Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAWASAN


NUSANTARA

Dosen Pengampu : Eko Yulianto Susanto, SH, SST, MT


Disusun oleh kelompok 5 :
1. Rahardian Yusuf 40040117060094
2. Hafizh Khoirullah 40040117060097
3. Sabrina 40040117060136

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan
mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi Wawasan Nusantara dengan baik
dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk pemenuhan


tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan dan untuk melengkapi persyaratan yang
telah ada pada pelaksanaan perkuliahan.

Demikian makalah ini dibuat oleh penulis. Namun demikian penulis


menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih terdapat kesalahan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
khususnya dosen pembimbing untuk peningkatan mutu makalah selanjutnya di
masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhirnya, penulis


mengucapkan terima kasih.

Semarang, 18 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PERMASALAHAN ............................................................................................. 3

2.1 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................. 5

3.1 Pengertian wawasan nusantara ..................................................................... 5

3.2 Faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara .......................................... 6

3.3 Geopoltik dan Geostrategi ............................................................................ 9

3.4 perkembangan wilayah indonesia dan dasar hukumnya ............................ 13

BAB IV PENUTUP..................................................................................................... 17

4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 17

4.2 Saran ............................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan. Negara yang terdiri atas pulau-pulau yang
terbentang dari sabang sampai merauke dan memiliki berbagai macam budaya. Keanekaragaman
yang dimiliki Indonesia di setiap daerah merupakan kekayaan untuk negeri ini. Dari segi tarian
daerah, makanan khas, suku, rumah adat, atau adat istiadat dari setiap daerah sudah pasti memiliki
perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural.
Dalam menyelenggarakan kehidupan, pemerintah dan rakyat memerlukan suatu
konsepsi yang berupa Wawasan Nasional yang bertujuan untuk menjamin kelangsuangaan hidup
dan keutuhan wilayah serta jati diri Negara tersebut. Kehidupan berbangsa dan bernegara
senantiasa diprngaruhi lingkungaan strategis sehingga wawasan harus mampu memberi insipirasi
pada suatu bangsa dalam mengahdapi berbagai tantangaan dan hambatan yang akan timbul dalam
upaya mengejar kejayaannya.
Pada tanggal 13 Desember tahun 1957 Perdana Mentri Djuanda melalui suatu
deklarasi memperkenalkan konsep Wawasan Nusantara, yang menetapkan bahwa bangsa
Indonesia merupakan sebuah Negara. Selanjutnya, melalui konsep yang dikenalkan dengan
sebutan Deklarasi Djuanda, ide “Negara kepulauan” mendapatkan pengakuan internasional.
Konvensi hukum laut 1982 (United Nation Convention on Law of the Se) memasukkan konsep
“archipelagic state” sebagai konsep hukum internasianal. Hal ini merupakan tonggak penting
dalam sejarah perjuangan Indonesia dalam menjadikan konsepsi Wawasan Nusantara sebagai
perwujudan dari Negara kepulauan Indonesia.
Perjuangan Perdana Mentri Djuanda ini, dilanjutkan oleh Mentri Luar Negri Moctar
Kusumaatmadja yang mampu mengartikulasikan konsepsi Wawasan Nusantara sebagai prinsip-
prinsip dasar yang dapat mempersatrukan Negara RI. Melalui konsepsi Wawasan Nusantara ini,
pamor Indonesia meningkat karena konsepsi ini merupakn salah satu terobosan penting khususnya
dalam hukum Internasional.
Sebagai mana diketahui, Indonesia memperjuangkan konsepsi Wawasan Nusantara
sebagai argument untuk mempersatukan pulau-pulau yang tersebar dari ujung Sumatera sampai

1
Irian Jaya (Papua). Hanya dengan konsep penetapan batas laut wilayah sejauh 12 mil saja, akan
mebuat adanya bagian laut bebas dalam pulau-pulau Indonesia yang dapat diinterpretasikan
sebagai laut bebas.
Dengan konsepsi Negara kepulauan, maka kelemahan itu behasil ditutupi. Semua laut
dalam diantara pulau-pulau atau di tengah kepulauan Indonesia sudah tidak dapat dihitung lagi
sebagai laut internasional, tetapi sebagai laut pedalaman yang temasuk sebagai kawasan laut
territorial dari suatu Negara kepulauan.
Konsepsi politik kewilayahan ini dimulai dengan UU No. 4/Prp/1960 yang dalam
konferensi Hukum Laut III terus diperjuangkan dan berujung pada penerimaan UNCLOS 1982
pada 10 Desember 1982.Pemerintah Indonesia sendiri tak perlu menunggu waktu yang terlalu
lama untuk meratifikasi Konvensi tersebut melalui UU No 17 tahun 1984. Disamping itu,
mengenai garis batas Indonesia, baik laut wilayah, landas kontinen, maupun zona ekonomi
eksklusif juga telah dapat diselaisaikan pada era Menlu Moctar Kusumaatmadja.
Dengan keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia, berdasarkan letak
geografisnya. Tanah air Indonesia sebagai Negara kepulauan yang berdasarakan pancasila dengan
semua aspek kehidupan dengan cara pandang yang berbeda, maka terbentuklah wawasan
nusantara. Wawasan nusantara dibentuk dan dijiwai oleh geopol. Geopol adalah ilmu pengelolaan
negara yang menitikberatkan pada keadaan geografos. Geopol selalu berkaitan dengan kekuatan
yang mengangkat paham atau mempertahankan paham yang dianut oleh suatu bangsa atau Negara
demi memjaga persatuan dan kesatuan

1.2 Tujuan

a) Untuk mengetahui pengertian Wawasan Nusantara


b) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Wawasan Nusantara
c) Untuk mengetahui pengertian Geopolitik dan Geostrategi
d) Untuk mengetahui pengertian Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya
e) Untuk mengetahui wilayah kepulauan indonesia

2
BAB II
PERMASALAHAN

Setiap bangsa mempunyai wawasan nasional yang merupakan visibangsa yang


bersangkutan menuju ke masa depan, secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu
bangsa tentang diri an lingkugannya yang di jabar dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai
dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
Sedankan wawasan nusantara memiliki arti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkunagnnya berdasarkan pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah
nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai cita-cita nasionalnya. Dengan
demikia wawasan nusantara berperran untuk membimbing bangsa Indonesia dalam
penyelenggarakan kehidupannya serta sebagai rambu-rambu dalam perjuangan mengisi
kemerdekaannya wawasan nusantara sebagai cara pandangan juga mengajarkan bagaimana
pentingnya membina perasatuan dan kesatuan dalam segala aspek nusantara.
Dengan luasnya geografi dengan wilayah kepulauan indonesia terdapat konsepsi
wilayah lautan dalam perkembangan hukum laut internsional mengenai pemilikan dan
penggunaan wilayah laut. Yaitu oleh Lesnulius menyatakan bahwa laut tidak ada yang
memilikinya, Rescimunis menyatakan bahwa laut dapat dimiliki oleh masing-masing negara,
Mareliberrum menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa, Mareclausum
menyatakan bahwa hanya laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki suatu negara,
Archipelogic state prinsipels menjadikan dasar dalam koversi PBB tentang hukum laut
interasional secara garis besar indonesia sebagai garis kepulauan indonesia memiliki laut
teritorial, perairan pedalaman, zona ekonomi eklusif, dan landasan kontinen. Asas kepulauan
mengikuti ketentuan yurispudensi mahkamah internasional pada tahun 1951 bahwa wilayah
indoensia merupakan satu kesatuan kepulauan nusantara termasuk perairannya yang utuh, serta
berlaku pula ketentuan ‘point to point the ory’ untuk menetapkan garis dasar wilayah antara titik-
titik terluar dari pulau-pulau terluar. Semua perairan diantara pulau-pulau nusantara menjadi
menjadi laut teritorial, Oleh karena itu negara indonesia dikenal sebagai negara maritim.

3
Kesadaran akan hak dan kewajiban sangatlah penting, seseorang yang semestinya memiliki hak
namun ia tidak menyadarinya, maka akan membuka peluang bagi pihak lain untuk
menyimpangkannya. Demikian pula ketidaksadaran seseorang akan kewajibannya akan membuat hak
yang semestinya didapatkan orang lain menjadi dilanggar atau diabaikan. Pada makalah ini akan
dibahas pengertian hak dan kewajiban, hak dan kewajiban negara dan warga negara menurut UUD
1945, serta pelaksanaan hak dan kewajiban negara dan warga negara di negara Pancasila.
Sebagaimana yang telah ditetapkan bahwasanya Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945, yang didalamnya menjelaskan
beberapa hak dan kewijaban untuk seorang warga negara Indonesia. Namun permasalahannya saat ini
adalah pencapaian dalam pelaksanaan hak dan kewajiban itulah yang menurut kami belum seimbang
juga belum bisa terlaksana dengan baik yang disebabkan masih banyak permasalahan-permasalahan
baik itu dalam hak juga kewajiban sendiri. Sebenarnya ini adalah tanggung jawab bersama, menncari
solusi yang tepat untuk pencapaian keseimbangan ini.
Dengan demikian salah satu hal penting dalam pelaksanaan hak dan kewajiban ini adalah
pancasila. Pancasila perlu dimengerti secara tepat dan benar baik dari pengertian, sejarah, konsep,
prinsip dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tanpa mengerti hal-hal yang mendasar ini amat
sulit Pancasila untuk diamalkan. Selain daripada itu, Pancasila akan cepat memudar dan dilupakan
kembali.
2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan dengan sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan wawasan nusantara ?
2. Apa yang dimaksud dengan Geopolitik dan Geostrategi bangsa Indonesia ?
3. Bagaimana pandangan menurut Ratzel dan Kjellen serta pandanagan menurut Haushofer?
4. Bagaimana konsepsi tentang wilayah lautan ?
5. Apa yang dimaksud dengan karateristik wilayah Nusantara ?

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian wawasan nusantara

Setiap bangsa mempunyai wawasan nasional (national outlook) yang merupakan visi
bangsa yang bersangkutan menuju ke masa depan. Kehidupan berbangsa dalam suatu negara
memerlukan suatu konsep cara pandang atau wawasan nasional yang bertujuan untuk
menjamin kelangsungan hidup dan kebudayaan bangsa dan wilayahnya serta jati diri bangsa
itu. Bangsa yang dimaksudkan disini adalah bangsa yang menegara (nation state). Adapun
wawasan nasional bangsa indonesia dikenal dengan wawasan nusantara.

Istilah wawasan berasal dari kata 'wawas' yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata 'mawas' yang berarti memandang,
meninjau, atau melihat. Sedangkan 'wawasan' berarti cara pandang, cara tinjau, atau cara
melihat. Sedangkan istilah nusantara berasal dari kata 'nusa' yang berarti pulau-pulau dan
'antara' yang berarti diapit di antara dua hal. Istilah nusantara dipakai untuk menggambarkan
kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau indonesia yang terletak diantara samudra
pasifik dan samudra indonesia serta diantara benua asia dan benua australia.

Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang duri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi
dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Sedangkan
wawasan nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah
nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
Dengan demikian wawasan nusantara berperan untuk membimbing bangsa indonesia dalam
penyelenggaraan kehidupannya serta bangsa indonesia dalam penyelenggaraan kehidupannya
serta sebagai rambu-rambu dalam perjuangan mengisi kemerdekaannya. Wawasan nusantara
sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan
kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita-
citanya.

5
3.2 Faktor faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara

3.2.1 Wilayah (Geografi)

a. Asas kepulauan (Archipelagic Principle)


Kata ‘Archpelago’ dan ‘archipelagic’ berasal dari kata italia ‘archipelagos’.
Akar katanya adalah ‘archi’ berarti terpenting, terutama, dan pelagos berarti laut atau
wilayah lautan. Jadi Archipelago dapat diartikan sebagai lautan terpenting.
Istilah archipelogo antara lain terdapat dalam naskah resmi perjanjiam antara
republik vennezza dan michael palaleogus pada tahun 1268. Perjanjian ini menyebut
“arc(h) pelago” yang maksudnya adalah “aigaius pelagos” atau laut aigia yang
dianggap sebagai laut terpenting oleh negara-negara yang bersangkutan. Pengertian ini
kemudian berkembang tidaknya hanya laut aigaia tetapi termasuk pulau-pulau
didalamnya. Istilah archipelago adalah wilayah lautan dengan pulau-pulau didalamnya.
Arti inni kemudian menjadi pulau-pulau saja tanpa menyebut unsur lautnya sebagai
akibat penyerapan bahasa barat. Sehingga archipelago selalu diartikan kepulauan atau
kumpulan pulau.
Lahirnya asas archipelago mengandung pegertian bahwa pulau-pulau tersebut
selalu dalam kesatuan utuh. Sementara tempat unsur perairan atau lautan antara pulau-
pulau berfungsi sebagai unsur penghubung dan bukan unsur pemisah. Asas dan
wawasan kepulauan ini dijumpai dalam pengertian the indian archipelago . kata
archipelagos pertama kali dipakai oleh john crawford dalam bukunya the history of
indian archipelago (1820). Kata indian archipelagos diterjemahkan ke dalam bahasa
belanda indische archipel,yang semula ditafsirkan sebagai wilayah kepulauan andaman
sampai marshanai.

b. Kepulauan indonesia

Bagian wilayah indische archipel yang dikuasai belanda dinamakan


nederlandsch oost indishe archipelago. Itulah wilayah jajahan belanda yang kemudian
menjadi wilayah negara republik indonesia. Sebagai sebutan untuk kepulauan ini sudah
banyak nama dipakai yaitu “hindia timur” “insulinae” oleh multatuli, “nusantara”
“indonesia” dan “hindia belanda” (nederlandsch-indie) pada masa penjajahan belanda

6
bangsa indonesia sangat mencintai nama indonesia meskipun bukan dari bahasanya
sendiri. Tetapi ciptaan orang barat nama indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu
kepulauan india. Dalam bahasa yunani, “indo” berarti indoa dan “nesos” berarti pulau.
Indonesia mengandung makna spiritual yang didalamnya terasa ada jiwa perjuangan
menuju cita-cita luhur negara kesatuan kemerdekaan dan kebesaran.

Sebutan “indonesia” merupakan ciptaan ilmuan J.R.Logan dalam journal of the


indian archipelago dan east asia (1850). Sir W.E.Maxwell seorang ahli hukum juga
memakainya dalam kegemarannya memepelajari rumpun melayu pada tahun 1882 dia
menerbitkan buku penuntun untuk bahasa itu dengan kata pembukaan yang memakai
istilah ‘indonesia’ semakin terkenal berkat peran Adolf Bastian seorang etnolog yang
menegaskan arti kepulauan ini dalam hubungannya indonesia order die inseln des
malaysichen archipels (1884-1889).

Setelah cukup lama istilah itu dipakai hanya sebagai nama keilmuan pada awal
abad ke-20 perhimpunan para mahasiswa indonesia di belanda menyebut diri dengan
“perhimpunan indonesia” dan membiasakan pemakaian kata ‘indonesia’. Berikutnya
pada peristiwa sumpah pemuda tahun 1928 kata indonesia dipakai sebagai sebutan bagi
bangsa tanah air dan bahasa sekaligus menggantikan sebuta nederlandsch oost indie.
Kemudian sejak proklamasi kemerdekaan RI pada 17-8-1945. Indonesia menjadi nama
resmi negara dan bangsa indonesia sampai sekarang.

c. Konsep tentang Wilayah Lautan

Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsepsi mengenai


pemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :

1) Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
2) Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia sehingga
tidak dapat dimiliki oleh masing-masing negara.
3) Mare Liberum,menyatakan bahwa wilayah laut bebas untuk semua Negara
4) Mare Clausum, (The Right and Dominion Of The Sea), menyatakan bahwa hanya laut
sepanjang pantai saja yang dapat dimilikiolehsuatau negara sejauh yang dapat dikuasai
dari darat (waktu itu kira-kira sejauh 3 mil)

7
5) Archipelagic State Pinciples (asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar dalam
konvensi PB tentang hukum laut.

Saat ini Konvensi PBB tentang Hukum Laut (United Nation Convention on the Law of
the Sea – UNCLOS) mengakui adanya keinginan untuk membentuk tertib hukum laut dan
samjdra yang dapat memudahkan komunikasi international dan memajukan penggunaan laut
dan samudra secara damai. Di samoing itu ada keinginan pula untuk mendayagunakan sumber
kekayaan alamnya secara adil dan efisien, konservasi dan pengkajian sumber kekayaan
hayatinya, serta perlindungan dan pelestarian lingkungan laut.
Sesuai dengan Hukum Laut Internasional,secara garis besar Indonesia sebagai Negara
kepulauan memiliki Laut Teritorial. Perairan Pedalaman, Zone Ekonomi Eksklusif, dan Landas
Kontinen. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Negara kepulauan adalah suatu Negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih
kepulauan dan dapat mencangkup pulau-pulau lain. Pengertian ‘kepulauan’ adalah suatu
gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan di antaranya dan lainnya wujud alamiah
yang hubungannya satu sama lain demikian erat sehingga pulau-pulau, perairan dan wujud
alamiah lainnya merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi, dan politik yang hakiki, atau
yang secara historis dianggap demikian.
2) Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melibihi 12 mil laut di ukur
dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air surut terendah sepanjang
pantai, seperti yang terlihat pada peta laut skala besar yang berupa garis yang
menghubungkan titik-tik terluar dari dua pulau dengan batas-bats tertentu sesuai konvensi
ini. Kedaulatan suatu Negara pantai mencangkup daratan, perairan pedalaman dan laut
territorial tersebut.
3) Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari garis
pangkal.
4) One Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melibihi 200 mil laut dari garis pangkal. Di
dalam ZEE Negara yang bersangkutan mempunyai hak berdaulat untuk keperluan untuk
eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan alam hayati dari
perairan.

8
5) Landas Kontinen suatu Negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya yang
terletak di luar laut, teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah
daratannya. Jaraknya 200 mil laut dari garis pangkal atau dapat lebih dari itu dengan tidak
melebihi 350 mil, tidak boleh melibihi 100 mil dari garis batas kedalaman dasar laut
sedalam 2500 m.
d. Karakteristik wilayah nusantara

Nusantara berarti kepulauan indonesia yang terletak di antara benua asia dan
benua australia dan dianara samudra pasifik dan samudra indonesia yang terdiri dari
17.508 pulau besar maupun kecil. Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah
6.044 buah. Kepulauan indonesia terletak pada basat-batas astronomi sebagai berikut :

Utara : ±6°08’LU
Selatan : ±11°15’LS
Barat : ±94°45’BT
Timur : ±141°05’BT
Jarak utara-selatan sekitar 1.888 ekmerdekaan, sedangakan jarak barat-timur
5.110 kemerdekaan, bila diproyeksikan pada peta benua eropa, maka jarak barat-timur
tersebut sama dengan jarak antara london(inggris) dan ankara(turki). Bila
diproyeksikan pada peta amerika serikat, maka jarak tersebut sama dengan jarak antara
pantai barat dan pantai timur amerika serikat.

Luas wilayah indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km² yang terdiri dari
daratan seluas 2.027.087 km² dan perairan luas 3.166.163 km². Luas wilayah daratan
indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara asia tenggara merupakan yang
terluas. Sedangkan jika dibandingkan dengan negara-negara di dunia, makan luas
wilayah daratan indonesia menempati urutan ke-14.

3.3 Geopolitik dan Geostrategi

3.3.1 Geopolitik

1) Pengerian Geopolitik

9
Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederich Ratzel (1844-1904) sebagai ilmu
bumi politik (Political Geography). Istilah ini kemudian dikembangkan dan diperluas oleh
sarjana ilmu politik Swedia, Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1964) dari
Jerman menjadi Geographical politic dan disingkat Geopolitik. Perbedaan dari dua istilah
diatas terletak pada titik perhatian dan tekanannya, apakah pada bidang geograpi atau politik.
Ilmu bumi politik (Political Geography) mempelajari fenomena geografi dari aspek politik.
Sedangkan geoplitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.

Geopolitik merupakan dasar pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan


nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam geopolitik menjadi
perkembangan suatu wawasan nasional. Pengertian geopolitk telah dipraktekkan sejak abad
XIX, namun pengertiannya baru tumbuh pada awal abad XX sebagai ilmu penyelenggaraan
negara yang setiap kebijakannya dikaitkan degan masalah-masalah geografi wilayahyang
menjadi tempat tinggal suatu bangsa.

2) Pandangan Ratzel dan Kjellen

Frederich Ratzel pada akhir abad ke-19 mengembangkan kajian geografi poitik dengan
pandangan bahwa negara adalah mirip organisme (makhluk hidup). Dia mandang negara dari
sudut konsepruang. Negara adalah ruang yang ditempati oleh kelompok masyarakat politi
(bangsa). Bangsa dan negara terikat oleh hukum alam. Jika bangsa dan negara ingin tetap eksis
dan berkembang, maka harus diberlakukan hukum ekspansi (pemekaran wilayah).

Di samping itu Rudolf Kjellen berpendapat bahwa negara adalah organisme yang harus
memiliki intelektual. Negara merupakan sistem politik yang mencakup geopoliti, ekonomi
politik, kratopolitik, dan sosiopolitik Kjellen juga megajukan paham ekspansionisme dalam
rangka untuk mempertahankan negara dan mengembangkannya. Selanjutnya dia engajukan
langkah strategis untuk memperkuat negara dengan memulai pembangunan kekuatan daratan
(kontinental) dan diikuti dengan pembangunankekuasaan bahari (maritim).

Pandangan Ratzel dan Kjellen hampir sama. Mereka memandang pertumbuhan negara
mirip dengan pertumbuhan organisme (makhluk hidup). Oleh karena itu negara memerlukan
ruang hidup (lebensraum). Serta mengenal proses lahir, tumbuh, empertahankan hidp, menyusut,

10
dan mati. Mereka juga mengajukan paham ekspansionisme (pemekaran wilayah) yang kemudian
melahirkan ajaran adu kekuatan (Power Plitics atau Theory of Power).

3) Pandangan Haushofer

Pandangan demikian ini semakinjelas pada pemikiran Karl Haushofer yang pada masa
itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman dibawah pimpinan Hittler. PEMIKIRAN Haushofer
disamping berisi paham ekspansionisme juga mengandung ajaran rasialisme, yang menyatakan
bahwa ras Jerman adalah paling unggul yang harus dapat menguasai dunia. Pandangan semacam
ini juga di dunia berkembang di Jepang berupa ajaran hako ichiu yang dilandasi oleh semangat
militerisme dan fasisme.

Pokok-pokok pemikiran Haushofer adalah sebagai berikut:

a) Suatu bangsa dalam mempertahankan suatu kelansungan hidupnya tidak terlepas dari
hukum alam. Hanya bangsa yang unggul (berkualitas) saja yang dapat bertahanhan
hidup dan terus berkembang, sehingga hal ini menjurus ke arah rasialisme.
b) Kekuasaan Imperium Daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan Imperium
maritim untuk menguasai pengawasan di lautan.
c) Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan menguasai Eropa, Afrika, dan Asia
Barat (Yakni Jermn dan Italia).
d) Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan. Ruang hidup bangsa dengan keuasaan
ekonomi dan sosial yang rasial mengharuskan pembagian baru kekayaan alam dunia.
Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik untuk memperjuangkan
kelangsungan hidupdan mendapatkan ruang hidupnya. Berdasarkan teori yang bersifat
ekspansionalisme, wilayah dunia dibagi-bagi menjadi region-region yang akan dikuasai
oleh bangsa-bangsa yang unggul seperti Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Inggris, dan
Jepang.

4) Geopolitik Bangsa Indonesia

Pandangan geopolitik bangsa indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan
kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam pembukaan UUD 1945.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa

11
indonesia menolak segala bentuk penjajahan, karena penjajahan idak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan.

Oleh karena itu bangsa indonesia juga menolak paham ekspansionisme dan adu
kekuatan yang berkembang di Barat. Bangsa indonesia juga menolak paham rasialisme,
karena semua manusia mempunyai martabat yang sama, berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan
dan Kemanusiaan yang universal. bangsa memiliki hak kemanusiaan yang universal.

Dalam hubungan internasional, bangsa indonesia berpijak pada paham kebangsaan


(nasionalisme) yang membentk suatwawasan kebangsaan dengan menolak pandangan
Chauvisme. Bangsa indonesia selalu terbuka untuk menjalin kerjasama antar bangsa yang
saling menolong dan saling menguntungkan. Semua ini dalam rangka ikut mewujudkan
perdamaian dan ketertiban dunia yang abadi.

3.3.2 Geostrategi

Strategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencpai tujuan atau
sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan politik. Karena strategi merupakan upaya
pelaksanaan, maka strategi pada hakikatnya merupakan suatu seni yang implementasinya
didasari oleh intuisi, perasaan, dan hasil pengalaman. Strategi juga merupakan ilmu yang
langkah-langkahnya selalu berkaitan dengan data dan fakta yang ada. Seni dan ilmu
digunakan sekaligus untuk membina atau mengelol sumber daya yang dimiliki dalam suau
rencana dan tindakan.

Sebagai contoh pertimbangan geostrategis untuk negara dan bangsa Indonesia


adalah kenyataan posisi silang indonesia dari berbagai aspek, disamping aspek geografi juga
dari aspek-aspek demografi, ideologi, politi, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam. Posisi
silang indonseia tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

1) Geografi : wilayah Indonesia terletak dintara dua benua, Asia dan


Australia ; serta diantara samudra Pasifik dan samudra Hindia
2) Demografi : penduduk indonesia terletak diantara penduduk jarang di
selatan (Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang)
3) Ideologi : ideologi Indonesia (pancasila) terletak diantara liberalisme di

12
selatan ( Australia dan Selandia Baru) dan komunisme di utara (RRC, Vietnam,
dan Korea Utara)
4) Politik : Demokrasi pancasila terletak diantara demokrasi liberal di aelatan
dan demokrasi rakyat (diktatur proletar) di utara.
5) Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak diantara ekonomi Kapitalis dan
selatan Sosialis di utara.
6) Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat individualism
di selatan dan masyarakat sosialisme di utara.
7) Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan dan
budaya timur di utara.
8) Hankam : Geopolitik geostrategi Hnkan (Pertahanan dan Keamanan)
Indonesia terletak diantara wawasan kekuatan maritim di selatan dan
wawasan kontinental di utara.

Strategi biasanya menjangkau masa depan, sehingga pada umumnya strategi


disusun secara bertahap dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dengan demikian geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan demikian
geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan
konstelasi sebagai faktor utamanya. Disamping itu dalam merumuskan strategi perlu pula
alam, lingkungan regional maupun internasional.

3.4 perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya

3.4.1 Sejak 17-8-1945 sampai dengan 13-12-1957

wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah Hindia Belanda
berdasarkan ketentuan dalam “Territoriale zee en Maritieme Kringen Ordonatie”. Tahun
1939 tentang batas wilayah laut teritorial Indonesia. Ordonansi tahun 1939 tersebut
menetapkan batas wilayah laut teritorial sejauh 3 mil dari garis pantaui ketika surut, dengan
asa pulau demi pilau secara terpisah-pisah.

Pada masa tersebut wilayah Negara Republik Indonesia bertumpu pada wilayah daratan
pulau-pulau yang saling terpisah oleh perairan atau selat diantara pulau-pulau itu. Wilayah

13
laut territorial masih sangat sedikit karena untuk setiap pulau hanya ditambah perairan sejauh
3 mil di sekelilingnya. Sebagain besar wilayah perairan dalam pulau-pulau merupakan
perairan bebas. Hal ini tentu tidak sesuai dengan kepentingan keselamatan dan keamanan
Negara Kesatuan RI.

3.4.2 Dari Deklarasi Juanda (13-12-1957) sampai dengan 17-2-1969

Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan sebagai
pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan tujuan sebagai berikut :

1) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat.
2) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia di sesuaikan dengan asas Negara
kepulauan (Archipelagic State Principies).
3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
Keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Asas Kepulauan itu mengikuti ketentuan Yurisprudensi Mahkamah Internasional pada
tahun tahun 1951 ketika menyelesaikan kasus perbatasan antara Inggris dan Norwegia.
Dengan berdasarkan asas kepulauan maka wilayah Indonesia adalah satu kesatuan kepulauan
nusantara termasuk perairannya yang utuh dan bulat. Disamping itu berlaku pula ketentuan
“point to point the ory” untuk menetapkan garis dasar wilayah antara titik-titik terluar dari
pulau-pulau terluar.
Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang No. 4/Prp/1960 tangal
18 Februari 1960. Tentang perairan Indonesia. Sejak itu terjadi perubahan bentuk wilayah
nasional dan cara perhitungannya. Laut territorial diukur sejauh 12 mil dari titik-titik pulau
terluar yang saling dihubungkan. Sehingga merupakan satu kesatuan wilayah yang utuh dan
bulat. Semua perairan diantara pulau-pulau Nusantara menjadi laut territorial Indonesia.
Dengan demikian luas wilayah territorial Indonesia yang semula hanya sekitar 2 juta km2
kemudian bertambah menjadi 5 juta km2 lebih. Rincian perhitungannya : daratan 2.027.087
km2 + perairan 3.166.163 km2 = 5.193.250 km2. Tiga perlima wilayah Indonesia berupa
perairan atau lautan. Oleh karena itu Negara Indonesia dikenal sebagai Negara maritime.
Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 8
tahun 1962 tentang lalu lintas damai di perairan perdamaian Indonesia (internal waters) yang
meliputi :

14
a) Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia,
b) Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas, dan
c) Semua pelayaran dari dank e laut bebas dengan melintasi perairan Indonesia.
Pengaturan demikian ini sesuai dengan salah satu tujuan Deklarasi Juanda tersebut di atas
dalam rangka menjaga keselamatan dan keamanan RI.

3.4.3 Dari 17-2-1969 (Deklarasi Landas Kontinen) sampai sekarang

Deklarasi tentang landas kontinen Negara RI merupakan konsep politik yang


berdasarkan konsep wilayah. Deklarasi ini dipandang pula sebagai upaya untuk mengesahkan
Wawasan Nusantara. Disamping dipandang pula sebagai upaya untuk mewujudkan pasal 33
ayat 3 UUD 1945. Konsekuensinya bahwa sumber kekayaan alam dalam landasan kontinen
Indonesia adalah milik eksklusif Negara RI.

Asas-asas poko yang termuat di dalam Deklarasi tentang landas kontinen adlah sebagai
berikut:

1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia adaah milik
ekslusif Negara RI.
2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landas kontinen dengan
Negara-negara tengga melalui perundingan.
3) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang di tarik di tengah-
tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar Negara tetangga.
4) Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas kontinen
Indonesia maupun udara diatasnya.
Demi kepastian hukum dan untuk mendukung kebijaksanaan Pemerintak, asas-asas pokok
tersebut dituangkan dlam Undang-Undang Nomer 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen
Indonesia. Di samping itu UU No. 1/1973 juga member dasar bagi pengauran eksplorasi serta
penyelidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas kontinen dan masalah-masalah yang
ditimbulkannya.

15
3.4.4. Zona Ekonomi Ekslutif (ZEE)

pengumuman Pemerintah Negara tentang Zona Ekonomi Eksklisif terjadi pada 21


Maret 1980. Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihitung dari dasar laut wilayah
Indonesia. Alasan-alasan yang menolong Pemerintah mengumumkan ZEE adalah:
1) Persediaan ikan yang semakin terbatas.
2) Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.
3) ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional.
Melalui perjuangan panjang di Forum Internasional, akhirnya Konferensi PBB tentang
Hukum Laut II di New York 30 April 1982 menerima “The United Nation Convention on the
law of the Sea” (UNCLOS), yang kemudian ditandatangani pada 10 Desember 1982 di
Montego Bay, Jamaica oleh 117 negar termasuk Indonesia. Konvensi tersebut mengakui asa
Negara Kepulau (Archipelagic State Principle) serta menetapkan asas-asas pengukuran ZEE.
Pemerintah dan DPR Negara RI kemudian menetapkan UU NO.5 Tahun 1983 tentang ZEE,
serta UU No. 17 Tahun 1985 tentang Ratifikasi UNCLOS. Sejak 3 Februari 1986 Indonesia
telah tercatat sebagai salah satu dari 25 negara yang telah meratifikasinya.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setiap bangsa mempunyai wawasan nasional (national outlook) yang merupakan visi
bangsa yang bersangkutan menuju ke masa depan. Kehidupan berbangsa dalam suatu negara
memerlukan suatu konsep cara pandang atau wawasan nasional yang bertujuan untuk
menjamin kelangsungan hidup dan kebudayaan bangsa dan wilayahnya serta jati diri bangsa
itu. Wawasan nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya
membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam
mencapai tujuan dan cita-citanya.

4.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini mungkin jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan oleh
kurangnya Referensi yang dimiliki oleh penulis, maka untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman-teman demi kesempurnaan dimasa
yang akan datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan kewarganegaraan Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

HAMDHAN MANSYUR, Drs.H “PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”. PT Gramedia Pustaka


Utama. Jakarta: 2002.

KAELAN, M.S. Drs.H, dkk “PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi”.


Paradigma. Yoyakarta;2002

Roestiyah N.K. Wawasan nusantara, Rineka Cipta, Jakarta, 1986.

18

Anda mungkin juga menyukai