Anda di halaman 1dari 27

Makalah

Analisis Kurikulum PKn SD/MI

Dosen Pengampu : Dr. Imam Sutomo, M.Ag

Oleh :

Sofi Siti Fuadah

Oleh :

Sofi Siti Fuadah

12020210005

PROGAM PASCASARJANA IAIN SALATIGA


PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH (PGMI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALAYIGA

2022

i
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju
jalan yang terang benderang.
Penulis menyelesaikan makalah yang berjudul PKn sebagai Tradisi dalam Social Studies,
tentu tidaklepas dari bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Tujuan dari makalah ini
untuk menyampaikan informasi kepada para pembaca. Tak lupa penlis menguapkan terimakah kepada
Dr. Imam Sutomo, M.Ag atas arahan dan motivasi yang disampaikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalahi ini terdapat kekurangan dan kelemahan. Penulis menyadari
bahwa keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini.
Demikian ucapan terimakasih ini penulis sampaikan. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

20 April 2022
Penulis

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis nilai dan moral yang melanda Indonesia dewasa ini telah begitu memprihatinkan,

khususnya bagi mereka yang peduli akan nasib generasi mendatang. Jalur yang paling tepat untuk

mengatasi masalah ini adalah sekolah. Mengutip pendapat Hill (1991: 166), sekolah bisa

berfungsi sebagai ‘titik penghubung’ atau a liaison point. Masing-masing dari tiga lingkungan

pendidikan, - sekolah, keluarga, dan masyarakat-, memiliki kelebihan dan kelemahan.

Pada kurikulum bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar

memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakantan, berbangsa dan

bernegara. Kurikulum juga sebagai alat pendidikan agar memiliki kompetensi kognitif, afektif dan

psikomotor untuk peserta didik. Salah satu langkah dalam penyusunan kurikulum 2013 adalah

penataan ulang nama pelajaran PKn menjadi PPKn, dengan rincian yaitu 1) Mengubah nama mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn), 2) Menempatkan pelajaran PPKn sebagian utuh dari kelompok mata

pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan, 3) Mengorganisasikan SK-KD dan

indikator PPKn secara nasional dengan memperkuat nilai dan moral dari pancasila, nilai dan

norma undang- undang 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta wawasan dan

komitmen NKRI, 4) Memantapkan pengembangan peserta didik dalam dimensi pengetahuan

kewarganegaraan, sikap kewarganegaraan, keterampilan kewarganegaraan, keteguhan

kewarganegaraan, komitmen kewarganegaraan dan kompetensi kewarganegaraan, 5)


2
Mengembangkan dan menerapkan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

PPKn yang berorientasi pada pengembangan karakter peserta didik sebagai warga negara yang

cerdas baik.

Untuk mendapatkan suatu penjelasan yang baik, perlu mengetahui dan memahami konsep,

komponen, dari kewaganegaraan. Untuk dapat memahami hal tersebut maka berikut disajikan

makalah yang berjudul “Analisis Kurikulum PKn SD/MI” yang membahas mengenai maksud

dari kurikul PKn beserta hal-hal yang terkait di dalamnya.

B. Rumusan Masalah
Melihat latar belakang yang sudah dipaparkan diatas maka penulis mengangkat beberapa
rumusan masalah yang akan menjadi bahan pembahasan dalam makalah, diantaranya;
1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) ?
2. Bagaimana analisis kurikulum PKn di MI/SD?
3. Bagaimana implementasi pembelajaran PKn?

C. Tujuan Makalah
Beberapa tujuan makalah yang berjudul Metode Kuantitatif: Desain Penelitian Eksperimen
mengarah ke dalam rumusan masalah diantaranya ;
1. Untuk mengetahuimaksud pendiikan kewarganegaraan, supaya para pembaca bertambah
pengetahuan tentang pndidikan kewarganegaraan.
2. Untuk mengetahui tentang analisis kurikulum PKn, untuk memberikan tambahan informasi
3. Supaya para pembaca dapat menambah pengetahuan dan menambah kepahaman dari

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah yang
menyatakan, bahwa:
PKn sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Menurut Azra Azymurdi (1999:75) Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang
cangkupannya luas lebih luas dari pendidikan demokrasi dan pendidikan HAM (Hak Asasi
Manusia), karena mencakup kajian dan pembahasan tentang banyak hal seperti pemerintahan,
konstitusi, lembaga – lembaga demokrasi, Rule of law, hak dan kewajiban warga negara, proses
demokrasi, dan keterlibatan masyarakat madani, pengetahuan, lembaga - lembaga dan sistem
hukum, pengetahuan tentang HAM, kewarganegaraan yang aktif dan sebagainya. Sementara itu,
Sudijarto berpendapat bahwa Pendidikan.1
Kewarganegaraan adalah pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik
untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun sistem politik
yang demokrasi.
Menurut Cogan (1999) Pendidikan kewarganegaraan yang disebut dengan istilah civic
education diperlakukan sebagai “...the foundational course work in school designed to prepare

1
Hety Deliana, Peran Pendidikan Kewarganegaraan, hlm 30
4
young citizens for an active role in their communities in their adult lives”, atau suatu mata pelajaran
dasar disekolah yang dirancang untuk mempersiapkan para pemuda warganegara untuk dapat
melakukan peran aktif dalam masyarakat, kelak setelah mereka dewasa. Sedangkan Pendidikan
Kewarganegaraan yang disebut dengan istilah citizenship education atau education
for citizenship dipandang sebagai: “…the more inclusive term and encompasses both these in-school
experiences as well as out- of-school or non-formal/informal learning which takes place in the
family, the religious organization, community organizations, the media etc”. Artinya,
citizenship education atau education for citizenship merupakan istilah generik yang mencakup
pengalaman belajar di sekolah dan di luar sekolah, seperti yang terjadi dilingkungan keluarga, dalam
organisasi keagamaan, dalam organisasi kemasyarakatan, dan dalam media.
Menurut pendapat Sapriya PKn adalah sebagai program sosial kultural yang maksudnya
adalah program PKn yang dikembangkan untuk pembinaan warganegara yang ada di lingkungan
masyarakat tertentu di luar program sekolah.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah
suatu program pendidikan yang berusaha keseluruhan proses pendidikan terhadap pembentukan
karakter individu sebagai warganegara yang cerdas dan baik.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
merupakan mata pelajaran didunia persekolahan yang mampu membimbing generasi muda untuk
dapat berpikir kritis dan berperan sebagai sebagai pengambilan keputusan (decission making) dalam
kehidupan bermasyarakat.2

B. Kurikulum PPkn Saaat ini

a. Kurikulum 2006, “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)


KTSP untuk jenjang pendidikan dasar dikembangkan oleh sekolah (komite sekolah)
dengan berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan
kurikulum yang diterbitkan oleh BSNP. Pengembangan KTSP berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini selaras dengan tujuan mata pelajaran PKn.
Dalam kurikulum 2006 (KTSP) materi keilmuwan mata pelajaran Pkn mencakup
dimensi pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), dan nilai (values). Sejalan dengan ide
pokok mata pelajaran Pkn yang membentuk warga negara yang ideal yaitu warga negara yang
memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, pengetahuan, ketrampilan,
2
Bab II
5
dan nilai-nilai sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip PKn. Pada gilirannyawarga Negara
yang baik tersebut diharapkan dapat membantu terwujudnya masyarakat yang demokratis.
Adapun hal-hal yang dipertimbangkan dalam penyusunan KTSP adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
b. Peningkatan potensi, kecerdasan sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik
c. Perkembangan IPTEK dan Seni
d. Dinamika perkembangan global
e. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
f. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
(Sajanur : 2016).
b. Kurikulum 2013 dan 2013 Revisi
Dalam kurikulum 2013, guru dituntut untuk secara profesional merancang
pembelajaran afektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih
pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan
pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan.
Pertama, merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna.
Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum, dalam
pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal
tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai
kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Guru harus menyadari
bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan
aspek pedagogis, psikologi, dan didaktis secara bersamaan.
Kedua, mengorganisasikan pembelajaran. Implementasi kurikulum 2013
menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Sedikitnya
terdapat lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengorgsnisasian
pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan
pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan tenaga ahli
dan sumber daya masyarakat, serta pengembangan dan penataan kebijakan.
Ketiga, memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran. Implementasi
kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pembelajaran kontekstual
(contextual teaching and learing), bermain peran, pembelajaran partisipatif

6
(participative teaching and learning), belajar tuntas (mastery learning), dan
pembelajaran konstruktivisme (constructivism teaching and learning).
Keempat, melaksanakan pembelajaran, pembentukan kompetensi, dan
karakter. Pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013
merupakan keseluruhan proses belajar, pembentukan kompetensi dan karakter
peserta didik yang direncanakan. Untuk kepentingan tersebut maka kompetensi
inti, kompetensi dasar, materi standart, indikator hasil belajar, dan waktu yang
harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehinga peserta didik
diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar yang optmal.dalam
hal ini, pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih
baik. Pada umumnya kegiatan pembelajaran mencangkup kegiatan awal atau
pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta
kegiatan akhir atau penutup (Nurhidayah : 2020).
Pada kurikulum tahun 2013,pelajaran PPKn sebagai bagian utuh dari kelompok mata
pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan dan penggerak pendidikan karakter
yang pembelajaran moralnya belum dirasakan secara menyeluruh oleh peserta didik.Namun
usaha pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolah dilakukan melalui
penerapan berbagai pembelajaran inovatif, kreatif, dan konstekstual sebagai wahana
pembentukan karakter peserta didik secara utuh. Pengalaman belajar diseleksi dan
diorganisasikan dengan menggunakan antara lain:
(1) pendidikan
nilai dan moral;
(2) pendekatan lingkungan meluas;
(3) pembelajaran aktif;
(4) pemecahan masalah;
(5) pendekatan kontekstual;
(6) pembelajaran terpadu;
(7) pembelajaran kelompok
(8) praktik belajar kewarganegaraan;
(9) Pemberian keteladanan; dan
(10) Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah yang berkarakter sesuai dengan nilai
dan moral Pancasila.

7
Sedangkan beberapa kelemahan kenyataannya yaitu materi yang diajarkan cenderung
menyulitkan guru dan menyusahkan peserta didik. Banyaknya hambatan pembelajaran
dikarenakan sosialisasinya mengalami hambatan dan keterlambatan sehingga materi dianggap
terlalu dipaksakan untuk segera dikuasai guru, bahkan buku pegangan siswa dan guru belum
lengkap dan belum memiliki kredibelitas dan berkualitas sesuai isi sub ruanglingkup PKn.
Sehingga hal ini akan mengakibatkan pembelajaran PKn menjadi tidak maksimal sesuai tujuan
pendidikan nasional dan institusional sekolahnya.

1. Media Belajar PKN SD/MI


Keberadaan media pembelajaran menjadi sesuatu hal yang sangat penting
dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran PKN SD/MI, karena dapat
memudahkan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Selain itu, pembelajaran
akan lebih menarik bagi siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
mereka. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya, dapat lebih dipahami oleh
siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pelajaran dengan lebih baik.
Selanjutnya Nana Sujana mengatakan, bahwa siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar karena siswa tidak sekedar mendengarkan uraian guru, tetapi juga
mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan bahan pelajaran yang sedang
dihadapi (Nana Sujana, 1989).
Adapun media pembelajaran yang diterapkan pada saat kegiatan
pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan pengetahuan yang
dimiliki oleh peserta didik, karena anak pada kelompok usia 7-11 tahun menurut
piaget berada dalam perkembangan kemampuan intelektual pada tingkatan
operasional konkret. Sehingga media pembelajarannya bisa memudahkan siswa
untuk mendapatkan informasi berupa pengetahuan sesuai dengan kenyataan yang di
sekitarnya. Adapun media pembelajaran yang dapat terapkan oleh guru pada saat
pembelajaran sebagai berikut:
a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung diruang kelas
dapat diganti dengan gambar
b. Foto, slide, realitas, film, radio dan model
c. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak terlalu tampak oleh indra
d. Kejadian langka yang terjadi dimasa lalu kemudian ditampilkan melalui video,
film atau foto ( santoso, dkk : UNNES )

8
2. Desain Pembelajaran PKn
Desain pembelajaran mengandung arti bahwa penyusunan  perencanaan
pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan  pembelajaran yang
dianut dalam kurikulum yang digunakan (Sagala : 2005).
Desain pembelajaran pada mata pelajaran PPKn menguraikan keterkaitan antara
Standar Kompetensi Lulus (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD),
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), Pemetaan KI, KD, IPK, Penyusunan
Progran Tahunan, Penyusunan Progran Semester, Penyusunan Silabus Pembelajaran
PPKn.
a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar kompetensi lulusan (SKL) merupakan standar pendidikan yang
diharapkan dimiliki oleh semua peserta didik berdasarkan tingkatan  pendidikan
seperti SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK (Munandir : 1992)
Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar
kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga  pendidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar  pembiayaan (Lubis :
2018)
b. Kompetensi Dasar (KD), Kompetensi Inti (KI), dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga  pendidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, dan standar  pembiayaan.
Kompetensi Dasar (KD), Kompetensi Inti (KI), dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang
harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran masing-masing suatu pendidikan
yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi dasar pada kurikulum 2013 berisi
kemampuan dan materi pembelajaran untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing
satuan pendidikan yang mengacu terhadap kompetensi inti. Kompetensi inti pada
kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan yang harus dimiliki seorang  peserta didik pada setiap tingkat kelas, kompetensi
terdiri dari komponen sikap spiritual, social, pengetahuan, dan keterampilan.
9
Kompetensi inti dan kompetensi dasar digunakan sebagai dasar untuk perubahan buku
teks  pelajaran pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Permendikbud  NO.
24 2016)

  Tabel 1.1 Standar Isi Muatan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan SD/MI
No Kompetensi Ruang Lingkup
.

1. Menunjukkan sikap sebagai makhluk ciptaan 1.


Tuhan Yang Maha Esa dalam konteks  
keberagamaan kehidupan dilingkungan rumah dan Kandungan moral
sekolah sebagai  perwujudan moral pancasila. pancasila dalam
  lambing  Negara. 2.
Mengenal karakteristik individu tata tertib,  
kesatuan, dan symbol-simbol Pancasila dirumah Bentuk dan tujuan
dan disekolah. norma/ kaidah dalam
masyarakat. 3.
   
Melaksanakan tata tertib dalam konteks  beragam Semangat kebersamaan
teman dikeluarga dan sekolah sesuai pancasila dalam beragama. 4.
 
Persatuan dan kesatuan
bangsa.

Menerima karunia Tuhan Yang Maha Esa atas 1.


karakteristik individu, hak dan kewajiban,  
persatuan dalam beragama. Makna symbol-simbol
  Pancasila dan lambang
Memahami makna symbol-simbol Pancasila Negara Indonesia. 2.
dirumah, sekolah dan masyarakat.  
  Hak dan kewajiban,
Menunjukkan sikap baik sebagai sesama makhluk dan tanggung jawab
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, hak dan warga  Negara. 3.
kewajibannya, dan kebhineka tunggak ikaan  
sebagai perwujudan nilai dan moral pancasila. Makna keberagaman
personal, social, dan
Melaksanakan kerja sama dengan teman dalam cultural. 4.
kebersamaan dan keberagaman dilingkungan  
rumah, sekolah dan masyarakat sekitar. Persatuan dan
kesatuan. 5.
 
Moralitas sosialdan
politik warga Negara/
pejabat Negara, dan
tokoh masyarakat.

10
Menjelaskan nilai dan moral Pancasila, makna hak, 1.
kewajiban dan tanggung  jawab, manfaat Bhineka  
Tunggal Ika, nilai-nilai persatuan dan kesatuan di  Nilai dan moral
lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Pancasila 2.
   
Menunjukkan sikap kebersamaan dalam Hak, kewajiban, dan
keberagaman sebagai makhluk ciptaan Tuhan tanggung jawab warga
Yang Maha Esa; patuh terhadap tata tertib dan Negara. 3.
aturan; tanggung jawab dan rela berkorban;  
semangat kebhinekatunggalikaan. Keanekaragaman
social dan budaya dan
Menunjukkan sikap bangga sebagai  bangsa pentingnya
Indonesia dalam kehidupan  bermasyarakat, kebersamaan. 4.
berbangsa dan bernegara.  
   Nilai dan moral
Melaporkan secara lisan dan tulisan dan persatuan dan kesatuan
melaksanakan kewajiaban sesuai nilai-nilai dan bangsa. 5.
moral Pancasila, menegakkan aturan dan menjaga  
ketertiban, kerja sama, nilai-nilai persatuan dan Moralitas terpuji dalam
kesatuan, dan keberagaman dilingkungan keluarga, kehidupan sehari-hari
sekolah dan masyarakat (Lubis, 191-192)

Kompetensi Inti

Kompetensi Deskripsi Kompetensi


Inti

Sikap Menerima, menjalankan, dan


Spiritual menghargai ajaran agama yang dianut
Sikap Sosial Menunjukkan perilaku : 1.
 
Jujur 2.
 
Disiplin 3.
 
Santun 4.
 
Percaya diri 5.
 
Peduli dan 6.
 
Bertanggung jawab dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru,
tetangga, dan Negara.

Pengetahuan Memahami penegetahuan factual,


konsepttual, procedural, dan
metakognitif dengan cara: 1.
 
11
Mengamati 2.
 
Menanya dan 3.
 
Mencoba, berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptahan
Tuhan dan kegiatannya, dan
benda- benda yang dijumpainya
dirumah, disekolah, dan tempat
bermain

Keterampilan Menunjukkan keterampilan berfikir


dan bertindak: 1.
 
Kreatif 2.
 
Konduktif 3.
 
Kritis 4.
 
Mandiri 5.
 
Kolaboratif 6.
 
Komunikatif, dalam bahsa yang jelas,
sistematis logis, dan kritis, dalam karya
yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat dan tindakan
yang mencerminkan perilaku anak
sesuai dengan tahap  perkembangannya
(Lubis, 190)

2. Media Pembelajaran PKn


Media dapat diartikan sebagai alat bantu untuk menunjang keberhasilan pembelajaran di
kelas. Hal ini dapat dipertegas oleh Zainiyati (2013: 63) mengemukakan media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
kemauan siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Media adalah alat bantu
yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pesan berupa materi pelajaran
kepada siswa agar siswa lebih mudah memahami tentang materi yang sedang di ajarkan.
Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila
penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

12
Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran
apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya. Sedangkan
pengertian media PKn adalah media yang terpilih dan cocok untuk pembelajaran PKn
SD.
Rancangan Media Pembelajaran PKn Sekolah Dasar
Media pembelajaran dalam PKn harus dapat menstimulus lahirnya proses
pembelajaran yang aktif dan kreaktif. Dalam pedoman pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar PKn SD, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk media PKn,
yaitu:
1. membawakan sesuatu atau sejumlah isi pesan harapanmemuat nilai atau moral
kontras
3. diambil dari dunia kehidupan nyata
4. menarik minat dan perhatian siswa
5. terjangkau oleh kemampuan belajar siswa
Merancang media pembelajaran PKn sangat tergantung
dari jenis media yang digunakan. pembelajaran PKn, yaitu: 1. hal-hal yang bersifat
visual, seperti bagan, matriks, gambar, data , dan lain-lain
2. hal-hal yang bersifat materiil, seperti model-model, benda
contoh
3. gerak, sikap, dan perilaku, seperti simulasi, bermain peran,
role playing
4. cerita, kasus yang mengundang dilema moral,dll.
Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang menggambarkan
proses kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru. Selain itu model pembelajaran juga merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan tehnik pembelajaran. Sebuah model
pembelajaran biasanya tidak dipakai untuk menjelaskan proses pembelajaran yang
rumit, tetapi model pembelajaran dipakai untuk menyederhanakan proses
pembelajaran dan menjadikannya lebih mudah dipahami. Oleh karena itu pendidik
harus mengaitkan model-model pembelajaran pada siswa.
(Lubis : 2018)
Contoh Model Pembelajaran PKn
Model pembelajaran demonstrasion adalah model mengajar yang
13
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta didik.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Demonstration
1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah proses
Demonstrasion berakhir.
2) Persiapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstration yang
dilakukan.
3) Lakukan uji coba Demonsration
4)Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat melihat
dengan jelas apa yang di demonstrasikan.
5)Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai peserta didik.
6) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh peserta didik.
7) Mulailah demostrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang peserta
didik untuk brfikir.
Ciptakan suasana yang menyejukkan.
9)Yakinkan bahwa semua peserta didik mengkuti jalannya demonstrasi.
10) Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan lebih lanjut apa
yang dilihat dari proses demonstrasi.
11)Apabila demonstrasi dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan
memberikan tugas-tugas.
Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Demonstrasi
No Kelebihan Kekurangan
1. Demonstrasi dapat mendorong Peserta didik terkadang
motivasi belajar peserta didik. sukar
melihat dengan jelas
benda yang
akan dipertunjukkan.
2. Demonstrasi dapat menghidupkan tidak semua benda
pelajaran karena peserta didik tidak dapat di
hanya mendengar tetapi juga demonstrasikan
melihat peristiwa yang terjadi
3. Domonstrasi dapat mengaitkan Sukar dimengerti
teori dengan peristiwa alam sekitar. apabila

14
didemonstrasikan oleh
guru yang
kurang menguasai
materi
4. Demonstrasi apabila dilaksanakan Demonstrasi
dengan tepat,dapat terlihat hasilnya. memerlukan
persiapan yang lebiuh
matang
Demonstarasi seringkali mudah Demonstrasi
teringat daripada bahasa dalam memerlukan
buku pegangan atau penjelasan peralatan,bahan bahan
pendidik dan tempat
yang memadai.
5. Melalui demonstrasi peserta didik Demonstrasi
terhindar dari verbalisme karena merupakan
langsung diperhatikan bahan kemampuan dan
pelajaran yang dijelaskan keterampilan
guru yang khusus
sehingga guru
dituntut untuk bekerja
lebih
profesional (Lubis:
2018)

Penerapan model pembelajaran demonstrasion di SD/MI


Model pembelajaran demonstration dapat diterapkan pada mata pelajaran
PPKn dengan materi kemerdekaan. Langkah pertama pendidik menjelaskan
tentang bagaimana sulitnya para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Kemudian mengidentifikasikan pokok-pokok penting tentang hal-hal
yang berkaitan dengan kemerdekaan. Contohnya: tanggal hari kemerdekaan,
proklamasi, lagu kebangsaan Indonesia dan warna bendera Indonesia. Lalu
pendiidk memperagakan bagaimana cara menghormat bendera dan menyanyikan
lagu indonesia raya.

15
C. Implementasi PKn Kurikulum 2013
Secara Konseptual istilah Pendidikan Kewarganegaraan dapat terangkum
sebagai berikut : (a) Kewarganegaraan (1956), (b) Civics (1959),
(c) Kewarganegaraan (1962), (d) Pendidikan Kewarganegaraan (1968),
(e) Pendidikan Moral Pancasila (1975), (f) Pendidikan Pancasila
Kewarganegaraan (1994), (g) Pendidikan Kewarganegaraan (UU No. 20 Tahun
2003), (h) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PP No. 24 Tahun 2016).
Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu
pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP. Berikut ini adalah
perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP.
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
Elemen Ukuran Tata Kelola KTSP 2006 Kurikulum
2013
Guru Kewenangan Hampir Terbatas
mutlak
Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya
tinggi.
Bagi yang
rendah
masih terbantu
dengan adanya
buku
Bebasan Berat Ringan
Efektifitas waktu Rendah Tinggi
untuk kegiatan (banyak
pembelajaran waktu untuk
persiapan)
Buku Peran penerbit Besar Kecil
Variasi materi dan Tinggi Rendah
proses
Variasi harga / bebas Tinggi Rendah

16
siswa
Siswa Hasil pembelajaran Tergantung Tidak
sepenuhnya sepenuhnya
pada tergantung
guru guru,
tetapi juga
buku
yang
disediakan
pemerintah
Pemantauan Titik Penyimpangan Banyak Sedikit
Besar penyimpangan Tinggi Rendah
Pengawasan Sulit, hampir Mudah
tidak
mungkin

Berikut ini adalah perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSP


No. Kurikulum 2013 KTSP
1. SKL (Standar Kompetensi Lulusan) Standar Isi ditentukan
ditentukan terlebih dahulu, melalui terlebih
Permendikbud No 54 Tahun 2013. dahulu melaui
Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, Permendiknas No
yang bebentuk Kerangka Dasar 22 Tahun 2006.
Kurikulum, yang dituangkan dalam Setelah itu
Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 ditentukan SKL
tahun 2013 (Standar
Kompetensi Lulusan)
melalui
Permendiknas No 23
Tahun 2006
2. Aspek kompetensi lulusan ada Lebih menekankan

17
keseimbangan soft skills dan hard skills pada aspek
yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan
keterampilan, dan pengetahuan
3. Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk di jenjang SD Tematik
kelas I-VI Terpadu
untuk kelas I-III
4. Jumlah jam pelajaran per minggu lebih Jumlah jam pelajaran
banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit lebih sedikit
dibanding KTSP dan jumlah mata
pelajaran lebihbanyak
dibanding Kurikulum
2013
5. Proses pembelajaran setiap tema di Standar proses dalam
jenjang SD dan semua mata pelajaran di pembelajaran terdiri
jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dari
dengan pendekatan ilmiah (saintific Eksplorasi, Elaborasi,
approach), yaitu standar proses dalam dan
pembelajaran terdiri dari Mengamati, Konfirmasi
Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
6. TIK (Teknologi Informasi dan TIK sebagai mata
Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran
pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran
7. Standar penilaian menggunakan Penilaiannya lebih
penilaian otentik, yaitu mengukur semua dominan pada
kompetensi sikap, keterampilan, dan aspek pengetahuan
pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil.
8. Pramuka menjadi ekstrakuler wajib Pramuka bukan
ekstrakurikuler
wajib
9. Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X Penjurusan mulai kelas

18
untuk jenjang SMA/MA XI
10. BK lebih menekankan mengembangkan BK lebih pada
potensi siswa menyelesaikan
masalah siswa

Pertama, merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna.


Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum, dalam
pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal
tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan
berbagai
kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Guru harus menyadari
bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan
aspek pedagogis, psikologi, dan didaktis secara bersamaan.
Kedua, mengorganisasikan pembelajaran. Implementasi kurikulum 2013
menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Sedikitnya
terdapat lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengorgsnisasian
pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan
pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan tenaga ahli
dan sumber daya masyarakat, serta pengembangan dan penataan kebijakan.
Ketiga, memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran. Implementasi
kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan
dengan
berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pembelajaran kontekstual
(contextual teaching and learing), bermain peran, pembelajaran partisipatif
(participative teaching and learning), belajar tuntas (mastery learning), dan
pembelajaran konstruktivisme (constructivism teaching and learning).
Keempat, melaksanakan pembelajaran, pembentukan kompetensi, dan
karakter. Pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013
merupakan keseluruhan proses belajar, pembentukan kompetensi dan karakter
peserta didik yang direncanakan. Untuk kepentingan tersebut maka kompetensi
inti, kompetensi dasar, materi standart, indikator hasil belajar, dan waktu yang
harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehinga peserta didik
diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar yang optmal.dalam

19
hal ini, pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta
didik
dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih
baik. Pada umumnya kegiatan pembelajaran mencangkup kegiatan awal atau
pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta
kegiatan akhir atau penutup.
Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara strategi
implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan kepala
sekolah. Oleh karena itu, pengoptimalan implementasi kurikulum 2013
diperlukan
suatu upaya strategis untuk mensinergikan komponen-komponen tersebut,
terutama guru dan kepala sekolah dalam membudayakan kurikulum
(Nurhidayah, dkk : 2020)

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kewarganegaraan adalah pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik
untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun sistem
politik yang demokrasi.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum tebaru yang diterapkan dalam
kegiatan belajar mengajar di negara kita dewasa ini. Kurikulum 2013 bertujuan
memberikan ilmu pengetahuan secara utuh kepada siswa dan tidak terpecah-
pecah. Kurikulum ini menekankan pada keaktifan siswa untuk menemukan
konsep pelajaran dengan guru berperan sebagai fasilitator. Nama PPKn sendiri
sering berubah-ubah seperti Pendidikan Moral Pancasila (PMP), Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pendidikan Kewarganegaraan PKN, dan
kembali lagi menjadi PPKn
B. Saran
Adapun kritik dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan, penulis dari
makalah ini masih sangat jauh dari tingkat kesempurnaan. Untuk menjadikan makalah
lebih baik maka kritik dan saran sangat penulis nantikan. Serta permohonan maaf dari
penulis baik dalam bentuk penjelasan atupun penulisan dari penulis. Karena
kesempurnaan milik Allah semata.

21
22
DAFTAR PUSTAKA

Feri Sulianta.Capaian Pembelajaran Mengacu pada Taksonomi Bloom. 2020

Hety Deliana. Peran Pendidikan Kewarganegaraan. 2014

http://hudianime.blogspot.com/2016/09/kurikulum-ppkn-2006-2013.html

Maulana Arafat Lubis.  Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 Di SD/MI),


Maulana Arafat Lubis. 2018.  Pembelajaran Tematik SD/MI Pengembangan Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Samudra Biru.

Maulana Arafat Lubis.2018. “Pembelajaran PPKn di SD/MI Implementasi Pendidikan Abad 21”,
Medan: Akasha Sakti.

Muchtar, Gunawan Santoso1Suwarma Al & Abdulkarim, Aim. 2013.PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN JENJANG SMATAHUN 1975 2013
Munandir. 1992. Rancangan Sistempengajaran, Direktorat Jendaral Pendidikan Tinggi. Jakarta:
P2LPTK.
Muqorrobin, Muhammad & Nisak, Mumtazatin.2018. KURIKULUM
2004/KBK(KURIKULUMBRBASISKOMPETENSI). NTAJUNA: Jurnal HasilPenelitian Vol.
2 No. 1.
Nanggala, Agil & Suryadi, Karim.2020. JURNAL ILMIAH KAJIAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN. JURNAL GLOBAL CITIZEN

Nurhidayah, Desy & Aisyah, Euis Siti. 2020.PKN DALAM KURIKULUM 2013
Janjan NurjannahJPPHK (Jurnal Pendidikan Politik, Hukum Dan Kewarganegaraan)
Volume 10 no 1.

Nurhidayah, Desy, dkk. 2020. PKN DALAM KURIKULUM 2013. JPPHK (Jurnal Pendidikan
Politik, Hukum Dan Kewarganegaraan). Volume 10 no 1

Syaiful Sagala. 2005. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

23
24
25

Anda mungkin juga menyukai