indikator
tingkat perkembangan peserta didik pencapaian kompetensi, materi
akan mempengaruhi kebermaknaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
pembelajaran. dan teknik serta instrumen penilaian
11
harus secara memadai mendukung bukan hanya kemampuan kognitif saja,
kemampuan untuk menganalisis. melainkan juga dapat mempertajam
f. Aktual dan Kontekstual kemampuan afektif dan
Cakupan indikator, materi psikomotoriknya serta dapat secara
pembelajaran, pengalaman belajar, optimal melatih kecakapan hidup (life
sumber belajar, dan sistem penilaian skill).
memperhatikan perkembangan ilmu, Secara garis besar dapat disampaikan
teknologi, dan seni mutakhir dalam bahwa terdapat delapan esensi dari
kehidupan nyata, dan peristiwa yang penyusunan sebuah silabus, yaitu :
terjadi. Banyak fenomena dalam ilmiah, relevan, sistematis, konsisten,
kehidupan sehari-hari yang berkaitan memadai, actual, dan kontekstual,
dengan materi dan dapat mendukung fleksibel, serta menyeluruh yang tidak
kemudahan dalam menguasai hanya terkait pada materi ajar itu sendiri
kompetensi perlu dimanfaatkan dalam melainkan keseluruhan aspek dalam
pengembangan pembelajaran. Di pembelajaran. berdasarkan isinya,
samping itu, penggunaan media dan keempat esensi silabus tersebut dapat
sumber belajar berbasis teknologi diklasifikasikan atas beberapa aspek,
informasi, seperti komputer dan internet yaitu: tujuan pembelajaran, ruang
perlu dioptimalkan, tidak hanya untuk lingkup pembelajaran, dan sasaran
pencapaian kompetensi, melainkan juga pembelajaran.
untuk menanamkan kebiasaan mencari Tujuan pembelajaran terkait dengan
informasi yang lebih luas kepada materi ajar yang bersifat ilmiah dan
peserta didik. relevan dengan memperhatikan tingkat
g. Fleksibel perkembangan fisik, intelektual, social,
Keseluruhan komponen silabus dapat emosional, dan spriritual peserta didik.
mengakomodasi keragaman peserta Ruang lingkup pembelajaran terkait
didik, pendidik, serta dinamika dengan aspek sistematis, konsisten,
perubahan yang terjadi di sekolah dan memadai, actual dan kontekstual yang
kebutuhan masyarakat. Fleksibilitas menitikberatkan pada hubungan secara
silabus ini memungkinkan pengembangan fungsional antara kompentensi dasar,
dan penyesuaian silabus dengan kondisi indikator, materi pokok/ pembelajaran,
dan kebutuhan masyarakat. pengalaman belajar, sumber belajar, dan
h. Menyeluruh system penilaian untuk menunjang
Komponen silabus mencakup pencapaian komptensi dasar.
keseluruhan ranah kompetensi, baik Sasaran pembelajaran terkait dengan
kognitif, afektif, maupun psikomotor. aspek fleksibel dan menyeluruh karena
Prinsip ini hendaknya dipertimbangkan, menitikberaktan kompenen silabus
baik dalam mengembangkan materi dalam mengakomodasi keragaman
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, peserta didik, pendidik, serta dinamika
maupun penilaiannya. Kegiatan perubahan yang terjadi di sekolah dan
pembelajaran dalam silabus perlu tuntutan masayarakat sehingga hal ini
dirancang sedemikian rupa sehingga sedikit banyak akan mempengaruhi
peserta didik memiliki keleluasaan keseluruhan ranah kompetensi berupa
untuk mengembangkan kemampuannya,
12
aktivitas belajar di kelas yaitu kognitif, pengembangan komp
kompentensi
afektif, dan psikomotor. keterampilan berbahasa, termasuk
Di dalam desain uraian tersebut materi pembelajaran bahasa Sunda.
dijelaskan secara detil melalui tahapan Guru dalam menggelar bahan ajar
guru mengajar yang dikemas dalam menggunakan materi ajar yang sesuai
suatu aktivitas belajar. Langkah dengan pengembangan komptensi yang
pertama, guru akan menentukan akan dicapai.
oecomes dan key experiences yang tepat Bila dilihat dalam pemilihan dan
sesuai dengan kebutuhan siswa di setiap pengembangan materi ajar yang ddipilih
temanya dengan mempertimbangkan guru sebagai bahan yang akan diajarkan
tingkat pencapaian materi ajar yang dapat diungkapkan bahwa bahan yang
telah mereka peroleh sebelumnya dipilih guru sudah sesuai dengan
sebagai prior knowledge. Langkah kompetensi yang akan dikembangkan.
berikutnya, guru menyusun tahapan Materi pembelajaran baahsa Sunda di
kegiatan pembelajaran menagajr yang SD Negeri Ciemas menggunakan materi
diawali dari exposure →mini lesson/ yang beragam. Materi yang diambil ddari
explicit teaching →guided practice → buku-buku
buku teks pelajaran bahasa Sunda
collabarotive workshop →independent dari berbagai penerbit. Selain yang
workshop → reflection. berupa naskah tulis, materi ajar pun
Pertanyaan pertama tentang dapat bersumber dari lingkungan. Hal
kompetensi
mpetensi yang harus dicapai meliputi ini dalam pembelajaran bahasa Sunda
indikator dan materi pelajaran; berdasarkan hasil wawancara.
pertanyaan kedua tentang strategi, Lingkungan sekolah dimanfaatkan guru
metode, media, bahan ajar, dan untuk
tuk mengembangkan pengetahuan
lingkungan pembelajaran; sedangkan berbahasa khususnya komunikasi
pertanyaan ketia tentang evaluasi atau dengan menggunakan bahasa Sunda.
penilaian yang ditagih kepada peserta Hal ini sejalan dengan
didik. pertimbangan mengenai pemilihan baha
Profil
rofil pembelajaran yang baik ajar (benar dan actual, penting untuk
harus didasarkan atas prinsip relevansi, dipelajari, mengembangkan kecakapan
konsistensi, dan adequasi atau hidup, tersedia, dan menari
menarik minat).
kecukupan antara tingkat kemampuan Selain lingkungan sekitar, materi
peserta didik dengan standar pembelajaran dikembangkan dengan
kompetensi yang harus dicapai, materi memanfaatkan teknologi baru, yaitu
pokok yang dkan dipejari melalui dengan membuka film film-film yang
pengalaman belajar yangang dilakukan oleh berkaitan dengan materi. Pembelajaran
peserta didik dengan ketersediaan ini berlangsung saat siswa mempelajari
belajar dengan pemberian penilaian bagaiamana menulis narasi dengan
yang sesuai. menggunakan
gunakan bahasa Sunda.
3. Implementasi pembelajaran Pada aktivitas pembelajaran ini
bahasa Sunda sebagai Muatan Lokal nyata sekali bahwa guru selalu
di SD Negeri Ciemas memadukan aspek--aspek keterampilan
Materi pembelajaran merupakan berbahasa. Pembelajaran bahasa Sunda
bahan yang diperlukan dalam seperti terlihat dari hasil catatan
13
lapangan adalah menulis narasi dengan teman-temannya atau di rumah. Hal ini
menggunakan bahasa Sunda dilakukan untuk memberikan kesadaran
berdasarkan hasil wawancara. kepada siswa untuk memiliki kesadaran
Keterampilan menulsi diajarkan dengan tentang pelestarian bahasa daerah.
mengembangkan menulis sebagai Adapun dalam pembelaajaran
proses. Dalam menulis narasi dengan bahasa Sunda di SD Negeri Ciemas
menggunakan bahasa Sunda Kecamatan Curug Kota Serang
berdasarkan hasil wawancara. Tampak memiliki kesamaan dengan
penggabungan aspek keterampilan pembelajaran bahasa lainnya seperti
dimulai dengan terlebih dahulu siswa halnya bahasa Indonesia, didalam
melakukan wawancara seda pembelajaran bahasa Sunda terdapat
berkelompok di lingkungan sekitar Keterampilan berbahasa yang memiliki
sekolah. Siswa berkelompok melakukan urutan alamiah, mulai dari menyimak
wawancara dengan guru, petugas (ngaregepkeun) dan berbicara (nyarita),
perpusatakaan pedagang dengan sebagai kegiatan berbahasa lisan serta
menggunakan bahasa Sunda. Hasil membaca (maca), dan menulis (nulis)
wawancara ini adalah laporan tulisan sebagai kegiatan berbahasa tulis.
berupa dialog dengan narasumber sesuai Menyimak dan membaca termasuk
dengan narasumber kemudian kegiatan berbahasa reseptif, sedangkan
didiskusikan siswa dengan teman- berbicara dan menulis termasuk
temannya. Tulisan berupakan karangan kegiatan berbahasa produktif.
narasi berdasarkan hasil berdiskusi Standar kompetensi memberi
tersebut adalah melalui tahap-tahap kewenangan kepada guru dan sekolah
menulis sebagai proses. untuk menentukan bahan ajar
Standar kompetensi mata pelajaran berdasarkan kompetensi dasar.
bahasa sunda merupakan kerangka Penentuan itu disesuaikan dengan
tentang standar kompetensi yang harus kondisi setempat sehingga penjabaran di
diketahui, dilakukan, dan dikuasai oleh setiap sekolah bisa berbeda-beda.
peserta didik pada setiap tingkatan. Dalam penjabaran itu diperlukan
Kerangka ini disajikan dalam dua pedoman yang dapat dijadikan acuan
komponen utama yaitu standar oleh para guru.
kompetensi dan kompetensi dasar. a. Materi Kebahasaan
Standar kompetensi mencakup, Kebahasaan atau pengetahuan
menyimak, berbicara, membaca dan bahasa masih diperlukan dalam belajar
menulis. Masing-masing bersangkutan berbahasa. Pembelajaran bahasa Sunda
dengan kemampuan berbahasa dan tidak secara khusus mengajarkan
pengalaman bersastra. Aspek-aspek pengetahuan bahasa, melainkan
tersebut dalam pembelajarannya keterampilan berbahasa. Aspek
dilakukan secara terpadu. kebahasaan (kosa kata dan tata bahasa)
Keterampilan bahasa sunda di SD disajikan dalam pembelajaran
Negeri Ciemas sebagai bahasa keterampilan berbahasa secara
pengantar dapat diimplementasikan integratif.
dalam sebuah percakapan sehari- Pertama, bahan ajar kosa kata
haribaik di lingkungan sekolah bersama diterapkan di dalam kalimat, bukan
14
daftar kata-kata
kata berserta maknanya. kalimat majemuk (kalimah ngantet) dan
kalimah ngantet
Cakupan kosa kata dapat berupa kalimat bertingkat (kalimah
kalimah sumeler
sumeler);
pemakaian seperti berikut: (4) pemakaian fungsi kalimat
(1) kata-kata
kata khusus (istilah) yang (kagunaan kalimah ah) yang meliputi
berkaitan dengan sosial-bud budaya Sunda; kalimat berita (kalimah
kalimah wawaran
wawaran),
(2) kata-kata
kata lugas (denotatif) dan kata kalimat tanya (kalimah
kalimah pananya
pananya),
kiasan (konotatif); kalimat perintah ((kalimah parentah),
(3) kata-kata
kata yang berhubungan makna dan kalimat seru (kalimah
kalimah panyeluk
panyeluk);
(sinonim, antonim, homonim, hiponim); (5) pemakaian tipe kalimat ((wanda
(4) perubahan makna (meluas, kalimah)) yang meliputi kalimat
menyempit, meningkat, menurun, langsung dan kalimat tak langsung,
sinestesia, asosiasi); kalimat aktif (kalimah migawe), kalimat
kalimah migawe
(5) ungkapan (babasan) dan peribahasa pasif (kalimah kapigawe), kalimat
kalimah kapigawe
(paribasa); refleksif (kalimah migawe maneh
maneh), dan
(6) majas (gayabasa)) dan rima kalimat resiprokatif ((kalimah silihbales)
(purwakanti); berada dalam pembelajaran wacana
(7) tatakrama basa atau undak usuk dialog dan drama.
basa dalam
percakapan (paguneman). Ketiga,, bahan ajar wacana atau
Kedua,, bahan ajar tata bahasa teks berkaitan dengan aspek
diperlukan ketika membetulkan keterampilan berbahasa dan bersastra,
kesalahan pemakaian kaidah bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca,
sebagai latihan disiplin berbahasa. dan menulis. Cakupan wacana dapat
Bukan pembelajaran tentang tata berupa:
bahasa, tetapi pemakaian atau (1) paragraf, petikan cerita, surat, dan
penerapannya dalam kalimat. Cakupan artikel;
tata bahasa meliputi aspek-aspekaspek (2) bentuk wacana seperti narasi
berikut: (carita), deskripsi (dadaran,
dadaran, candraan
candraan),
(1) lafal dan ejaan; eksposisi (pedaran
pedaran), dan argumentasi
(2) pemakaian bentuk kata (wangun ( (bahasan);
kecap)) yang meliputi kata dasar (kecap
( (3) jenis wacana seperti puisi
asal), kata turunan (kecapkecap rundayan),
rundayan (wangun ugeran), ), prosa ((wangun
kata ulang (kecap rajekan dan kata
kecap rajekan), lancaran),), dan drama ((wangun
majemuk (kecap kecap kantetan)
kantetan dalam paguneman).
kalimat. Misalnya, kata berimbuhan N- b. Materi Keterampilan Berbahasa
dan di-,, diajarkan ketika bertemu Keterampilan berbahasa memiliki
dengan materi pokok kalimat aktif urutan yang alamiah, mulai dari
(kalimah aktip)) dan kalimat pasif menyimak (ngaregepkeun
ngaregepkeun) dan
(kalimah pasip); berbicara (nyarita), ), sebagai kegiatan
(3) pemakaian bentuk kalimat berbahasa lisan serta membaca ((maca),
(wangun kalimah), ), berawal dari kalimat dan menulis (nulis
nulis) sebagai kegiatan
sederhana (kalimah basajan kalimat
kalimah basajan), berbahasa tulis. Menyimak dan
luas (kalimah jembar), ), menuju ke membaca termasuk kegiatan berbahasa
reseptif, sedangkan berbicara dan
15
menulis termasuk kegiatan berbahasa (o) melisankan hasil sastra (puisi,
produktif. prosa, dan drama).
1) Aspek Menyimak (ngaregepkeun) 3) Aspek Membaca (maca)
Menyimak adalah kegiatan memahami Membaca adalah kegiatan memahami
dan menanggapi wacana lisan melalui dan menanggapi wacana tulis atau
mendengarkan lambing-lambang bunyi bacaan. Aspek membaca dapat berupa
ujaran. Kegiatannya dapat berupa kegiatan:
mendengarkan: (a) membaca permulaan (maca
(a) pembacaan puisi; munggaran);
(b) penuturan dongeng; (b) membaca pemahaman (maca
(c) pembacaan cerita; nyangkem);
(d) pembacaan kutipan novel; (c) membaca nyaring (maca bedas);
(e) pengumuman (wawaran, (d) membaca bersuara (maca
bewara); nyoara);
(f)dialog atau diskusi; (e) membaca memindai (maca
(g) khutbah/pidato/ceramah; tenget);
(h) acara radio/TV; (f)membaca cepat (maca gancang);
(i)kakawihan, kawih, dan tembang. (g) membaca dalam hati (maca jero
2) Aspek Berbicara (nyarita) hate, ngilo);
Aspek berbicara adalah kegiatan (h) membaca pendalaman (maca
menyampaikan pesan (pikiran, neuleuman);
perasaan, dan keinginan) secara lisan. (i)membaca berurutan (maca
Kegiatannya dapat berupa: ngaruntuy);
(a) bercerita (ngadongeng), (j)membaca sekilas (maca saliwat,
(b) berwawancara (wawancara), saulas);
(c) menceritakan kembali (k) membaca intensif (maca intensif,
(nyaritakeun deui); ngulik);
(d) menyampaikan pesan (nepikeun (l)membaca ekstensif (maca ekstensif,
amanat); ngalanglang);
(e) bermain peran (metakeun, (m) membaca naskah drama;
ngaragakeun); (n) membaca sajak (maca sajak).
(f)menyapa (tumanya); 4) Aspek Menulis (nulis)
(g) mengeritik (ngeritik, nyawad); Menulis adalah kegiatan menyampaikan
(h) memberikan pujian/memuji pesan (pikiran, perasaan, dan keinginan)
(muji); secara tertulis atau melalui lambang-
(i)memberikan tanggapan (mere lambang grafis. Aspek menulis dapat
tanggapan); berupa kegiatan:
(j)mendiskusikan (nyawalakeun, (a) menulis permulaan (nulis
ngadiskusikeun); munggaran);
(k) membahas (medar); (b) menyalin (nyalin);
(l)menyanggah pendapat/menolak usul; (c) mendeskripsikan
(m) berpidato (biantara); (ngadadarkeun);
(n) bercakap-cakap (ngobrol, (d) melengkapi karangan rumpang
ngawangkong); (ngalengkepan);
16
(e) menulis paragraf; menggunakan daftar acuan penilaian
(f)menulis surat; skala sikap.
(g) menyunting (nyarungsum
ungsum); Penialaian terhadap ketiga aspek
(h) menerapkan ejaan dan tanda ini dilakukan dengan menggunakan
baca; berbagai bentuk alat penelitian yang
(i)menulis rangkuman (ngarangkum
ngarangkum); dirancang oleh guru bahasa sunda
(j)menulis teks pidato; sendiri. Guru bahasa Sunda ini juga
(k) menulis laporan; menerapkan sistem penilaian yang
(l)menulis pesan ringkas; sesuai dengan silabus pembelajaran
(m) menulis iklan; yang digunakan saat ini. Sebagai contoh
(n) menulis warta/berita; bahwa penilaian afektif dilakukan
(o) menulis artikel; dengan mengamati siswa setiap hari
(p) menulis bahasan. ketika siswa berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran yaitu guru
4. Hasil Pembelajaran Bahasa bahasa Sunda banyak menggunakan
Sunda Sebagai Muatan Lokal di SD daftar acuan penilaian skala sikap.
Negeri Ciemas Untuk mengu
mengukur tingkat
Sesuai dengan sistem penilaian kecapaian siswa terhadap kompetensi
yang digunakan dalam pembelajaran dasar yang telah dipelajari maka guru
bahasa Sunda sebagai muatan lokal di memberikan tugas rumah bagi siswa
SD Negeri Ciemas Kecamatan Curug yang masih tertinggal sedangkan bagi
Serang Banten, guru menerapkan sistem siswa yang sudah tuntas, guru
penilaian yang komprehensi sesuai menerapkan materi pengayaan
dengan bidang studi yang lainnya untuk (enrichement
enrichement teaching
teaching).
mengukur aspek kognitif, psikomotrik, Berdasarkan uraia
uraian di atas dapat
dan afektif siswa. dikaitkan bahwa penerapan siswa
Pada penilaian aspek kognitif, penilaian yang telah diterapkan oleh
guru menerapkan bentuk-bentuk seperti guru bahasa Sunda di SD Negeri
tes awal (pre-test),), kusi, tes formatif, Ciemas sudah cukup baik disamping itu
ulangan harian serta pemberian tugas, mereka juga sudah menerapkan siswa
sedangkan aspek psikomotor
ikomotor (praktik), penilaian yang sesuai dengan prinsip
guru memberikan penilaian psikomor dan tujuan belajar karena baga
bagaimanapun
dalam pembelajaran bahasa Sunda siswa pada kenyataannya mampu
dengan menyesuaikan pada kompetensi menguasai kompetensi menulis secara
dasar yang dikuasi siswa, pada positif. Hanya setiap individu tentu
kompetensi dasar bahasa sunda lebih memiliki waktu yang berbeda berbeda-beda
banyak pada kegiatan tes menyusun dalam pencapaian proses pembelajaran
kata, frase, kalimat sederhana, membaca tersebut.
teks dan pelafalan. Adapun mengenai Kegiatan akhir dari sebuah proses
penilaian afektif dilakukan dengan pengajaran bahasa Sunda selalu
mengamati siswa setiap hari ketika bertanya tentang materi apa yang telah
siswa berpartisipasi aktif dalam dipelajari sebelumnya
lumnya atau menanyakan
kegiatan pembelajaran yaitu guru dalam makna dari kosa kata yang baru yang
pembelajaran bahasa Sunda banyak merupakan kata kunci dari suatu materi
17
pembelajaran bahasa Sunda. Dan tes Penilaian afektif dilakukan dengan
formatif juga sering diberikan guru mengamati sisa setiap hari ketika siswa
pembelajaran bahasa Sunda yang berpartisipasi akti dalam kegiatan
tampak banyak menyita waktu untuk pembelajaran yaitu guru bahasa Sunda
menguasai kompetensi dasarnya. banyak menggunakan daftar acuan
Khususnya untuk penilaian hasil penilaian sikap.
tugas yang diberikan guru sebagai Berdasarkan uraian di atas dapat
pekerjaan rumah (PR) disetiap akhir dikatakan bahwa sistem penilaian yang
pembelajaran, maka guru tidak jarang dilakukan oleh guru-guru bahasa Sunda
memberikan tugas (PR) ini secara sudah sesuai dengan prinsip penilaian
berkelompok, hal ini dimaksudkan agar yang dipersyaratkan pada sistem
siswa selalu giat dan banyak pembelajaran karena dilakukan secara
bersentuhan dengan materi terencana, berkesinambungan dan
pembelajaran bahasa Sunda sehingga terarah untuk mencapai tujuan.
tingkat kesulitan pemahaman siswa
terhadap bahasa Sunda sebagai mutan 5. Tema-Tema Budaya yang
lokal akan sedikit berkurang. ditemukan dalam Pembelajaran
Penilaian psikomotor dilakukan Bahasa Sunda di SD Negeri Ciemas
guru pembelajaran bahasa Sunda Berdasarkan hasil pengamatan
dengan menyesuaikan pada komptensi peneliti di lapangan menunjukan bahwa
dasar yang harus dikuasi oleh siswa kebiasaan-kebiasaan yang terjadi
karena kompetensi dasar bahasa Sunda berulang-ulang yang dilakukan oleh
lebih banyak merupakan menulis kata, guru dan siswa di SD Negeri Ciemas
prase, menyusun kalimat sehingga Kecamatan Curug Serang Banten dalam
membentuk paragraf dengan proses pembelajaran bahasa Sunda
menggunakan bahasa, membaca sebuah sebagai muatan lokal sudah membentuk
teks sehingga memahami, dan pelafalan. suatu budaya kompleks. Apabila dilihat
Menurut pengamatan peneliti dari temu budaya yang terdapat dalam
bahwa penilaian pada bidang ini lebih pembelajaran bahasa Sunda dapat
banyak pada aturan tata bahasa yaitu terlihat dari segi :
aspek sintaksis dan gramatikalnya, a. Budaya Sunda adalah budaya yang
kemampuan siswa dalam sintaksis tumbuh dan hidup dalam masyarakat
gramatikal dapat dijadikan barometer Sunda. Budaya Sunda dikenal dengan
untuk mendeteksi kemampuan siswa budaya yang sangat menjunjung tinggi
dalam penguasaan materi pembelajaran sopan santun. Pada umumnya karakter
bahasa Sunda. Penilaian psikomotor masyarakat Sunda adalah periang,
pada komptensi dasar bahasa Sunda ramah-tamah (soméah), murah senyum,
dilakukan dengan memberikan berbagai lemah-lembut, dan sangat menghormati
kegiatan dalam membuat sebuah tulisan orang tua. Itulah cermin budaya
atau karya baik secara lisan maupun masyarakat Sunda.
tulisan contohnya membuat surat resmi, b. Etos budaya adalah kebudayaan
surat pribadi, pidato keagamaan dan Sunda termasuk salah satu kebudayaan
lain-lain. tertua di Nusantara. Kebudayaan Sunda
yang ideal kemudian sering kali
18
dikaitkan sebagai kebudayaan masa D.SIMPULAN
Kerajaan Sunda. Ada beberapa
be ajaran Berdasarkan temuan penelitian di
dalam budaya Sunda tentang jalan lapangan tentang pembelajaran bahasa
menuju keutamaan hidup. Kebudayaan Sunda sebagai muatan lokal di SD
Sunda juga merupakan salah satu Negeri Ciemas Kecamatan Curug
kebudayaan yang menjadi sumber Serang Banten dapat di ambil
kekayaan bagi bangsa Indonesia yang kesimpulan secara umum bahwa proses
dalam perkembangannya perlu di pembelajaran bahasa Sunda sebagai
lestarikan. Sistem kepercayaan spiritual muatan lokal adalah baik dan efektif
tradisional
disional Sunda adalah Sunda walaupun memang di lapangan masih
Wiwitan yang mengajarkan keselarasan masalah yang dihadapi yaitu
hidup dengan alam. pembelajaran
embelajaran yang dihadapi mendapat
c. Kebudayaan Sunda memiliki ciri tantangan yang sangat berat karena latar
khas tertentu yang membedakannya dari belakang komunikasi dilingkungan
kebudayaan–kebudayaan
kebudayaan lain. Secara dengan menggunaka
menggunakan bahasa Jawa
umum masyarakat Jawa Barat atau Serang.
Tatar Sunda, dikenal sebagai Hal ini guru tidak dijadikan
masyarakat
akat yang lembut, religius, dan halangan tetapi dijadikan motivasi
sangat spiritual. Kecenderungan ini kepada guru untuk memberikan sebuah
tampak sebagaimana dalam pameo silih penerapanan karakter tetang
asuh saling
asih, silih asah dan silih asuh; membudayakan bahasa sehingga tidak
mengasihi (mengutamakan sifat welas hilang oleh jaman. Proses pembelajaran
asih), saling menyempurnakan atau yang baik merupakan hasil dari
memperbaiki diri (melalui pendidikan dukungan siswa dalam menunaikan
dan berbagi ilmu), dan saling kewajiban dan institusi yang terkait
melindungi (saling menjaga dalam mengatur kurikulum di
keselamatan). Selain itu Sunda juga wilayahnya sehingga dapat memberika
memberikan
memiliki sejumlah nilai-nilai
nilai lain motivasi kepada guru dalam
seperti kesopanan, rendah hati terhadap mempertahankan budaya itu sendiri.
sesama, hormat kepada yang lebih tua, Dan juga guru yang senantiasa
dan menyayangi kepada yang lebih bersemangat untuk terus melakukan
kecil. Pada kebudayaa
kebudayaan Sunda yang terbaik dalam menunaikan
keseimbangan magis di pertahankan kewajibannya melakukan kreativitas
dengan cara melakukan upacara-upacara
upacara yang inovatif dalam mewujudkan
adat sedangkan keseimbangan sosial kualitas pembelajaran khususnya pada
masyarakat Sunda melakukan gotong-
gotong pembelajaran bahasa Sunda sebagai
royong untuk mempertahankannya. muatan lokal.
d. Keseniannya adalah Budaya Sunda Secara khusus, proses
memiliki banyak kesenian, diantaranya pembelajaran bahasa Sunda sebagai
adalah wayang golek, permainan anak-
anak muatan lokal di SD Negeri Ciemas
anak, dan alat musik serta kesenian Kecamatan Curug Serang Banten dapat
musik tradisional seperti halnya dilihat dari bentuk sebagai berikut:
angklung. Pertama, tujuan pembelajaran
bahasa Sundaa Sebagai muatan lokal di
19
SD Negeri Ciemas kecamatan Curug belajar siswa, sebagai fasilitator dalam
Serang Banten ini sangat berfokus pada penguasaan materi ajar, sebagai
penguasaan kompetensi keterampilan pengawas dalam kegiatan diskusi
berbahasa baik secara lisan dan tulisan, kelompok, sebagai narasumber pada
sehingga proses pembelajaran yang materi-materi yang baru baik dari kata-
dilakukan siswa menjadi fokus pada kata yang sulit atau siswa masih belum
kompetensi berkomunikasi secara mengerti, serta sebagai pengamat proses
langsung. belajar dan kegiatan siswa.
Kedua, Desain yang dibuat oleh Kelima, keberhasilan
guru-guru tentang pembelajaran bahasa pembelajaran bahasa Sunda sebagai
Sunda masih menggunakan sistem lama muatan lokal di SD Negeri Ciemas tidak
yang disesuaikan dengan jaman modern luput peran aktif guru dalam mencari
sehingga walaupun bahasa Sunda di teknik dan metode yang digunakan
berikan kepada siswa disesuai dengan untuk menyampaikan sesuatu yang
kehidupan sehari-hari. siswa masih awal untuk mengetahuinya.
Ketiga, implementasi pembelajar- Keenam, pemilihan bahan
an sudah sesuai dengan pembelajaran pelajaran dan materi ajar untuk siswa
yang diterapkan guru dan sesuai dengan dab guru sangat ditentukan oleh
prinsip pembelajaran komunikatid kebutuhan, kemampuan dan kondisi
sehingga materi yang diajarkan dapat siswa. Pada dasarnya buku teks
dipahami siswa serta lebih mudah pelajaran yang digunakan sudah
karena prosedur penyajian materi disesuaikan dengan silabus
ajarnya disesuaikan dengan tingkatk pembelajaran berjit juga dengan standar
kemampuan siswa dan tingkat kesulitan isinya sementara materi ajar yang
materi ajar. Penerapan berbagai bentuk diberikan sudah dikondisikan
dan jenis teknik juga strategi guru berdasarkan kompetensi dasar dan
dalam mengajar materi tentang bahasa tingkat hirarki kesulitan siswa.
Sunda sudah tepat karena Ketujuh, media pembelajaran
mempertimbangkan kemampuan siswa yang digunakan oleh guru adalah
serta jenis kompetensi berbahasa yang bervariasi disesuaikan dengan materi
diajarkan dan juga tidak menutup ajar yang diberikan. Media
kemungkingan disesuaikan dengan pembelajaran yang digunakan benar-
lingkungan yang latar belakangnya benar menunjang kegiatan belajar
menggunakan bahasa Jawa Serang. mengajar karena menciptakan kondisi
Keempat, peran guru di SD yang kondusif fan aktif sehingga siswa
Negeri Ciemas kecamatan Curug kota dapat menerima masukan dari guru
Serang adalah ideal karena dalam dengan baik.
mengajarkan bahasa Sunda sebagai Kedelapan pemakaian sistem penilaian
muatan lokal dan asing bagi siswa yang guru bahasa Sunda sudah sesuai dengan
latarbelakang bahasa Jawa duah prinsip penilaian yaitu dengan
menempatkan perannya sebagai mengedapankan penilaian terhadap
pengontrol jalannya kegiatan ketuntasan belajaran yang dicapai dalam
pembelajaran secara berkelompok, setiap individu siswa itu sendiri.
sebagai penilai kemajuan dan prestasi
20
Daftar Pustaka Michrob, Halwany. Data Arkeologi
Bungin, B. Analisis Data Penelitian Putau Panjang Jawa Barat, Suaka
Kualitatif.. PT Rajagrafindo Persada: Peninggalan Sejarah Purbakala
Jakarta. 2003 Jabar, DKI, Lampung 1991
Brown, H.D. Principles of Language Majid, Abdul. Perencanaan
Learning and Teaching. London: Pembelajaran. B Bandung PT. Remaja
Prentice-Hall,
Hall, Inc. . 1994 Rosdakarya: 2012
Celce-Murcia, M. Teaching English a Mulyana, Deddy. metodologi Penelitian
Second or Foreign Language. New Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu
York: Newbury House/Harper
House/Harper- Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya
Lainnya.
Collins: 2000 Bandung: PT remaja Rosdakarya:
Creswell, J. W. Qualitatif Inquiry and 2001
Research Design.. Sage Publications,
Pub Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis
Inc: California. 1998 Kompetensi: Konsep, Karakteristik,
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa danImplementasinya
sinya.Bandung:
Barat.Standar
Standar Kompetensi dan Rosdakarya 2002.
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Nana Syaodih Sukmadinata.
Sukmadinata.Prinsip
Sunda 2007
Bahasa dan sastra Sunda: Dan Landasan Pengembangan
___________ Panduan Penyusunan Kurikulum.. Jakarta: Depdikbud 1988
Kurikulum Tingkat Satuan Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk.
Pendidikan: Silabus dan RPP Mata Pembelajaran Kontekstual
Pelajaran Bahasa
hasa dan sastra Sunda danPenerapannya dalam KBK
KBK.
SD/MII.2007 Malang: UM.2003
Djamariah, SA & Zain, A.Strategi
A. P2LPTK.Pengembangan
Pengembangan Kurikulum
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Praktek. Bandung: Remaja
Teori Dan Praktek
Cipta; 2002 Rosda Karya: 2000
Greene, H.A. & Petty, W.T. Developing Nurhadi. Kurikulum Pertanyaan &
Language Skills in The Elementary Jawaban.. Jakarta: Grasindo. 2004
Schools.. Boston: Allyn and bacon, Nurhadi & Senduk, Agus Gerrad.
Inc: 1976 Pembelajaran Kontekstual dan
Hamdani, S. Pd. Kepala SDN Cisangku Penerapannya dalam KBK. Malang:
kecamatan Curug (Hasil Penerbut UNM. 2003
Wawancara); 2012. Richards, Jack C.
C.Curriculum
Hadley. Alice Omaggio, Teaching Development in Language Teaching.
Edition Heinle and
Language 2nd Edition, Hongkong: Oxoford University
Heinle Publishers, USA 1993, Press; 2001
Ibrahim dan Beny Ricards Jack C., Renandya. Willy A.
Karyadi.Pengembangan
Pengembangan Inovasi Methodology in Language Teaching
Teaching;
Kurikulum.. Jakarta:1991 An Anthology of Current Practice.
Jean Piaget dalam buku nya Syaiful Cambridge University. 2002
Sagala, Konsep dan Makna Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna
Pembelajaran, Angkatan IKAPI. Pembelajaran
elajaran Bandung.CV
2009 Alfabeta: 2008

21
Spradley, James P. Metode Etnografi. Sudaryat, Yayat. Model Pangajaran
Yogyakarta: PT Tiara Wacana Kompetensi Basa Sunda. Tangerang:
Yogya: . 1997 CV. Pamulang; 2004
Saliwangi, Basenang.Strategi Belajar Sudjana, Nana. Strategi Pembelajaran.
Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Falah Production. 2000
Malang: YA3.1989 Sudjana, Nana & Rivai, A. Teknologi
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
2003

22

Anda mungkin juga menyukai