Anda di halaman 1dari 22

HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Penulis:
1. Julia Maharesti (1713034010)
2. Desy Febriyanti (1713034012)
3. Umu Nur Faizatunnisa (1713034030)
4. Musoib Ahmad (1713034032)
5. Nur Amanatun Khoiriah (1713034050)
6. Ratri Rahma Cahyani (1713034052)

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan


Dosen : Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN IULMU PENGETAHUAN SOSI

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, Karena berkat atas rahmat-
Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan di Universitas Negeri Lampung.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Bandar Lampung, 15 Maret 2018

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2

2.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan................................................2

2.2 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan.....................................................3

2.3 Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan.............................................7

2.4 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan....................................................10

2.5 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaaraan.....................................12

BAB III PENUTUP.....................................................................................14

3.1 Kesimpulan.............................................................................................14

3.2 Saran.......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15

\\

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mulai terkikisnya moral anak bangsa saat ini juga telah menjadi peringatan bagi
semua kalangan pada umumnya dan pendidik pada khususnya. Dalam mengatasi
hal ini pendidik harus bisa mengintegrasikan setiap matapelajaran menjadi
pendidikan karakter baik secara langsung maupun tidak langsung. Termasuk
dalam matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mengajarkan untuk
berperilaku sesuai norma-norma yang ada. Teori yang ada dalam materi pelajaran
tersebut harus dibarengi dengan praktik lapangan sehingga dapat tercipta peserta
didik yang tidak hanya sekedar cerdas dalam bidang akademik tetapi juga cerdas
menempatkan diri sebagai warga negara yang baik.

Oleh karena itu, melalui tugas matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan kami


ingin membahas lebih dalam mengenai hakikat, karakteristik, pengertian, tujuan,
dan ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa hakikat Pendidikan Kewarganegaraan?


2. Bagaimana karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan?
3. Apa pengertian Pendidikan Kewarganegaraan?
4. Apa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan?
5. Apa saja ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan.


2. Pengertian dan Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.
4. Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan Kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan di
seluruh dunia, meskipun dengan berbagai istilah atau nama. Matakuliah
tersebut sering disebut sebagai civic education, Citizenship Education, dan
bahkan ada yang menyebutnya sebagai democrcy education. Tetapi pada
umumnya pendapat para pakar tersebut mempunyai maksud dan tujuan
yang sama.

Beberapa pandangan para pakar tentang Pendidikan Kewarganegaraan


adalah sebagai berikut:

1. Henry Randall Waite dalam penerbitan majalah The Citizendan Civics,


pada tahun 1886, merumuskan pengertian Civics dengan The sciens of
citizenship, the relation of man, the individual, to man in organized
collections, the individual in his relation to the state. Dari definisi tersebut,
Civics dirumuskan dengan Ilmu Kewarganegaraan yang membicarakan
hubungan manusia dengan manusia dalam perkumpulan-perkumpulan
yang terorganisasi (organisasi sosial, ekonomi, politik) dan antara
individu- individu dengan negara.
2. Stanley E. Dimond berpendapat bahwa civics adalah citizenship
mempunyai dua makna dalam aktivitas sekolah. Yang pertama,
kewarganegaraan termasuk kedudukan yang berkaitan dengan hukum yang
sah. Yang kedua, aktivitas politik dan pemilihan dengan suara terbanyak,
organisasi pemerintahan, badan pemerintahan, hukum, dan tanggung
jawab
3. Menurut Merphin Panjaitan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah
pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda
menjadi warga negara yang demokrasi dan partisipatif melalui suatu
pendidikan yang dialogial. Sementara Soedijarto mengartikan Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk

5
membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang secara politik
dewasa dan ikut serta membangun sistem politik yang demokratis.

Dari definisi tersebut, semakin mempertegas pengertian civic education


(Pendidikan Kewarganegaraan) karena bahannya meliputi pengaruh positif
dari pendidikan di sekolah, pendidikan di rumah, dan pendidikan di luar
sekolah. Unsur-unsur ini harus dipertimbangkan dalam menyusun program
Civic Education yang diharapkan akan menolong para peserta didik
(mahasiswa) untuk:

1. Mengetahui, memahami dan mengapresiasi cita-cita nasional.


2. Dapat membuat keputusan-keputusan yang cerdas dan bertanggung jawab
dalam berbagai macam masalah seperti masalah pribadi, masyarakat dan
negara.
Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan
berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan
dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar dari budaya
bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para
mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota
masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

2.2 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

Kajian historis Pendidikan Kewarganegaraan sejak masa kemerdekaan


(1946) sampai masa reformasi (saat ini)

1. Tahun 1946

Pada tahun ini belum dikenal adanya matapelajaran yang menyangkut


kewarganegaraan.

6
2. Tahun 1957

Pada tahun ini mulai diperkenalkan matapelajaran Kewarganegaraan. Isi


pokok materinya meliputi cara memperoleh kewarganegaraan serta hak dan
kewajiban warga negara. Selain matapelajaran Kewarganegaraan juga
diperkenalkan matapelajaran Tata Negara dan Tata Hukum`

3. Tahun 1959

Pada tahun ini ini muncul matapelajaran CIVICS di Sekolah Menengah


Pertama dan Sekolah Menengah Atas yang isinya meliputi sejarah nasional,
sejarah proklamasi, Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, pidato-pidato
kewarganegaraan presiden, serta pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Tahun 1962

Pada tahun ini telah terjadi pergantian matapelajaran CIVICS menjadi


Kewargaan Negara. Penggantian ini atas usul menteri kehakiman pada masa
itu, yaitu Dr. Saharjo, SH. Menurut beliau penggantian ini bertujuan untuk
membentuk wara negara yang baik. Materi yang diberikan menurut keputusan
menteri P dan K no. 31/ 1967 meliputi Pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, Tap MPR, dan pengetahuan PBB

5. Tahun 1968

Pada tahun ini keluar kurikulum 1968 sehingga istilah Kewargaan Negara
secara tidak resmi diganti menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.

Materi pokoknya menurut jenjang pendidikan, yaitu

1. Sekolah Dasar (SD)

a) Pengetahuan kewarganegaraan

b) Sejarah Indonesia

c) Ilmu bumi

7
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

a) Sejarah Kebangsaan

b) Kejadian setelah kemerdekaan

c) Undang – Undang Dasar 1945

d) Pancasila

e) Ketetapan MPR

3. Sekolah Menengah Atas (SMA)

a) Pasal-pasal UUD 1945 yang dihubungkan dengan tata negara

b) Sejarah

c) Ilmu bumi

d) Ekonomi

4. Sekolah Pendidikan Guru

a) Sejarah Indonesia

b) Undang-Undang Dasar 1945

c) Kemasyarakatan

d)    Hak Asasi Manusia (HAM)

6. Tahun 1973

Pada tahun ini Badan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan bidang PKn menetapkan 8 tujuan kurikuler, yaitu:

8
a) Hak dan kewajiban warga negara

b) Hubungan luar negeri dan pengetahuan internasional

c) Persatuan dan kesatuan bangsa

d) Pemerintahan demokrasi Indonesia

e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

f) Pembangunan sosial ekonomi

g) Pendidikan kependudukan

h) Keamanan dan ketertiban masyarakat

7. Tahun 1975

Pada tahun ini muncul matapelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP)


menggantikan PKn. Menurut Tap MPR no. IV/MPR/1973 tentang GBHN
menginstruksikan matapelajaran PMP masuk dalam kurikulum sekolah
mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi.

8. Tahun 1984

Pada tahun ini kurikulum tetap mempertahankan matapelajaran PMP

9. Tahun 1994

Pada tahun ini matapelajaran PMP diganti menjadi matapelajaran


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

10. Tahun 2006

Pada tahun ini keluar kurikulum baru yang bernama Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) muncul matapelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) menggantikan PPKn.

9
Materi pokok menurut jenjang pendidikannya meliputi:

1. Sekolah Dasar (SD)

a) Norma – norma

b) Pancasila

c) Perilaku-perilaku yang baik dalam masyarakat

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

a) Undang-Undang Dasar
b) Struktur negara
c) Hukum-hukum ketatanegaraan

3. Sekolah Menengah Atas (SMA)

a) Hubungan internasional
b) Keterbukaan
c) Keadilan

Jadi Hakikat PKn, yaitu:

1. Program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana


untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang
berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari hari.
2. Sebuah matapelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang
beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

10
2.3 Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

Sejalan dengan uraian pada hakikat bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan


maka berikut ini akan diuraikan pula tentang karakteristik atau ciri-ciri/sifat
umum bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan. Melalui matapelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan menuntut lahirnya warga negara dan warga
masyarakat yang Pancasila, beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa yang mengetahui dan memahami dengan baik hak-hak dan kewajibannya
yang didasari oleh kesadaran dan tanggungjawabnya sebagai warga negara. Dapat
membuat keputusan secara cepat dan tepat, baik bagi dirinya maupun bagi orang
lain. Warga negara yang yang dimaksud adalah warga negara dan warga
masyarakat yang juga mandiri, bertanggungjawab, mampu berfikir kritis dan
kreatif atau yang secara umum oleh Lawrence Senesh seperti yang dikemukakan
oleh Murphy (1967:57) dengan sebutan desitable socio-civic behavior atau warga
negara yang mampu tink globally while act locally kata Rene Dubois.

Warga negara yang memiliki pandangan seperti ini memiliki apa yang disebut
cosmopolitan stance atau sikap mental/pendirian yang bersifat cosmopolitan.
Mereka adalah warga negara yang dapat menggunakan sumber-sumber daya dunia
dan mengakumulasikan kebijakan dan kearifan dalam melahirkan tindakan
bersama terhadap masalah bersama yang dihadapi setiap orang.

Warga negara dengan pandangan global memahami saling ketergantungan,


kemajemukan, nilai-nilai dan menemukannya bukan hanya dalam budaya
kelompok mereka sendiri sebagai suatu negara-bangsa, tetapi juga masyarakat
dunia secara keseluruhan. Sehubungan dengan penggambaran seperti
dikemukakan di atas mengarahkan kita pada landasan konsep yang mendasari
Pendidikan Kewarganegaraan tersebut, yaitu manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan dan insan sosial politik yang terorganisasi dengan tujuan agar manusia
Indonesia tersebut memiliki kemauan dan kemampuan untuk :

1. Sadar dan patuh terhadap hukum (melek hukum)


2. Sadar dan bertanggungjawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
(melek politik)

11
3. Memahami dan berpartisipaso dalam pembangunan nasional ( insan
pembangunan)
4. Cinta bangsa dan tanah air (memiliki sikap heroisme dan patriotisme)

Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan dengan paradigma baru, yaitu bahwa


Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program
pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan
demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui berikut ini:

1. Civic Intelligence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam
dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.
2. Civic Reponsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang bertanggungjawab.
3. Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya, baik secara individual, sosisal, maupun sebagai pemimpin
hari depan.

Sejalan dengan itu kompetensi-kompetensi yang hendak diwujudkan melalui


mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dibagi kedalam 3 kelompok,
yaitu sebagai berikut :

1. Kompetensi untuk  menguasai pengetahuan kewarganegaraana.Memahami


tujuan pemerintahan dan prinsip-prinsip dasar konstitusi pemerintahan
Republik Indonesia

a) Mengetahui struktur, fungsi dan tugas pemerintah daerah dan nasional


sebagaimana   keterlibatan warga negara membenuk kebijaksanaan publik

b) Mengetahui hubungan negara dan bangsa Indonesia dengan negara-negara


dan bangsa-bangsa lain beserta masalah-masalah dunia dan atau
internasional

2.   Kompetensi untuk menguasai keterampilan kewarganegaraan

a) Mengambil atau menetapkan keputusan yang tepat melalui proses


pemecahan masalah dan inkuiri

12
b) Mengusasai kekuatan dan kelemahan suatu isu tertentu

c) Membela atau mempertahankan posisi bagi mengemukakan argumen yang


kritis logis dan rasional

d) Memaparkan suatu informasi yang penting pada khalayak umum

e) Membangun koalisi, kompromi, negosiasi, dan consensus(demokrasi)

3. Kompetensi untuk mengusai karakter kewarganegaraan

a) Memberdayakan dirinya sebagai warga negara yang aktif, kritis dan


bertanggungjawab untuk berpartisipasi secara efektif dan efisien dalam
berbagai aktifitas masyarakat, politik dan pemerintahan dalam semua
tingkat (daerah dan nasional).

b) Memahami bagaimana warga negara melaksanakan peranan, hak dan


tanggung jawab personal untuk berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat pada semua tingkatan (daerah dan nasional).

c) Memahami, menghayati dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti,


demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Nasionalisme dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

d) Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam


kehidupan sehari-hari.

2.4 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara sekolah sebagai wahana


pengembangan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, yang
secara kurikuler Pendidikan Kewarganegaraan  harus menjadi wahana psikologi-
pedagogis yang utama.

Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, sekolah seyogyanya di


kembangkan sebagai pranata atau tatanan social-pedagogis yang kondusif atau
memberi suasana bagi tumbuhkembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik.

13
Kualitas pribadi ini sangat penting karena akan menjadi bekal untuk berperan
sebagai warga negara yang demokratis serta tanggung jawab, dengan sikap dan
perilakunya dilandasi oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak
mulia, kesehatan, ilmu, kecakapan, kreativitas, dan kemandirian.

Oleh karena itu, sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu
dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sepanjang hayat, yang mampu memberikan keteladanan, membangun kemauan,
dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran
demokratis. Dengan demikian, secara bertahap sekolah akan menjadi komunitas
yang memiliki budaya yang berintikan pengakuan dan penghormatan terhadap hak
dan kewajiban serta keharmonisan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat
yang tertib, adil dan berkeadaban.

Dalam kerangka semua itu matapembelajaran PKn harus berfungsi sebagai


wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggungjawab.

Menyadari betapa pentingnya peran PKn dalam proses pembudayaan dan


pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, melalui pemberian keteladanan,
pembangunan kemauan, dan pengembangan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran maka dengan melalui PKn sekolah perlu dikembangkan sebagai
pusat pengembangan wawasan, sikap, dan ketrampilan hidup dan berkehidupan
yang demokratis untuk membangun kehidupan demokratis. Pendidikan
prasekolahan seyogyanya dikembangkan sebagai wahana social cultural untuk
membangun kehidupan yang demokratis.

Hal ini dapat diartikan bahwa sekolah harus menjadi wahana pendidikan untuk
mempersiapkan kewarganegaraan yang demokratis melalui pengembangan
kecerdasan spiritual, rasional, emosional, dan social warga negara yang baik
sebagai aktor social maupun sebagai pemimpin/kholifah pada hari ini dan hari
esok. Karakter utama warga negara yang cerdas dan baik adalah dimilikinya
komitmen untuk secara konsisten, mau dan mampu memelihara, dan
mengembangkan cita-cita dan nilai demokrasi sesuai perkembangan zaman, dan

14
secara efektif dan langgeng menangani dan mengelola krisis yang selalu muncul
untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia sebagai bagian integral dari masyarakat
global yang damai dan sejahtera.

Dalam Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 dikemukakan bahwa “Mata


Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan matapelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUd
1945”, sedangkan tujuannya, digariskan dengan tegas agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:

1. Berfikir secara krisis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu


kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawa, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti-korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lain.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.

2.5 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaaraan

Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Ruang Lingkup matapelajaran


Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah secara
umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan,


cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda,
Keutuhan Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam bela Negara,

15
Sikap positif terhadap negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan
dan jaminan keadilan.
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga,
sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah,
norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum
dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
3. Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM,
pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan warga negara, meliputi hidup bergotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
persamaan kedudukan warga negara.
5. Konstitusi negara, meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusa yang
pertama, kostitusi yang pernah digunakan Indonesia, hubungan dasar
negara dengan konstitusi.
6. Kekuasaan dan Politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi pemerintahan pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakan demokrasi.
7. Pancasila, meliputi kedudukan Pancasila  sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila
sebagai ideologi terbuka.
8. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional
dan organisasi internasional dan mengevaluasi globalisasi.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai salah satu mata pelajaran yang tidak
bisa berdiri sendiri, tetapi perlu dibantu oleh mata pelajaran lain, salah satunya
adalah pendidikan IPS.

Hakikat pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan/pembelajaran


demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berfikir kritis
dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan keasadaran kepada
genersi baru kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat
yang menjamin hak – hak warga masyarakat.yaitu, pembelajaran yang mampu
menjadikan warga negara yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam berbangsa dan
bernegara dengan cara mengembangkan dan membina sikap mulai dari tingkatan
yang belum tahu terhadap suatu nilai sampai siswa itu menyadari dan melakukan
nilai moral itu dalam tingkah laku kehidupan sehari – hari.

17
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga
negara indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan yaitu: membina, mengembangkan dan


melestarikan konsep, nilai, dan norma Pancasila secara dinamik dan bertanggung
jawab.

3.2 Saran
Demikian uraian mengenai hakikat pendidikan kewarganegaraan, semoga kita
sebagai mahasiswa calon penerus bangsa dapat mendalami/mengembangkan dan
membina sikap yang mulia terhadap bangsa dan negara. Tentu dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan kami sebagai penulis mohon kritik dan
saran yang sanagat membangun dalam membuat makalah kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Winataputra, Udin S. (2008). Pembelajaran PKn, Jakarta:Universitas Terbuka.

http://h4dyme.wordpress.com/2010/05/17/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan-
kewarganegaraan

http://izzati-site.blogspot.com/2012/10/apa-sich-hakikat-pendidikan.html

http://stkip.files.wordpress.com/2011/05/ppkn1.pdf

http://cenatcenutpgsd.blogspot.com/p/hakikat-dan-fungsi.html

http://senjanuari15.blogspot.com/2012/01/catatan-tentang-uas-pkn.html?m=1

http://stkip.files.wordpresss.com/2011/05/ppkn1.pdf

18
SOAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pilihan Ganda !

1. Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang bertujuan untuk


mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokrasi dan
partisipatif melalui suatu pendidikan yang diagonal. Pemgertian tersebut
dikemukakan oleh . . .
a. Henry Randa Waite
b. Stanley E. Dimond
c. Merphin Panjaitan
d. Murphy
e. Lawrence Senesh

2. Kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang


bertanggungjawab disebut . .
a. Civic Intelligence
b. Civic Responsibility
c. Civic Participation
d. Civic Realization
e. Civic Obligation

19
3. Tap MPR nomor berapakah yang membahas tentang GBNH
menginstruksikan mata pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila)
masuk dalam kurikulum sekolah mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai
perguruan tinggi . . .
a. Tap MPR No. IV / MPR / 1973
b. Tap MPR No.IV /MPR / 1974
c. Tap MPR No.VI / MPR / 1973
d. Tap MPR No.VI / MPR / 1974
e. Tap MPR No IV / MPR / 1975

4. Pada tahun 1975 muncul mata pelajaran yang menggantikan PKn , mata
pelajaran apakah yang dimaksudkan dari pernyataan diatas . . .
a. Tata Negara
b. Tata Hukum
c. Civis
d. Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
e. Pendidikan Kewarganegaraan

5. Disebut apakah warga negara yang memiliki pandangan yang dapat


menggunakan sumber daya dunia dan mengakumulasikan kebijakan dan
kearifan dalam melahirkan tindakan bersama terhadap masalah bersama
yang dihadapi setiap orang . . .
a. Destable socio-civic
b. Cosmopolition stance
c. Cosmosocio stance
d. Tink globally whilw act locally
e. Desitable socio civic behavior

6. Kompetensi yang dibutuhkan untuk menguasai ketrampilan


kewarganegaraan yaitu sebagai berikut kecuali . . .
a. Mengambil atau menetapkan keputusan yang tepat melalui proses
pemecahan masalah dan inkuiri
b. Menguasai kekuatan dan kelemahan suatu isu tertentu
c. Membela/mempertahankan posisi untuk mengemukakan argumen
yang kritis logis dan rasional
d. Memaparkan suatu informasi penting pada khalayak umum
e. Memahami bagaimana warga negara melaksanakan peranan hak dan
tanggung jawab personal

Jawaban Soal Pilihan Ganda

20
1. C
2. B
3. A
4. D
5. B
6. E

Soal Uraian

1. Tujuan dari pendidikan Kewarganegaraan salah satunya yaitu yang


digariskan dengan tegas agar peserta didik memiliki kemampuan.
Sebutkan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik
tersebut.
2. Tahun 1973 Badan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan bidang Pendidikan Kewarganegaraan menetapkan 8
tujuan kurikuler . Sebutkan 8 tujuan tersebut.
3. Apa yang dimaksud dengan Civic Partisipation ?
4. Apa alasan pada tahun 1984 tetap mempertahankan mata pelajaran PMP
(Pendidikan Moral Pancasila)

Jawaban Soal Uraian

1. Adapun tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar peserta


didik memiliki kemampuan yaitu : pertama, berpikir secara kritis, rasional,
dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Kedua, berpartisipasi
secara aktif, bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.
Ketiga, berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. Keempat, berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

21
2. Pada tahun 1983 Badan Pengembangan Pendidikan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan bidang PKn menetapkan 8 tujuan kurikuler,
yaitu:
1. Hak dan kewajiban warga negara
2. Hubungan luar negeri dan pengetahuan internasional
3. Persatuan dan kesatuan bangsa
4. Pemerintahan demokrasi Indonesia
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
6. Pembangunan sosial ekonomi
7. Pendidikan kependudukan
8. Keamanan dan ketertiban masyarakat

3. Civic Participation adalah kemampuan berpartisipasi warga negara atas


dasar tanggung jawabnya, baik secara individual, sosial maupun sebagai
pemimpin hari depan

4. Dalam kurikulum 1968 istilah Kewargaan Negara diganti dengan


Pendidikan Kewargaan Negara, yang berkecenderungan pada aspek tata
negara dan sejarah, tanpa menampakkan aspek moralnya. Pada tahun 1973
MPR hasil Pemilu berhasil menetapkan GBHN (Garis-gari Besar Haluan
Negara), yang menginstruksikan adanya PMP (Pendidikan Moral
Pancasila) di semua jenjang sekolah. Kemudian pada kurikulum 1975
dimasukkan mata pelajaran PMP. Sidang MPR 1978 berhasil menetapkan
Eka Prasetya Pancakarsa (P4) yang semakin memperkayai PMP sebagai
pendidikan moral. Pada tahun 1980 diterbitkan buku paket PMP untuk
siswa tingkat SD sampai SMA. Sidang MPR tahun 1983 berhasil
menetapkan GBHN baru yang didalamnya termasuk materi PMP,
pendidikan pelaksanaan P4, dan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
(PSPB). Kurikulum 1984 tetap mempertahankan PMP dengan sedikit
perubahan rumusan tujuan dan pokok bahasan (Soenarjati dan Cholisin,
1989).

22

Anda mungkin juga menyukai