Nama : Supriyadi
NPM : 08330050051
Dosen : Ma’ruf Cahyono, SH,MH
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Ilmu
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SATYAGAMA JAKARTA
2009
Kata pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb.,
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “ WAWASAN NUSANTARA ” yang merupakan salah satu syarat untuk
menentukan dan memperoleh nilai ujian akhir semester Mata Kuliah PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN di Fakultas Hukum Universitas Satyagama Jakarta.
Penulis menyadari betul bahwa baik isi maupun penyajian makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
sebagai penyempurnaan makalah ini, sehingga dikemudian hari makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua mahasiswa/i di Universitas Satyagama Jakarta.
Seiring dengan itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat
Bapak Dosen yang memberikan Mata kuliah ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan kesehatan serta rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Wasalamu’alaikum Wr .Wb.,
SUPRIYADI
WAWASAN NUSANTARA
Rumusan Masalah.
Tujuan
Kewarganegaraan.
Latar Belakang.
2. Pengertian wawasan nusantara menurut prof. Dr. Wan usman (Ketua Program S-2
PKN – UI ) “wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia mengenai
diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan
yang beragam.”. Hal tersebut disampaikannya saat lokakarya wawsan nusantara
dan ketahanan nasional di Lemhanas pada Januari 2000. Ia juga menjelaskan
bahwa wawasan nusantara merupakan geopolitik indonesia.
3. Pengertian wawasan nusantara, menurut kelompok kerja wawasan nusantara, yang
diusulkan menjadi ketetapan majelis permusyawaratan rakyat dan dibuat di
Lemhanas tahun 1999 adalah sebagai berikut: “cara pandang dan sikap bangsa
indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang berseragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam menyelengarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.” Secara umum wawasan nasional berarti cara
pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar
falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi
negaranya untuk mencapai tujuan atau cita – cita nasionalnya. Sedangkan arti dari
wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi
wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau
cita – cita nasionalnya. Dengan demikian wawasan nusantara berperan untuk
membimbing bangsa Indonesia dalam penyelengaraan kehidupannya serta sebagai
rambu – rambu dalam perjuanagan mengisi kemerdekaan. Wawasan nusantara
sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina
persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara
dalam mencapai tujuan dan cita – citanya
1. Wilayah (geografi).
Kata ‘archipelago’ dan ‘archipelagic’ berasal dari kata Italia yakni ‘archipelagos’. Akar
katanya adalah ‘archi’ yang berarti terpenting, terutama dan ‘pelagos’ berarti laut atau
wilayah lautan. Jadi archipelago adalah lautan terpenting. Istilah archipelago antara lain
terdapat dalam naskah resmi perjanjian antara Republik Venezza dengan Michael
Palaleogus (1268) yang menyebutkan ‘arc(h) Pelego’yang maksudnya adalah ‘Aigaius
Pelagos’ atau laut Aigia yang dianggap sebagai laut terpenting oleh negara – negara
yang bersangkutan kemudian pengertian ini berkembang tidak hanya laut Aigia tetapi
juga termasuk pulau – pulau di dalamnya. Lahirnya asas archipelago mengandung
pengertian bahwa pulau – pulau tersebut selalu dalam kesatuan utuh, sementara
tempat unsur perairan atau lautan antara pulau – pulau berfungsi sebagai unsur
penghubung dan bukan sebagai unsur pemisah.
b. Kepulauan Indonesia.
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan Nederandsch Oost
Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai sebutan untuk kepulauan ini sudah
banyak nama yang dipakai yaitu ‘Hindia Timur’, ‘Insulinde’ oleh Multatuli, ‘Nusantara’,
‘Indonesia’, ‘Hindia Belanda (Nederlandsch-indie)’ pada masa penjajahan Belanda.
Bangsa Indonesia sangat mencintai nama ‘Indonesia’ walaupun bukan dari bahasanya
sendiri tetapi ciptaan orang barat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu
kepulauan India. Dalam bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India dan ‘nesos’ berarti pulau.
Sebutan ‘Indonesia’ merupakan ciptaan ilmuwan J.R Logan dalam Journal of The Indian
Archipelago And East Asia (1850). Sir W.E. Maxwell (seorang ahli hukum) juga
memakainya dalam kegemarannya mempelajari rumpun melayu. Kata Indoneis
semakin terkenal berkat peran Adolf Bastian, seorang etnolog yang menegaskan arti
kepulauan ini dalam bukunya Indonesien Order Die Inseln Des Malaysichen Archipels
(1884 – 1889). Setelah cukup lam istilah itu hanya dipakai sebagai nama keilmuan,
maka pada awal abad ke-20 perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda menyebut
dirinya sebagai ‘Perhimpunan Indonesia’. Berikutnya pada peristiwa Sumpah Pemuda
tanggal 28-10-1928 kata Indonesia di pakai sebagai sebutan bagi bangsa, tanah air dan
bahasa. Kemudian dipertegas lagi pada proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17
Agustus 1945, Indonesia menjadi nam resmi negara dan bangsa Indonesia sampai
sekarang.
- Res Cimmunis ? menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena
tidak dapat dimiliki oleh masing – masing negara. Mare Liberum ? menyatakan bahwa
wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa.
- Mare Clausum (The Right and Dominion of The Sea) ? menyatakan bahwa hanya laut
sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu negara sejauh yang dapat
dikuasai dari darat (kira – kira sejauh 3 mil).
Saat ini konvensi PBB tentang hukum laut (United Nation Convention on the Law of the
Sea – UNCLOS) mengakui adanya keinginan untuk membentuk tertib hukum dan
samudera yang dapat mempermudah komunikasi internasional, mendayagunakan
sumber kekayaan alam secara adil dan efisien, konservasi dan pengkajian sumber
kekayaan hayatinya, serta perlindungan dan pelestarian lingkungan laut. Sesuai
dengan hukum laut internasional, secara garis besar Bangsa Indonesia sebagai negara
kepulauan memiliki Laut Teritorial, Perairan Pedalaman, Zone Ekonomi Ekskusif dan
Landasan Kontinen. ? Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari
satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau – pulau yang lain. Kepulauan
adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan diantaranya. ? Laut
Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil laut diukur dari
garis pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air surut terendah sepanjang
pantai. ? Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah
dalam dari garis pangkal. ? Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE), dimana tidak boleh melebihi
200 mil laut dari garis pagkal. Di dalam ZEE, negara yang bersangkutan memiliki hak
kedaulatan untuk keperluan eksplorasi, ekploitasi, konservasi dan pengelolan sumber
kekayaan alami hayati dari perairan. ? Landasan Kontinen suatu negara berpantai
meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya
sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah daratannya.. Jaraknya 200 mil dari
garis pangkal tau dapat lebih dari itu dengan tidak melebihi 350 mil, tidak boleh melebihi
100 mil dari garis batas kedalaman dasar laut sedalam 2500 m.
d. Karakteristik Wilayah Nusantara.
Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan benua
Australia dan diantara samudra Pasifik dan samudra Indonesia, yang terdiri dari 17.508
pulau besar maupun kecil.
Utara : ± 6°08’ LU
Selatan : ± 11°15’ LS
Barat : ± 94°45’ BT
Timur : ± 141°05’ BT
a. Geopolitik.
*Pengertian Geopolitik.
4) Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhan akan sumber akan
sumber daya alam. Apabila wilayah/ruang hidup tidak mendukung, bangsa tersebut
akan mencari pemenuhan kebutuhan akan kekayaan alam diluar wilayahnya
(ekspansi). Hal ini melegitimasikan hukum ekspansi yaitu perkembangan atau
dinamika budaya dalam bentuk gagasan kegiatan (ekonomi, perdagangan,
perindustrian/produksi) harus diimbangi oleh pemekaran wilayah; batas-batas suatu
negara pada hakikatnya bersifat sementara. ? Pandangan Ajaran Rudolf Kjellen
Frederich Ratzel pada akhir abad ke – 19 mengenbangkan kajian geografi politik
dengan dasar pandangan bahwa Negara adalah mirip organisme (makhluk hidup).
Negara adalah ruang yang ditempati oleh kelompok mayarakat politik (bangsa). Jika
bangsa dan negara ingin tetap eksis dan berkembang, maka harus diberlakukan
hukum ekspansi (pemekaran wilayah). Di samping itu Rudolf Kjellen berpendapat
bahwa negara adalah organisme yang harus memiliki intelektual. Negara
merupakan sistem politik yang mencakup geopolitik, ekonomi politik, kratopolitik,
dan sosiopolitik.
1. Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup, yang memiliki intelektual.
Negara dimungkinkan untuk memperoleh ruang yang cukup luas agar kemampuan
dan kekuatan rakyatnya dapat berkembang secara bebas.
2. Negara merupakan suatu sistem politik/ pemerintahan yang meliputi bidang- bidang:
geopolitik, ekonomi politik, demokrasi politik , sosial politik,dan krato politik(politik
memerintah).
3. Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar. Ia harus mampu
berswasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk
meningkatkan kekuatan nasionalnya: ke dalam, untuk mencapai persatuan dan
kesatuan yang harmonis dan ke luar, untuk memperoleh batas-batas negara yang
lebih baik.
Pandangan demikian ini semakin jelas pada pemikiran Karl Haushorfer yang pada
masa itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman di bawah pimpinan Adolf Hittler. Pemikiran
Haushorfer di samping berisi paham ekspansionisme juga mengandung ajaran
rasialisme, yang menyatakan yang menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras paling
unggul yang harus dapat menguasai dunia. Pandangan semacam ini juga di dunia
berkembang di Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat
militerisme dan fasisme. Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman ketika
negara ini berada di bawah kekuasaan Adolf Hitler. Pokok-pokok teori Karl Haushofer
ini pada dasarnya menganut teori Kjellen,yaitu
2. Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa Barat
(Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia Timur Raya.
Kedua ahli ini mempunyai gagasan “wawasan bahari”, yaitu kekuatan di laut.
ajarannya mengatakan bahwa barang siapa menguasai laut akan menguasai
“perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti menguasai ” kekayaan dunia”sehingga
pada akhirnya menguasai dunia.
Ajaran ini menghasilkan teori yang dinamakan Teori Daerah Batas (rimland) yaitu
teori wawasan kombinasi yang menggabungkan kekuatan darat, laut, dan udara. Dalam
pelaksanaannya, teori ini disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara
Teori ahli geopolitik ini pada dasarnya menganut ”konsep kekuatan” dan
mencetuskan wawasan benua, yaitu konsep kekutan di darat. Ajarannya menyatakan :
barang siapa dapat menguasai “daerah jantung”, yaitu Eurasia (Eropa dan Asia), ia
akan dapat menguasai “pulau dunia”, yaitu Eropa, Asia dan Afrika.
* Pandangan Ajaran W. Mitchel, A.Saversky, Giulio Douhet dan John Frederik Charles
Fuller.
Keempat ahli geopolotik ini berpendapat bahwa kekuatan di udara justru yang
paling menentukan..Mereka melahirkan teori ”wawasan dirgantara” yaitu konsep
kekuatan di udara. Kekuatan di udara hendaknya mempuyai daya yang dapat
diandalkan untuk menangkis ancaman dan melumpuhkan kekuatan lawan dengan
menghancurkannya dikandangnya sendiri agar lawan tidak mampu lagi menyerang.
b. Geostrategi.
7) Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan dan budaya
Timur di utara.
Pada masa tersebut wilayah Negara Republik Indonesia bertumpu pada wilayah
daratan pulau-pulau yang saling terpisah oleh perairan atau selat di antara pulau-pulau
itu. Wilayah laut teritorial masih sangat sedikit karena untuk setiap pulau hanya
ditambah perairan sejauh 3 mil disekelilingnya.
b. Dari Deklarasi Juanda ( 13-12-1957) sampai dengan 17-2-1969
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan Deklarasi Juanda dengan tujuan sebagai
berikut:
1) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan
bulat.
3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia
adalah milik eksklusif Negara Republik Indonesia.
3) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang di tarik di
tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar negara
tetangga.
4) Klaim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landasan
kontinen Indonesia maupun udara diatasnya. Asas-asas pokok tersebut dituangkan
dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1973 tentang Landasan Kontinen Indonesia.
Di samping itu UU No. 1/1973 juga memberi dasar bagi pengaturan eksplorasi serta
penyelidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas kontinen dan masalah-masalah
yang ditimbulkan.
1. Wadah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya
terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh perairan. Oleh karena itu
Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan
didalamnya. Setelah bernegara dalam negara kesatuan Republik Indonesia, bangsa
indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagi kegiatn
kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik. Sementara itu, wadah dalam kehidupan
bermasyarakat adalah lembaga dalam wujud infrastruktur politik. Letak geografis
negara berada di posisi dunia antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia, dan antara dua benua, yaitu banua Asia dan benua Australia. Perwujudan
wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan poliyik, ekonomi, sosial-budaya, dan
pertahanan keamanan.
b. Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara kekuasaaan pemerintah, sistem
pemerintahan, dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik. Kedaulatan di tangan rakyat yang dilaksanakan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Sistem pemerintahan, menganut sistem
presidensial. Presiden memegang kekuasaan bersadarkan UUD 1945. Indonesia
adalah Negara hukum( Rechtsstaat ) bukan Negara kekuasaan ( Machtsstaat ).
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat pada pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasi
yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti tersebut
di atas, bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan dalam kehidupan nasional. Isi menyangkut dua hal yang essensial, yaitu:
b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan
nasional.
1. Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup daratan perairan dan dirgantara
secara terpadu.
2. Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu
ideologi dan identitas nasional.
3. Satu kesatuan sosial-budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas
dasar “Bhinneka Tunggal Ika”, satu tertib sosial dan satu tertib hukum.
4. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas
kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.
5. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu system terpadu, yaitu sistem
pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
6. Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.
3. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah
Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah dengan isi, yang terdiri dari tata
laku tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah mencerminkan jiwa,
semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa indonesia, sedang tata laku lahiriah
tercermin dalam tindakan , perbuatan, dan perilaku dari bangsa idonesia. Tata laku
lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan. Meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.
Kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian bangsa
indonesia berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan
cinta kepada bangga dan tanah air sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggi
dalm segala aspek kehidupan nasional.
1. Kedudukan
2. Fungsi
Wawsan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-
rambu dalam menentukan segala jenis kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan
perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Tujuan
Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir,
pola sikap, dan pola tindak yangsenantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan
nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam
rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan bermayarakat,
berbangsa dan bernegara. Implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi
pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai
berikut :
1) Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan
milik bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia
secara merata.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa
mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing.
1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya adalah
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
2) Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta
dalam pertahanan dan keamanan Negara dalam rangka pembelaan negara dan
bangsa.
a. Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan wawasan nusantara. Khususnya di
bidang wilayah. Adalah diterimanya konsepsi nusantara di forum internasional.
Sehingga terjaminlah integritas wilayah territorial Indonesia. Laut nusantara yang
semula dianggap “laut bebas” menjadi bagian integral dari wilayah Indonesia.
c. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia internasional terutama
negara tetangga yang dinyatakan dengan persetujuan yang dicapai.
d. Penerapan wawasan nusantara dalam pembangunan negara di berbagai bidang
tampak pada berbagai proyek pembangunan sarana dan prasarana ekonomi,
komunikasi dan transportasi.
e. Penerapan di bidang sosial dan budaya terlihat pada kebijakan untuk menjadikan
bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tetap merasa sebangsa, setanah air,
senasib sepenanggungan dengan asas pancasila.
b. Tidak langsung, yang terdiri dari media elektronik dan media cetak
b. Edukasi, yakni melalui metode pendekatan formal dan informal. Pendidikan dormal
ini dimulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, pendidikan
karier di semua strata dan bidang profesi, penataran, kursus dan sebagainya.
Sedangkan pendidikan non-formal dapat dilaksanakan di lingkungan keluarga,
pemukiman, pekerjaan, dan organisasi kemasyarakatan.
c. Komunikasi. Tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi wawasan nusantara melalui
metode komunikasi adalah tercapainya hubungan komunikatif secara baik yang
akan mampu menciptakn iklim saling menghargai, menghormati, mawas diri, dan
tenggang rasa sehingga terciptanya kesatuan bahasa dan tujuan tentang wawasan
nusantara.
KESIMPULAN
SARAN
Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan perilaku
yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap
wawasan nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan negara
lebih meyakini dan lebih dalam. Untuk itulah perlu kiranya pendidikan yang
membahas/mempelajari tentang wawasan nusantara dimasukan ke dalam suiatu
kurikulum yang sekarang diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia (misalnya :
pelajaran Kewarganegaraan, Pancasila, PPKn dan lain - lain). Untuk masyarakat
Indonsia (baik bagi si pembuat makalah, pembaca makalah serta yang lain) agar dapat
menjaga makna dan hakikat dari wawasan nusantara yang tercermin dari perilaku –
perilaku sehari hari misalnya ikut menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.