Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN MATERI AJAR TEKS DESKRIPTIF BERBASIS

BUDAYA LOKAL GUNA MENDUKUNG PEMBELAJARAN MEMAHAMI


TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1
SINGARAJA

Ni Kdk Devi Wiryanti1, I Nengah Suandi2, Ni Md Rai Wisudariani3


Program Studi Pendidikan Bahasa, Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

Email: {deviwiryanti@yahoo.co.id, nengah_suandi@yahoo.co.id,


Rai.Wisudariani@undiksha.ac.id}@undiksha.ac.id

ABSTRAK
Penelitian pengembangan materi ajar ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan rancangan materi
ajar teks deskriptif berbasis budaya lokal guna mendukung pembelajaran memahami teks tanggapan
deskriptif siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Singaraja berdasarkan analisis kebutuhan. (2)
mendeskripsikan tingkat validitas isi materi ajar menulis teks deskriptif berbasis budaya lokal pada
pembelajaran memahami teks tanggapan deskriptif siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Singaraja
berdasarkan validasi ahli. (3) mendeskripsikan hasil uji coba efektivitas materi ajar menulis teks deskriptif
berbasis budaya lokal pada pembelajaran memahami teks tanggapan deskriptif siswa kelas VII di SMP
Negeri 1 Singaraja berdasarkan hasil uji coba lapangan. Subjek penelitian ini adalah ahli isi materi ajar,
guru mata pelajaran bahasa Indonesia, siswa kelas VII A3 SMP Negeri 1 Singaraja, dan siswa kelas VII
A4 SMP Negeri 1 Singaraja. Objek penelitian ini adalah materi ajar teks deskriptif. Prosedur penelitian ini
mengadaptasi prosedur penelitian dari Borg dan Gall. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi, wawancara dan angket. Teknik analis data penelitian
ini menggunakan teknik kualitatif dan kuntitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) materi ajar
dirancang sesuai dengan kurikulum 2013 dan dilandasi oleh budaya lokal Buleleng, (2) tingkat validitas
materi ajar berada pada kualifikasi baik, dan (3) efektifitas materi ajar dalam tahap uji lapangan tergolong
sangat baik.

Kata kunci : pengembangan materi ajar, budaya lokal, teks tanggapan deskriptif

ABSTRACT

The purpose of this research was (1) described the plan of teaching material in writing the
descriptive text based on local culture by the lesson to understands descriptive responding text of
seventh grade students of SMP N 1 Singaraja based on needed analyses. (2) Described the validity of
teaching material in writing descriptive text based on local culture by the lesson to understand descriptive
responding text of seventh grade students of SMP N 1 Singaraja based on validation expert. (3) Describe
the result of experiment to effectiveness of teaching material in writing descriptive text based on local
culture by the lesson to understand descriptive responding text of seventh grade students of SMP N 1
Singaraja based on the result of real experiment. Subject of this research was teaching material expert,
Indonesian language teacher, students of VII A3 SMP N 1 Singaraja, and students of VII A4 SMP Negeri
1 Singaraja. Subject of this research was teching material descriptive text. Research procedure in this
research was adapting the research procedure by Borg and Gall. Research method that the researcher
used to collect the data in this research was documentation, observation, interview and questionnaire.
The analyzed data the researcher used two kinds of data, there was qualitative and quantitative. Result of
this research showed that (1) teaching material was planned in appropriate with 2013 curriculum and
based on local culture of Buleleng, (2) validity level of teaching material was good qualification, and (3)
effectiveness of teaching material at real experiment process was excellent. Based on the result of
researched, teaching material of descrivtive text based on local culture was very effective to use for
understanding descriptive respon text because of excellent qualification after real research.

Keyword: development of teaching material, local culture, descriptive responding text

PENDAHULUAN Pendidikan dan Kebudayaan periode 2009-


2014, M.Nuh menyatakan bahwa peran
Pendidikan berbasis kebudayaan pendidik sangatlah penting dalam memicu
telah tertuang dalam Undang-undang animo anak-anak muda untuk lebih
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 menaruh perhatian terhadap kebudayaan.
tentang Sistem Pendidikan Nasional. BAB Pada kota Surabaya, misalnya. Ada
I, Pasal 1 undang-undang tersebut dengan beberapa lembaga pendidikan yang sejak
tegas menyatakan bahwa pendidikan lama sudah memasukkan pengenalan
berbasis masyarakat adalah budaya sebagai agenda pembelajaran.
penyelenggaraan pendidikan berdasarkan Implikasi dari kebijakan ini adalah adanya
kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, siswa asing di Surabaya yang pandai
dan potensi masyarakat sebagai menabuh gamelan, menari reog, dan
perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk bermain ketoprak bersama siswa Indonesia.
masyarakat. Lebih lanjut pada BAB III, Sejalan dengan pernyataan yang
Pasal 4 Ayat (1) tentang Prinsip disampaikan oleh M.Nuh, Pengamat Seni
Penyelenggaraan Pendidikan dinyatakan Budaya dan Agama, Ketut Sumadi
bahwa pendidikan diselenggarakan secara mengemukakan bahwa:
demokratis dan berkeadilan serta tidak peran institusi pendidikan sangat penting
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak dalam mengajarkan tata cara
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai mendefinisikan diri dalam keragaman
kultural, dan kemajemukan bangsa. budaya. Terlebih, Indonesia terdiri atas
Undang-undang ini menjadi dasar yang kuat banyak suku, agama, dan budaya yang
dalam melahirkan sekaligus menopang berbeda. Proses penguatan akar budaya
nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia. bangsa melalui institusi pendidikan penting
Pencermatan kebudayaan seperti dilakukan karena masyarakat bisa
yang diamanatkan oleh undang-undang menyadari bahwa jati diri bangsa yang
mengindikasikan bahwa nilai-nilai budaya ramah dan toleran merupakan realitas
harus ditanamkan dalam lingkungan sejarah yang harus dipelihara. Sehingga,
pendidikan. Secara implisit, nilai-nilai pelanggengan ideologi kekerasan dan
budaya sudah ditanamkan dalam ranah stigma peyoratif terhadap kebudayaan lain
pendidikan. Hanya saja peserta didik belum dipahami sebagai bentuk pengingkaran atas
memaknai seperti yang diharapkan. jati diri bangsa. Menghadapi relitas tersebut,
Kecintaan terhadap budaya bangsanya pendidikan berbasis budaya lokal
sendiri sudah luntur. Contoh sederhana dipandang sebagai solusi cerdas untuk
dalam kehidupan sehari-hari adalah anak menghasilkan peserta didik yang memiliki
lebih bangga memainkan permainan video kepribadian unggul dan menjunjung tinggi
game (play station) daripada bermain nilai-nilai kebudayaan secara menyeluruh.
permainan tradisional seperti congklak, Kemendikbud (2013) lebih tegas
egrang, dan sejenisnya. Kenyataan tersebut lagi menyatakan bahwa tujuan dari
diperkuat dengan adanya berita pada surat pembelajaran akan dapat tercapai secara
kabar Bali Post edisi 6 Desember 2014 maksimal dengan adanya pendekatan
yang mengungkapkan bahwa anak lebih budaya, adat, dan kearifan lokal yang
cenderung menyukai budaya modern tumbuh dan berkembang di masyarakat.
daripada tradisi. Melalui upaya tersebut diharapkan berbagai
Pada surat kabar lain yaitu budaya lokal yang ada di masyarakat dapat
KOMPAS edisi 6 Maret 2012, Menteri tetap terjaga keberadaanya. Selain itu,
penanaman nilai-nilai budaya lokal sejak diberikan oleh pusat tidak mungkin
dini pada siswa bermanfaat agar siswa menampilkan seluruh budaya Indonesia.
dapat menyerap, memahami, dan Oleh karena itu, teks deskriptif yang ada
melestarikan kemudian mengaplikasikan pada buku teks hanya membahas beberapa
nilai-nilai budaya tersebut dalam kehidupan budaya saja sehingga tidak sesuai dengan
sehari-hari. kebudayaan yang ada di masing-masing
Ketiga pernyataan di atas semakin daerahnya. Untuk mengatasi keterbatasan
menguatkan pentingnya pengintegrasian materi ajar yang ada pada buku teks ini,
budaya lokal dalam kurikulum. Upaya peran guru sangatlah dibutuhkan dalam
penyempurnaan kurikulum seyogyanya mengembangkan materi ajar karena guru
memperhatikan nilai budaya lokal. diberikan kebebasan untuk
Pengintegrasian budaya lokal dalam mengembangkan silabus dan materi ajar.
kurikulum akan menuntun perkembangan Namun, tidak semua guru mau dan mampu
kepribadian peserta didik yang kreatif mengembangkan materi ajar seperti yang
sehingga dapat memilih nilai-nilai budaya diharapkan.
yang ada, kemudian diterapkan pada Beberapa teks deskriptif yang
kehidupan sehari-hari. digunakan oleh guru sebagai materi ajar
Kurikulum yang menjadi sorotan yang tercantum dalam buku buku teks
selama satu tahun terakhir ini adalah Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memiliki yang diterbitkan oleh Kementrian
kekhasan tersendiri dibandingkan dengan Pendidikan dan Kebudayaan Republik
kurikulum sebelumnya, yaitu menekankan Indonesia tahun 2014 adalah tari saman,
pembelajaran berbasis teks (Kemendikbud, tari gambyong, dan tari kecak. Dilihat dari
2013:2). Teks memiliki dua unsur utama, ketiga judul teks deskriptif yang terdapat
yaitu format bahasa dan konteks situasi. pada buku teks mengindikasikan bahwa
Konteks situasi ini mencakup konteks sosial materi ajar tersebut sangat terbatas dan
dan konteks budaya masyarakat tutur tidak kontekstual. Materi ajar menulis teks
bahasa yang menjadi tempat teks tersebut deskriptif yang tidak kontekstual ini
diproduksi. mengakibatkan peserta didik sulit
Kurikulum 2013 yang berbasis teks, memahami teks deskriptif yang dijadikan
sejatinya dapat dijadikan peluang yang model, padahal tujuan utama penulisan teks
besar oleh pendidik terutama guru untuk deskriptif adalah untuk memberikan
dapat mengembangkan dan menyusun perincian atau detail tentang objek sehingga
mteri ajar yang berkualitas dan bervariasi, pembaca seakan-akan ikut melihat,
namun tetap memertahankan aspek-aspek mendengar, merasakan, atau mengalami
dasar kurikulum 2013. Dengan berbasis apa yang dideskripsikan. Peserta didik akan
teks, pembelajaran akan selalu berfokus kesulitan melihat, mendengar, merasakan,
pada teks-teks. Peserta didik dituntut untuk dan mengalami apa yang dideskripsikan jika
aktif mengamati, menanya, menalar, mereka tidak mengetahui objek yang
mencoba, serta mengomunikasikan hal-hal dideskripsikan.
yang berkaitan dengan materi yang akan Berdasarkan hasil wawancara yang
dipelajari. Teks-teks tersebutlah yang akan peneliti lakukan dengan guru bahasa
mampu menjadi peluang besar yang dapat Indonesia di SMP Negeri 1 Singaraja, Luh
digunakan oleh pendidik khsusunya guru Murtiningsih, S.Pd., (wawancara pada
untuk mengembangkan materi ajar yang tanggal 7 November 2014) permasalahan
berkualitas serta mampu menanamkan mendasar yang dihadapi dalam
nilai-nilai budaya lokal. pembelajaran bahasa Indonesia adalah
Hasil kajian peneliti menunjukkan keterbatasan materi ajar yang ada pada
bahwa materi ajar teks deskriptif pada buku buku teks. Materi ajar tentang teks deskriptif
teks yang digunakan terbatas dan tidak yang ada pada buku teks sangat sedikit
kontekstual. Buku teks dan silabus yang sehingga guru harus lebih kreatif
menyediakan materi ajar yang menarik bagi Materi ajar memiliki kontribusi dalam
siswa karena siswa sering merasa bosan upaya penanaman nilai-nilai budaya lokal.
ketika belajar bahasa Indonesia. Menyiasati Materi ajar merupakan segala sesuatu yang
keterbatasan materi ajar, guru bahasa digunakan oleh guru untuk memfasilitasi
Indonesia mencoba mengimbau peserta pembelajaran, dalam hal ini pembelajaran
didik untuk menemukan sendiri materi ajar memahami teks tanggapan deskriptif.
dari berbagai sumber. Namun, banyak Umumnya materi ajar dapat berupa kaset,
siswa yang mengeluh dan merasa kesulitan kamus, tata bahasa, lembar kerja, sumber-
menemukan materi ajar sehingga siswa sumber internet, dan lain-lain (Tomlinson
menunggu materi ajar yang dipersiapkan dalam Ermadwicitawati, 2010: 41). Celce-
oleh guru ketika mengajar, sedangkan guru Murcia (dalam Ermadwicitawati, 2010: 41)
merasa kesulitan dalam menyusun materi lebih tegas lagi mengungkapkan bahwa
ajar. materi ajar adalah hal terpenting dalam
Hasil wawancara yang peneliti pembelajaran. Pernyataan Murcia tersebut
lakukan dengan siswa kelas VII A1 SMP menandakan bahwa guru memiliki peran
Negeri 1 Singaraja yang sedang mengikuti yang sangat penting untuk memilih atau
pembelajaran bahasa Indonesia (pada menyusun materi ajar.
tanggal 10 November 2014) menunjukkan Tomlison (dalam Ermadwicitawati,
bahwa siswa merasa kesulitan memahami 2014: 31) menyatakan bahwa guru
dan menyusun teks deskriptif jika seharusnya mengaitkan pilihan materi
menggunakan materi ajar yang ada pada ajarnya dengan kebutuhan dan minat siswa
buku teks karena tidak sesuai dengan dan memberikan tugas kepada siswa yang
kebudayaan yang mereka ketahui di berhubungan dengan kehidupan mereka
daerahnya sehingga mereka menyusun sehari-hari. Dengan demikian, siswa akan
teks deskripsi dengan judul yang sama merasakan apa yang dipelajarinya memiliki
seperti pada buku teks. Ini artinya bahwa kaitan dengan kehidupan mereka dan
pembelajaran yang tidak kontekstual bermanfaat. Ini artinnya bahwa materi ajar
mengakibatkan siswa tidak mampu harus kontekstual.
mengekspresikan pengalamannya. Menurut Mengingat materi ajar menulis teks
Nurhadi (dalam Nurjaya, 2013: 126) deskriptif yang digunakan oleh SMP Negeri
pembelajaran kontekstual merupakan 1 Singaraja terbatas dan tidak kontekstual,
konsep belajar yang membantu guru upaya pengembangan materi ajar menulis
mengaitkan antara materi yang teks deskriptif penting dilakukan. Apabila
diajarkannya dengan situasi dunia nyata permasalahan tersebut tidak dicarikan
siswa dan mendorong siswa membuat solusi pemecahan, dikhawatirkan tujuan
hubungan antara pengetahuan yang pembelajaran tidak akan tercapai dengan
dimilikinya dengan penerapannya dalam baik dan akan berimplikasi pada mutu
kehidupan mereka sebagai anggota lulusan yang rendah.
keluarga dan masyarakat. Jika materi ajar Melalui materi ajar teks deskriptif
yang digunakan oleh guru tidak sesuai berbasis budaya lokal siswa akan
dengan dunia nyata siswa, guru harus mengetahui informasi mengenai budaya
kreatif mengaitkan pembelajaran agar lokalnya. Siswa seyogyanya mengenal
sesuai dengan situasi dunia nyata siswa. budaya yang ada di daerahnya masing-
Selain itu, materi ajar yang ada pada buku masing sebelum mengenal budaya
teks terbatas sehingga jangkauannya terlalu Indonesia yang lebih luas. Dengan
sempit. Hal ini mengakibatkan banyak siswa pengembangan materi ajar menulis teks
menyusun teks tanggapan deskriptif yang deskriptif berbasis budaya lokal diharapkan
sama dengan contoh yang ada pada buku pembelajaran menulis teks deskriptif lebih
teks ketika ditugaskan untuk menyusun teks variatif, kreatif, dan menarik minat siswa
tanggapan deskriptif . untuk aktif dalam pembelajaran, serta dapat
membentuk kepribadian siswa yang cinta dikemukakan tujuan penelitian
terhadap budaya lokal. pengembangan sebagai berikut.(1)
Mengingat cakupan budaya lokal rancangan materi ajar berbasis budaya
cukup luas, penelitian ini memfokuskan lokal, (2) validasi oleh uji ahli, dan efektifitas
materi ajar pada budaya lokal Buleleng pengguna materi ajar yang dikembangkan.
karena sesuai dengan latar belakang siswa, Penelitian ini dapat memberikan dua
sedangkan teks deskriptif yang dibuat manfaat utama, yaitu berupa manfaat
sebagai materi ajar berbentuk teks deskripsi teoretis dan manfaat praktis. Penelitian ini
eksplanatori karena penelliti akan mampu menambah khazanah
menggambarkan objek secara apa adanya pengetahuan dalam penelitian, terutama
tanpa adamya sugesti tertentu pada dalam penelitian pengembangan materi ajar
pembaca. pada sekolah menengah pertama. Manfaat
Prosedur pengembangan yang praktis penelitian ini yakni dapat dijadikan
digunakan untuk mengembangkan materi sebagai salah satu alternatif materi ajar
ajar ini adalah prosedur penelitian untuk guru mata pelajaran bahan Indonesia.
pengembangan menurut Borg dan Gall
(1989). Tahapan prosedur yang dilakukan METODE
dalam penelitian ini hanya sampai pada Pengembangan materi ajar ini
tahap produksi materi ajar berdasarkan menggunakan rancangan penelitian
revisi uji coba produk pada lapangan utama. pengembangan (Research and
Pembatasan ini didasari oleh keterbatasan Develovment). Prosedur penelitian ini
waktu yang peneliti miliki. mengadaptasi prosedur penelitian
Sebagai penegasan yang telah pengembangan yang disampaikan oleh
dibahas dalam latar belakang masalah, Borg dan Gall (1989). Prosedur penelitian
pada bagian ini perlu dikemukakan rumusan ini meliputi (1) analisis kebutuhan, (2)
spesifik dari masalah yang hendak perencanaan (penyusunan materi ajar), (3)
dipecahkan. Adapun rumusan masalah vaidasi oleh ahli (4) revisi berdasarkan uji
yang dapat dikaji yakni sebagai berikut. 1) ahli (5) uji coba lapangan tahap awal
Bagaimanakah rancangan materi ajar teks (kelompok terbatas), (6) revisi materi ajar,
deskriptif berbasis budaya lokal guna (6) uji coba pemakaian lapangan utama
mendukung pembelajaran memahami teks (kelompok besar), (7) revisi materi ajar.
tanggapan deskriptif siswa kelas VII di SMP Subjek penelitian ini adalah ahli isi materi
Negeri 1 Singaraja? 2) Bagaimanakah ajar,
tingkat validitas isi materi ajar teks deskriptif guru bahasa Indonesia, siswa kelas VII A3
berbasis budaya lokal guna mendukung SMP Negeri 1 Singaraja, dan siswa kelas
pembelajaran memahami teks tanggapan VII A4 SMP Negeri 1 Singaraja. Analisis
deskriptif siswa kelas VII di SMP Negeri 1 kebutuhan dilakuk an untuk mengumpulkan
Singaraja? 3) Bagaimanakah hasil uji coba danmengidentifikasi informasi terkait
efektivitas materi ajar teks deskriptif permasalahan yang dijumpai dalam
berbasis budaya lokal guna mendukung pembelajaran. Pada tahap perencaan
pembelajaran memahami teks tanggapan (penyusuan materi ajar), hal-hal yang
deskriptif siswa kelas VII di SMP Negeri 1 dilakukan oleh peneliti meliputi penyusunan
Singaraja? materi ajar . Dalam tahap penyusunan
Tujuan pengembangan dirumuskan materi ajar, silabus, RPP, dan materi ajar
bertolak pada masalah yang ingin yang dimiliki guru mata pelajaran bahasa
dipecahkan dengan menggunakan alternatif Indonesia dikumpulkan untuk menentukan
yang telah dipilih. Arah rumusan tujuan materi ajar yang akan disusun. Dalam
pengembangan yakni pada pencapaian langkah pengumpulan informasi, literatur-
kondisi ideal seperti yang telah diuraikan literatur terkait materi materi ajar
dalam latar belakang masalah. Berdasarkan dikumpulkan untuk digunakan dalam
rumusan masalah di atas, dapat penyusunan materi ajar. Kegiatan yang
dilakukan pada tahap penyusunan adalah terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga
menyusun materiajar teks deskriptif produk yang dikembangkan sudah
berbasis budaya lokal. Hal-hal yang merupakan desain model operasional yang
dicantumkan dalam materi ajar, yakni siap divalidasi.
Sampul, daftar isi, petunjuk penggunaan Teknik analisis data disesuaikan
buku, dan teks deskriptif berbasis budaya dengan jenis dan sifat data. Data yang
lokal. Materi ajar yang telah disusun oleh dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
peneliti kemudian divalidasi oleh ahli. Uji data kuantitatif dan data kualitatif. Oleh
coba ini dilakukan untuk mengetahui tingkat karena itu, analisis data yang digunakan
validitas materi ajar adalah analisis statistik (statistic deskriptif)
yang telah dirancang berdasarkan dan deskriptif kualitatif.
pemikiran rasional ahli. Ahli isi materi ajar
yang diminta untuk memvalidasi rancangan HASIL DAN PEMBAHASAN
isi materi ajar adalah Prof.Dr Ida Bagus Hasil Penelitian pengembangan
Putrayas,M.Pd dan Dra. Ni Made Sri materi ajar ini menunjukkan bahwa materi
Indriani,M.Hum. ajar yang dikembangkan secara sistematis,
Dalam uji lapangan tahap awal sesuai dengan kurikulum 2013, serta
(kelompok terbatas) ini rancangan materi mengandung nilai-nilai budaya lokal.
ajar yang telah divalidasi oleh ahli, Adapun susunan bahan ajar ini terdiri atas
kemudian diujicobakan kepada siswa. Oleh sampul, daftar isi, petunjuk penggunaan
karena uji coba lapangan tahap awal, maka buku, dan teks deskriptif berbasis budaya
uji coba lapangan awal ini masih dalam lokal.
skala terbatas, dengan melibatkan subjek Tahap validasi uji ahli yang pertama
sebanyak tujuh siswa yang memiliki prestasi terdiri atas 5 pertanyaan pada angket
belajar bahasa Indonesia beragam. Hal ini tertutup menununjukkan kualifikasi baik
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang yakni dengan persentase skor rata-rata
lebih valid, karena telah diwakili oleh siswa 74%. Sedangkan angket validasi uji ahli
yang memiliki prestasi belajar bahasa yang kedua terdiri dari 20 pertanyaan pada
Indonesia beragam. Selain siswa, dalam angket tertutup juga menunjukkan pada
tahap ini juga melibatkan satu guru mata kualifikasi baik yakni dengan persentase
pelajaran bahasa Indonesia. Pada langkah skor rata-rata 93, 2%. Berdasarkan data
ini pengumpulan data dapat dilakukan tersebut dapat dihitung persentase tingkat
dengan cara wawancara, observasi, dan validitas isi materi ajar sebesar 172 : 2 =
angket. Dalam revisi materi ajar ini yang 86,1%. Komentar berupa saran yang
dilakukan adalah memperbaikan produk disampaikan melalui angket tebuka
awal yang dihasilkan berdasarkan hasil uji mengenai ejaan dan kesesuaian gambar
coba awal. Perbaikan ini sangat mungkin materi ajar yang perlu diperjelas. Selain itu,
dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan materi ajar yang disajikan sudah mendapat
hasil yang ditunjukkan dalam uji coba komentar yang positif oleh uji ahli.
terbatas, sehingga diperoleh draft produk Berdasarkan respons guru mata
(model) utama yang siap diuji coba lebih pelajaran bahasa Indonesia terhadap materi
luas. Uji coba utama ini melibatkan seluruh ajar pada tahap lapangan awal yang
siswa yang dijadikan subjek penelitian ini. disampaikan melalui wawanara, guru mata
Dalam tahap ini juga dilakukan uji efektivitas pelajaran menyampaikan komentar bahwa
materi ajar yang telah disusun. Hal ini materi ajar yang disusun mudah untuk
dilakukan, untuk mengetahui tingkat dipahami serta sangat kontekstual. Selain
efektifitas pengembangan materi ajar dilihat itu beliau juga memberikan saran melalui
dari segi kelengkapan materi pelajaran yang angket terbuka mengenai penulisan yang
terkandung dalan materi ajar tersebut. salah ketik.
Dalam revisi materi ajar ini peneliti Berdasarkan uji lapangan awal, hasil
melakukan perbaikan/penyempurnaan respons siswa yang terdiri atas tujuh orang
terhadap materi ajar pada tahap awal ini Rancangan materi ajar yang dikembangkan
yang disampaikan melalui angket tertutup dapat memfasilitasi peserta didik untuk
yang terdiri atas 20 pertanyaan belajar materi teks tanggapan deskriptif
menunjukkan kualifikasi sangat baik dengan secara kontekstual. Materi ajar yang
persentase 632 : 7 = 90,28%. Selain dikembangkan juga mampu memfasilitasi
terdapat pertanyaan tertutup pada angket peserta didik untuk memahami budaya lokal
yang diberikan, juga terdapat satu bulelelng melalui teks tanggapan deskriptif
pertanyaan terbuka, yakni mengenai yang disajikan. Materi ajar dirancang
komentar secara garis besar mengenai memuat pengenalan dan penanaman
materi ajar yang digunakan. Secara garis budaya lokal Buleleng karena sesuai
besar komentar siswa pada tahap awal ini dengan latar belakang siswa. Budaya lokal
yakni mengenai penulisan. Penulisan huruf Buleleng muncul pada setiap teks yang
dalam materi ajar tersebut masih ada yang digunakan sebagai materi ajar guna
salah, misalnya kekurangan huruf ataupun mendukung pembelajaran memahami teks
kelebihan. Siswa merasa kesulitan ketika tanggapan deskriptif. Secara tidak langsung
mememui hal tersebut. Akan tetapi, sejauh hal tersebut akan memberikan efek yang
kembali ditegaskan oleh guru, siswa dapat baik terhadap kecintaan peserta didik
memahaminya. terhadap budaya lokalnya. Materi ajar ini
Tahap uji lapangan utama tidak hanya sekadar pemahaman materi
menunjukkan bahwa respons guru bahasa saja, tetapi menanamkan nilai-nilai budaya
Indonesia terhadap materi ajar yang lokal dalam diri peserta didik. Hal ini berarti,
dikembangkan sangat positif. Hal itu terbukti pengaruh penggunaan materi ajar berbasis
melalui wawancara yang dilakukan setelah budaya lokal tidak sebatas pengetahuan
proses belajar mengajar selesai. Tidak ada tetapi juga keterampilan. Seperti yang
saran yang diberikan oleh guru mata disampaikan oleh Abdulah (2006:146) yang
pelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan menyatakan bahwa pengenalan budaya
uji lapangan utama, hasil respons siswa lokal dapat memperkuat pemahaman dan
yang terdiri atas 24 orang terhadap materi ikatan-ikatan tradisional masyarakat. Hal ini
ajar pada tahap lapangan utama ini yang dimaksudkan untuk memberikan pengertian
disampaikan melalui angket tertutup yang dan pemahaman tentang nilai-nilai budaya
terdiri atas 20 pertanyaan menunjukkan lokal setempat dan sebagai filter terhadap
kualifikasi yang sangat baik dengan ganasnya arus globalisasi.
persentase rata-rata 2244 : 24 = 93,5%. Temuan yang kedua adalah hasil
Selain terdapat pertanyaan tertutup pada validitas ahli. Tim ahli banyak memberikan
angket yang diberikan, juga terdapat satu masukan terhadap materi ajar yang
pertanyaan terbuka, yakni mengenai dikembangkan. Salah satu catatan yang
komentar secara garis besar mengenai diberikan oleh tim ahli adalah mengenai
materi ajar yang digunakan. Secara garis kejelasan gambar pada materi ajar. Gambar
besar komentar siswa pada tahap lapangan yang ditampilkan sudah sesuai dengan isi
utama ini yakni sudah sangat baik. Namun, teks. Namun, gambar yang ditampilkan
beberapa siswa masih menemukan adanya hendaknya gambar yang terbaru. Hal ini
kesalahan pengetikan. Akan tetapi, sejalan dengan pendapat Ismawati (2012)
intensitas kesalahannya sangat sedikit. yang mengemukakan bahwa materi ajar
Berdasarkan hasil yang telah yang ideal adalah materi ajar yang benar-
dipaparkan, ada beberapa temuan yang benar nyata, sebagaimana yang ada dalam
menarik untuk dibahas dalam penelitian ini. kehidupan yang menyesuaikan dengan
Temuan yang pertama adalah rancangan perkembangan zaman serta didikung oleh
materi ajar teks deskriptif. Rancangan tampilan fisik yang menarik. Selain itu, tim
materi ajar teks deskriptif yang ahli memberikan masukan terkait mengenai
dikembangkan telah sesuai dengan ejaan. Penulisan ejaan dalam materi ajar
kurikulum 2013 yakni berbasis teks. hendaknya sesuai dengan kaidah
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dikembangkan, peserta didik menyatakan
dan benar karena materi ajar ini digunakan lebih mudah memahami materi ajar yang
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. dikembangkan oleh peneliti. Hal itu
Materi ajar yang disusun bisa dijadikan dibuktikan melalui angket terbuka yang
acuan oleh peserta didik dalam telah diisi peserta didik. Kemudahan ini
menggunakan bahasa Indonesia yang baik mencakup masalah isi serta keterbacaan
dan benar. Selain kekurangan yang paling siswa terhadap materi ajar yang
menonjol di atas, tim ahli juga memberikan dikembangkan.
catatan mengenai kelebihan materi ajar Hasil observasi pada tahap
yang dikembangkan. Catatan menarik dari uji coba efektivitas menunjukkan bahwa
tim ahli mengenai kelebihan materi ajar ini pengetahuan peserta didik terhadap uraian
dari segi kekontekstualan materi ajar. materi ajar berbasis budaya lokal
Kekontekstualan materi ajar menjadi hal berpengaruh positif terhadap keterampilan
yang sangat bermanfaat dan menarik peserta didik dalam pembelajaran. Dengan
perhatian siswa dalam mempelajari materi menggunakan materi ajar yang
ajar. Hasil uji coba efektivitas melalui angket dikembangkan dalam pembelajaran,
tertutup dalam tahap uji lapangan terhadap peserta didik terampil mengemukakan
materi ajar menunjukkan tingkat pendapat dan menjalin kerja sama dalam
pencapaian kualitas materi ajar berada kelompok serta berpartiipasi aktif ketika
pada kualifikasi sangat baik. Hasil ini tidak mengikuti pembelajaran dengan
terlepas dari ketertarikan pengguna materi mengutamakan kesopanan dalam bertutur.
ajar dalam mempelajarinya. Kemenarikan Hal itu dapat terjadi karena materi ajar yang
ini menyangkut keragaman materi ajar yang peserta didik gunakan adalah materi ajar
kontekstual dan tampilan gambar yang yang sangat kontekstual. Teks yang
sesuai. Tampilan materi ajar yang menarik digunakan sebagai materi ajar banyak
berimplikasi pada keinginan pengguna mengangkat aspek-aspek budaya yang
materi ajar untuk memahami isi dari materi berkembang di lingkungan sekitar siswa,
ajar. sehingga siswa mampu mengungkapkan
Temuan ketiga yang menarik adalah pendapatnya dengan baik. Hasil penelitian
uji coba efektivitas materi ajar pada tahap ini sejalan dengan hasil penelitian Rika
uji coba kelompok terbatas dan uji coba (2014:129) yang mengungkapkan bahwa
kelompok besar. Pada tahap uji coba penggunaan bahan ajar dalam
efektivitas materi ajar, guru dan siswa pembelajaran berpengaruh positif terhadap
memberikan saran atau komentar terkait keterampilan proses peserta didik dalam
dengan materi ajar teks deskriptif yang pembelajaran. Hal ini sangat berhubungan
digunakan guna mendukung pembelajaran dengan perasaan peserta didik setelah
memahami teks tanggapan deskriptif. Guru menggunakan materi ajar. Dalam
mata pelajaran memberi catatan bahwa pembelajaran bahasa, aspek berkomunikasi
materi ajar yang dikembangkan telah sesuai merupakan aspek yang utama.
dengan kurikulum, silabus, dan RPP yang Hasil pertanyaan terbuka yang
digunakan. Bahkan secara tegas guru diberikan kepada siswa pada uji lapangan
bahasa Indonesia menyatakan bahwa menunjukkan hasil bahwa dalam materi ajar
materi ajar yang dikembangkan lebih masih ditemukan kata-kata yang salah ketik
mudah dipahami karena materi ajar yang dan istilah dalam bahasa Bali yang kurang
disusun sangat kontekstual serta diketahui maknanya. Pada tahap awal ini
mengangkat budaya lokal. Materi ajar yang menjadi masalah yang cukup berperan
disusun juga sangat sesuai digunakan pada dalam pembelajaran karena peserta didik
pembelajaran berbasis teks. Selain itu harus bertanya kepada gurunya mengenai
ketika peserta didik ditanya perbandingan kata yang salah ketik. Akan tetapi, ketika uji
mengenai kemudahan memahami materi tahap lapangan utama, peserta didik sudah
ajar oleh pemerintah dan materi ajar yang tidak bertanya lagi karena memang
intensitas kesalahan ketik jarang ditemukan. Hasil uji coba efektifitas materi ajar
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan menunjukan hasil yang sangat baik dengan
bahasa yang jelas pada materi ajar sangat persentase respons siswa sebesar 93,5%.
menentukan pemahaman peserta didik Itu berarti tingkat efektifitas materi ajar
terhadap materi yang disajikan. Oleh sebab memiliki kualifikasi sangat baik. Hasil
itu, materi ajar haruslah memperhatikan respons guru mata pelajaran menunjukkan
aspek kebahasaan terlebih materi ajar hasil yang sangat positif pula. Hal ini
bahasa Indonesia. dibuktikan oleh komentar dan saran yang
Pengembangan materi ajar berbasis diberikan oleh guru mata pelajaran.
budaya lokal adalah langkah yang efektif Berdasarkan temuan-temuan dalam
untuk memberikan pendidikan berbasis penelitian, beberapa saran yang peneliti
kebudayaan, terutama pendidikan untuk dapat ajukan sebagai berikut. (1) Hasil
dapat melestarikan nilai-nilai budaya lokal. penelitian ini menunjukkan respons yang
Pendidikan berbasis budaya pada dasarnya sangat positif dari siswa sebagai pengguna
telah banyak dikembangkan, akan tetapi materi ajar yang dikembangkan sehingga
materi ajar berbasis budaya lokal belum materi ajar ini dapat dijadikan salah satu
mampu tersurat dalam materi ajar. alternatif materi ajar yang digunakan dalam
Berdasarkan pembahasan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia pada
hasil penelitian ini dapat disimpukan bahwa pembelajaran memahami teks tanggapan
mata pelajaran bahasa Indonesia deskriptif. (2) Kepada guru mata pelajaran
merupakan mata pelajaran yang sangat bahasa Indonesia, materi ajar ini
relevan terlebih lagi pada pembelajaran diharapkan dapat menjadi salah satu
memahami teks tanggapan deskriptif dalam alternatif materi ajar selain menggunakan
pemuatan nilai-nilai budaya lokal karena materi ajar yang telah disiapkan
tema pembelajarannya adalah pengenalan pemerintah. (3) Bagi peneliti lain yang ingin
budaya. Kesesuaian tampilan fisik dan melaksanakan penelitian yang sejenis
peran bahasa sangat menentukan diharapkan dapat mengembangkan
pemahaman peserta didik mengenai teks penelitian ini dengan melibatkan sampel
yang dibaca atau digunakan sebagai materi yan lebih luas dan mengkaji hal-hal yang
ajar. belim diteliti dalam penelitian ini, misalnya
mengembangkan bagian-bagian materi ajar.
SIMPULAN DAN SARAN luas dan mengkaji hal-hal yang belum diteliti
Rancangan materi ajar yang dalam penelitian ini.
dikembangkan telah sesuai dengan
kurikulum 2013 yakni berbasis teks. UCAPAN TERIMA KASIH
Rancangan materi ajar yang dikembangkan Penulis mengucapkan terima kasih
dapat memfasilitasi peserta didik untuk kepada: Prof. Dr. I Nengah Suandi, M.Hum
belajar materi teks tanggapan deskriptif selaku pembimbing I dan Ni Made Rai
secara kontekstual. Materi ajar yang Wisudariani, S.Pd., M.Pd selaku
dikembangkan terdiri dari sampul, daftar isi, pembimbing II yang memberikan motivasi,
petunjuk penggunaan buku, dan kumpulan dukungan dan membimbing dengan sabar,
teks tanggapan deskriptif berbasis budaya dari awal sampai skripsi ini selesai. Kepala
lokal Buleleng. Materi ajar yang Sekolah yang menjadi tempat penelitian
dikembankan juga mampu memfasilitasi dilakukan, telah memberikan izin pada
peserta didik untuk memahami budaya lokal penulis untuk melaksanakan penelitian
bulelelng melalui teks yang disajikan.
Uji Validitas oleh tim ahli DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan bahwa materi ajar yang Abdulah, Irwan. 2006. Konstruksi dan
dikembangkan berada pada kualifikasi baik Reproduksi Kebudayaan.
dengan persentase 86,1%. Itu berarti Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
tingkat validitas materi ajar yakni 86,1%.
Alisyahbana, Sultan Takdir. 1981. Matsumoto, David. 2004. Pengantar
Pembangunan Kebudayaan Psikologi Budaya. Pustaka Pelajar:
Indonesia di Tengah Laju Ilmu Yogyakarta.
Pengetahuan dan Teknologi. Prisma Mauk, Vincentius. 2011. Pengembangan
No.11 Tahun X LP3SS.Jakarta. Bahan Ajar Menulis dan Perangkat
Antariksa. 2009. Kearifan Lokal. Penilaian Autentik Bahasa Indonesia
http://antariksaarticle.blogspot.com/. Pada Siswa Kelas VIII SMP Lab
Diunduh pada tanggal 24 Undiksha Singaraja.Tesis (tidak
September 2014. diterbitkan). Singaraja: Program
Arikunto, Suharsini. 2005. Dasar-Dasar Pasca Sarjana Undiksha.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Muhammad, Agus. 2014. Jenis-jenis teks
Aksara. deskripsi. http://muhammad-
Depdiknas.2009. Pembelajaran Menulis. aguzts.blogspot.com/2014/09/jenis-
Jakarta: PPPPTK Bahasa. teks-deskripsi-sugesti-dan.html.
Echolas & Shadily. 1995. Kamus Inggris Diunduh pada tanggal 3 Desember
Indonesia. Jakarta: PT Gramedia 2014.
Pustaka Utama. Nurjaya. 2013. Bahan Ajar Metode
Ermadwicitawati Ni Made. 2013. Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Pengembangan Materi Ajar Cerita Indonesia. Buku Ajar (tidak
Anak yang Mengandung Pendidikan diterbitkan). Singaraja: Undiksha.
Karakter pada Pembelajaran Parera, Jos Daniel. 1993. Menulis Tertib
Membaca Cerita Anak SMP Kelas dan Sistematis. Jakarta: Penerbit
VII di Singaraja, Tesis (tidak Erlangga.
diterbitkan). Singaraja: Program Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif
Pascasarjana Undiksha. Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Gobyah. 2003. Berpijak pada Kearifan Lokal Yogyakarta: DIVA Pers.
untuk Ajeg Bali. Rika, Adi Putra Komang. 2014.
http://www.balopost.co.id. Diunduh Pengembangan Bahan Ajar Bahasa
pada tanggal 17 November 2014. Indonesia pada Topik Teks Laporan
Observasi Berbasis Tri Hita Karana
Karmadi, Agus Dono. 2007. Budaya Lokal untuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Sebagai Warisan Budaya dan Gianyar Bali Tesis (tidak diterbitkan).
Upaya Pelestariannya. Yogyakarta: Singaraja: Program Pasca Sarjana
Balai pelestarian Sejarah dan Nilai Undiksha.
Tradisional. Sugiyono. 2007, Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Penerbit
Kemendikbud. 2013. Buku Guru Bahasa Alfabeta.
Indonesia Wahana Pengetahuan. Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan sebagai Suatu Keterampilan
Kebudayaan. Berbahasa. Bandung: Penerbit
Laksmi, Rai Sita. 2011. Cagar Budaya Bali, Angkasa.
Menggali Kearifan Lokal dan Model Widyanta. 2002. Sosiologi Kebudayaan.
Pelestariannya. Denpasar: Udayana Pringgodani: Cindelaras Pustaka
University Press. Cerdas.
Martha, I Nengah. 2003. Model Wiloto, Arwendo Atmo. 2002. Mengarang
Pengembangan Buku Teks Bahasa Itu Gampang. Jakarta: PT
Indonesia yang Memerhatikan Gramedia.
Fungsi Makro dan Mikro Bahasa. Wisudariani. 2013. Pengembangan Bahan
Disertasi (tidak diterbitkan): Program Ajar Mata Kuliah Berbicara II
Pasca Sarjana Universitas Berbasis Pendidikan Karakter di
Pendidikan Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Undiksha
Singaraja. Tesis (tidak diterbitkan).
Program Pascasarjana: Universitas
Pendidikan Ganesha.
Wiyanto. 2013. Teks Deskripsi.
http://andhysastera.blogspot.com/20
08/06/materi-ajar.html. Diunduh
pada tanggal 20 November 2014.
Yudhianata, dkk. 1988. Sejarah Budaya.
Klaten: PT Intan Pariwara.

Anda mungkin juga menyukai