PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya pembelajaran model
Role Playing?
2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran model Role Playing terhadap motivasi belajar
siswa?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran model
Role Playing.
2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran model Role
Playing.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul ”Upaya
Meningkatkan Prestasi Dan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Pada Materi Simple Past Tense
Dengan Menerapkan Metode Role Playing Pada Siswa Kelas VIIIB Madrasah Tsanawiyah Ulul
Albab Plesungan Kapas Bojonegoro Tahun Pelajaran 2022 – 2023” yang dilakukan oleh peneliti,
dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
"Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas VIIIB MTs Ulul Albab Plesungan Kapas
Bojonegoro menggunakan metode Role Playing dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka
dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas VIIIB MTs Ulul Albab Plesungan Kapas
Bojonegoro akan lebih baik dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh
guru sebelumnya".
E. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi Bahasa
Inggris.
2. Meningkatkan motivasi pada matapelajaran Bahasa Inggris.
3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan matapelajaran Bahasa Inggris.
F. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan Siswa Kelas VIIIB MTs Ulul Albab Plesungan Kapas
Bojonegoro tahun pelajaran 2022/ 2023
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan April semester genap tahun pelajaran 2022/ 2023
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Simple Past Tense.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bahasa Inggris merupakan bahasa asing di Indonesia, karena itu dalam pembelajaran
diperlukan kecerdikan guru dalam memilih strategi, model dan media pembelajaran.
Belakangan ini sedikit guru yang memperhatikan media pembelajaran berupa permainan
(games), padahal permainan dapat dijadikan model pembelajaran yang sangat menarik. Maka dari
itu penulis mengangkat kasus ini sebagai bahan penelitian apakah metode ini benar-benar bisa
membuat peserta didik bisa berbicara bahasa Inggris dengan baik dan benar.
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Clasroom Action Research (CAR) adalah
penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian
ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan
untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian
Tindakan Kelas adalah bentul penelitian yang terjadi di dalam kelas berupa tindakan
tertentu yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan
hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengubah perilaku mengajar guru,
perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran, dan
atau mengubah kerangka kerja, melaksanakan pembelajaran kelas yang diajar oleh guru
tersebut sehingga terjadi peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses
pembelajaran. Tujuan PTK yang lain yaitu memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran juga membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah
pembelajaran di sekolah.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan
untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif,
sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan penelitian
tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan
kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti, penanggung jawab
penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah
meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai
dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai
guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau
diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang
diperlukan.
Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai 85%
atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.
A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk
memperoleh data yang di inginkan. Penelitian ini bertempat di Madrasah Tsanawiyah Ulul
Albab kelas VIIIB semester genap tahun pelajaran 2022/ 2023.
2. Waktu Penelitia
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini
dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester genap 2022/ 2023.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VIIIB pada pokok bahasan Sholat Simple Past
Tense.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek
PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan
tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta
memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan praktek
pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan
budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini
menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu
berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning
(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada
siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi
permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar
berikut.
Putaran 1
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Putaran 2
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Putaran 3
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Tindakan/
Observasi
Penjelasan alur di atas adalah:
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas,
serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam
mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran, kegiatan belajar
mengajar, dan Penilaian.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil
eksperimen.
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengolahan pembelajaran model Role Playing, untuk mengamati
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru
selama proses pembelajaran.
5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan
setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif) dan uraian.
Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 20.
X=
∑X
∑N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 2013, yaitu seorang siswa telah
tuntas belajar bila telah mencapai KKM dengan nilai 70 untuk matapelajaran Bahasa Inggris
kelas VIIIB di MTs Ulul Albab Plesungan, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas
tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 70%. Untuk
menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
P=
∑ Siswa. yang . tuntas . belajar x 100 %
∑ Siswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa
pengamatan pengelolaan pembelajaran model Role Playing dan pengamatan aktivitas siswa dan guru
pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili
apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, taraf kesukaran, dan daya
pembeda.
Data lembar observasi diambil dari pengamatan yaitu data pengamatan penglolaan
pembelajaran model Role Playing yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
pembelajaran model Role Playing dalam meningkatkan prestasi.
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan
pembelajaran model Role Playing.
A. Analisis Item Butir Soal
Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrumen penelitian berupa tes dan
mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada
siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi:
1. Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga dapat
digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari perhitungan 20 soal diperoleh 6 soal
tidak valid dan 14 soal valid. Hasil dari validits soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
Soal Valid Soal Tidak Valid
1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 19 3, 4, 8, 16, 18, 20
2. Taraf Kesukaran (P)
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Hasil analisis
menunjukkan dari 20 soal yang diuji terdapat:
- 10 soal mudah
- 7 soal sedang
- 3 soal sukar
3. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal dalam
membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek sebanyak 2 soal,
berkriteria cukup 8 soal, berkreteria baik 8 soal, dan yang berkriteria tidak baik 2 soal. Dengan
demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat-syarat validitas, taraf kesukaran,
dan daya pembeda.
B. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 4
April 2023 di kelas VIIIB dengan jumlah siswa 23 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan
dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No. Keterangan No. Keterangan
Nilai Nilai
Urut T TT Urut T TT
1 60 √ 11 70 √
2 60 √ 12 60 √
3 60 √ 13 80 √
4 80 √ 14 55 √
5 65 √ 15 75 √
6 70 √ 16 85 √
7 80 √ 17 65 √
8 65 √ 18 60 √
9 75 √ 19 70 √
10 80 √
Jumlah 695 5 5 Jumlah 620 5 4
Jumlah Skor 1315
Jumlah Skor Maksimal Ideal 1900
Rata-Rata Skor Tercapai 69,21
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 14
Jumlah siswa yang belum tuntas :9
Klasikal : Belum tuntas
C. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model Role Playing
memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan
belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 52,63%, 73,68%, dan 84,21%.
Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran model
Role Playing dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap
prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada
setiap siklus yang terus mengalami peningkatan yaitu masing-masing 69,21- 73,68 – 80,26 .
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
matapelajaran Bahasa Inggris pada pokok bahasan Simple Past Tense yang paling dominan
adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan
guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas
siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-
langkah pembelajaran model Role Playing dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang
muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan
LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan
balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan
seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan model Role Playing memiliki dampak positif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap
siklus, yaitu siklus I (52,63%), siklus II (73,68%), siklus III (84,21%).
2. Penerapan metode pembelajaran model STAD dan Role Playing mempunyai pengaruh positif,
yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara
dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat
dengan metode pembelajaran model Role Playing sehingga mereka menjadi termotivasi untuk
belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar
bahasa Indonesia lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka
disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan model Role Playing memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga
guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan
model Role Playing dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa
dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa
nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga
siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di MTs
Ulul Albab Plesungan Kapas Bojonegoro pada kelas VIIIB semester genap tahun pelajaran
2022/2023.
DAFTAR PUSTAKA
Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi bahasa Indonesia dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya
Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri
Surabaya.
Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.