Anda di halaman 1dari 13

PEMBUATAN JAMU ORALIT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA DI

KELAS V SDN CIPOCOK JAYA 2

Fina Nurul Hasanah1, Sri Wuryatusti2

finanurulhasanah@upi.edu, astuti58@upi.edu

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Kampus Serang – Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRACT

Etnosains didefinisikan sebagai kegiatan pengkajian antara sains masyarakat tradisional


yang diturunkan dari kepercayaan genetik dan masih mengandung mitos. Salah satu contoh
etnosains sebagai kearifan budaya lokal adalah jamu. Jamu oralit merupakan salah satu
kearifan lokal yang berkembang di masyarakat Indonesia karena kebermanfaatan jamu ini
masih dipercaya oleh masyarakat dapat menyembuhkan penyakit diare tanpa menimbulkan
efek samping. Media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi dalam proses belajar
mengajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima
pesan.juga alat yang mampu membantu proses belajar mengajar serta berfungsi untuk
memperjelas makna pesan atau informasi yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil temuan yang diperoleh dari penelitian adalah
siswa sebagian besar mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari
hasil tes tertulis yang peneliti berikan kepada siswa dengan hasil perolehan diatas rata-rata.

Keywords: Etnosains, Jamu Oralit, Media Pembelajaran, Deskriptif Kualitatif


DEVELOPMENT OF ORALIT JAMU AS A MEDIA FOR SCIENCE LEARNING IN
CLASS V SDN CIPOCOK JAYA 2

Fina Nurul Hasanah1, Sri Wuryatusti2

finanurulhasanah@upi.edu, astuti58@upi.edu

Primary School Teacher

Serang Region Campus – Indonesia University of Education

ABSTRACT

Ethnoscience is defined as a research activity between traditional community sciences that is


derived from genetic beliefs and still contains myths. One example of ethnoscience as local
cultural wisdom is herbal medicine. Herbal ORS is one of the local wisdoms that has
developed in Indonesian society because the community still believes that this herbal
medicine can cure diarrhea without causing side effects. Media is a means of channeling
messages or information in the teaching and learning process that the message source wants
to convey to the target or recipient of the message. It is also a tool that is able to assist the
teaching and learning process and functions to clarify the meaning of the message or
information conveyed, so that it can achieve the learning objectives that have been planned. .
This study uses a descriptive research method with a qualitative approach. The findings
obtained from the research are that most of the students get very satisfactory results. This can
be seen from the results of the written tests that the researchers gave to students with above
average acquisition results.
Keywords: Ethnoscience, Herbal ORS, Learning Media, Qualitative Descriptive

PENDAHULUAN ini dikembangkan berdasarkan budaya di


Indonesia yang sangat beragam supaya di
Berlandaskan salah satu landasan
kemudian hari dapat membangun
filosofis kurikulum 2013 yang
kehidupan bangsa baik masa kini maupun
menyebutkan bahwa budaya bangsa
masa yang akan datang.
merupakan akar dari pendidikan, dimana
pandangan ini menjadikan kurikulum 2013
Sebagaimana dalam Peraturan Menteri mendapatkan pengetahuan mengenai
Pendidikan dan Kebudayaan Republik budaya lokal daerahnya dan dapat
Indonesia Nomor 67 tahun 2013 tentang meningkatkan rasa cinta terhadap budaya
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum lokal daerahnya serta sebagai upaya untuk
Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah, menjaga keberadaan kearifan lokal
menyebutkan bahwa sekolah adalah daerahnya.
bagian dari masyarakat yang memberikan
Namun kenyataannya penggunaan
pengalaman belajar terencana dimana
budaya lokal dalam pembelajaran belum
peserta didik menerapkan apa yang
diterapkan oleh semua guru sehingga
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
masih banyak siswa yang belum tahu
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
mengenai budaya lokal daerahnya sendiri.
belajar.
Salah satunya berdasarkan hasil
Dalam Permendikbud Nomor 81A wawancara dengan guru kelas V di SDN
tahun 2013 menjelaskan bahwa Cipocok Jaya 2 mengatakan bahwa
pembelajaran di sekolah tingkat satuan pembelajaran yang dilakukan hanya
sekolah dasar dikembangkan secara bersumber dari buku paket sehingga
tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran perangkat pembelajaran yang digunakan
untuk mengembangkan sikap, kurang bervariasi serta guru belum
keterampilan, dan pengetahuan serta sepenuhnya mengaitkan materi dengan
mengapresiasi keragaman budaya lokal. budaya lokal.
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan
Dengan adanya hal tersebut, peneliti
adalah dengan pengintegrasian kearifan
ingin guru dapat menyampaikan
lokal dalam pembelajaran. (Shufa, 2018,
pembelajaran sesuai dengan landasan
hal.49). Hal tersebut dapat dicapai dengan
kurikulum 2013 mengenai pengintegrasian
merencanakan proses pembelajaran.
pembelajaran berbasis etnosains sebagai
Perencanaan pembelajaran tersebut dapat
sebuah kajian informasi mengenai
dirancang dalam bentuk proses
pengetahuan asli di suatu masyarakat dan
pembelajaran, dimana guru harus
menjadi jembatan menuju ilmu
merancang pembelajaran sebelum
pengetahuan alam yang formal sebagai
pelaksanaan pembelajaran. Dengan begitu
kajian pembelajaran di sekolah. Ki Hajar
proses pembelajaran berbasis budaya lokal
Dewantara mendefinisikan kebudayaan
pada pelaksaaan pembelajaran perlu
sebagai buah budi manusia yang
diimplementasikan agar siswa juga bisa
merupakan hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman secara coba-coba dan belum dapat
dan alam. Hal itu merupakan bukti diterjemahkan ke dalam pengetahuan
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi ilmiah. Hal ini disebabkan oleh asal-
berbagai rintangan dan kesukaran guna muasal etnosains dari tingkat lokal sampai
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. regional sebagai bentuk pengetahuan yang
diperoleh melalui kebudayaan masyarakat
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikenal
yang dapat diwujudkan melalui kegiatan
juga dengan istilah sains. Kata sains
masyarakat yang menghasilkan sebuah
sendiri berasal dari bahasa latin yaitu
produk. Produk tersebut dimodifikasi
Scientia yang artinya “saya tahu”, dalam
berdasarkan pengetahuan masyarakat yang
bahasa inggris kata sains berasal dari kata
diturunkan dari generasi ke generasi oleh
“science” yang artinya “pengetahuan”.
leluhur terdahulu dan menjadi ciri khas
IPA adalah bagian dari pengetahuan yang
dari masyarakat daerah tersebut.
diawali dari fenomena alam. Makna dari
Penggalian dan pemahaman potensi sains
IPA yaitu sebagai sekumpulan
dapat menghasilkan pemahaman logis
pengetahuan tentang objek dan fenomena
untuk menghindari kesalahan penafsiran
alam yang didaptkan dari hasil gagasan
dan kearifan lokal budaya yang
dan penelitian cendikiawan yang
berkembang di suatu daerah. Hal ini
dilakukan dengan keterampilan percobaan
diperlukan upaya untuk penggalian
dengan menggunakan metode-metode
etnosains yang terkandung dalam budaya
ilmiah. Maka dari pada itu, pada esensinya
masyarakat sebagai sumber pembelajaran
IPA adalah ilmu pengetahuan tentang
yang berbasis etnosains untuk semakin
gejala alam yang dicurahkan berupa
mendekatkan siswa dengan kehidupan
konsep, prinsip, fakta dan hukum yang
masyarakat. Novitasari (2017).
teruji keabsahannya dan melalui suatu
rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Salah satu contoh etnosains sebagai
(Selvi. N, Hisbullah, 2018). kearifan budaya lokal adalah jamu. Jamu
merupakan salah satu kearifan lokal yang
Etnosains didefinisikan sebagai
berkembang di masyarakat Indonesia
kegiatan pengkajian antara sains
karena kebermanfaatan jamu ini masih
masyarakat tradisional yang diturunkan
dipercaya oleh masyarakat dapat
dari kepercayaan genetik dan masih
menyembuhkan berbagai macam penyakit
mengandung mitos. (Rahayu dan
tanpa menimbulkan efek samping.
Sudarmin, 2015). Lahirnya etnosains tidak
lepas dari pengetahuan yang ditemukan
Istilah Jamu berasal dari dua kata lain-lain. Pengolahan jamu ini biasanya
yaitu, “Djampi” yang artinya diambil secara langsung dari alam
penyembuhan dengan menggunakan kemudian diolah tanpa bahan kimia
ramuan obat-obatan, doa-doa, atau aji-aji. sintesis.
“Oesodho” yang artinya kesehatan.
Kata media berasal dari bahasa latin
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
yakni Medius yang secara harfiah berarti
Jamu memiliki pengertian sebagai obat
“tengah” perantara atau pengantar pesan
yang dibuat dari akar-akaran, daun-
dari pengirim kepada penerima pesan
daunan, dan sebagainya. Jamu merupakan
(Azhari, 2015). Media merupakan sarana
herbal berasal dari Indonesia yang diracik
penyalur pesan atau informasi dalam
dan dihidangkan dalam bentuk minuman.
proses belajar mengajar yang hendak
Jamu diolah dari bahan-bahan alami
disampaikan oleh sumber pesan kepada
berupa bagian tumbuhan seperti rimpang /
sasaran atau penerima pesan (Mahnun,
akar, daundaunan, kulit batang, serta buah.
2012). Media pembelajaran menurut
Secara umum, jamu dianggap tidak
Surayya, (2012) yaitu alat yang mampu
beracun dan tidak menimbulkan efek
membantu proses belajar mengajar serta
samping. Jamu memiliki manfaat yang
berfungsi untuk memperjelas makna pesan
berkhasiat bagi tubuh dan dapat digunakan
atau informasi yang disampaikan, sehingga
untuk mencegah penyakit sehingga
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
minuman kesehatan tradisional ini masih
telah direncanakan. Media pembelajaran
dikonsumsi oleh sebagian besar
dapat dipahami sebagai segala sesuatu
masyarakat.
yang dapat menyalurkan informasi dari
Bahan jamu biasanya terbuat dari sumber informasi kepada penerima
tumbuh-tumbuhan, misalnya akar, daun, informasi (Falahudin, 2014). Media
bunga, kulit pohon, dan seterusnya. Jamu pembelajaran secara keseluruhan adalah
sebagai suatu bentuk pengobatan suatu alat maupun bahan yang digunakan
tradisional, jamu memegang peranan dalam proses belajar mengajar yang
penting dalam pengobatan penduduk memiliki fungsi sebagai pembawa
negara berkembang. Jamu berasal dari informasi dari sumber belajar.
bahan akar-akaran antara lain yaitu kunyit,
METODOLOGI PENELITIAN
jahe, lengkuas, temulawak dan lain-lain.
Sedangkan dari daun-daunan adalah daun Penelitian ini menggunakan metode

salam, daun sirih, daun asam jawa dan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Menurut Suharsimi Arikunto latar alamiah, dengan maksud menafsirkan
(2013: 3) bahwa penelitian deskriptif fenomena yang terjadi dan dilakukan
adalah penelitian yang dimaksudkan untuk dengan jalan melibatkan berbagai metode
menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain- yang ada. Pendekatan kualitatif adalah
lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya pendekatan yang penting untuk memahami
dipaparkan dalam bentuk laporan suatu fenomena sosial dan perspektif
penelitian. Dalam penelitian deskriptif individu yang diteliti. Pendekatan
fenomena ada yang berupa bentuk, kualitatif juga merupakan yang mana
aktivitas, karakteristik, perubahan, prosedur penelitiannya menghasilkan data
hubungan, kesamaan dan perbedaan antara deskriptif yang berupa kata-kata yang
fenomena yang satu dengan yang lainnya. secara tertulis ataupun lisan dari prilaku
Dalam Sugiyono, (2019: 18) orang-orang yang diamati.
pendekatan kualitatif adalah pendekatan
Menurut Sugiyono (2018: 86).
penelitian yang digunakan untuk meneliti
Penelitian ini merupakan suatu penelitian
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
yang dilakukan untuk mengetahui nilai
lawannya adalah eksperimen) dimana
variabel mandiri, baik satu variabel atau
peneliti adalah sebagai instrument kunci,
lebih (independen) tanpa membuat
teknik pengumpulan data dilakukan secara
perbandingan atau menghubungkan
trianggulasi (gabungan), analisis data
dengan variabel lain. Artinya penelitian ini
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
hanya mengetahui bagaimana keadaan
penelitian kualitatif lebih menekankan
variabel itu sendiri tanpa ada pengaruh
makna dari generalisasi. Jadi dapat
atau hubungan terhadap variabel lain.
disimpulkan bahwa penelitian deskriptif
kualitatif adalah suatu metode yang Peneliti menggunakan metode

menggambarkan suatu fenomena melalui deskriptif kualitatif yang merupakan

deskripsi dalam bentuk kalimat dan bahasa metode penelitian yang digunakan untuk

yang menggunakan metode alamiah menggambarkan masalah yang terjadi


pada masa sekarang atau yang sedang
Dalam penelitian ini peneliti berlangsung, bertujuan untuk
menggunakan pendeketan kualitatif mendeskripsikan apa-apa yang terjadi
dengan jenis penelitian bersifat deskriptif. sebagaimana mestinya pada saat penelitian
Menurut Denzin dan Lincoln (dalam dilakukan. Penelitian ini merupakan
Creswell, 2015) penelitian kualitatif penelitian yang mendeskripsikan suatu
merupakan penelitian yang menggunakan
gejala atau fenomena yang terjadi di kelas Bayyinah), menanyakan kabar, mengecek
V SDN Cipocok Jaya2. kehadiran, melakukan apersepsi dan
menyanyikan lagu Garuda Pancasila.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemudian, guru dan siswa melakukan
Penelitian ini diawali dengan tanya jawab seputar budaya lokal yang
mengamati kegiatan belajar belajar berkembang di masyarakat sekitar yaitu
mengajar yang guru lakukan menggunakan Serang, Banten. Guru menentukan salah
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). satu budaya lokal yang di dalamnya
Peneliti mengamati langkah-langkah terdapat konsep IPA (Jawa Tengah) dan
pembelajaran yang guru lakukan apakah untuk selanjutnya membahas proses yang
sesuai dengan RPP atau tidak, peristiwa terjadi dalam pembelajaran IPA di kelas.
atau kejadian penting apa saja yang terjadi,
Kegiatan Inti
serta tingkah laku tiap kelompok siswa
saat proses pembelajaran berlangsung. Guru memberikan arahan untuk
Kemudian peneliti mendeskripsikan apa siswa membagi kedalam kelompok besar
saja yang telah diamati tersebut. terdiri dari empat kelompok yang berisi
enam sampai tujuh orang untuk mencari
Proses pembelajaran ini dilakukan
informasi terhadap macam-macam
selama satu kali pertemuan. Di akhir
gangguan organ pencernaan manusia.
pembelajaran peneliti memberikan soal
Siswa diminta oleh guru untuk mengolah
evaluasi untuk siswa sebagai alat
informasi apa saja yang didapatkan dan
pengumpulan data peneliti.
dituliskan kedalam peta pikiran dalam
Dalam pembahasan ini adalah buku masing-masing.
penjabaran langkah-langkah kegiatan
Setelah mengolah infomasi, siswa
pembelajaran yang didapatkan melalui
melaporkan hasil pencariannya kepada
observasi dengan siswa kelas V SDN
guru dalam bentuk tertulis. Siswa diminta
Cipocok Jaya 2. Langkah-langkah kegiatan
oleh guru untuk mempresentasikan hasil
pembelajaran tersebut menghasilkan data
pencarian dalam bentuk peta pikiran di
sebagai berikut.
depan kelas bersama kelompoknya dan
Kegiatan Pendahuluan siswa yang lainnya diberi kesempatan

Guru membuka kelas dengan untuk menyanggah, bertanya dan memberi

mengucapkan salam dilanjut denga komentar kepada kelompok yang sedang

membaca doa, membaca surat pendek (Al- presentasi.


Guru mengajukan pertanyaan masing. Guru membagikan karton kepada
kepada siswa yang sedang presentasi di masing-masing kelompok untuk membuat
depan kelas terkait informasi apa yang poster hasil dari peta pikiran tentang
sudah ditemukan dan untuk mengecek macam-macam gangguan pencernaan.
pemahaman siswa terhadap macam-
Guru membagikan soal evaluasi
macam gangguan organ pencernaan.
(tes tertulis) untuk pemahaman siswa
Setelah mempresentasikan hasil infomasi
terhadap gangguan pencernaan dan cara
macam-macam gangguan pencernaan
penanggulangannya dengan cara
dalam bentuk peta pikiran, guru meminta
tradisional. Guru memfasilitasi siswa
siswa untuk menyebutkan salah satu jenis
untuk bertanya, berkomentar,
gangguan pada organ pencernaan manusia.
mengklarifikasi materi pembelajaran serta
Guru menyampaikan keterkaitan melakukan refleksi. Guru dan siswa
gangguan pencernaan sesuai dengan topik bersama-sama mengemukakan hasil
yang dibahas yaitu diare dan jamu oralit. belajar hari ini.
Guru menyiapkan alat dan bahan untuk
Kegiatan Penutup
membuat jamu oralit yaitu: kompor
portable, panci, sendok, gelas, pisau, air, Guru bersama siswa menyanyikan

sambiloto, kunyit, jahe, gula merah. lagu Suwe Ora Jamu sesuai topik
pembelajaran hari ini. Guru bersama siswa
Guru memperagakan proses
menyimpulkan dan melakukan refleksi
pembuatan jamu oralit dan siswa bersama
pada pembelajaran hari ini.
kelompoknya melihat cara pembuatan dan
membuat jamu oralit dengan Pada hasil soal evaluasi (tes

pendampingan guru. Setelah membuat tertulis) ini menjelaskan dari bab III yang

jamu oralit dan siswa mencoba jamu oralit berisi kisi-kisi soal evaluasi yang

tersebut guru dan siswa mendiskusikan dilakukan oleh peneliti. Soal evaluasi (tes

kelebihan dan manfaat jamu oralit untuk tertulis) yang dikerjakan oleh siswa

penyakit diare dari pada obat farmasi yang memuat lima indikator pencapaian

dijual di apotik. kompetensi. Soal evaluasi inilah yang


menjadi acuan peneliti untuk menjawab
Siswa diminta oleh guru untuk
hasil pencapaian kompetensi setelah siswa
membuat peta pikiran kembali terkait
belajar membuat jamu oralit.
kelebihan dan manfaat jamu oralit bagi
gangguan pencernaan di buku masing- Pada pembelajaran ini terlihat
semua siswa sudah bisa mencari informasi
tentang macam-macam gangguan organ mengingat kembali bahan-bahan dari jamu
pencernaan manusia. Mereka sudah bisa oralit tersebut.
menjawab dengan benar macam-macam
Kemudian siswa masih kesulitan
gangguan organ pencernaan pada manusia
menjawab nomor 3 sebanyak 8 orang
serta menyebutkan minimal dua ciri-ciri
siswa. Soal ini merupakan mengevaluasi
dari macam-macam gangguan pencernaan.
penyebab penyakit diare yang terjadi pada
Hal tersebut menandakan bahwa semua
manusia yang sedang mengalami diare.
siswa sudah mencapai indikator
Siswa masih sulit membedakan antara
pencapaian kompetensi yaitu menerapkan,
penyebab dan resep dokter dalam soal
menganalisis, mengevaluasi dan
tersebut.
menciptakan.
Siswa masih kesulitan menjawab
Pengisian soal evaluasi (tes
nomor 4 sebanyak 7 orang siswa. Soal ini
tertulis) dilakukan diakhir kegiatan
merupakan mengevaluasi dari diagnosis
pembelajaran pada tanggal 3 Februari
penyakit diare pada kehidupan sehari-hari.
2023 dengan partisipan terdiri dari 25
Sebagian kecil siswa masih menjawab
orang siswa. Soal evaluasi pada
dengan kurang tepat, siswa belum bisa
pembelajaran ini adalah pilihan ganda.
mendiagnosis kasus antara penyakit diare
Jadi, jika benar diberi nilai pernomor 20
dan penyakit demam berdarah dengeu
poin dan jika salah diberi nilai 0 poin.
(DBD).
Setelah dianalisis dari tes tertulis yang
dikerjakan oleh siswa SDN Cipocok Jaya Siswa kelas V SDN Cipocok Jaya

2. 2 masih kesulitan menjawab soal evaluasi


pada nomor 5 sebanyak 7 orang. Soal ini
Dari hasil tes tertulis terdapat lima
merupakan soal menciptakan sikap yang
soal pilihan ganda yang dikerjakan oleh
benar dalam mengatasi penyakit diare pada
siswa. Ada beberapa siswa yang memilih
pencernaan manusia. Pada soal nomor 5
jawaban kurang tepat dengan paling
ini sebagian kecil menjawab kurang tepat
terbanyak yaitu soal nomor 2 sebanyak 14
yaitu sikap yang benar saat menjaga
orang siswa. Sejumlah anak kesulitan
kesehatan tubuh agar terhindar dari
menjawab soal nomor 2 sedangkan soal
penyakit diare.
nomor 2 menerapkan cara penanggulangan
penyakit diare dengan cara membuat jamu Pada nomor soal 1 dalam soal

oralit. Sejumlah anak masih kesulitan evaluasi ini siswa paling sedikit menjawab
dengan kurang tepat sebanyak 5 orang.
Soal ini diharapkan siswa mampu Dari kegiatan proses pembelajaran
menganalisis penyebab penyakit diare yang berlangsung di kelas V secara
pada pencernaan manusia dalam kegiatan garis besar proses pembelajaran IPA
sehari-hari. Namun pada kenyataannya tentang gangguan pencernaan manusia
siswa masih belum mampu untuk yang guru lakukan yaitu menghasilkan
menganalisis penyebab diare pada siswa yang paham akan pentingnya
kehidupan sehari-hari disekolah. memelihara kesehatan organ
pencernaan pada tubuh siswa dengan
Dari lima soal pilihan ganda yang
mengkonsumsi jamu oralit sebagai
dikerjakan oleh siswa pada akhir
obat tradisional untuk mengobati
pembelajaran mendapatkan hasil: 6 orang
penyakit diare. Melalui proses
siswa mendapatkan nilai 100, 6 orang
pembelajaran IPA tentang gangguan
siswa mendapatkan nilai 80, 6 orang siswa
pencernaan manusia membuat siswa
mendapatkan nilai 60, 2 orang siswa
menghasilkan sebuah poster yang
mendapatkan nilai 40, 5 orang siswa
dapat menambah pengetahuan dan
mendapatkan nilai 20.
kreatifitas siswa. Hal ini dapat dilihat
SIMPULAN dari hasil poster siswa yang kreatif

Berdasarkan hasil penelitian proses secara berkelompok. Hasil evaluasi

pembelajaran IPA tentang gangguan siswa sebagian besar mendapatkan

pencernaan manusia melalui kegiatan hasil yang sangat memuaskan. Hal ini

pembuatan jamu oralit yang telah dapat dilihat dari hasil tes tertulis yang
dilaksanakan oleh peneliti di SDN peneliti berikan kepada siswa dengan

Cipocok Jaya 2, maka kesimpulan dari hasil perolehan diatas rata-rata.

penelitian ini adalah sebagai berikut:


DAFTAR PUSTAKA

Aji, Sudi Dul. 2017. Etnosains dalam Membentuk Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerja
Ilmiah Siswa. Jurnal Ilmiah: Seminar Nasional Pendidikan Fisika. 7-11.

Alexon (2010: 14)

Ali, F., R. Z. Maretha, dan L. D. Novitasari. 2017. Pemanfaatan Limbah LateksKaret Alam
dan Eceng Gondok sebagai Adsorben Crude Oil Spill. Jurnal Teknik Kimia. 3(3):
208-215.

Anas sudijono. (2009). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo

Aqib, Zainal. 2012. Pendidikan Karakter Di Sek

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipata

Arsyad, Azhar. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Deby Lia. (2021) MINUMAN JAMU TRADISIONAL SEBAGAI KEARIFAN LOKAL


MASYARAKAT DI KERAJAAN MAJAPAHIT PADA ABAD KE-14 MASEHI.
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA.

Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2011). The SAGE Handbook of Qualitative Research (5th
Edition ed.). Los Angeles: SAGE Publications

Falahudin, Iwan. (2014). Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran. Peer-reviewed Journal,


104-117.

Hamzah, Amir.2020. Metode Penelitian Kualitatif: Rekonstruksi Pemikiran Dasar Natural


Research Dilengkapi Contoh, Proses dan Hasil 6 Pendekatan Penelitian
Kualitatif,Malang : Literasi Indonesia.
Harni, M.S. 2015. Kamus Penyakit dan Tumbuhan Obat Indonesia, Jakarta: Pustaka Populer
Obor

Hisbullah dan Nurhayati Selvi. 2018. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah
Dasar. Makassar: Penerbit Aksara Timur

Hisbullah, & Selvi, N. (2018). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar
(Asria Aziz). Penerbit Angkasa Timur

Kemendikbud (2013).Permendikbud No. 67, tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum
sekolah/madrasah ibtidaiyah.

Kemendikbud. (2013). Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Pedoman


Implementasi Kurikulum.

Mahnun, Nunu. (2012). “Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan


Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran)”. Jurnal Pemikiran Islam, 37 (1),
27-33.

Pannen, P. (2000). Konstruktivisme dalam pembelajaran, seni mengajar di perguruan tinggi.


Jakarta: PAU-PPI. Universitas Terbuka.

Pannen, P. (2004). Pembelajaran kreatif berbasis seni lokal. Jakarta: FKIP Universitas
Terbuka Pekerti, W. (2000). Pengaruh pembelajaran terpadu matematika dan musik
terhadap hasil belajar matematika murid kelas satu Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, 22 (5), Maret 2000.

Paryono. 2014. Kebiasaan Konsumsi Jamu Untuk Menjaga Kesehatan Tubuh Pada Saat
Hamil Dan Setelah Melahirkan.Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan. Vol. 3.No.1. Mei
2014.hlm 64-72.

Prapanza, E. & Marianto, L.M. Khasiat & Manfaat Sambiloto: Raja Pahit Penakluk Aneka
Penyakit. Jakarta: AgroMedia Pustaka. 2003: 3-9.

Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rahayu, W. E., & Sudarmin. 2015. Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Etnosains
Tema Energi dalam Kehidupan untuk Menanamkan Jiwa Konservasi Siswa. Usnnes
Science Education Journal. Vol. 4. hal. 920-926.

Samatowa, Usman. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks


Shufa, N. F. 2018. Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Di Sekolah Dasar: Sebuah
Kerangka Konseptual. Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 1, Februari 2018 Hal.
48-53

Sudjana. 2001. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah Production.

Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D. Bandung:
ALFABETA.

Sulthon. (2016). Pembelajaran Ipa Yang Efektif Dan Menyenangkan Bagi SiswaMadrasah
Ibtidaiyah (MI ). Elementari. 4 (1). 2-7.

Sumarto. 2019. Budaya, Pemahaman dan Penerapannya “Aspek Sistem Religi, Bahasa,
Pengetahuan, Sosial, Keseninan dan Teknologi”. Jurnal Literasiologi, Volume 1, NO.
2 Juli.

Widyawati, Tri. 2007. “Aspek Farmakologi Sambiloto (Andrographis paniculata Nees).”


Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 Departemen Farmakologi dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18735/1/mkn-
sep200740%20(10).pdf.

Anda mungkin juga menyukai