Di bidang ekonomi, telah berkembang nilai-nilai konsumerisme sehingga para konsumen lebih memilih untuk berbelanja di swalayan daripada di pasar lokal atau tradisional. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan konsumen di pasar lokal itu sendiri. Di samping itu, sebagian besar masyarakat di berbagai lapisan kalangan masyarakat merasa lebih bangga jika mereka mampu membeli barangbarang impor yang merupakan produk buatan asing, lebih dari produk buatan bangsanya sendiri.Bahkan jika ditanya mengenai contoh produk-produk lokal (Indonesia) itu apa saja, kebanyakan dari mereka hanya bisa menjawab sedikit dari ratusan yang seharusnya ada. Sebaliknya, ketika mereka ditanyakan mengenai produk-produk asing mereka akan dengan cekatan menyebutkannya satu per satu. Suatu pertanyaan yang kemudian muncul di benak saya, apakah mereka tahu dampaknya bagi negara dan bagi mereka, apa yang akan terjadi jika suatu saat produkproduk asing tersebut telah berkuasa sepenuhnya di pasar Indonesia dan berhasil menyingkirkan produk-produk lokal?. Saya rasa tidak semua dari mereka tahu akan jawabannya. Kemudian dari segi budaya, dampak dari arus globalisasi ini memiliki pengaruh yang sangat besar. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, penyebaran informasi melalui berbagai media sangat mudah dilakukan. Dengan adanya media elektronik yang semakin merakyat memudahkan masyarakat Indonesia untuk mengenal budaya-budaya dari luar yang ditayangkan di media itu sendiri. Dengan adanya teknologi seperti handphone, komputer, televisi, internet dan sebagainya akan sangat membantu dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun adakalanya banyak oknum yang tidak bertanggung jawab yang menyalahgunakan teknologi tersebut untuk meracuni pikiran generasi-generasi muda penerus bangsa. Sebagai contoh disebarkannya video-video porno melalui internet, aksi-aksi kekerasan yang sejatinya termsauk tindakan amoral,dan sebagainya kian hari makin merusak moral generasi muda kita. Selain itu, melalui internet dan televisi juga memudahkan masyarakat untuk mengenal budaya-budaya dari luar . Namun kebanyakan tayangan tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat Indonesia, kurang mendidik dan cenderung merusak moral bangsa karena banyak meniru budaya-budaya barat. Setelah melihat melihat kenyataan dalam fenomena yang berkembang di tengah-tengah masyarakat ini, sudah terlihat jelas bahwa kian hari identitas nasional bangsa Indonesia kian hari kian terkikis. Hal ini disebabkan salah satunya karena tidak adanya kesiapan masyarakat kita dalam menghadapi arus globalisasi yang kuat. Tantangan bagi bangsa Indonesia ini nyata. Arus globalisasi yang kuat kian hari memang mengancam eksistensi jati diri bangsa Indonesia. Sebut saja fenomena ini sebagai guncangan budaya (cultural shock). Tapi sebenarnya siapa yang bertanggung jawab atas fenomena ini? Arus globalisasinya kah? Atau pemerintah Indonesia yang kurang sigap mendidik masyarakatnya untuk mengenal jati diri bangsanya? Atau masyarakat Indonesia yang kurang selektif dalam menanggapi globalisasi itu sendiri?. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu dikembalikan kepada diri pribadi kita masing-masing. Globalisasi itu mutlak dan harus terjadi. Kehadirannya merupakan bagian yang krusial bagi perkembangan zaman menuju peradaban yang lebih baik. Yang menjadi permasalahan adalah mampu atau tidaknya kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai individu, menyaring efek-efek negatif yang inheren dalam arus globalisasi itu sendiri. Secara makro, diperlukan sebuah diskusi panjang mengenai strategi kebudayaan nasional yang diharapkan mampu memberi kontribusi nyata bagi pudarnya identitas bangsa ini. Sudah saatnya
bagi pemerintah kita mulai bergerak, mensosialisasikan dan menggalakkan kembali nilai-nilai dan budaya yang menjadi identitas bangsa kita melalui aksi-aksi nyata. Program-program pemerintah, apapun itu, tidak akan pernah berjalan dengan baik jika kita sebagai masyarakat tidak ikut berperan aktif didalamnya. Hal pertama yang menjadi PR kita bersama sebagai warga yang peduli akan identitas bangsanya, adalah bagaimana cara menumbuhkan kembali sifatsifat identitas nasional itu ke dalam pribadi masing-masing. Langkah yang paling nyata untuk memulainya yaitu dengan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari hal kecil, seperti membiasakan diri untuk menggunakan produk dalam negeri, merupakan contoh pencerminan sederhana namun sangat berarti. Kesiapan dan komitmen kita untuk menjunjung identitas nasional bangsa kita, tercermin dari sejauh mana kita mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.