Anda di halaman 1dari 4

ETNO SASAMBO

Nama Angota Kelompok 2:


1. Muhamad Sofyan
2. Eva Mulyati
3. Yuni Sulastri
4. Alfia Rahmawati
5. Dian Febriani
6. Huliana Fitri
7. Marina Saputri

Ruang Kolaborasi Topik 2


Analisis dua Elemen dan Tema Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila (P5)

Elemen CP yang dianalisis adalah Tradisi Lisan dan Bahasa Daerah Etnis Sasambo dalam
Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila (P5).
A. Tradisi lisan
1. Pengertian Tradisi Lisan
Tradisi lisan merujuk pada warisan budaya yang disampaikan secara lisan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Ini mencakup berbagai bentuk ekspresi lisan, seperti cerita
rakyat, dongeng, nyanyian, pantun, pepatah, legenda, dan banyak lagi. Tradisi lisan sering
kali menjadi sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai, pengetahuan, dan pengalaman dari
satu generasi ke generasi berikutnya dalam suatu komunitas.
2. Ciri ciri tradisi lisan
Beberapa ciri khas tradisi lisan melibatkan:
a. Lisan dan tidak tertulis: Tradisi lisan tidak tergantung pada tulisan atau dokumen
tertulis. Informasi dan cerita-cerita disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut.
b. Interaksi sosial: Tradisi lisan sering kali terjadi dalam konteks interaksi sosial, baik itu
melalui cerita yang diceritakan oleh sesama anggota komunitas atau melalui upacara
dan perayaan yang melibatkan komunikasi lisan.
c. Repetisi dan pengulangan: Beberapa elemen dalam tradisi lisan sering kali diulang atau
diwariskan secara seragam. Ini membantu memudahkan penghafalan dan memastikan
kelangsungan warisan lisan.
d. Fleksibilitas dan Dinamika: Tradisi lisan dapat berubah-ubah seiring waktu dan
terbentuk oleh pengaruh berbagai faktor seperti perubahan sosial, budaya, atau politik.
Fleksibilitas ini memungkinkan adaptasi tradisi lisan terhadap perubahan zaman.
e. Fungsi Pendidikan dan Hiburan: Tradisi lisan bukan hanya sebagai alat untuk
melestarikan sejarah dan nilai-nilai budaya, tetapi juga berfungsi sebagai alat
pendidikan dan hiburan. Cerita dan lagu-lagu dapat mengandung pesan moral,
pengetahuan, atau hiburan.
f. Kekuatan identitas budaya: Tradisi lisan dapat memainkan peran kunci dalam
membentuk dan memperkuat identitas budaya suatu kelompok atau masyarakat.
Warisan lisan dapat menjadi ciri khas yang membedakan satu kelompok dari kelompok
lainnya.
3. Peran Tradisi Lisan dalam Menyampaikan Nilai nilai Budaya pada Penguatan Projek Profil
Pelajar Pancasila (P5):
a. Meningkatkan Kesadaran Buadaya
Integrasi tradisi lisan dalam P5 dapat meningkatkan kesadaran siswa terhadap nilai-
nilai budaya yang melekat dalam tradisi mereka sendiri. Ini memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang akar budaya dan sejarah.
b. Menyampaikan Pesan Moral Melalui Cerita
Cerita rakyat dan dongeng dalam tradisi lisan sering mengandung pesan moral.
Penerapan cerita-cerita tersebut pada P5 membantu menyampaikan nilai-nilai
Pancasila secara lebih hidup dan bermakna.
c. Memperkaya Pembelajaran Dengan Konteks Budaya
Penggunaan tradisi lisan memperkaya pembelajaran dengan memberikan konteks
budaya yang relevan. Ini membantu siswa mengaitkan nilai-nilai Pancasila dengan
pengalaman hidup dan budaya mereka sendiri.
d. Membentuk Karakter Melalui Pepatah dan Pantun
Pepatah dan pantun dalam tradisi lisan sering mencerminkan norma-norma moral.
Penggunaannya pada P5 dapat membentuk karakter siswa, memberikan petunjuk etika,
dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan.
e. Mendorong Kreativitas Melalui Nyanyian Tradisional
Nyanyian tradisional dan lagu-lagu dalam tradisi lisan dapat digunakan untuk
mendorong kreativitas siswa. Penyampaian nilai-nilai Pancasila melalui musik
tradisional dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik.
f. Melestarikan Bahasa Dan Ungkapan Tradisional
Penerapan tradisi lisan pada P5 dapat membantu melestarikan bahasa dan ungkapan
tradisional. Ini memiliki dampak positif pada pelestarian keanekaragaman budaya dan
bahasa daerah.
g. Penguatan Identitas Budaya
Memahami dan menghormati tradisi lisan dapat memberikan kontribusi signifikan
dalam memperkuat identitas budaya siswa. Hal ini mendukung tujuan P5 dalam
membentuk pelajar yang mencintai dan memahami kebhinekaan budaya di Indonesia.
Dengan memanfaatkan konsep tradisi lisan dalam proyek P5, pendekatan ini tidak hanya
memperdalam pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila, tetapi juga memperkuat
koneksi mereka dengan budaya lokal dan kekayaan warisan lisan yang dimiliki oleh
masyarakat mereka.
B. Bahasa Daerah Etnis Sasambo
1. Penjelasan Bahasa daerah
Bahasa daerah adalah bahasa-bahasa yang digunakan di tingkat lokal atau regional di suatu
daerah atau komunitas tertentu. Bahasa daerah ini dapat berkembang secara organik di
kalangan masyarakat setempat dan mencerminkan identitas budaya, sejarah, dan tradisi
mereka.
Penting untuk dicatat bahwa istilah "bahasa daerah" dapat memiliki makna yang berbeda
di berbagai konteks. Seringkali, ini merujuk pada bahasa-bahasa yang berbeda dari bahasa
resmi atau nasional suatu negara. Bahasa daerah dapat mencakup dialek, bahasa daerah
yang lebih kecil, atau bahkan bahasa-bahasa suku atau etnis yang berbeda.
Penting untuk melestarikan dan menghargai bahasa daerah karena mereka berperan penting
dalam mempertahankan keanekaragaman budaya dan identitas lokal. Namun, seringkali,
bahasa daerah menghadapi tekanan dari bahasa-bahasa yang lebih dominan atau global,
sehingga upaya pelestarian sering menjadi bagian penting dari pelestarian warisan budaya
suatu masyarakat.
2. Penerapan Bahasa Daerah Etnis Sasambo
Penerapan bahasa daerah dalam penguatan projek profil pelajar Pancasila dapat menjadi
langkah positif untuk memperkaya dan memperkuat nilai-nilai lokal dalam pendidikan.
Berikut adalah beberapa cara penerapan bahasa daerah dalam projek profil pelajar
Pancasila:
a. Penggunaan Bahasa daerah dalam materi pembelajaran
Integrasikan kosakata dan frasa dalam bahasa daerah ke dalam materi pembelajaran.
Hal ini dapat dilakukan pada buku-buku pelajaran, modul, atau presentasi. Dengan
demikian, siswa dapat memahami nilai-nilai Pancasila dengan lebih mendalam melalui
bahasa daerah yang mencerminkan kearifan lokal.
b. Penyusunan materi proyek dengan konteks local
Saat merancang proyek profil pelajar Pancasila, pertimbangkan untuk mengaitkan
proyek tersebut dengan konteks lokal yang khas menggunakan bahasa daerah.
Misalnya, melibatkan cerita-cerita lokal, pepatah, atau kearifan lokal yang dapat
memperkuat pemahaman siswa tentang nilai-nilai Pancasila.
c. Kolaborasi dengan komunikasi local
Melibatkan komunitas lokal dan tokoh masyarakat yang menggunakan bahasa daerah
dalam proyek profil pelajar. Ini dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih
autentik dan merangsang minat siswa terhadap nilai-nilai Pancasila.
d. Pentas seni dan budaya local
Selenggarakan kegiatan seni dan budaya yang melibatkan bahasa daerah, seperti pentas
teater, musik, atau tarian tradisional. Sisipkan pesan dan nilai-nilai Pancasila dalam
pertunjukan tersebut untuk memberikan dampak positif kepada peserta dan penonton.
e. Penggunaan Bahasa daerah dalam evaluasi
Saat melakukan penilaian terhadap proyek profil pelajar, pertimbangkan untuk
mengizinkan siswa menggunakan bahasa daerah dalam penyampaian hasil proyek. Hal
ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan pemahaman
mereka dengan cara yang lebih nyaman dan alami.
f. Pelatihan guru dalam pemahaman Bahasa daerah
Upayakan pelatihan bagi guru agar dapat memahami dan menggunakan bahasa daerah
secara efektif dalam proses pembelajaran. Guru yang dapat mengintegrasikan bahasa
daerah dengan baik dapat menjadi perantara yang efisien antara nilai-nilai Pancasila
dan siswa.
g. Dokumentasi dalam Bahasa daerah
Dalam merinci progres proyek, dokumentasikan perkembangan siswa menggunakan
bahasa daerah. Ini tidak hanya memperkuat pemahaman mereka terhadap materi, tetapi
juga menciptakan rekam jejak pendidikan yang memperkaya budaya lokal.
Penerapan bahasa daerah dalam penguatan projek profil pelajar Pancasila dapat
memberikan dampak positif dalam memupuk rasa kebanggaan akan budaya lokal dan
memperkaya pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila yang tercermin dalam
konteks lokal.

Anda mungkin juga menyukai