PENDAHULUAN
Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan juga
sudah menjadi harapan masyarakat. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah
merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan muatan-
dipandang oleh siswa sebagai yang mahatahu dan sumber informasi. Lebih celaka
lagi, siswa belajar dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena
dibayangi oleh tuntutan-tuntutan mengejar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi.
belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogyanyalah kegiatan
botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang
dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari
guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang
sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru.
Ada beberapa alasan penting mengapa sistem pengajaran ini perlu dipakai
sebagai metode kerja kelompok. Memang tidak bisa disangkal bahwa banyak
guru telah sering menugaskan para siswa untuk bekerja dalam kelompok.
metode kerja kelompok. Jika kerja kelompok tidak berhasil, siswa cenderung
saling menyalahkan. Sebaliknya jika berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa
yang pandai/rajin merasa rekannya yang kurang mampu telah membonceng pada
hasil kerja mereka. Akibatnya, metode kerja kelompok yang seharusnya bertujuan
justru bisa berakhir dengan ketidakpuasaan dan kekecewaaan. Bukan hanya guru
dan siswa yang merasa pesimis mengenai penggunaan metode kerja kelompok,
bahkan kadang-kadang orang tua pun merasa was-was jika anak mereka
dimasukkan dalam satu kelompok dengan siswa lain yang dianggap kurang
seimbang.
tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak
kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima
unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif,
tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses
kelompok.
akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih payah
rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin
perbaikannya.
2004/2005”.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa
2004/2005?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
pelajaran 2004/2005.
4. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk
saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan
kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
F. Batasan Masalah
meliputi:
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran
2004/2005.
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian
unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai
Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah
pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang
hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si
pebelajar.
prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian
hasil belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi
lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil
menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu,
kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai
penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, “Hasil yang dicapai oleh
tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”, sedangkan Marimba
Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak,
a. Faktor Internal
melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain
menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini
b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut
mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua,
Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagi
cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dlam hal ini dapat
pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire. Cara atau tipe
Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan masuk
terlalu dalam.
Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena
orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun
anak.
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata
pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi
mempengaruhi.
1) Minat
2) Kecerdasan
3) Bakat
dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Selain kecerdasan bakat
belajar (Sumadi, 1989: 12). Belajar pada bidang yang sesuai dengan
4) Motivasi
1993: 88). Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang
luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi
B. Pengajaran Kooperatif
pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa
bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang
yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah,
silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam
masyarakat nyata”.
interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk
menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja
hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam
penting karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari
sesamanya.
c. Akuntabilitas individual
tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan
mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat
dalam tiap kelompok belajar tidak boleh terlalu besar, biasanya 2 hingga 6
siswa. Ada 3 faktor yang menentukan jumlah anggota tiap kelompok
belajar. Ketiga faktor tersebut adalah: (1) taraf kemampuan siswa, (2)
berorientasi pada tugas, dari jenis tugas yang sederhana hingga yang
kompleks.
sebagai berikut.
teman (bintang kelas) hingga yang paling tidak disukai atau tidak
agar tiap kelompok dapat saling bertatap muka tetapi cukup terpisah
belajar siswa. Bahan ajar hendaknya dibagikan kepada semua siswa agar
baru, guru perlu memberi tahu para siswa bahwa mereka harus bekerja
belajar.
yang lainnya lagi sebagai penulis, yang lainya lagi sebagai pemberi
semangat, dan ada pula yang menjadi pengawas terjalinya kerja sama.
oleh para guru dalam menjelaskan tugas akademik kepada para siswa.
tersebut. Kejelasan tugas sangat penting bagi para siswa karena dapat
adanya anggota yang tidak melakukan apa pun demi kelompok. Untuk
diberikan jika seluruh siswa di dalam kelas meraih standar mutu yang
jawaban.
jawabannya.
menyelesaikan tugas.
12. Memantau perilaku siswa. Setelah semua kelompok mulai bekerja, guru
13. Memberikan bantuan kepada siswa dalam menyelesaian tugas. Pada saat
untuk menjalin kerja sama yang cukup dan adanya kelompok yang
itu, guru perlu memberikan nasihat agar siswa dapat bekerja efektif.
15. Menutup pelajaran. Pada saat pelajaran berakhir, guru perlu meringkas
mereka.
17. Menilai kualitas kerja sama antar anggota kelompok. Meskipun waktu
siswa untuk membahas kualitas kerja sama antar anggota kelompok pada
hari itu. Pembicaraan dengan para siswa dilakukan untuk mengetahui apa
yang telah dilakukan dengan baik dan apa yang masih perlu ditingkatkan
para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat
spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan yang bersifat spesifik
adikuasa?”.
jawaban tersebut.
dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat
METODOLOGI PENELITIAN
sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d)
penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian
tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru
kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan
seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan
didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
1. Tempat Penelitian
……………………………………
2. Waktu Penelitian
3. Subyek Penelitian
bahasan ……………….
C. Rancangan Penelitian
Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
3).
yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Putar
an 3
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Tindakan/
Observasi
together.
masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
D. Instrumen Penelitian
1. Silabus
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan
4. Tes formatif
pokok bahasan ………….. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran.
Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru (objektif). Sebelumnya soal-
mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas
pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan
a. Validitas Tes
ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini
2001: 72)
b. Reliabilitas
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari
c. Taraf Kesukaran
kesukaran adalah:
(Suharsimi Arikunto, 2001: 208)
d. Daya Pembeda
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
observasi pengolahan belajar aktif, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes
formatif.
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
pembelajaran.
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
Σ N = Jumlah siswa
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar
bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar
bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar
Dimana : P1 = Pengamatan 1
P2 = Pengamatan 2
Dengan
= Rata-rata
= jumlah rata-rata
P1 = Pengamatan 1
P2 = Pengamtan 2
BAB IV
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
Head Together dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran,
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang
betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan
model Numbered Head Together dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan
dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes
1. Validitas
perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
2. Reliabilitas
ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 28)
dengan r (95%) = 0,374. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah
- 20 soal mudah
- 15 soal sedang
- 11 soal sukar
4. Daya Pembeda
berkemampuan rendah.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
waktu dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat penilaian kurang
baik diatas merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I. dan akan
dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada
siklus II
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada
tabel berikut:
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan
konsep yaitu 21,7%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah
guru yaitu 22,5%. Aktivigtas lain yang persentasenya cukup besar adalah
dengan guru dan membaca buku masing masing 18,7%, 14,4% dan 11,5%.
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 60 √ 15 60 √
2 50 √ 16 70 √
3 80 √ 17 70 √
4 70 √ 18 80 √
5 60 √ 19 70 √
6 80 √ 20 50 √
7 50 √ 21 70 √
8 70 √ 22 70 √
9 80 √ 23 60 √
10 50 √ 24 80 √
11 60 √ 25 70 √
12 60 √ 26 60 √
13 80 √ 27 70 √
14 70 √ 28 80 √
Jumlah 920 7 7 Jumlah 960 10 4
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 1880
Rata-Rata Skor Tercapai 67,14
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
mencapai 60,71% atau ada 17 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar.
dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih
baru dan asing terhadap metode baru yang diterapkan dalam proses
belajar mengajar.
c. Refleksi
tujuan pembelajaran
d. Refisi
siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat
jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi)
Dari tabel diatas , tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar
mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode
yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak
terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tersebut belum merupakan
hasil yang optimal untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan
pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa yang telah
mereka lakukan.
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan
konsep yaitu 25%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah
pembelajaran (6,7%).
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut.
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 80 √ 15 70 √
2 70 √ 16 60 √
3 90 √ 17 80 √
4 50 √ 18 70 √
5 70 √ 19 70 √
6 70 √ 20 70 √
7 70 √ 21 60 √
8 60 √ 22 90 √
9 70 √ 23 80 √
10 80 √ 24 60 √
11 80 √ 25 80 √
12 70 √ 26 60 √
13 70 √ 27 90 √
14 70 √ 28 70 √
Jumlah 1000 11 3 Jumlah 1010 10 4
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 2010
Rata-Rata Skor Tercapai 71,79
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
adalah 71,79 dan ketuntasan belajar mencapai 75,00% atau ada 21 siswa
dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
belajar siswa ini karena siswa mambantu siswa yang kurang mampu
c. Refleksi
1) Memotivasi siswa
3) Pengelolaan waktu
d. Revisi Rancangan
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
kesimpulan/menemukan konsep.
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi)
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah
sebagai berikut:
Dari tabel diatas , tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar
mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode
yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak
hasil yang optimal untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan
pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan
konsep yaitu 22,6%%. Sedangkan aktivitas menjelaskan materi yang sulit dan
dominan pada siklis III adalah bekerja denan sesama anggota kelompok yaitu
dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru (15,0%). Sedangkan aktivitas
Berikut adalah distribusi nilai dan rekapitulasi hasil tes formatif siswa
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 60 √ 15 80 √
2 80 √ 16 90 √
3 80 √ 17 80 √
4 70 √ 18 70 √
5 70 √ 19 80 √
6 90 √ 20 60 √
7 80 √ 21 80 √
8 60 √ 22 90 √
9 80 √ 23 80 √
10 90 √ 24 70 √
11 70 √ 25 80 √
12 80 √ 26 70 √
13 90 √ 27 70 √
14 70 √ 28 90 √
Jumlah 1070 12 2 Jumlah 1090 13 1
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 2160
Rata-Rata Skor Tercapai 77,14
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 25
Klasikal : Tuntas
sebesar 77,14 dan dari 28 siswa yang telah tuntas sebanyak 25 siswa dan
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi
pelajaran yang telah diterapkan selama ini serta ada tanggung jawab
kurang mampu.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
penerapan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together.
d. Revisi Pelaksanaan
model Numbered Head Together dengan baik dan dilihat dari aktivitas
siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah
berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi
dapat tercapai.
C. Pembahasan
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin
disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II,
dan III) yaitu masing-masing 60,71%, 75,00%, dan 89,29%. Pada siklus III
prestasi belajar siswa dan penguasaan materi pelajaran yang telah diterima
selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiwa
Head Together dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di
besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
siswa dalam belajar matematika, hal ini ditunjukan dengan antusias siswa
positif terhadap kerjasama antara siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung
jawab dalam kelompok dimana siswa yang lebih mampu mengajari temannya
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, walau
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon,
Inc. Boston.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikuum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Universitas Negeri Surabaya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan
Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR Geografi MELALUI
TOGETHER
………………………………………
TAHUN 2004/2005
OLEH
……………………………….
NIP: ………………………………………
…………………………………….
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian ini telah disetujui dan disyahkan untuk melengkapi perpustakaan
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan dapat diajukan sebagai salah satu Karya
Ilmiah untuk Penetapan Angka Kredit Jabatas Guru pada Golongan IVa ke IVb.
…………………………….
Kepala Sekolah
……………………………….. Penulis
……………………… ………………………………
NIP: ………………….. NIP: ……………
Mengetahui Mengetahui
Pustakawan ……………….. Kepala Cab. Din. Pendidikan
Kecamatan ……… Kecamatan ……
……………………….. ………………………….
NIP: ………………….
Mengetahui Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Ketua P G R I
Kota ……….. Kota ……………
………………………. ………………………..
Pembina Utama Muda NPA:
……………………….
NIP: ………………………
KATA PENGANTAR
ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat
dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga
anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada:
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis
harapkan.
Penulis
ABSTRAK
Halaman
Abstrak .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah............................................................
C. Pembahasan ......................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................
B. Saran-saran ........................................................................