Anda di halaman 1dari 8

Mata Kuliah: Penelitian Tindakan Kelas

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING


BERBASIS LITERASI SAINS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR
DAN AKTIVITAS SISWA PADA POKOK
BAHASAN ASAM BASA

DOSEN : Dr. Ani Sutiani, M.Si.

OLEH :

ANASTASIA GAYATRI MARWAN 4183331028


AYU INGGRIAS TUTY 4183131051
CUT SAFRIDA RISKA 4182131003
DERI SALSALINA BR SITEPU 4181131004
DEBORA SILVIA

PENDIDIKAN KIMIA A REGULER 2018

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide ini. Rekayasa Ide
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan
Kimia yang dilaksanakan di Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan Rekayasa Ide ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai terutama
kepada dosen pengampu mata kuliah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Rekayasa Ide ini jauh dari kata sempurna untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis
harapkan. Semoga Rekayasa Ide ini dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca untuk
melakukan hal yang lebih baik lagi dan semoga bermanfaat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.

Medan, Maret 2021

Penulis
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
BERBASIS LITERASI SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR
DAN AKTIVITAS SISWA PADA POKOK
BAHASAN ASAM BASA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan faktor paling penting dalam menentukan kehidupan masa
depan suatu bangsa. UNESCO melalui International Commission on Education for the
Twenty First Century telah merekomendasikan empat pilar pendidikan yaitu “learning to
do, learning to know, learning to be, and learning to live together”. Rumusan empat
pilar pendidikan oleh UNESCO tersurat sebagaimana mestinya pembelajaran harus
dilakukan, di mana siswa harus hands on activity, terlibat segala macam proses kegiatan
yang terjadi agar tercapai pembelajaran yang aktif dan interaktif (Arlianty, 2015)
Peningkatan dan perbaikan mutu pendidikan tidak dapat terlepas dari berbagai
upaya. Salah satu upaya pemerintah yakni menerapkan dan mengembangkan kurikulum
2013 yang menuntut siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan
nantinya siswa tidak hanya dapat belajar efektif dan memiliki pemahaman konsep saja
tetapi lebih luas lagi yaitu siswa dapat dipersiapkan untuk menemukan solusi dari
masalah lokal, nasional, maupun global (Afiyanti, 2013).
Salah satu cabang dari pendidikan itu adalah kimia. Pendidikan kimia pada
umumnya mempunyai peranan yang sangat penting, karena kimia merupkan ilmu dasar
untuk tumbuh kembangnya teknologi. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang
dianggap sulit oleh siswa, sehingga kurang tertarik untuk mempelajarinya. Kesulitan
tersebut terkait dengan karakter ilmu kimia, seperti konsep, materi dan perhitungan.
Selain itu siswa cenderung menganggap itu sebagai suatu beban, bukan suatu kegemaran
(Marpaung, 2013). Dalam pembelajaran kimia minat siswa sangat kecil, hal ini
disebabkan karena siswa memiliki perbedaan kecepatan belajar, isi buku kurang
memotivasi, siswa memiliki gaya belajar sendiri, dan materi yang disampaikan kurang
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga pengalaman belajar siswa menjadi
kecil (Dartin,2010).
Siswa cenderung untuk menghafalkan rumus, definisinya saja tanpa ada
pemahaman yang mendalam dari suatu materi kimia tersebut. Dalam proses
pembelajaran kimia diperlukan sebuah pemahaman yang benar untuk mendukung
konsep yang dibangun siswa (Purwaningtyas, 2012). Selain itu, mengaitkan konsep yang
dibangunnya dengan kehidupan sehari hari yang relevan secara konseptual merupakan
cara belajar sains yang tepat melalui pemecahan masalah dalam kehidupan masyarakat
(Tanree, 2008). Cara belajar sains dapat diaplikasikan melalui model pembelajaran yang
sesuai dengan pembelajaran sainstifik salah satunya yakni model pembelajaran inkuiri
terbimbing (Sani, 2014).
Pembelajaran yang melibatkan penggunaan sumber belajar bervariasi,proses
inkuiri dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
merupakan konsep pembelajaran berbasis literasi sains. Pembelajaran yang diawali
dengan suatu masalah ilmiah,dilanjutkan dengan merumuskan jawaban sementara dan
proses penyelidikan untuk menyelesaikan masalah melalui literature dan kegiatan
laboratorium,selanjutnya,pemahaman yang didapat dari proses penyelesaian masalah
tersebut,digunakan untuk mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah
yang dimaksud dengan pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis literasi sains (Eka
Nurul Qomaliyah, 2016). Literasi sains, termasuk literasi kimia, sangat perlu untuk
diajarkan kepada siswa agar mereka dapat hidup di tengah-tengah masyarakat modern
abad 21. Berbagai upaya telah dilakukan di berbagai negara termasuk Indonesia untuk
meningkatkan literasi sains dan literasi kimia siswa, misalnya upaya diluncurkannya
kurikulum baru 2013 (Riyanto, 2014).
Salah satu model pembelajaran yang dirujuk dalam kurikulum 2013 adalah
model pembelajaran inkuiri terbimbing. Inkuiri terbimbing merupakan model
pembelajaran yang lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional, serta mampu
meningkatkan prestasi pada kemampuan kognitif siswa (Matthew dan 3 Kenneth, 2013).
Arlianty (2016) juga berpendapat bahwa inkuiri terbimbing merupakan salah satu model
pembelajaran yang memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar. Melalui
model inkuiri terbimbing diharapkan dapat menjadi alternatif untuk melatih kemampuan
berpikir kritis siswa dalam belajar kimia. Siswa cenderung belajar individual karena
tidak banyak kesempatan untuk bekerja sama dengan temannya dalam rangka saling
berbagi, saling membantu, saling mengkoreksi, dan lain-lain. Hal tersebut disebabkan
karena dalam model pembelajaran konvensional guru lebih aktif daripada siswa, selain
itu tidak ada pembentukan kelompokkelompok heterogen dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga cenderung timbul kemungkinan siswa menjadi lebih pasif dan malu untuk
menanyakan kepada guru mengenai hal-hal yang dianggapnya masih sulit sedangkan
menanyakan kepada temannya yang lain tidak ada kesempatan. Dalam hal ini, otak siswa
diibaratkan sebagai botol kosong yang siap untuk diisi oleh air, maka untuk mengisi otak
siswa tersebut guru memberikan seluruh ilmu pengetahuan kepada siswa dan siswa harus
siap menerima seluruh ilmu pengetahuan yang diberikan kepadanya. Disamping itu, guru
jarang mengajar siswa untuk menganalisa secara mendalam tentang suatu konsep dan
jarang mendorong siswa untuk menggunakan penalaran logis yang lebih tinggi seperti
kemampuan membuktikan atau memperlihatkan suatu konsep. kita lihat dari kurikulum
saat ini sekolah menggunakan kurikulum 13 dimana siswa lebih aktif dari pada guru
(Wulansari, 2014).

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya,maka Identifikasi
dari permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Mata pelajaran kimia cukup sulit untuk dipahami siswa karena menyangkut konsep
abstrak dan aplikasi data.
2. Rendahnya kualitas proses pembelajaran dimana pembelajaran dikelas masih
menekankan pada konteks materi.
3. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran kurang
efektif dalam meningkatkan literasi sains siswa.
4. Rendahnya literasi sains pada siswa SMA.

1.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas,maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing berbasis Literasi Sains
berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan
asam basa?
2. Apakah penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing berbasis Literasi Sains
berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas siswa pada pokok bahasan asam basa?

1.4 Pemecah Masalah


Cara memecahkan masalah yang akan digunakan dalam penelitian Tindakan kelas
ini adalah penerapan model “inkuiri terbimbing”. Inkuiri terbimbing merupakan model
pembelajaran yang lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional, serta mampu
meningkatkan prestasi pada kemampuan kognitif siswa. Inkuiri terbimbing merupakan
model pembelajaran yang lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional, serta
mampu meningkatkan prestasi pada kemampuan kognitif siswa. Dengan model ini
diharapkan dapat meningkatkan motivasi dalam belajar kimia asam basa. Alasan
menerapkan model ini karena model inkuiri terbimbing merupakan model yang paling
baik karena dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa dapat terdorong
untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan siswa tentang materi asam basa.

1.5 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inkuiri Terbimbing berbasis literasi
sains terhadap hasil belajar kimia pada pokok bahasan asam basa
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inkuiri Terbimbing berbasis literasi
sains terhadap aktivitas siswa pada pokok bahasan asam basa
3. Untuk mengetahui korelasi yang signifikan antara aktivitas dengan hasil belajar
terhadap penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing berbasis literasi sains
pada pokok bahasan asam basa

1.6. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat :
1. Bagi guru
Masukan bagi guru dan calon guru kimia sebagai bahan pertimbangan untuk
menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam meningkatkan
meningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa.
2. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan peneliti tentang model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbasis meningkatkan meningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas
siswa dan diharapkan bisa dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi siswa
Agar siswa dapat lebih paham mengenai materi asam basa dengan model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk meningkatkan meningkatan hasil belajar
siswa dan aktivitas siswa.

4. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran
kimia.
5. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi peneliti lain untuk
mengadakan penelitian yang lebih mendalam terhadap hal-hal yang belum
terjangkau dalam penelitian ini baik yang berhubungan proses pembelajaran maupun
keefektifan serta evaluasi guna memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Daftar Pustaka
Afiyanti, N. A. (2013). Efektivitas Inkuiri Terbimbing Berorientasi Green Chemistry
Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kepedulian Lingkungan Siswa Sma 13
Semarang Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Doctoral dissertation,
Universitas Negeri Semarang).
Arlianty, W. N. (2015). Pemanfaatan Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Berbasis Konstruktivis Pada Materi Hidrolisis Garam Semester Genap SMA Negeri 1
Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014. JURNAL PENDIDIKAN SAINS (JPS), 3(2), 72-
77.
Dartin, (2010), Analisis dan Standarisasi Buku Kimia SMA Kelas X Semester II Berdasarkan
Standar Isi KTSP, Jurnal Kimia
Purwaningtyas, R. (2012). Pembelajaran Kimia Menggunakan Pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat Dengan Metode Proyek dan Metode Eksperimen Ditinjau Dari
Kreativitas dan Kemampuan Berpikir Kritis. Universitas Sebelas Maret, 44-50
Riyanto, A. I., & Muslim, S. (2014). Penerapan Srategi Pembelajaran React Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 3(2).
Sani, R., (2014), Pembelajaran Sainstifik, Jakarta, PT Bumi Aksara.
Tanrere, M. (2008). Environmental problem solving in learning chemistry for high school
students. Journal of Applied Sciences in Environmental Sanitation, 3(1), 47-50.
Wulansari, A, D., (2014). Evektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams
Achievment Divisions dan Team Asisted Individualization Pada Materi Linier. Jurnal
Cendekia, 1(12), 155-156.

Anda mungkin juga menyukai