Anda di halaman 1dari 7

Vol 8 (1) Desember 2023, Hal 171 - 177

p-ISSN: 2548-8856 │ e-ISSN: 2549-127X

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CULTURALLY


RESPONSIVE TEACHING PADA MATA PELAJARAN PPKN
KELAS V SEKOLAH DASAR

Dewi Nurhasanah Nasution1, Umri Rahman Efendi2 , Sri Yunita3


1,2,3
Universitas Negeri Medan
Coresponding Author: dewinurhasanahnasution27@gmail.com

Abstract: This research aims to describe and analyze: 1) Knowing the reasons why
teachers use the Culturally Responsive Teaching (CRT) learning approach in PPKN
subjects regarding Pancasila values, 2) Implementation of the CRT learning approach,
3) Results of implementing the CRT learning approach. This research is a type of
qualitative research. The data collection method used was observation, interviews and
documentation. The research was carried out in class V at SDN 101786 Helvetia with 31
students. The results of the research show that: 1) The reason teachers use the CRT
approach is that teachers understand students better and students become more active in
learning 2) The implementation of the CRT approach has gone well as proven by the
learning steps being carried out smoothly 3) Implementation results can increase students'
activeness and interest in learning.

Keywords: PPKN Learning Approach, Culturally Responsive Teaching.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang:


1) Mengetahui alasan guru menggunakan pendekatan pembelajaran Culturally
Responsive Teaching (CRT) pada mata pelajaran PPKN materi nilai-nilai Pancasila,
2) Implementasi pendekatan pembelajaran CRT, 3) Hasil implementasi pendekatan
pembelajaran CRT. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Metode
pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Penelitian dilaksanakan di kelas V SDN 101786 Helvetia dengan peserta
didik berjumlah 31 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Alasan guru
menggunakan pendekan CRT adalah guru lebih memahami peserta didik dan peserta didik
menjadi lebih aktif dalam pembelajaran 2) Implementasi pendekatan CRT telah berjalan
dengan baik di buktikan dengan langkah-langkah pembelajaran yang terlaksana dengan
lancar 3) Hasil implementasi dapat meningkatkan keaktifan dan minat belajar peserta
didik.

Kata Kunci: Pendekatan Pembelajaran PPKN, Culturally Responsive Teaching.

PENDAHULUAN Abad 21 yang ditandai dengan


perkembangan ilmu pengetahuan yang
Pendidikan dapat diartikan diitegrasikan dengan teknologi yang
sebagai hasil peradaban bangsa yang semakin canggih menghadirkan
dikembangkan atas dasar pandangan beberapa tantangan di dunia pendidikan.
hidup bangsa itu sendiri (nilai dan Untuk mengatasi tantangan yang secara
norma masyarakat), yang berfungsi nyata dihadapi maka diperlukan sumber
sebagai cita-cita (Anwar, 2017). Suteja daya manusia (SDM) dalam hal ini
dan Affandi (2016) menyatakan bahwa peserta didik dengan keterampilan 4C.
Pendidikan dapat diartikan sebagai Keterampilan 4C meliputi keterampilan
bimbingan secara sadar oleh pendidik berpikir kritis (critical thinking),
terhadap perkembangan jasmani dan keterampilan kolaborasi (collaboration),
rohani siswa menuju terbentuknya keterampilan komunikasi
kepribadian yang utama. (communication), keterampilan berpikir
kreatif (creativity). Dalam konteks

171
pembelajaran sekarang, tentu saja mengakomodasi tatanan nilai yang
seorang pendidik harus membekali diinginkan. Tujuan utama adalah agar
peserta didik dengan keterampilan 4C materi pembelajaran dapat
agar peserta didik dapat beradaptasi diinternalisasikan secara efektif oleh
terhadap perubahan zaman. Aliftika dkk. peserta didik, serta
(2019) menyatakan bahwa peserta didik mengimplementasikan hakikat
perlu menguasai keterampilan 4C untuk pendidikan nilai dalam kehidupan
memiliki kemampuan berpikir analisis, sehari-hari.
interpretasi, presisi, akurasi, serta Dalam konteks ini, terdapat
keterampilan memecahkan masalah. ketidaksesuaian antara harapan dan
Selain itu, keterampilan tersebut juga realitas implementasi pendidikan nilai di
melibatkan kemampuan peserta didik lapangan. Harapannya adalah agar
untuk mengungkapkan argumennya pembelajaran kewarganegaraan tidak
dengan merujuk pada pengetahuan yang hanya berfokus pada pemahaman
telah dipelajarinya. Maka dari itu konsep-konsep dasar, tetapi juga mampu
seorang pendidik perlu melakukan menciptakan dampak yang nyata dalam
perencanaan yang maksimal seperti pembentukan karakter dan perilaku
penyusunan modul ajar atau rpp dengan peserta didik dalam kehidupan sehari-
memperhatikan salah satu komponen hari. Dengan demikian, perlu adanya
penting yaitu pendekatan pembelajaran upaya untuk menyempurnakan metode
yang cocok dan sesuai dengan latar pembelajaran sehingga dapat mencapai
belakang, kebutuhan belajar dan tujuan tersebut secara lebih efektif.
kemampuan peserta didik untuk Untuk memenuhi tuntutan kurikulum
menciptakan proses pembelajaran saat ini, pendekatan guru perlu beralih
berkualitas yang dapat mencapai tujuan dari paradigma lama di mana peran guru
pembelajaran yang telah ditentukan. hanya sebatas menyampaikan materi
Menurut Slameto (2010) Belajar ialah pembelajaran. Paradigma baru, seperti
suatu usaha yang dilakukan seseorang yang dikemukakan oleh Nurbaiti dan
untuk memperoleh suatu perubahan Dewi (2021), menunjukkan pergeseran
tingkah laku yang baru secara menuju pembelajaran yang lebih
keseluruhan, sebagai hasil berfokus pada penerapan teori kognitif
pengalamannya sendiri dalam interaksi dan konstruktivistik. Dalam paradigma
dengan lingkungannya. Menurut Arsyad ini, pembelajaran difokuskan pada
(2010:1) belajar adalah suatu proses pengembangan kemampuan peserta
yang kompleks yang terjadi pada diri didik yang terjadi dalam konteks sosial
setiap orang sepanjang hidupnya. dan kultural. Pendekatan ini mengakui
Menurut Susanto (2013), bahwa proses pembelajaran tidak
permasalahan utama dalam terlepas dari pengaruh lingkungan sosial
pembelajaran pendidikan dan budaya di sekitar peserta didik.
kewarganegaraan adalah terkait dengan Tujuannya adalah mendorong peserta
penggunaan metode atau model didik untuk membangun pemahaman
pembelajaran yang dapat menyampaikan dan pengetahuan mereka sendiri dengan
materi pelajaran dengan tepat. Hal ini memperhatikan latar belakang sosial dan
mencakup kebutuhan untuk memastikan perspektif budaya.
bahwa metode pembelajaran tidak hanya Proses pembelajaran dimulai
memenuhi muatan pelajaran, tetapi juga dengan memanfaatkan pengetahuan

172
awal peserta didik dan latar belakang, tradisi, suku, dan
mengintegrasikannya dengan pandangan perbedaan lainnya dari setiap peserta
budaya mereka. Pentingnya integrasi didik. Jika guru mampu memposisikan
budaya dalam pembelajaran ditegaskan diri sebagai fasilitator, maka akan
oleh pemikiran Ki Hajar Dewantara, terciptakan lingkungan pembelajaran
sebagaimana diungkapkan oleh Tarigan yang mendukung dan memahami
dkk (2022), yang menekankan bahwa keberagaman siswa. Hal ini diharapkan
hakikat pendidikan adalah menyelipkan mampu untuk menciptakan suasana
unsur kebudayaan ke dalam diri anak yang inklusif, di mana setiap peserta
untuk memasukkan mereka ke dalam didik merasa diakui, dihargai, dan
kebudayaan dan menjadi makhluk yang memiliki ruang untuk berkontribusi
insani. Oleh karena itu, guru diharapkan sesuai dengan identitas budaya mereka.
menyusun kegiatan pembelajaran yang Pendekatan pembelajaran
menantang dan menarik guna mencapai Culturally Responsive Teaching (CRT)
keterampilan 4C pada peserta didik diakui dapat menciptakan peserta didik
dengan melibatkan konsep budaya. yang aktif berpartisipasi, berkomunikasi,
Dalam konteks kurikulum merdeka, dan berkolaborasi dengan teman
muncul pendekatan pembelajaran sebayanya. Menurut Arif et al. (2021)
Culturally Responsive Teaching (CRT) peserta didik memiliki potensi untuk
yang terintegrasi dengan budaya, mengembangkan keterampilan abad ke-
menegaskan perlunya pembelajaran 21 melalui pendekatan pembelajaran
yang responsif terhadap yang berfokus pada budaya atau CRT.
keanekaragaman budaya peserta didik. Pembelajaran yang mengadopsi
Menurut B. Bennett (2018) pendekatan ini mampu mengembangkan
Pembelajaran Culturally Responsive keterampilan 4C abad ke-21 pada
Teaching (CRT) merupakan suatu peserta didik, khususnya keterampilan
pendekatan pembelajaran yang bersifat berkomunikasi, berkolaborasi, dan
responsif-eksistensial terhadap berpikir kritis. Penerapan CRT
keragaman budaya yang dialami oleh menciptakan lingkungan belajar yang
peserta didik. Pendekatan ini mengakui akan melibatkan peserta didik secara
dan menghargai perbedaan budaya aktif dalam proses pembelajaran,
sebagai landasan untuk menciptakan memfasilitasi komunikasi yang efektif,
lingkungan belajar yang inklusif dan dan merangsang pemikiran kritis.
relevan dengan pengalaman hidup setiap Dengan apa yang telah peneliti paparkan
peserta didik. Dengan memahami dan maka peneliti akan melakukan penelitian
mengintegrasikan konteks budaya dalam tentang “Implementasi Pendekatan
proses pembelajaran, CRT bertujuan Pembelajaran Culturally Responsive
untuk meningkatkan keterlibatan, Teaching Pada Mata Pelajaran PPKN
pemahaman, dan pencapaian belajar Kelas 5 SDN 101768 Helvetia”
peserta didik. Abadi dan Muthohirin khususnya pada materi nilai-nilai
(2020) CRT, sebagai suatu pendekatan Pancasila.
pembelajaran, menganut konsep di mana
peran guru berubah menjadi seorang METODE
fasilitator yang bertanggung jawab
untuk mengatasi ketimpangan yang Penelitian ini merupakan jenis
timbul di dalam kelas akibat keragaman penelitian kualitatif. Sesuai dengan

173
objek kajian, maka penelitian ini adalah mereka, dan memastikan bahwa semua
penelitian lapangan. Penelitian ini siswa merasa dihargai serta dapat
dilakukan di SDN 101768 Helvetia. berpartisipasi secara aktif dalam proses
Metode pengumpulan data yang pembelajaran.
digunakan adalah dengan metode
observasi, wawancara dan dokumentasi. 1. Alasan guru kelas V SDN 101786
Analisis data yang digunakan dalam Helvetia memilih pendekatan
penelitian ini mengacu pada model Culturally Responsive Teaching
analisis Miles dan Huberman. Proses dalam pembelajaran PPKN
analisis data dalam penelitian ini terdiri Beradasarkan wawancara yang
dari beberapa tahapan, di antaranya telah di lakukan maka diketahui alasan
adalah reduksi data. Reduksi data guru kelas V SDN 101786 Helvetia
merupakan kegiatan merangkum data, memilih pendekatan Culturally
memilih hal-hal yang pokok, Responsive Teaching dalam
memfokuskan pada aspek-aspek yang pembelajaran PPKN ialah:
dianggap penting, dan mengeliminasi 1) Pendekatan Culturally
data yang dianggap tidak perlu. Responsive Teaching (CRT)
selajutnya yaitu penyajian data dan memberikan kemudahan bagi
aktivitas analisis data yang terakhir yaitu guru untuk mengembangkan
verifikasi atau penarikan kesimpulan. pemahaman personal terhadap
peserta didik, termasuk dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN hal kemampuan dan latar
belakang pengalaman mereka.
Sorang guru memiliki peranan Dengan demikian, guru dapat
yang sangat krusial dalam berjalannya merinci langkah-langkah
kegiatan pembelajaran, yakni bagaimana selanjutnya dengan lebih tepat,
guru mampu membantu dan yaitu menentukan strategi
mengarahkan peserta peserta didik untuk pembelajaran yang sesuai
memahami maksud serta materi nilai- berdasarkan pemahaman
nilai pacasila yang disampaikan. Untuk mendalam tentang setiap
mencapai hal ini, seorang guru dituntut peserta didik.
untuk mampu bersikap kreatif dan 2) Pendekatan Culturally
inovatif dalam memilih pendekatan dan Responsive Teaching (CRT)
strategi pembelajaran. Guru tidak boleh mementingkan keterlibatan
menganggap bahwa mereka hanya peserta didik dalam kegiatan
sebagai penyampaian informasi, pembelajaran dengan cara
melainkan juga mencakup penciptaan mengintegrasikan aspek
suasana pembelajaran yang kondusif. budaya. Dengan pendekatan
Penggunaan pendekatan Culturally ini, peserta didik diharapkan
Responsive Teaching menjadi salah satu menjadi jauh lebih aktif dan
cara efektif untuk menciptakan suasana berpartisipasi secara aktif, baik
pembelajaran yang berdaya dukung. melalui pengajuan pertanyaan
Melalui pendekatan ini, guru dapat lebih maupun menyampaikan
peka terhadap perbedaan budaya peserta pendapat mereka. Strategi
didik, menciptakan pengalaman belajar pembelajaran yang diterapkan
yang relevan dengan latar belakang dalam pendekatan CRT

174
dikembangkan untuk dapat 4) Melakukan tanya jawab adalah
merespons budaya dan strategi yang sangat efektif
memenuhi kebutuhan individu untuk mengkonstruksi
peserta didik. Beberapa pengetahuan peserta didik
strategi pembelajaran dalam berdasarkan pengetahuan yang
pendekatan Culturally mereka miliki sebelumnya
Responsive Teaching (CRT) 5) Membagi kelompok dengan
mencakup kegiatan seperti memperhatikan latar budaya
bercerita, diskusi kelompok, peserta didik yang berbeda
atau aktivitas lainnya yang 6) Peserta didik membahas tugas
tidak hanya relevan dengan tentang materi nilai-nilai
budaya peserta didik, tetapi Pancasila dan menjawab
juga responsif terhadap pertanyaan di dalam lembar
kebutuhan dan kerja yang diberikan guru
keanekaragaman budaya yang 7) Melakukan presentasi
ada di sekitar mereka. kelompok berdasarkan apa
yang telah di kerjakan dengan
2. Implementasi pendekatan tetap memperhatikan keaktifan
pembelajaran Culturally tiap peserta didik. Guru juga
Responsive Teaching pada materi menyampaikan bahwa langkah
nilai-nilai Pancasila mata ini bisa juga dilakukan dengan
pelajaran PPKN kelas V SDN cara peserta didik
101768 Helvetia. melaksanakan proyek.
Observasi dan wawancara yang Langkah-langkah pembelajaran
dilakukan juga menunjukkan bagaimana yang dilakukan menunjukkan bahwa
langkah-langkah pembelajaran guru sudah terampil dan menguasai
dilaksanakan. Pada proses pembelajaran proses pembelajaran, serta peserta didik
terdapat beberapa langkah yang terlihat aktif dan semangat dalam
dilakukan selama proses pembelajaran, belajar. Pembelajaran dengan
meliputi: menggunakan pendekatan ini membuat
1) Menjelaskan tujuan peserta didik semangat untuk
pembelajaran dan pendekatan mengeksplorasi, menginterprestasi,
pembelajaran culturally mensintesis, dan mengkomunikasikan
responsive teaching pada hasil belajar yang membuat peserta didik
materi nilai-nilai Pancasila. termotivasi dalam belajar.
2) Apersepsi dilakukan dengan 3. Hasil implementasi pendekatan
tujuan memahami pemahaman pembelajaran Culturally
awal dan latar belakang Responsive Teaching pada materi
pengetahuan yang dimiliki nilai-nilai Pancasila mata
oleh peserta didik terkait pelajaran PPKN kelas V SDN
dengan nilai-nilai Pancasila. 101768 Helvetia.
3) Menyampaikan materi Pendekatan pembelajaran
pembelajaran nilai-nilai Culturally Responsive Teaching (CRT)
pancasila yang dikaitkan dianggap berhasil secara umum apabila
dengan budaya peserta didik. peserta didik dapat mengembangkan
rasa saling menghormati terhadap latar

175
belakang dan keadaan sesama tanpa dalam proses pembelajaran PPKn Kelas
memandang status individu atau V Sekolah Dasar.
kekuasaan. Keberhasilan juga tercermin
dalam kemampuan peserta didik untuk DAFTAR RUJUKAN
merasa bahwa mereka, termasuk yang
berasal dari budaya minoritas, memiliki a, M., & Muthohirin, N. (2020). Metode
hak yang sama untuk memperoleh Cultural Responsive Teaching
kesempatan dalam mengembangkan dalam Pendidikan Agama
kemampuan diri. Islam: Studi Kasus Tindak
Melalui penerapan pendekatan Xenophobia dan Rasisme di
pembelajaran CRT, diharapkan peserta Tengah Bencana Covid-19.
didik dapat lebih memahami dan Progresiva: Jurnal Pemikiran
menghargai budayanya sendiri, sambil dan Pendidikan Islam, 9(1),
meningkatkan pemahaman terhadap 34-48
budaya orang lain. Pendekatan ini
selaras dengan materi yang diajarkan, Aliftika, O., Purwanto, & Utari, S.
khususnya nilai-nilai Pancasila, yang (2019). Profil Keterampilan
menekankan pada kesetaraan, keadilan, Abad 21 Siswa SMA Pada
dan penghargaan terhadap keragaman. Pembelajaran Project Based
Berdasarkan hasil observasi dan Learning (PjBL) Materi Gerak
wawancara hasil implementasi Lurus. WaPFi (Wahana
pendekatan pembelajaran CRT pada Pendidikan Fisika), 4(2), 141–
materi nilai-nilai Pancasila mata 147
pelajaran PPKN kelas V SDN 101768
Helvetia adalah menunjukkan Anwar, M. (2017). Filsafat Pendidikan.
meningkatnya keaktifan dan minat Depok: Kencana.
belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran seperti peserta didik aktif Arsyad, A. (2010). Media
dalam menjawab pertanyaan yang Pembelajaran. Jakarta:
diajukan guru mengenai materi Rajawali Pers.
pembelajaran dan antusias belajar
peserta didik dalam mengikuti proses Bennett, B. (2018). Cultural
pembelajaran. Responsiveness in Action: Co-
Constructing Social Work
KESIMPULAN Curriculum Resources with
Aboriginal Communities.
Penelitian ini pada akhirnya British Journal of Social Work,
mampu menyimpulkan bahwa 48(3), 808–825
implementasi pendekatan pembelajaran
culturally responsive teaching pada mata Kurniasari, Indah Fitriana dkk. (2023).
pelajaran PPKn kelas V sekolah dasar Implementasi Culturally
sudah terlaksana dengan baik dan Responsive Teaching Pada
maksimal dari perencanaan dan langkah- Materi Bentuk Bangun Ruang
langkah pembelajaran yang dilakukan Kelas 1 SDN Pandean Lamper
dengan memberikan hasil meningkatnya 04 Semarang. Jurnal Ilmiah
keaktifan dan minat belajar peserta didik

176
Ilmu Pendidikan, 6(7), 5364-
5367.

Nurbaity, A. L., & Dewi, D. A. (2021).


Paradigma Baru Bagi
Pendidikan Masa Depan
Indonesia. IJoIS: Indonesian
Journal of Islamic Studies,
2(1), 15-24.

Salma, Intan Maulidah dan Risvi Revita


Yuli. (2023). Membangun
Paradigma tentang Makna
Guru pada Pembelajaran
Culturally Responsive
Teaching dalam Implementasi
Kurikulum Merdeka di Era
Abad 21. Jurnal Teknologi
Pendidikan, 1(1), 1-11.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor


yang Mempengaruhinya . Jakarta:
Rineka Cipta.

Susanto, A., (2013). Teori Belajar dan


Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group.

Suteja, & Affandi, A. (2016). Dasar


Dasar Pendidikan. Cirebon: Elsi
Pro.

Tarigan, M., Alvindi, A., Wiranda, A.,


Hamdany, S., & Pardamean, P.
(2022). Filsafat Pendidikan Ki
Hajar Dewantara dan
Perkembangan Pendidikan di
Indonesia. Mahaguru: Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 3(1), 149-159.

177

Anda mungkin juga menyukai