Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKPD)


BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
TERINTEGRASI ISU SOSIOSAINTIFIK PADA MATERI
SISTEM KOLOID DI SMA ETHIKA PALEMBANG

Oleh
Nama : Helvi Agnes Zelika
Nim : 1652230022

Dosen Pembimbing 1 : Dr. Choirun Niswa


Dosen Pembimbing 2 : Moh.Ismail Sholeh M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2019
A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia no 20 tahun 2003 tentang sistem


pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekua tan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. Dilihat dari sudut perkembangan yang dialami peserta didik, maka
usaha yang sengaja dan terencana (yang disebut pendidikan) tersebut
ditujukan untuk membantu peserta didik dalam menghadapi tugas-tugas
perkembangan yang dialaminya dalam setiap periode perkembangan. Dengan
kata lain, pendidikan di pandang mempunyai peranan yang besar dalam
mencapai keberhasilan dalam perkembangan peserta didik. (Siska Triana Putri
dkk,2019)
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diper lukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003). Oleh karena itu, sudah
semestinya pemerintah memberikan perhatian yang lebih dibidang pendidikan.
( Desrianti Sahida,2018)
Salah satu upaya pemerintah beserta unsur-unsur pendidikan lainnya
dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui pengembangan
kurikulum 2013. Pembelajaran dengan kurikulum 2013 melatih peserta didik
untuk mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Peserta didik tidak
lagi diberikan informasi secara lansung namun guru hanya sebagai fasilitator
yang menunjang saat kegiatan pembelajaran dilakukan agar peserta didik
dapat belajar lebih aktif . (Siska Triana Putri dkk,2019)
Salah satu model pembelajaran pada kurikulum 2013 yang diharapkan
dapat meningkatkan keaktifan peserta didik adalah model problem based
learning (PBL). Model pembelajaran problem based learning merupakan
model pembelajaran dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah
yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik. Model
pembelajaran problem based learning menghadapkan siswa pada
permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan
kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan. Permasalahan
yang dikaji hendaknya merupakan permasalahan kontekstual yang ditemukan
oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Apabila peserta didik mencari,
mengolah dan menyimpulkan sendiri masalah yang dipelajari maka
pengetahuan yang didapatkan akan lebih lama melekat dipikiran. (Siska
Triana Putri dkk,2019)

Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang menekankan pada


pemberian pengalaman lansung untuk mengembangkan kompetensi agar
peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pelajaran kimia merupakan salah satu pelajaran IPA yang bersifat kompleks,
dimana untuk mempelajarinya diperlukan pemahaman konsep yang tinggi,
prinsip, prosedur yang jelas serta kemampuan berpikir kritis karena teori harus
dikuasai dengan baik. Ilmu kimia menjadi penting untuk dipelajari karena
sesungguhnya mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia dan
memberikan banyak manfaat bagi manusia.
Saat ini proses pembelajaran yang berlangsung belum efektif dan
peserta didik belum terlibat secara aktif dalam mengembangkan
pengetahuannya karena kegiatan pembelajaran masih berpusat pada pendidik.
Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan bahan ajar yang tepat berupa LKPD.
Perangkat pembelajaran atau bahan ajar yang dapat mendukung proses
pembelajaran dan mengarahkan proses belajar peserta didik serta
mempermudah peserta didik memahami konsep kimia yang bersifat abstrak
adalah LKPD atau Lembaran Kegiatan Peserta Didik. (Yuliandriati,2019)
LKPD mempunyai peran penting dalam pembelajaran kimia karena
LKPD dapat menjadikan peserta didik lebih aktif dalam belajar kimia,
menjadikan peserta didik lebih mandiri, dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik,
sehingga pembelajaran berpusat pada peserta didik. (Yuliandriati,2019)
Pemahaman belajar sekolah sudah seharusnya dikaitkan dengan masalah
nyata sehingga siswa lebih memahami hubungan pembelajaran dengan
lingkungan disekitarnya dengan adanya masalah nyata siswa akan lebih tertarik
untuk mencari jawaban secara mandiri, banyak siswa yang berasumsi bahwa
pembelajaran kimia itu rumit dan sulit untuk dipahami itu disebabkan siswa
tidak dibawa ke permasalahan yang ada di lingkuan mereka, ketika siswa
dihadapkan dengan masalah nyata maka siswa akan terdorong utuk belajar
bagaimana mereka bisa menyelesaikan masalah yang ada di lingkungannya hal
ini akan menarik perhatian siswa untuk lebih aktif dan membuat siswa akan
berdiskusi dengan teman-temannya mengenai masalah tersebut.
Permasalahan nyata yang bisa diambil sekarang ini adalah kabut asap,
yang mana kabut dan asap adalah contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari
materi koloid merupakan materi yang sangat dekat dengan kehidupan nyata
atau materi kimia yang sangat berhubungan antara sains dan lingkungan. Kabut
dan asap yang ada di wilayah palembang juga membuat pencemaran polusi dan
kerusakan lingkungan merupakan isu sosiosaintifik karena berhubungan antara
sosial dan sains.
Berdasarkan pada hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia di
sekolah SMA Ethika palembang, pendidik hanya menggunakan media buku
cetak dan modul yang di dalamnya berisi rangkuman materi dan soal-soal yang
cenderung membuat siswa lebih cepat bosan. Pendidikan juga hanya
memberikan materi dan latihan secara langsung tanpa mengaitkan masalah
nyata yang ada di lingkungan mereka akibatnya siswa mengalami kesulitan
dalam memahami materi pembelajaran.
Dari masalah tersebut maka diperlukan lembar kerja peserta didik yang
mengaitkan masalah nyata yang ada di lingkungan mereka dan dengan
adanya lembar kerja peserta didik (lkpd) diharapkan siswa dapat membantu
kesulitan siswa dalam memahami pembelajaran dan menambah referensi
dalam belajar sehingga siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Oleh
karena itu peneliti mengangkat judul pengembangan lembar kerja siswa
(LKPD) berbasis problem based learning (PBL) terintegrasi isu
sosiosaintifik Pada materi Sistem Koloid di SMA ETHIKA Palembang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana validitas lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis
problem based learning terintegrasi isu-sosiosaintifik pada materi
sistem koloid
2. Bagaimana respon siswa terhadap validitas lembar kerja peserta didik
(LKPD) berbasis problem based learning terintegrasi isu-sosiosaintifik
pada materi sistem koloid

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat validitas lembar kerja peserta didik (LKPD)
berbasis problem based learning terintegrasi isu-sosiosaintifik pada
materi sistem koloid.
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap validitas lembar kerja peserta
didik (LKPD) berbasis problem based learning terintegrasi isu-
sosiosaintifik pada materi sistem .

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Dengan dilaksanakannya penelitian ini dapat dijadikan sebagai
alternatif pilihan penggunaan materi pembelajaran sebagai upaya
dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa.
2. Bagi Siswa
Dapat menjadikan proses pembelajaran lebih menyenangkan dan
variatif serta menambah media belajar mandiri bagi siswa sehingga
mampu meningkatkan keaktifan siswa
3. Bagi Sekolah
Sekolah dapat mengembangkan media pembelajaran yang mampu
memotivasi siswa untuk terus belajar sehingga mampu mencetak
lulusan yang berkualitas dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
4. Bagi Peneliti
Sebagai bekal dan wawasan dalam mengembangkan kreatifitas
menjadi pribadi yang unggul dan bermanfaat serta diharapkan
penelitian ini mampu menjadi pijakan untuk penelitian selanjutnya.

E. Kajian Penelitian
Yuliandriati , Susilawati dan Rozalinda dalam penelitian yang
berjudul Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis
Problem Based Learning Pada Materi Ikatan Kimia Kelas X hasil
angket respon pendidik dan peserta yaitu dengan cara menghitung
persentase nilai validasi, angket respon pendidik dan angket respon peserta
didik. Hasil analisis data diperoleh validitas pada aspek isi, aspek
penyajian, aspek bahasa, aspek kegrafisan, karakteristik Problem Based
Learning dan berturut-turut sebesar 98,3%, 98,3%, 93,3%, 95,8% dan
100% dengan katagori valid. Hasil uji respon pendidik dan peserta didik
sebagai pengguna terhadap LKPD berturut-turut sebesar 95,8%dan
96,13%. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa LKPD
berbasis PBL pada materi ikatan kimia yang dikembangkan dinyatakan
valid dan layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Bella Nur Farida, Sunyono, Tasviri Efkar dalam penelitian yang
berjudul Pengaruh Isu Sosio-Saintifik dalam Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains pada Materi Larutan Elektrolit dan Non-
Elektrolit Pengaruh pembelajaran berbasis isu sosiosaintifik dianalisis
menggunakan uji perbedaan dua rata-rata dan uji effect size. Hasil
penelitian menunjukkan keterampilan proses sains siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Ukuran pengaruh
pembelajaran berbasis isu sosiosaintifik berkategori “besar”.
Kesimpulannya, pembelajaran berbasis isu sosiosaintifik berpengaruh
besar dan positif dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa
pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

F. Landasan Teori
1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
2. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
3. Pengertian Isu Sosiosaintifik

G. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan
atau Research and Development. Model pengembangan yang digunakan
adalah model pengembangan 4-D (four D Models) yang terdiri atas 4
tahap utama yaitu (1) define (pendefinisian), (2) design (perancangan), (3)
develop (pengembangan) dan (4) disseminate (penyebaran) . Subjek dalam
penelitian ini adalah 2 orang dosen kimia UIN RF Palembang, 1 orang
guru kimia SMA Ethika Palembang.
Tahap define (pendefinisian) dilakukan penetapan dan pendefinisian
syarat-syarat pembelajaran. Penentuan dan penetapan syarat-syarat
pembelajaran diawali dengan menganalisis tujuan dari batasan materi
berdasarkan silabus Kurikulum 2013 revisi
2017. Tahap ini meliputi :
a. Analisis Ujung Depan
Analisis ujung depan dilakukan dengan cara mewawancarai guru
kimia untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang
dihadapi guru dan peserta didik dalam pembelajaran kimia.
b. Analisis Peserta Didik
Analisis peserta didik dilakukan melalui study literatur dan
wawancara yang dilakukan di sekolah untuk mengidentifikasi
karakteristik peserta didik yang relevan terhadap desain dan
pengembangan dari perangkat pembelajaran.
c. Analisis Tugas
Analisis dilakukan dengan cara menganalisis Kompetensi Dasar
(KD) 3.9 dan 4.9 untuk mengetahui indikator pencapaian kompetensi
pada pembelajaran reaksi reduksi oksidasi.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep dilakukan dengan menganalisis konsep-konsep
utama yang dibahas pada materi sistem koloid.
e. Analisis Tujuan
Analisis tujuan pembelajaran merupakan tahap pengubahan hasil
analisis tugas dan analisis konsep ke dalam tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran didapat dari merumuskan kompetensi dasar
menjadi indikator, kemudian indikator dirumuskan menjadi tujuan
pembelajaran yang lebih spesifik.
2. Tahap design (perancangan) bertujuan untuk merancang bahan ajar
dalam bentuk LKPD berbasis problem based learning materi reaksi
reduksi oksidasi. Perancangan dilakukan terdiri dari:
a. Cover, pada bagian ini berisi judul dan gambar yang berhubungan
dengan materi. Cover dibuat semenarik mungkin untuk menimbulkan
minat pembaca.
b. Kompetensi yang akan dicapai, di dalamnya berisi kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran yang harus
dikuasai peserta didik.
c. Petunjuk penggunaan, dengan adanya petunjuk penggunaan ini
diharapkan peserta didik dapat belajar secara mandiri dan peranan
guru jelas dalam proses pembelajaran.
d. Peta konsep, diharapkan peserta didik lebih mudah mengingat
konsep inti dari materi yang akan dipelajarinya.
e. Lembar Kegiatan, berisi materi pelajaran reaksi reduksi oksidasi dan
soal-soal yang disusun berdasarkan model problem based learning
yang terdiri dari 5 tahap yaitu; orientasi peserta didik pada masalah,
mengorganisasi peserta didik untuk belajar, penyelidikan individual/
kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
f. Lembar kerja, berisi tugas-tugas atau latihan yang harus dikerjakan
peserta didik baik secara kelompok maupun mandiri yang berguna
untuk melihat sejauh mana pemahaman peserta didik tentang lembar
kegiatan yang telah ia kerjakan.
3. Tahap develop (pengembangan) bertujuan untuk menghasilkan LKPD
berbasis problem based learning pada materi reaksi reduksi oksidasi
yang valid dan praktis digunakan dalam proses pembelajaran. Tahap ini
meliputi: (a) Uji Validitas dilakukan untuk mengungkapkan tingkat
validitas dari LKPD yang dikembangkan; (b) Revisi dilakukan untuk
memperbaiki LKPD sesuai saran dari validator; (c) Uji Coba Produk
dilakukan
untuk mengetahui tingkat praktikalitas dari LKPD yang dihasilkan.
Penelitian dibatasi hanya sampai tahap develop karena keterbatasan
waktu dan biaya.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket berupa
lembar validasi dan praktikalitas. Lembar validasi digunakan untuk
menilai validitas LKPD yang dikembangkan.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan formula kappa Cohen di
bawah ini.
Keterangan:
Κ =momen kappa
o =Proporsi yang terealisasi
= Proporsi yang tidak terealisasi
Tabel 1. Kategori Keputusan berdasarkan Momen Kappa
Interval Kategori
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Sedang
0,21 – 0,40 Rendah
0,01 – 0,20 Sangat rendah
< 0,00 Tidak valid

(siska dan ellizar,2019)

H. Jenis Data
Data kualitatif

I. Intrumen Pengumpulan Data


a. observasi
b. Wawancara
c. Angket

J. Teknik Analisa Data


Pengumpulan data lewat instrumen (Pbl)

K. Waktu Pelaksanaan Penelitian


Kegiatan penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu pada
bulan 2019 yang melibatkan dosen ahli sebagai vasilidator, guru bidang
studi dan siswa SMA ETHIKA PALEMBANG. Berikut rancangan jadwal
penelitian :

No Kegiatan Bulan
Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan
1. Membuat
Proposal
Penyususnan
Instrumen
2. Penelitian
a. Observ
asi
b. Malaks
anakan
peneliti
an
3. Pengambilaan
Data
4. Analisis dan
Interpretasi
data penelitian
5. Penyusunan
Laporan
penelitian

L. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai