Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan
mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi Wawasan Nusantara dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP..................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara kepulauan. Negara yang terdiri atas pulau-pulau yang
terbentang dari sabang sampai merauke dan memiliki berbagai macam budaya. Keanekaragaman
yang dimiliki Indonesia di setiap daerah merupakan kekayaan untuk negeri ini. Dari segi tarian
daerah, makanan khas, suku, rumah adat, atau adat istiadat dari setiap daerah sudah pasti memiliki
perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural.
Dalam menyelenggarakan kehidupan, pemerintah dan rakyat memerlukan suatu
konsepsi yang berupa Wawasan Nasional yang bertujuan untuk menjamin kelangsuangaan hidup
dan keutuhan wilayah serta jati diri Negara tersebut. Kehidupan berbangsa dan bernegara
senantiasa diprngaruhi lingkungaan strategis sehingga wawasan harus mampu memberi insipirasi
pada suatu bangsa dalam mengahdapi berbagai tantangaan dan hambatan yang akan timbul dalam
upaya mengejar kejayaannya.
Pada tanggal 13 Desember tahun 1957 Perdana Mentri Djuanda melalui suatu
deklarasi memperkenalkan konsep Wawasan Nusantara, yang menetapkan bahwa bangsa
Indonesia merupakan sebuah Negara. Selanjutnya, melalui konsep yang dikenalkan dengan
sebutan Deklarasi Djuanda, ide “Negara kepulauan” mendapatkan pengakuan internasional.
Konvensi hukum laut 1982 (United Nation Convention on Law of the Se) memasukkan konsep
“archipelagic state” sebagai konsep hukum internasianal. Hal ini merupakan tonggak penting
dalam sejarah perjuangan Indonesia dalam menjadikan konsepsi Wawasan Nusantara sebagai
perwujudan dari Negara kepulauan Indonesia.
Perjuangan Perdana Mentri Djuanda ini, dilanjutkan oleh Mentri Luar Negri Moctar
Kusumaatmadja yang mampu mengartikulasikan konsepsi Wawasan Nusantara sebagai prinsip-
prinsip dasar yang dapat mempersatrukan Negara RI. Melalui konsepsi Wawasan Nusantara ini,
pamor Indonesia meningkat karena konsepsi ini merupakn salah satu terobosan penting khususnya
dalam hukum Internasional.
Sebagai mana diketahui, Indonesia memperjuangkan konsepsi Wawasan Nusantara
sebagai argument untuk mempersatukan pulau-pulau yang tersebar dari ujung Sumatera sampai
1
Irian Jaya (Papua). Hanya dengan konsep penetapan batas laut wilayah sejauh 12 mil saja, akan
mebuat adanya bagian laut bebas dalam pulau-pulau Indonesia yang dapat diinterpretasikan
sebagai laut bebas.
Dengan konsepsi Negara kepulauan, maka kelemahan itu behasil ditutupi. Semua laut
dalam diantara pulau-pulau atau di tengah kepulauan Indonesia sudah tidak dapat dihitung lagi
sebagai laut internasional, tetapi sebagai laut pedalaman yang temasuk sebagai kawasan laut
territorial dari suatu Negara kepulauan.
Konsepsi politik kewilayahan ini dimulai dengan UU No. 4/Prp/1960 yang dalam
konferensi Hukum Laut III terus diperjuangkan dan berujung pada penerimaan UNCLOS 1982
pada 10 Desember 1982.Pemerintah Indonesia sendiri tak perlu menunggu waktu yang terlalu
lama untuk meratifikasi Konvensi tersebut melalui UU No 17 tahun 1984. Disamping itu,
mengenai garis batas Indonesia, baik laut wilayah, landas kontinen, maupun zona ekonomi
eksklusif juga telah dapat diselaisaikan pada era Menlu Moctar Kusumaatmadja.
Dengan keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia, berdasarkan letak
geografisnya. Tanah air Indonesia sebagai Negara kepulauan yang berdasarakan pancasila dengan
semua aspek kehidupan dengan cara pandang yang berbeda, maka terbentuklah wawasan
nusantara. Wawasan nusantara dibentuk dan dijiwai oleh geopol. Geopol adalah ilmu pengelolaan
negara yang menitikberatkan pada keadaan geografos. Geopol selalu berkaitan dengan kekuatan
yang mengangkat paham atau mempertahankan paham yang dianut oleh suatu bangsa atau Negara
demi memjaga persatuan dan kesatuan
1.2 Tujuan
2
BAB II
PERMASALAHAN
3
Kesadaran akan hak dan kewajiban sangatlah penting, seseorang yang semestinya memiliki hak
namun ia tidak menyadarinya, maka akan membuka peluang bagi pihak lain untuk
menyimpangkannya. Demikian pula ketidaksadaran seseorang akan kewajibannya akan membuat hak
yang semestinya didapatkan orang lain menjadi dilanggar atau diabaikan. Pada makalah ini akan
dibahas pengertian hak dan kewajiban, hak dan kewajiban negara dan warga negara menurut UUD
1945, serta pelaksanaan hak dan kewajiban negara dan warga negara di negara Pancasila.
Sebagaimana yang telah ditetapkan bahwasanya Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945, yang didalamnya menjelaskan
beberapa hak dan kewijaban untuk seorang warga negara Indonesia. Namun permasalahannya saat ini
adalah pencapaian dalam pelaksanaan hak dan kewajiban itulah yang menurut kami belum seimbang
juga belum bisa terlaksana dengan baik yang disebabkan masih banyak permasalahan-permasalahan
baik itu dalam hak juga kewajiban sendiri. Sebenarnya ini adalah tanggung jawab bersama, menncari
solusi yang tepat untuk pencapaian keseimbangan ini.
Dengan demikian salah satu hal penting dalam pelaksanaan hak dan kewajiban ini adalah
pancasila. Pancasila perlu dimengerti secara tepat dan benar baik dari pengertian, sejarah, konsep,
prinsip dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tanpa mengerti hal-hal yang mendasar ini amat
sulit Pancasila untuk diamalkan. Selain daripada itu, Pancasila akan cepat memudar dan dilupakan
kembali.
2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan dengan sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan wawasan nusantara ?
2. Apa yang dimaksud dengan Geopolitik dan Geostrategi bangsa Indonesia ?
3. Bagaimana pandangan menurut Ratzel dan Kjellen serta pandanagan menurut Haushofer?
4. Bagaimana konsepsi tentang wilayah lautan ?
5. Apa yang dimaksud dengan karateristik wilayah Nusantara ?
4
BAB III
PEMBAHASAN
Setiap bangsa mempunyai wawasan nasional (national outlook) yang merupakan visi
bangsa yang bersangkutan menuju ke masa depan. Kehidupan berbangsa dalam suatu negara
memerlukan suatu konsep cara pandang atau wawasan nasional yang bertujuan untuk
menjamin kelangsungan hidup dan kebudayaan bangsa dan wilayahnya serta jati diri bangsa
itu. Bangsa yang dimaksudkan disini adalah bangsa yang menegara (nation state). Adapun
wawasan nasional bangsa indonesia dikenal dengan wawasan nusantara.
Istilah wawasan berasal dari kata 'wawas' yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata 'mawas' yang berarti memandang,
meninjau, atau melihat. Sedangkan 'wawasan' berarti cara pandang, cara tinjau, atau cara
melihat. Sedangkan istilah nusantara berasal dari kata 'nusa' yang berarti pulau-pulau dan
'antara' yang berarti diapit di antara dua hal. Istilah nusantara dipakai untuk menggambarkan
kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau indonesia yang terletak diantara samudra
pasifik dan samudra indonesia serta diantara benua asia dan benua australia.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang duri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi
dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Sedangkan
wawasan nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah
nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
Dengan demikian wawasan nusantara berperan untuk membimbing bangsa indonesia dalam
penyelenggaraan kehidupannya serta bangsa indonesia dalam penyelenggaraan kehidupannya
serta sebagai rambu-rambu dalam perjuangan mengisi kemerdekaannya. Wawasan nusantara
sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan
kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita-
citanya.
5
3.2 Faktor faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara
b. Kepulauan indonesia
6
bangsa indonesia sangat mencintai nama indonesia meskipun bukan dari bahasanya
sendiri. Tetapi ciptaan orang barat nama indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu
kepulauan india. Dalam bahasa yunani, “indo” berarti indoa dan “nesos” berarti pulau.
Indonesia mengandung makna spiritual yang didalamnya terasa ada jiwa perjuangan
menuju cita-cita luhur negara kesatuan kemerdekaan dan kebesaran.
Setelah cukup lama istilah itu dipakai hanya sebagai nama keilmuan pada awal
abad ke-20 perhimpunan para mahasiswa indonesia di belanda menyebut diri dengan
“perhimpunan indonesia” dan membiasakan pemakaian kata ‘indonesia’. Berikutnya
pada peristiwa sumpah pemuda tahun 1928 kata indonesia dipakai sebagai sebutan bagi
bangsa tanah air dan bahasa sekaligus menggantikan sebuta nederlandsch oost indie.
Kemudian sejak proklamasi kemerdekaan RI pada 17-8-1945. Indonesia menjadi nama
resmi negara dan bangsa indonesia sampai sekarang.
1) Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
2) Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia sehingga
tidak dapat dimiliki oleh masing-masing negara.
3) Mare Liberum,menyatakan bahwa wilayah laut bebas untuk semua Negara
4) Mare Clausum, (The Right and Dominion Of The Sea), menyatakan bahwa hanya laut
sepanjang pantai saja yang dapat dimilikiolehsuatau negara sejauh yang dapat dikuasai
dari darat (waktu itu kira-kira sejauh 3 mil)
7
5) Archipelagic State Pinciples (asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar dalam
konvensi PB tentang hukum laut.
Saat ini Konvensi PBB tentang Hukum Laut (United Nation Convention on the Law of
the Sea – UNCLOS) mengakui adanya keinginan untuk membentuk tertib hukum laut dan
samjdra yang dapat memudahkan komunikasi international dan memajukan penggunaan laut
dan samudra secara damai. Di samoing itu ada keinginan pula untuk mendayagunakan sumber
kekayaan alamnya secara adil dan efisien, konservasi dan pengkajian sumber kekayaan
hayatinya, serta perlindungan dan pelestarian lingkungan laut.
Sesuai dengan Hukum Laut Internasional,secara garis besar Indonesia sebagai Negara
kepulauan memiliki Laut Teritorial. Perairan Pedalaman, Zone Ekonomi Eksklusif, dan Landas
Kontinen. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Negara kepulauan adalah suatu Negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih
kepulauan dan dapat mencangkup pulau-pulau lain. Pengertian ‘kepulauan’ adalah suatu
gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan di antaranya dan lainnya wujud alamiah
yang hubungannya satu sama lain demikian erat sehingga pulau-pulau, perairan dan wujud
alamiah lainnya merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi, dan politik yang hakiki, atau
yang secara historis dianggap demikian.
2) Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melibihi 12 mil laut di ukur
dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air surut terendah sepanjang
pantai, seperti yang terlihat pada peta laut skala besar yang berupa garis yang
menghubungkan titik-tik terluar dari dua pulau dengan batas-bats tertentu sesuai konvensi
ini. Kedaulatan suatu Negara pantai mencangkup daratan, perairan pedalaman dan laut
territorial tersebut.
3) Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari garis
pangkal.
4) One Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melibihi 200 mil laut dari garis pangkal. Di
dalam ZEE Negara yang bersangkutan mempunyai hak berdaulat untuk keperluan untuk
eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan alam hayati dari
perairan.
8
5) Landas Kontinen suatu Negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya yang
terletak di luar laut, teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah
daratannya. Jaraknya 200 mil laut dari garis pangkal atau dapat lebih dari itu dengan tidak
melebihi 350 mil, tidak boleh melibihi 100 mil dari garis batas kedalaman dasar laut
sedalam 2500 m.
d. Karakteristik wilayah nusantara
Nusantara berarti kepulauan indonesia yang terletak di antara benua asia dan
benua australia dan dianara samudra pasifik dan samudra indonesia yang terdiri dari
17.508 pulau besar maupun kecil. Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah
6.044 buah. Kepulauan indonesia terletak pada basat-batas astronomi sebagai berikut :
Utara : ±6°08’LU
Selatan : ±11°15’LS
Barat : ±94°45’BT
Timur : ±141°05’BT
Jarak utara-selatan sekitar 1.888 ekmerdekaan, sedangakan jarak barat-timur
5.110 kemerdekaan, bila diproyeksikan pada peta benua eropa, maka jarak barat-timur
tersebut sama dengan jarak antara london(inggris) dan ankara(turki). Bila
diproyeksikan pada peta amerika serikat, maka jarak tersebut sama dengan jarak antara
pantai barat dan pantai timur amerika serikat.
Luas wilayah indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km² yang terdiri dari
daratan seluas 2.027.087 km² dan perairan luas 3.166.163 km². Luas wilayah daratan
indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara asia tenggara merupakan yang
terluas. Sedangkan jika dibandingkan dengan negara-negara di dunia, makan luas
wilayah daratan indonesia menempati urutan ke-14.
3.3.1 Geopolitik
1) Pengerian Geopolitik
9
Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederich Ratzel (1844-1904) sebagai ilmu
bumi politik (Political Geography). Istilah ini kemudian dikembangkan dan diperluas oleh
sarjana ilmu politik Swedia, Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1964) dari
Jerman menjadi Geographical politic dan disingkat Geopolitik. Perbedaan dari dua istilah
diatas terletak pada titik perhatian dan tekanannya, apakah pada bidang geograpi atau politik.
Ilmu bumi politik (Political Geography) mempelajari fenomena geografi dari aspek politik.
Sedangkan geoplitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.
Frederich Ratzel pada akhir abad ke-19 mengembangkan kajian geografi poitik dengan
pandangan bahwa negara adalah mirip organisme (makhluk hidup). Dia mandang negara dari
sudut konsepruang. Negara adalah ruang yang ditempati oleh kelompok masyarakat politi
(bangsa). Bangsa dan negara terikat oleh hukum alam. Jika bangsa dan negara ingin tetap eksis
dan berkembang, maka harus diberlakukan hukum ekspansi (pemekaran wilayah).
Di samping itu Rudolf Kjellen berpendapat bahwa negara adalah organisme yang harus
memiliki intelektual. Negara merupakan sistem politik yang mencakup geopoliti, ekonomi
politik, kratopolitik, dan sosiopolitik Kjellen juga megajukan paham ekspansionisme dalam
rangka untuk mempertahankan negara dan mengembangkannya. Selanjutnya dia engajukan
langkah strategis untuk memperkuat negara dengan memulai pembangunan kekuatan daratan
(kontinental) dan diikuti dengan pembangunankekuasaan bahari (maritim).
Pandangan Ratzel dan Kjellen hampir sama. Mereka memandang pertumbuhan negara
mirip dengan pertumbuhan organisme (makhluk hidup). Oleh karena itu negara memerlukan
ruang hidup (lebensraum). Serta mengenal proses lahir, tumbuh, empertahankan hidp, menyusut,
10
dan mati. Mereka juga mengajukan paham ekspansionisme (pemekaran wilayah) yang kemudian
melahirkan ajaran adu kekuatan (Power Plitics atau Theory of Power).
3) Pandangan Haushofer
Pandangan demikian ini semakinjelas pada pemikiran Karl Haushofer yang pada masa
itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman dibawah pimpinan Hittler. PEMIKIRAN Haushofer
disamping berisi paham ekspansionisme juga mengandung ajaran rasialisme, yang menyatakan
bahwa ras Jerman adalah paling unggul yang harus dapat menguasai dunia. Pandangan semacam
ini juga di dunia berkembang di Jepang berupa ajaran hako ichiu yang dilandasi oleh semangat
militerisme dan fasisme.
a) Suatu bangsa dalam mempertahankan suatu kelansungan hidupnya tidak terlepas dari
hukum alam. Hanya bangsa yang unggul (berkualitas) saja yang dapat bertahanhan
hidup dan terus berkembang, sehingga hal ini menjurus ke arah rasialisme.
b) Kekuasaan Imperium Daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan Imperium
maritim untuk menguasai pengawasan di lautan.
c) Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan menguasai Eropa, Afrika, dan Asia
Barat (Yakni Jermn dan Italia).
d) Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan. Ruang hidup bangsa dengan keuasaan
ekonomi dan sosial yang rasial mengharuskan pembagian baru kekayaan alam dunia.
Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik untuk memperjuangkan
kelangsungan hidupdan mendapatkan ruang hidupnya. Berdasarkan teori yang bersifat
ekspansionalisme, wilayah dunia dibagi-bagi menjadi region-region yang akan dikuasai
oleh bangsa-bangsa yang unggul seperti Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Inggris, dan
Jepang.
Pandangan geopolitik bangsa indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan
kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam pembukaan UUD 1945.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa
11
indonesia menolak segala bentuk penjajahan, karena penjajahan idak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan.
Oleh karena itu bangsa indonesia juga menolak paham ekspansionisme dan adu
kekuatan yang berkembang di Barat. Bangsa indonesia juga menolak paham rasialisme,
karena semua manusia mempunyai martabat yang sama, berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan
dan Kemanusiaan yang universal. bangsa memiliki hak kemanusiaan yang universal.
3.3.2 Geostrategi
Strategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencpai tujuan atau
sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan politik. Karena strategi merupakan upaya
pelaksanaan, maka strategi pada hakikatnya merupakan suatu seni yang implementasinya
didasari oleh intuisi, perasaan, dan hasil pengalaman. Strategi juga merupakan ilmu yang
langkah-langkahnya selalu berkaitan dengan data dan fakta yang ada. Seni dan ilmu
digunakan sekaligus untuk membina atau mengelol sumber daya yang dimiliki dalam suau
rencana dan tindakan.
12
selatan ( Australia dan Selandia Baru) dan komunisme di utara (RRC, Vietnam,
dan Korea Utara)
4) Politik : Demokrasi pancasila terletak diantara demokrasi liberal di aelatan
dan demokrasi rakyat (diktatur proletar) di utara.
5) Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak diantara ekonomi Kapitalis dan
selatan Sosialis di utara.
6) Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat individualism
di selatan dan masyarakat sosialisme di utara.
7) Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan dan
budaya timur di utara.
8) Hankam : Geopolitik geostrategi Hnkan (Pertahanan dan Keamanan)
Indonesia terletak diantara wawasan kekuatan maritim di selatan dan
wawasan kontinental di utara.
wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah Hindia Belanda
berdasarkan ketentuan dalam “Territoriale zee en Maritieme Kringen Ordonatie”. Tahun
1939 tentang batas wilayah laut teritorial Indonesia. Ordonansi tahun 1939 tersebut
menetapkan batas wilayah laut teritorial sejauh 3 mil dari garis pantaui ketika surut, dengan
asa pulau demi pilau secara terpisah-pisah.
Pada masa tersebut wilayah Negara Republik Indonesia bertumpu pada wilayah daratan
pulau-pulau yang saling terpisah oleh perairan atau selat diantara pulau-pulau itu. Wilayah
13
laut territorial masih sangat sedikit karena untuk setiap pulau hanya ditambah perairan sejauh
3 mil di sekelilingnya. Sebagain besar wilayah perairan dalam pulau-pulau merupakan
perairan bebas. Hal ini tentu tidak sesuai dengan kepentingan keselamatan dan keamanan
Negara Kesatuan RI.
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan sebagai
pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan tujuan sebagai berikut :
1) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat.
2) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia di sesuaikan dengan asas Negara
kepulauan (Archipelagic State Principies).
3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
Keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Asas Kepulauan itu mengikuti ketentuan Yurisprudensi Mahkamah Internasional pada
tahun tahun 1951 ketika menyelesaikan kasus perbatasan antara Inggris dan Norwegia.
Dengan berdasarkan asas kepulauan maka wilayah Indonesia adalah satu kesatuan kepulauan
nusantara termasuk perairannya yang utuh dan bulat. Disamping itu berlaku pula ketentuan
“point to point the ory” untuk menetapkan garis dasar wilayah antara titik-titik terluar dari
pulau-pulau terluar.
Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang No. 4/Prp/1960 tangal
18 Februari 1960. Tentang perairan Indonesia. Sejak itu terjadi perubahan bentuk wilayah
nasional dan cara perhitungannya. Laut territorial diukur sejauh 12 mil dari titik-titik pulau
terluar yang saling dihubungkan. Sehingga merupakan satu kesatuan wilayah yang utuh dan
bulat. Semua perairan diantara pulau-pulau Nusantara menjadi laut territorial Indonesia.
Dengan demikian luas wilayah territorial Indonesia yang semula hanya sekitar 2 juta km2
kemudian bertambah menjadi 5 juta km2 lebih. Rincian perhitungannya : daratan 2.027.087
km2 + perairan 3.166.163 km2 = 5.193.250 km2. Tiga perlima wilayah Indonesia berupa
perairan atau lautan. Oleh karena itu Negara Indonesia dikenal sebagai Negara maritime.
Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 8
tahun 1962 tentang lalu lintas damai di perairan perdamaian Indonesia (internal waters) yang
meliputi :
14
a) Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia,
b) Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas, dan
c) Semua pelayaran dari dank e laut bebas dengan melintasi perairan Indonesia.
Pengaturan demikian ini sesuai dengan salah satu tujuan Deklarasi Juanda tersebut di atas
dalam rangka menjaga keselamatan dan keamanan RI.
Asas-asas poko yang termuat di dalam Deklarasi tentang landas kontinen adlah sebagai
berikut:
1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia adaah milik
ekslusif Negara RI.
2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landas kontinen dengan
Negara-negara tengga melalui perundingan.
3) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang di tarik di tengah-
tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar Negara tetangga.
4) Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas kontinen
Indonesia maupun udara diatasnya.
Demi kepastian hukum dan untuk mendukung kebijaksanaan Pemerintak, asas-asas pokok
tersebut dituangkan dlam Undang-Undang Nomer 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen
Indonesia. Di samping itu UU No. 1/1973 juga member dasar bagi pengauran eksplorasi serta
penyelidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas kontinen dan masalah-masalah yang
ditimbulkannya.
15
3.4.4. Zona Ekonomi Ekslutif (ZEE)
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setiap bangsa mempunyai wawasan nasional (national outlook) yang merupakan visi
bangsa yang bersangkutan menuju ke masa depan. Kehidupan berbangsa dalam suatu negara
memerlukan suatu konsep cara pandang atau wawasan nasional yang bertujuan untuk
menjamin kelangsungan hidup dan kebudayaan bangsa dan wilayahnya serta jati diri bangsa
itu. Wawasan nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya
membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam
mencapai tujuan dan cita-citanya.
4.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini mungkin jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan oleh
kurangnya Referensi yang dimiliki oleh penulis, maka untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman-teman demi kesempurnaan dimasa
yang akan datang.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan kewarganegaraan Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
18