Anda di halaman 1dari 13

REVIEW JURNAL ILMIAH

ETNOSAINS

Dosen Pengampu :

Isna Ida Mardiyana, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Sonia Balqis Salsa Bila

Nim : 200611100180

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2022
Hasil Review Jurnal tentang Literasi sains

Reviwer : Sonia Balqis.S

Nim : 200611100180

1. Jurnal Pertama
NO REVIEW KETERANGAN
1 Judul Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis
Etnosains Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ipa Dan
Menanamkan Nilai Kearifan Lokal Siswa Sekolah Dasar.
2 Penulis Ratna Widyaningrum
3 Jurnal Jurnal Widya Wacana
Vol. 13 Nomor 2, Agustus 2018
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan,
Universitas Slamet Riyadi
4 Subjek Sampel penelitian ini adalah guru kelas 3 dan kelas 5 yaitu sebanyak 10
orang guru, sampel diambil dengan teknik purposive sampling.
5 Metode Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah studi pustaka, dokumentasi, dan wawancara.
Data penelitian ini berupa data kualitatif. Oleh karena itu pengolahan
datanya menggunakan metode deskriptif kualitatif.
6 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam
belajar IPA di SD. Analisis tersebut digunakan dalam merancang model
pembelajaran yang dapat memadukan antara sains dan nilai-nilai
kearifan lokal melalui etnosains.
7 Hasil Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di Sekolah Dasar, kearifan
lokal yang ada di Surakarta sangat bervariasi, mulai dari segi
gagasan/pemikiran, pengetahuan atau pandangan, nilai-nilai norma
sosial, bangunan atau artefak yang memiliki nilai simbolis, budaya,
bahasa, produk lokal dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, diperlukan
pembatasan berkenaan dengan keraifan lokal yang akan diintegrasikan
dengan pembelajaran IPA. Kearifan local yang paling umum di kenal
oleh siswa antara lain adalah: Batik Laweyan, Pasar Gede, tanaman obat
sebagai bahan pembuatan jamu tradisonal, dan system bercocok tanam
pada masyarakat.
Berdasarkan Tabel 1. Maka dapat dijelaskan bahwa pemetaan materi
kelas III ada pada tema 1 dan 3, sedangkan pada kelas V ada pada tema
3, 5, dan 8. Menurut guruguru integrasi kearifan lokal dapat dilakukan
secara terbuka yang disisipkan ke dalam tema-tema tersebut, atau juga
dapat dikemas dalam bentuk pesan tersembunyi (hidden curriculum)
yaitu dengan penanaman norma, kebiasaan baik, dan prinsip bersosial.
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi didapatkan
bahwa ada beberapa sumber belajar yang efektif digunakan dalam
pembelajaran IPA, antara lain lingkungan sekitar, literatur, audio visual,
dan internet.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa biasanya guru-guru di
Sekolah Dasar mengajar dengan metode ceramah bervariasi dan
penugasan. Namun, sebenarnya ada beberapa metode lain yang dapat
digunakan untuk mendukung pembelajaran IPA berbasis etnosains,
antara lain adalah observasi, demonstrasi, diskusi, proyek, eksperimen,
dan karya wisata.
8 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan
sebagai berikut: 1) Guru dapat menentukan budaya lokal dan memilah
materi yang akan diintegrasikan dalam pembelajaran sains
berbasis budaya lokal, 2) Sumber belajar yang yang dapat digunakan
dalam pembelajaran etnosains adalah lingkungan sekitar, literatur, audio
visual, dan internet, dan 3) Guru dapat menggunakan berbagai
macam metode dalam pembelajaran etnosains. Adanya studi
pendahuluan untuk menganalisis tentang cara meningkatkan
pemahaman nilai kearifan lokal dan kualitas pembelajaran melalui
etnosains, maka diperlukan penelitian lebih lanjut tentang
desain pengembangan model pembelajaran yang berbasis etnosains
untuk membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.

2. Jurnal Kedua
NO REVIEW KETERANGAN
1 Judul Analisis Etnosains dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Kota Padang dan Bukittinggi
2 Penulis Atika Ulya Akmal1), Lia2), Tuti Lestari3), Azmi Asra4), Effendy5),
Festiyed6), Skunda7)
3 Jurnal Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar
P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403
Volume 4, Nomor 2, Desember 2020
4 Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah 3 sekolah dasar yang berada di kota
Padang dan di kota Bukittinggi. Kota Padang terdiri 2 sekolah yaitu sdn
10 ganting dan SDN 23-24 Ujung Gurun, serta SDN 24 Biaro Kec
Ampek Angkek Kabupaten Agam. Sampel penelitian ini adalah guru
kelas VI di dalam 3 SD sederajat yang berada di Padang, sampel diambil
dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik
pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu.
5 Metode Metode yang digunakan yakni wawancara, observasi dan dokumentasi,
metode ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang digunakan
oleh peneliti. Validasi data menggunakan triangulasi sumber dan teknik.
Sedangkan teknik analisis data yaitu dengan pengumpulan, reduksi,
penyajian, dan penarikan kesimpulan data.
6 Tujuan Dengan pengintegrasian etnosains maka pembelajaran yang berlangsung
bukan saja menggali pengetahuan deklaratif siswa, tetapi juga
pengetahuan prosedural yang mengacu pada konstruktivisme.
7 Hasil Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan deskriptif. Tabel 1
menjelaskan mengenai pemakaian etnosains dalam pembelajaran.
Penelitian ini menjelaskan tentang penerapan etnosains dalam
pembelajaran ditijau dari 3 apek yaitu RPP, bahan ajar yang digunakan
serta soal soal ujian yang diberikan pada siswa. Ke 3 aspek tersebut
diteliti apakah memiliki unsor etnosains dalam pelaksanaan nya.
Berdasarkan Tabel 1 dapat diambil kesimpulan bahwa dalam RPP belum
ada termuat etnosains di dalam nya sedangkan dalam bahan ajar dan soal
ujian siswa sudah ada yang berbasiskan dengan etnosains. Dalam
implementasi pembelajaran berbasis etnosains diperoeh melalui metode-
metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, yakni melalui kegiatan
eksplorasi dan menemukan. Penerapan etnosains dalam pembelajaran
disesuaikan dengan prinsip pendidikan dalam konteks budaya di sekolah
dasar. Pembelajaran di sekolah dasar yang cocok dengan penerapan
etnosains adalah tema-tema pembelajaran IPA dan pembelajaran
matematika dikelas tinggi.
8 Kesimpulan Pembelajaran etnosains merupakan strategi penciptaan lingkungan
belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan
budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran di Sekolah Dasar.
Pembelajaran etnosains diimplementasikan dalam pembelajaran di
Sekolah Dasar dengan dengan cara memasukkan budaya yang
berkembang di masyarakat ke dalam pembelajaran tersebut.
Keterlibatan aktif dalam mereka belajar akan memunculkan nilai-nilai
yang di tanamkan melalui pengalaman hidup dan rasa empati terhadap
lingkungan dengan demkian guru tidak hanya menyampaikan secara
teori, namun juga dapat mentransferkan nilai-nilai apa yang diambil dari
kegiatan pembelajaran melalui pendidikan karakter.
Pengintegrasian etnosains ke dalam pembelajaran akan lebih efektif, jika
dimasukkan ke dalam materi pokok. Latar belakang budaya yang
dimiliki siswa berpengaruh terhadap proses pembelajaran siswa dalam
usahanya menguasai konsep- konsep pembelajaran yang diajarkan di
sekolah. Kurikulum hendaknya memperhatikan dan peduli terhadap
sistem sosial yang berkembang dan berlaku di suatu masyaraakat.
Pengembangan kurikulum perlu mengintegrasikan etnosains agar proses
pembelajaran siswa menjadi lebih bermakna dan kontekstual.
Dari pembahasan yang diuraikan bahwa pemakaian etnosains di tingkat
sekolah dasar, tergolong masih sangat minim. Hal tersebut ditinjau dari
3 aspek, yaitu: RPP Pembelajaran, bahan ajar yang dipakai serta soal
soal ujian yang diberikan pada peserta didik.

3. Jurnal Ketiga
NO REVIEW KETERANGAN
1 Judul Analisis Penerapan Model Pembelajaran berbasis Etnosains dalam
Pembelajaran Tematik SD
2 Penulis Aza Nuralita1)
3 Jurnal Jurnal Mimbar PGSD Undiksha
Volume 8, Number y 1, Tahun 2020,
pp. 1-8 P-ISSN : 2614-4727, E-ISSN : 2614-4735
Journalhomepage: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD
4 Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar di Kecamatan
Semarang Timur, Kota Semarang yaitu SDN Rejosari 02, SDN Rejosari
03 dan SDN Bugangan 03 Semarang. SD di Kecamatan Semarang Timur
memiliki hetrogenitas dan lingkungan belajar yang berbeda, namun
budaya lokal yang ditanamkan adalah budaya lokal Semarang.
5 Metode Desain penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kualitatif yang
diarahkan untuk menganalisis penerapan model pembelajaran berbasis
Etnosains yang dilakukan oleh guru dalam mata pelajaran IPA yang
menggunakan pembelajaran tematik di sekolahnya.
Metode wawancara, observasi, dan dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti. Validasi data
menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Sedangkan Teknik analisis
data yaitu dengan pengumpulan, reduksi, penyajian, dan penarikan
kesimpulan data.
6 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan model
pembelajaran berbasis etnosains sehingga guru dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran tematik SD dengan memahami sumber belajar
yang dapat digunakan dalam pembelajaran dan penggunaaan metode
dalam menyampaikan materi.
7 Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam implementasi pembelajaran
IPA dalam tematik berbasis etnosains diterapkan melalui 3 proses yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Perencanaan pembelajaran berbasis Etnosains
Perencanaan pembelajaran berbasis etnosains di SDN Rejosari 02,
SDN Rejosari 03 dan SDN Bugangan 03 Semarang hanya diterapkan
pada materi tertentu yang dapat dintegrasikan dengan pendekatan
etnosains, misalnya mengenai permainan tradisional, alat
transportasi tradisional, produksi lokal daerah setempat, makanan
lokal, dan warisan budaya.
Berdasarkan hasil penelitian di SDN Rejosari 02 Semarang, SDN
Rejosari 03 Semarang dan SDN Bugangan 03 Semarang,
menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru secara
tidak sadar telah menerapkan pendekatan etnosains. Namun pada
perencanaannya, guru belum merencanakan secara terperinci, atau
dapat dikatakan bahwa guru secara tidak sadar memunculkan nilai
kearifan lokal dalam pembelajaran melalui kegiatan outdoor atau
kunjungan ke goa kreo, pembuatan bakmi jawa, pembuatan jamu,
permainan tradisional dan alat transportasi tradisional.
Dalam perencanaan pembelajaran setiap minggu guru membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang mengulas tentang
perencanaan pembelajaran yang akan di lakukan, seperti yang
terlihat dalam RPP pembelajran kelas IV SDN Rejosari 03 Semarang
dalam tema 7 “Indahnya Kergaman di Negeriku” yang membahas
mengenai pembelajaran dengan menampilkan beberapa keragaman
budaya yang ada di Indonesia yaitu kebiasaan dan cara hidup yang
berbeda seprti penggunaan transportasi tradisional, berupa andong
untuk memahami macam – macam gaya dan keterkaitannya dengan
aktivitas yang memerlukan gaya.
Hal lain dilakukan SDN Bugangan 03 Semarang dimana guru
mengajak siswa untuk mengunjungi goa kreo, maka secara eksplisit
guru telah mengajarkan tentang konsep ekosistem dan peserta didik
dapat memahami konsep ekosistem dalam tema lima “ekosistem”.
2. Implementasi Pembelajaran Tematik Berbasis Etnosains
Pendekatan etnosains dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan
mengintegrasikan antara materi pembelajaran dengan lingkungan.
Berdasarkan temuan di lapangan, Penerapan pembelajaran tematik
berbasis etnosains di SDN Rejosari 02, SDN Rejosari 03 dan SDN
Bugangan 03 Semarang yaitu melalui pembuatan bakmi jawa dan
pembuatan jamu, mengunjungi goa kreo, melakukan permaian
tradisional, dan mengamati lingkungan sekitar.
Selain itu dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik
berbasis etnosains perlu memperhatikan pemilihan sumber belajar.
beberapa sumber belajar yang efektif digunakan dalam pembelajaran
IPA, antara lain lingkungan sekitar, literatur, audio visual, dan
internet.
Guru dapat membuat suatu sumber belajar berupa media, seperti
video, modul, dan lainnya untuk mempermudah pelaksaanaan
pembelajaran tematik berbasis etnosains. Selain itu, guru dapat
memanfaatkan berbagai literatur serta internet untuk membantu
proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi didapatkan bahwa
ada sebagian besar guru cenderung memanfaatkan buku teks sebagai
satu-satunya sumber belajar. Oleh sebab itu, guru harus
mengembangkan dan merancang sumber belajar secara sistematis
berdasarkan kebutuhan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan juga berdasarkan pada karakteristik para siswa
yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa biasanya guru-guru
di Sekolah Dasar mengajar dengan metode ceramah bervariasi dan
penugasan. Namun, sebenarnya ada beberapa metode lain yang dapat
digunakan untuk mendukung pembelajaran tematik berbasis
etnosains, antara lain adalah observasi, demonstrasi, diskusi, proyek,
eksperimen, dan karya wisata.
Setelah guru menentukan kearifan lokal yang akan ditanamkan,
maka guru dapat memilih salah satu atau beberapa cara
mengintegrasikan kearifan lokal tersebut. Cara tersebut antara lain
melalui strategi pembelajaran, metode pembelajaan, media
pembelajaran, bahan ajar ataupun evaluasi pembelajaran
Pemilihan kearifan lokal dalam mata pelajaran IPA sebagai tema
utama dikarenakan tema tersebut berhubungan erat dengan
kehidupan sehari-hari dan dapat menanamkan nilai-nilai karakter
pada siswa. Selain itu, implementasi model pembelajaran yang tepat
pastinya akan berpengaruh pada peningkatan kualitas pembelajaran
di sekolah.
3. Evaluasi Implementasi Pembelajaran IPA Berbasis Etnosains
Untuk mencapai tujuan pembelajaran biasanya diadakan pertemuan
rutin SD se-Kecamatan Semarang Timur, Evaluasi rutin ini biasa
disebut dengan KKG guru yang dilaksanakan setiap sebulan sekali,
momen ini menjadi wadah bagi guru untuk menuangkan segala
keluhan, kekurangan, kebutuhan, maupun himbauan yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. KKG dijadikan
sebagai ajang diskusi pendidik dalam menangani suatu masalah yang
mungkin tidak dapat dipecahkan atau diselesaikan secara individu.
Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan karakter
pendidik guna meningkatkan kompetensi bersama.
Penerapan etnosains di Kecamatan Semarang Timur merupakan
suatu langkah yang dapat dibahas, dievaluasi dan di laksanakan
dalam pembelajaran di SD, khususnya Kecamatan Semarang Timur.
Karena dengan penerapan Etnosains peserta didik akan lebih mudah
memahami matari yang berangkat dari kehidupan sehari – hari siswa
dan budaya yang ada di Semarang.
Keberhasilan pembelajaran tidak hanya diukur dengan nilai
akademik saja, melainkan juga didukung oleh sikap dan ketrampilan
siswa. Proses penilaian pembelajaran IPA berbasis etnosains
menggunakan penilaian otentik untuk mengukur hasil belajar yaitu
penilaian pengetahuan atau kognitif, penilaian sikap atau afektif, dan
penilaian psikomotor atau keterampilan sesuai dengan standar
evaluasi dalam kurikulum 2013.
8 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Perencanaan Penerapan model pembelajaran berbasis etnosains di tiga
SD yang berada di Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang masih
belum terencana namun pihak sekolah secara tidak sadar telah
menerapkan etnosains, penerapan model pembelajaran berbasis
etnosains sudah berjalan dengan baik hal ini dibuktikan dengan guru
mampu menentukan kearifan lokal dan memilah materi yang akan
diintegrasikan dalam mata pelajaran IPA dalam pembelajaran tematik
berbasis kearifan lokal, dan dalam proses evaluasi terdapat evaluasi
sesuai dengan standar evaluasi dalam kurikulum 2013 yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
2) Penggunaan sumber belajar kurang maksimal, seharusnya dalam
pembelajaran etnosains guru dapat memanfaatkan sumber belajar
lainnya, seperti lingkungan sekitar, video, dan internet.
3) Guru dapat menggunakan berbagai macam metode seperti observasi,
demonstrasi, diskusi, proyek, eksperimen, dan karya wisata.
4) Diharapkan semua SD yang berada di Kecamatan Semarang Timur
mampu menerapkan etnosains dalam pembelajaran, karena dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis etnosains peserta didik akan
lebih mudah memahami materi karena diangkat dari kehidupan sehari–
hari siswa, sehingga hasil pembelajaran tematik di SD khususnya
Kecamatan Semarang Timur akan meningkat.

4. Jurnal Keempat
NO REVIEW KETERANGAN
1 Judul Implementasi Etnosains dalam Pembelajaran IPA di SD
Muhammadiyah Alam Surya Mentari Surakarta
2 Penulis Afrin Puspasari1, Indah Susilowati2, Lilis Kurniawati3, Resiana Ridha
Utami4, Indra Gunawan5, Ika Candra Sayekti6
3 Jurnal Jurnal Science Education Journal (SEJ).
ISSN 2540-9859 (online)
May 2019 | Volume 3 | Issue 1
4 Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah SD Muhammadiyah Alam Surya
Mentari, sedangkan objek penelitian ini adalah etnosains dalam
pembelajaran IPA
5 Metode Teknik pemilihan sample menggunakan snowball sampling yaitu
teknik penentuan sample yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar. Metode wawancara, observasi, dan dokumentasi merupakan
teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti. Validasi data
menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Sedangkan Teknik
analisis data yaitu dengan pengumpulan, reduksi, penyajian, dan
penarikan kesimpulan data.
6 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah SD Muhammadiyah
Alam Surya Mentari sudah menerapkan etnosains dalam pemebelajaran
IPA dan untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran IPA
berbasis etnosains di SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari.
7 Hasil Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perencanaan untuk
pembelajaran IPA dengan pendekatan etnosains di sekolah masih
belum terencana, namun pihak sekolah secara tidak sadar telah
menerapkan etnosains. Implementasi pembelajaran IPA berbasis
etnosains adalah dengan mengintegrasikan antara meteri dengan
lingkungan, kebudayaan, dan sosial yang ada di lingkungan sekitar.
Evaluasi dari implementasi pembelajaran IPA berbasis etnosains
meliputi evaluasi kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai dengan
standar evaluasi dalam kurikulum 2013.
8 Kesimpulan Perencanaan untuk pembelajaran IPA dengan pendekatan etnosains di
SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari masih belum terencana,
namun pihak sekolah secara tidak sadar telah menerapkan etnosains.
Implementasi pembelajaran IPA berbasis etnosains di SD
Muhammadiyah Alam Surya Mentari adalah dengan mengaikat antara
meteri dengan lingkungan, kebudayaan, dan sosial yang ada di
lingkungan sekitar. Evaluasi dari implementasi pembelajaran IPA
berbasis etnosains di SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari meliputi
evaluasi kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai dengan standar
evaluasi dalam kurikulum 2013.

5. Jurnal Kelima
NO REVIEW KETERANGAN
1 Judul Peran Guru Kelas dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa pada
Pembelajaran IPA Melalui Pembelajaran Berbasis Etnosains
2 Penulis Senjawati1)
3 Jurnal Integrated Science Education Journal (ISEJ)
Vol. 1, No. 2, Mei 2020
pp. 44~48 ISSN: 2716-3725, DOI: 10.37251/isej.v1i2.78
4 Subjek Sumber data dalam penelitian ini yaitu kelas 5A dan 5B yang terdiri
dari Kelas 5A berjumlah 25 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 15
orang perempuan. Sedangkan kelas 5B berjumlah 24 orang yang terdiri
dari 12 orang laki-laki dan 12 orang perempuan
5 Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan
kuantitatif.
6 Tujuan Tujuan penelitian: Guru merupakan tenaga pendidik yang prosfesional.
Sebagai seorang tenaga yang profesional guru harus mampu menjadi
fasilitator yang baik didalam kelas. Penelitian ini peran guru dalam
meningkatkan pembelajaran IPA melalui pembelajaran berbasis
Etnosains
6 Hasil Temuan utama: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan pemahan siswa pada materi organ pernapasan hewan dan
fungsinyya secara signifikan pada kelas ekperimen setelah
pembelajaran dilakukan berbasis Etnosains. Berdasarkan tabel 1 dan
tabel 2 yang ada pada jurnal tersebut, data tersebut menunjukan terjadi
peningkatan setelah diberikan perlakuan pada setiap kelas. Siswa pada
kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran berbasis etnosains
memiliki ketertarikan atau semangat belajar yang tinggi. Hal tersebut
berdampak pada hasil penilaian yang naik secara signifikan. Sementara
pada kelas kontrol terjadi kenaikan nilai tetapi tidak terlalu signifikan
8 Kesimpulan Pembelajaran adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mencapai
sebuah tujuan dalam pendidikan. Pembelajaran sederhananya ada
proses transfer informasi antara guru dengan siswa. Guru memiliki
tugas dalam menjadikan siswanya sukses dalam proses pembelajaran.
Kesuksesan belajar siswa dapat dilihat berdasarkan seberapa paham
siswa terhadap hasil dari proses pembelajaran. Pembelajaran IPA
berbasis Etnosains dapat meningkatkan pengetahuan siswa terhadap
materi yang diajarkan guru dikelas. Oleh karena itu guru harus
senantiasa inovatif dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.

Kesimpulan umum dari 5 artikel di atas


Berdasarkan hasil dari 5 artikel di atas, maka dapat di simpulkan bahwa model pembelajaran
berbasis etnosains dapat menjadi bahan sumber belajar bagi anak sekolah dasar, yang mana
pada pendekatan ini bisa membuat siswa menjadi lebh baik dalam pembelajaran, siswa bisa
belajar dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah dan membuat siswa tidak merasa
bosan pada saat proses pembelajaran. Dengan menggunakan pembelajaran berbasis
etnosains ini guru juga bisa menggunaan beberapa metode pembelajaran yang menarik pada
peserta didik.
Dari kesimpulan di atas, maka saya akan membuat artikel terkait “Analisis Pembelajaran
Berbasis Etnosains Sebagai Sumber Belajar Secara Konstektual Dan Lingkungan
Pada Peserta Didik Di Sekolah Dasar”. Karena dengan judul tersebut bisa membantu
peneliti apakah sumber pembelajaran berbasis etnosains dapat efektif jika di terapkan dalam
pembelajaran di sekolah dasar atau tidak dan dapat membantu guru dalam memilih metode
pembelajaran yang cocok bagi peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai