Anda di halaman 1dari 32

WAWASAN NUSANTARA

SEBAGAI GEOPOLITIK
INDONESIA

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Secara konsepsional, wawasan nusantara (Wawasan) merupakan
wawasan nasionalnya bangsa Indonesia.
Perumusan wawasan nasional bangsa Indonesia yang selanjutnya
disebut Wawasan Nusantara, itu merupakan salah satu konsepsi politik
dalam ketatanegaraan Republik Indonesia.
Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasionalnya bangsa Indonesia
dibangun atas pandangan geopolitik bangsa.
Pandangan bangsa Indonesia didasarkan pada konstelasi lingkungan
tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi Wawasan Nusantara.
Jadi Wawasan Nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik
bangsa Indonesia

Tujuan
Untuk mengetahui pengertian, hakikat, dan kedudukan
Wawasan Nusantara.
Untuk mengetahui pengertian Geoplitik.

Untuk mengetahui Wawasan Nusantara sebagai


Geopolitik Indonesia.
Untuk mengetahui Perwujudan Wawasan Nusantara.

Manfaat
Semoga dengan adanya makalah ini dapat
bermanfaat terutama bagi penulis sendiri dan bagi
pembaca lainnya serta menambah wawasan dalam
bidang karya ilmiah.

WAWASAN NUSANTARA
SEBAGAI GEOPOLITIK
INDONESIA

Pengertian, Hakikat, dan Kedudukan


Wawasan Nusantara
Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan
Nusantara.
Wawasan
berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi.
Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi.
Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat.

Nusantara
berasal dari kata nusa dan antara.
Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan.
Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur.
Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu benua Asia dan
Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik.
Berdasarkan pengertian modern, kata nusantara digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.

Pengertian, Hakikat, dan Kedudukan


Wawasan Nusantara
Pengertian Wawasan Nusantara
Secara terminologis, Wawasan menurut beberapa pendapat sebagai berikut:
Menurut prof. Wan Usman: cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
Menurut GBHN 1998: cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap. MPR, yang
dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehipan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, secara sederhana wawasan nusantara berarti
cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya.

Pengertian, Hakikat, dan Kedudukan


Wawasan Nusantara
Hakikat Wawasan Nusantara
hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah
nasional.
Dengan kata lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah persatuan bangsa
dan kesatuan wilayah.
Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan
dengan menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik,
ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.

Pengertian, Hakikat, dan Kedudukan


Wawasan Nusantara
Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa.
Wawasan nasional merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju
masa depan.
Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep Wawasan Nusantara adalah
menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula.
Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai salah satu konsepsi ketatanegaran
Republik Indonesia.

Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik


Indonesia
Geopolitik secara etimologi berasal dari bahasa yunani, yaitu Geo yang
berarti bumi dan tidak lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi
yang menjadi wilayah hidup.
Geopolitik dimaknai sebagai penyelenggaraan Negara yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau
tempat tinggal suatu bangsa.
Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi
politik (political geography) yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen
menjadi geographical politic, disingkat geopolitik.

Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik


Indonesia
Teori-Teori Geopolitik :
Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844-1904),
berpendapat bahwa negara itu seperti organisme yang hidup.
Pertumbuhan Negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan
ruang hidup (lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur.
Makin luas ruang hiduo maka Negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju.
Teori ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis.

Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1864-1922),


Negara adalah satuan dan sistem politik yang menyeluruh yang meliputi bidang
geopolitik, ekonomi politik , demo politik social politik, dan krato politik.
Negara sebagai organisme yang hidup dan intelektual harus mampu
mempertahankan dan mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi.

Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik


Indonesia
Teori-Teori Geopolitik :
Teori Geopolitik Karl Haushofer (1896-1946),
melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen terutama pandangan tentang
lebensraum dan paham ekspansionisme.
Jika jumlah penduduk suatu wilayah Negara semakin banyak sehingga tidak sebanding lagi
dengan luas wilayah, maka Negara tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya sebagai
ruang hidup bagi warga Negara.

Teori Geopolitik Halford Mackinder (1861-1947),


mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih strategik, yaitu dengan penguasaan
daerah-daerah jantung dunia, sehingga pendapatnya dikenal dengan teori
daerah Jantung.
Barang siapa menguasai daerah jantung (Eropa Timur dan Rusia) maka ia
akan menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, dan Afrika)yang pada akhirnya akan
menguasai dunia.
Berdasarkan hal ini muncullah konsep Wawasan Benua atau konsep kekuatan
di darat.

Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik


Indonesia
Teori-Teori Geopolitik :
Teori Geopolitik Alfred Tayer Mahan (1840-1914),
mengembangkan lebih lanjut konsepsi geopolitik dengan memperhatikan perlunya
memanfaatkan serta mempertahankan sumber daya laut termasuk akses ke laut.
Sehingga, tidak hanya pembangunan armada laut saja yang diperlukan, namun lebih luas
juga membangun kekuatan maritim.
Berdasarkan hal tersebut, muncul konsep Wawasa Bahari atau konsep kekuatan di laut.

Teori Geopolitik Guilio Douhet(1869-1930), William Mitche(1878-1939), Saversky dan


JFC Fuller,
mempunyai pendapat lain dibandingkan dengan para pendahulunya.
Keduanya melihat kekuatan dirgantara lebih berperan dalam memenangkan peperangan
melawan musuh.
membangun armada atau angkatan udara lebih menguntungkan sebab angkatan udara
memungkinkan beroperasi sendiri tanpa di Bantu oleh angkatan lainnya.
Disamping itu, angkatan udara dapat menghancurkan musuh di kandang itu sendiri.
Berdasarkan hal ini maka muncullah konsep Wawasan Dirgantara (konsep kekuatan di udara).

Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik


Indonesia
Teori-Teori Geopolitik :
Teori Geopolitik Nicholas J.Spijkman (1879-1936),
terkenal dengan teori Daerah Batas.
Dalam teorinya, ia membagi dunia dalam empat wilayah :

Pivot area, mencakup wilayah daerah jantung.


Offshore continent land, mencakup wilayah pantai benua Eropa-Asia.
Oceanic Belt, mencakup wilayah pulau di luar Eropa-Asia, Afrika selatan
New World, mencakup wilayah Amerika.

Atas pembagian ini, Spijkman memandang diperlunya kekuatan kombinasi


dari Angkatan-angkatan Perang untuk dapat menguasai wilayah-wilayah
yang dimaksud.
Pandangannya ini menghasilkan teori Garis Batas (Rimland) yang
dinamakan Wawasan Kombinasi.

Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik


Indonesia
Paham Geopolitik Bangsa Indonesia
terumuskan dalam konsepsi Wawasan Nusantara.
merupakan pandangan baru dalam mempertimbangkan faktorfaktor geografis wilayah Negara untuk mencapai tujuan
nasional.
kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan
memanfaatkan keuntungan letak geografis Negara berdasarkan
pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.

Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik


Indonesia
Paham Geopolitik Bangsa Indonesia
Secara geografis, Indonesia memiliki ciri khas, yakni diapit dua
samudra dan dua benua serta terletak dibawah orbit
Geostationary Satellite Orbit (GSO).
Wilayah Negara Indonesia tersebut dituangkan secara yuridis
formal dalam Pasal 25A UUD 1945 Amandemen IV.
Atas dasar itulah Indonesia mengembangkan paham geopolitik
nasionalnya, yaitu Wawasan Nusantara.

Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik


Indonesia
Paham Geopolitik Bangsa Indonesia
Secara historis, wilayah Indonesia sebelumnya adalah wilayah
bekas jajahan Belanda yang dulunya disebut Hindia Belanda.

Berdasarkan fakta geografis dan sejarah inilah, wilayah Indonesia


beserta apa yang ada di dalamnya dipandang sebagai satu
kesatuan.
Pandangan atau Wawasan nasional Indonesia ini dinamakan
Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara sebagai konsepsi geopolitik bangsa
Indonesia.

Perwujudan Wawasan Nusantara


Konsepsi Wawasan Nusantara dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan, yaitu dalam ketetapan MPR mengenai
GBHN.
Secara berturut-turut ketentuan tersebut adalah :

Tap MPR No. IV / MPR / 1973


Tap MPR No. IV / MPR / 1978
Tap MPR No. II / MPR / 983
Tap MPR No. II / MPR / 1988
Tap MPR No. II / MPR / 1993
Tap MPR No. II / MPR / 1998

Perwujudan Wawasan Nusantara


Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Wawasan dalam
penyelenggaraan pembangunan nasional dalam mencapai
Tujuan Pembangunan Nasional adalah Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara adalah wawasan nasional yang bersumber
dari pancasila dan UUD 1945.

Perwujudan Wawasan Nusantara


Hakikat dari wawasan nusantara adalah kesatuan bangsa dan
keutuhan wilayah Indonesia.
Cara pandang bangsa Indonesia tersebut mencakup :

Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik


Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan
Keamanan

Masing-masing cakupan arti tersebut tercantum dalam


GBHN.
GBHN terakhir yang memuat rumusan mengenai Wawasan
Nusantara adalah GBHN 1998 yaitu dalam Ketetapan MPR
No. II / MPR / 1998.

Perwujudan Wawasan Nusantara


Pada masa sekarang ini, dengan tidak adanya lagi GBHN, rumusan
Wawasan Nusantara menjadi tidak ada.
Meski demikian sebagai konsepsi politik ketatanegaraan Republik
Indonesia, wilayah Indonesia yang berciri nusantara kiranya tetap
dipertahankan.
Hal ini tertuang dalam Pasal 25A UUD 1945 Amandemen IV yang
berbunyi Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah Negara
kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas
dan hak-haknya ditetapkan dangan Undang-Undang.
Undang-Undang yang mengatur hal ini adalah Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.

Dasar Pemikiran Wawasan Nasional


Indonesia
Dasar Pemikirian berdasarkan Falsafah Pancasila
Sila Ke-1 :
Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa
Hormat menghormati antar pemeluk agama dan toleransi
Kebebasan beragama

Sila Ke-2 :
Memberi hak dan kewajiban yang sama kepada setiap warga negara dalam menerapkan HAM

Sila Ke-3 :
Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara namun tidak mematikan kepentingan individu, golongan, dan
suku.

Sila Ke-4 :
Keputusan diusahakan melalui musyawarah untuk mufakat, namun tidak menutup kemungkinan voting.

Sila Ke-5 :
Mengakui dan menghargai hak warga negara untuk mencapai kesejahteraan namun tidak merugikan kepentingan
orang lain.

Wawasan Nasional Indonesia menghendaki tercapainya persatuan dan kesatuan,


namun tidak menghilangkan sifat, ciri, dan karakter kebinekaan.

Dasar Pemikiran Wawasan Nasional


Indonesia
Pemikiran berdasarkan Aspek Kewilayahan Nusantara
Hukum Laut
Deklarasi Juanda

Hukum Ruang Udara/Dirgantara

Dasar Pemikiran Wawasan Nasional


Indonesia
Pemikiran Berdasarkan Aspek Sosial Budaya
Budaya merupakan hasil kekuatan budi manusia, lengkapnya ialah cipta, rasa, dan karya.
Budaya dilahirkan dari hubungan antar manusia yang membentuk pola pikir, pola sikap, dan pola
tindak yang merangsang hubungan sosial di antara anggotanya.
Heterogenitas karakter bangsa, secara budaya meliputi:

Sistem religi/ keagamaan


Sistem masyarakt / organisasi
Sistem pengetahuan
Sistem keserasian / budaya dalam arti sempit
Sistem mata pencaharian / ekonomi, dan
Sistem teknologi dan peralatan

Kebudayaan yang merupakan warisan, memaksa generasi berikutnya untuk menerima dan
memelihara norma-norma.
Diperlukan rekayasa sosial dalam pembangunan karakter nasional (national and character
building), yaitu Wawasan Nusantara yang dilandasi Bhineka Tunggal Ika.

Dasar Pemikiran Wawasan Nasional


Indonesia
Pemikiran Berdasarkan Aspek Kesejarahan
Perjuangan suatu bangsa didasarkan atas latar belakang sejarahnya.
Indonesia diawali dari negara-negara kerajaan tradisional, misalnya Sriwijaya
dan Majapahit.
Rumusan filsafah negaranya belum jelas., yang ada baru slogan yang ditulis
Mpu Tantular : Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa.
Nuansa kebangsaan mulai muncul sejak tahun 1900-an ditandai oleh lahirnya
konsep baru dan modern (dasar dan tujuannya berbeda dengan konsep
lama).
Konsepsi Nusantara mengilhami Angkatan-angkatan dalam tubuh TNI untuk
mengembangkan wawasan berdasarkan mantranya:
Angkatan Darat mengembangkan Wawasan Benua;
Angkatan Laut mengembangkan Wawasan Bahari;
Angkatan Udara mengembangkan Wawasan Dirgantara

PENUTUP

Kesimpulan
Secara sederhana wawasan nusantara berarti cara pandang bangsa
Indonesia terhadap diri dan lingkungannya.
hakikat Wawasan Nusantara adalah persatuan bangsa dan kesatuan
wilayah.
Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa.
Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep Wawasan Nusantara adalah
menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula.
Berdasarkan fakta geografis dan sejarah, wilayah Indonesia beserta apa yang
ada di dalamnya dipandang sebagai satu kesatuan.
Pandangan atau Wawasan nasional Indonesia ini dinamakan Wawasan
Nusantara.
Wawasan Nusantara sebagai konsepsi geopolitik bangsa Indonesia.

Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat
bermanfaat terutama bagi penulis sendiri dan bagi
pembaca lainnya serta menambah wawasan dalam
bidang karya ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka
Ekawati, Dian. 2014. Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia. Diunduh dari:
http://tiekawati.wordpress.com/2014/03/15/wawasan-nusantara-sebagai-geopolitikindonesia/. [Diakses tamggal: 30 Oktober 2014].
Elistifani, Trisca Mia. 2013. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia. Diunduh dari:
http://triscamiaa-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-79604-Pendidikan%20
KewarganegaraanWawasan%20Nusantara%20sebagai%20Geopolitik%20Indonesia.html.
Fauzi, Achmad. 2003. Pancasila, Tinjauan Konteks Sejarah, Filsafat Ideologi Nasional dan
Ketatanegaraan Republik Indonesia, Malang: PT. Danar Jaya Brawijaya University Press.
Ketaren, Nurlela. 2008. Bahan Ajar Kewarganegaraan. Medan: Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Nasution, Adnan Buyung. 1995. Aspirasi Pemerintah Konstitusional di Indonesia, Jakarta:
Grafitti.
Suryo AB. 2013. Wawasan Nusantara: Konsep Geopolitik Indonesia. Dinduh dari:
http://jurnalmaritim.com/2013/16/272/wawasan-nusantara-konsep-geopolitik-indonesia.
[Diakses tamggal: 30 Oktober 2014].

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai