Dosen pengampu
Dr. Reza Rachmadtullah, M.Pd
Disusun oleh :
Khalimatus Sa’diyah (208000101)
Rifda Aini Waluyo (208000103)
Risma Khabibah Dzulkarnaen (208000213)
Meskipun dalam kondisi pandemi seperti sekarang kita dapat berunding makalah ini melalui
daring. Makalah ini kami buat dengan judul “HAKIKAT PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN”
Terimakasih juga kepada beberapa narasumber. Makalah ini kami buat dengan maksimal
namun kami sadar masih terdapat banyak kesalahan. Kami sebagai penulis mengharapkan saran
dan juga kritik apabila ada kurang dalam makakala ini.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat membuat pembaca mengerti.
Penulis
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mata pelajaran Pendidikan kewarga negaran merupakan pelajaran yang berubah–
ubah. Namun secara umum pendekatan cara penyampaian tidak berubah.
Menurut aziz Wahab Pendidikan kewarganegaraan merupakan media pengajaran yang
meng-indonesiakan para siswa secara sadar, cerdas, dan penuh tanggung jawab.
Terkikisnya moral anak bangsa pada zaman Sekaran ini merupakan teguran cukup
keras bagi kalangan umum, terutama para pendidik. Sehingga sangat penting mendasari
Pendidikan kewarganegaraan kepada anak bangsa sejak dini. Seperti mengajarkan kepada
anak-anak sesuai norma-norma yang ada.
Melalui tugas ini kami membahas tentang pergertian,tujuan, konsep-konsep dan
sejarah Pendidikan kewarga negaraan.
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Di Indonesia, pelajaran civics telah ada sejak zaman Hindia Belanda dengan nama
“Burgerkunde.” Dua buku penting yang dipakai adalah :
Dalam suasana merdeka, tahun 1950 di Indonesia diajarkan civics di sekolah menengah.
Walaupun ke dua buku tersebut di atas pada zaman Hindia Belanda dijadikan pegangan guru,
tetapi ada perubahan kurikulum dengan materi kewarganegaraan di samping tata negara, yaitu
tentang tugas dan kewajiban warga negara terhadap pemerintah, masyarakat, keluarga, dan diri
sendiri,
Tahun 1955 terbit buku civics karangan J.C.T. Simorangkir, Gusti Mayur, dan
Sumintardjo berjudul ”Inti Pengetahuan Warga Negara” dengan maksud untuk
membangkitkan dan memelihara keinsyafan dan kesadaran bahwa warga negara Indonesia
mempunyai tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, dan negara (good citizenship).
Pada tahun 1961 istilah kewarganegaraan diganti dengan kewargaan Negara karena
menitik beratkan warga sesuai dengan Pasal 26 Ayat (2) UUD 1945 yang mengandung
pengertian akan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara, yang tentu berbeda dengan
orang asing. Tetapi istilah tersebut baru secara resmi dipakai pada tahun 1967 dengan Instruksi
Dirjen Pendidikan Dasar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 31 Tahun 1967.
Buku pegangan resminya adalah ”Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia” karang
Supardo, dkk. Materinya adalah pidato kenegaraan Presiden Soekarno. Pada tahun 1966 setelah
peristiwa G-30-S/PKI, buku karangan Supardo tersebut di atas dilarang dipakai. Untuk mengisi
kekosongan materi civics.
Pelajaran civics diberikan di tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Di perguruan tinggi terdapat mata
kuliah ”Kewiraan Nasional” yang intinya berisi pendidikan pendahuluan bela negara. Sejak
zaman Hindia Belanda sampai dengan RI tahun 1972, belum ada kejelasan pengertian tentang
apakah kewargaan negara atau pendidikan kewargaan negara. Baru pada tahun 1972 setelah
Seminar Nasional Pengajaran dan Pendidikan Civics (Civic Education) di Tawangmangu
Surakarta, mendapat ketegasan dan memberi batasan bahwa :
a. Civics diganti dengan ”Ilmu Kewargaan Negara,” yaitu suatu disiplin ilmu dengan
obyek studi tentang peranan para warga negara dalam bidang spiritual, sosial, ekonomi,
politik, hukum, dan kebudayaan, sesuai dan sejauh diatur dalam UUD 1945;
b. Civic education diganti dengan ”Pendidikan Kewargaan Negara,” yaitu suatu
program pendidikan yang tujuan utamanya membina warga negara yang lebih baik
menurut syarat-syarat, kriteria, dan ukuran ketentuan-ketentuan UUD 1945. Bahannya
diambil dari ilmu kewargaan negara termasuk kewiraan nasional, filsafat Pancasila,
mental Pancasila, dan filsafat pendidikan nasional.
Setelah mengalami proses pembelajaran ada yang dinamakan hasil belajar sebagai suatu
yang ditentukan oleh usaha sesorang dalam melaksanakan kegiatan belajar. Dalam proses
pembelajaran harus ada hal yang dapat dijadikan sebagai motivasi atau dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Pedagogy diartikan sebagai ilmu yang membahas Pendidikan, yaitu ilmu Pendidikan anak.
Jadi pedagogy merupakan penjelasan tentang seluk-beluk Pendidikan anak dan lebih menitik
beratkan kepada pemikiran,perenungan tentang Pendidikan, serta Pendidikan yang lebih
menekankan kepada praktik, menyangkut kegiatan mendidik, dan kegiatan membimbing anak.
Dalam hal ini Pendidikan kewarganegaraan dalam konteks pedagogy adalah kita
mengajarkan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan Pendidikan kewarganegaraan.
Ketuntasan penguasaan kompetensi kewarganegaraan yang tersurat dan tersirat dalam lingkup
dan kompetensi dasar. Pendidikan kewarganegaraan sebagai konteks pedagogy yaitu untuk
melatih kita belajar nilai dan sikap, dan belajar perilaku yang ada dalam
Pendidikan kekewarganegaraan. Konteks pedagogy ini memerlukan Persiapan mental,
profesionalitas, sosial guru murid yang kohesif.
1. Guru dapat memahami karakteristik peserta didik, dengan cara memahami kognitif dan
kepribadian peserta didik dalam Pendidikan kewarganegaraan.
2. Guru dalam pembelajaran harus bisa merancang dan memasukkan materi dan nilai-
nilai demokrasi dalam RPP ( rencana pelaksanaan pembelajaran ).
3. Guru dalam pembelajaran harus mampu menggunakan beberapa metode yaitu
penalaran, tanya jawab,dan diskusi yang berkaitan tentang konteks pedagogy Pendidikan
kewarganegaraan.
4. Guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran harus melakukan 3 aspek yaitu
pengetahuan,sikap,dan keterampilan.
5. Guru harus bisa mengarahkan peserta didik untuk memahami Pendidikan
kewarganegaraan dengan baik dan benar.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang sangat
penting bagi setiap individu untuk lebih mencintai negaranya. Melalui mata pelajaran ini
para peserta didik,mahasiswa, maupun warga negara di didik untuk lebih mencintai
bangsa dan negara Indonesia ini.
Jadi Pendidikan kewarganegaraa adalah program Pendidikan berdasarkan nilai- nilai
Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai -nilai luhur dan
moral yang berakar dari budaya bangsa Indonesia, yang diharapkan dapat menjadi jati
diri yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para peserta didik,mahasiswa,dan
anggota masyarakat lainnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
B. Saran
Demikian makalah ini kita buat. Kami sadar banyak kekurangan yang ada dalam
maklah ini, untuk itu kami mengharapkan saran kepada pembaca dan kami berharap
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, serta dapat memberikan informasi
tentang pentingnya Pendidikan kewarganegaraan sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA
E-book , https://pendidikandasar12.blogspot.com , http://noverindrayanti.blogspot.com