1
BAB I
PENDAHULUAN
belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogyanyalah kegiatan
botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang
dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari
guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang
sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru.
2
Ada beberapa alasan penting mengapa sistem pengajaran ini perlu dipakai
sebagai metode kerja kelompok. Memang tidak bisa disangkal bahwa banyak
guru telah sering menugaskan para siswa untuk bekerja dalam kelompok.
metode kerja kelompok. Jika kerja kelompok tidak berhasil, siswa cenderung
saling menyalahkan. Sebaliknya jika berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa
yang pandai/rajin merasa rekannya yang kurang mampu telah membonceng pada
hasil kerja mereka. Akibatnya, metode kerja kelompok yang seharusnya bertujuan
justru bisa berakhir dengan ketidakpuasaan dan kekecewaaan. Bukan hanya guru
dan siswa yang merasa pesimis mengenai penggunaan metode kerja kelompok,
bahkan kadang-kadang orang tua pun merasa was-was jika anak mereka
dimasukkan dalam satu kelompok dengan siswa lain yang dianggap kurang
seimbang.
3
Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelmpok
tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak
kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima
unsru pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif,
tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses
kelompok.
akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih payah
rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin
perbaikannya.
4
Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa
C. Tujuan Penelitian
5
1. Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran kooperatif model Think-Pair-
………………………………………………
pembelajaran, maka dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas
6
E. Pentingnya Penelitian
pelajaran .....
4. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk
saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.
7
5. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru Ilmu
Pengetahuan Sosial.
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan
kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
8
G. Batasan Masalah
meliputi:
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran
.....
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian
unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai
Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah
pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang
hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si
pebelajar.
prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian
hasil belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi
10
lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil
menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu,
kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai
penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, “Hasil yang dicapai oleh
tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”, sedangkan Marimba
11
b. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu
Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak,
a. Faktor Internal
melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain
menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini
12
Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar.
b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut
mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua,
Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagi
cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dlam hal ini dapat
pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire. Cara atau tipe
13
Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan masuk
terlalu dalam.
orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun
anak.
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata
14
menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap
pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi
mempengaruhi.
1) Minat
15
Berikutnya mengemas materi yang dipilih dengan metode yang
2) Kecerdasan
3) Bakat
dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Selain kecerdasan bakat
belajar (Sumadi, 1989: 12). Belajar pada bidang yang sesuai dengan
4) Motivasi
16
dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi (Suharsimi,
1993: 88). Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan
luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi
B. Pengajaran Kooperatif
17
Pengajaran kooperatif (Cooperatif Learning) memerlukan pendekatan
pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa
bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang
18
adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi
yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah,
silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam
masyarakat nyata”.
interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk
menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja
19
ketergantungan bahan atau sumber, (d) saling ketergantungan peran, dan
hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam
penting karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari
sesamanya.
c. Akuntabilitas individual
20
kemajuan kelompok. Penilaian kelompok secara individual inilah yang
tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan
mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat
21
meliputi keterampilan memimpin, berkomunikasi, mempercayai orang
dalam tiap kelompok belajar tidak boleh terlalu besar, biasanya 2 hingga 6
belajar. Ketiga faktor tersebut adalah: (1) taraf kemampuan siswa, (2)
22
siswa mengerjakan soal-soal Ilmu Pengetahuan Sosial berbentuk
berorientasi pada tugas, dari jenis tugas yang sederhana hingga yang
kompleks.
sebagai berikut.
teman (bintang kelas) hingga yang paling tidak disukai atau tidak
23
memiliki teman (terisolasi). Berdasarkan metode sosiometri
agar tiap kelompok dapat saling bertatap muka tetapi cukup terpisah
24
4. Merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif.
belajar siswa. Bahan ajar hendaknya dibagikan kepada semua siswa agar
baru, guru perlu memberi tahu para siswa bahwa mereka harus bekerja
25
memiliki kekuatan keseimbangan sebagai dasar untuk meningkatkan
belajar.
yang lainnya lagi sebagai penulis, yang lainya lagi sebagai pemberi
semangat, dan ada pula yang menjadi pengawas terjalinya kerja sama.
oleh para guru dalam menjelaskan tugas akademik kepada para siswa.
tersebut. Kejelasan tugas sangat penting bagi para siswa karena dapat
26
pembelajaran kooperatif siswa yang tidak dapat memahami tugasnya
27
memperoleh skor hasil belajar yang optimal karena keberhasilan
adanya anggota yang tidak melakukan apa pun demi kelompok. Untuk
diberikan jika seluruh siswa di dalam kelas meraih standar mutu yang
28
terciptanya suasana kehidupan kelas yang sehat, yang memungkinkan
11. Menjelaskan perilaku siswa yang diharapkan. Perkataan kerja sama atau
jawaban.
29
c. Memeriksa untuk meyakinkan bahwa semua anggota kelompok
jawabannya.
menyelesaikan tugas.
12. Memantau perilaku siswa. Setelah semua kelompok mulai bekerja, guru
13. Memberikan bantuan kepada siswa dalam menyelesaian tugas. Pada saat
30
kadang-kadang menemukan siswa yang tidak memiliki keterampilan
untuk menjalin kerja sama yang cukup dan adanya kelompok yang
itu, guru perlu memberikan nasihat agar siswa dapat bekerja efektif.
15. Menutup pelajaran. Pada saat pelajaran berakhir, guru perlu meringkas
16. Menilai kualitas pekerjaan atau hasil belajar siswa. Guru menilai kualitas
mereka.
17. Menilai kualitas kerja sama antar anggota kelompok. Meskipun waktu
siswa untuk membahas kualitas kerja sama antar anggota kelompok pada
hari itu. Pembicaraan dengan para siswa dilakukan untuk mengetahui apa
yang telah dilakukan dengan baik dan apa yang masih perlu ditingkatkan
C. Model Thik-Pair-Share
31
Metode ini dikembankan oleh Spencer dan kawan-kawannya dari
Universitas Maryland yang mampu mengubah asumsis bahwa metode resitasi dan
dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Sebagai contoh, seorang guru
baru saja menyelesaikan suatu sajian pendek atau para siswa telah selesai
membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru meminta kepada para siswa untuk
menyadari secara lebih serius mengenai apa yang telah dijelaskan oleh guru atau
apa yang telah dibaca. Guru tersebut lebih memilih model Think-Pair-Share
terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir
Interaksi selama prsiode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatu
pertanyaan telah diajukan atau penyampaian ide bersama jika suatu isu khusus
32
3. Langkah 3 – Berbagai (Sharing). Pada langkah akhir ini guru meminta
secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Pada langkah
ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d)
33
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,
penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian
tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru
kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan
seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan
didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
1. Tempat Penelitian
…………………………...
2. Waktu Penelitian
3. Subyek Penelitian
34
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas
C. Rancangan Penelitian
Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
3).
yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke
35
siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
Putar
an 1
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Putar
an 2
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Putar
an 3
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Tindakan/
Observasi
36
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun
share.
masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
D. Instrumen Penelitian
1. Silabus
37
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
4. Tes formatif
produksi, komunikasi dan transportasi. Tes formatif ini diberikan setiap akhir
penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan
reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang
38
a. Validitas Tes
ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini
(Suharsimi Arikunto,
2001: 72)
b. Reliabilitas
39
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari
c. Taraf Kesukaran
kesukaran adalah:
d. Daya Pembeda
40
(Suharsimi Arikunto, 2001: 211)
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
41
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi pengolahan belajar aktif, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes
formatif.
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
pembelajaran.
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
42
Dengan : = Nilai rata-rata
Σ N = Jumlah siswa
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar
bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar
bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
43
44
BAB IV
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
Pair-Share dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang
betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan
Share dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa
dan guru.
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan
45
dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes
1. Validitas
perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
2. Reliabilitas
ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 28)
dengan r (95%) = 0,374. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah
- 20 soal mudah
46
- 15 soal sedang
- 11 soal sukar
4. Daya Pembeda
berkemampuan rendah.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
47
jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 60 √ 15 60 √
2 50 √ 16 70 √
3 80 √ 17 70 √
4 70 √ 18 80 √
5 60 √ 19 70 √
6 80 √ 20 50 √
7 50 √ 21 70 √
8 70 √ 22 70 √
9 80 √ 23 60 √
10 50 √ 24 80 √
11 60 √ 25 70 √
12 60 √ 26 60 √
13 80 √ 27 70 √
14 70 √ 28 80 √
Jumlah 920 7 7 Jumlah 960 10 4
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 1880
Rata-Rata Skor Tercapai 67,14
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
48
Jumlah siswa yang tuntas : 17
60,71% atau ada 17 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih baru dan asing
c. Refleksi
tujuan pembelajaran
49
2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu
d. Refisi
siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat
50
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi)
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut.
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 80 √ 15 70 √
2 70 √ 16 60 √
3 90 √ 17 80 √
4 50 √ 18 70 √
5 70 √ 19 70 √
6 70 √ 20 70 √
7 70 √ 21 60 √
8 60 √ 22 90 √
9 70 √ 23 80 √
10 80 √ 24 60 √
11 80 √ 25 80 √
12 70 √ 26 60 √
13 70 √ 27 90 √
14 70 √ 28 70 √
Jumlah 1000 11 3 Jumlah 1010 10 4
51
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 2010
Rata-Rata Skor Tercapai 71,79
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
adalah 71,79 dan ketuntasan belajar mencapai 75,00% atau ada 21 siswa
dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
belajar siswa ini karena siswa mambantu siswa yang kurang mampu
c. Refleksi
52
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil
1) Memotivasi siswa
3) Pengelolaan waktu
d. Revisi Rancangan
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
kesimpulan/menemukan konsep.
belajar mengajar.
53
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah
sebagai berikut:
54
Table 4.6. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 60 √ 15 80 √
2 80 √ 16 90 √
3 80 √ 17 80 √
4 70 √ 18 70 √
5 70 √ 19 80 √
6 90 √ 20 60 √
7 80 √ 21 80 √
8 60 √ 22 90 √
9 80 √ 23 80 √
10 90 √ 24 70 √
11 70 √ 25 80 √
12 80 √ 26 70 √
13 90 √ 27 70 √
14 70 √ 28 90 √
Jumlah 1070 12 2 Jumlah 1090 13 1
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2800
Jumlah Skor Tercapai 2160
Rata-Rata Skor Tercapai 77,14
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
55
Jumlah siswa yang tuntas : 25
Klasikal : Tuntas
sebesar 77,14 dan dari 28 siswa yang telah tuntas sebanyak 25 siswa dan
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi
pelajaran yang telah diterapkan selama ini serta ada tanggung jawab
kurang mampu.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
56
penerapan pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share. Dari data-
d. Revisi Pelaksanaan
model Think-Pair-Share dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta
dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan
57
model Think-Pair-Share dapat meningkatkan proses belajar mengajar
C. Pembahasan
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin
disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II,
dan III) yaitu masing-masing 60,71%, 75,00%, dan 89,29%. Pada siklus III
prestasi belajar siswa dan penguasaan materi pelajaran yang telah diterima
selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa
58
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan
Share dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di
besar.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (60,71%), siklus II
untuk belajar.
terhadap kerjasama antara siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung jawab
dalam kelompok dimana siswa yang lebih mampu mengajari temannya yang
kurang mampu.
60
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, walau
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
61
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon,
Inc. Boston.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikuum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
62
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Universitas Negeri Surabaya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan
Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.
63
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU
……………………………………………
64
TAHUN ....
OLEH
……………………………….
NIP: …………………………..
………………………………………………………
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan penelitian ini telah disetujui dan disyahkan untuk melengkapi perpustakaan
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan dapat diajukan sebagai salah satu Karya
Ilmiah untuk Penetapan Angka Kredit Jabatas Guru pada Golongan IVa ke IVb.
………………………..
65
Kepala Sekolah
………………………… Penulis
………………………….. …………………………………
NIP: ………………… NIP: …………..
Mengetahui Mengetahui
Pustakawan …………… Kepala Cab. Din. Pendidikan
Kecamatan …………… Kecamatan ……
……………………….. ……………………….
NIP: ………………..
Mengetahui Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Ketua P G R I
Kota ………… Kota ………….
……………………… ……………………………
Pembina Utama Muda NPA: …………………
NIP: …………….
KATA PENGANTAR
karya ilmiah dengan judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
66
Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share Pada Siswa Kelas
untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai
perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik
pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada:
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis
harapkan.
Penulis
ABSTRAK
67
Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa
depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling
mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang
silih asah, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi
juga sesama siswa.
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Apakah pembelajaran kooperatif
model Think-Pair-Share berpengaruh terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial?
(b) Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran ilmu pengetahuan sosial
dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh
pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share terhadap hasil belajar ilmu
pengetahuan sosial. (b) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial setelah diterapkannya pembelajaran
kooperatif model Think-Pair-Share
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas
…………………………………... Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif,
lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (60,71%), siklus II (75,00%),
siklus III (89,29%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode kooperatif model Think-Pair-
Share dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa
…………………………………, serta model pembelajaran ini dapat digunakan
sebagai salah satu alternative ilmu pengetahuan sosial.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iv
68
Abstrak ............................................................................................................. v
Daftar Isi .......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................ 4
C. Pembahasan ...................................................................... 48
69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 50
B. Saran-saran ........................................................................ 51
70