Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Nama : Fauziyah Deldi


NIM : 22046183

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

1
KATA PENGATAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang direncanakan dalam materi
pertemuan ke-3 makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah umum
Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Padang. Shalawat serta salam
juga disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi umat
manusia.

Penulisan Makala ini,tidak terlepas dari bimbingan dan motivasi dari


berbagai pihak terutama Dosen Pembina Mata Kuliah Pendidikan Kewarganeraan
yaitu Ibuk Huma Magridoni Koling,S.Pd,M,Pd.Baik dalam bentuk fikiran,materi
ataupun motivasi sehingga kami dapat menyelesaikan Makala ini dengan baik.

Dalam penulisan makalah ini, kami mengakui bahwa masih terdapat banyak
kekurangan yang perlu disempurnakan. Atas dasar itu kami mengharapkan saran
serta kritikan yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Selanjutnya
kami berharap makalah ini memberikan nilai dan manfaat untuk peningkatan
pengetahuan kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Padang,10 september 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 latar Belakang................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

2.1 Konsep dan Urgensi PKN .............................................................. 3

2.2 Alasan Diperlukan PKN................................................................. 3

2.3 Sumber Historis,Sosiologis,politis PKN ........................................ 4

2.4 Dinamika dan Tantangan PKN ...................................................... 5

2.5 Esensi dan Urgensi PKN ................................................................ 5

PENUTUP…………………………………………………………………...7

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 8

3.2 Saran ............................................................................................... 8

DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu


pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari
keberadaan pendidikan kewarganegaraan yang berstatus wajib dalam
kurikulum pendidikan. Keberadaan pendidikan kewarganegaraan terealisasi
nyata disetiap jenjang pendidikan dimulai dari sekolah dasar (SD), sekolah
menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan perguruan
tinggi. Muatan materi Pendidikan Kewarganegaraan hampir sama disetiap
jenjang pendidikan, hanya saja setiap tingkatan ada penambahan muatan materi
yang lebih mendalam untuk dipahami oleh siswa.
Dengan mendapatkan Pendidikan Kewarganegaraan siswa
maupunmahasiswa diharapkan dapat mencerminkan sikap saling menghargai
dan menghormati sesama, baik di kalangan kampus maupun di luar kampus
sesama mahasiswa, serta dapat meningkatkan dan memantapkan rasa persatuan
bangsa dalam rangka menciptakan suatu kehidupan yang berpedoman pada
pancasila, guna menunjang kelestarian Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kaedah kehidupan bernegara,
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki implikasi yang signifikan terhadap
perkembangan moral bangsa dalam kaitannya dengan interaksi individu
terhadap negara maupun terhadap sesama individu.
Dalam kajian hubungan individu terhadap negara, Pendidikan
Kewarganegaraan mengajarkan bahwa bangsa indonesia harus memiliki etika
yakni 2 sikap yang mencerminkan tindakan atau perilaku yang positif dan tidak
melenceng ke arah yang negatif. Artinya, sikap atau perilaku yang lebih
mengedepankan persatuan dan kesatuan yang menumbuhkan jiwa nasionalisme
bangsa guna mewujudkan negara bangsa yang utuh dan berdaulat. Sebagai
contoh taat terhadap peraturan hukum yang berlaku, sopan berlalu lintas,
mengikuti pemilu secara jurdil, menjaga budaya dan melestarikannya. Adapun
dalam kajian moral individu terhadap sesama individu, Pendidikan
Kewarganegaraan mengajarkan bahwa harus memiliki sikap saling
menghormati, menghargai dan toleransi sesama individu tanpa mengenal
perbedaan agama, ras, dan suku. Sebagai contoh : harus bisa menerima dan
tidak membeda-bedakan agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terlebih lagi, Pendidikan Kewarganegaraan juga mengenal dan mengajarkan
tentang etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan
Kewarganegaraan mengajarkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita harus
memiliki etika yang tepat atau baik dalam setiap aspek kehidupan baik di
kalangan masyarakat maupun di lingkungan kampus yang artinya, dalam
melakukan perbuatan harus menyesuaikan dengan etika-etika yang berlaku.
Contoh : etika berpakaian, berbicara, makan, dan lain - lain.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.Apa itu Konsep dan Urgansi PKN?

2.Kenapa di perlukan PKN?

3.Apa saja sumber Historis,sosiologi dan Politis PKN?

4.Apa Dinamika dan Tatangan PKN?

5.Apa Esensi dan Urgansi PKN?

1.3 Tujuan

1.Untuk mengetahui apa Konsep dan Urgansi PKN.

2.Untuk mengetahui penting nya PKN.

3.Untuk mengetahui sumber-sumber PKN.

4.Untuk mengetahui dinamika dan tatangan PKN.

5.Untuk mengetahui esensi dan urgansi PKN.

2
BAB II

PEMBAHSAN

2.1 Konsep dan Urgensi Pendidikan kewarganegaraan

a.konsep Pendidikan kewarganegaraan


Konsep warga negara (citizen; citoyen) dalam arti negara modern atau negara
kebangsaan (nation-state) dikenal sejak adanya perjanjian Westphalia 1648 di
Eropa sebagai kesepakatan mengakhiri perang selama 30 tahun di Eropa. Berbicara
warga negara biasanya terkait dengan masalah pemerintahan dan lembaga-lembaga
negara seperti lembaga Dewan Perwakilan Rakyat, Pengadilan, Kepresidenan dan
sebagainya. Dalam pengertian negara modern, istilah “warga negara” dapat berarti
warga, anggota (member) dari sebuah negara. Warga negara adalah anggota dari
sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah hukum tertentu yang
memiliki hak dan kewajiban.

b.Konsep PKN
secara teoritis menurut para ahli adalah karya M. Nu’man Somantri, 2001;
Abdul Azis Wahab dan Sapriya, 2011; Winarno, 2013, dan lain-lain. Berikut ini
ditampilkan satu definisi PKn menurut M. Nu’man Somantri (2001) sebagai
berikut: Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan
demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya,
pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua,
yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis,
analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup
demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Selanjutnya, urgensi
pendidikan kewarganegaraan di Indonesia menu rut para ahli dan peraturan
perundangan. Tujuan pendidikan kewarganegaraan di mana pun umumnya
bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik (good citizen). Kita dapat
mencermati Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 37
Ayat (1) huruf b yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat pendidikan kewarganegaraan. Demikian pula pada ayat
(2) huruf b dinyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat
pendidikan kewarganegaraan. Bahkan dalam UU No. 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi lebih eksplisit dan tegas dengan menyatakan nama mata kuliah
kewarganegaraan sebagai mata kuliah wajib. Dikatakan bahwa mata kuliah
kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup Pancasila, UndangUndang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika untuk membentuk mahasiswa menjadi warga
negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Urgensi Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila bertujuan untuk
memberikan pemahaman benar akan Pancasila. Tidak disadari, sering Pancasila
yang diajarkan akan Pancasila yang tidak benar, yang merupakan bentuk tersamar
dari ideology yang justru bertentangan dengan Pancasila. Oleh sebab itu Pancasila
yang diajarkan dalam Pendidikan Pancasila adalah Pancasila yang dapat

3
dipertanggungjawabkan secara juridis-konstitusional dan obyektif-ilmiah. Secara
yuridiskonstitusional Pancasila adalah dasar Negara yang merupakan dasar dalam
penyelenggaraan pemerintahan Negara. Secara obyektif-ilmiah Pancasila adalah
paham filsafat yang dapat diuraikan dan diterima secara rasional. UU No.20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang diejawantahkan dalam PP No.19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan kurikulum tingkat
Satuan Perguruan Tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia serta bahasa Inggris. Pendidikan
kewarganegaraan memuat pendidikan Pancasila sebagai landasan pengenalan
mahasiswa terhadap ideologi negara. Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti)
kemudian, dalam SK No.43/DIKTI/Kep/2006 memutuskan tentang rambu-rmbu
Pelaksanan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi, termasuk di dalamnya Pendidikan Pancasila. Pertanyaannya: Pancasila
yang mana? Pertanyaan ini masuk akal karena Indonesia pernah memiliki tiga
UUD, yaini UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950 yang memuat
Pancasila pada pembukaannya. Agar tidak terjadi kesalahpahaman, dikelurkan
Instruksi Presiden (Inpres) No.12 Tahun 1968. Inpres ini menyatakan bahwa
Pancasila yang resmi adalah Pancasila yang tata urutan sila-silanya terdapat pada
alinea 4 Pembukaan UUD 1945, yang berbunyi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
B.alasan di perlukan Pendidikan pkn
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah menciptakan warga negara yang
memiliki wawasan kenegaraan, menanamkan rasa cinta tanah air, dan kebanggaan
sebagai warga negara Indonesia dalam diri para generasi muda penerus bangsa.
Pendidikan ini tentunya harus dipadukan dengan penguasaan ilmu dan teknologi,
sehingga terciptalah generasi masa depan yang kelak bisa memberikan sumbangsih
dalam pembangunan bangsa.

2.2 Alasan Diperlukan Pendidikan kewarganegaraan.

Dengan pendidikan kewarganegaraan ini para generasi muda diharapkan


memiliki kesadaran penuh akan demokrasi dan HAM. Dengan bekal keadaran ini,
mereka akan memberikan kontribusi yang berarti dalam mengatasi berbagai
masalah yang dihadapi bangsa, seperti konflik dan kekerasan yang terjadi dalam
masyarakat Indonesia, dengan cara-cara yang damai dan cerdas.Mencetak generasi
muda yang bertanggungjawab atas keselamatan dan kejayaan tanah air adalah tujan
berikutnya. Rasa tanggung jawab ini akan tercermin dalam partisipasi aktif generasi
muda dalam pembangunan. Generasi muda yang bertanggung jawab akan
menyaring pengaruh-pengaruh dari luar, mengambil sisi positifnya dan menolak
hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai luhur dan moral bangsa.Akhirnya,
Pendidikan kewarganegaraan diharapkan mampu menumbuhkan sikap setia kepada

4
tanah air dan bersedia dengan tulus iklhas untuk menyumbangkan setiap potensinya
demi kemajuan tanah air walaupun mendapat iming-iming popularitas atau harta
dari pihak-pihak lain.

2.3.Sumber Historis,Sosiologi,Politis Pendidikan Kewarganeraan

• Secara historis, Pendidikan kewarganegaraan dalam arti substansi telah


dimulai jauh sebelum Indonesia di proklamasikan sebagai negara merdeka.
Dalam sejarah kebangsaan Indonesia, berdirinya organisasi Boedi Oetomo
tahun1908 disepakati sebagai hari kebangkitan nasional karena pada saat
itulah dalam diri bangsa Indonesia mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa
walaupun belum menamakan Indonesia.
• Secara sosiologis, PKn pada saat permulaan atau awal kemerdekaan lebih
banyak dilakukan pada tataran sosial kultural dan dilakukan oleh para
pemimpin negara bangsa. Dalam pidato-pidatonya, para pemimpin
mengajak seluruh rakyat untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia.
Seluruh pemimpin bangsa membakar semangat rakyat untuk mengusir
penjajah yang hendak kembali menguasai dan menduduki Indonesia yang
dinyatakan telah merdeka. Pidato-pidato dan ceramah yang dilakukan oleh
para pejuang, kyai-kyai di pondok pesantren yang mengajak umat berjuang
mempertahankan tanah air merupakan PKn dari aspek sosiologis. PKn
secara sosiologis sangat diperlukan oleh masyarakat dan akhirnya negara-
bangsa untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan eksistensi
negara-bangsa.
• Secara politis, Pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam
Pendidikan sekolah dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957
sebagaimana dapat diidentifikasikan dari pernyataan soemantri (1972)
bahwa pada masa orde lama mulai dikenal istilah:
Pada masa awal orde lama sekitar tahun 1957, isi mata pelajaran PKn
membahas cara pemrolehan dan kehilangan kewarganegaraan, sedangkan
dalam civics lebih banyak membahas tentang sejarah kebangkitan nasional,
UUD, pidato-pidato politik kenegaraan yang terutama diarahkan untuk
“nation and character building” bangsa Indonesia.

2.4. dinamika dan tantangan Pendidikan Kewarganegaraan

Dinamika yaitu merupakan sesuatu yang mempunyai tenaga/kekuatan, selalu


bergerak dan berkembang serta bisa menyesuaikan diri terhadap keadaan yang
tertentu dan tantangan adalah hal hal yang perlu dilewatkan untuk mencapai suatu
tujuan.Mengapa dinamika dan tantangan PKn sangat berhubungan?
Ciri khas dari PKn sebagai mata kuliah apabila dibandingkan dengan mata kuliah
yang lain. Ontologi yang bersumber dari PKn merupaan sikap dan perilaku dari
warga negara yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

5
bernegara.Status dari warga negara tersebut bisa saja meliputi penduduk yang
berkedudukan sebagai pejabat negara sampai dengan rakyat biasa. Tentunya peran
dan fungsi dari masing-masing warga negara akan berbeda-beda, sehingga sikap
dan perilaku mereka bersifat sangat dinamis.Maka dari itu, mata kuliah PKn ini
harus menyesuaikan atau sejalan dengan dinamika serta tantangan sikap dan juga
perilaku dari warga negara yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.Dengan adanya mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan, atau yang disingkat dengan PKn, akan dapat membantu
menumbuhkan dan menanamkan rasa nasionalisme dan nilai-nilai dari moral
bangsa bagi pelajar oleh sejak dini.Bahkan, mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan dalam perguruan tinggi menjadi salah satu mata kuliah yang
wajib ada. Hal tersebut menurut Pasal 35 Ayat 5 UU No. 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi.Tujuan dari diadakannya pendidikan kewarganegaraan ini yaitu
untuk meningkatkan kecerdasan dalam kewarganegaraan secara berintelektual,
sosial, dan emosional serta kecerdasan kewargaan dalam bentuk spiritual.

2.5 Esensi dan Urgensi Pendidikan Pancasila

Apakah tuntutan, kebutuhan, dan tantangan yang akan dihadapi bangsa


Indonesia di masa depan?. Pernahkah Anda memprediksi apa yang akan terjadi
dengan negara-bangsa Indonesia pada tahun 2045 yakni Indonesia Generasi Emas?
Pada tahun 2045, bangsa Indonesia akan memperingati 100 Tahun Indonesia
merdeka. Bagaimana nasib bangsa Indonesia pada 100 Tahun Indonesia merdeka?
Berdasarkan hasil analisis ahli ekonomi yang diterbitkan oleh Kemendikbud (2013)
bangsa Indonesia akan mendapat bonus demografi (demographic bonus) sebagai
modal Indonesia pada tahun 2045. Indonesia pada tahun 2030-2045 akan
mempunyai usia produktif (15-64 tahun) yang berlimpah. Inilah yang dimaksud
bonus demografi. Bonus demografi ini adalah peluang yang harus ditangkap dan
bangsa Indonesia perlu mempersiapkan untuk mewujudkannya. Usia produktif
akan mampu berproduksi secara optimal apabila dipersiapkan dengan baik dan
benar, tentunya cara yang paling strategis adalah melalui pendidikan, termasuk
pendidikan kewarganegaraan.
Bagaimana kondisi warga negara pada tahun 2045? Apa tuntutan, kebutuhan,
dan tantangan yang dihadapi oleh negara dan bangsa Indonesia? Benarkah hal ini
akan terkait dengan masalah kewarganegaraan dan berdampak pada kewajiban dan
hak warga negara?. Pernahkah Anda berpikir radikal, misalnya berapa lama lagi
NKRI akan eksis? Apakah ada jaminan bahwa negara Indonesia dapat eksis untuk
100 tahun lagi, 50 tahun lagi, 20 tahun lagi? Atau bagaimana PKn menghadapi
tantangan masa depan yang tidak menentu dan tidak ada kepastian? Nasib sebuah
bangsa tidak ditentukan oleh bangsa lain, melainkan sangat tergantung pada
kemampuan bangsa sendiri. Apakah Indonesia akan berjaya menjadi negara yang
adil dan makmur di masa depan? Indonesia akan menjadi bangsa yang bermartabat
dan dihormati oleh bangsa lain? Semuanya sangat tergantung kepada bangsa
Indonesia. Demikian pula untuk masa depan PKn sangat ditentukan oleh eksistensi

6
konstitusi negara dan bangsa Indonesia. PKn akan sangat dipengaruhi oleh
konstitusi yang berlaku dan perkembangan tuntutan kemajuan bangsa. Bahkan yang
lebih penting lagi, akan sangat ditentukan oleh pelaksanaan konstitusi yang berlaku

7
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai kelompok Mata kuliah Institusional


berfungsi sebagaii orientasi mahasiswa dalam memantapkan wawasan dan
semangat kebangsaan, cinta tanah air, demokrasi, kesadaran hukum, penghargaan
atas keragamaan dan partisipasinya membangun bangsa berdasar Pancasila.
Sesuai dengan fungsinya, Pendidikan Kewarganegaraan menyelenggarakan
pendidikan kebangsaan, demokrasi, hukum, multikulural dan kewarganegaraan
bagi mahasiswa guna mendukung terwujudnya warga negara yang sadar akan hak
dan kewajiban, serta cerdas, terampil dan berkarakter sehingga dapat diandalkan
untuk membangun bangsa.

3.2 SARAN.

Dalam era globalisasi dan era yang seeba maju pada saat ini di perlukan adanya
suatu pola Pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter agar terciptanya
manusia yang berkepribadian serta berkarakter.Jadilah warga negara Indonesia
yang baik dan taat pada hukum dan norma-norma yang berlaku dan taat kepada
Pancasila dan UUD 1945.

8
DAFTAR RUJUKAN

Maswardi M. Amin (2011). Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta:

Baduose Media.

Sinamo,Nomensen(2010). Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan

tinggi.Jakarta: PT. Bum Intitama Sejahtera.

Budiyanto. Pendidikan Kewarganegaraan .Yogyakarta: UNY Press. 2004

EndangZaelaniZukarya,dkk.2000. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergu

ruanTinggi. Yogyakarta: Paradigma

.Prof. DR. H. Kaelani, M.S. dan Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si.

PendidikanKewarganegaraanUntuk Perguruan Tinggi. Penerbit


Paradigma:Yogyakarta 2007

https://fatmadanis.wordpress.com/2020/11/13/sumber-historis-sosiologis-dan-
politik-tentang-pendidikan-kewarganegaraan/ pukul 00:47

https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/view/3784 pukul 00:52

Anda mungkin juga menyukai