Anda di halaman 1dari 3

MENANAMKAN JIWA NASIONALISME

Nasionalisme adalah suatu manifestasi kesadaran yang mengandung cita-cita dan


pendorong bangsa dalam membangun bangsa dengan mengedepankan kepentingan bersama
dibandingkan kepentingan pribadi maupun kelompok. Nasionalisme sendiri diharapkan dapat
melahirkan kesadaran untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang benar-benar
merdeka dimana bangsa Indonesia mampu melawan segala penjajahan, penindasan, eksploitasi,
dominasi, dan penyimpangan hak-hak kemerdekaan bangsa Indonesia. Terjaganya jiwa
nasionalisme pada setiap masyarakat Indonesia dapat mempertahankan kedaulatan Negara
Indonesia dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama dan jati diri bangsa yang tidak
dimiliki bangsa lain. Indikator nasionalisme sendiri telah terdapat pada Pancasila yang memiliki
semboyan ke-Bhineka Tunggal Ika-an, dengan pluralisme dan multikulturalisme yang harus
disatukan oleh “rasa bersama” dalam idiom nation-state berikut semangat nasionalisme
menyertainya.
Nasionalisme di Indonesia tumbuh dari gerakan kebangsaan untuk menjadi bangsa
yang merdeka dan berdaulat. Pentingnya jiwa nasionalisme sangat berpengaruh akan kondisi
bangsa Indonesia, semakin banyak masyarakat yang memiliki jiwa nasionalisme maka akan
menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan maju. Selain itu dengan jiwa
nasionalisme yang tinggi akan menjadi pemersatu berbagai perbedaan latar belakang setiap
masyarakat Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut bangsa Indonesia harus menanamkan jiwa
nasionalisme sejak dini pada diri kita sendiri, keluarga, serta masyarakat dalam upaya
membangun diri, lingkungan sekitar, bangsa serta Negara. Karena jika sikap nasionalisme
terlambat diimplementasikan , bangsa Indonesia telah kehilangan generasi yang mampu menjaga
kedaulatan bangsa dan Negara. Terkikisnya jiwa nasionalisme tentu saja menjadi ancaman besar
bagi bangsa yang mengalaminya karena sama saja dengan terkikisnya pondasi tata nilai bangsa
itu sendiri.
Peranan pemuda atau generasi muda sebagai pilar, penggerak, dan pengawal jalannya
pembangunan nasional sangat diharapkan melalui organisasi dan jaringan yang luas untuk andil
dalam mengawal jalannya pembangunan nasional. Generasi muda sangat diharapkan menjadi
Agent of Change. Sesuai dengan pernyataan Bung Karno yaitu “Beri aku 1000 orang tua, niscaya
akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Keoptimisan Bung Karno akan pemuda Republik Indonesia yang senantiasa menjaga NKRI dan
memajukan bangsa Indonesia dengan melihat semangat nasionalisme para pemuda kala itu
diharapkan dapat senantiasa terjaga. Oleh sebab itu, memupuk rasa nasionalisme generasi muda
haruslah dilaksanakan sejak dini sehingga rasa nasionalisme tetap bertahan pada diri bangsa
Indonesia.
Namun, pada saat ini generasi muda telah mengalami disorientasi, dislokasi, dan terlibat
pada kepentingan yang hanya mementingkan diri pribadi atau sekelompok tertentu dengan
mengatasnamakan rakyat. Terutama di era globalalisasi ini, banyak sekali budaya-budaya yang
masuk ke dalam Negara Indonesia. Budaya asing dianggap budaya yang lebih modern
dibandingkan budaya bangsa sendiri sehingga nilai-nilai luhur mulai diabaikan. Penggunaan
produk-produk brand ternama dunia dapat mematikan produk-produk brand lokal yang memiliki
kualitas produk yang tidak kalah dengan brand luar. Di era modern ini, rasa nasionalisme mulai
luntur karena adanya ancaman global, regional, dan nasional. Sehingga ancaman bagi generasi
muda saat ini selain itu adalah proxy war dimana kita tidak dapat mengetahui siapa lawan dan
siapa kawan. Banyak sekali oknum yang berniat untuk memecah belah bangsa ini hanya untuk
kepentingan pribadi atau kelompoknya saja.
Tentulah dalam menghadapi ancaman-ancaman tersebut perlunya kerjasama antara
pemerintah dan masyarakat Indonesia terutama generasi muda sebagai generasi penerus bangsa
untuk menanamkan jiwa nasionalisme mulai saat ini juga. Semangat nasionalisme sangat
diperlukan dalam perkembangan pendidikan yang berbasis pada pembentukan dan mentalitas
warga Negara sehingga tata nilai yang menjadi pondasi pembangunan bangsa dapat menguatkan
sendi-sendi peradaban bangsa di tengah berkecamuknya proses globalisasi. Sendi-sendi yang
menopang perubahan bangsa adalah perubahan karakter dan mentalitas rakyatnya, dimana hal
tersebut merupakan pondasi yang kokoh dari tata nilai bangsa.
Dengan menanamkan jiwa nasionalisme diharapkan menjadi pribadi yang lebih bijak
dan teliti dalam menyikapi ancaman terhadap NKRI dan adanya antisipasi sedini mungkin serta
menjaga kepentingan strategis nasional untuk menjamin kedaulatan, ketahanan, dan keselamatan
NKRI. Untuk mewujudkan kemerdekaan yang sesungguhnya maka hal terpenting yang perlu
dilakukan adalah memerdekakan generasi perbaikan bangsa dari keterbatasan dalam hal
pendidikan dan kesehatan. Sehingga disini pemerintah berperan salah satunya dalam memajukan
sektor pendidikan dan pelayanan kesehatan karena aset terbesar Negara adalah sumber daya
manusianya. Pendidikan politik pun diperlukan sehingga dapat menjalankan dan merasa
bertanggung jawab akan hak dan kewajiban sebagai bangsa Negara; meningkatkan disiplin
nasional dan tanggung jawab sosial dalam rangka menumbuhkan sikap kepedulian sosial,
tenggang rasa, tanggungjawab akan sesama; serta memelihara semangat, tekad, disiplin, dan
meningkatkan partisipasi aktif dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
Dalam era globalisasi inilah generasi muda dihadapkan akan perubahan namun tetap
dapat menjaga budaya lama. Maksudnya adalah generasi muda senantiasa mengamalkan sikap
nasionalisme pada dirinya dengan mencintai, mempelajari, dan mempromosikan budaya
Indonesia yang sudah menjadi identitas akan kekayaan budaya bangsa Indonesia ke kancah
dunia. Adapun hal mendasar dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme yang sudah diajarkan pada
dunia pendidikan yaitu refleksi sejarah, upacara bendera, memperkenalkan berbagai keragaman
budaya dan tokoh sejarah, serta pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Untuk memajukan
produksi lokal, sudah sepatutnya kita ikut membeli dan mempromosikan produk-produk lokal ke
kancah dunia sehingga mampu bersaing dengan pasar global.
Jiwa nasionalisme yang paling utama ditumbuhkan melalui pengamalan nilai-nilai
pancasila dan UUD 1945 yang dijadikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan
pemecahan masalah krusial dalam berbangsa dan bernegara. Nasionalisme kita harus sesuai
dengan kedua hal tersebut sehingga menjadikan kita memiliki nasionalisme yang luas dimana
tetap menghargai bangsa lain tetapi mampu menyaring secara bijak budaya-budaya yang masuk
sesuai dengan nilai Pancasila. Contohnya, bukan berarti di era globalisasi ini kita menolak semua
hal yang berasal dari bangsa lain tetapi mampu menyaringnya dengan baik. Pancasila berperan
besar dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda.
Pancasila yang memiliki lima sila yang antara sila yang satu dengan sila yang lain saling
menjiwai dan dijiwai dan menunjukkan satu kesatuan yang utuh.
Adapun pengembangan karakter nasionalisme pada generasi muda meliputi
pengembangan karakter positif dengan menjunjung nilai-nilai moral serta
menginternalisasikannya pada kehidupan nyata, pemberdaya karakter dimana generasi muda
menjadi role model dair pengembangan jarakter bangsa yang positif dengan berinisiatif
membangun kesadaran kolektif dengan kohesivitas tinggi, dan perekayasa karakter yang
berperan dan berpartisipasi dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta pengembangan
karakter positif bangsa sesuai dengan perkembangan zaman. Dapat disimpulkan bahwa generasi
muda sebagai pilar bangsa memiliki peran yang sangat penting akan masa depan bangsa serta
NKRI itu tidak bisa berjalan alami, NKRI harus dipupuk agar tetap bersatu, dijaga, dan
diperjuangkan dengan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan jiwa
nasionalisme.

Anda mungkin juga menyukai