A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 7
Tahun 2022 tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah yang mengatur kriteria minimal yang
mencakup ruang lingkup materi untuk mencapai komptetensi lulusan pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Selain itu pemberlakuan otonomi daerah
sesuai dengan UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, berisi
tentang penyerahan sejumlah wewenang yang semula menjadi urusan Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah Daerah termasuk di dalamnya pengelolaan Pendidikan.
Adanya otonomi dalam pengelolaan pendidikan di daerah ini memiliki nilai strategis
bagi daerahnya yang berkaitan dengan sumber daya alam dan sumber daya
manusianya. Dengan demikian pada otonomi daerah ini kualitas pendidikan akan
sangat ditentukan oleh kebijakan daerah.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokan ke dalam mata
pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan
melalui pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pendidikan Kepemudaan dan
Olahraga dengan persetujuan Pemerintah Kabupaten Sikka.
Mata Pelajaran Bahasa dan Budaya Sikka termasuk mata pelajaran muatan
lokal di Kabupaten Sikka. Kedudukannya dalam pendidikan sama dengan
kelompok mata pelajaran inti dan Profil Pelajar Pancasila. Oleh karena itu, mata
pelajaran Bahasa dan Budaya Sikka dan Tenun Ikat juga diujikan dan nilainya
wajib dicantumkan dalam buku rapor. Fungsi mata pelajaran Bahasa dan Budaya
Sikka sebagai (1) sarana pelestarian dan pengembangan nilai-nilai bahasa dan
budaya yang ada dan berkembang di wilayah Kabupaten Sikka, (2) pembinaan
sosial budaya regional berbasis budaya lokal di kabupaten sikka, (3) sarana
peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk meraih dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) sarana pembakuan dan
penyebarluasan pemakaian bahasa, nilai-nilai budaya di wilayah kabupaten sikka
untuk berbagai keperluan akademik dan non akademik, (5) sarana pengembangan
penalaran, dan pemahaman aneka ragam bahasa dan budaya di wilayah kabupaten
sikka.
Pengembangan muatan lokal bahasa dan budaya sikka dilakukan dengan
tujuan sebagai berikut : (a) menjamin kesinambungan pemakaian bahasa di
wilayah Kabupaten Sikka, (b)Mengembangkan kebudayaan daerah sebagai bagian
dari kebudayaan nasional, (c) Melestarikan bahasa dan budaya yang ada di
Kabupaten Sikka. Pembinaan dan pengembangan serta pelestarian bahasa dan
budaya tersebut dilakukan dengan berbagai cara antara lain dalam bentuk muatan
lokal di sekolah dasar dan sekolah menengah.
Pentingnya pengembangan muatan lokal bahasa dan budaya sikka, karena
bahasa dan budaya sikka adalah sebagai bahasa daerah dan merupakan bahasa
ibu bagi masyarakat si wilayah kabupaten sikka yang memiliki 4 (empat) suku dan
bahasa yakni sikka krowe, lio, tanaai dan palue yang berfungsi sebagai bahasa
komunikasi antar masyarakat. Dalam kebijakan nasional, fungsi bahasa daerah
ditetapkan sebagai : (1) lambing kebanggan daerah, (2) lambing identitas daerah, (3)
alat komunikasi di dalam keluarga dan masyarakat daerah, (4) sebagai sarana
pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia, dan (5) sebagai pendukung
sastra daerah dan sastra Indonesia. Dalam hubungannya dengan fungsi bahasa
daerah sebagai : (1) pendukung bahasa Indonesia, (2) bahasa pengantar pada
tingkat permulaan sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar
pengajaran bahasa Indonesia atau pelajaran lain, dan (3) sumber kebahasaan
untuk memperkaya bahasa Indonesia. Dalam keadaan tertentu bahasa daerah
dapat juga berfungsi sebagai pelengkap bahasa Indonesia.
Muatan lokal bahasa dan budaya sikka diharapkan dapat membentuk
pemahaman dan membentuk sikap positif peserta didik terhadap potensi di darah
tempat tinggal mereka, khususnya pengembangan bahasa dan budaya sikka yang
bermanfaat untuk mengembangkan karakter, sikap, pengetahuan dan keterampilan
peserta didik agar dapat (1) mengena dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan
alam, social dan budayanya, (2) memiliki bakal kemampuan dan keterampilan serta
pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan
mansyarakat pada umumnya, dan (3) memiliki sikap dan perilaku yang selaras
dengan nilai-nilai atau aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta
melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka
menunjang pembangunan nasional.
Dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum
Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran, pada lampiran I mengenai struktur
kurikulum Merdeka dinyatakan bahwa satuan pendidikan menambahkan muatan
lokal yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan karakteristik daerah.
Satuan pendidikan dapat menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik
satuan pendidikan secara fleksibel melalui 3 (tiga) pilihan berikut : 1)
Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain, 2) mengintegarsikan ke dalam
tema projek penguatan profil pelajar pancasila, dan/atau 3) mengembangkan
muatan lokal yang berdiri sendiri. Struktur matan lokal diberikan alokasi 72 JP
pertahun dengan asumsi 1 tahun terdiri atas 36 minggu.
Peraturan Menteri pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, pada pasal 3
ayat (2) menyatakan bahwa Muata Lokal sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat
(4) huruf k dirumuskan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Sikka dalam hal ini melalui Dinas
Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Sikka menyusun Standar Isi
untuk Muatan Lokal Bahasa dan Budaya Sikka jenjang SD dan SMP yang akan
digunakan sebagai pedoman peleksanaan pembelajaran bahasa dan budaya sikka
di seluruh jenjang SD dan SMP atau sederajat.
B. Rasional
Kemampuan berbahasa, bersastra, dan beraksara serta berpikir merupakan
fondasi dari kemampuan literasi. Semua bidang kajian, bidang kehidupan, dan
tujuan-tujuan social menggunakan kemampuan literasi. Literasi menjadi
kemampuan sangat penting yang digunakan untuk bekerja dan belajar sepanjang
hayat. Dengan demikian pembeajaran bahasa dan budaya sikka merupakan
pembelajaran literasi untuk berbagai tujuan berkomunikasi dalam konteks social
budaya sikka pada khususnya, tanpa mengesampingkan aspek numerasi.
Kemampuan literasi dan numerasi dikembangkan ke dalam pembelajaran
menyimak, membaca dan memirsa, menulis, berbicara dan mempersentasikan
untuk berbagai tujuan berbasis genre yang terkait dengan penggunaan bahasa,
sastra dan budaya sikka dalam kehidupan sehari-hari. Setiap genre memiliki tipe
teks yang didasarkan pada alur piker-struktur-khas teks tertentu. Tipe teks
merupakan alur piker yang dapat mengoptimalkan penggunaan bahasa, sastra dan
budaya sikka untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat.Model utama yang
digunakan dalam pembeajaran bahasa dan budaya sikka adalah pedagogi genre.
Model ini memiliki empat tahapan yaitu penjelasan untuk membangun konteks,
pemodelan, pembimbingan dan pemandirian. Disamping pedagogi genre,
pembelajaran bahasa dan budaya sikka dapat dikembangkan dengan model
pebelajaran berbasis projek dan model-model lain sesuai dengan pencapaian
pembeajaran tertentu.
Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa dan berbudaya sikka
akan membentuk Profil Pelajar Pancasila yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berpikir kritis, mandiri, kreatif, bergotong
royong dan berkebinekaan global.
C. Tujuan
Muatan loka Bahasa dan Budaya Sikka dan Tenun Ikat ini bertujuan agar
peserta didik memiliki kompetensi sebagai berikut :
1. Mengenal penggunaan penuturan bahasa dialek sikka sebagai bahasa
pemersatu dan bahasa setempat sebagai bahasa pengantar
2. Berakhlak mulia dengan menggunakan bahasa dan budaya sikka dalam
berkomunikasi secara efektif, efisien dan santun sesuai tata karma sesuai
dengan bahasa dan budaya setempat.
3. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa dan budaya sikka sebagai
bahasa ibu yang memperkaya khasanah bahasa nasional.
4. Mampu berbahasa sikka sesuai dengan bahasa ibunya dengan tepat dan
kreatif dalam berbagai teks multimodal (lisan,visual,audio,audiovisual) dan
berbudaya tenun ikat untuk berbagai tujuan dan konteks
5. Menggunakan bahasa dan budaya sikka untuk meningkatkan kemampuan
literasi dan numerasi dalam belajar dan bekerja serta kematangan emosional
dan social.
6. Memanfaatkan dan mengimplementasikan bahasa dan budaya sikka untuk
memperluas wawasan serta membentuk profil pelajar pancasila yang
beriman mandiri,kritis,kretif,gotong royong dan kebinekaan global.
7. Menghargai dan mengapresiasi bahasa dan budaya sikka sebagai budaya
lokal dan hasil intelektual masyarakat Sikka.
8. Mengenal dan mengidentifikasi karakteristik tenun ikat sebagai warisan
budaya lokal
9. Menampilkan kreatifitas melalui keterampilan tenun ikat
D. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa dan Budaya Sikka dan Tenun Ikat
Mata pelajaran Bahasa dan Budaya Sikka menjadi modal dasar dalam usaha
pelestarian budaya sikka karena berfokus pada kemampuan literasi. Kemampuan
literasi menjadi indikator kemajuan dan perkembangan peserta didik. Mata
Pelajaran Bahasa dan Budaya Sikka dapat membina dan mengembangkan
kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir kritis-kreatif-imajinatif
yang menguasai literasi digital dan informasional dalam semua peristiwa
komunikasi yang mendukung keberhasilan dalam pendidikan dan pelestarian
budaya. Mata pelajaran Bahasa dan Budaya Sikka dapat membentuk keterampilan
berbahasa reseptif (menyimak,membaca dan memirsa) dan keterampilan berbahasa
produktif (berbicara dan mempersentasikan serta menulis). Kompetensi berbahasa
ini berdasar pada empat hal yang saling berhubungan dan saling mendukung
untuk mengembangkan kompetensi peserta didik yaitu bahasa (mengembangkan
kompetensi kebahasaan), sastra (kemampuan memahami, mengapresiasi,
menanggapi, menganalisis dan mencipta karya sastra melalui proses berpikir kritis,
kreatif dan imajinatif. Pengembangan kompetensi berbahasa, bersastra dan
beraksara diharapkan membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan literasi
tinggi dan berfrofil pelajar pancasila yang meliputi :
1. Mata Pelajaran bahasa dan budaya sikka mencakup kemampuan reseptif
(menyimak, membaca dan memirsa) dan kemampuan produktif (berbicara,
mempersentasikan dan menulis
2. Mata Pelajaran bahasa dan budaya sikka menggunakan pendekatan berbasis
genre meliputi pemanfaatan beragam tipe teks dan teks multimodal
(lisan,tulis,visual,audio,audiovisual). Meodel pembelajaran menggunakan
pedagogi genre yaitu penjelasan untuk membangun konteks, pemodelan,
pembimbingan dan pemandirian serta kegiatan yang mendorong peserta didik
untuk berpikir kritis, kreatif dan imajinatif dalam proses pembelajaran
3. Mata pelajaran bahasa dan budaya sikka diajarkan untuk meningkatkan :
a. Kecakapan hidup peserta didik dalam mengelola diri dan lingkungannya
b. Kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan alam social dan
budaya.
Kemampuan dan elemen dalam bahasa dan budaya sikka dapat digambarkan
sebagai berikut.
Area Pembelajaran Kemampuan Sub-kemampuan
Bahasa Reseptif Menyimak
Membaca dan memirsa
Produktif Berbicara dan mempersentasikan
Menulis
Kemampuan dan elemen dalam Tenun Ikat dapat digambarkan sebagai berikut.
Area Pembelajaran Kemampuan Sub-kemampuan
Keterampilan Pemahaman Pemahaman Konsep
Menenun Pemahaman Tematik Sistimatik
Produktif Menenun
Mengkreasi Hasil Tenun
BAB II
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA DAN BUDAYA SIKKA DAN
TENUN IKAT PADA SETIAP FASE JENJANG SD DAN SMP
Menulis
Peserta didik mampu menulis teks narasi tentang aktivitas kehidupan yang
berkaitan dengan kepercayaan (berdoa dan bernyanyi, syair dan upacara adat,
permainan tradisional ), teks deskripsi tentang tata krama( menerima tamu
dan sapaan keluarga dan kekerabatan), teks rekon tentang tata karma
( menerima tamu dan sapaan keluarga dan kekerabatan), teks prosedur
tentang tata karma( menerima tamu dan sapaan keluarga dan kekerabatan),
dan teks eksposisi tentang peristiwa kehidupan( kelahiran dan kematian )
dalam bahasa daerah Sikka dengan rangkaian kalimat yang beragam,
informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam.
Menyimak
Peserta didik mampu menganalisis informasi tentang aktivitas
kehidupan ( kepercayaan: berdoa, bernyanyi, syair dan upacara
adat) dalam bahasa daerah Sikka.
Peserta didik mampu mengidentifikasi ciri, objek dan urutan proses
kejadian dan nilai-nilai dari berbagai aktivitas kehidupan
(kepercayaan: berdoa, bernyanyi, syair dan upacara adat) dalam
bahasa daerah Sikka.
Peserta didik mampu menganalisis peristiwa kehidupan (kelahiran,
kematian perkawinan).
Peserta didik mampu menganalisis informasi tentang tata krama
(menerima tamu, sapaan keluarga dan kekerabatan) yang
disajikan dalam bentuk lisan, teks aural (teks yang dibacakan
dan/atau didengar) dan audio dengan menggunakan bahasa
daerah Sikka.
Membaca dan Memirsa
Peserta didik mampu membaca teks tentang aktivitas kehidupan
(kepercayaan: berdoa, bernyanyi, syair dan upacara adat) dalam
bahasa daerah Sikka, dengan fasih dan indah, serta memahami
informasi dan kosa kata baru yang memiliki makna denotatif,
literal, konotatif, dan kiasan.
Peserta dapat mengidentifikasi objek, fenomena, dan karakter
berkaitan dengan tata krama (menerima tamu, sapaan keluarga
dan kekerabatan).
Peserta didik mampu mengidentifikasi ide pokok dari teks
berkaitan dengan peristiwa kehidupan (kelahiran, kematian
perkawinan) dalam bahasa daerah Sikka, serta nilai-nilai yang
terkandung dalam teks sastra (prosa dan pantun,puisi) dari teks
dan/atau audiovisual.
Berbicara dan Mempersentasikan
Peserta didik mampu menyampaikan informasi secara lisan dalam
bahasa daerah Sikka tentang peristiwa kehidupan ( kelahiran, kematian,
perkawinan ), aktivitas kehidupan (kepercayaan: berdoa, bernyanyi,
syair dan upacara adat) tata krama (menerima tamu, sapaan
keluarga dan kekerabatan) untuk tujuan menghibur dan
menyakinkan mitra tutur sesuai kaidah dan konteks. Peserta didik
mampu menggunakan kosa kata baru tentang aktivitas kehidupan
(kepercayaan: berdoa, bernyanyi, syair dan upacara adat) dalam
bahasa daerah Sikka yang memiliki makna denotatif, konotatif,
dan kiasan; pilihan kata yang tepat sesuai dengan norma budaya
daerah Sikka; menyampaikan informasi dengan fasih dan santun.
Peserta didik dapat menyampaikan perasaan tentang peristiwa
kehidupan ( kelahiran, kematian, perkawinan ), berdasarkan fakta,
imajinasi (dari diri sendiri dan orang lain) secara indah dan
menarik dalam bentuk prosa dan puisi dengan penggunaan kosa
kata bahasa daerah secara kreatif.
Peserta didik mampu mempresentasikan gagasan, hasil
pengamatan, dan pengalaman dengan logis, sistematis, efektif,
kreatif, dan kritis, mempresentasikan imajinasi secara kreatif
tentang aktivitas kehidupan (kepercayaan: berdoa, bernyanyi, syair
dan upacara adat) dalam bahasa daerah Sikka.
Menulis
Peserta didik mampu menulis teks eksplanasi, laporan, dan
eksposisi persuasive tentang aktivitas kehidupan (kepercayaan:
berdoa, bernyanyi, syair dan upacara adat) dari gagasan,hasil
pengamatan, pengalaman, dan imajinasi dalam bahasa daerah
Sikka; menjelaskan hubungan kausalitas, serta menuangkan hasil
pengamatan untuk meyakinkan pembaca.
Peserta didik mampu menggunakan kaidah kebahasaan dan
kesastraan untuk menulis teks sesuai dengan konteks dan norma
budaya tentang peristiwa kehidupan ( kelahiran, kematian, perkawinan ),
berkaitan dengan tata krama (menerima tamu, sapaan keluarga
dan kekerabatan) menggunakan kosakata bahasa daerah Sikka
yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan.
Peserta didik menyampaikan perasaan berdasarkan fakta, imajinasi
(dari diri sendiri dan orang lain) secara indah dan menarik dalam
bentuk prosa dan puisi dengan penggunaan kosa kata secara kreatif
dalam bahasa daerah Sikka.
B. Jenjang SMP
Fase D (kelas 7, 8 dan 9)
Projek Profil Materi Pokok Capaian Tema
Pembelajaran
Sarung Kreasi - Menenun Peserta didik Kewirausahaan
Sikka - Kreasi mampu menenun
dan
mengkreasikan
hasil tenun
sebagai sebuah
karya seni
Tenun ikat masuk dalam pembelajaran Projek Profil Pancasila di
integrasikan dalam P5 sesuai dengan tema kearifan lokal dan
kewirausahaan masing-masing wilayah.