Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai
hamba Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan (Khalifatullah) di
bumi yang menerima amanat-NYA untuk mengelola kekayaan alam. Adapun
sebagai wakil Tuhan di bumi, manusia dalam hidupnya berkewajiban
memelihara dan memanfaatkan segenap karunia kekayaan alam dengan sebaik
baiknya untuk kebutuhan hidupnya. Manusia dalam menjalankan tugas dan
kegiatan hidupnya bergerak dalam dua bidang yaitu universal filosofis dan
sosial politis. Bidang universal filosofis bersifat transeden dan idealistik
misalnya dalam bentuk aspirasi bangsa, pedoman hidup dan pandangan hidup
bangsa. Aspirasi bangsa ini menjadi dasar wawasan nasional bangsa Indonesia
dalam kaitannya dengan wilayah Nusantara.
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka,
negara Indonesia memiliki unsur unsur kekuatan sekaligus kelemahan.
Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan
kaya akan sumber daya alam (SDA). Sementara kelemahannya terletak pada
wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan
dalam satu bangsa, satu negara dan satu tanah air.
Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
interaksidan

interelasi

dengan

lingkungan

sekitarnya

(regional

atau

internasional). Dalam hal ini bangsa Indonesia memerlukan prinsip prinsip


dasar

sebagai

pedoman

agar

tidak

terombang

ambing

dalam

memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita cita serta tujuan


nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional yang
berpijak pada wujud wilayah nusantara sehingga disebut WAWASAN
NUSANTARA. Karena hanya dengan upanya inilah bangsa dan negara

Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju mayarakat


yang adil, makmur dan sentosa.
B. Perumusan Masalahan
Di dalam makalah ini yang berjudul Wawasan Nusantara
mempunyai beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Pengertian dari wawasan nusantara.
2. Hakikat dari wawasan nusantara.
3. Unsur unsur dari wawasan nusantara.
4. Latar belakang filosofis dari wawasan nusantara.
5. Kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara.
6. Faktor faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara.
7. Arah pandang wawasan nusantara.
8. Implementasi serta tantangan yang dihadapi dari wawasan nusantara.
C. Tujuan
Makalah wawasan nusantara ini mempunyai beberapa tujuan yaitu
1. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Kewarganegaraan.
2. Untuk mengetahui unsur unsur dari wawasan nusantara.
3. Untuk mengetahui latar belakang filosofis dari wawasan nusantara.
4. Untuk mengetahui hakekat/makna dari wawasan nusantara.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Wawasan Nasional.
Sebelum membahas Wawasan Nusantara, kita sebaiknya terlebih
dahulu mengerti dan memahami wawasan nasional suatu secara universal.
Suatu bangsa meyakini bahwa kebenaran yang hakiki atau kebenaran yang
mutlak adalah kebenaran yang datang dari Tuhan, pencipta alam semesta.
Manusia memiliki kelebihan dari makhluk yang lain melalui akal pikiran dan
budi nuraninya. Namun, kemampuannya dalam menggunakan akal pikiran dan
budi nurani tersebut terbatas, sehingga manusia yang satu dan yang lain tidak
memiliki tingkat kemampuan yang sama. Dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, keanekaragaman tersebut memerlukan perekat agar bangsa yang
bersangkutan dapat bersatu memelihara keutuhan negaranya.
Suatu bangsa yang telah bernegara, dalam menyelenggarakan
kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya. Pengaruh itu
timbul dari hubungan timbal balik antara filosofi bangsa, ideologi, aspirasi
serta cita-cita dan kondisi sosial masyarakat, budaya, tradisi, keadaan alam,
wilayah serta pengalaman sejarahnya.
Pemerintah dan rakyat memerlukan suatu konsepsi berupa wawasan
nasional untuk menyelenggarakan kehidupannya. Wawasan ini dimaksudkan
untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri bangsa.
Kata wawasan itu sendiri berasal dari wawas (bahasa Jawa )yang artinya
melihat atu memandang. Dengan penambahan akhiran an kata ini secara
harfiah memiliki arti yaitu cara meliha atau cara tinjau atau cara pandang.
Kehidupan

suatu

bangsa

dan

negara

senantiasa

dipengaruhi

oleh

perkembangan lingkungan strategis. Karena itu, wawasan itu harus mampu


memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan
dan tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategis dan dalam mengejar
kejayaannya.

Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan, satu bangsa perlu


memperhatikan tiga faktor utama:
1. Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup
2. Jiwa, tekad, dan semangat manusiany aatau rakyatnya
3. Lingkungan sekitarnya
Dengan demikian, wawasan nasional adalah cara pandang suatu
bangsa yang telah bernegara tentang diri dan lingkungannya dalam
eksistensinya yang serba terhubung (melalui interaksi dan interelasi) dan
dalam pembangunannya di lingkungan nasional (termasuk lokal dan
propinsional), regional, serta global.
B. Teori Kekuasaan Sebagai Lahirnya Wawasan Nasional Suatu Bangsa.
Wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham
kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya. Beberapa teori paham kekuasaan
dan teori geopolitik. Perumusan wawasan nasional lahir berdasarkan
pertimbangan dan pemikiran mengenai sejauh mana konsep operasionalnya
dapat diwujudkan dan dipertanggungjawabkan.
Teori-teori yang dapat mendukung rumusan tersebut antara lain:
1. Paham Machiavelli (Abad XVII)
Dalam bukunya tentang politik yang diterjemahkan kedalam
bahasa dengan judul The Prince, Machiavelli memberikan pesan tentang
cara membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah negara dapat
berdiri dengan kokoh. Didalamnya terkandung beberapa postulat dan cara
pandang tentang bagaimana memelihara kekuasaan politik. Menurut
Machiavelli, sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil
berikut:

pertama,

segala

cara

dihalalkan

dalam

merebut

dan

mempertahankan kekuasaan; kedua, untuk menjaga kekuasaan rezim,


politik adu domba (divide et impera) adalah sah; dan ketiga, dalam dunia
politik (yang disamakan dengan kehidupan binatang buas ), yang kuat
pasti dapat bertahan dan menang. Semasa Machiavelli hidup, buku The
Prince dilarang beredar oleh Sri Paus karena dianggap amoral. Tetapi

setelah Machiavelli meninggal, buku tersebut menjadi sangat dan banyak


dipelajari oleh orang-orang serta dijadikan pedoman oleh banyak kalangan
politisi dan para kalangan elite politik.
2. Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (abad XVIII)
Kaisar Napoleon merupakan tokoh revolusioner di bidang cara
pandang, selain penganut baik dari Machiavelli. Napoleon berpendapat
bahwa perang di masa depan akan merupakan perang total yang
mengerahkan segala upaya dan kekuatan nasional. Kekuatan ini juga perlu
didukung oleh kondisi sosial budaya berupa ilmu pengetahuan teknologi
demi terbentuknya kekuatan hankam untuk menduduki dan menjajah
negara-negara disekitar Prancis. Ketiga postulat Machiavelli telah
diimplementasikan dengan sempurna oleh Napoleon, namun menjadi
bumerang bagi dirinya sendiri sehingg akhir kariernya dibuang ke Pulau
Elba.
3. Paham Jendral Clausewitz (XVIII)
Pada era Napoleon, Jenderal Clausewitz sempat terusir oleh tentara
Napoleon dari negaranya sampai ke Rusia. Clausewitz akhirnya bergabung
dan menjadi penasihat militer Staf Umum Tentara Kekaisaran Rusia.
Sebagaimana kita ketahui, invasi tentara Napoleon pada akhirnya terhenti
di Moskow dan diusir kembali ke Perancis. Clausewitz, setelah Rusia
bebas kembali, di angkat menjadi kepala staf komando Rusia. Di sana dia
menulis sebuah buku mengenai perang berjudul Vom Kriege (Tentara
Perang). Menurut Clausewitz, perang adalah kelanjutan politik dengan
cara lain. Baginya, peperangan adalah sah-sah saja untuk mencapai tujuan
nasional suatu bangsa. Pemikiran inilah yang membenarkan Rusia
berekspansi sehingga menimbulkan perang Dunia I dengan kekalahan di
pihak Rusia atau Kekaisaran Jerman.
4. Paham Feuerbach dan Hegel
Paham

materialisme

Feuerbach

dan

teori

sintesis

Hegel

menimbulkan dua aliran besar Barat yang berkembang didunia, yaitu


kapitalisme di satu pihak dan komunisme di pihak yang lain. Pada abad

XVII paham perdagangan bebas yang merupakan nenek moyang


liberalisme sedang marak. Saat itu orang-orang berpendapat bahwa ukuran
keberhasilan ekonomi suatu negara adalah seberapa besar surplus
ekonominya, terutama diukur dengan emas. Paham ini memicu nafsu
kolonialisme negara Eropa Barat dalam mencari emas ke tempat yang lain.
Inilah yang memotivasi Columbus untuk mencari daerah baru, kemudian
Magellan, dan lain-lainnya. Paham ini juga yang mendorong Belanda
untuk melakukan perdagangan (VOC) dan pada akhirnya menjajah
Nusantara selama 3,5 abad.
5. Paham Lenin (XIX)
Lenin telah memodifikasi paham Clausewitz. Menurutnya, perang
adalah

kelanjutan

politik

dengan

cara

kekerasan.

Bagi

Leninisme/komunisme, perang atau pertumpahan darah atau revolusi di


seluruh dunia adalah sah dalam kerangka mengkomuniskan seluruh bangsa
di dunia. Karena itu, selama perang dingin, baik Uni Soviet maupun RRC
berlomba-lomba untuk mengekspor paham komunis ke seluruh dunia.
G.30.S/PKI adalah salah satu komoditi ekspor RRC pada tahun 1965.
Sejarah selanjutnya menunjukkan bahwa paham komunisme ternyata
berakhir secara tragis seperti runtuhnya Uni Soviet.
6. Paham Lucian W.Pye dan Sidney
Dalam buku Political Culture and Political Development
(Princeton University Press, 1972 ), mereka mengatakan :The political
culture of society consist of the system of empirical believe expressive
symbol and values which devidens the situation in political action can take
place, it provides the subjective orientation to politics.....The political
culture of society is highly significant aspec of the political system. Para
ahli tersebut menjelaskan adanya unsur-unsur sebyektivitas dan psikologis
dalam tatanan dinamika kehidupan politik suatu bangsa, kemantapan suatu
sistem politik dapat dicapai apabila sistem tersebut berakar pada
kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan.

C. Pengertian Wawasan Nusantara


Setiap bangsa mempunyai wawasan nasional (national outlook) yang
merupakan visi bangsa yang bersangkutan meneju ke masa depan. Adapun
wawasan nasional bangsa Indonesia di kenal dengan Wawasan Nusantara.
Istilah wawasan nusantara terdiri dari dua buah kata yakni wawasan
dan nusantara. Wawasan berasal dari kata wawas yang berarti pandangan,
tinjauan atau penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata mawas
yang berarti memandang, meninjau atau melihat. Sehingga wawasan dapat
berarti cara pandang, cara meninjau, atau cara melihat. Sedangkan Nusantara
berasal dari kata nusa yang berarti pulau pulau, dan antara yang berarti
diapit di antara dua hal (dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta
dua samudera yakni samudera Pasifik dan samudera Hindia). Berdasarkan
teori-teori tentang wawasan, latar belakang falsafah pancasila, latar belakang
pemikiran aspek kewilayahan, aspek sosial budaya, dan aspek kesejarahan,
terbetuklah satu wawasan nasional indonesia yang disebut wawasan nusantara
dengan rumusan pengertian yang sampai ini berkembang sebagai berikut:
1. Pengertian

wawasan

nusantara

berdasarkan

ketetapan

majelis

permusyawarahan rakyat tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah


sebagai berikut:
Wawasan nusantara yang merupakan wawasan nasional yang
bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
2. Pengertian wawasan nusantara menurut prof. Dr. Wan usman (Ketua
Program S-2 PKN UI )
wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia mengenai
diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek
kehidupan yang beragam.. Hal tersebut disampaikannya saat lokakarya
wawasan nusantara dan ketahanan nasional di Lemhanas pada Januari

2000. Ia juga menjelaskan bahwa wawasan nusantara merupakan


geopolitik indonesia.
3. Pengertian wawasan nusantara, menurut kelompok kerja wawasan
nusantara, yang diusulkan menjadi ketetapan majelis permusyawaratan
rakyat dan dibuat di Lemhanas tahun 1999 adalah sebagai berikut:
cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri dan
lingkungannya

yang

berseragam

dan

bernilai

strategis

dengan

mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah


dalam menyelengarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa
tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah
bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk
mencapai tujuan atau cita cita nasionalnya. Sedangkan arti dari wawasan
nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan
geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai
tujuan atau cita cita nasionalnya. Dengan demikian wawasan nusantara
berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelengaraan
kehidupannya serta sebagai rambu rambu dalam perjuanagan mengisi
kemerdekaan. Wawasan nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan
bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek
kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita citanya.
D. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara
diantaranya:
1. Wilayah (geografi).
a. Asas Kepulauan (archipelagic principle)
Kata archipelago dan archipelagic berasal dari kata Italia
yakni archipelagos. Akar katanya adalah archi yang berarti

terpenting, terutama dan pelagos berarti laut atau wilayah lautan. Jadi
archipelago adalah lautan terpenting.
Istilah archipelago antara lain terdapat dalam naskah resmi
perjanjian antara Republik Venezza dengan Michael Palaleogus (1268)
yang menyebutkan arc(h) Pelegoyang maksudnya adalah Aigaius
Pelagos atau laut Aigia yang dianggap sebagai laut terpenting oleh
negara negara yang bersangkutan kemudian pengertian ini
berkembang tidak hanya laut Aigia tetapi juga termasuk pulau pulau
di dalamnya.
Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa
pulau pulau tersebut selalu dalam kesatuan utuh, sementara tempat
unsur perairan atau lautan antara pulau pulau berfungsi sebagai unsur
penghubung dan bukan sebagai unsur pemisah.
b. Kepulauan Indonesia.
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda
dinamakan Nederandsch Oost Indishe Archipelago. Itulah wilayah
jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sebagai sebutan untuk kepulauan ini sudah
banyak nama yang dipakai yaitu Hindia Timur, Insulinde oleh
Multatuli, Nusantara, Indonesia, Hindia Belanda (Nederlandschindie) pada masa penjajahan Belanda. Bangsa Indonesia sangat
mencintai nama Indonesia walaupun bukan dari bahasanya sendiri
tetapi ciptaan orang barat. Nama Indonesia mengandung arti yang
tepat, yaitu kepulauan India. Dalam bahasa Yunani, Indo berarti India
dan nesos berarti pulau.
Sebutan Indonesia merupakan ciptaan ilmuwan J.R Logan
dalam Journal of The Indian Archipelago And East Asia (1850). Sir
W.E. Maxwell (seorang ahli hukum) juga memakainya dalam
kegemarannya mempelajari rumpun melayu. Kata Indoneis semakin
terkenal berkat peran Adolf Bastian, seorang etnolog yang menegaskan
arti kepulauan ini dalam bukunya Indonesien Order Die Inseln Des

Malaysichen Archipels (1884 1889). Setelah cukup lam istilah itu


hanya dipakai sebagai nama keilmuan, maka pada awal abad ke-20
perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda menyebut dirinya
sebagai Perhimpunan Indonesia.
Berikutnya pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28-101928 kata Indonesia di pakai sebagai sebutan bagi bangsa, tanah air
dan bahasa. Kemudian dipertegas lagi pada proklamasi kemerdekaan
RI pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi nam resmi negara
dan bangsa Indonesia sampai sekarang.
c. Konsep tentang Wilayah Lautan.
Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal
beberapa konsep mengenai kepemilikan dan penggunaan wilayah laut
sebagai berikut :
1) Res Nullius ? menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang
memilikinya.
2) Res Cimmunis ? menyatakan bahwa laut itu adalah milik
masyarakat dunia karena tidak dapat dimiliki oleh masing masing
negara.
3) Mare Liberum ? menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas
untuk semua bangsa.
4) Mare Clausum (The Right and Dominion of The Sea) ?
menyatakan bahwa hanya laut sepanjang pantai saja yang dapat
dimiliki oleh suatu negara sejauh yang dapat dikuasai dari darat
(kira kira sejauh 3 mil).
5) Archipelagic State Principles (asas negara kepulauan) ? menjadi
dasar dalam konvensi PBB tentang hukum laut.
Saat ini konvensi PBB tentang hukum laut (United Nation
Convention on the Law of the Sea UNCLOS) mengakui adanya
keinginan untuk membentuk tertib hukum dan samudera yang dapat
mempermudah komunikasi internasional, mendayagunakan sumber
kekayaan alam secara adil dan efisien, konservasi dan pengkajian

sumber kekayaan hayatinya, serta perlindungan dan pelestarian


lingkungan laut.
Sesuai dengan hukum laut internasional, secara garis besar
Bangsa Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki Laut Teritorial,
Perairan Pedalaman, Zone Ekonomi Ekskusif dan Landasan Kontinen.
1)Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu
atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau pulau yang lain.
Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau,
perairan diantaranya.
2)Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak
melebihi 12 mil laut diukur dari garis pangkal, sedangkan garis
pangkal adalah garis air surut terendah sepanjang pantai.
3)Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau
sebelah dalam dari garis pangkal.
4)Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE), dimana tidak boleh melebihi 200
mil laut dari garis pagkal. Di dalam ZEE, negara yang
bersangkutan memiliki hak kedaulatan untuk keperluan eksplorasi,
ekploitasi, konservasi dan pengelolan sumber kekayaan alami
hayati dari perairan.
5)Landasan Kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan
tanah dibawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang
merupakan kelanjutan alamiah wilayah daratannya.. Jaraknya 200
mil dari garis pangkal tau dapat lebih dari itu dengan tidak melebihi
350 mil, tidak boleh melebihi 100 mil dari garis batas kedalaman
dasar laut sedalam 2500 m.
d. Karakteristik Wilayah Nusantara.
Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak di antara
benua Asia dan benua Australia dan diantara samudra Pasifik dan
samudra Indonesia, yang terdiri dari 17.508 pulau besar maupun kecil.
Kepulauan Indonesia terletak pada batas astronomi sbb:
Utara : 608 LU

Selatan : 1115 LS
Barat : 9445 BT
Timur : 14105 BT
Jarak utara-selatan sekitar 1.888 Kemerdekaan, sedangkan
jarak barat-timur sekitar 5.110 Kemerdekaan. Luas wilayah Indonesia
seluruhnya adalah 5.193.250 km, yang terdiri dari daratan seluas
2.027.087 km dan perairan seluas 3.166.163 km.
2. Geopolitik dan Geostrategi.
a. Geopolitik.
1) Pengertian Geopolitik.
Geografi mempelajari fenomena geografi dari aspek
politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari
aspek geografi.
Geopolitik

memaparkan

dasar

pertimbangan

dalam

menentukan alternatif kebijakan nasional untuk mewujudkan


tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam geopolitik menjadi
perkembangan suatu wawasan nusantara.
2) Pandangan ajaran Frederich Ratzel.
Pokok-Pokok ajaran F.Ratzel adalah sebagai berikut
a) Dalam

hal-hal

dianalogikan

tertentu

dengan

pertumbuhan

pertumbuhan

negara

dapat

organisme

yang

memerlukan ruang lingkup, melalui proses lahir, tumbuh,


berkembang, mempertahankan hidup,menyusut dan mati.
b) Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh
kelompok politik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi
ruang tersebut, makin besar kemungkinan kelompok politik
itu tumbuh (teori ruang, konsep ruang)
c) Suatu

bangsa

dalam

mempertahankan

kelangsungan

hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang


unggul saja yang dapat bertahan hidup.

d) Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar


kebutuhan akan sumber akan sumber daya alam. Apabila
wilayah/ruang hidup tidak mendukung, bangsa tersebut akan
mencari pemenuhan kebutuhan akan kekayaan alam diluar
wilayahnya (ekspansi). Hal ini melegitimasikan hukum
ekspansi yaitu perkembangan atau dinamika budaya dalam
bentuk

gagasan

kegiatan

(ekonomi,

perdagangan,

perindustrian/produksi) harus diimbangi oleh pemekaran


wilayah; batas-batas suatu negara pada hakikatnya bersifat
sementara.
3) Pandangan Ajaran Rudolf Kjellen
Frederich Ratzel pada akhir abad ke 19 mengenbangkan
kajian geografi politik dengan dasar pandangan bahwa Negara
adalah mirip organisme (makhluk hidup). Negara adalah ruang
yang ditempati oleh kelompok mayarakat politik (bangsa). Jika
bangsa dan negara ingin tetap eksis dan berkembang, maka harus
diberlakukan hukum ekspansi (pemekaran wilayah).
Di samping itu Rudolf Kjellen berpendapat bahwa negara
adalah organisme yang harus memiliki intelektual. Negara
merupakan sistem politik yang mencakup geopolitik, ekonomi
politik, kratopolitik, dan sosiopolitik.
Kjellen

melanjutkan

ajaran

Ratzel

tentang

teori

organisme. Kjellen menegaskan bahwa negara adalah suatu


organisme yang dianggap sebagai prinsip dasar. Esensi ajaran
Kjellen adalah sebagai berikut:
a) Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup,
yang memiliki intelektual. Negara dimungkinkan untuk
memperoleh ruang yang cukup luas agar kemampuan dan
kekuatan rakyatnya dapat berkembang secara bebas.
b)Negara merupakan suatu sistem politik/ pemerintahan yang
meliputi bidang- bidang: geopolitik, ekonomi politik,

demokrasi politik , sosial politik,dan krato politik(politik


memerintah).
c) Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan
luar. Ia harus mampu berswasembada serta memanfaatkan
kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk meningkatkan
kekuatan nasionalnya: ke dalam, untuk mencapai persatuan
dan kesatuan yang harmonis dan ke luar, untuk memperoleh
batas-batas negara yang lebih baik.
4) Pandangan Karl Houshofer.
Pandangan demikian ini semakin jelas pada pemikiran
Karl Haushorfer yang pada masa itu mewarnai geopolitik Nazi
Jerman di bawah pimpinan Adolf Hittler. Pemikiran Haushorfer
di samping berisi paham ekspansionisme juga mengandung
ajaran rasialisme, yang menyatakan yang menyatakan bahwa ras
Jerman adalah ras paling unggul yang harus dapat menguasai
dunia. Pandangan semacam ini juga di dunia berkembang di
Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat
militerisme dan fasisme.
Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman ketika
negara ini berada di bawah kekuasaan Adolf Hitler. Pokok-pokok
teori Karl Haushofer ini pada dasarnya menganut teori
Kjellen,yaitu:
a) Kekusaan imperium daratan yang kompak akan dapat
mengejar kekuasaan imperium maritim untuk menguasai
pengawasan di laut.
b) Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan
menguasai Eropa Barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di
Asia Timur Raya.
c) Rumusan ajaran Karl Haushofer lainnya adalah sebagai
berikut:

Geopoltik adalah doktrin negara yang manitikberatkan soalsoal strategi perbatasan. Ruang hidup bangsa dan tekanantekanan kekuasaan dan sosial yang rasial mengharuskan
pembagian baru kekayaan alam di dunia. Geopolitik adalah
landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan mendapatkan
ruang hidup.
5) Pandangan Ajaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan.
Kedua ahli ini mempunyai gagasan wawasan bahari,
yaitu kekuatan di laut. ajarannya mengatakan bahwa barang siapa
menguasai laut akan menguasai perdagangan. Menguasai
perdagangan berarti menguasai kekayaan duniasehingga pada
akhirnya menguasai dunia.
a) Pandangan Ajaran Nicholas J. Spkyman.
Ajaran ini menghasilkan teori yang dinamakan Teori
Daerah Batas (rimland) yaitu teori wawasan kombinasi yang
menggabungkan kekuatan darat, laut, dan udara. Dalam
pelaksanaannya, teori ini disesuaikan dengan keperluan dan
kondisi suatu negara
b) Pandangan Ajaran Sir Halfold Mackinder.
Teori ahli geopolitik ini pada dasarnya menganut
konsep kekuatan dan mencetuskan wawasan benua, yaitu
konsep kekutan di darat. Ajarannya menyatakan : barang
siapa dapat menguasai daerah jantung, yaitu Eurasia (Eropa
dan Asia), ia akan dapat menguasai pulau dunia, yaitu
Eropa, Asia dan Afrika.
c) Pandangan Ajaran W. Mitchel, A.Saversky, Giulio Douhet
dan John Frederik Charles Fuller.
Keempat ahli geopolotik ini berpendapat bahwa
kekuatan di udara justru yang paling menentukan..Mereka
melahirkan

teori

wawasan

dirgantara

yaitu

konsep

kekuatan di udara. Kekuatan di udara hendaknya mempuyai

daya yang dapat diandalkan untuk menangkis ancaman dan


melumpuhkan kekuatan lawan dengan menghancurkannya
dikandangnya sendiri agar lawan tidak mampu lagi
menyerang.
d) Geopolitik Bangsa Indonesia.
Pandangan

geopolitik

bangsa

Indonesia

yang

didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang


luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam Pembukaan
UUD 1945. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta
damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia
menolak segala bentuk penjajahan, karena penjajahan tidak
sesuai denga peri kemanusiaan dan peri keadilan. Bangsa
yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut faham
perang dan damai : Bangsa Indonesia cinta damai, akan
tetapi lebih cinta kemerdekaan. Wawasan nasional bangsa
Indonesia tidak mengembangkan ajaran mengenai kekuasaan
dan adu domba, karena hal tersebut mengandung benih-benih
persengketaan dan ekspansionisme. Ajaran wawasan nasional
bangsa Indonesia menyatakan bahwa : Ideologi digunakan
sebagai landasan idiil dalam menentukan politik nasional,
dihadapkan pada kondisi dan konstelasi geografis Indonesia
dengan segala aspek kehidupan nasionalnya. Tujuannya
adalah agar bangsa Indonesia dapat menjamin kepentingan
bangsa dan negaranya ditengah-tengah perkembangan dunia.
Dalam hubungan internasional, bangsa Indonesia
berpijak pada paham kebangsaan (nasionalisme) yang
membentuk suatu wawasan kebangsaan dengan menolak
pandangan chauvisme. Bangsa Indonesia selalu terbuka untuk
menjalin kerjasama antar bangsa yang saling menolong dan
saling menguntungkan. Semua ini dalam rangka ikut
mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia yang abadi.

Dalam menentukan, membina, dan mengembangkan


wawasan nasionalnya, bangsa Indonesia menggali dan
mengembangkan dari kondisi nyata yang terdapat di
lingkungan Indonesia sendiri. Wawasan nasional Indonesia
dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa
indonesia

yang

berlandaskan

falsafah

Pancasila

dan

pandangan geopolitik Indonesia yang berlandaskan pemikiran


kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu,
pembahasan latar belakang filosofis sebagai pemikiran
pembinaan dan pengembangan wawasan nasional Indonesia
ditinjau dari :
1) Latar

Belakang

Pemikiran

beradasarkan

Falsafah

Pancasila
2) Latar belakang pemikiran aspek kewilayahn Nusantara
3) Latar belakang pemikiran aspek Sosial Budaya bangsa
Indonesia
4) Latar belakang aspek Kesejarahan bangsa Indonesia
b. Geostrategi.
Geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya
bagaimana mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai
dengan keinginan keinginan politik. Sebagai contoh pertimbangan
geostrategis untuk negara dan bangsa Indonesia adalah kenyataan
posisi silang Indonesia dari berbagai aspek, disamping aspek aspek
geografi juga dari aspek . Aspek demografi, ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan Hankam. Posisi silang Indonesia tersebut
dapat di rinci sebagai berikut :
1) Geografi : wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, Asia
dan Australia; serta si antara samudra Pasifik dan samudra Hindia.
2) Demografi : penduduk Indonesia terletak di antara penduduk
jarang di selatan (Australia) dan penduduk padat di utara (RRC
dan Jepang)

3) Ideologi : ideologi Indonesia (Pancasila) terletak di antara


liberalisme di selatan ( Australia dan Selandia Baru) dan
komunisme di utara ( RRC, Vietnam dan Korea Utara).
4) Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal
di selatan dan demokrasi rakyat ( diktatur proletar) di utara.
5) Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara ekonomi
Kapitalis dan selatan Sosialis di utara.
6) Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat
individualisme di selatan dan masyarakat sosialisme di utara.
7) Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di
selatan dan budaya Timur di utara.
8) Hankam : Geopolitik dan geostrategis Hankam (Pertahanan dan
Keamanan) Indonesia terletak diantara wawasan kekuatan maritim
di selatan dan wawasan kekuatan kontinental di utara.
Dengan demikian geostrategis adalah perumusan strategi
nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi
sebagai faktor utama.
3. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnnya
a. Sejak 17-8-1945 sampai dengan 13-12-1957
Pada masa tersebut wilayah Negara Republik Indonesia
bertumpu pada wilayah daratan pulau-pulau yang saling terpisah oleh
perairan atau selat di antara pulau-pulau itu. Wilayah laut teritorial
masih sangat sedikit karena untuk setiap pulau hanya ditambah
perairan sejauh 3 mil disekelilingnya.
b. Dari Deklarasi Juanda ( 13-12-1957) sampai dengan 17-2-1969
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan Deklarasi Juanda
dengan tujuan sebagai berikut:
1) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang utuh dan bulat.
2) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan
dengan asas Negara kepulauan (archipelagic state principles).

3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin


keselamatan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan UndangUndang No. 4/Prp/1960 tanggal 18 Februari 1960. tentang Perairan
Indonesia. Sejak itu terjadi perubahan bentuk sejauh 12 mil dari titiktitik pulau terluar yang saling berhubungan.
c. Dari 17-2-1969 (Deklarasi Landas kontinen) Sampai Sekarang
Deklarasi tentang landas kontinen Negara RI merupakan
konsep politik yang berdasarkan wilayah. Disamping di pandang pula
sebagai upaya untuk mewujudkan pasal 33 ayat 3 UUD 1945.
Asas-asas pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang
landas kontinen sebagai berikut:
1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen
Indonesia adalah milik eksklusif Negara Republik Indonesia.
2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelenggarakan soal garis batas
landasan

kontinen

dengan

negara-negara

tetangga

melalui

perundingan.
3) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis
yang di tarik di tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia
dengan wilayah terluar negara tetangga.
4) Klaim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan
diatas landasan kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.
Asas-asas pokok tersebut dituangkan dalam Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1973 tentang Landasan Kontinen Indonesia. Di
samping itu UU No. 1/1973 juga memberi dasar bagi pengaturan
eksplorasi serta penyelidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas
kontinen dan masalah-masalah yang ditimbulkan.
d. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Pengumuman Pemerintah tentang Zona Ekonomi Eksklusif
terjadi pada 21 Maret 1980. Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang

dihitung dari garis dasar laut wilayah Indonesia. Alasan-alasan yang


mendorong sebagai berikut:
1) Persediaan ikan yang semakin terbatas.
2) Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia
3) ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional.
E. Unsur-unsur dasar wawasan nusantara.
1. Wadah
a. Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan
yang di dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling
dihubungkan oleh perairan. Oleh karena itu Nusantara dibatasi oleh
lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan didalamnya.
Setelah bernegara dalam negara kesatuan Republik Indonesia,
bangsa indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan
wadah berbagi kegiatn kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik.
Sementara itu, wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah lembaga
dalam wujud infrastruktur politik.
Letak geografis negara berada di posisi dunia antara dua
samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, dan antara dua
benua, yaitu banua Asia dan benua Australia. Perwujudan wilayah
Nusantara ini menyatu dalam kesatuan poliyik, ekonomi, sosialbudaya, dan pertahanan keamanan.
b. Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada
UUD 1945 yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara
kekuasaaan pemerintah, sistem pemerintahan, dan sistem perwakilan.
Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Kedaulatan di tangan rakyat yang dilaksanakan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Sistem pemerintahan, menganut sistem presidensial. Presiden


memegang kekuasaan bersadarkan UUD 1945. Indonesia adalah
Negara hukum ( Rechtsstaat ) bukan Negara kekuasaan ( Machtsstaat ).
c. Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik
dan kesadaran bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang
mencakup partai politik, golongan dan organisasi masyarakat,
kalangan pers seluruh aparatur negara. Yang dapat diwujudkan
demokrasi yang secara konstitusional berdasarkan UUD 1945 dan
secara ideal berdasarkan dasar filsafat pancasila.
2. Isi Wawasan Nusantara
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan
cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat pada pembukaan UUD 1945.
Untuk mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita
dan tujuan nasional seperti tersebut di atas, bangsa Indonesia harus mampu
menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan
nasional. Isi menyangkut dua hal yang essensial, yaitu:
a. Realisasi

aspirasi

bangsa

sebagai

kesepakatan

bersama

serta

pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.


b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional.
Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan
manusia Indonesia meliputi :
a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945
yang menyebutkan :
1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
3) Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan

kesejahteraan

umum,

mencerdaskan

kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan


kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
b. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal,
utuh menyeluruh meliputi :
1)Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup daratan perairan
dan dirgantara secara terpadu.
2)Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik
pelaksanaannya serta satu ideologi dan identitas nasional.
3)Satu kesatuan sosial-budaya, dalam arti satu perwujudan
masyarakat Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, satu
tertib sosial dan satu tertib hukum.
4)Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha
bersama dan asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi
kerakyatan.
5)Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu system
terpadu, yaitu sistem pertahanan keamanan rakyat semesta
(Sishankamrata).
6)Satu

kesatuan

kebijakan

nasional

dalam

arti

pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya yang mencakup aspek kehidupan


nasional.
c. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan
Lahiriah
Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah dengan isi,
yang terdiri dari tata laku tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku
batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang baik dari
bangsa indonesia, sedang tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan ,
perbuatan, dan perilaku dari bangsa idonesia. Tata laku lahiriah
merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan. Meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.
Kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri atau
kepribadian

bangsa

indonesia

berdasarkan

kekeluargaan

dan

kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta kepada bangga dan
tanah air sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggi dalm segala
aspek kehidupan nasional.
F. Hakikat Wawasan Nusantara
Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam
pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup
nusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga
bangsa dan aparatur negar harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh
menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara indonesia. Demikian juga
produk yang dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan demi
kepentingan bangsa dan negara Indonesia, tanpa menghilangkan kepentingan
lainnya, seperti kepentingan daerah, golongan dan orang per orang.
G. Arah Pandang Wawasan Nusantara
1. Arah Pandang Ke Dalam
Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin perwujudan persatuan
kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun
sosial. Arah pandang ke dalam mengandung arti bahwa bangasa indonesia
harus peka dan berusaha untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin
faktor-faktor

penyebab

timbulnya

disintegrasi

bangsa

dan

harus

mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatua dan kesatuan


dalam kebhinekaan.
2. Arah Pandang Ke Luar
Arah pandang ke luar ditujukan demi terjaminnya kepentingan
nasional dalam duna serba berubah maupun kehidupan dalam negeri serta
dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta kerja sama dan sikap saling
menghormati. Arah pandang ke luar mengandung arti bahwa kehidupan
internasionalnya,

bangsa

Idonesia

harus

berusaha

mengamankan

kepentingan nasionalnya dalam semua aspek kehidupan demi tercapainya


tujuan nasional sesuai tertera pada Pembukaan UUD1945.
H. Kedudukan, Fungsi Dan Tujuan Wawasan Nusantara.
1. Kedudukan
a. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia
merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar
tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai
serta mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
b. Wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari
stratifikasinya sebagai berikut:
1)Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara
berkedudukan sebagai landasan idiil.
2)Undang0undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara,
berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
3)Wawasan nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai
landasan visional.
4)Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional atau sebagai
kebijaksanaan

nasional,

berkedudukan

sebagai

landasan

pedoman,

motivasi,

operasional.
2. Fungsi
Wawsan
dorongan,

serta

nusantara

berfungsi

rambu-rambu

dalam

sebagai

menentukan

segala

jenis

kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara


negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Tujuan
Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang
tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih
mementingkan kepentingan nasional dari pada kepentingan individu,
kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan berarti

menghilangkan

kepentingan-kepentingan

individu,

kelompok,

suku

bangsa,atau daerah.
I. Implementasi Wawasan Nusantara
Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada
pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yangsenantiasa mendahulukan
kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok.
Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara
berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah
menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi
wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan
wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut :
1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila
Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia yang sesuai dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam
sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak awal proses pembentukan
Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang.
Dengan demikian wawasan nusantara menjadi pedoman bagi
upaya mewujudkan kesatuan aspek kehidupan nasional untuk menjamin
kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk mewujudkan
ketertiban dan perdamaian dunia.
2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional
a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan
ketertiban dunia dan perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang
bebas aktif. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik
akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan
dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat
aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan
rakyat.

b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi


Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi
akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin
pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
secara adil dan merata. Di samping itu, implementasi wawasan
nusantara mencerminkan tanggung jawab pengelolaa sumber daya
alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara
timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
1) Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif,
adalah modal dan milik bersama bangsa untuk memenuhi
kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara merata.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di
seluruh daerah tanpa mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah
masing-masing.
3) Kehidupan

perekonomian

di

seluruh

wilayah

nusantara

diselenggarakan sebagai usaha bersama dengan asas kekeluargaan


dalam

sistem

ekonomi

kerakyatan

untuk

sebesar-besar

kemakmuran rakyat.
c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial
Budaya
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya
akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala
bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan.
Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan
bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul
daerah, agama, atau kepercayaan,serta golongan berdasarkan status
sosialnya. Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan
dengan corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya
bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing
asalkan tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan
hasilnya dapat dinikmati.

d. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan


dan keamanan
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan
dan keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan
bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada tiap
warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan
bangsa serta bela negara ini menjadi modal utama yang akan
mengerakkan partisipasi setiap warga negara indonesia dalam
menghadapi setiap bentuk ancaman antara lain :
1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada
hakikatnya adalah ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
2) Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
untuk ikut serta dalam pertahanan dan keamanan Negara dalam
rangka pembelaan negara dan bangsa.
3. Penerapan Wawasan Nusantara
a. Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan wawasan nusantara.
Khususnya di bidang wilayah. Adalah diterimanya konsepsi nusantara
di forum internasional. Sehingga terjaminlah integritas wilayah
territorial Indonesia. Laut nusantara yang semula dianggap laut
bebas menjadi bagian integral dari wilayah Indonesia.
b. Pertambahan

luas

wilayah

sebagai

ruang

lingkup

tersebut

menghasilkan sumber daya alam yang mencakup besar untuk


kesejahteraan bangsa Indonesia.
c. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia
internasional terutama negara tetangga yang dinyatakan dengan
persetujuan yang dicapai.
d. Penerapan wawasan nusantara dalam pembangunan negara di berbagai
bidang tampak pada berbagai proyek pembangunan sarana dan
prasarana ekonomi, komunikasi dan transportasi.

e. Penerapan di bidang sosial dan budaya terlihat pada kebijakan untuk


menjadikan bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tetap merasa
sebangsa, setanah air, senasib sepenanggungan dengan asas pancasila.
f. Penerapan wawasan nusantara di bidang pertahanan keamanan terlihat
pada kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh rakyat melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta untuk menghadapi berbagai
ancaman bangsa dan Negara.
4. Hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Dalam penyelenggaraan kehidupan nasional agar tetap mengarah
pada pencapaian tujuan nasional diperlukan suatu landasan dan pedoman
yang kokoh berupa konsepsi wawsan nasional untuk mewujudkan aspirasi
bangsa serta kepentingan dan tujuan nasional.
Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara
yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju
tujuan nasional. sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang
harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat
berjalan dengan sukses. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa wawasan
nusantara dan ketahanan nasional merupakan dua konsepsi dasar yang
saling mendukung sebagai pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan berkembang seterusnya.
J. Sosialisasi/Pemasyarakatan Wawasan Nusantara.
Untuk mempercepat tercapainya tujuan wawasan Nusantara,
disamping implementasi seperti yang telah disebutkan diatas, perlu juga
dilakukan pemasyarakatan materi Wawasan Nusantara kepada seluruh
masyarakat Indonesia. Pemasyarakatan Wawasan Nusantara tersebut dapat
dilakukan dengan cara berikut
1. Menurut sifat/ atau cara penyampaian, yang dapat dilaksanakan sebagai
berikut
a. Langsung yang terdiri dari ceramah, diskusi, dialog, tatap muka
b. Tidak langsung, yang terdiri dari media elektronik dan media cetak

2. Menurut metode penyampaian yang berupa :


a. Keteladanan. Melalui metode penularan keteladanan dalam sikap
perilaku kehidupan sehari-hari kepada lingkungannya serutama dengan
memberikan

contoh-contoh

berpikir,

bersikapdan

bertindak

mementingkan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau


golongan sehingga timbul semangat kebangsaan yang selalu cinta
tanah air.
b. Edukasi, yakni melalui metode pendekatan formal dan informal.
Pendidikan dormal ini dimulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi, pendidikan karier di semua strata dan bidang profesi,
penataran, kursus dan sebagainya. Sedangkan pendidikan non-formal
dapat dilaksanakan di lingkungan keluarga, pemukiman, pekerjaan,
dan organisasi kemasyarakatan.
c. Komunikasi. Tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi wawasan
nusantara melalui metode komunikasi adalah tercapainya hubungan
komunikatif secara baik yang akan mampu menciptakn iklim saling
menghargai, menghormati, mawas diri, dan tenggang rasa sehingga
terciptanya kesatuan bahasa dan tujuan tentang wawasan nusantara.
d. Integrasi. Tujuan yang ingin dicapai dari pemasyarakatan/sosialisasi
wawasan nusantara melalui metode ini adalah terjalinnya pemahaman
tentang wawasan nusantara akan membatasi sumber konflik di dalam
tubuh bangsa Indonesia baik pada saat ini maupun di masa mendatang
dan akan memantapkan kesadaran untuk mengutamakan kepentingan
nasional dan cita-cita tujuan nasional.
Dalam melaksanakan pemasyarakatan, lingkup materi wawasan
nusantara yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan tingkat, jenis,
serta lingkungan pendidikan agar materi yang disampaikan tersebut dapat
mengerti dan dipahami.

K. Tantangan Dari Implementasi Wawasan Nusantara


Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sedang mengalami perubahan. Dan
kita juga menyadari bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya proses
perubahan tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang di bawa oleh negara
maju dengan kekuatan penetrasi globalnya. Apabila kita menengok sejarah
kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam kehidupan itu adalah
suatu hal yang wajar, alamiah.
Dalam dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan
dengan wawasan nusantara yang syarat dengan nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia dan di bentuk dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa,
apakah wawasan bangsa Indonesia tentang persatuan dan kesatuan itu akan
terhanyut tanpa bekas atau akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam
terpaan nilai global yang menantang Wawasan Persatuan bangsa. Tantangan
itu antara lain adalah pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang tanpa
batas, era baru kapitalisme, dan kesadaran warga negara.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan
mempunyai banyak celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh negara
lain yang pada akhirnya dapat meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan
disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia yang memiliki kurang lebih 13.670
pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat. Dimana pengawasan
tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan
masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang
persenjataannya kurang lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik
cabik oleh bangsa lain. Dengan adannya wawasan nusantara kita dapat
mempererat rasa persatuan di antara penduduk Indonesia yang saling
berbhineka tunggal ika.
Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang
merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan
nasional. sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus
diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan
dengan sukses. Oleh karena itu diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional
yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.
B. Saran.
Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap
dan perilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi
nusa dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya
ditanamkan sikap wawasan nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka
terhadap bangsa dan negara lebih meyakini dan lebih dalam. Untuk itulah
perlu kiranya pendidikan yang membahas/mempelajari tentang wawasan
nusantara dimasukan ke dalam suiatu kurikulum yang sekarang diterapkan

dalam dunia pendidikan di Indonesia (misalnya : pelajaran Kewarganegaraan,


Pancasila, PPKn dan lain - lain).
Untuk masyarakat Indonsia (baik bagi si pembuat makalah, pembaca
makalah serta yang lain) agar dapat menjaga makna dan hakikat dari wawasan
nusantara yang tercermin dari perilaku perilaku sehari hari misalnya ikut
menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

http://anang33.files.wordpress.com/2010/01/anang-wawasan-nusantara.doc
https://reknoasriani.wordpress.com/2011/04/23/pengertian-faktor-yangmempengaruhi-unsur-terbentuk-dan-implementasi-tentang-wawasannusantara/

TUGAS PKn

WAWASAN NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai