PENDAHULUAN
bahasan yang sangat luas dan dibangun melalui proses penalaran yang dinamis,
penjelasan.
INGGRIS dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang
itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam
1
kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan
dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka
dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. (Nur,
1996: 2).
suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran komputer selama tiga kali, yang
pertama siswa bekerja secara individu, dan dua kali secara kelompok. Dalam
kelas pertama hanya 36% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik, dan dalam
kelas yang bekerja secara kooperatif ada 58% dan 65% siswa yang mendapat nilai
2
BAHASA INGGRIS Pada Siswa Kelas ………………………………………
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa
C. Tujuan Penelitian
3
2. Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran
D. Pentingnya Penelitian
4. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk
saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
4
1. Metode pembelajaran kooperatif model TGT adalah:
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan
kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
F. Batasan Masalah
meliputi:
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran
2001/2002.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian
unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai
Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah
pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang
hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si
pebelajar.
prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian
hasil belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi
6
lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil
menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu,
kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai
penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, “Hasil yang dicapai oleh
tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”, sedangkan Marimba
7
b. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu
Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak,
a. Faktor Internal
melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain
menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini
8
Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar.
b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut
mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua,
Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagi
cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dlam hal ini dapat
pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire. Cara atau tipe
9
Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan masuk
terlalu dalam.
orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun
anak.
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata
10
menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap
pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi
mempengaruhi.
1) Minat
11
Berikutnya mengemas materi yang dipilih dengan metode yang
2) Kecerdasan
3) Bakat
dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Selain kecerdasan bakat
belajar (Sumadi, 1989: 12). Belajar pada bidang yang sesuai dengan
4) Motivasi
12
dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi (Suharsimi,
1993: 88). Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan
luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi
13
B. Pengajaran Kooperatif
pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa
bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang
14
interaksi yang silih asuh (saling tenggang rasa). Pembelajaran kooperatif
yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah,
silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam
masyarakat nyata”.
interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk
menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja
15
tujuan, (b) saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, (c) saling
hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam
penting karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari
sesamanya.
c. Akuntabilitas individual
16
kemajuan kelompok. Penilaian kelompok secara individual inilah yang
tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan
mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat
17
meliputi keterampilan memimpin, berkomunikasi, mempercayai orang
dalam tiap kelompok belajar tidak boleh terlalu besar, biasanya 2 hingga 6
belajar. Ketiga faktor tersebut adalah: (1) taraf kemampuan siswa, (2)
18
siswa mengerjakan soal-soal Bahasa Inggris berbentuk prosedur
berorientasi pada tugas, dari jenis tugas yang sederhana hingga yang
kompleks.
sebagai berikut.
teman (bintang kelas) hingga yang paling tidak disukai atau tidak
19
memiliki teman (terisolasi). Berdasarkan metode sosiometri
agar tiap kelompok dapat saling bertatap muka tetapi cukup terpisah
20
4. Merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif.
belajar siswa. Bahan ajar hendaknya dibagikan kepada semua siswa agar
baru, guru perlu memberi tahu para siswa bahwa mereka harus bekerja
21
memiliki kekuatan keseimbangan sebagai dasar untuk meningkatkan
belajar.
yang lainnya lagi sebagai penulis, yang lainya lagi sebagai pemberi
semangat, dan ada pula yang menjadi pengawas terjalinya kerja sama.
oleh para guru dalam menjelaskan tugas akademik kepada para siswa.
tersebut. Kejelasan tugas sangat penting bagi para siswa karena dapat
22
pembelajaran kooperatif siswa yang tidak dapat memahami tugasnya
23
memperoleh skor hasil belajar yang optimal karena keberhasilan
adanya anggota yang tidak melakukan apa pun demi kelompok. Untuk
diberikan jika seluruh siswa di dalam kelas meraih standar mutu yang
24
terciptanya suasana kehidupan kelas yang sehat, yang memungkinkan
11. Menjelaskan perilaku siswa yang diharapkan. Perkataan kerja sama atau
jawaban.
25
c. Memeriksa untuk meyakinkan bahwa semua anggota kelompok
jawabannya.
menyelesaikan tugas.
12. Memantau perilaku siswa. Setelah semua kelompok mulai bekerja, guru
13. Memberikan bantuan kepada siswa dalam menyelesaian tugas. Pada saat
26
kadang-kadang menemukan siswa yang tidak memiliki keterampilan
untuk menjalin kerja sama yang cukup dan adanya kelompok yang
itu, guru perlu memberikan nasihat agar siswa dapat bekerja efektif.
15. Menutup pelajaran. Pada saat pelajaran berakhir, guru perlu meringkas
16. Menilai kualitas pekerjaan atau hasil belajar siswa. Guru menilai kualitas
mereka.
17. Menilai kualitas kerja sama antar anggota kelompok. Meskipun waktu
siswa untuk membahas kualitas kerja sama antar anggota kelompok pada
hari itu. Pembicaraan dengan para siswa dilakukan untuk mengetahui apa
yang telah dilakukan dengan baik dan apa yang masih perlu ditingkatkan
27
C. Model Team Games Tournament (TGT)
berikut:
peresentasi adalah untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu
siswa.
masalah dalam kelompok atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran
tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi lembar jawaban tetapi
mingguan dan teman sekelompoknya tidak boleh menolong satu sama lain.
28
Pertandingan individual ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaaan
siswa terhadap suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal yang dapat
siswa untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai
Mereka harus mendorong teman meraka untuk melakukan yang terbaik dan
menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting,
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d)
penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian
tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru
kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan
30
seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan
didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
1. Tempat Penelitian
……………………………...
2. Waktu Penelitian
3. Subyek Penelitian
transportasi.
C. Rancangan Penelitian
Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
31
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
3).
yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
32
Putar
an 1
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Putar
an 3
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Tindakan/
Observasi
Gambar 3.1 Alur PTK
tournament.
33
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
D. Instrumen Penelitian
1. Silabus
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
34
Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses
4. Tes formatif
transportasi. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang
46 soal yang telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal
tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini
digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan
berikut:
a. Validitas Tes
ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini
(Suharsimi Arikunto,
2001: 72)
35
Dengan: rxy : Koefisien korelasi product moment
b. Reliabilitas
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari
c. Taraf Kesukaran
kesukaran adalah:
36
B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar
d. Daya Pembeda
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
37
Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
observasi pengolahan belajar aktif, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes
formatif.
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
pembelajaran.
38
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
Σ N = Jumlah siswa
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar
bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar
bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
39
40
BAB IV
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang
betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan
prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru.
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan
41
dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes
1. Validitas
perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
2. Reliabilitas
ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 28)
dengan r (95%) = 0,374. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah
- 20 soal mudah
42
- 15 soal sedang
- 11 soal sukar
4. Daya Pembeda
berkemampuan rendah.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
43
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 60 √ 15 60 √
2 50 √ 16 70 √
3 80 √ 17 70 √
4 70 √ 18 80 √
5 60 √ 19 70 √
6 80 √ 20 50 √
7 50 √ 21 70 √
8 70 √ 22 70 √
9 80 √ 23 60 √
10 50 √ 24 80 √
11 60 √ 25 70 √
12 60 √ 26 60 √
13 80 √ 27 70 √
14 70 √ 28 80 √
Jumlah 920 7 7 Jumlah 960 10 4
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 1880
Rata-Rata Skor Tercapai 67,14
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
44
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
belajar siswa adalah 67,14 dan ketuntasan belajar mencapai 60,71% atau
sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih baru dan asing
c. Refleksi
tujuan pembelajaran
45
d. Refisi
siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat
dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
46
dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalah atau
kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan
mengajar.
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut.
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 80 √ 15 70 √
2 70 √ 16 60 √
3 90 √ 17 80 √
4 50 √ 18 70 √
5 70 √ 19 70 √
6 70 √ 20 70 √
7 70 √ 21 60 √
8 60 √ 22 90 √
9 70 √ 23 80 √
10 80 √ 24 60 √
11 80 √ 25 80 √
12 70 √ 26 60 √
13 70 √ 27 90 √
14 70 √ 28 70 √
Jumlah 1000 11 3 Jumlah 1010 10 4
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 2010
Rata-Rata Skor Tercapai 71,79
47
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
adalah 71,79 dan ketuntasan belajar mencapai 75,00% atau ada 21 siswa
dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
belajar siswa ini karena siswa mambantu siswa yang kurang mampu
c. Refleksi
1) Memotivasi siswa
48
2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
3) Pengelolaan waktu
d. Revisi Rancangan
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
kesimpulan/menemukan konsep.
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
49
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan
mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah
sebagai berikut:
50
Table 4.6. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 60 √ 15 80 √
2 80 √ 16 90 √
3 80 √ 17 80 √
4 70 √ 18 70 √
5 70 √ 19 80 √
6 90 √ 20 60 √
7 80 √ 21 80 √
8 60 √ 22 90 √
9 80 √ 23 80 √
10 90 √ 24 70 √
11 70 √ 25 80 √
12 80 √ 26 70 √
13 90 √ 27 70 √
14 70 √ 28 90 √
Jumlah 1070 12 2 Jumlah 1090 13 1
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 2160
Rata-Rata Skor Tercapai 77,14
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Klasikal : Tuntas
51
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif
sebesar 77,14 dan dari 28 siswa yang telah tuntas sebanyak 25 siswa dan
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi
pelajaran yang telah diterapkan selama ini serta ada tanggung jawab
kurang mampu.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
52
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
d. Revisi Pelaksanaan
model TGT dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan
C. Pembahasan
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan
penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini
53
(ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing
60,71%, 75,00%, dan 89,29%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara
siswa dan penguasaan materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu
guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan
baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas
54
materi yang tidak dimengerti siswa, memberi umpan balik/evaluasi/tanya
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (60,71%), siklus II
INGGRIS , hal ini ditunjukan dengan antusias siswa yang menyatakan bahwa
kerjasama antara siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung jawab dalam
kelompok dimana siswa yang lebih mampu mengajari temannya yang kurang
mampu.
56
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar BAHASA INGGRIS lebih efektif dan lebih memberikan hasil
persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, walau
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
57
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon,
Inc. Boston.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikuum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
58
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Universitas Negeri Surabaya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan
Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.
59