Abstract. The purpose of the study was to find out how the implementation of an
ethnopedagogical approach based on local wisdom towards thematic learning in classroom
teachers. The research method is field research (Field Research). The subjects of this study
were teachers at SDN 1 Gampong Mesjid, Nurussalam District. Data collection techniques
are observation techniques, interview/ interview techniques and documentation techniques.
The findings of the research show that education based on local wisdom provides a positive
response from teachers and students, this is because students can know and understand the
content of Acehnese local wisdom contained in learning in schools. Covering theme 6
(Energy and its Changes) Class III through making banana sales, theme 4 (Always saving
energy) Class IV through making Acehnese traditional houses, theme 6 (Heat and its
displacement) Class V through making Acehnese adee cakes, theme 8 (My Earth) Class VI
through Keuneunong custom, a calendar or calendar, theme 9 (Exploring Outer Space)
Class VI through Keuneunong to determine the stars.
Keywords: local wisdom; ethnopedagogical approach; thematic learning
64
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan
keterampilan yang bermanfaat baik itu untuk strategi, dan metode, yang dapat menarik
diri sendiri maupun masyarakat umum minat siswa. Serta memanfaatkan sebaik
(Ramadhani, 2020). mungkin sumber belajar yang ada di sekitar
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 siswa (kearifan lokal), sebagai perwujudan
pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dari salah satu karakteristik tematik
tujuan pendidikan nasional adalah untuk (kontekstual).
mengembangkan potensi peserta didik agar Berdasarkan analisis kesenjangan dari
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa permasalahan yang ditemukan dilapangan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak maka perlu berbagai analisis yang
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menyakinkan bahwa kearifan lokal memiliki
dan menjadi warga negara yang demokratis kontribusi dalam menentukan kemajuan suatu
serta bertanggung jawab. Peraturan Menteri bangsa. Pada era milenial saat ini, menggali
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun kearifan lokal merupakan upaya strategis
2013 yaitu pembelajaran harus dilakukan dalam membangun karakter bangsa. Konsep
secara interaktif dengan media pembelajaran kearifan lokal yang diusung pada penelitian
yang siswa aktif mencari pengetahuan melalui ini dikaitkan dengan kearifan lokal
kegiatan belajar kelompok berbasis alat masyarakat Aceh yang tetap ada dan diakui
multimedia sesuai dengan kebutuhan eksistensinya terutama di daerah pedesaan.
pengembangan potensi khusus peserta didik Salah satu bagian dari kebudayaan Aceh
pada pengetahuan jamak (multidiciplines) adalah kearifan lokal itu sendiri dan menjadi
dengan pola pembelajaran kritis. peran yang penting dalam perkembangan taraf
Sejalan dengan penjelasan di atas, pendidikan masyarakat, agama, bahasa,
maka dari hasil observasi peneliti di SDN 1 perkembangan teknologi, kesenian, dan
Gampong Mesjid Nurussalam dapat di lainnya, dengan demikian perlu melakukan
jabarkan bahwa SDN 1 Gampong Mesjid kegiatan penelitian implementasi pendekatan
Nurussalam merupakan SDN yang terletak di etnopedagogi berbasis kearifan lokal terhadap
daerah tertinggal yaitu jauh dari perkotaan, pembelajaran tematik pada guru kelas di SDN
temuan di lapangan menyatakan bahwa 1 Gampong Masjid Nurussalam, hal ini untuk
pembelajaran yang berlangsung selama ini, di memperkenalkan lebih detail mengenai
SDN tersebut sudah menggunakan kearifan lokal kepada siswa melalui guru
pembelajaran tematik, namun kondisi kelas.
dilapangan menyatakan bahwa pembelajaran Berangkat dari permasalahan di atas,
tematik yang dilaksanakan tidak mengaitkan maka perlu di lakukan perubahan dan
konsep dengan kebudayaan lokal. Perlu kita pengembangan sumber daya guru yang
ketahui bahwa pembelajaran tematik mampu mencetak generasi muda, serta
merupakan pembelajaran yang mampu menangkal pengaruh budaya
mengintegrasikan beberapa mata pelajaran globalisasi dengan penggalian kembali
kedalam sebuah tema, yang menekankan nilai-nilai luhur budaya asli. Maka solusi yang
keaktifan siswa dalam pembelajaran, sehingga ditawarkan oleh peneliti adalah memberi
dengan keterlibatan siswa secara aktif maka pemahaman kepada guru melalui pendekatan
hasil belajar akan diperoleh lebih baik. Namun etnopedagogi berbasis kearifan lokal. Sejalan
harus diakui, implementasinya masih terkesan dengan beberapa penelitian relevan yang
tumpang tindih. Internalisasi nilai-nilai terkait dengan penelitian ini, menurut
kearifan lokal yang semestinya dimiliki oleh Oktavianti menyatakan bahwa etnopedagogi
anak-anak bangsa masih bersifat parsial. Hal pada pembelajaran tematik mampu membuat
ini dikarenakan model pembelajaran tematik siswa menemukan cita-cita di masa yang akan
yang sering digunakan pada umumnya adalah datang terkait dengan jenis pekerjaan yang
model pembelajaran konvensional. Yang dituju, hal ini menunjukkan bahwa siswa
mana model pembelajaran tersebut cenderung merasa bangga dengan kearifan lokal dan
pada teks book semata dan terfokus hanya di sebagai perwujudan siswa dalam melestarikan
dalam kelas. Padahal salah satu kewajiban kearifan lokal di daerah tempat tinggalnya
guru dalam mengajar adalah dapat (Oktavianti & Ratnasari, 2018). Menurut
menggunakan berbagai macam baik model, Putra (2017) menyatakan bahwa etnopedagogi
65
Vol, 7. No,1. Tahun 2023
dalam pembelajaran IPA di SD/MI budaya; (4) Kesejahteraan; (5) Kerukunan dan
merupakan hal baru bagi para guru dan dapat Penyelesaian Konflik; (6) Kerja keras; (7)
dijadikan dasar pengembangan pembelajaran Disiplin; (8) Komitmen; (9)Kejujuran; (10)
tema-tema di SD/MI dengan Gotong Royong; (11) Kesetiakawanan Sosial;
memeperkenalkan budaya lokal ke siswa. (12) Peduli lingkungan; (13) Pengelolaan
Lebih lanjut, Muzakkir (2021) menyatakan gender; (14) Kesopansantunan; (15) Rasa
bahwa guru sebagai mediator penyampaian Syukur; (16) Pikiran positif, dan (17).
pengetahuan harus memiliki pengetahuan Kedamaian (Sibarani, 2012). Kearifan lokal
lebih tentang budaya lokal sehingga mudah dalam Pendidikan digambarkan dalam
dalam mengaitkan pembelajaran di dalam pembelajaran melalui sebuah investasi yang
kelas penting untuk memberikan siswa
Berdasarkan penelitian relevan di atas keterampilan, kemampuan dan kualitas diri
maka gap analisis dari penelitian terdahulu dalam menghadapi dunia global tanpa
dapat di simpulkan bahwa pendekatan meninggalkan identitas diri ataupun identitas
etnopedagogi sangat lah penting untuk di bangsa. Pendidikan berkualitas adalah
kuasai oleh guru, globalisasi dan pendidikan yang mampu mengangkat
perkembangan teknologi dapat menyebabkan nilainilai kearifan lokal yang dapat membantu
perubahan budaya pada masyarakat siswa dalam proses pengembangan diri guna
Indonesia, jika pembelajaran berorientasi memperkuat identitas dan jati diri kebangsaan
pada etnopedagogi tidak diterapkan sejak dini yang telah dimilikinya. Sejalan dengan
maka di masa akan datang dapat berakibat penelitian nuraini fatmi yang menyatakan
mengeser kearifan lokal dalam masyarakat. bahwa etnopedagogik merupakan praktik
Etnopedagogi adalah sebuah pendekatan pendidikan yang memiliki hubungan tinggi
dalam pendidikan yang menawarkan sebuah bagi kecakapan hidup yang bertumpu pada
konsep berbasis budaya, atau persisnya pemberdayaan pendidikan dan kearifan lokal
kearifan lokal. Berkaitan dengan hal ini, daerah masing-masing (Fatmi & Fauzan,
Alwasilah (2009) menyatakan bahwa kearifan 2022).
lokal adalah potensi yang mesti diberi tafsir Pembelajaran tematik adalah salah
baru agar fleksibel untuk menghadapi satu model dalam pembelajaran terpadu yang
tantangan zaman. Ia memiliki ciri-ciri: (1) merupakan suatu sistem pembelajaran yang
berdasarkan pengalaman; (2) teruji secara memungkinkan siswa aktif menggali dan
empiris selama bertahun-tahun; (3) dapat menemukan konsep serta prinsip keilmuan
diadaptasi oleh budaya modern; (4) melekat secara holistik, bermakna, autentik dan
dalam kehidupan pribadi dan institusi; (5) kontekstual. Srikandi, mengatakan bahwa
lazim dilakukan oleh individu dan kelompok; pembelajaran tematik adalah pembelajaran
(6) bersifat dinamis; dan (7) terkait dengan yang menggunakan tema untuk mengaitkan
sistem kepercayaan. beberapa mata pelajaran sehingga dapat
Kearifan lokal adalah pengetahuan memberikan pengalaman bermakna kepada
yang dimiliki oleh masyarakat suatu daerah peserta didik (Octaviani, 2017). Pelaksanaan
yang bersifat lokal melalui pengalaman yang kegiatan pembelajaran tematik yang sesuai
telah dialami dan juga uji coba (trial and dengan bahan sosialisai kurikulum 2013 oleh
error) kemudian dijadikan suatu pengetahuan Kemendikbud, ada 4 tahapan yakni: (1)
baru yang diwariskan kepada generasi Menentukan tema, (2) Mengintegrasikan tema
selanjutnya. Kearifan lokal merupakan dengan kurikulum yang sesuai dan berlaku
kecerdasan manusia yang dimiliki oleh dengan mengedepankan dimensi sikap,
kelompok etnis tertentu yang diperoleh pengetahuan, dan keterampilan, (3)
melalui pengalaman masyarakat. Artinya, Mendesain RPP yang mencakup ruang
kearifan lokal adalah hasil dari masyarakat lingkup tema, dan (4) Melaksanakan aktivtitas
tertentu melalui pengalaman mereka dan pembelajaran siswa belajar secara aktif.
belum tentu dialami oleh masyarakat yang lain (Puspita, 2016). Hakikat model pembelajaran
(Rahyono, 2009). Ada beberapa jenis kearifan tematik adalah pembelajaran yang
lokal, diantaranya adalah: (1) Pendidikan; (2) memerlukan tema sebagai objek pembelajaran
Kesehatan; (3) Pelestarian dan kreativitas dikelas (Wafiqni & Nuraini, 2018). Sejalan
66
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan
dengan hasil penelitian Zul azmi menyatakan ini diambil secara keseluruhan karena
bahwa pembelajaran tematik berbasis sekolah dapat dianggap homogen
kecerdasan liguistik siswa mendominasi siswa berdasarkan tinjauan terhadap kemampuan
perempuan artinya kecerdasan laki-laki lebih dalam menguasai pembelajaran tematik.
rendah dari kecerdasan perempuan (Azmi & Teknik pengumpulan data yang digunakan
Siregar, 2022). Menurut anisa dalam pada penelitian ini sebagai berikut: teknik
penelitiannya menyatakan bahwa beberapa Observasi, teknik interview/wawancara, dan
guru mengalami kesulitan dalam merancang teknik dokumentasi.
pembelajaran tematik hal ini dikarenakan para Metode analisis data pada penelitian
guru cenderung tidak peduli terhadap ini, akan menggunakan pola pikir induktif,
perkembangan kurikulum disekolah (Gala et yakni peneliti terjun ke lapangan, mempelajari
al., 2021). suatu proses atau penemuan yang merupakan
Konsep kearifan lokal yang diusung fakta atau peristiwa kemudian mencatatnya,
pada penelitian ini dikaitkan dengan kearifan menganalisis dengan pendekatan
lokal masyarakat Aceh yang tetap ada dan fenomenologi lalu menafsirkan dan
diakui eksistensinya terutama di daerah melaporkan serta menarik kesimpulan dari
pedesaan. Salah satu bagian dari kebudayaan proses tersebut. Dan tahapan yang akan dilalui
Aceh adalah kearifan lokal itu sendiri dan peneliti yaitu meliputi: 1. Tahap Reduksi Data
menjadi peran yang penting dalam (Data Reduction) yaitu tahap pertama yang
perkembangan taraf pendidikan masyarakat, dilakukan oleh peneliti untuk merangkum,
agama, bahasa, perkembangan teknologi, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
kesenian, dan lainnya. Sejalan dengan pada hal–hal yang penting, dicari tema dan
penelitian daniah yang menyatakan bahwa polanya dan membuang hal yang tidak perlu.
menggali dan menanamkan kembali kearifan Dengan demikian data yang telah direduksi
lokal secara inheren melalui pendidikan akan memberikan gambaran yang lebih jelas..
merupakan gerakan Kembali pada basis nilai 2. Tahap Penyajian Data (Data Display), yaitu
budaya daerahnya sendiri sebagai bagian tahap di mana peneliti melakukan penyajian
upaya membangun identitas bangsa dan data, penyajian data dapat dilakukan dalam
sebagai filter dalam menyeleksi pengaruh bentuk uraian singkat, hubungan antara
budaya lain (Daniah, 2018). kategori sejenisnya. dalam penyajian data ini
peneliti secara tidak langsung juga melakukan
METODE PENELITIAN sebuah analisis mengenai implementasi. 3.
Verification (Conclusion Drawing), yaitu
Jenis penelitian yang peneliti tahap di mana peneliti melakukan penarikan
gunakan adalah penelitian lapangan (Field
kesimpulan, kesimpulan kualitatif yang
Research) yang dalam pengumpulan datanya
diharapkan adalah temuan baru yang berupa
dilakukan dengan mencari data yang secara deskriptif.
langsung dari lokasi penelitian. Pendekatan
yang penulis gunakan adalah pendekatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
fenomenologi yang merupakan pemaknaan
etika dalam berteori dan berkonsep, bukan Berdasarkan pembaharuan
hendak menampilkan teori dan penelitian, jika ditinjau dari
konseptualisasi yang sekedar anjuran. penelitian-penelitian terdahulu yang sudah
Sehingga akan menghasilkan deskripsi pernah dibahas di pendahuluan dalam gab
mengenai gambaran situasi yang diteliti serta analisis maka pembaharuan suatu riset dalam
pemaknaan yang terkandung dalam data hasil penelitian ini adalah penelitian di SDN 1
pengamatan. Tempat pelaksanaan penelitian Gampong masjid yang belum pernah
dilakukan di sekolah SDN 1 Gampong dilakukan oleh peneliti terdahulu, memilih
Mesjid Kecamatan Nurussalam. Waktu subjek guru sebagai informa dalam
penelitian akan dilaksanakan bulan Mei 2022. menyampaikan makna kerifan lokal dalam
Subjek atau sampel penelitian ini pembelajaran tematik kepada siswa_siswanya
adalah guru di SDN 1 Gampong Mesjid di kelas. Kearifan lokal yang diangkat dalam
Kecamatan Nurussalam. Populasi penelitian penelitian ini adalah kearifan lokal aceh yang
67
Vol, 7. No,1. Tahun 2023
68
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan
69
Vol, 7. No,1. Tahun 2023
biasanya tanggal tersebut akan jatuh di khusus yaitu = 25 – (2 x bulan Masehi yang
tanggal ganjil. sedang berjalan). Misalnya bulan 12 disebut
Keuneunong 1 caranya adalah = 25 – (2x12)
– 1. Angka 25 dan angka perkalian 2 adalah
angka konstan dalam rumus Keuneunong.
Keuneunong dimulai dari 1 sampai 23 dan ini
dimaksudkan untuk membedakan dengan
alamanak luar Islam.
70
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan
71
Vol, 7. No,1. Tahun 2023
72