Penulis:
1. Julia Maharesti (1713034010)
2. Desy Febriyanti (1713034012)
3. Umu Nur Faizatunnisa (1713034030)
4. Musoib Ahmad (1713034032)
5. Nur Amanatun Khoiriah (1713034050)
6. Ratri Rahma Cahyani (1713034052)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, Karena berkat atas rahmat-
Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan di Universitas Negeri Lampung.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2
3.1 Kesimpulan.............................................................................................14
3.2 Saran.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15
\\
BAB I
3
PENDAHULUAN
Mulai terkikisnya moral anak bangsa saat ini juga telah menjadi peringatan bagi
semua kalangan pada umumnya dan pendidik pada khususnya. Dalam mengatasi
hal ini pendidik harus bisa mengintegrasikan setiap matapelajaran menjadi
pendidikan karakter baik secara langsung maupun tidak langsung. Termasuk
dalam matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mengajarkan untuk
berperilaku sesuai norma-norma yang ada. Teori yang ada dalam materi pelajaran
tersebut harus dibarengi dengan praktik lapangan sehingga dapat tercipta peserta
didik yang tidak hanya sekedar cerdas dalam bidang akademik tetapi juga cerdas
menempatkan diri sebagai warga negara yang baik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang secara politik
dewasa dan ikut serta membangun sistem politik yang demokratis.
1. Tahun 1946
6
2. Tahun 1957
3. Tahun 1959
4. Tahun 1962
5. Tahun 1968
Pada tahun ini keluar kurikulum 1968 sehingga istilah Kewargaan Negara
secara tidak resmi diganti menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.
a) Pengetahuan kewarganegaraan
b) Sejarah Indonesia
c) Ilmu bumi
7
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
a) Sejarah Kebangsaan
d) Pancasila
e) Ketetapan MPR
b) Sejarah
c) Ilmu bumi
d) Ekonomi
a) Sejarah Indonesia
c) Kemasyarakatan
6. Tahun 1973
8
a) Hak dan kewajiban warga negara
g) Pendidikan kependudukan
7. Tahun 1975
8. Tahun 1984
9. Tahun 1994
Pada tahun ini keluar kurikulum baru yang bernama Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) muncul matapelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) menggantikan PPKn.
9
Materi pokok menurut jenjang pendidikannya meliputi:
a) Norma – norma
b) Pancasila
a) Undang-Undang Dasar
b) Struktur negara
c) Hukum-hukum ketatanegaraan
a) Hubungan internasional
b) Keterbukaan
c) Keadilan
10
2.3 Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
Warga negara yang memiliki pandangan seperti ini memiliki apa yang disebut
cosmopolitan stance atau sikap mental/pendirian yang bersifat cosmopolitan.
Mereka adalah warga negara yang dapat menggunakan sumber-sumber daya dunia
dan mengakumulasikan kebijakan dan kearifan dalam melahirkan tindakan
bersama terhadap masalah bersama yang dihadapi setiap orang.
11
3. Memahami dan berpartisipaso dalam pembangunan nasional ( insan
pembangunan)
4. Cinta bangsa dan tanah air (memiliki sikap heroisme dan patriotisme)
1. Civic Intelligence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam
dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.
2. Civic Reponsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang bertanggungjawab.
3. Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya, baik secara individual, sosisal, maupun sebagai pemimpin
hari depan.
12
b) Mengusasai kekuatan dan kelemahan suatu isu tertentu
13
Kualitas pribadi ini sangat penting karena akan menjadi bekal untuk berperan
sebagai warga negara yang demokratis serta tanggung jawab, dengan sikap dan
perilakunya dilandasi oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak
mulia, kesehatan, ilmu, kecakapan, kreativitas, dan kemandirian.
Oleh karena itu, sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu
dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sepanjang hayat, yang mampu memberikan keteladanan, membangun kemauan,
dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran
demokratis. Dengan demikian, secara bertahap sekolah akan menjadi komunitas
yang memiliki budaya yang berintikan pengakuan dan penghormatan terhadap hak
dan kewajiban serta keharmonisan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat
yang tertib, adil dan berkeadaban.
Hal ini dapat diartikan bahwa sekolah harus menjadi wahana pendidikan untuk
mempersiapkan kewarganegaraan yang demokratis melalui pengembangan
kecerdasan spiritual, rasional, emosional, dan social warga negara yang baik
sebagai aktor social maupun sebagai pemimpin/kholifah pada hari ini dan hari
esok. Karakter utama warga negara yang cerdas dan baik adalah dimilikinya
komitmen untuk secara konsisten, mau dan mampu memelihara, dan
mengembangkan cita-cita dan nilai demokrasi sesuai perkembangan zaman, dan
14
secara efektif dan langgeng menangani dan mengelola krisis yang selalu muncul
untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia sebagai bagian integral dari masyarakat
global yang damai dan sejahtera.
15
Sikap positif terhadap negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan
dan jaminan keadilan.
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga,
sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah,
norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum
dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
3. Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM,
pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan warga negara, meliputi hidup bergotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
persamaan kedudukan warga negara.
5. Konstitusi negara, meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusa yang
pertama, kostitusi yang pernah digunakan Indonesia, hubungan dasar
negara dengan konstitusi.
6. Kekuasaan dan Politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi pemerintahan pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakan demokrasi.
7. Pancasila, meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila
sebagai ideologi terbuka.
8. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional
dan organisasi internasional dan mengevaluasi globalisasi.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai salah satu mata pelajaran yang tidak
bisa berdiri sendiri, tetapi perlu dibantu oleh mata pelajaran lain, salah satunya
adalah pendidikan IPS.
17
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga
negara indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
3.2 Saran
Demikian uraian mengenai hakikat pendidikan kewarganegaraan, semoga kita
sebagai mahasiswa calon penerus bangsa dapat mendalami/mengembangkan dan
membina sikap yang mulia terhadap bangsa dan negara. Tentu dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan kami sebagai penulis mohon kritik dan
saran yang sanagat membangun dalam membuat makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://h4dyme.wordpress.com/2010/05/17/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan-
kewarganegaraan
http://izzati-site.blogspot.com/2012/10/apa-sich-hakikat-pendidikan.html
http://stkip.files.wordpress.com/2011/05/ppkn1.pdf
http://cenatcenutpgsd.blogspot.com/p/hakikat-dan-fungsi.html
http://senjanuari15.blogspot.com/2012/01/catatan-tentang-uas-pkn.html?m=1
http://stkip.files.wordpresss.com/2011/05/ppkn1.pdf
18
SOAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pilihan Ganda !
19
3. Tap MPR nomor berapakah yang membahas tentang GBNH
menginstruksikan mata pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila)
masuk dalam kurikulum sekolah mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai
perguruan tinggi . . .
a. Tap MPR No. IV / MPR / 1973
b. Tap MPR No.IV /MPR / 1974
c. Tap MPR No.VI / MPR / 1973
d. Tap MPR No.VI / MPR / 1974
e. Tap MPR No IV / MPR / 1975
4. Pada tahun 1975 muncul mata pelajaran yang menggantikan PKn , mata
pelajaran apakah yang dimaksudkan dari pernyataan diatas . . .
a. Tata Negara
b. Tata Hukum
c. Civis
d. Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
e. Pendidikan Kewarganegaraan
20
1. C
2. B
3. A
4. D
5. B
6. E
Soal Uraian
21
2. Pada tahun 1983 Badan Pengembangan Pendidikan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan bidang PKn menetapkan 8 tujuan kurikuler,
yaitu:
1. Hak dan kewajiban warga negara
2. Hubungan luar negeri dan pengetahuan internasional
3. Persatuan dan kesatuan bangsa
4. Pemerintahan demokrasi Indonesia
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
6. Pembangunan sosial ekonomi
7. Pendidikan kependudukan
8. Keamanan dan ketertiban masyarakat
22