Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TUTORIAL 3

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

NAMA : REZA GUNANDI FADILLAH


NIM : 857484545
KELAS :B

S1 PGSD MS UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA
2022
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A


MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
PADA PEMBELAJARAN KELAS V DI MIS BOJONGSARI

A. Latar Belakang Masalah


Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa
sebagai anak didik. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2010:13) belajar adalah suatu proses
untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah
laku. Dalam hal ini, hubungan guru dengan siswa/anak didik di dalam proses belajar
mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Guru mempunyai tugas untuk
mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai
tujuan, yaitu hasil belajar yang baik. Hasil dan bukti bahwa seseorang telah belajar ialah
terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, dan dari tidak bisa menjadi bisa (Hamalik, 2011:30). Pada UU RI No.20 Tahun
2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan sebagai usaha sadar untuk
menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan oleh dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Adapun fungsi dan tujuan dari
pendidikan sebagaimana terdapat dalam UU RI No.20 Tahun 2003 Bab 3 Pasal 1 Ayat 1
dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Berlandaskan pada dasar hukum di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa untuk melaksanakan proses pendidikan serta
mewujudkan tujuan pendidikan nasional dibutuhkan peran penting dari seorang pendidik.
Sesuai data hasil observasi yang telah dilakukan di MIS Bojongsari Maleber
Ciamis, hasil belajar Bahasa Inggris kelas V yang terdiri dari 20 siswa menunjukan hasil
kurang maksimal. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah pembelajaran
yang belum terpusat kepada peserta didik. Dalam pembelajaran guru belum sepenuhnya
memakai model pembelajaran yang variatif dan menarik. Karena pembelajaran yang
variatif dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik serta mengajak peserta
didik turut aktif pada saat kegiatan pembelajaran. Peserta didik cenderung asyik dengan
kegiatan lain di luar kegiatan pembelajaran seperti menggambar dan mengobrol dengan
teman sebangku. Mereka mengabaikan keberadaan guru di depan kelas yang sedang
mengajar. Selain itu, pembelajaran yang tidak inovatif menyebabkan tidak terjalin
komunikasi pembelajaran multi arah yaitu guru dengan siswa serta siswa dengan siswa.
Melihat permasalahan diatas, maka diperlukan cara untuk mengatasinya. Penerapan
model pembelajaran kooperatif dianggap mampu meningkatkan minat belajar, melibatkan
siswa secara aktif saat pembelajaran dan tidak membuat siswa merasa jenuh sehingga
materi yang tersampaikan dapat dipahami dengan baik oleh siswa kelas V MIS
Bojongsari Maleber Ciamis. Model pembelajaran ini ialah model pembelajaran
kooperatif tipe make a match. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka
diadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “IMPLEMENTASI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KELAS V
DI MIS BOJONGSARI”.

B. Rumusan Masalah
1) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match bisa meningkatkan hasil
belajar pada mata pelajaran Bahasa inggris materi things around us kelas V MI
Bojongsari Maleber Tahun Ajaran 2021/2022?
2) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match bisa meningkatkan
keaktifan belajar pada mata pelajaran Bahasa inggris materi things around us kelas V
MI Bojongsari Maleber Tahun Ajaran 2021/2022?
3) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match bisa meningkatkan
jumlah siswa yang mengerjakan tugas rumah pada pembelajaran mata pelajaran
Bahasa inggris materi things around us kelas V MI Bojongsari Maleber Tahun
Ajaran 2021/2022?
C. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match pada mata pelajaran Bahasa inggris materi things
around us kelas V MI Bojongsari Maleber Tahun Ajaran 2021/2022.
2) Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match pada mata pelajaran Bahasa inggris materi things around us kelas
V MI Bojongsari Maleber Tahun Ajaran 2021/2022.
3) Untuk mengetahui peningkatan jumlah siswa yang mengerjakan tugas rumah pada
pembelajaran mata pelajaran Bahasa inggris materi things around us kelas V MI
Bojongsari Maleber Tahun Ajaran 2021/2022.

D. Manfaat Hasil Penelitian


Secara garis besar, hasil penelitian tentang implementasi model pembelajaran kooperatif
tipe make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Bojongsari tahun
ajaran 2021/2022 diharapkan dapat bermanfaat:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang
meningkatkan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match. Dan juga sebagai bahan referensi untuk mengkaji permasalahan yang sama
dengan lingkup yang lebih luas.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi siswa :
Menciptakan suasana baru yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran
tanpa menghilangkan tujuan belajar dan diharapkan mampu untuk meningkatkan
hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran bahasa inggris melalui model
kooperatif tipe make a match.
2) Bagi guru :
Meningkatkan profesionalitas guru dan memberikan pengalaman, menambah
wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam merancang model yang tepat
dan menarik serta mempermudah proses pembelajaran dan dapat
mengoptimalkan penggunaan model dalam pembelajaran Bahasa Inggris
khususnya.
3) Bagi sekolah :
Memberikan masukan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya
iklim pendidikan di sekolah, khususnya pembelajaran Bahasa Inggris dan
umumnya seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah.
E. Kajian Pustaka
1. Pengertian Belajar
Belajar mempunyai pengertian yang kompleks, sehingga banyak ahli
mengemukakan pengertian belajar dengan ungkapan dan pendapat yang berbeda-
beda. Berikut ini pendapat tentang pengertian belajar: Slameto (2003:2) memberikan
pengertian, “belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interakasi dengan lingkungannya”. (Hamalik,
2001) menyimpulkan belajar juga tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi
juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial,
bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita. Menurut Rifa’I RC dan Tri Anni
(2009: 82) menyatakan bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan
perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam
perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan
persepsi seseorang. Berdasarkan pengertian belajar dari para ahli di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan menusia karena adanya
interaksi manusia dengan lingkungannya disertai dengan perubahan perilaku.
Seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya
latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.

2. Model Make a Match


Model Make a Match (mencari pasangan) menurut Rusman (2010:223)
adalah siswa mencari pasangan kartu sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik dalam suasana yang menyenangkan sehingga metode ini menuntut aktivitas
siswa dalam pembelajaran yaitu siswa berbuat, berbicara, mendengar, membaca,
menulis, bertanya kepada kawan kemudian memecahkan masalahnya dan
merangkum konsep yang dipilih.
Selanjutnya, Rusman (2010:223) menuliskan langkah-langkah model
pembelajaran Make a Match adalah:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok
(satu sisi kartu berupa soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban)
2. Setiap siswa mendapatkan satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari
kartu yang dipegang.
3. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya
(kartu soal/jawaban)
4. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin/nilai.
5. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
6. Kesimpulan.

F. Metode dan Prosedur Penelitian


Subjek penelitian : Siswa kelas V
Tempat : MIS Bojongsari Maleber Ciamis
Waktu : Bulan Agustus
Metode : Model Kooperatif Tipe Make a Match

Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan : Perencanaan, Tindakan, Observasi dan
Refleksi. Secara skematis, tahapan dilihat dalam alur diagram berikut:

1. Rencana Pelaksanaan Siklus I


A. Tahap refleksi awal
Identifikasi permasalahan pembelajaran :
Hasil belajar siswa kelas V MIS Bojongsari pada mata pelajaran bahasa
inggris masih rendah. Tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
masih rendah. Siswa menganggap sepele mata pelajaran bahasa inggris.
B. Tahap Perencanaan Tindakan
Setelah diperoleh gambaran tentang keadaan siswa, selanjutnya membahas
rencana tindakan yang akan dilaksanakan. Adapun persiapan yang akan
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Menentukan materi yang akan diberikan.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat
serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
3) Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam pembelajaran.
4) Menyiapkan lembar observasi.
5) Menyiapkan angket untuk siswa.
6) Menentukan alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengamati
jalannya proses pembelajaran.
7) Mempersiapkan kondisi kelas agar dapat melaksanakan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match.
C. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah menerapkan atau melaksanakan skenario
pembelajaran yang direncanakan. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini
adalah melaksanakan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran berbasis
pemecahan masalah. Setelah pembelajaran selesai, dilakukan tes hasil belajar.
Maka peneliti melakukan rangkaian tindakan pembelajaran sebagai berikut :
1) Persiapan guru dan siswa (Kegiatan Awal)
Guru dan siswa mempersiapkan alat/media yang diperlukan dalam
pembelajaran serta adanya tujuan pembelajaran. Sebelum memulai materi
pokok guru melakukan apersepsi, untuk mengingat kembali tentang materi
yang diperlukan sebagai dasar untuk mempelajari materi pokok tersebut.
Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, pengelompokan
dengan tingkat prestasi maupun jenis kelamin.
2) Pembahasan materi (Kegiatan inti)
Teknik make a match bisa diterapkan sebagai sesi review terhadap materi
yang telah di review oleh guru. Melakukan apersepsi tentang pelajaran,
melalui latihan soal yang disajikan dalam bentuk kartu. Jadi sebelum
melakukan permainan menemukan pasangan (make a match) ada kegiatan
pembahasan materi atau apersepsi untuk mengingat kembali materi yang
telah dipelajari. Setelah siswa mendapat pengarahan guru memberikan
instruksi kepada siswa untuk melakukan permainan menemukan pasangan
(make a math) prosedur permainan menemukan pasangan antara lain:
a) Siswa memperoleh kartu soal dan jawaban
b) Siswa memikirkan jawaban dari soal pada kartu masing-masing dalam
waktu 3 menit.
c) Apabila sebelum 3 menit sudah selesai, siswa tidak diperkenankan
mencari kartu pasangannya.
d) Waktu yang diberikan untuk mencari pasangan kartu siswa adalah 2
menit.
e) Setelah menemukan pasangannya, siswa mengatakan “berhasil”
selanjutnya peneliti mengamati kebenaran jawaban siswa.
f) Setelah menemukan pasangannya, siswa duduk berdampingan dengan
pasangannya selanjutnya mendiskusikan jawaban dari soal kartunya.
g) Siswa yang menemukan pasangan sebelum batas waktu akan diberi
poin.
h) Siswa tidak boleh mengganggu teman lain yang masih mencari
pasangannya.
i) Presentasi dan pembahasan hasil permainan.
j) Setelah permainan menemukan pasangan, dilakukan presentasi hasil
permainan dari beberapa pasangan.
k) Pembahasan hasil permainan
3) Penutup (Kegiatan Akhir)
a) Siswa merefleksi hasil belajar
b) Review dan evaluasi
D. Tahap Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
secara sistematis dan sengaja di adakan dengan menggunakan alat indra
terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung (Sugihartono, 2007:159).
Observasi dilakukan disaat proses pembelajaran berlangsung untuk
memperoleh data yang diperlukan dan mengetahui hasil implementasi model
pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pelajaran bahasa inggris
kelas V MIS Bojongsari. Pengamat mengisi lembar observasi berdasarkan hal
yang diamati seperti suasana pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas,
penataan ruangan serta hambatan-hambatan yang dihadapi selama proses
pembelajaran.

E. Tahap Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk mengkaji atau
memikirkan apa dan mengapa dampak dari suatu tindakan kelas. Refleksi juga
dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih ditemui.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu siklus, yakni
apabila:
1. Aktifitas guru dan siswa baik.
2. Penilaian subjek penelitian terhadap pembelajaran baik
3. Hasil belajar subjek penelitian minimal 75.
4. Ketuntasan klasikal adalah = 75% atau lebih.
5. Rata-rata nilai kelas (KKM Klasikal) minimal 70.

2. Rencana Pelaksanaan Siklus II


A. Tahap Refleksi Awal
Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) membuat
pedoman pengamatan (observasi), interview (wawancara), dan angket,
dilaksanakan pada tahap ini.
B. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah menerapkan atau melaksanakan scenario
pembelajaran yang direncanakan. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini
adalah melaksanakan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran berbasis
masalah. Setelah pembelajaran selesai, dilakukan tes hasil belajar. Maka
peneliti melakukan rangkaian tindakan pembelajaran sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
a) Apersepsi dan motivasi
b) Guru menunjukan contoh soal/permasalahan di papan tulis
2) Kegiatan Inti
Teknik make a match bisa diterapkan sebagai sesi review terhadap materi
yang telah di review oleh guru, melakukan apersepsi tentang pelajaran,
melalui latihan soal yang disajikan dalam bentuk kartu. Jadi sebelum
melakukan permainan menemukan pasangan (make a match) ada kegiatan
pembahasan materi yang telah di pelajari. Setelah siswa mendapat
pengarahan guru memberikan instruksi kepada siswa untuk melakukan
permainan menemukan pasangan (make a match) prosedur permainan
menemukan pasangan antara lain.
a) Siswa memperoleh kartu dan jawaban;
b) Siswa memikirkan jawaban dari soal pada kartu masing-masing dalam
waktu 3 menit.
c) Apabila sebelum 3 menit sudah selesai, siswa tidak diperkenankan
mencari pasangan kartu pasangannya.
d) Waktu yang diberikan untuk mencari pasangan kartu siswa adalah 2
menit.
e) Setelah menemukan pasangannya, siswa mengatakan “berhasil”
selanjutnya guru mengamati kebenaran jawaban siswa.
f) Setelah menemukan pasangannya, siswa duduk berdampingan dengan
pasangannya selanjutnya mendiskusikan jawaban dari kartunya.
g) Siswa yang menemukan pasangan sebelum batas waktu akan diberi
poin.
h) Siswa tidak boleh mengganggu teman lain yang masih mencari
pasangannya.
i) Presentasi dan pembahasan hasil permainan.
j) Setelah permainan menemukan pasangan, dilakukan presentasi hasil
permainan dari beberapa pasangan.
k) pembahasan hasil permainan dilakukan secara bersama-sama siswa
dengan guru.
3) Penutup (Kegiatan Akhir)
a) Siswa merefleksikan hasil belajar
b) Review dan evaluasi
C. Obesrvasi
Kegiatan observasi bertujuan untuk mendokumentasikan segala sesuatu
berkaitan dengan pemberian tindakan. Data yang ingin diperoleh adalah
kegiatan/aktivitas siswa oleh observer 1 dan aktifitas guru oleh observer 2
selama proses belajar mengajar berlangsung.
D. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk mengkaji atau
memikirkan apa dan mengapa dampak dari suatu tindakan kelas. Refleksi
juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih
ditemui. Kriteria yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu
siklus, yakni apabila:
1. Aktivitas guru dan siswa baik
2. Penilaian subjek penelitian terhadap pembelajaran baik
3. Hasil belajar subjek penelitian minimal 75
4. Ketuntasan klasikal adalah = 75% atau lebih
5. Rata-rata nilai kelas (KKM Klasikal minimal 70
Hasil analisis siswa dapat mengalami peningkatan hasil belajar melalui
metode make a match untuk meningkatkan hasil belajar materi thing
around us di MIS Bojongsari Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis.
E. Teknik pengumpulan Data
Untuk mencapai tujuan penelitian maka peneliti menggunakan deskripsi
fenomenologis kualitatif. Rencana penelitian menggunakan penelitian
tindakan kelas. Dokumen dalam kumpulan dokumen penelitian ini adalah
lembar wawancara, lembar observasi untuk aktivitas siswa dan keterampilan
guru, hasil tes dan dokumentasi.

G. Jadwal Penelitian

Bulan
Rincian Kegiatan
Juni Juli Agust Sept
1. Persiapan X - - -
 Menyusun konsep pelaksanaan X - - -
 Menyepakati jadwal dan tugas X - - -
 Menyusun instrumen - X - -
 Diskusi konsep pelaksanaan - X - -
2. Pelaksanaan - - X -
 Menyiapkan kelas dan alat - - X -
 Melakukan tindakan siklus 1 - - X -
 Melakukan tindakan siklus 2 - - X -
3. Penyusunan laporan - - - X
 Menyusun konsep laporan - - - X
 Seminar hasil penelitian - - - X
 Perbaikan laporan - - - X
 Penggandaan dan pengiriman hasil - - - X

H. Daftar Pustaka
 Halidayani. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kosakata Baku Dan Tidak
Baku Di Kelas Iv Min 16 Aceh Besar. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam
Banda Aceh, Januari.
 Hamalik, Oemar, (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
 Komsiatin. (2014). Penerapan Model Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Bahasa Arab. Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, Juli.
 Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo.
 Lie, Anita. (2002). Cooperatif learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
 Rusman. (2018). Model-model pembelajaran : mengembangkan profesionalisme guru
(edisi kedua). Jakarta : Rajawali Pers.
 Rifa’i RC, Achmad dan Ani, Chatarina Tri. (2009). Psikologi Pendidikan. Semarang :
Universitas Negeri Semarang Press.
 Riyanti, Nisrohah Neni & Abdullah, M. Husni. (2018). Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS.
JPGSD, Vol 06 No. 04 Tahun 2018, 440-450.
 Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.
 Suharsimi, Arikunto. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
 Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
 Yuli Darwati. (2017). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Make A Match Pada Mata Pelajaran IPS Materi
Koperasi dan Kesejahteraan rakyat kelas IV MIS Al-Muttaqin Dusun Karang Sari
Kec. Padang Tualang Kab. Langkat TA. 2016/2017. Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara, Januari.

Anda mungkin juga menyukai