Anda di halaman 1dari 62

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS BAHASA


INDONESIA KELAS V SDN ….. TAHUN PELAJARAN 2011

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar para siswa pada

setiap jenjang dan tingkat pendidikan perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas

sumber daya manusia Indonesia yang dapat menunjang pembangunan nasional.

Upaya tersebut menjadi tanggung jawab semua tenaga kependidikan. Dalam konteks

ini, peran guru sangat strategis sebab guru yang langsung dapat membina siswa di

sekolah melalui proses pembelajaran.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal itu berarti berhasil atau tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa

sebagai anak didik.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk menggali masalah dari

kenyataan-kenyataan yang terdapat di lingkungan pendidikan, yaitu permasalahan

yang dihadapi oleh guru. Dengan demikian, untuk mengetahui permasalahan yang

terjadi dalam proses pengajaran bahasa dan Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan

diskusi kolaboratif dengan guru mata pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan

guru murid kelas V SDN ……. tahun pembelajaran 2010/2011 tentang slogan dan

1
Ilmu Pengetahuan Alam diketahui dari 27 siswa memperoleh nilai di bawah KKM

sebesar 72,97% dan hanya 10 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM atau hanya

27,02% dari jumlah siswa yang tuntas. Hal ini berarti murid kelas V SDN 7- tahun

pembelajaran 2010/2010 belum mencapai syarat ketuntasan minimal. Dan selain itu,

berdasakan hasil wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia di V SDN 7-

didapatkan bahwa murid kelas V SDN 7-… tahun pembelajaran 2010/2011

mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis khususnya menulis slogan dan

materi . Siswa terkadang sulit membedakan ciri-ciri slogan dengan konteks. Kegiatan

pembelajaran di sekolah menunjukkan kegiatan pembelajaran menulis belum optimal.

Hal tersebut ditunjukkan kurang mampunya siswa dalam mengemukakan pendapat

dan gagasannya secara kreatif serta kurang mampu mendapatkan dan mengumpulkan

informasi yang aktual sebagai bahan tulisan. Penyebab ketidakoptimalan tersebut

antara lain dikarenakan metode yang digunakan oleh guru kurang tepat, guru masih

mendominasi kelas dan kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berkreasi,

mengekspresikan diri secara bebas. Ketika pembelajaran menulis slogan ditentukan

oleh guru. Hak otonomi siswa untuk berkreasi, mengekspresikan, melukiskan jati

dirinya atau lingkungan sekitarnya sesuai pengalamannya menjadi terkekang.

Realita pembelajaran yang seperti ini membawa dampak kurang baik untuk

siswa. Siswa mengalami kesulitan ketika harus menulis slogan dan poster. Peserta

didik bingung apa yang harus ia lakukan untuk mengerjakan tugas tersebut. Sulit

menemukan data yang aktual dan faktual serta menarik untuk bahan menulis slogan

dan poster, tidak tahu bagaimana dan dari mana mesti memulai menulis slogan dan .

Belum lagi, perasaan takut salah, takut berbeda dengan apa yang diinstruksikan oleh

2
gurunya sehingga respon siswa terhadap pelajaran menulis slogan dan berkurang dan

pada akhirnya menghilangkan minat siswa dalam menulis slogan dan .

Pola pembelajaran menulis yang dikembangkan sangat berstruktur dan

mekanis, mulai dari penentuan topik, penyeragaman kerangka tidaklah selamanya

bijaksana. Dengan adanya penyeragaman topik, penyeragaman pola, menyebabkan

kreativitas siswa menjadi kurang berkembang. Peserta didik merasa materi tersebut

asing karena skemata/informasi awal tentang tema/topik yang akan ditulis tersebut

kurang memadai. Akibatnya, pembelajaran menulis slogan dan menjadi kering, tidak

menarik, tidak alamiah, dan tidak bermakna. Siswa akan kehilangan gairah dalam

mengikuti pembelajaran menulis sehingga keterampilan peserta didik dalam menulis

khususnya dalam menulis slogan dan menjadi terhambat. Tompkins (1994: 105),

menyatakan terlalu menuntut kesempurnaan hasil tulisan dari peserta didik justru

dapat menghentikan kemauan siswa untuk menulis.

Dalam studi pendahuluan, melalui pengamatan dan wawancara dengan guru

kelas dan murid kelas V SDN 7- tahun pembelajaran 2010/2011 pembelajaran

menulis slogan dan kurang memaksimalkan kemampuan siswa. Hal tersebut dapat

dilihat pada: (1) siswa kesulitan dalam menemukan menulis perbedaan slogan dan ;

(2) siswa kurang mempunyai data yang aktual dan faktual sebagai bahan untuk

mengidentifikasi jenis-jenis slogan dan . Berdasarkan hal tersebut, masalah yang

dihadapi para peserta didik adalah kesulitan memperoleh data yang aktual, faktual,

dan menarik sebagai bahan menulis slogan dan . Salah satu penyebabnya adalah

kurangnya keterlibatan dan kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk

mengalami langsung dalam proses menulis slogan dan . Eanes (1997:484)

3
berpendapat bahwa pembelajaran menulis yang baik haruslah memberi model proses

dan praktik yang terarah dan sistematis.

Oleh karena itu, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk merancang

sebuah pembelajaran yang mampu peserta didik termotivasi selama mengikuti proses

belajar-mengajar. Salah satu alternatif dalam penelitian ini, yaitu menerapkan metode

pembelajaran konstruktivistik. Metode konstruktivistik ini dikembangkan oleh Piaget

dan Vigotsky (Suyatno, 2004:33) yang menekankan bahwa perubahan kognitif hanya

terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui proses

ketidakseimbangan dalam upaya memperoleh informasi baru.

Pembelajaran dengan metode konstruktivistik ini digunakan agar siswa

mampu menemukan masalah (sering muncul dari siswa sendiri ) dan selanjutnya

membantu siswa menyelesaikan dan menemukan langkah-langkah pemecahan

masalah tersebut. Metode Konstruktivistik didasarkan pada belajar kogntif yang

menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran generatif, bertanya, inkuiri

atau menemukan dan keterampilan metakognitif lainnya (Suyatno, 2004:33).

Dengan menyoroti latar belakang tersebut, metode konstruktivistik dipilih

sebagai alternatif tindakan dalam pengajaran dalam menulis slogan dan karena

metode ini dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengarahkan seluruh potensi

siswa sehingga siswa lebih termotivasi selama mengikuti proses belajar-mengajar

yang berdampak positif pada hasil belajarnya.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan menulis slogan dan dengan metode konstruktivistik murid

kelas V SDN 7- tahun pembelajaran 2010/2011.

1.2 Rumusan Masalah

4
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, masalah penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut. Apakah dengan penerapan model pembelajaran

kontruktivisme dapat meningkatkan kemampuan menulis Slogan (BI) dan (IPA)

murid kelas V SDN 7- tahun pembelajaran 2010/2011

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis slogan dan materi Ilmu

Pengatahuan Alam dengan metode konstrutivistik murid kelas V SDN 7- tahun

pembelajaran 2010/2011

1.4 Manfaat Penelitian

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak berikut.

(a) Bagi guru, hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru dalam mengatasi

kesulitan belajar siswa. Di samping itu, guru dapat mengetahui metode

pembelajaran yang tepat untuk mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran.

(b) Bagi siswa, hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa dalam menulis

slogan dan .

(c) Bagi sekolah, hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi pengelola

sekolah dalam meningkatkan perbaikan pembelajaran di sekolah

(d) Bagi peneliti lain,hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan kepada peneliti-peneliti selanjutnya.

(e) Bagi dosen, penelitian ini diharapkan dapat menggali pemasalahan-

permasalahan pembelajaran bahasa Indonesia di lapangan, dan

5
mengkomodasi permasalahan di lapangan dalam pembelajaran di

LPTK sebagai penghasil guru, dan membantu peningkatan kualitas

pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.

(f) Bagi LPTK, penelitian ini akan memberikan masukan untuk:

1. Pengembangan inovasi pembelajaran di LPTK.

2. Mempererat hubungan antara LPTK sebagai penghasil guru dengan

sekolah sebagai pemakai produk LPTK.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Metode Konstruktivistik

6
Metode konstruktivistik adalah ide bahwa siswa harus secara individu

menemukan dan menerapkan informasi-informasi yang kompleks ke dalam situasi

lain apabila mereka harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Metode

konstruktivistik ini memandang siswa secara terus-menerus memeriksa informasi-

informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan memperbaiki aturan-

aturan tersebut jika tidak sesuai lagi. Pandangan ini mempunyai keterlibatan yang

mendalam dalam pengajaran, sebagaimana diuraikan terdahulu bahwa metode ini

menganjurkan peranan yang lebih aktif bagi siswa dalam pembelajaran mereka sendiri

dibandingkan dengan apa yang saat ini dilaksanakan pada mayoritas kelas (Nur,

2001:2)

Konstruktivistik merupakan suatu metode yang penekanannya berpusat pada

siswa yang aktif, metode konstruktivistik sering disebut pengajaran yang terpusat

pada siswa atau student centered instruction. Di dalam kelas yang terpusat pada

siswa, peran guru adalah membantu siswa menemukan fakta, konsep atau prinsip bagi

diri mereka sendiri, bukan memberikan ceramah atau mengendalikan seluruh kegiatan

kelas (Nur, 2001:2).

Tujuan penggunaan metode konstruktivistik menurut Sutiyono (Nuryanto,

2004:6) adalah sebagai berikut.

(1) Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.

(2) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan penting

dan mencari jawaban akan pertanyaan sendiri.

(3) Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman

konsep secara lengkap.

(4) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri

7
Metode konstruktivistik dalam pengajaran lebih menekankan pada

pengajaran top-down daripada bottom-up. Top-down berarti bahwa siswa mulai

dengan masalah-masalah yang kompleks untuk dipecahkan dan selanjutnya

memecahkan atau menemukan (dengan bantuan guru) keterampilan-keterampilan

dasar yang diperlukan. Top-down ini berlawanan dengan Bottom-up tradisional di

mana keterampilan-keterampilan dasar secara bertahap dilatihkan untuk mewujudkan

keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks (Nur, 2001:4).

Dalam pengajaran top-down, siswa mulai dengan suatu tugas yang kompleks,

lengkap dan autentik, artinya bahwa tugas-tugas itu bukan merupakan bagian atau

penyederhanaan dari tugas-tugas yang akhirnya diharapkan dapat dilakukan siswa,

melainkan tugas itu merupakan tugas yang sebenarnya.

Metode konstruktivistik bekerja dengan arah yang sebaliknya, dimulai dengan

masalah (sering muncul dari siswa sendiri) dan selanjutnya membantu siswa

menyelesaikan bagaimana menemukan langkah-langkah memecahkan masalah

tersebut (Nur, 2001:5).

Tabel. 1
Langkah-langkah pembelajaran konstruktivistik

Fase Tingkah Laku Guru


Fase 1 Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran
Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan
memotivasi siswa. memotivasi siswa belajar.

Fase 2 Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan


Menyajikan informasi jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

Fase 3 Guru menjelaskan pada siswa bagaimana caranya


Mendorong dan melatihkan belajar mandiri dan membantu siswa agar
konstruk-tivistik menjadikan infomasi sebagai miliknya sendiri.
(pembelajaran mandiri)
Fase 4 Guru memeriksa pemahaman siswa terhadap materi
Memeriksa pemahaman dan dan memberikan umpan balik bagi siswa yang
memeberikan umpan balik bertanya.

8
Fase 5 Guru mengevaluasi hasil beljar tentang materi yang
Evaluasi. dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai, baik
Memberi penghargaan. upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Menurut Suyatno (2004:32-33) metode konstruktivistik adalah bahwa belajar

itu menemukan. Meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka

melakukan proses mental atau kerja otak atas infomasi itu agar informasi tersebut

masuk ke dalam pemahaman mereka. Metode konstruktivistik didasarkan pada belajar

kognitif yang menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran generatif,

strategi bertanya, inkuiri atau menemukan dan keterampilan metakognitif lainnya

(bagaimana seharusnya belajar).

Piaget dan Vigotsky (Suyatno, 2004:33) menekankan bahwa perubahan

kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah

melalui proses ketidakseimbangan dalam upaya memperoleh informasi baru. Untuk

itu, dalam konstruktivistik terdapat empat aspek yang penting dalam pengembangan

perubahan kognitif yang bertumpu dari aspek sosial dalam belajar.

Keempat aspek itu adalah sebagai berikut.

a. Pembelajaran sosial

b. Zona perkembangan terdekat

c. Pemagangan kognitif

d. Dukungan tahap demi tahap dan pemecahan masalah.

Dalam konsruktivistik, siswa seharusnya diberikan tugas-tugas kompleks, sulit

dan realistis. Kemudian, mereka diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan

tugas. Tugas kompleks itu misalnya proyek, simulasi, penyelidikan di masyarakat,

9
menulis untuk dipresentasikan ke pendengar sesungguhnya dan tugas-tugas autentik

lainnya (diambil dari kehidupan nyata).

2. 2 Menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, dan tanpa tatap muka dengan orang lain.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan

menulis ini, seorang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur

bahasa,dan kosakata. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, melainkan

harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur (Tarigan,1982:3-4).

Menurut Akhadiah dkk (1997:8-9) menulis adalah:

(1) suatu bentuk komunikasi;

(2) suatu proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran tentang gagasan yang

disampaikan;

(3) bentuk komunikasi yang berbeda-beda dengan bercakap-cakap dalam tulisan

tidak terdapat intonasi, ekspresi wajah, gerakan fisik, serta situasi yang

menyertai percakapan;

(4) suatu ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan “alat-alat” penjelas

serta aturan ejaan dan tanda baca;

(5) bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak

pembaca yang dibatasi oleh jarak dan waktu.

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grfik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang, sehingga orang

lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Menulis merupakan suatu

reperesentasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

10
Selain itu, menulis merupakan bagian dari empat keterampilan berbahasa.

Keterampilan berbahasa itu adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Membaca dan menyimak merupakan keterampilan yang reseptif, sedangkan berbicara

dan menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif. Sebagai keterampilan

yang produktif, menulis mempunyai peran pemindahan informasi secara akurat dari

diri seseorang ke dalam tulisan. Menulis juga memberi nuansa bagi pikiran, perasaan

dan dunia batin pembaca. Berkaitan dengan itu, menulis merupakan salah satu

aktivitas yang selalu dilaksanakan oleh semua jenjang pendidikan sebagai bahan

pembelajaran.

Pada dasarnya, keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya. Anak

dituntut dengan latihan yang cukup dan teratur serta dengan pendidikan yang

terprogram agar anak dapat menulis dalam bebagai bentuk dengan baik.

Dalam kehidupan sehari-hari, menulis mempunyai beberapa fungsi antara lain;

(1) sebagai alat komunikasi yang tidak langsung, (2) bagi pendidikan, mempermudah

para pelajar untuk berpikir, (3) dapat menolong berpikir secara kritis, (4) dapat

memudahkan, merasakan menikmati hubungan, memperdalam daya atau persepsi

memecahkan masalah dan membantu menjelaskan pikiran-pikiran (Tarigan 1982:22).

Menulis menurut Musaba (1994:3) berarti melahirkan atau mengungkapkan

pikiran dan perasaan melalui suatu lambang (tulisan). Segala lambang (tulisan) yang

dipakai haruslah merupakan hasil kesepakatan para pemakai bahasa yang satu dan

lainnya saling memahami. Apabila seseorang diminta untuk menulis maka berarti ia

akan mengungkapkan pikira dan perasaan ke dalam bentuk tulisan. Jadi, menulis itu

berarti melakukan hubungan dengan tulisan.

11
Tujuan menulis adalah memberikan atau menyampaikan segala bentuk dan

macam informasi kepada pembaca. Seorang penulis dengan karyanya itu

mengharapkan agar pembaca menerima semua yang diungkapkannya sebagai

masukan yang berharga.

2.3 Slogan

Slogan adalah pekataan atau kalimat pendek yang menarik dan mencolok dan

mudah diingat untuk memberikan sesuatu (KBBI,2002:1080). Slogan biasanya ditulis

dengan kalimat pendek yang menarik, kata-katanya singkat, dan jelas. Sedangkan

poster (dalam KBBI, 2002:890) adalah plakat yang dipasang di tempat umum (berupa

pengumuman) dan berisi tulisan singkat tetapi jelas. Poster biasanya ditulis dengan

kalimat yang singkat tetapi jelas, tulisan harus mudah dibaca, naskah harus

membangkitkan rasa ingin tahu, ingin memiliki atau berbuat sesuatu, dan gambar

dibuat mencolok untuk menarik perhatian khalayak.

Poster menurut Sudjana (2005:51-54) didefinisikan sebagai kombinasi visual

dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap

perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di

dalam ingatannya.

Pada prinsipnya poster itu merupakan gagasan yang dicetuskan dalam bentuk

ilustrasi gambar yang disederhanakan yang dibuat dalam ukuran yang besar, bertujuan

untuk menarik perhatian, membujuk, memotivasi atau memperingatkan pada gagasan

pokok, fakta atau peristiwa tertentu. Desain sebuah poster adalah merupakan

perpaduan antara kesederhanaan serta dinamika. Berbagai warna yang mencolok dan

kontras sering kali dipakai dalam poster.

12
Karakteristik poster yang baik harus dinamis, menonjolkan kualitas. Poster

harus sederhana tidak memerlukan pemikiran bagi pengamat secara terinci, harus

cukup kuat menarik perhatian.

Poster merupakan gambaran tentang sesuatu hal yang mengandung pesan atau

makna berarti. Poster sebagaimana diceritakan oleh Pitra pada blognya adalah salah

satu bagian dunia periklanan yang masih bertaji, dalam arti masih sering dijadikan

sebagai kanvas dalam berkarya, karena itulah banyak orang mengatakan bahwa

memebuat poster adalah pekerjaan yang rumit dan susah, baik secara teknis, maupun

secara artistik. Membuat bukan hal yang sulit, karena itu semua orang seharusnya bisa

melakukan dan membuat poster dengan baik (www.antronic.com).

Cara membuat poster yang baik:

Hal pertama membuat poster adalah menyiapkan konsep dan kata-kata, di sini

tidak ada yang teknikal yang dijelaskan, area ini adalah murni kreativitas. Hal kedua

adalah menyiapkan materi untuk deasain. Hal ini penting, karena poster terfokus pada

dua tersebut. Hal ketiga (bila poster dimuat) adalah masalah tanggal dan event yang

akan ditulis. Poster dibuat dengan filosofi untuk memberitahu atau mengumumkan

sesuatu dengan memuat suatu hal artistik sehingga orang melihatnya. Oleh karena

itulah, hal terpenting dalam membuat layout poster adalah penempatan tulisan dan

judul kemudian dukungan dari gambar yang dipasang (www.anthronic.com).

Papan reklame termasuk poster dalam ukuran besar dan didesain untuk dilihat

orang yang melakukan perjalanan dengan tingkat mobilitas cukup tinggi. Papan

reklame atau billboard mempunyai jenis-jenis yang biasa dipakai dalam periklanan

(www.belajar dekavetiga.blog spot.com).

(1) Poster Panels

13
Lembaran kertas besar yang dicetak sesuai dengan keinginan pemesan.

Dicetak dengan jumlah yang banyak untuk menghemat biaya kemudian ditempelkan

panel besar yang dilengkapi kerangka dan bantuan cahaya lampu. Lembaran kertas ini

tahan dengan perubahan cuaca, misalnya hujan. Jenis ini sekarang popular dengan

bantuan digital printing.

(2) Painted Bulletins

Langsung didesain dan digambar oleh artist dari agency di atas panel yang

telah disediakan. Bisa juga dikerjakan terlebih dahulu di studio kemudian dipindahkan

ke panel tersebut. Butuh kejelian seseorang yang membuat poster untuk menimbulkan

detail sehingga benar-benar artistik. Jenis ini masih tetap bertahan di bioskop-bioskop

untuk mempromosikan film yang sedang diputar.

Poster memiliki kekuatan dramatik yang begitu tinggi memikat dan menarik

perhatian. Banyak iklan menggunakan teknik-teknik poster dalam menarik perhatian

demi kepentingan produksinya. Poster dapat menarik perhatian karena uraian yang

memadai secara kejiwaan dan merangsang untuk dihayati (Sudjana, 2005:56).

Fungsi poster menurut Effendy (1992:149-150) adalah untuk memikat

khalayak sebanyak-banyaknya dan untuk mencapai tujuan tersebut poster harus

dipasang di tempat yang strategis misalnya ditepi jalan raya yang banyak dilihat orang

atau khalayak.

Dalam membuat poster harus, komunikatif, artinya memikat perhatian,

menarik minat, dan menimbulkan kesan, sehingga menimbulkan efek pada pembaca

atau khalayak.

Komunikatif-tidaknya sebuah poster ditentukan oleh berbagai faktor berikut.

14
(a) Faktor bentuk mempunyai pengertian yang luas, tidak hanya berkisar pada

bentuk persegi, bundar, lonjong, dan sebagainya, tetapi juga termasuk ukuran

dan bahan.

(b) Faktor warna merupakan faktor penting karena menjadi pemikat perhatian

pembaca atau khalayak. Tanpa warna sebuah poster akan “polos”, dalam arti

kata tidak mengandung informasi yang merangsang.

(c) Faktor bahasa dalam poster harus mempunyai kalimat singkat tetapi

komunikatif itu merupakan pesan yang menimbulkan kesan pada pembaca

atau khalayak..

(d) Faktor huruf merupakan faktor sentral dari poster maksudnya ialah huruf-

huruf yang berderet-deret mengungkapkan makna kata-kata yang merupakan

suatu pesan, amat penting dan lebih penting daripada ilustrasi yang

sebenarnya.

Poster-poster yang efektif pada umumnya enak dipandang walaupun tidak

perlu nyata dalam kejadian yang sangat dramatik seperti perang, keselamatan lalu

lintas, bahaya kebakaran dan semacamnya (Sudjana, 2005:54).

Komposisi, warna, dan teknik adalah unsur pokok di dalam penyajian poster

yang efektif. Unsur-unsur ini pun dapat dipakai pada gambar datar, bagan-bagan,

papan rencana, dan papan pengumuman yang pada dasarnya diperuntukkan bagi

sarana gambar. Imajinasi kreatif ditambah dengan pemusatan perhatian yang bagus

akan membantu penyampaian gagasan yang efektif.

2.4 Hipotesis Tindakan

15
Penelitian ini mempunyai hipotesis bahwa penggunaan metode kontruktivistik

pada pembelajaran menulis slogan dan murid kelas V SDN 7- tahun pembelajaran

2010/2011.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

16
Penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Slogan dan

Melalui Metode Konstruktivistik ini dilaksanakan di kelas V, sebagai subjek

penelitian murid kelas V SDN 7- tahun pembelajaran 2010/2011 berjumlah 37 siswa

dengan komposisi 14 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Siswa kelas V SDN 7-

dipilih menjadi subjek penelitian karena menurut hasil pembelajan dan wawancara

dengan guru kelas, murid kelas V SDN 7- tahun pembelajaran 2010/2011 memiliki

nilai rata-rata yang relatif rendah dan belum mencapai syarat ketuntasan minimal.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan

oleh guru pada waktu mengajar di dalam kelas dan tujuannya untuk memperbaiki dan

meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan metode konstruktivistik.

Dalam penelitian tindakan kelas ini guru meneliti sendiri kegiatan yang

dilakukannya di dalam kelas. Dengan melibatkan siswa, melalui tindakan-tindakan

pembelajaran yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasikan. Penelitian ini

dilakukan dengan berkolaborasi dengan guru pamong yang bertindak sebagai

pengamat. Guru dan siswa sama-sama terlibat dalam proses pembelajaran, namun

guru hanya sebagai mediator siswa yang harus aktif dan bertanggung jawab atas

pembelajarannya.

Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus yang masing-masing memiliki

empat tahapan sebagai berikut.

(1) Perencanaan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan segala instrumen yang akan digunakan

dalam penelitian antara lain; lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa, rencana

17
pembelajaran, bahan dan media pembelajaran, penyusunan soal dan angket respon

siswa.

(2) Implementasi

Pada tahap implementasi ini, kegiatan pembelajaran diawali dengan guru

menyampaikan topik pembelajaran mengenai slogan dan , kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi selama sepuluh

menit kepada siswa. Guru menunjukkan contoh slogan dan yang diambil dari

guntingan Koran dan majalah kepada siswa. Guru dan siswa sama-sama terlibat

dalam proses pembelajaran, namun guru hanya sebagai mediator, siswa yang

harus aktif dan bertanggung jawab atas pembelajarannya.

(3) Observasi

Dalam tahap observasi, peneliti mengamati perilaku dan perubahan sikap yang

terjadi pada siswa setelah diterapkannya tindakan kelas dan dibantu oleh seorang

pengamat yaitu teman sejawat. Pengamat mengamati proses pembelajaran sesuai

dengan instrumen yang tersedia. Instrumen meliputi aktivitas guru dan siswa di kelas,

dan hasil tes dan data respon siswa terhadap pembelajaran menulis slogan dan dengan

metode konstruktivistik.

(4) Refleksi

Pada tahap ini, guru mengkaji, melihat dan mempertimbagkan atas hasil

implementasi. Tahap refleksi dilihat dari tahap implementasi dan observasi, melalui

tahap ini dirancang tindakan yang akan diterapkan pada siklus berikutnya yaitu siklus

I dan siklus II. Tiap siklus terjadilah tahap perencanaan – tindakan – observasi –

refleksi.

3.3 Data Penelitian

18
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Data aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran menulis slogan dan

dengan metode konstruktivistik.

2) Data hasil pembelajaran menulis slogan dan dengan menggunakan metode

konstruktivistik yang sesuai dengan petunjuk tugas.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik

observasi dan tes.

1) Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat

pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data

tentang aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung.

Observasi atau pengamatan dilakukan oleh seorang pengamat yaitu guru pamong.

Lembar pengamatan ini sangat diperlukan dalam kegiatan refleksi sebagai upaya

untuk mengkaji keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan pembelajaran pada

setiap putaran dan untuk menentukan tindak lanjut dalam putaran berikutnya.

Sesuai dengan rumusan masalah, instrumen atau alat pengambilan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

2) Lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran

Selama proses belajar-mengajar berlangsung aktivitas guru dan siswa diamati

oleh seorang pengamat yaitu guru pamong yang merupakan guru bidang studi bahasa

Indonesia yang mengisi lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa mengisi lembar

aktivitas siswa yang telah disediakan sebelum kegiatan belajar-mengajar berlangsung.

Isi lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa terdiri atas beberapa aspek berikut.

19
a. Aspek Aktivitas Guru

(1) Membuka Pelajaran

(2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

(3) Menyampaikan materi pelajaran.

(4) Memberi motivasi pada siswa.

(5) Membantu siswa menemukan masalah dan idenya sendiri.

(6) Menggunakan media dalam pembelajaran.

(7) Menggali pengetahuan siswa lewat bertanya.

(8) Memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.

(9) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi.

(10) Memberikan tugas.

(11) Memberi penghargaan pada siswa.

(12) Membantu siswa melakukan refleksi.

b. Aspek Aktivitas Siswa

(1) Memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan.

(2) Mencatat hal-hal yang penting.

(3) Mengajukan pertanyaan atau bertanya.

(4) Aktif dalam proses belajar mengajar.

(5) Menemukan masalah dan idenya sendiri

(6) Membentuk kelompok dan berdiskusi.

(7) Mengerjakan tugas.

(8) Menghasilkan produk atau karyanya.

(9) Menyajikan hasil karyanya.

(10) Merefleksi pembelajaran

20
3.5 Teknik Analisis Data

1) Tes

Tes dilakukan setiap akhir pembelajaran. Tes tersebut merupakan lembar

kerja siswa dalam menulis slogan dan di setiap siklusnya. Tes diberikan untuk

mendapatkan data tentang hasil belajar siswa ditinjau dari ketuntasan belajar siswa.

T = --------X 100%

Keterangan: T = ketuntasan

x = jumlah siswa yang mendapat nilai.

N = jumlah siswa keseluruhan

2) Angket

Angket diberikan kepada siswa di setiap akhir pembelajaran menulis slogan

dan dengan metode konstrutivistik. Dari respon siswa peneliti dapat menentukan

perbaikan proses pembelajaran menulis slogan dan dengan metode konstruktivistik

berikutnya.

Data dari angket tentang respon siswa di analisis dengan menggunakan

persentase (%), yaitu jumlah siswa yang memberi respon dibagi jumlah siswa

keseluruhan dikalikan 100%.

P = --------- X 100%

Keterangan: P = persentase respon siswa

f = frekuensi kejadian yang muncul

21
N= jumlah siswa keseluruhan

3.6 Indikator keberhasilan

Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa digunakan analisis

sederhana dengan persentase (%). Indikator keberhasilan atau ketuntasan belajar

siswa ditentukan sesuai dengan SKM yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran

minimal 68. Dalam kelas klasikal, siswa dianggap tuntas belajar secara individu

jika mencapai nilai 68 ke atas dan dikatakan belum tuntas jika mencapai nilai 68 ke

bawah.

22
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data dari lembar

observasi berupa pengamatan aktivitas guru dan siswa pada setiap siklus

pembelajaran, hasil tes kemampuan siswa pada setiap siklus, dan data respon siswa

terhadap proses pembelajaran pada setiap siklus.

(1) Data observasi terdiri atas data aktivitas guru dan aktivitas siswa.

a. Data aktivitas guru digunakan untuk mengetahui aktivitas guru selama

kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan metode konstruktivistik

dalam pembelajaran menulis slogan dan .

a. Data pengamatan aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas

siswa selama kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan metode

konstruktivistik dalam pembelajaran menulis slogan dan .

(2) Data hasil tes kemampuuan siswa digunakan untuk mengetahui kemampuan dan

hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar-mengajar menulis slogan dan dengan

menerapkan metode konstruktivistik.

(3) Data respon siswa digunakan untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran

menulis slogan dan dengan menerapkan metode konsruktivistik.

4.1 Siklus I

23
Siklus I dilaksanakan pada 2 November 2010 jam pelajaran kesatu dan kedua

di kelas V SDN 7-. Jumlah seluruh siswa sebanyak 37 siswa terdiri atas 14 siswa laki-

laki dan 23 siswa perempuan. Pada proses pembelajaran siklus I, jumlah siswa yang

hadir 37 siswa.

4.1.1 Perencanaan

Perencnaan penelitian yang dilakukan pada siklus pertama terdiri atas

menyediakan rencana pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas guru dan

siswa,menyiapkan media pembelajaran, soal tes dan angket respon siswa.

Kegiatan perencanaan pada siklus pertama ini berisi berbagai kegiatan yang

dilakukan oleh guru, sehingga semua komponen yang telah direncanakan dapat

dikelola dengan baik. Persiapan yang dilakukan oleh guru adalah menyiapkan rencana

pembelajaran yang berisi langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam proses

pembelajaran. Langkah-langkah rencana pembelajarann ini mencerminkan adanya

penerapan metode konstruktivistik. Setelah menyiapkan rencana pembelajaran, guru

menyiapkan materi pembelajaran, media pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas

guru dan siwa soal tes, dan angket respon siswa.

4.1.2 Implementasi

(1) Pada awal pelaksanaan pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan

perkenalan, memberikan penjelasan tentang metode yang digunakan yaitu metode

konstruktivistik dengan tujuan agar siswa mengetahui bagaimana belajar menulis

slogan dan poster dengan menerapkan metode konstruktivistik. Setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan

menampilkan contoh slogan dan .

24
(2) Pada kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran, guru menjelaskan materi pelajaran

menulis slogan dan poster. Dalam kegiatan menjelaskan materi pelajaran guru

memberikan motivasi kepada siswa dan menggali pengetahuan siswa lewat bertanya

karena dalam metode konstruktivistik siswa harus bisa menemukan masalah dan

idenya sendiri. Sedangkan guru dalam pembelajaran hanya membantu dan

memberikan informasi kepada siswa. Dalam kegiatan belajar-mengajar pada siklus I

guru membimbing siswa dalam berdiskusi. Siswa berkelompok menjadi 8 kelompok

yang masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 orang. Tiap-tiap kelompok

mendapatkan contoh poster yang digunting dari gambar kalender. Poster itu berupa

gambar-gambar lingkungan hidup. Dari gambar poster tersebut siswa mengungkapkan

idenya dan menggali pengetahuannya tentang slogan dan poster. Siswa dapat

mengidentifikasi perbedaan atau ciri-ciri slogan dan poster dari media gambar yang

mereka peroleh. Hasil dari mengidentifikasi perbedaan atau ciri-ciri slogan dan

diungkapkan pada lembar kertas berwarna yang dibagikan pada tiap kelompok

kemudian ditempel pada kertas manila yang tersedia. Kelompok saling bersaing dan

berlomba karena kelompok yang kali terakhir menempel akan medapatkan hukuman

yaitu menjelaskan pengertian slogan dan dari tiap-tiap kelompok. Setelah mengetahui

perbedaan slogan dan poster kemudian siswa menulis slogan dan poster sesuai dengan

media gambar atau poster yang mereka peroleh yaitu poster yang bertemakan

lingkungan hidup. Siswa menghasilkan karyanya dan kemudian menyajikan hasil

karyanya, slogan dan poster lingkungan hidup.

4.1.3 Observasi

Selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung, dilakukan pengamatan untuk

memantau aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar pada putaran

25
pertama atau siklus I. Pada akhir pembelajaran siswa diberi angket respon oleh

peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai penerapan

metode konstruktivistik dalam pembelajaran menulis slogan dan putaran pertama

atau siklus I.

4.1.3.1 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru

Data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada pertemuan pertama yang

merupakan siklus pertama selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung dinyatakan

dalam persentase. Data hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus pertama tersebut

ada pada tabel 4.1 sebagai berikut, secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel 4.1
Data Aktivitas Guru dalam Pembelajaran

No Kategori Aktivitas Guru Persentase


1 Membuka pelajaran 4,88%
2 Menyampaikan tujuan pembelajaran 7,32%
3 Memberi motivasi pada siswa 7,32%
4 Menyampaikan materi pelajaran 14,63%
5 Membantu siswa menemukan masalah dan idenya sendiri 4,88%
6 Menggunakan media pembelajaran 9,76%
7 Menggali pengetahuan dari siswa lewat bertanya 9,76%
8 Memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa 19,51%
9 Memberikan kesempatan untuk berdiskusi 7,32%
10 Memberikan tugas 7,32%
11 Memberi penghargaan pada siswa 2,44%
12 Membantu siswa melakukan refleksi pembelajaran 4,88%

Pada tabel 4.1 ditunjukkan bahwa aktivitas guru yang dominan pada kegiatan

belajar-mengajar siklus pertama adalah memberikan informasi sebanyak-banyaknya

kepada siswa (19,51%), dan aktivitas guru dalam menyampaikan materi pelajaran

(14,63%). Dalam hal ini guru lebih banyak memberikan informasi kepada siswa yaitu

menjelaskan atau menyampaikan materi pelajaran menulis slogan dan poster dengan

menggunakan metode konstruktivistik. Guru memberikan informasi yang berupa

26
pengetahuan ini bertujuan agar siswa mengetahui metode yang dipakai dan lebih

mudah untuk menggali pengetahuan siswa dalam pembelajaran menulis slogan dan .

Aktivitas guru dalam menggunakan media dan menggali pengetahuan siswa

lewat bertanya sebanyak (9,76%). Dalam hal ini guru menggunakan media

pembelajaran berupa guntingan poster yang diambil dari gambar kalender. Dengan

media yang digunakan guru ternyata dapat menggali pengetahuan siswa dan

memancing siswa dalam bertanya.

Aktivitas guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, memberi motivasi

pada siswa, memberi kesempatan untuk berdiskusi, memberi tugas (7,32). Dalam hal

ini guru memnyampaikan tujuan pembelajaran menulis slogan dan dengan

menggunakan metode konstruktivistik yang di dalam penerapannya siswa untuk

berpartisipasi aktif baik dalam berdiskusi atau mengerjakan tugas. Guru hanya sebagai

motivator dan fasilitator sehingga keberhasilan belajar-mengajar berasal dari diri

siswa sendiri.

Aktivitas guru dalam membuka pelajaran (4,88%). Dalam hal membuka

pelajaran dengan melakukan identifikasi pengetahuan awal siswa tentang slogan dan .

Aktivitas guru dalam membantu siswa menemukan masalah dan idenya sendiri

(4,88%). Dalam hal ini guru hanya membantu siswa, misalnya dengan penggunaan

media siswa harus bisa menemukan masalah atau idenya sendiri yang muncul dari

contoh media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis slogan dan .

Di akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan pada siswa (2,44%) dan

membantu siswa melakukan refleksi pembelajaran (4,88%). Guru meminta siswa dari

tiap-tiap kelompok untuk merefleksikan pembelajaran pada hari itu dan memberikan

penghargaan pada siswa di akhir pembelajaran.

27
Dari tabel 4.1 ditunjukkan bahwa hasil pengamatan aktivitas guru yang

dominan positif adalah sebagai berikut.

(1) Memberikan informasi sebanyak-banyaknya pada siswa.

(2) Menyampaikan materi pelajaran.

Sedangkan hasil pengamatan aktivitas guru siklus pertama yang kurang

baik adalah sebagai berikut.

(1) Membuka pelajaran.

(2) Membantu siswa menemukan masalah dan idenya sendiri.

(3) Membantu siswa melakukan refleksi.

(4) Memberi penghargaan pada siswa.

Keempat aspek tersebut merupakan suatu kelemahan atau kekurangan yang

terjadi pada siklus pertama. Kelemahan tersebut dapat dijadikan bahan kajian untuk

refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus kedua.

4.1.3.2 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Data pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan belajar- mengajar

siklus pertama dinyatakan dalam bentuk persentase seperti yang terdapat pada tabel

4.2 berikut, secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 5

Tabel 4.2
Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

No Kategori Aktivitas Siswa Persentase


1 Memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan 27,78%
2 Mencatat hal-hal yang penting 16,68%
3 Mengajukan pertanyaan atau bertanya 8,33%
4 Aktif dalam proses belajar-mengajar 8,33%
5 Menemukan masalah dan idenya sendiri 5,56%
6 Berdiskusi 8,33%
7 Mengerjakan tugas 11,11%
8 Menghasilkan produk karyanya 5,56%
9 Menyajikan hasil karyanya 2,78%
10 Merefleksi atau menyimpulkan hasil belajarnya 5,56%

28
Pada tabel 4.2 ditunjukkan bahwa aktivitas siswa yang dominan adalah

memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan (27,78%), dan mencatat hal-hal

yang penting (16,68%). Dalam hal ini siswa memperhatikan penjelasan dan mencatat

hal-hal penting yang disampaikan oleh guru untuk memperoleh pengetahuan atau

infomasi dari guru tentang materi pembelajaran menulis slogan dan poster.

Aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas (11,11%), mengajukan pertanyaan

atau bertanya (8,33%), aktif dalam proses belajar-mengajar (8,33%), dan siswa

berdiskusi (8,33%). Keempat aktivitas ini saling berkaitan, siswa dalam mengerjakan

tugas harus aktif bertanya jika siswa mengalami kesulitan, baik itu bertanya kepada

guru ataupun berdiskusi dengan sesama teman. Guru memberikan kesempatan

berdiskusi kepada siswa untuk menemukan masalah sehingga siswa mampu

mengungkapkan dan menemukan idenya dalam pembelajaran menulis slogan dan

poster.

Aktivitas siswa menemukan masalah dan idenya sendiri (5,56%),

menghasilkan produk atau karyanya (5,56%), merefleksi atau menyimpulkan hasil

belajarnya (5,56%), menyajikan hasil karyanya (2,78%). Dalam hal ini, siswa masih

belum dapat menggali pengetahuannya sendiri. Hal itu dapat dilihat dari persentase

rendahnya siswa menghasilkan produk atau karyanya yaitu menulis slogan dan poster.

Pada akhir pembelajaran siswa juga masih kurang berani dan percaya diri

dalam menyajikan hasil karyanya sendiri (slogan dan ) dan juga untuk menyimpulkan

atau merefleksi pembelajaran pada hari itu.

Dari tabel 4.2 ditunjukkan bahwa hasil pengamatan aktivitas siswa pada

siklus pertama yang paling dominan adalah sebagai berikut.

(1) Memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan.

29
(2) Mencatat hal-hal yang penting.

Sedangkan aktivitas siswa yang kurang baik dalam pembelajaran siklus

pertama adalah sebagai berikut.

(1) Menemukan masalah dan idenya sendiri.

(2) Menghasilkan produk dan karyanya sendiri.

(3) Merefleksi atau menyimpulkan hasil belajarnya.

(4) Menyajikan hasil karyanya.

Keempat aspek tersebut merupakan suatu kelemahan atau kekurangan yang

terjadi pada siklus pertama. Kelemahan tersebut dapat dijadikan bahan kajian untuk

refleksi atau revisi yang akan dilakukan pada siklus kedua.

4.1.3.3 Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis slogan dan dengan

metode konstruktivistik siklus pertama dapat dilihat pada tabel 4.3 berkut, secara

terperinci dapat dilihat pada lampiran 9. Dari tabel 4.3 dapat dketahui bahwa hasil

belajar yang dicapai siswa pada siklus pertama ini rata-rata 72,02. Pada pembelajaran

menulis slogan dan siklus pertama siswa yang dikatakan tuntas hanya 72,97%.

Nilai tes pada siklus pertama ini masih kurang baik, untuk itu perlu

dilakukan perbaikan pada siklus kedua.

Tabel 4.3
Data Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran

30
Nomor Kriteria
No. No. Penilaian 1 2 3 4 5 JML NA Tuntas

Induk Skor Maks. 3 3 4 5 5 20 100


Nama
1 Anggita Maharani 3 3 3 4 3 16 80 Ya
2 Badrul Umam 2 3 3 3 2 13 65 Tidak
3 Buyung Riwantoro 3 3 3 3 4 16 80 Ya
4 Desy Dwi Anggani 3 3 3 4 3 16 80 Ya
5 Fidyayati Andini 3 3 3 4 3 16 80 Ya
6 Haerul Paizah 2 3 3 3 3 14 70 Ya
7 Hajjan Akbar 2 3 2 3 3 13 65 Tidak
8 Helminia 3 3 3 4 3 16 80 Ya
9 Murti Lingsartha 3 2 3 3 3 14 70 Ya
10 Eva Erna 3 3 3 3 3 15 75 Ya
11 Aita Kusniawati 3 3 3 3 4 16 80 Ya
12 Ibnu Athoillah 2 2 3 3 3 13 65 Tidak
13 Iin Farlina 3 2 3 3 3 14 70 Ya
14 Imam Wasisa Adi 2 3 3 3 3 14 70 Ya
15 Kusmayadi 2 3 3 3 4 15 75 Ya
16 Laela Safitri 3 2 3 3 3 14 70 Ya
17 M. Aulal Ahmad 3 2 2 3 3 13 65 Tidak
18 Meta Anggraini 3 2 3 3 4 15 75 Ya
19 Mustanira 2 2 2 4 3 13 65 Tidak
20 Siti Nimas N. Rini 2 2 2 4 4 14 70 Ya
21 Nilawati Oktaviani 3 3 3 3 4 16 80 Ya
22 Niatandri Arsyani 2 2 2 3 4 13 65 Tidak
23 Nurul Hidayah 2 2 2 4 3 13 65 Tidak
24 Nurul Ilmi 3 2 2 4 3 14 70 Ya
25 A. Ratih Diantara 2 3 2 3 4 14 70 Ya
26 Rabiatul Azari 3 2 2 3 4 14 70 Ya
27 Silviani 2 2 3 3 4 14 70 Ya
28 Taufiq Holili 2 2 2 4 4 14 70 Ya
29 Widayanti 2 2 3 4 4 15 75 Ya
30 Yulianti 3 3 3 4 3 16 80 Ya
31 Yuni Safitri 2 2 2 4 3 13 65 Tidak
32 Sukawati 2 2 2 3 4 13 65 Tidak
33 Thisna Humairi 3 2 3 4 4 16 80 Ya
34 Wahyu Wijayanti 3 3 2 4 4 16 80 Ya
35 Wahyuni Susila 2 2 3 3 3 13 65 Tidak
36 Yulianingsih 2 2 3 3 4 14 70 Ya
37 Syaihal Husna 2 2 3 4 4 15 75 Ya

31
Ket. (1) Kata singkat dan jelas, (2) Kalimat mempengaruhi pembaca,

(3) Kalimat sesuai gambar,

(4) unik dan menarik, (5) penataan menarik

4.1.3.4 Respon Siswa

Respon siswa terhdap pelaksanaan pembelajaran menulis slogan dan

dengan metode konstruktivistik pada siklus pertama dapat dilihat pada tabel 4.4

sebagai berikut, secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 7. Data tersebut adalah

sebagai berikut.

Tabel 4.4
Data Respon Siswa terhadap Proses Pembelajaran

No Soal Jawaban F Persentase


Siswa
1 Apakah pengajaran yang Ya 30 81,1%
diberikan guru dapat Cukup 4 10,8%
membantu meningkatkan Kurang 3 8,1%
kemampuan siswa? Tidak - 0
2 Apakah media yang dipakai Ya 25 67,6%
guru dapat membantu anda Cukup 12 32,4%
memahami materi pelajaran? Kurang - 0
Tidak - 0
3 Apakah metode Ya 15 40,5%
konstruktivistik yang dipakai Cukup 8 48,6%
guru dapat membatu anda Kurang 2 5,4%
termotivasi dalam Tidak 2 5,4%
pembelajaran menulis slogan
dan ?
4 Apakah materi pelajaran yang Ya 22 59,5%
disampaikan oleh guru Cukup 11 29,7%
membuat anda memahami Kurang - 0
materi pelajaran? Tidak 4 10,8%
5 Apakah selama pelajaran anda Ya 29 78,4%
aktif terlibat mengerjakan Cukup 6 16,2%
tugas? Kurang 1 2,7%
Tdak 1 2,7%
6 Apakah anda kesulitan dalam Ya 10 27%
menulis slogan dan dengan Cukup 10 27%
metode konstruktivistik? Kurang - 0
Tidak 17 46%

32
7 Apakah anda sering Ya 6 16,2%
mengajukan pertanyaan kepada Cukup 11 29,7%
guru selama pembelajaran? Kurang 8 21,6%
Tidak 12 32,4%
8 Apakah anda senang dengan Ya 25 67,6%
pembelajaran menulis slogan Cukup 8 21,6%
dan dengan menggunakan Kurang 4 10,8%
metode konstruktivistik? Tidak - 0

Pada tabel 4.4 ditunjukkan siklus pertama siswa yang merespon pengajaran

yang diberikan guru dapat meningkatkan kemampuan siswa (81,1%) baik, cukup baik

(10,8%), kurang membantu meningkatkan kemampuan siswa (8,1%). Hal ini

ditunjukkann bahwa pengajaran yang diberikan guru dapat membantu meningkatkan

kemampuan siswa.

Respon siswa terhadap media yang dipakai guru dapat membantu siswa

memahami materi pelajaran (67,6%), cukup membantu siswa (32,4). Media

pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis slogan dan sudah

cukup membantu siswa dalam memahami materi pelajaran.

Respon siswa terhadap metode konstrutivistik yang dipakai guru dapat

membantu siswa memotivasi dalam pembelajaran menulis slogan dan adalah 40,5%

dan yang cukup memotivasi dengan metode yang digunakan guru 48,6%, sedangkan

siswa yang kurang dan tidak termotivasi dengan metode konstruktivistik yang

digunakan guru yaitu 5,4%. Respon tentang pemahaman siswa terhadap materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru dan membuat siswa menemukan hal atau

konsep baru (59,5%), cukup memahami materi yang disampaikan oleh guru dan

cukup membuat siswa menemukan hal atau konsep baru (29,7%) dan yang tidak

memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga tidak membuat

siswa menemukan hal atau konsep baru sebanyak 10,8%.

33
Dalam respon siswa, siswa juga diberikan pertanyaan tentang keaktifan

siswa itu sendiri dalam mengerjakan tugas menunjukkan persentase yang sangat

tinggi yaitu sebanyak 78,4% yang aktif. Sedangkan 16,2% yang cukup aktif dan 2,7%

yang kurang aktif dan yang tidak aktif. Prosentase ini memberikan petunjuk bahwa

pada siklus pertama ini siswa mengerjakan tugas dengan baik tetapi belum bisa

memahami maksud dari materi slogan dan poster yang disampaikan oleh guru. Hal ini

terbukti dari respon siswa yang memberikan jawaban tidak (46%) siswa yang merasa

tidak mengalami kesulitan dalam menulis slogan dan dengan metode

konstruktivistik. Siswa yang merasa cukup kesulitan sehingga tidak mampu menulis

slogan dan (27%).

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa presentase jawaban siswa dari soal yang

diberikan mendapat masukan sebagai berikut.

(1) Sebagian besar siswa berpendapat bahwa pengajaran yang diberikan guru

dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran

menulis slogan dan .

(2) Sebagian siswa memahami materi pelajaran yang disampaikan guru dengan

penggunaan media pembelajaran.

(3) Siswa sangat aktif mengerjakan tugas dalam pembelajaran menulis slogan dan

dengan memotivasi dan menggali idenya sendiri.

(4) Siswa senang dengan pembelajaran menulis slogan dan menggunakan

metode konstruktivistik.

4.1.4 Refleksi

Berdasarkan data pengamatan aktivitas guru dan siswa serta nilai siswa yang

telah dilaksanakan pada siklus pertama dapat diketahui bahwa tindakan yang telah

34
dilaksanakan pada tahap implementasi belum menunjukkan adanya aktivitas guru dan

siswa yang optimal atau hasil yang baik. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar-

mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut.

(1) Guru kurang rileks dalam membuka pelajaran.

(2) Guru kurang membantu siswa menemukan masalah dan idenya sendiri dan

membantu siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran.

(3) Guru kurang memberikan penghargaan pada siswa.

(4) Siswa kurang mampu menemukan masalah dan idenya sendiri.

(5) Siswa kurang mampu menghasilkan produk atau karyanya.

(6) Siswa kurang mampu merefleksi atau menyimpulkan hasil belajarnya.

(7) Siswa kurang berani menyajikan hasil karyanya.

Dari hasil evaluasi belajar siswa ditunjukkan nilai yang diperoleh siswa hanya

mencapai ketuntasan 72,97%.

Rendahnya rata-rata hasil belajar siswa ini disebabkan beberapa faktor antara

lain, guru kurang rileks dalam membuka pelajaran, kurang membantu siswa

menemukan masalahnya sendiri dan melakukan refleksi serta kurang memberikan

penghargaan pada siswa sehingga siswa tidak dapat menemukan masalah dan idenya

sendiri, menghasilkan produk atau menyajikan hasil karyanya, dan merefleksi

pembelajaran.

4.2 Siklus II

35
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2010 jam pelajaran pertama

dan kedua di kelas V SDN 7- sebanyak 37 siswa terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 23

siswa perempuan. Pada proses pembelajaran siklus II, jumlah yang hadir 37 siswa.

4.2.1 Perencanaan

Perecanaan penelitian yang dilakukan pada siklus kedua terdiri atas

menyediakan rencana pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa,

menyiapkan media pembelajaran, soal tes dan angket siswa.

Kegiatan perencanaan pada siklus kedua ini berisi berbagai kegiatan yang

dilakukan oleh guru untuk memeperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus

pertama. Revisi rancangan untuk siklus berikutnya adalah sebagai berikut.

(1) Guru akan lebih rileks dan beruha menyampaikan materi dengan metode

konstruktivistik dengan cara memotivasi siswa dengan membantu menemukan

masalah dan idenya sendiri.

(2) Guru perlu membantu siswa dalam melakukan refleksi atau menyimpulkan

hasil belajarnya.

(3) Gru perlu memberikan penghargaan kepada siswa agar siswa termotivasi

untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.

(4) Siswa harus dapat menggali pengetahuannya sendiri untuk menemukan

masalah dan idenya.

(5) Siswa harus lebih baik dalam belajar agar dapat menghasilkan produk dan

menyajikan hasil karyanya tersebut.

(6) Siswa harus dapat merefleksi dan menyimpulkan hasl belajarnya.

4.2.2 Implementasi

36
(1) Pada awal pelaksanaan pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa mengetahui bagaimana belajar

menulis slogan dan dengan menerapkan metode konstruktivistik. Guru melakukan

apersepsi kepada siswa dengan menampilkan contoh slogan dan .

(2) Pada kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran, guru menjelaskan materi pelajaran

menulis slogan dan . Dalam kegiatan menjelaskan materi pelajaran guru memberikan

motivasi kepada siswa dan menggali pengetahuan siswa lewat bertanya karena dalam

metode konstruktivistik siswa harus bisa menemukan masalah dan idenya sendiri.

Sedangkan guru dalam pembelajaran hanya membantu dan memberikan informasi

kepada siswa. Dalam kegiatan belajar-mengajar pada siklus II guru membimbing

siswa dalam berdiskusi. Siswa berkelompok menjadi 8 kelompok yang masing-

masing kelompok terdiri atas 4-5 orang. Tiap-tiap kelompok mendapatkan contoh

poster yang digunting dari gambar kalender. Poster itu berupa gambar-gambar

kesehatan. Dari gambar poster tersebut siswa mengungkapkan idenya dan menggali

pengetahuannya tentang slogan dan poster. Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan

atau ciri-ciri slogan dan poster dari media gambar yang mereka peroleh. Hasil dari

mengidentifikasi perbedaan atau ciri-ciri slogan dan diungkapkan pada lembar kertas

berwarna yang dibagikan pada tiap kelompok kemudian ditempel pada kertas manila

yang tersedia. (3) Pada akhir pembelajaran, guru membantu siswa untuk melakukan

refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung, kemudian guru dan siswa bersama-

sama menyimpulkan pembelajaran menulis slogan dan .

4.2.3 Observasi

Selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung, dilakukan pengamatan untuk

memantau aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar pada putaran

37
kedua atau siklus II. Pada akhir pembelajaran siswa diberi angket respon siswa oleh

peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai penerapan

metode konstruktivistik dalam pembelajaran menulis slogan dan putaran kedua atau

siklus II.

4.2.3.1 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru

Data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada jam pertama dan kedua

yang merupakan siklus kedua selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung

dinyatakan dalam persentase. Data hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus kedua

tersebut ada pada tabel 4.5 sebagai berikut, secara terperinci dapat dilihat pada

lampiran 4.

Tabel 4.5
Data Aktivitas Guru dalam Pembelajaran

No Kategori Aktivitas Guru Persentase


1 Membuka pelajaran 5,77%
2 Menyampaikan tujuan pembelajaran 5,77%
3 Memberi motivasi pada siswa 15,38%
4 Menyampaikan materi pelajaran 5,77%
5 Membantu siswa menemukan masalah dan idenya sendiri 15,38%
6 Menggunakan media pembelajaran 7,69%
7 Menggali pengetahuan dari siswa lewat bertanya 13,46%
8 Memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa 9,62%
9 Memberikan kesempatan untuk berdiskusi 1,9%
10 Memberikan tugas 9,62%
11 Memberi penghargaan pada siswa 3,85%
12 Membantu siswa melakukan refleksi pembelajaran 5,77%

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa aktivitas guru siklus kedua yang dominan

adalah aktivitas guru memberikan motivasi kepada siswa dan membantu siswa

menemukan masalah dan idenya sendiri (15,38%), aktivitas guru dalam menggali

pengetahuan siswa lewat bertanya (13,46%). Dalam hal ini guru lebih banyak

memberikan motivasi kepada siswa bertujuan agar siswa dapat menemukan

38
masalahnya sendiri serta mampu mengungkapkan idenya dengan menggali

kemampuan siswa lewat bertanya.

Aktivitas guru dalam memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada

siswa dan memberikan tugas pada siswa (9,62%). Aktivitas guru menggunakan media

(7,69%). Dalam hal ini penggunaan media digunakan guru dalam pembelajaran

menulis slogan dan poster dengan tujuan untuk memudahkan siswa memahami materi

yang disampaikan dan dalam mengerjakan tugas.

Aktivitas membuka pelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran,

menyampaikan materi pelajaran dan membantu siswa melakukan refleksi

pembelajaran (5,77%). Dalam hal ini guru membuka pelajaran dan menyampaikan

tujuan pembelajaran menulis slogan dan kepada siswa untuk mengulang dan

mengingatkan kembali siswa tentang tujuan menulis slogan dan . Guru juga

membantu siswa dalam melakukan refleksi dan memberikan penghargaan pada siswa

(3,85%) yang mampu melakukan refleksi dan menyimpulkan akhir dari pembelajaran

menulis slogan dan .

Aktivitas guru dalam memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi

(1,9%). Hal ini dilakukan guru dengan prosentase yang sangat minimal dengan tujuan

agar siswa lebih bisa menerapkan metode konstruktivistik dalam pembelajaran

menulis slogan dan yaitu menemukan masalah dan idenya sendiri.

Dari tabel 4.5 ditunjukkan bahwa hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus

kedua terdapat kriteria yang dominan positif adalah sebagai berikut.

(1) Memberikan motivasi pada siswa.

(2) Membantu siswa menemukan masalah dan idenya sendiri.

(3) Menggali pengetahuan siswa lewat bertanya.

39
Sedangkan aktivitas guru yang kurang baik dalam pembelaran siklus kedua ini

adalah sebagai berikut

(1) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi.

Aktivitas guru tersebut kurang dilakukan guru dengan tujuan untuk

memberikan motivasi pada siswa. Hal ini sesuai dengan penerapan metode

konstruktivistik yaitu siswa mampu menggali pengetahuan dan menemukan masalah

dan idenya sendiri.

Dengan penyempurnaan aspek di atas diharapkan diperoleh hasil yang

maksimal dalam pembelajaran menulis slogan dan dengan menerapkan metode

konstruktivistik.

4.2.3.2 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan belajar- mengajar siklus

kedua dinyatakan dalam bentuk persentase seperti yang terdapat pada tabel 4.6

berikut, secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 6.

Tabel 4.6
Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

No Kategori Aktivitas Siswa Persentase


1 Memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan 19,15%
2 Mencatat hal-hal yang penting 17,02%
3 Mengajukan pertanyaan atau bertanya 4,26%
4 Aktif dalam proses belajar-mengajar 10,64%
5 Menemukan masalah dan idenya sendiri 12,77%
6 Berdiskusi 8,51%
7 Mengerjakan tugas 10,64%
8 Menghasilkan produk karyanya 6,38%
9 Menyajikan hasil karyanya 4,26%
10 Merefleksi atau menyimpulkan hasil belajarnya 6,38%

Pada tabel 4.6 ditunjukkan bahwa aktivitas siswa yang dominan pada

pembelajaran siklus kedua adalah aktivitas siswa dalam memperhatikan materi

pelajaran yang disampaikan (19,15%), mencatat hal-hal yang penting (17,02%).

40
Dalam hal ini siswa memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal penting yang

disampaikan oleh guru untuk memperoleh pengetahuan atau informasi dari guru

tentang materi pembelajaran menulis slogan dan .

Aktivitas siswa menemukan masalah dan idenya sendiri (12,77%), aktivitas

siswa dalam mengerjakan tugas dan aktif dalam proses belajarr-mengajar (10,64%).

Ketiga aspek tersebut saling berkaitan yaitu siswa dalam mengerjakan tugas harus

dapat menemukan masalah dan idenya sendiri. Guru memberikan kesempatan

berdiskusi kepada siswa untuk menemukan masalah sehingga siswa mampu

mengungkapkan dan menemukan idenya dalam pembelajaran menulis slogan dan .

Aktivitas siswa menghasilkan produk dan merefleksi atau menyimpulkan hasil

belajarnya (6,38%). Dalam hal ini siswa dapat menghasilkan produk yang baik dan

sudah berani merefleksikan dan menyimpulkan hasil belajarnya.

Aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan atau bertanya dan menghasilkan

produk atau karyanya (6,38%). Dalam siklus kedua ini aktivitas siswa dalam

mengajukan pertanyaan menunjukkan persentase minimal karena siswa diharapkan

sudah mampu menemukan masalah dan idenya sendiri tanpa harus bertanya kepada

guru.

Dengan penyempurnaan aspek diatas diharapkan diperoleh hasil yang

maksimal dalam pembelajaran menulis slogan dan .

4.2.3.3 Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis slogan dan

dengan menggunakan metode konstruktivistik siklus kedua dapat dilihat pada tabel

4.7 berikut, secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 10.

41
Dari tabel 4.7 dapat dketahui bahwa hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus

kedua nilai rata-rata 79,32. Pada pembelajaran menulis dan siklus kedua siswa yang

tuntas 100%.

Tabel 4.7
Data Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Nomor Kriteria
No. No. Penilaian 1 2 3 4 5 JML NA Tuntas

Induk Skor Maks. 3 3 4 5 5 20 100


Nama
1 Anggita Maharani 3 3 3 4 4 17 85 Ya
2 Badrul Umam 2 3 3 3 3 14 80 Ya
3 Buyung Riwantoro 3 3 3 4 5 18 90 Ya
4 Desy Dwi Anggani 3 3 3 4 4 17 85 Ya
5 Fidyayati Andini 2 3 3 5 5 18 90 Ya
6 Haerul Paizah 2 3 3 4 4 16 80 Ya
7 Hajjan Akbar 2 3 3 3 3 14 70 Ya
8 Helminia 3 3 3 4 4 17 85 Ya
9 Murti Lingsartha 2 3 3 3 4 15 75 Ya
10 Eva Erna 3 3 3 4 3 16 80 Ya
11 Aita Kusniawati 3 3 3 4 4 17 85 Ya
12 Ibnu Athoillah 3 2 3 3 3 14 70 Ya
13 Iin Farlina 2 3 3 3 4 15 75 Ya
14 Imam Wasisa Adi 3 3 3 3 4 16 80 Ya
15 Kusmayadi 3 3 3 3 4 16 80 Ya
16 Laela Safitri 3 3 3 4 3 16 80 Ya
17 M. Aulal Ahmad 3 2 3 3 3 14 70 Ya
18 Meta Anggraini 3 3 3 4 4 17 85 Ya
19 Mustanira 3 2 2 4 3 14 70 Ya
20 Siti Nimas N. Rini 2 3 3 4 4 16 80 Ya
21 Nilawati Oktaviani 3 3 3 4 4 17 85 Ya
22 Niatandri Arsyani 2 2 3 3 4 14 70 Ya
23 Nurul Hidayah 2 2 2 4 4 14 70 Ya
24 Nurul Ilmi 3 2 3 4 4 16 80 Ya
25 A. Ratih Diantara 2 3 2 4 4 15 75 Ya
26 Rabiatul Azari 3 2 3 3 4 15 75 Ya
27 Silviani 2 3 3 4 4 16 80 Ya
28 Taufiq Holili 2 3 3 4 4 16 80 Ya
29 Widayanti 3 3 3 4 4 17 85 Ya
30 Yulianti 3 3 3 5 4 18 90 Ya
31 Yuni Safitri 2 2 3 4 3 14 70 Ya
32 Sukawati 3 3 2 3 4 15 75 Ya
33 Thisna Humairi 3 3 3 4 4 17 85 Ya

42
34 Wahyu Wijayanti 3 3 3 4 4 17 85 Ya
35 Wahyuni Susila 2 3 3 3 3 14 70 Ya
36 Yulianingsih 3 3 3 3 4 16 80 Ya
37 Syaihal Husna 3 3 3 4 4 17 85 Ya

4.2.4 Refleksi

Dalam kegiatan belajar-mengajar pada siklus kedua diperoleh infomasi dari

hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru yang kurang

terdapat pada aspek:

Memberikan kesempatan untuk berdiskusi.

Aktivitas guru tersebut kurang dilakukan guru dengan tujuan untuk

memberikan motivasi pada siswa. Hal ini sesuai dengan penerapan metode

konstruktivistik yaitu agar siswa mampu menggali pengetahuan dan menemukan

masalah dan idenya sendiri.

Nilai hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus kedua ini nilai rata-rata

79,32. Ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran menulis slogan dan siklus kedua

mencapai 100%.

Pembelajaran kegiatan belajar-mengajar di siklus kedua ini sudah

menunjukkan adanya upaya yang optimal, baik aktivitas guru ataupun aktivitas siswa.

Dari upaya perbaikan yang telah dilakukan pada siklus pertama sampai dengan siklus

kedua sudah menunjukkan peningkatan aktivitas guru dan aktivitas siswa menjadi

lebih baik.

Nilai yang diperoleh siswa yang merupakan evaluasi pembelajaran siklus

kedua mengalami peningkatan. Dengan dilaksanakannya pembelajaran siklus kedua

43
nilai siswa sudah lebih baik bila dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran

siklus pertama.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Data aktivitas guru

Dari observasi yang telah dilakukan selama dua siklus didapatkan data hasil

pengamatan aktivitas guru yang dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.8
Data Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus I – Siklus II

No Kategori Aktivitas Guru Siklus I Siklus II Rata-rata


f % f % f %
1 Membuka pelajaran 2 4,88% 3 5,77% 2 5,32
2 Menyampaikan tujuan
pembelajaran 3 7,32% 3 5,77% 3 6,54
3 Memberi motivasi pada
siswa 3 7,32% 8 15,38% 6 11,35
4 Menyampaikan materi
pelajaran 6 14,63% 3 5,77% 5 10,2
5 Membantu siswa
menemukan masalah dan
idenya sendiri 2 4,88% 8 15,38% 5 10.13
6 Menggunakan media
pembelajaran 4 9,76% 4 7,69% 4 8,72
7 Menggali pengetahuan dari
siswa lewat bertanya 4 9,76% 7 13,46% 6 11,61
8 Memberikan informasi
sebanyak-banyaknya kepada
siswa 8 19,51% 5 9,62% 7 14,56

9 Memberikan kesempatan
untuk berdiskusi 3 7,32% 1 1,9% 2 4,61
10 Memberikan tugas 3 7,32% 5 9,62% 4 8,47
11 Memberi penghargaan pada
siswa 1 2,44% 2 3,85% 2 3,14
12 Membantu siswa melakukan
refleksi pembelajaran 2 4,88% 3 5,77% 3 5,32
Jumlah 41 100% 52 100% 49 100%

Pada tabel 4.8 ditunjukkan bahwa aktivitas guru dalam membuka pelajaran

dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan rata-rata (5,32%). Hal ini

44
ditunjukkan pada siklus II guru sudah menunjukkan peningkatan yang lebih baik

dalam membuka pelajaran. Aktivitas guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran

mengalami penurunan pada siklus II dengan rata-rata (6,54%). Hal ini ditunjukkan

bahwa guru tidak ingin menyampaikan tujuan pembelajaran secara berulang-ulang.

Aktivitas guru memberikan motivasi pada siswa dari siklus I sampai dengan siklus II

mengalami peningkatan dengan rata-rata (11,35%). Hal ini ditunjukkan bahwa guru

selalu memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis slogan dan agar siswa mampu

menerapkan metode konstruktivistik yaitu menemukan masalah idenya sendiri.

Aktivitas guru dalam menyampaikan materi pelajaran dari siklus I sampai

siklus II mengalami penurunan dengan rata-rata (10,2%). Hal ini menunjukkan guru

menjelaskan materi pelajaran atau memberikan informasi kepada siswa sebanyak-

banyaknya dengan rata-rata (14,56%) hanya dilakukan pada siklus I sedangkan pada

siklus II guru ingin menggali pengetahuan siswa lewat bertanya yang pada siklus II

mengalami peningkatan dengan rata-rata (11,61%).

Aktivitas guru dalam membatu siswa menemukan masalah dan idenya sendiri

dari siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata (10,13).

Hal inilah yang merupakan tujuan dari penerapan metode konstruktivistik. Dan pada

kenyataannya metode konstruktivistik ini berhasil diterapkan dalam pembelajaran

khususnya pembelajaran menulis slogan dan . Aktivitas guru dalam menggunakan

media pembelajaran dari siklus I sampai dengan siklus II dengan rata-rata (8,72%).

Dalam siklus I media yang digunakan oleh guru hanya berupa contoh slogan dan saja

agar siswa dapat menemukan ide dari slogan dan yang ada. Aktivitas guru dalam

memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dari siklus I sampai dengan

45
siklus II mengalami penurunan dengan rata-rata (4,61%). Hal ini dilakukan oleh guru

agar siswa bisa mandiri belajar menemukan masalah dan idenya sendiri.

Ativitas guru dalam memberikan tugas dari siklus I sampai dengan siklus II

mengalami peningkatan pada siklus II dengan rata-rata (8,47%). Dalam siklus I guru

kurang membimbing siswa dalam mengerjakan tugas. Aktivitas guru dalam

memberikan penghargaan pada siswa mengalami peningkatan mulai dari siklus I

sampai dengan siklus II dengan rata-rata (3,14%). Hal ini dilakukan pada siswa agar

siswa termotivasi dalam pembelajaran menulis slogan dan poster dan sebagai bentuk

penghargaan kepada siswa pada akhir pembelajaran guru memberikan hadiah pada

siswa yang dapat mengidentifikasi ciri-ciri slogan dan poster dengan tepat. Aktivitas

guru dalam membantu siswa merefleksi hasil pembelajaran dari siklus I sampai siklus

II mengalami peningkatan dengan rata-rata (5,32%). Hal ini dilakukan guru untuk

mengukur pemahaman siswa pada akhir pembelajaran sekaligus sebagai masukan

guru untuk perbaikan pembelajaran menulis slogan dan poster berikutnya agar siswa

tidak bosan dengan pembelajaran yang sama dalam dua kali pertemuan.

Dari pengamatan observasi yang telah dilakukan selama dua siklus,

didapatkan pula data hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis

slogan dan dengan metode konstruktivistik dari siklus I sampai dengan siklus II

dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut.

Tabel 4.9
Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I- Siklus II

No Kategori Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II Rata-rata


f % f % f %
1 Memperhatikan materi 10 27,78% 9 19,15% 19 23,46
pelajaran yang disampaikan
Mencatat hal-hal yang
2 penting 6 16,68% 8 17,02% 14 16,85
Mengajukan pertanyaan

46
3 atau bertanya 3 8,33% 2 4,26% 5 6,29
Aktif dalam proses belajar-
4 mengajar 3 8,33% 5 10,64% 8 9,48
Menemukan masalah dan
5 idenya sendiri 2 5,56% 6 12,77% 8 9,16
Berdiskusi
6 Mengerjakan tugas 3 8,33% 4 8,51% 7 8,42
7 Menghasilkan produk 4 11,11% 5 10,64% 9 10,87
8 karyanya 2 5,56% 3 6,38% 5 5,97
Menyajikan hasil karyanya
9 Merefleksi atau 1 2,78% 2 4,26% 3 3,52
menyimpulkan hasil
10 belajarnya 2 5,56% 3 6,38% 5 5,97

Jumlah 36 100% 47 100% 83 100%

Pada tabel 4.9 ditunjukan bahwa aktivitas siswa dalam memperhatikan

materi pelajaran yang disampaikan dari siklus I sampai dengan siklus II mengalami

penurunan dengan rata-rata (23,46%). Aktivitas siswa mencatat hal-hal yang penting

dari siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata

(16,85%). Hal ini ditunjukkan bahwa siswa sangat antusias dalam dalam memperoleh

pengetahuan atau informasi sebanyak-sebanyaknya lewat mencatat hal-hal penting

selama pembelajaran. Aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan dari siklus I

sampai dengan siklus II mengalami penurunan dengan rata-rata (6,29%). Hal ini

ditunjukkan bahwa pada siklus I siswa masih ingin menggali pengetahuannya lewat

bertanya pada guru. Frekuensi bertanya pada siklus II mengalami penurunan karena

siswa sudah dapat menemukan masalah dan idenya sendiri.

Aktivitas siswa dari siklus I sampai dengan siklus II dalam proses belajar-

mengajar mengalami peningkatan dengan rata-rata (9,48%). Hal ini ditunjukkan

bahwa siswa sangat antusias selama mengikuti pembelajaran menulis slogan dan

dengan metode konstruktivistik. Aktivitas siswa dalam menemukan masalah dan

idenya sendiri mengalami peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus II dengan

47
rata-rata (9,16%). Hal ini ditunjukkan bahwa sudah dapat menerapkan metode

konstruktivistik dengan baik yaitu dapat menemukan masalah dan idenya sendiri

selama pembelajaran menulis slogan dan . Aktivitas siswa dalam berdiskusi dari

siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata (8,42%). Hal

ini ditunjukkan bahwa siswa dalam siklus II melakukan diskusi hanya untuk

mengidentifikasi perbedaan slogan dan bukan hal dalam mengerjakan tugas.

Aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas dari siklus I sampai dengan siklus

II mengalami peningkatan dengan rata-rata (10,87%). Hal ini menunjukkan bahwa

siswa senang dalam pembelajaran menulis slogan dan dan dapat mengerjakan tugas

dengan baik. Aktivitas siswa dalam menghasilkan dan menyajikan produk atau hasil

karyanya dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata

(5,97%) dan (3,52%). Hal ini ditunjukkan bahwa siswa mampu menghasilkan dan

menyajikan hasil karyanya dengan baik dan dengan metode konstruktivistik yang

digunakan dapat membantu siswa dalam menghasilkan karyanya yaitu berupa slogan

dan .

Aktivitas siswa dalam merefleksi hasil belajarnya dari siklus I sampai dengan

siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata (5,97%). Hal ini menunjukkan

bahwa siswa sudah dapat merefleksi dan menyimpulkan hasil belajarnya dalam

pembelajaran menulis slogan dan .

Dari analisis aktivitas guru dan siswa dapat disimpulkan bahwa aktivitas

dominan guru akan berpengaruh terhadap aktivitas dominan siswa. Aktivitas guru dan

aktivitas siswa dalam penbelajaran dengan berbagai teknik yang digunakan akan

mempengaruhi frekuensi guru dan siswa dalam beraktivitas. Aktivitas guru dan siswa

yang paling dominan terjadi di setiap siklus menunjukkan bahwa kegiatan belajar-

48
mengajar yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip dan konsep metode

konstruktivistik dalam pembelajaran.

4.3.2 Data Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis slogan dan dengan metode

konstruktivistik dari siklus I sampai dengan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.11

berikut.

Tabel 4.10
Data Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Siklu I-Siklus II

No No. Nama Siswsa L/P Siklus Ket. Siklus Ket.


. Induk I T/ II Tunt
TT as
1 Anggita Maharani P 80 T 85 T
2 Badrul Umam L 65 TT 80 T
3 Buyung Riwantoro L 80 T 90 T
4 Desy Dwi Anggani P 80 T 85 T
5 Fidyayati Andini P 80 T 90 T
6 Haerul Paizah P 70 T 80 T
7 Hajjan Akbar L 65 TT 70 T
8 Helminia P 80 T 85 T
9 Murti Lingsartha L 70 T 75 T
10 Eva Erna L 75 T 80 T
11 Aita Kusniawati L 80 T 85 T
12 Ibnu Athoillah L 65 TT 70 T
13 Iin Farlina P 70 T 75 T
14 Imam Wasisa Adi L 70 T 80 T
15 Kusmayadi L 75 T 80 T
16 Laela Safitri P 70 T 80 T
17 M. Aulal Ahmad L 65 TT 70 T
18 Meta Anggraini P 75 T 85 T
19 Mustanira P 65 TT 70 T
20 Siti Nimas N. Rini P 70 T 80 T
21 Nilawati Oktaviani L 80 T 85 T
22 Niatandri Arsyani P 65 TT 70 T
23 Nurul Hidayah P 65 TT 70 T
24 Nurul Ilmi P 70 T 80 T
25 A. Ratih Diantara P 70 T 75 T
26 Rabiatul Azari L 70 T 75 T
27 Silviani P 70 T 80 T
28 Taufiq Holili L 70 T 80 T
29 Widayanti P 75 T 85 T

49
30 Yulianti P 80 T 90 T
31 Yuni Safitri P 65 TT 70 T
32 Sukawati P 65 TT 75 T
33 Thisna Humairi L 80 T 85 T
34 Wahyu Wijayanti P 80 T 85 T
35 Wahyuni Susila P 65 TT 70 T
36 Yulianingsih P 70 T 80 T
37 Syaihal Husna P 75 T 85 T
Jumlah 2665 2935
Nilai Rata-rata 72,02 79,32
Persentase 72,97% 100%

Dari tabel 4.10 bahwa nilai siswa pada siklus I adalah 72,02.Nilai siswa pada

siklus II adalah 79,32. Siswa yang tuntas belajar pada siklus I sebanyak72,97%, dan

siklus II sebanyak 100%.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode kosnstruktivistik

dalam pembelajaran menulis slogan dan murid kelas V SDN 7- tahun pembelajaran

2010/2010 dari siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan.

Siswa memberikan respon yang sangat baik untuk media pembelajaran yang

digunakan guru sehingga dapat membantu siswa memahami materi pelajaran. Siswa

berpendapat cukup baik tentang materi yang diajarkan selama pembelajaran. Dengan

tingkat pemahaman yang dimiliki siswa membuat siswa aktif dalam mengerjakan

tugas sehingga siswa juga berpendapat bahwa siswa tidak merasa kesulitan dalam

menulis slogan dan poster dengan metode konstruktivistik.

Siswa sangat senang dengan pembelajan menulis slogan dan dengan

menggunakan metode konstruktivistik. Hal ini dapat dilihat dengan adanya

peningkatan nilai dan respon siswa yang selalu antusias dalam mengikuti

pembelajaran serupa yaitu menulis slogan dan dengan menggunakan metode

konstruktivistik.

50
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,

pada bab ini dipaparkan simpulan dari penelitian yang telah dilakukan sekaligus

memberikan beberapa saran kepada pihak-pihak yang terkait dengan mengacu pada

hasil penelitian ini. Penerapan pembelajaran menulis slogan dan dalam kegiatan

belajar-mengajar yang telah dilakukan selama dua siklus telah terbukti berpengaruh

51
positif terhadap peningkatan kemampuan murid kelas V SDN 7- tahun pembelajaran

2010/2011.

Dari pelaksanaan tindakan selama penelitian dan hasil analisis terhadap data

yang telah diperoleh, dapat disimpulkan beberpa hal sebagai berikut.

(1) Aktivitas guru dan kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan metode

konstruktivistik dalam pembelajaran menulis slogan dan menunjukkan

adanya peningkatan dan menjadi lebih baik. Guru dapat menerapkan metode

konstruktivistik dengan baik, yaitu membantu siswa menemukan masalah dan

idenya sendiri dalam pembelajaran menulis slogan dan . Hal ini dapat

ditunjukkan dengan skor yang diperoleh, yaitu siklus I (4,88%) dan siklus II

(15,38%). Selain itu, aktivitas murid kelas V SDN 7- tahun pembelajaran

2010/2011 dalam kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode

konstruktivistik dalam pembelajaran menulis slogan dan juga menunjukkan

adanya peningkatan dan menjadi lebih baik. Dlam pembelajaran ini siswa

berpartisipasi aktif menemukan masalah dan idenya sendiri serta menggali

pengetahuannya sendiri. Hal ini dapat ditunjukkan dengan skor yang

diperoleh, yaitu siklus I (5,56%) dan siklus II (10%).

(2) Penerapan metode konstruktivistik dapat meningkatkan kemampuan dan hasil

belajar siswa kelas V SDN 7- dalam pembelajaran menulis slogan dan .

Peningkatan ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siklus I (72,02) dan siklus II

(79,32).

(3) Dengan diterapkan metode konstruktivistik dalam pembelajaran menulis

slogan dan , siswa memberikan respon yang positif karena ini dapat dilihat

dari pendapat siswa yang sngat senang dan antusias dalam mengikuti

52
pembelajaran menulis slogan dan poster selama dua siklus. Siswa berminat

mengikuti pembelajaran yang serupa pada pembelajan berikutnya karena

dengan menerapkan metode konstruktivistik pada pembelajaran menulis

slogan dan dapat menjadi alternatif bagi siswa untuk meningkatkan

kemampuan dan hasil belajar siswa. Adapun respon positif dari siklus I

(67,6%) dan siklus II (70,3%).

Dengan meningkatnya aktivitas guru dan siswa, kemampuan dan hasil belajar

siswa, serta adanya respon yang positif dari murid kelas V SDN 7- tahun

pembelajaran 2010/2011 pada tiap siklusnya ditunjukkan bahwa pembelajaran

menulis slogan dan dapat dikatakan efektif dan sesuai jika diterapkan dengan

menggunakan metode konstruktivistik.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan metode konstruktivistik

dalam pembelajaran menulis slogan dan di kelas V SDN 7- dengan saran penelitian

ini sebagai berikut.

(1) Bagi guru

Guru sebaiknya menerapkan metode konstruktivistik dalam pembelajaran,

karena hal itu mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.

(2) Bagi siswa

Siswa harus mengembangkan keterampilan menullisnya, terutama dalam

pembelajaran menulis slogan dan

(3) Bagi peneliti lain

53
Peneliti lain disarankan agar memperbaiki kekurangan yang ada dalam

penelitian tindakan kelas ini sehingga penerapan metode konstruktivistik

dalam pembelajaran benar-benar optimal pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Subarti, dkk. 1997. Ketrampilan Menulis. Depdikbud.


Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa Indonesia
Sekolah Menengah Pertama. Jakarta.
Effendi, Uchjana Onong. 1992. Hubungan Masyarakat. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ibrahim, R dan Nana Syaodih S. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Kasali, Rhenald. 1993. Manajemen Periklanan. Jakarta: Pustaka Utama Graffiti
(http:// www.belajardekavetiga.blogspot.com, diakses 23 Desember 2006).
Musaba, Zulkifli. 1994. T erampil Menulis. Banjarmasin: Sarjana Indonesia.
Nur, Muhammad. 2001. Pendekatan Konstruktivistik. Surabaya: Pusat Sains dan
Matematika Sekolah UNESA.

54
Nurgiantoro, Burhan. 1987. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Sudjana, Nana. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suryanto, Alex dan Verly, Anita. 2004. Membangun Kompetensi. Jakarta: Esis.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa Dan Sastra. Surabaya: SIC.
Tarigan, Henri Guntur. 1994. Menulis. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun. 2006.Paduan Penulisan Dan Penilaian Skripsi. Surabaya: UNESA.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Yanto, Nur. 2004. Upaya Peningkatan Pembelajaran Kalimat Aktif Dan Pasif Pada
Siswa Kelas IA SLTP Negeri Driyorejo Dengan Pendekatan
Konstruktivistik. Surabaya: UNESA

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN


SIKLUS PERTAMA PERTEMUAN PERTAMA
Hari/Tanggal : Selasa, 06 Oktober 2010
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Pokok Bahasan : Hiburan
Kelas/Semester : V/ I
Waktu : 1 x 40 menit

1. Standar Konpetensi (SK)


- Setelah proses pembelajaran berlangsung, siswa mampu membaca
bacaan dengan baik dan benar.
2. Kompetensi Dasar (KD)
1. Mampu membaca dengan benar dan baik isi teks bacaan.

55
2. Siswa dapat menceritakan uang isi teks bacaan.
3. Indikator
1. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.
2. Siswa dapat menceritakan ulang isi teks bacaan.
II. MATERI PEMBELAJARAN
A. Pokok-pokok Materi
1. Memberi judul isi teks bacaan di buku Bahasa Indonesia.
 Berwisata ke Taman Safari dengan keunikan faunanya
2. Membentuk pikiran utama
 Taman Safari terletak di cisarua Bogor, Jawa Barat.
 Taman Safari terdapat 350 Binatang dari 40 jenis binatang
yang ada di 5 benua.
 Satwa sebaagian besar dibeli dari Taman Satwa di Jerman
Barat.
 Di taman Safari terdapat 20 ekor Singa dan 15 ekor
Harimau serta Beruang.
3. Pengertiaan Safari, Safari mengandung arti perjalanan jauh.
 Metode, Media dan Sumber Bahan
- Metode: ceramah, cerita, Tanya jawab
- Media: gambar dan foto
- Sumber bahan : GBPP Bahasa Indonesia 1994
B. Metode, Media, dan Sumber Bahan
- Metode Ceramah, cerita, dan Tanya jawab
- Media : gambar dan poto
- Sumber bahan : GBPP bahasa Indonesia tahun 2002 ( Daftar Pustaka)
III. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (5 menit)
 Memotivasi siswa melalui
Tanya jawab objek wisata yang ada di lingkungan sekitar,
 Menyampaikan tujuan
pembelajaran
B. Kegiatan Inti (30 Menit)
<> menentukan tema dari isi bacaan,
<> meminta siswa menyimpulkan pokok pikiran dari isi bacaan teks
tersebut,
<> memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
C. Kegiatan Akhir (5 menit).
<> mengadakan evaluasi akhir secara tertulis,
<> mengadakan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah berupa
soal kaitannya dengan isi bacaan
IV. Evaluasi
<> Prosedur Evaluasi
@ Pree tes : tidak ada
@ Penilaian Proses : diadakan
@ Post tes ; diadakan
<> Jenis Tes : tertulis
@ Soal-soal

56
Jawablah pertanyaa berikut ini sesuai dengan isi bacaan.
1. tentukan judul isi cerita sesuai isi buku !
2. sebutkan isi pokokk pikiran cerita di atas menimal lima kalimat !
3. apa arti dari safari?

Teman Sejawat -, 06 Oktober 2010


Mahasiswa,

Saefuddin, S.Pd.SD SITI ZAINAB


NIP 197209251994031005 NIM. 813645806

Mengetahui
Kepala Sekolah

H. Sabil Suardi S.PdI


NIP. 195512311978021050

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

SIKLUS PERTAMA PERTEMUAN KEDUA


Hari/Tanggal : Senin, 13 November 2010
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Pokok Bahasan : Pesawat Sederhana
Kelas/Semester : V/ I
Waktu : 1 x 40 menit

1. Standar Kompetensi (SK)

57
- Setelah proses pembelajaran berlangsung, siswa mampu memahami
pengertian dan fungsi pesawat sederhana dan mampu menerapkannya
dengan pekerjaan sehari-hari.
2. Kompetensi Dasar (KD)
1. Dapat menjelaskan pengertian pesawat sederhana.
2. Dapat menyebutkan macam-macam pesawat sederhana.
3. Mampu menyebutkan contoh-contoh alat yang termasuk pesawat
sederhana
4. Siswa mampu menjebutkan fungsi pesawat sederhana.
3. Indikator
1. Siswa mampu menguasai materi pelajaran dengan benar
2. Siswa mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar.
II. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pokok-pokok Materi
<> Pengertian pesawat sederhana
<> Macam-macam pesawat sederhana.
<> Contoh-contoh alat yang termasuk pesawat sederhana
<> Menjebutkan fungsi pesawat sederhana.

 Metode
Eksprimen, diskusi, cerita, dan Tanya jawab.
- Media:
Kit Guru dan Kit Murid
- Sumber bahan : GBPP IPA 1994
- Buku Pedoman Kit IPA Kelas IV
- Buku Paket Jendela Sains 3b (Sri Harmi)
III. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (5 menit)
 Memotivasi siswa melalui
penyampaian tujuan pembelajaran,
 Menunjuk posisi kelompok
siswa kemudian membagikan alat percobaan.
B. Kegiatan Inti (30 Menit)
<> Guru memperkenalkan nama-nama alat yang akan digunakan untuk
mekukan percobaan.
<>. Dengan bimbingan guru siswa mealakukan percobaan sambil mengisi
lembar pengamatan.
<> Beberapa kelompok disuruh membackan hasil pengamatannya
<> memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sesama
kelompok
<> Guru menyimpulkan materi pembelajaran.
C. Kegiatan Akhir (5 menit).
<> mengadakan evaluasi akhir secara tertulis,
<> mengadakan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah berupa
soal kaitannya materi pembelajaran.
IV. Evaluasi
<> Prosedur Evaluasi
@ Pree tes : tidak ada

58
@ Penilaian Proses : diadakan
@ Post tes ; diadakan
<> Jenis Tes : tertulis
@ Soal-soal
Jawablah pertanyaa berikut ini sesuai dengan isi bacaan.
1. Alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan disebut… !
2. Sebutkan empat macam pesawat sederhana!
3. Tuliskan masing-masing 1 contoh alat dari keempat macam pesawat
sederhana tersebut!
4. Sebutkan dua fungsi pesawat sederhana?
@ Kunci Jawaban
1. Peswat sederhana
2. tuas/Pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda berporos.
3. contoh tuas/pengungkit : gunting, linggis, obeng, dan lain-lain.
4. - untuk menggeser benda yang berat
- untuk mengangkat benda yang berat.

Teman Sejawat -, 06 Oktober 2010


Mahasiswa,

Saefuddin, S.Pd.SD SITI ZAINAB


NIP 197209251994031005 NIM. 813645806

Mengetahui
Kepala Sekolah

H. Sabil Suardi S.PdI


Nip NIP. 195512311978021050

FORMAT OBSERVASI
Hari/Tanggal : Selasa, 6 Oktober 2010 Kelas :V
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Siklus : II

NO
PENGAMATAN
1. Ketepatan Pelaksanaan Sekenario Pembelajaran

59
Pelaksanaan proses pembelajaran sudah dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat.
2. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran
- Semua siswa aktif mengikuti penjelasan guru, sehingga siswa
memperhatikan penjelasan guru
- Siswa sudah memiliki keberaniann untuk bertanya
- Suasana kelas tenag, terkendali, dan aman.
3 Prilaku Mengajar Yang Positif dan Negatif
- Guru mengajar dengan baik dan bersemangat sehingga siswa
aktif memperhatikan penjelasan guru
- Guru aktif membimbing siswa yang kurang
4 Komentar Siswa
- Kami merasa puas dan senang cara mengajar guru dan dengan
hasil yang kami peroleh.
5 Unjuk Kerja Siswa
- Setelah diadakan evaluasi pada akhir PBM: hasil reratanya di
atas 75 % yang dicapai dari 19 orang murid.

Teman Sejawat -, 06 Oktober 2010


Mahasiswa,

Saefuddin, S.Pd.SD SITI ZAINAB


NIP 197209251994031005 NIM. 813645806

Mengetahui
Kepala Sekolah

H. Sabil Suardi S.PdI


Nip NIP. 195512311978021050

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SITI ZAINAB


NIM : 813645806
UPBJJ –UT : Mataram

60
Menyatakan bahwa:
Nama : Saefuddin, S.Pd.SD
NIP : NIP 197209251994031005
Tempat Tugas : SDN 7-
Guru Keas : VI
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelakasanaan perbaikan
pembelajaran, yang merupakan tugas Mata Kuliah IDIK 4501 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP)
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Teman Sejawat -, 06 Oktober 2010
Mahasiswa,

Saefuddin, S.Pd.SD SITI ZAINAB


NIP 197209251994031005 NIM. 813645806

Mengetahui
Kepala Sekolah

H. Sabil Suardi S.PdI


Nip NIP. 195512311978021050

61
62

Anda mungkin juga menyukai