Anda di halaman 1dari 5

Krisis Identitas Nasional : Lunturnya Identitas Nasional pada Generasi

Muda di Era Globalisasi dan Cara Mengatasinya

Rifka Refaliana Putri

Dosen Pengampu : Niknik Handayani, S. Sos., M. Si.

Identitas nasional merupakan jati diri nasional yang melekat pada suatu negara serta
kelompok masyarakat yang ada didalamnya. Identitas nasional bersumber dari nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat setempat, yang dihimpun membentuk
identitas kolektif.
Identitas nasional sering diasosiasikan dengan kelompok yang lebih besar dan diikat
oleh persamaan materiil (budaya, agama, dan bahasa) serta immateriil (keinginan, cita-cita,
dan tujuan). Secara etimologis, istilah “Identitas Nasional” berasal dari bahasa Inggris
“Identy” yang mengacu pada ciri-ciri, tanda-tanda, atau identitas yang berkaitan dengan
sesuatu atau benda yang membedakannya dengan yang lain.
Kata nasional sendiri tidak terlepas dari lahirnya konsep nasionalisme. Berdasarkan
kebijakan identitas nasional ini, identitas suatu negara tidak dapat dijelaskan dengan nama
negara tersebut atau, jika lebih umum digunakan, dengan istilah “individu” negara.
Pengertian atau istilah “kepribadian” sebagai identitas adalah sebagian kecil atau seluruh
faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seseorang (Astawa, 2017).
Hakikat jati diri bangsa dapat dilihat melalui kondisi masyarakat, seperti sistem
pemerintahan yang memberikan banyak kekuasaan kepada pemerintah daerah, nilai-nilai
moral dan etika, serta adat istiadat. Adat istiadat tidak dapat dipisahkan dari jati diri bangsa
Indonesia. Padahal, nilai-nilai budaya merupakan bagian dari jati diri bangsa Indonesia,
sedangkan etnis dalam konteks ini berarti keterbukaan dan keselarasan dengan tujuan
pembangunan sosial. Hakikat jati diri bangsa merupakan landasan Negara Pancasila dengan
perwujudannya dalam berbagai aspek kehidupan (Pasha, dkk,. 2021).
Identitas nasional pada hakikatnya bersumber dari kumpulan nilai budaya yang
berkembang dan tumbuh dalam berbagai aspek pada kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan sifat dan karakter manusia
serta sifat dan identitas nasional.
Generasi muda adalah sumber daya yang tak ternilai harganya bagi negara. Karena
merekalah yang akan tetap memberikan dampak signifikan di masa depan. Generasi muda
perlu mempertahankan jati diri bangsanya. Karena generasi mudalah yang nantinya akan
menjadi garda terdepan dalam menghadapi pesatnya arus globalisasi saat ini.Contohnya,
masuknya budaya asing yang menimbulkan generasi muda menurut budaya tersebut baik
secara berpakaian berbicara dan lain sebagainya. Adapun lainnya yaitu gaya hidup kebarat-
baratan. Jika hal tersebut tidak segera diambil tindakan atau langkah yang tepat cara
mengatasinya akan menyebabkan krisisnya identitas nasional.
Generasi muda sangat erat kaitannya dengan dampak globalisasi, terutama di era
teknologi yang pesat saat ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak anak muda yang terlena
dengan perkembangan zaman, sehingga mereka mulai melupakan pentingnya nasionalisme
dan identitas kebangsaan.

Permasalahan :

Saat ini, Indonesia sedang menghadapi masalah identitas nasional yang memudar
karena mengabaikan sebagian besar norma-norma lokal dan telah digantikan oleh standar
baru yang agak bertentangan dengan identitas nasional. Generasi muda tidak dapat
menghindari pengaruh globalisasi.
Di era globalisasi sekarang ini, generasi muda tak lagi tertarik untuk mendalami dan
melestarikan kekayaan budaya lokal. Generasi muda lebih menyukai budaya-budaya luar
yang sedang viral.
Krisis identitas nasional merupakan keadaan ketidakstabilan sosial akibat
nasionalisme etnis sehingga menimbulkan rapuhnya kebudayaan yang dapat mengancam
keutuhan bangsa. Hal tersebut tentu saja dapat terjadi apabila masyarakat Indonesia tidak
mempertahankan dan memperkuat identitas nasional bangsa Indonesia.
Krisis jati diri bangsa tercermin dari berbagai fenomena sosial yang terjadi pada
generasi muda khususnya di kalangan pelajar seperti tawuran, pergaulan bebas, narkoba,
kriminalitas, dan lain-lain. Apabila fenomena-fenomena sosial itu dibiarkan begitu saja tentu
saja hal itu akan membahayakan keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia juga masa
depan bangsa Indonesia.

Apakah permasalahan tersebut akibat IPTEK?

Keadaan saat ini yang memprioritaskan teknologi dan mencoba membuat segalanya
mudah. Jika kita tidak ingin tergerus oleh kemajuan peradaban, manusia dituntut untuk dapat
mengikutinya, terutama generasi muda (Adha et al, 2021; Firmonasari, 2021). Berdasarkan
hasil survey yang dilakukan oleh Elisha Samanth, Faukha Ilmania S, dkk. Mereka
memperoleh data terkait pemahaman identitas nasional Generasi Z, khususnya pada generasi
muda.
Hasil menunjukan bahwa kaum muda lebih menyukai produk buatan luar negeri
daripada produk buatan dalam negeri, terungkap bahwa banyak anak muda tidak mengenal
budaya lokal mereka sendiri, mereka tidak mengerti dan tidak dapat berbicara bahasa lokal
mereka dan beberapa dari mereka tidak ingat lagu kebangsaan dan lagu rakyat. Berdasarkan
pengamatan, generasi muda cukup jelas bagaimana kepedulian mereka terhadap identitas
nasional bangsa mereka. Banyak anak muda tidak mengenali moto nasional mereka, sehingga
memicu krisis identitas.
Menurut analisis data yang disajikan, banyak anak muda tidak memahami arti dari
moto nasional, Bhinneka Tunggal Ika, dan tidak dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Selain itu, hanya ada 50% generasi muda yang mengetahui budaya
mereka sendiri. Hasil yang diperoleh dari pengamatan cukup memprihatinkan. Namun,
diharapkan ke depan, generasi muda dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan dapat
membentengi diri dari yang ada.
Berdasarkan pengamatan, generasi muda cukup jelas bagaimana kepedulian mereka
terhadap identitas nasional bangsa mereka. Banyak anak muda tidak mengenali moto nasional
mereka, sehingga memicu krisis identitas. Dalam eksplorasi diri, 58,8% generasi muda tidak
tertarik dengan produk dalam negeri, dan 50,6% tidak memahami makna nilai-nilai Pancasila
sebagai milik bangsa.
Jika terus dibiarkan dan tidak segera diatasi, maka akan berpotensi menjadi
permasalahan yang lebih besar. Dengan melunturnya kebanggaan warga negara terhadap
budaya mereka sendiri, menjadikan budaya tersebut berpotensi untuk diklaim negara lain.
Seperti kasus wayang kulit dan gamelan yang diklaim oleh Malaysia.
Selain akibat dari globalisasi, krisis identitas nasional ini juga disebabkan oleh
kurangnya negara mengenalkan identitas nasional kepada masyarakat. Pengenalan identitas
nasional tidak cukup hanya dengan pelajaran PPKN. Pengenalan identitas nasional juga harus
dikemas sedemikian rupa agar masyarakat tahu dan benar-benar merasakan nilai-nilai penting
yang terkandung dalam identitas nasional tersebut.
Generasi muda harus menjadi sasaran utama dari pengenalan identitas nasional. Hal
ini karena generasi muda memiliki jumlah terbesar dalam demografi Indonesia. selain itu,
generasi muda merupakan kelompok usia yang paling banyak terpapar globalisasi. Sehingga
hal ini menyebabkan generasi muda paling rentan terhadap ancaman lunturnya identitas
nasional.

Program yang Bisa Dilakukan :

Dengan adanya krisis identitas dan integritas nasional, kita tidak seharusnya tinggal
diam mengetahui ini. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini,
yaitu :
1. Adanya penguatan identitas nasional dengan pendidikan multikultural berbasis
kearifan lokal. Pendidikan dapat dijadikan sebagai sarana yang efektif dan efisien untuk
melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal karena pendidikan secara praktis tidak
dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya yang merupakan unsur identitas nasional. (Susim
et al., 2019) Dengan adanya pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal ini, akan
memperkokoh identitas nasional sehingga tumbuh rasa bangga terhadap bangsa sendiri.
Selain memperkokoh identitas nasional, pendidikan multikultural yang berbasis kearifan
lokal ini juga dapat menumbuhkan rasa kebanggaan, sikap nasionalisme dan sikap
patriotisme terhadap bangsa dan negara. Dengan begitu, upaya ini pastinya dapat
mempertahankan identitas dan integritas nasional.
2. Mengembangkan semangat nasionalisme dan patriotisme. Dengan mengembangkan
semangat nasionalisme dan patriotisme, tentunya akan tumbuh rasa cinta terhadap tanah air
yang mana hal tersebut merupakan bentuk upaya mempertahankan identitas serta integritas
nasional. Kita bisa memanfaatkan berbagai media elektronik dan internet untuk mempelajari
dan mengembangkan budaya sampai ikut serta dalam kegiatan lomba yang dapat
memperkuat rasa nasionalisme. (Aristin, 2018)
3. Melestarikan budaya dengan memanfaatkan media digital. Dengan berkembangnya
teknologi dan media sosial, cara melestarikan budaya pun menjadi beragam, sehingga dengan
memanfaatkan segala platform yang ada, kita dapat mempertahankan identitas serta integritas
nasional. Seperti menyebarkan dan mempromosikan berbagai kebudayaan yang kita tahu
melalui media sosial, mempromosikan tempat pariwisata Indonesia, bahkan sampai
mengenalkan budaya kita ke luar negeri. (Hermawan, 2018)
4. Usaha bela negara, merupakan hak dan kewajiban bagi setiap warga negara.
Dengan begitu, sudah seharusnya kita sebagai warga negara Indonesia melakukan tindakan
bela negara untuk menjaga dan mempertahankan identitas dan integritas nasional. Kegiatan
bela negara tidak hanya dilakukan oleh militer untuk turun ke medan perang dengan kekuatan
senjata, melainkan juga dilakukan oleh setiap warga negara dengan kemampuannya masing-
masing. Di era modern dan digital ini, salah satu hal yang mengancam negara ialah hoax atau
berita bohong. Kemajuan teknologi ini memudahkan semua orang untuk mengakses,
membuat, sampai menyebarkan informasi yang belum tentu jelas kebenarannya. Banyak
sekali pihak yang tenggelam sampai diadu domba oleh berita yang belum tentu kebenarannya
ini. Tentunya hal tersebut menyebabkan perpecahan dan saling menjelekkan budaya.
5. Mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dimanapun berada. Standar dan mutu Pancasila
hendaknya dijadikan pedoman dan pegangan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
di Indonesia. Pemanfaatan norma-norma dan sifat-sifat luhur Pancasila sangatlah penting
mengingat melalui norma-norma dan sifat-sifat luhur tersebut berbagai negara Indonesia
dapat bersatu. (Izza Nur Fadhila & Ulfatun Najicha, 2021)
Selain upaya-upaya di atas, bisa juga dengan melalui pendekatan. Pendekatan kepada
generasi muda juga harus disesuaikan. Generasi muda tak tertarik dengan forum yang formal
dan kaku. Generasi muda lebih tertarik dengan diskusi santai yang diselipi pembahasan-
pembahasan yang berbobot. Hal ini lah yang masih kurang dari negara dalam proses
pengenalan identitas nasional
Generasi muda harus menjadi sasaran utama dari pengenalan identitas nasional. Hal
ini karena generasi muda memiliki jumlah terbesar dalam demografi Indonesia. selain itu,
generasi muda merupakan kelompok usia yang paling banyak terpapar globalisasi. Sehingga
hal ini menyebabkan generasi muda paling rentan terhadap ancaman lunturnya identitas
nasional.
Dengan tantangan masa depan yang semakin kompleks, Indonesia yang segera
menyambut bonus demografi, membuat penguatan kesadaran terhadap identitas nasional
semakin mendesak. Jangan sampai identitas nasional kita hanya menjadi pajangan belaka.
Identitas nasional harus masuk kedalam relung jiwa warga negaranya, dan ini masih menjadi
pekerjaan rumah bagi kita bersama.
Tantangan terbesar bagi masyarakat Indonesia adalah menjaga pembangunan karakter
dan sifat nasionalisme di dalam pribadi tiap masyarakatnya. Oleh karena itu, upaya mengatasi
krisis identitas nasional ini sangat diperlukan karena pada hakikatnya dibutuhkan identitas
nasional yang kuat dari masing-masing individu dari masyarakat Indonesia untuk melahirkan
semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Karena pada akhirnya persatuan dan kesatuan
bangsa inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman, dan
tentram.
Kesimpulan
Generasi muda sebagai penerus bangsa masih memiliki kepribadian yang labil dan
mudah terpengaruh oleh budaya asing. Apabila upaya preventif tidak segera dilakukan maka
dapat mengakibatkan terkikisnya rasa nasionalisme dan jati diri masyarakat Indonesia. Oleh
karena itu, diperlukan upaya untuk menjaga dan mempertahankan jati diri bangsa sekaligus
beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Upaya-upaya
tersebut, diantaranya melalui pendidikan kewarganegaraan, mengembangkan sikap
nasionalisme dan patriotisme, bela negara, dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila
dimanapun berada. Generasi muda dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan zaman,
namun harus tetap bijak dan mampu menyaring segala perubahan agar eksistensi jati diri
bangsa dapat tetap terjaga dan terpelihara.

REFERENSI

Ahmad M. 2021. Kompasiana. Diakses pada tanggal 17 Januari pukul 20:53.


https://www.kompasiana.com/ahmaruff/6081345a8ede4823612fea34/krisis-identitas-
nasional-pada-generasi-muda#google_vignette
Anggita A, D. Dinda A, dan Distira E. 2023. Degradasi Karakter Pemuda Indonesia di
Era Globalisasi. Diakses pada tanggal 17 Januari pukul 20:15 wib.
https://jurnal.uns.ac.id/indigenous/article/view/79277/pdf
Aristin, R. 2018. Upaya Menumbuhkan Patriotisme dan Nasionalisme Melalui
Revitalisasi Makna Identitas Nasional di Kalangan Generasi Muda. Aspirasi : Jurnal Ilmiah
Administrasi Negara.
Hermawan, A. (2018). Sebuah Upaya Mempertahankan Identitas Nasional:
Pelestarian Indegenous Knowledge melalui Pengembangan Teknologi pada Perpustakaan
Nasional. Pustabiblia: Journal of Library and Information Science.
Izza Nur Fadhila, H., & Ulfatun Najicha, F. 2021. Pentingnya Memahami dan
Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila di Lingkungan Masyarakat. Jurnal Pendidikan
Pancasila Dan Kewarganegaraan.
https://Doi.Org/10.47080/Propatria.V4i2.1303
Susim, N., Kaunang, M., & Singkoh, F. 2019. Sisitem Pendidikan Berbasis Budaya
dalam Mempertahankan Identitas di Tengah Arus Globalisasi di Dinas Pendidikan Kabupaten
Maybrat. Jurnal Eksekutif, 3(3), Article 3.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnaleksekutif/article/view/27079

Anda mungkin juga menyukai