Anda di halaman 1dari 16

MODEL COOPERATIVE LEARNING

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran IPS

Dosen Pengampu : Dr. Rasimin, M.Pd.

Disusun Oleh:

ATQIYA’ AL’ALAWI 12020210009


UMMU AZKA AMALIA 12020210010

PROGRAM PASCASARJANA

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang karena-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas
Pengembangan Pembelajaran IPS, yakni menyusun makalah tentang Pembelajaran
Cooperative Learning. Ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang
berusaha membekali wawasan dan keterampilan peserta didik sekolah untuk mampu beradaptasi
dan bermasyarakat serta menyesuaikan dengan perkembangan dalam era globalisasi. Melalui
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, peserta didik diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk
menjadi warga Negara Indonesia yang baik dan warga dunia yang efektif.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan terkait Pembelajaran Cooperative Learning. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
telah kami buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Penulis,

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI ....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................6

A. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning......................................................6

B. Elemen Pembelajaran Cooperative Learning...........................................................7

C. Metode Cooperative Learning..................................................................................9

D. Tahapan dalam Cooperative Learning.....................................................................12

E. Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning..................................................13

BAB III PENUTUP........................................................................................................14

KESIMPULAN................................................................................................................14

SARAN ...........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kehidupan
bermasyarakat. Proses bermasyarkat oleh manusia selalu berhubungan dengan sesama
manusia dan makhluk hidup yang lainnya. Pada prinsipnya mulai saat kanak-kanak
manusia telah mengalami dan melakukan hubungan dengan orang lain. Kehidupan sosial
dalam masyarakat dapat berdampak majemuk, yang meliputi berbagai aspek kehidupan,
contohnya hubungan sosila ekonomi, sosial dan budaya. Semua hal ersebut tentu akan
berhubungan dengan manusia dalam bermasyarakat. Oleh sebab itu dapat disimpulkan
bahwa sejak lahir manusia sudah mengalami proses kerjasama yang terstruktur dengan
manusia lain.
Belajar merupakan suatu proses yang dapat ditandai dengan adanya perubahan
diri seseorang. Perubahaan sebagai hasil belajar dapat diketahui dalam berbagai aspek,
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, serta aspek-aspek
lain pada diri individu yang sedang belajar. Proses pembelajaran akan berhasil jika
dilakukan dengan menitik beratkan pada konsep pembelajaran yang bermakna.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu dikembangkan model pembelajaran
yang kondusif dan menggairahkan peserta didik agar bersemangat dalam mengikuti
proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah. Salah satu kemampuan dasar
yang harus dikuasai guru adalah keterampilan mengembangkan metode, model dan
media pembelajaran, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan upaya untuk
mengembangkan model pembelajaran di kelas yang dapat memotivasi dan memberikan
semangat belajar peserta didik.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang
saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana semua
komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik
dituntut harus mampu menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta
didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan menyenangkan. Hal ini dilatar belakangi
bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam

4
pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi
dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan oleh pendidik.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis akan mengulas lebih lanjut mengenai
Model Cooperative Learning pada pembelajaran matematika di ranah SD/MI.
B. Rumusan Masalah
Berdasrkan latar belakang diatas, secara umum dapat dirumuskan permaslahan dlam
penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana Pengertian pembelajaran Cooperative Learning ?
2. Bagaimana Elemen pembelajaran Cooperative Learning ?
3. Bagaimana metode Cooperative Learning ?
4. Bagaimana tahapan dalam Cooperative Learning ?
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan Cooperative Learning ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Cooperative Learning.
2. Untuk mengetahui Elemen pembelajaran Cooperative Learning.
3. Untuk mengetahui Metode Cooperative Learning.
4. Untuk mengetahui Tahapan dalam Cooperative Learning.
5. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Cooperative Learning


Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang
diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasari pada perubahan
informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap
pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan disorong untuk
meninggkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.1 Menurut Agus Suprijono,
pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentukbentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh
guru.2
Cooperative Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berisi
serangkaian aktivitas yang diorganisasikan,pembelajaran tersebut difokuskan pada
pertukaran informasi terstruktur antar siswa dalam kelompok yang bersifat sosial dan
pembelajar bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing.
Ada 5 prinsip untuk mencapai hasil maksimal dari pembelajaran dengan
model Cooperative Learning yang harus dikembangkan anatara lain :
a. Saling ketergantungan
b. Tanggung jawab perseorangan
c. Tatap muka
d. Komunikasi antar anggota
e. Evaluasi proses kelompok
Unsur pertama pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan positif.
Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua
pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada
kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari
bahan yang ditugaskan tersebut.

1
Miftahul Huda, Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2016), Cet. Ke-6, hlm. 29
2
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. Ke-1,
hlm. 54

6
Prinsip Pembelajaran Kooperatif sebagai berikut.
a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
kelompokmempunyai tujuan yang sama.
c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang
sama diantara anggota kelompoknya.
d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Masih menurut Nur dalam Chotimah (2007), ciri-ciri pembelajaran kooperatif
sebagai
a. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda,
baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan
kesetaraan gender.
B. Elemen Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning sebagai suatu model
pembelajaran tentunya akan menjadikan proses pembelajaran lebih produktif dan
optimal bila dalam aplikasinya berpegang pada elemen-elemen dasar pembelajaran
kooperatif. Elemen-elemen tersebut antara lain:
1. Interpedensi Positif
Hal yang perlu diperhatikan adalah interpedensi positif atau
ketergantungan positif. Masing –masing anggota keolompok harus menyadari
bahwa mereka adalah satu komponen yang sama-sama memiliki tujuan

7
keberhasilan yang sama. Dalam elemen ini masing-masing anggota kelompok
diwajibkan untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap dua hal :
1) Mempelajari materi yang ditugaskan.
2) Memastikan bahwa semua anggota kelompoknya mempelajari materi tersebut.

Istilah yang dapat kitai pakai dari dua hal diatas adalah interpedensi positif.

2. Interaksi Promotif
Interaksi Promotif merupakan suatu interksi dalam kelompok dimana
setiap anggota saling mendorong dan membantu orang lain dalam usaha mereka
untuk mencapai, menyelesaikan, dan menghasilkan sesuatu untuk tujuan bersama.
Interaksi promotif ini muncul ketika anggotaanggota kelompok saling
memberikan bantuan yang efektif dan efesian bagi anggota-anggota yang lain
yang membutuhkan.
3. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu atau tanggung jawab individu akan muncul ketika
performa setiap anggota kelompok dinilai dan hasilnya diberikan kembali kepada
tiap-tiap anggota kelompok. dari hasil penilaian tersebut tiap anggota kelompok
dapat merefleksikannya supaya kedepan dapan memberikan kontribusi yang
optimal bagi kelompoknya.
4. Keterampilan Interpersonal dan Kelompok kecil
Untuk mengoordinasi tiap usaha yang dilakukan untuk menapai tujuan
kelompok, siswa harus:
1) Memiliki rasa pengertian antara anggota satu dan yang lain.
2) Berkomunikasi dengan jelas dan tidak ambigu
3) Saling menerima dan mendukung satu sama lain
4) Mendamaikan perdebatan sekirany timbul suatu konflik.
Inti dari keterampilan ini yaitu pemanfaatan skill-skill dari tiap anggota
kelompok untuk menghadapi proses yang terjadi ketika kerja kelompok sedang
berlangsung.

8
5. Pemrosesan kelompok
Pemrosesan kelompok atau group procecing dapat berupa refleksi yang
terjadi dalam kelompok kecil maupun seluruh siswa. Kerja kelompok yang efektif
biasanya dipengaruhi oleh sejauh mana kelompok tersebut mampu merefleksikan
proses kerjasama mereka.
Sebuah proses merupakan suatu rangkaian kejadian yang dapat diamati sepanjang
waktu.oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan proses merujuk pada
serangkaian peristiwa instrumental dalam mencapai tujuan yang diinginkan.3
C. Metode Cooperative Learning
Sebagian dari hasil penelitian yang paling intensif dari metode pembelajaran
kooperatif dan telah digunakan secara luas adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran Tim Siswa (PTS)
Metode Student Team Learning adalah teknik pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan dan diteliti oleh Jhon Hopkins University. Metode PTS lebih
menekankan pada penggunaan tujuan-tujuan tim dan sukses tim, yang hanya dapat
dicapai apabila semua anggota tim dapat belajar mengenai pokok bahasan yang talah
diajarkan. Oleh sebab itu, dalam metode PTS tugas-tugas yang diberikan pada siswa
bukan melakukan sesuatu namun belajar sesuatu.
Beberapa konsep yang sangat penting dalam penerapan PTS dalam pembelajaran
kooperatif ialah sebagai berikut:
a. Penghargaan bagi tim
Penghargaan bagi tim merupakan rewad bagi tim yang memang sudah melampaui
kriteria pada pekan tersebut.
b. Tanggung jawab individual
Kesuksesan yang diperoleh oleh suatu kelompok didasari pada
pembelajaran individual dari semua anggota kelompok. bentuk tanggung jawab
pada aspek ini ialah tanggung jawab yang difokuskan pada kegiatan anggota
kelompok dalam membantu satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa
semua anggota kelompok siap dan mampu untuk menjawab kuis atau penilaian
lainnya.

3
op.cit hlm 46-58

9
c. Kesempatan sukses yang sama
Semua siswa yang tergabung pada suatu kelompok memberikan kontribusi
pada kelompoknya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang
sebelumnya. Hal ini kan memastikan siswa yang memiliki prestasi tinggi, sedang,
rendah semuanya sama-sama tertantang untuk saling memberikan yang terbaik.
Terdapat 4 metode yang melibatkan 3 konsep penting dalam PTS yang
diantaranya yaitu:
a. Student Team-Achievement Division (STAD)
Dalam STAD para siswa dibagi menjadi tim belajar yang terdiri dari 4
orang yang berbeda-beda pada tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar
belakang etniknya. Guru menyampaikan materi ajar pada siswa lalu siswa bekerja
dalam tim untuk memastikan bahwa mereka telah menguasai pelajaran.
Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-
sendiri.
Skor kuis siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian mereka
sebelumnya, dan pada masingmasin tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat
kemajuan yang diraih siswa dibandingkan dengan hasil yang dicapai sebelumnya.
Poin tersebut akan dijumlahkan dan bagi yang berhasil memenuhi kriteriaa akan
diberi sertifikat atau penghargaan lainnya.
Metode STAD merupakan suatu metode pembelajaran yang bertumpu
pada pengaturan kelas sehingga metode ini tidak sama dengan metode
komprehensi dalam segi penerapannya.
b. Team Games-Tournament (TGT)
Pada praktiknya metode ini menggunakan materi dan kelompok yang
sama pada metode STAD, namun kuis yang ada diganti dengan turnamen
mingguan, dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota lain untuk
menyumbang poin bagi skor timnya.
c. Team Acceletated Instruction (TAI)
Dalam penerapannya TAI memiliki kesamaan dengan STAD dan
TGT.yaitu dengan membagi siswa dalam satu kelas kenjadi 1 kelompok yang

10
berisi 4 orang dan memberikan rewad pada kelompok yang telah mencapai target
keberhasilan.
d. Gigsaw II
Dalam metode ini para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang
berisi 4 orang dan tiap-tiap anggota bertugas untuk membaca materi
pembelajaran. tiap anggota ditugaskan untuk menjadi ahli pada pokok bahasan
tertentu. Setelah itu tiap tiap tim mengirim perwakilan kelompok ke kelompok
yang lain untuk berdiskusi terkait materi ajar lalu kembali kekelompoknya untuk
memberikan informasi terkait materi ajar. Proses tersebut dilakukan secara
bertahap sampai semua anggota kelompok telah mengalaminya semua.
e. Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC)
Merupakan wujud program komprehensif untuk mengajar membaca dan
menulis pada sekolah dasar pada tinggkat tinggi dan sekolah menengah.
Beberapa metode pembelajaran kooperatif lain yang bisa diterapkan ialah sebagai
berikut:
1. Group investigation
Investigasi kelompok merupakan metode interaksi sosial. Metode ini didasarkan
pada metode yang berlaku dalam masyarakat terutama mengenai cara anggota
masyarakat melakukan proses mekanisme sosial melalui kesepakatan sosial.4
2. Learning together (belajar bersama)
Terdapat 4 komponen yang sanagat penting dalam penerapan lerning together yang
diantaranya adalah:
a. Interakasi tatap muka para siswa sehingga bekerja dalam kelompok-kelompok
yang beranggotakan empat sampai lima orang.
b. Interdependensi positif yaitu para siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan
kelompok.
c. Tanggung jawab individual sehingga para siswa harus memperlihatkan bahwa
secara individual mereka telah menguasai materinya.

4
Bestari, Penerapan Model Grup Investigasi Dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Dasar, UNNES :
Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol. 2 No.2 hlm.143

11
d. Kemampuan interpersoanal dan kelompok krcil dimana para siswa diajari
mengenai sasaran yang efektif untuk bekerja sama dan mendiskusikan seberapa
baik kelompok mereka bekerja dalam mencapai tujuan mereka5
3. Complex intruction
Fokus utama dalam Complex intruction ialah pembangunan aspek pada semua
kemampuan siswa serta guru menunjukan kelebihan yang dimiliki setiap siswa supa
dapat membantu keberhasilan kelompok.
D. Tahapan Cooperative Learning
Ada beberapa tahapan dalam penerapan pembelajaran kooperatif, antara lain:
1. Pendahuluan.
2. Menata ruang kelas untuk pembelajaran kooperatif.
3. Merangking siswa.
4. Menentukan jumlah kelompok.
5. Membentuk kelompok-kelompok baik yang permanen maupun yang non permanen.
6. Merancang team building untuk setiap kelompok.
7. Mempresentasikan materi pembelajaran.
8. Membagikan lembar kerja siswa.
9. Menugaskan siswa mengerjakan kuis secara mandiri.
10. Menilai dan menskor kuis siswa.
11. Memberi penghargaan untuk kelompok.
12. Mengevaluasi perilaku perilaku.6
Beberapa komponen yang terkesan remeh tetapi sangat riskan bila tidak
diperhatikan ialah pembuatan posisi duduk siswa. Didalam penataan ruang untuk
pembelajaran kooperatif terdapat beberapa model seperti gambar dibawah ini.

5
Khusnul Lusi Nursyam Syanas, Dkk, Penerapan Model Learning Toghether (LT) Dilengkapi Dengan Kartu Pintar
Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Dan Prestasi Belajar Pada Pembelajaran Kimia Materi Stikiometri Siswa Kelas
X MIA 1 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Pendidikan Kimia Vol.5 No.1 Tahun 2016
6
Robert E Slafin, Cooperative Learning: theory, researc, and pravtice, (Bandung: nusa media, 2010), Hlm 168.

12
Gambar 1.1 Desain penataan ruang pembelajaran kooperatif

E. Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning


Dalam setiap model pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Berikut ini akan kami uraikan beberapa kelebihan dan keurangan dari model
pembelajaran kooperatif:
1. Kelebihan
a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak perlu bergantung dengan guru,
namun dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir diri sendiri,
menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.
b. pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam
mengungkapkan ide ataupun gagasan dengan kata-kata secara verbal.
c. pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk peka pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasan.7

7
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), Hlm.249-
250.

13
2. Kekurangan
a. Untuk siswa yang memiliki kelebihan, mereka akan merasa terhambat terhadap
anggota kelompoknya yang kemampuan akademisnya berada dibawahnya.
b. Keberhasilan penerapan pembelajaran kooperatif dalam mengembangkan
kesadaran kelompok membutuhkan waktu yang sangat lama.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model Pembelajaran adalah sebuah bentuk pembelajaran yang tergambarkan dari
awal sampai akhir pembelajaran yang dikemas secara khas oleh seorang pendidik.
Cooperative Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berisi serangkaian
aktivitas yang diorganisasikan,pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran
informasi terstruktur antar siswa dalam kelompok yang bersifat sosial dan pembelajar
yang bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing.
Seperti yang kita ketahui semua bahwa pembelajaran kooperatif dapat
menghasilkan suatu produk yang optimal bila memperhatikan elemen-elemen
pembelajaran kooperatif. Terdapat 5 elemen yang harus muncul dalam pembelajaran
kooperatif yaitu interpendensi positif, Interaksi Promotif, akuntabilitas individu,
Keterampilan Interpersonal dan Kelompok kecil, pemrosesan kelompok.
Penggunaan metode kooperatif pendukung juga sangat mempengaruhi hasil
pembelajaran. hal ini dikarenakan penggunaan metode yang tepat pada materi yang tepat
akan mengahasilkan proses pembelajaran yang optimal
B. Saran
Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih belum
sempurna. Penulis sangat membutuhkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
perbaikan penulisan makalah ini, dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan dan
pengetahuan kita tentangPembelajaran Cooperative Learning.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Handayani, Bestari. 2008. Penerapan Model Grup Investigasi Dalam Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Akuntansi Dasar. UNNES: Jurnal Pendidikan Ekonomi (Vol. 2 No.2
Tahun 2008).

Huda, Miftahul. 2016. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.

Slafin, Robert E. 2010. Cooperative Learning: theory, researc, and pravtice. Bandung: Nusa
Media.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Susanto, D.A. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di SD. Jakarta: Kencana.

Syanas, Khusnul Lusi Nursyam, Dkk. Penerapan Model Learning Toghether (LT) Dilengkapi
Dengan Kartu Pintar Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Dan Prestasi Belajar Pada
Pembelajaran Kimia Materi Stikiometri Siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Kimia (Vol.5 No.1 Tahun 2016).

16

Anda mungkin juga menyukai