Angkatan 1
Kelompok LB1. A
Waktu Diskusi: 11.00-14.00 WIB
Hasil Diskusi dengan metode jarak jauh menggunakan zoom, dapat disimpulkan
bahwasanya masing masing anggota memiliki sudut pandang tersendiri mengenai Wawasan
kebangsaan dan Bela negara di Era Baru Sekarang ini. Berikut merupakan paparan hasil
dari pemikiran masing masing kelompok dalam menyikapi hal tersebut:
A. Menurut Pandu, untuk memahami wawasan kebangsaan di era saat ini, yang mana
teknologi informasi sudah berkembang sangat pesat, diperlukan pemahaman yang
sangat mendalam untuk para generasi muda. dikarenakan generasi muda sangat
mudah untuk terdistraksi dari budaya budaya asing. kita menyadari bahwa di era
globalisasi kita dapat melihat peranan pemuda Indonesia dalam membangun bangsa
dinilai sangat kurang. kita tahu bahwa generasi muda adalah penerus bangsa yang
harus dijaga dan harus dibentuk rasa nasionalisme mereka terhadap bangsa dan
negaranya. Sehingga budaya, pola pikir, tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila yang datangnya dari luar dan saat ini bermunculan melalui informasi yang
disampaikan melalui media sosial dapat dengan mudah dihalau.
Generasi muda adalah elemen masyarakat yang mudah terpengaruh. Mereka bisa
dipengaruhi melalui pola serangan pintar F7 (Food, Fun, Fashion, Film and Fantasy,
Filosofi, dan Finansial). Sosial Media sangat mempengaruhi hal tersebut seperti
instagram, facebook, twitter yang banyak sekali berisikan konten yang tidak nasionalis.
maka dari itu kita sebagai generasi muda harus memenuhi konten konten di sosial
media dengan konten konten positif dan nasionalis. diharapkan dengan konten seperti
itu dapat mempengaruhi para generasi muda agar sadar terhadap bela negara dan
wawasan kebangsaan.
C. Menurut Merry, Di era maraknya isu-isu sosial, politik, SARA, budaya, dan sebagainya
di lingkungan masyarakat, berbangsa, dan bernegara sangat mutlak diperlukan fondasi
yang kokoh untuk mencegah bangsa kita dari ancaman perpecahan. Wawasan
kebangsaan menjadi sebuah cara pandang yang bisa kita pakai untuk menjaga
keutuhan NKRI di tengah keragaman.
Isu yang sedang dihadapi oleh bangsa ini salah satunya adalah mengenai SARA. Isu
SARA menjadi sangat sensitif dan jika tidak diatasi dengan hati-hati maka akan
mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia. Juga ada upaya-upaya untuk
mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain. Ideologi Pancasila merupakan arah
atau tujuan bagi bangsa untuk mencapai tujuan bersama. Kita harus segera berani
menyatakan ketika muncul masalah perbedaan, kita harus berani menyatakan untuk
kembali ke Pancasila.
Di sini pentingnya wawasan kebangsaan diterapkan. Wawasan kebangsaan bisa
menjadi perekat seluruh rakyat, untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan
bangsa dalam wadah NKRI.
Sebagai seorang guru, wawasan kebangsaan harus dikenalkan kepada siswa sejak
dini. Pemahaman tentang kebangsaan tak sebatas materi pembelajaran di kelas,
namun diterapkan langsung dalam kasus nyata yang terjadi di lingkungan siswa.
D. Menurut Irkham, Memaknai wawasan kebangsaan di era baru sekarang ini harus
multidimensi dan multi peran, terlebih generasi muda yang menjadi tonggak maju
mundurnya suatu bangsa. Kemajuan zaman dan canggihnya teknologi, tentu menjadi
tantangan tersendiri bangsa ini, tapi jangan sampai menjadikan kita lemah terhadap
wawasan kebangsaan dan rasa nasionalisme. Di era digital ini, indikasi mengendurnya
nilai-nilai cinta kebangsaan mulai tampak di berbagai sektor. Rakyat Indonesia semakin
lama semakin terjebak dalam pragmatisme politik atau kepentingan dogmatis, lalu
devaluasi kebangsaan semakin santer terasa. Batas-batas negara kita semakin lama
bukan lagi kawat berduri dengan pos-pos penjagaan, tapi ruang-ruang pikir dan mata
batin yang semakin terkudeta oleh intervensi ideologis orang lain. Sehingga dibutuhkan
aksi-aksi nyata untuk menumbuhkan wawasan kebangsaan dan memunculkan
kesadaran. Salah satu aksi nyata tersebut sudah dilakukan oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono X, dengan mewajibkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Harapannya, generasi muda akan merasa “handarbeni” terhadap Bangsa Indonesia dan
tidak “kepaten obor” terhadap jejak para pendahulu yang memiliki nasionalisme tak
terbatas. Apresiasi untuk gubernur DIY dan seluruh pejuan negeri tercinta.
E. Menurut Yunita Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam
rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri
bangsa dan kesadaran terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal
Ika untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi
mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. Di era saat ini,
wawasan kebangsaan dan penguatan karakter bangsa sangat diperlukan, tidak hanya
untuk memajukan bangsa Indonesia, namun juga untuk menjaga persatuan dan
kesatuan Indonesia. Penguatan karakter bangsa yang paling efektif dimulai sejak dini,
yaitu sejak berada di bangku sekolah dasar.
Sekolah dasar merupakan pondasi awal dalam membentuk dasar-dasar mental dan
perilaku generasi muda bangsa. Di rentang usia anak SD yaitu 6-12 tahun, tentunya
sangat penting diberikan bekal wawasan kebangsaan untuk meraih cita-cita di masa
depan. Hal tersebut bertujuan agar mereka tidak lupa akan jati diri bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, siswa SD perlu diberikan materi tentang wawasan kebangsaan.
Pemberian pembekalan wawasan kebangsaan kepada siswa-siswi SD yaitu misalnya
dengan mengajak kembali siswa untuk mengingat nama-nama pahlawan nasional serta
kisah perjuangannya. Selain itu, juga dengan menyanyikan lagu-lagu nasional,
penanaman nilai-nilai saling menghormati, kesetiakawanan, dan sopan santun. Juga
dengan giat belajar sebagai salah satu bagian dari perjuangan siswa SD. Dengan
penyampaian materi wawasan kebangsaan kepada siswa SD, diharapkan dapat
menumbuhkan rasa bela negara, rasa cinta Tanah Air dan berwawasan kebangsaan
agar kelak para siswa dapat menjadi generasi yang berkompeten dalam menjaga
kedaulatan NKRI.
F. Menurut Bu Ida, Wawasan kebangsaan adalah cara pandang diri dan tanah airnya
sebagai negara kepualauan dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya.
Dalam memaknai wawasan kebangsaan antara era dahulu dan era sekarang berbeda.
Era dahulu memaknai wawasan kebangsaan dengan pergerakan-pergerakan nasional.
Sedangkan di era baru sekarang ini yang penuh dengan teknologi-teknologi canggih,
media sosial dan media informasi semakin banyak, sehingga informasi-informasi
semakin cepat berkembang. Informasi yang berkembang saat ini jika tidak disikapi
dengan benar akan menimbulkan masalah yang dapat merusak persatuan dan
kesatuan NKRI, seperti berkembangnya informasi tentang ujaran kebencian,
propaganda dan berita hoaks lainnya yang dapat merusak persatuan dan kesatuan
NKRI.
Dari masalah yang timbul di era sekarang ini maka kita harus memaknai wawasan
kebangsaan salah satunya dengan cara lebih banyak belajar, mencari pengetahuan
yang terbukti kebenaranya, dan menyaring informasi secara teruji. Karena jika informasi
itu tidak teruji kebenarannya dan mereka mencerna secara mentah-mentah, inilah yang
akan menghancurkan persatuan bangsa, karena banyak dari berita hoaks berisi tentang
ujaran-ujaran kebencian yang biasa memanfaatkan perbedaan yang dimiliki Indonesia
sendiri didalamnya terdapat tentang agama, ras, suku, budaya, bahasa dll. Padahal Jika
kita ketahui sesungguhnya perbedaan itu adalah kekuatan persatuan bangsa Indonesia.
I. Menurut pak Surendro wawasan kebangsaan di era sekarang sangat penting karena
informasi sangat mudah dan cepat didapat, baik yg benar dan hoaks, apabila tidak
memiliki wawasan kebangsaan adanya gesekan pandangan kecil dalam kelompok
masyarakat bisa menjadi fanatisme yang besar ditambah penghasutan dan hoaks bisa
memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa