Anda di halaman 1dari 9

JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

Vol, 7. No, 1. Tahun 2023


e-ISSN: 2597-4440 dan p-ISSN: 2597-4424
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
4.0 International License

Implementasi Pendekatan Etnopedagogi Berbasis Kearifan Lokal Terhadap


Pembelajaran Tematik Pada Guru Kelas
Nuraini Fatmi1, Faradhillah2, Nimas Sri Rezeki3, Umi Mukrimah4
1,2,3,4
Universitas Malikussaleh, Indonesia
Email: 1nurainifatmi@unimal.ac.id
2
faradhillah@unimal.ac.id
3
nimas.200730020@mhs.unimal.ac.id
4
umi.190730064@mhs.unimal.ac.id

Abstrak. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi pendekatan


etnopedagogi berbasis kearifan lokal terhadap pembelajaran tematik pada guru kelas.
Metode penelitian adalah penelitian lapangan (Field Research). Subjek penelitian ini adalah
guru di SDN 1 Gampong Mesjid Kecamatan Nurussalam. Teknik pengumpulan data adalah
Teknik observasi, Teknik interview/wawancara dan Teknik dokumentasi. Temuan hasil
penelitian menunjukkan pendidikan berbasis kearifan lokal memberikan respon positif dari
guru dan siswa, hal ini di karenakan siswa dapat mengetahui dan memahami kandungan
kearifan lokal Aceh yang terdapat pada pembelajaran di sekolah. Meliputi tema 6 (Energi
dan Perubahannya) Kelas III melalui pembuatan pisang sale, tema 4 (Selalu berhemat
Energi) Kelas IV melalui pembuatan rumah adat Aceh, tema 6 (Panas dan Perpindahannya)
Kelas V melalui pembuatan kue adee aceh, tema 8 (Bumiku) Kelas VI melalui adat
Keuneunong, sebuah kalender atau penanggalan, tema 9 (Menjelajah Angkasa Luar) Kelas
VI melalui Keuneunong untuk menentukan bintang.
Kata kunci: kearifan lokal; pendekatan etnopedagogi; pembelajaran tematik.

Abstract. The purpose of the study was to find out how the implementation of an
ethnopedagogical approach based on local wisdom towards thematic learning in classroom
teachers. The research method is field research (Field Research). The subjects of this study
were teachers at SDN 1 Gampong Mesjid, Nurussalam District. Data collection techniques
are observation techniques, interview/ interview techniques and documentation techniques.
The findings of the research show that education based on local wisdom provides a positive
response from teachers and students, this is because students can know and understand the
content of Acehnese local wisdom contained in learning in schools. Covering theme 6
(Energy and its Changes) Class III through making banana sales, theme 4 (Always saving
energy) Class IV through making Acehnese traditional houses, theme 6 (Heat and its
displacement) Class V through making Acehnese adee cakes, theme 8 (My Earth) Class VI
through Keuneunong custom, a calendar or calendar, theme 9 (Exploring Outer Space)
Class VI through Keuneunong to determine the stars.
Keywords: local wisdom; ethnopedagogical approach; thematic learning

PENDAHULUAN keterampilan serta kebiasaan yang dilakukan


suatu individu dari satu generasi ke generasi
Pendidikan adalah suatu pondasi
lainnya. Proses pembelajaran melalui
dalam hidup yang harus dibangun dengan
pengajaran, pelatihan dan penelitian.
sebaik mungkin. Secara umum pendidikan Pendidikan juga dapat meningkatkan
adalah proses pembelajaran pengetahuan, kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian serta

64
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

keterampilan yang bermanfaat baik itu untuk strategi, dan metode, yang dapat menarik
diri sendiri maupun masyarakat umum minat siswa. Serta memanfaatkan sebaik
(Ramadhani, 2020). mungkin sumber belajar yang ada di sekitar
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 siswa (kearifan lokal), sebagai perwujudan
pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dari salah satu karakteristik tematik
tujuan pendidikan nasional adalah untuk (kontekstual).
mengembangkan potensi peserta didik agar Berdasarkan analisis kesenjangan dari
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa permasalahan yang ditemukan dilapangan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak maka perlu berbagai analisis yang
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menyakinkan bahwa kearifan lokal memiliki
dan menjadi warga negara yang demokratis kontribusi dalam menentukan kemajuan suatu
serta bertanggung jawab. Peraturan Menteri bangsa. Pada era milenial saat ini, menggali
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun kearifan lokal merupakan upaya strategis
2013 yaitu pembelajaran harus dilakukan dalam membangun karakter bangsa. Konsep
secara interaktif dengan media pembelajaran kearifan lokal yang diusung pada penelitian
yang siswa aktif mencari pengetahuan melalui ini dikaitkan dengan kearifan lokal
kegiatan belajar kelompok berbasis alat masyarakat Aceh yang tetap ada dan diakui
multimedia sesuai dengan kebutuhan eksistensinya terutama di daerah pedesaan.
pengembangan potensi khusus peserta didik Salah satu bagian dari kebudayaan Aceh
pada pengetahuan jamak (multidiciplines) adalah kearifan lokal itu sendiri dan menjadi
dengan pola pembelajaran kritis. peran yang penting dalam perkembangan taraf
Sejalan dengan penjelasan di atas, pendidikan masyarakat, agama, bahasa,
maka dari hasil observasi peneliti di SDN 1 perkembangan teknologi, kesenian, dan
Gampong Mesjid Nurussalam dapat di lainnya, dengan demikian perlu melakukan
jabarkan bahwa SDN 1 Gampong Mesjid kegiatan penelitian implementasi pendekatan
Nurussalam merupakan SDN yang terletak di etnopedagogi berbasis kearifan lokal terhadap
daerah tertinggal yaitu jauh dari perkotaan, pembelajaran tematik pada guru kelas di SDN
temuan di lapangan menyatakan bahwa 1 Gampong Masjid Nurussalam, hal ini untuk
pembelajaran yang berlangsung selama ini, di memperkenalkan lebih detail mengenai
SDN tersebut sudah menggunakan kearifan lokal kepada siswa melalui guru
pembelajaran tematik, namun kondisi kelas.
dilapangan menyatakan bahwa pembelajaran Berangkat dari permasalahan di atas,
tematik yang dilaksanakan tidak mengaitkan maka perlu di lakukan perubahan dan
konsep dengan kebudayaan lokal. Perlu kita pengembangan sumber daya guru yang
ketahui bahwa pembelajaran tematik mampu mencetak generasi muda, serta
merupakan pembelajaran yang mampu menangkal pengaruh budaya
mengintegrasikan beberapa mata pelajaran globalisasi dengan penggalian kembali
kedalam sebuah tema, yang menekankan nilai-nilai luhur budaya asli. Maka solusi yang
keaktifan siswa dalam pembelajaran, sehingga ditawarkan oleh peneliti adalah memberi
dengan keterlibatan siswa secara aktif maka pemahaman kepada guru melalui pendekatan
hasil belajar akan diperoleh lebih baik. Namun etnopedagogi berbasis kearifan lokal. Sejalan
harus diakui, implementasinya masih terkesan dengan beberapa penelitian relevan yang
tumpang tindih. Internalisasi nilai-nilai terkait dengan penelitian ini, menurut
kearifan lokal yang semestinya dimiliki oleh Oktavianti menyatakan bahwa etnopedagogi
anak-anak bangsa masih bersifat parsial. Hal pada pembelajaran tematik mampu membuat
ini dikarenakan model pembelajaran tematik siswa menemukan cita-cita di masa yang akan
yang sering digunakan pada umumnya adalah datang terkait dengan jenis pekerjaan yang
model pembelajaran konvensional. Yang dituju, hal ini menunjukkan bahwa siswa
mana model pembelajaran tersebut cenderung merasa bangga dengan kearifan lokal dan
pada teks book semata dan terfokus hanya di sebagai perwujudan siswa dalam melestarikan
dalam kelas. Padahal salah satu kewajiban kearifan lokal di daerah tempat tinggalnya
guru dalam mengajar adalah dapat (Oktavianti & Ratnasari, 2018). Menurut
menggunakan berbagai macam baik model, Putra (2017) menyatakan bahwa etnopedagogi

65
Vol, 7. No,1. Tahun 2023

dalam pembelajaran IPA di SD/MI budaya; (4) Kesejahteraan; (5) Kerukunan dan
merupakan hal baru bagi para guru dan dapat Penyelesaian Konflik; (6) Kerja keras; (7)
dijadikan dasar pengembangan pembelajaran Disiplin; (8) Komitmen; (9)Kejujuran; (10)
tema-tema di SD/MI dengan Gotong Royong; (11) Kesetiakawanan Sosial;
memeperkenalkan budaya lokal ke siswa. (12) Peduli lingkungan; (13) Pengelolaan
Lebih lanjut, Muzakkir (2021) menyatakan gender; (14) Kesopansantunan; (15) Rasa
bahwa guru sebagai mediator penyampaian Syukur; (16) Pikiran positif, dan (17).
pengetahuan harus memiliki pengetahuan Kedamaian (Sibarani, 2012). Kearifan lokal
lebih tentang budaya lokal sehingga mudah dalam Pendidikan digambarkan dalam
dalam mengaitkan pembelajaran di dalam pembelajaran melalui sebuah investasi yang
kelas penting untuk memberikan siswa
Berdasarkan penelitian relevan di atas keterampilan, kemampuan dan kualitas diri
maka gap analisis dari penelitian terdahulu dalam menghadapi dunia global tanpa
dapat di simpulkan bahwa pendekatan meninggalkan identitas diri ataupun identitas
etnopedagogi sangat lah penting untuk di bangsa. Pendidikan berkualitas adalah
kuasai oleh guru, globalisasi dan pendidikan yang mampu mengangkat
perkembangan teknologi dapat menyebabkan nilainilai kearifan lokal yang dapat membantu
perubahan budaya pada masyarakat siswa dalam proses pengembangan diri guna
Indonesia, jika pembelajaran berorientasi memperkuat identitas dan jati diri kebangsaan
pada etnopedagogi tidak diterapkan sejak dini yang telah dimilikinya. Sejalan dengan
maka di masa akan datang dapat berakibat penelitian nuraini fatmi yang menyatakan
mengeser kearifan lokal dalam masyarakat. bahwa etnopedagogik merupakan praktik
Etnopedagogi adalah sebuah pendekatan pendidikan yang memiliki hubungan tinggi
dalam pendidikan yang menawarkan sebuah bagi kecakapan hidup yang bertumpu pada
konsep berbasis budaya, atau persisnya pemberdayaan pendidikan dan kearifan lokal
kearifan lokal. Berkaitan dengan hal ini, daerah masing-masing (Fatmi & Fauzan,
Alwasilah (2009) menyatakan bahwa kearifan 2022).
lokal adalah potensi yang mesti diberi tafsir Pembelajaran tematik adalah salah
baru agar fleksibel untuk menghadapi satu model dalam pembelajaran terpadu yang
tantangan zaman. Ia memiliki ciri-ciri: (1) merupakan suatu sistem pembelajaran yang
berdasarkan pengalaman; (2) teruji secara memungkinkan siswa aktif menggali dan
empiris selama bertahun-tahun; (3) dapat menemukan konsep serta prinsip keilmuan
diadaptasi oleh budaya modern; (4) melekat secara holistik, bermakna, autentik dan
dalam kehidupan pribadi dan institusi; (5) kontekstual. Srikandi, mengatakan bahwa
lazim dilakukan oleh individu dan kelompok; pembelajaran tematik adalah pembelajaran
(6) bersifat dinamis; dan (7) terkait dengan yang menggunakan tema untuk mengaitkan
sistem kepercayaan. beberapa mata pelajaran sehingga dapat
Kearifan lokal adalah pengetahuan memberikan pengalaman bermakna kepada
yang dimiliki oleh masyarakat suatu daerah peserta didik (Octaviani, 2017). Pelaksanaan
yang bersifat lokal melalui pengalaman yang kegiatan pembelajaran tematik yang sesuai
telah dialami dan juga uji coba (trial and dengan bahan sosialisai kurikulum 2013 oleh
error) kemudian dijadikan suatu pengetahuan Kemendikbud, ada 4 tahapan yakni: (1)
baru yang diwariskan kepada generasi Menentukan tema, (2) Mengintegrasikan tema
selanjutnya. Kearifan lokal merupakan dengan kurikulum yang sesuai dan berlaku
kecerdasan manusia yang dimiliki oleh dengan mengedepankan dimensi sikap,
kelompok etnis tertentu yang diperoleh pengetahuan, dan keterampilan, (3)
melalui pengalaman masyarakat. Artinya, Mendesain RPP yang mencakup ruang
kearifan lokal adalah hasil dari masyarakat lingkup tema, dan (4) Melaksanakan aktivtitas
tertentu melalui pengalaman mereka dan pembelajaran siswa belajar secara aktif.
belum tentu dialami oleh masyarakat yang lain (Puspita, 2016). Hakikat model pembelajaran
(Rahyono, 2009). Ada beberapa jenis kearifan tematik adalah pembelajaran yang
lokal, diantaranya adalah: (1) Pendidikan; (2) memerlukan tema sebagai objek pembelajaran
Kesehatan; (3) Pelestarian dan kreativitas dikelas (Wafiqni & Nuraini, 2018). Sejalan

66
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

dengan hasil penelitian Zul azmi menyatakan ini diambil secara keseluruhan karena
bahwa pembelajaran tematik berbasis sekolah dapat dianggap homogen
kecerdasan liguistik siswa mendominasi siswa berdasarkan tinjauan terhadap kemampuan
perempuan artinya kecerdasan laki-laki lebih dalam menguasai pembelajaran tematik.
rendah dari kecerdasan perempuan (Azmi & Teknik pengumpulan data yang digunakan
Siregar, 2022). Menurut anisa dalam pada penelitian ini sebagai berikut: teknik
penelitiannya menyatakan bahwa beberapa Observasi, teknik interview/wawancara, dan
guru mengalami kesulitan dalam merancang teknik dokumentasi.
pembelajaran tematik hal ini dikarenakan para Metode analisis data pada penelitian
guru cenderung tidak peduli terhadap ini, akan menggunakan pola pikir induktif,
perkembangan kurikulum disekolah (Gala et yakni peneliti terjun ke lapangan, mempelajari
al., 2021). suatu proses atau penemuan yang merupakan
Konsep kearifan lokal yang diusung fakta atau peristiwa kemudian mencatatnya,
pada penelitian ini dikaitkan dengan kearifan menganalisis dengan pendekatan
lokal masyarakat Aceh yang tetap ada dan fenomenologi lalu menafsirkan dan
diakui eksistensinya terutama di daerah melaporkan serta menarik kesimpulan dari
pedesaan. Salah satu bagian dari kebudayaan proses tersebut. Dan tahapan yang akan dilalui
Aceh adalah kearifan lokal itu sendiri dan peneliti yaitu meliputi: 1. Tahap Reduksi Data
menjadi peran yang penting dalam (Data Reduction) yaitu tahap pertama yang
perkembangan taraf pendidikan masyarakat, dilakukan oleh peneliti untuk merangkum,
agama, bahasa, perkembangan teknologi, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
kesenian, dan lainnya. Sejalan dengan pada hal–hal yang penting, dicari tema dan
penelitian daniah yang menyatakan bahwa polanya dan membuang hal yang tidak perlu.
menggali dan menanamkan kembali kearifan Dengan demikian data yang telah direduksi
lokal secara inheren melalui pendidikan akan memberikan gambaran yang lebih jelas..
merupakan gerakan Kembali pada basis nilai 2. Tahap Penyajian Data (Data Display), yaitu
budaya daerahnya sendiri sebagai bagian tahap di mana peneliti melakukan penyajian
upaya membangun identitas bangsa dan data, penyajian data dapat dilakukan dalam
sebagai filter dalam menyeleksi pengaruh bentuk uraian singkat, hubungan antara
budaya lain (Daniah, 2018). kategori sejenisnya. dalam penyajian data ini
peneliti secara tidak langsung juga melakukan
METODE PENELITIAN sebuah analisis mengenai implementasi. 3.
Verification (Conclusion Drawing), yaitu
Jenis penelitian yang peneliti tahap di mana peneliti melakukan penarikan
gunakan adalah penelitian lapangan (Field
kesimpulan, kesimpulan kualitatif yang
Research) yang dalam pengumpulan datanya
diharapkan adalah temuan baru yang berupa
dilakukan dengan mencari data yang secara deskriptif.
langsung dari lokasi penelitian. Pendekatan
yang penulis gunakan adalah pendekatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
fenomenologi yang merupakan pemaknaan
etika dalam berteori dan berkonsep, bukan Berdasarkan pembaharuan
hendak menampilkan teori dan penelitian, jika ditinjau dari
konseptualisasi yang sekedar anjuran. penelitian-penelitian terdahulu yang sudah
Sehingga akan menghasilkan deskripsi pernah dibahas di pendahuluan dalam gab
mengenai gambaran situasi yang diteliti serta analisis maka pembaharuan suatu riset dalam
pemaknaan yang terkandung dalam data hasil penelitian ini adalah penelitian di SDN 1
pengamatan. Tempat pelaksanaan penelitian Gampong masjid yang belum pernah
dilakukan di sekolah SDN 1 Gampong dilakukan oleh peneliti terdahulu, memilih
Mesjid Kecamatan Nurussalam. Waktu subjek guru sebagai informa dalam
penelitian akan dilaksanakan bulan Mei 2022. menyampaikan makna kerifan lokal dalam
Subjek atau sampel penelitian ini pembelajaran tematik kepada siswa_siswanya
adalah guru di SDN 1 Gampong Mesjid di kelas. Kearifan lokal yang diangkat dalam
Kecamatan Nurussalam. Populasi penelitian penelitian ini adalah kearifan lokal aceh yang

67
Vol, 7. No,1. Tahun 2023

terdapat pada konsep IPA. berbasis etnopedagogi dapat disesuaikan


Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 dengan materi pokok dalam pembelajaran.
Gampong Mesjid yang bertepatan di Dimana dalam pelaksanaanya kearifan lokal
kecamatan Nurussalam kabupaten Aceh timur. dapat dimasukkan dalam materi
Sekolah Dasar yang berstatus negeri ini pembelajaran dengan disesuaikan materi
dipimpin oleh Bapak Amiruddin, S.Pd selaku pokok yang sedang dipelajari.”
kepala sekolah sejak tanggal 29 Mei 2020. Kegiatan pembelajaran tematik
Sekolah yang berakreditasi B ini didirikan berbasis etnopedagogi dilaksanakan di SDN 1
pada tahun 1980 dan mulai beroperasi pada Gampong Mesjid disesuaikan dengan tema
tahun 1980. Sekolah ini memiliki 13 orang dan materi masing-masing, sumber materi
guru dan 173 Siswa yang terdiri dari delapan berasal dari buku kemudian dikembangkan
rombel (rombongan belajar). Berdasarkan dengan cara memasukkan konten-konten
profil sekolah, SDN 1 Gampong Mesjid kearifan lokal dalam kegiatan belajar
memiliki 7 orang guru berstatus PNS, 4 guru mengajar. Kearifan lokal dapat dipahami
kontrak, 2 guru bakti, dan seorang operator. sebagai nilai-nilai, aturan-aturan,
Dari 7 orang guru yang berstatus PNS, lima pandangan-pandangan setempat yang bernilai
diantaranya sudah sertifikasi dan tergolong baik dan penuh kearifan dan diikuti oleh
dalam kategori guru senior dan sudah anggota masyarakatnya. Kearifan lokal dapat
menggunakan kurikulum 2013. berupa nilai-nilai dan norma, kepercayaan,
Hasil penelitian ini menjelaskan hasil bumi, kreasi seni, tradisi budaya, sumber
tentang pelaksanaan etnopedagogi dalam daya alam, sumber daya manusia yang
pembelajaran tematik di SDN 1 Gampong menjadi keunggulan daerah.
Mesjid. Peneliti mulai wawancara pada hari Adapun pembahasan diperoleh dari
Senin, 27 Juni 2022 pukul 08.20 dengan Pak hasil observasi dan wawancara peneliti terkait
Amiruddin selaku kepala sekolah. Peneliti konten kearifan lokal dalam pembelajaran
memulai perbincangan dengan bapak kepala tematik di SDN 1 Gampong Mesjid sebagai
sekolah di ruang kepala sekolah mengenai berikut:
pelaksanaan etnopedagogi dalam
1. Tema 6 (Energi dan Perubahannya) Kelas
pembelajaran tematik di SDN 1 Gampong
III
Mesjid. Berikut peneliti paparkan hasil
Pada subtema 1 peserta didik
wawancara dengan bapak kepala sekolah.
mempelajari bahwa semua benda yang
“Proses kegiatan pembelajaran tematik
menghasilkan energi disebut sumber energi.
berbasis etnopedagogi dilaksanakan sesuai
Sumber energi yang ada di bumi adalah
dengan tema dan materi kelas masing-masing,
matahari. Matahari menghasilkan energi
sumber materi berasal dari buku kemudian
cahaya dan panas. Cahaya dan panas
dikembangkan dengan cara memasukkan
matahari merupakan sumber kehidupan di
konten-konten kearifan lokal yang sesuai
bumi. Matahari adalah sumber energi terbesar
dengan materi pokoknya karena tidak bisa
di bumi. Salah satu penerapannya dalam
asal ditempelkan begitu saja”.
kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai
Pendapat diatas juga senada dengan hasil
dalam kebudayaan masyarakat aceh yaitu
paparan guru wali kelas 4 SDN 1 Gampong
pembuatan pisang sale Aceh. Dengan
Mesjid, bahwasannya proses kegiatan
memanfaatkan sumber energi panas dari
pembelajaran etnopedagogi dalam
matahari, penduduk Aceh mengolah pisang
pembelajaran tematik harus disesuaikan
menjadi sebuah makanan khas Aceh yang
dengan materi pokok lalu kemudian bisa
dapat kita nikmati serta dijadikan oleh-oleh
dimasukkan konten-konten kearifan lokal.
sebagai buah tangan. Proses pembuatan
Berikut hasil wawancara dengan guru wali
pisang sale ini dilakukan dengan tahap
kelas 4 SDN 1 Gampong Mesjid.
penjemuran dan pengasapan. Proses
“Pembelajaran tematik terdiri dari
penjemuran bertujuan untuk mengurangi
beberapa materi pelajaran yang
kadar air buah pisang sehingga pisang sale
diintegrasikan, yaitu di kelas 4 ada PPKn,
bisa tahan lama, kemudian dilakukan
Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan matematika.
pengasapan menggunakan asap kayu.
Proses kegiatan pembelajaran tematik

68
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

disertai dengan perpindahan bagian zat


perantaranya. Misalnya, air di dalam panci
yang di panaskan hingga mendidih. Peristiwa
perpindahan panas secara konduksi dan
konveksi dapat juga kita jumpai pada proses
pembuatan kue adee aceh yang dipanggang
secara tradisional. Kue ini biasa dibakar di
loyang besi atau yang disebut Neuleuk, yakni
Gambar 1. Proses Pembuatan Pisang sale Aceh pemanggang yang terbuat dari panci tahan
api. Neuluek ini kemudian dimasukkan ke
2. Tema 4 (Selalu berhemat Energi) Kelas dalam baskom pasir sebagai penghantar
IV panas, yang kemudian ditutup dengan seng,
Pada subtema 2 kita telah lalu di bagian atasnya diberi bara api.
mempelajari mengenai cara berhemat energi.
Untuk menghindari kekurangan energi,
alangkah baiknya jika kita dapat berhemat
energi dengan mengurangi pemakaian
barang-barang yang memerlukan energi
listrik. Contohnya seperti menghemat
penggunaan AC dan kipas angin di rumah.
Cara berhemat energi seperti ini dapat kita
jumpai pada proses pembuatan rumah ada
aceh, yang dirancang secara tradisional,
dimana atap yang di gunakan menggunakan
rumbia atau daun kelapa yang di dalamnya
tidak pernah terasa panas sehingga tidak Gambar 3. Proses Pembuatan Kue Adee Aceh
perlu menggunakan kipas angin atau AC, dan
juga di rumah aceh terdapat banyak jendela 4. Tema 8 (Bumiku) Kelas VI
yang lebar sehingga cahaya matahari mudah Pada subtema 1 kita mempelajari
masuk kedalam, hal ini merupakan perbedaan waktu dan pengaruhnya. Matahari
penghematan energi listrik di siang hari. tampak terbit di pagi hari dan tenggelam di
sore hari karena rotasi Bumi. Bumi terus
berotasi sehingga Matahari tampak terbit di
sebelah timur, dan tenggelam di sore hari.
Sekali lagi, ini karena rotasi Bumi.
Bagaimana hal ini dapat terjadi?
Hal ini dapat terjadi karena bumi
bergerak mengelilingi garis khayal yang
Gambar 2. Rumah Adat Aceh disebut sumbu. Gerakan bumi mengelilingi
sumbu/poros disebut dengan rotasi bumi. Hal
3. Tema 6 (Panas dan Perpindahannya) ini juga yang menyebabkan adanya
Kelas V pergantian siang dan malam di bumi. Contoh
Panas berpindah dari benda yang lain dari peristiwa rotasi bumi dapat juga kita
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih jumpai pada kebiasaan masyarakat aceh
rendah. Bagaimana panas dapat berpindah?. tepatnya di Suku Kluet, yaitu adat
Panas dapat berpindah melalui tiga cara yaitu Keuneunong, sebuah sistem kalender atau
konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi penanggalan. Perhitungan atau penanggalan
adalah cara perpindahan panas melalui zat Keuneunong merupakan cara mencari waktu
perantara seperti benda padat. Contoh yang tepat untuk bercocok tanam, secara
konduksi adalah panci logam yang panas khusus untuk melihat waktu yang tepat untuk
karena diletakkan di atas kompor yang berapi. turun ke sawah. Penanggalan Keuneunong ini
Konveksi adalah perpindahan panas yang merujuk pada kondisi musiman, dimana

69
Vol, 7. No,1. Tahun 2023

biasanya tanggal tersebut akan jatuh di khusus yaitu = 25 – (2 x bulan Masehi yang
tanggal ganjil. sedang berjalan). Misalnya bulan 12 disebut
Keuneunong 1 caranya adalah = 25 – (2x12)
– 1. Angka 25 dan angka perkalian 2 adalah
angka konstan dalam rumus Keuneunong.
Keuneunong dimulai dari 1 sampai 23 dan ini
dimaksudkan untuk membedakan dengan
alamanak luar Islam.

Gambar 4. Cara Menentukan Keuneunong Aceh

5. Tema 9 (Menjelajah Angkasa Luar)


Kelas VI
Pada subtema 1 kita telah
Gambar 5. Keuneunong Aceh
mempelajari keteraruran yang menakjubkan,
yang membahas tentang setiap planet
Pelaksanaan etnopedagogi dalam
berputar pada porosnya. Peristiwa
pembelajaran tematik di SDN 1 Gampong
berputarnya planet pada porosnya disebut Mesjid bertujuan untuk:
dengan rotasi. Rotasi bumi menyebakan kita
dapat mengalami peristiwa siang dan malam 1. Membentuk akhlak yang baik sesuai
secara bergantian. Manfaat dari revolusi bumi dengan nilai-nilai/norma-norma yang
mengelilingi bumi dapat juga kita lihat dari berlaku di masyarakat
kebudayaan masyarakat Aceh dalam 2. Memiliki bekal pengetahuan, keterampilan
menentukan keadaan waktu untuk musim serta berperilaku sesuai norma-norma yang
tanam dan waktu untuk musim panen. Mata ada dalam masyarakat
pencaharian masyarakat Aceh secara umum 3. Mengedukasi siswa betapa pentingnya
adalah petani dan nelayan. Dalam melakukan melestarikan dan mencintai budaya lokal
pekerjaannya selalu berkaitan erat dengan daerah kita agar budaya kita tidak
perubahan musim atau cuaca. Pada tergerumus oleh budaya asing yang tidak
penentuaan perubahan musim masyarakat seluruhnya sesuai dengan nilai-nilai
Aceh menentukannya dengan melihat budaya lokal
fenomena alam salah satunya pertemuan 4. Membekali siswa dengan wawasan yang
antara bintang dan bulan di langit, yang cukup mengenai keadaan lingkungannya
kemudian disebut dengan keuneunong. guna mempersiapkan diri untuk masa
Dasar perhitungan keuneunong berpedoman depannya.
pada pertemuan gugusan bintang kala dengan Tujuan mengapa dilaksanakannya
peredaran bulan di langit. Selain bintang kala etnopedagogi dalam pembelajaran tematik di
sebagai pedoman utama dalam pengatur SDN 1 Gampong Mesjid diantaranya yaitu,
musim di Aceh, dikenal juga kumpulan untuk melahirkan generasi-generasi yang
bintang besar lainnya seperti bintang lhee dan kompeten dan bermartabat, merefleksikan
bintang biduk. Keuneunong sebagai nilai-nilai budaya, membentuk karakter
pengetahuan masyarakat bukan hanya bangsa, ikut berkontribusi demi terciptanya
dimanfaatkan pada bidang pertanian atau identitas budaya, dan melestarikan budaya
perikanan saja, tetapi juga meliputi beberapa bangsa. Adapun pelaksanaan penelitian ini di
aspek lainnya seperti perilaku sosial implementasikan kepada guru kelas di SDN I
masyarakat, adat istiadat, dan perekonomian. Gampong Mesjid yang kemudian
Adapun untuk menentukan pelaksanaan di kelas diterapkan langsung
Keuneunong tersebut mempunyai rumus oleh guru kepada siswa-siswanya.

70
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

Hasil penelitian ini juga di bukukan perekonomian.


kedalam buku referensi yang berjudul Berdasarkan hasil penelitian di
pendekatan etnopedagogi berbasis kearifan lapangan maka penulis bermaksud
lokal pada pembelajaran tematik (Faradhillah, memberikan saran yang mudah-mudahan
2022). dapat bermanfaat bagi Lembaga maupun
peneliti yang selanjutnya, yaitu sebaiknya
pembelajaran pendekatan etnopedagogi perlu
perkenalkan kepada guru kelas se-Aceh,
karena penelitian ini merupakan kegiatan
membangun atau memberi pengetahuan bagi
siswa tentang kearifan lokal di daerah melalui
kaitan pembelajaran di kelas. Untuk peneliti
selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih
Gambar 6. Buku hasil penelitian implementasi banyak sumber maupun referensi yang terkait
etnopedagogi di sekolah dengan pendekatan etnopedagogi dalam
pendidikan agar hasil penelitiannya dapat
SIMPULAN DAN SARAN lebih baik dan lebih lengkap lagi.

Temuan Penelitian menunjukkan DAFTAR RUJUKAN


pendidikan berbasis kearifan lokal yang
dilakukan di SDN 1 Gampong Mesjid Alwasilah. (2009). Etnopedagogi: Landasan
memberikan respon positif dari guru dan Praktek Pendidikan dan Pendidikan
siswa, hal ini di karenakan siswa dapat Guru. Bandung: PT Kiblat Buku
mengetahui dan memahami kandungan Utama.
kearifan lokal Aceh yang terdapat pada Azmi, Z., & Siregar, H. (2022). Analisis
pembelajaran di sekolah. Pengenalan Pembelajaran Tematik Berbasis
nilai-nilai kearifan lokal dalam penelitian ini Kecerdasan Linguistik Siswa Sekolah
melalui pembelajaran tematik di SD, Adapun Dasar di Era Digital. JIKAP PGSD :
tema yang termasuk dalam penelitian ini Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan,
adalah tema 6 (Energi dan Perubahannya) 6(1), 152–158. https://doi.org/10.
Kelas III melalui proses pembuatan pisang 26858/jkp.v6i1.30120
sale ini dilakukan dengan tahap penjemuran
dan pengasapan, tema 4 (Selalu berhemat Daniah. (2018). Kearifan Lokal
Energi) Kelas IV melalui proses pembuatan (Local .Wisdom) Sebagai Basis
rumah ada aceh, yang dirancang secara Pendidikan Karakter. UIN Ar-Raniry
tradisional, dimana atap yang di gunakan Darussalam Banda Aceh, 4(1), 1-14.
menggunakan rumbia atau daun kelapa yang https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php
di dalamnya tidak pernah terasa panas /Pionir/article/view/3356
sehingga tidak perlu menggunakan kipas Faradhillah, N. F. (2022). Pendekatan
angin atau AC, tema 6 (Panas dan Etnopedagogik Berbasis Kearifan
Perpindahannya) Kelas V melalui proses Lokal Pada Pembelajaran Tematik.
pembuatan kue adee aceh yang dipanggang Banda Aceh: Bandar Publishing.
secara tradisional, tema 8 (Bumiku) Kelas VI
melalui adat Keuneunong, sebuah sistem Fatmi, N., & Fauzan, F. (2022). Kajian
kalender atau penanggalan, tema 9 Pendekatan Etnopedagogi Dalam
(Menjelajah Angkasa Luar) Kelas VI melalui Pendidikan Melalui Kearifan Lokal
Keuneunong juga untuk menentukan bintang Aceh. Al-Madaris Jurnal Pendidikan
dan benda-benda langit lainnya dan Dan Studi Keislaman, 3(2), 31–41.
Keuneunong sebagai pengetahuan masyarakat https://doi.org/10.47887/amd.v3i2.98
bukan hanya dimanfaatkan pada bidang Gala, A., Hafid, A., & Sudirman. (2021).
pertanian atau perikanan saja, tetapi juga Analisis Kesulitan Guru Dalam
meliputi beberapa aspek lainnya seperti Merancang Pembelajaran Tematik di
perilaku sosial masyarakat, adat istiadat, dan Kelas Tinggi SDN 71 Maccini

71
Vol, 7. No,1. Tahun 2023

Kabupaten Soppeng. JIKAP PGSD:


Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan,
5(3), 407–415.
https://doi.org/10.26858/jkp.v5i3.219
26
Puspita, H. J (2016). Implementasi
Pembelajaran Tematik Terpadu Pada
Kelas Vb Sd Negeri Tegalrejo 1
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 5(9), 884–893.
Muzakkir. (2021). Pendekatan Etnopedagogi
Sebagai Media Pelestarian Kearifan
Lokal. Jurnal Hurriah: Jurnal
Evaluasi Pendidikan Dan Penelitian,
2(2), 28–39.
https://www.academicareview.com/in
dex.php/jh/article/view/16
Wafiqni, N., & Nuraini, S. (2018). Model
Pembelajaran Tematik Berbasis
Kearifan Lokal. Jurnal Al-Bidayah
Pendidikan Dasar Islam, 10(2),
255-270. https://doi.org/10.
14421/al-bidayah.v10i2.170
Octaviani, S. (2017). Pengembangan Bahan
Ajar Tematik Dalam Implementasi
Kurikulum 2013 Kelas 1 Sekolah
Dasar. EduHumaniora: Jurnal
Pendidikan Dasar Kampus Cibiru,
9(2), 93–98. https://doi.org/10.17509/
eh.v9i2.7039
Oktavianti, I., & Ratnasari, Y. (2018).
Etnopedagogi dalam Pembelajaran di
Sekolah Dasar Melalui Media
Berbasis Kearifan LokaL. Refleksi
Edukatika: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 8(2), 149-154.
https://doi.org/10.24176/re.v8i2.2353
Putra, P. (2017). Pendekatan Etnopedagogi
dalam Pembelajaran IPA SD / MI.
Jurnal PEJ (Primary Education
Journal), 1(1), 17–23.
https://creativecommons.org/licenses/
by-nc-sa/4.0/
Ramadhani, R. (2020). Belajar &
Pembelajaran (konsep &
pengembangan). Jakarta: Yayasan
Kita Menulis.

72

Anda mungkin juga menyukai