Anda di halaman 1dari 4

PENTINGNYA KESADARAN MILENIAL TERHADAP PANCASILA

Oleh : MIFTACH ALAMUDIN (ANGKATAN XV)

PENDAHULUAN
Di era dewasa ini yang sangat erat kaitannya dengan globalisasi dan juga banyak perubahan yang sangat
dinamis di berbagai bidang kehidupan, bangsa Indonesia dihadapkan dengan berbagai persoalan dan
tantangan yang hadir, baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Tantangan dari internal sendiri
sudah cukup banyak yang menjadi permasalahan di era modern ini, seperti kasus cybercrime yang marak
terjadi di sosial media pada saat ini. Cybercrime adalah bentuk kejahatan yang dilakukan di dunia maya
yang diakibatkan oleh rendahnya moralitas seseorang dalam menggunakan teknologi yang dapat berujung
pada tindakan bullying hingga pengambilan data pribadi. Tentunya tindakan tersebut tidak mencerminkan
karakter bangsa yang baik.
Selain tantangan yang berasal dari internal, sebagai generasi muda juga dihadapkan pada persoalan dari
eksternal. Lambat laun dengan berkembangnya teknologi dan informasi serta globalisasi yang makin tak
terbatas menyebabkan banyak kebudayaan-kebudayaan asing yang berkembang dan mulai masuk ke
Negara Indonesia, seperti budaya K-POP yang berasal dari Korea Selatan, kebudayaan Jepang, ataupun
kebudayaan barat. Kebudayaan asing yang masuk di Indonesia tidak selalu menyebabkan dampak negatif,
asalkan kita sebagai warganegara perlu menyeleksi setiap budaya asing apakah sesuai dengan nilai-nilai
luhur bangsa. Namun, kebudayaan asing kini semakin marak terjadi dikalangan anak muda sehingga
dapaat menyebabkan sikap westernisasi, individual yang tinggi dan melunturkan jati diri bangsa
Indonesia.Tantangan-tantangan tersebut perlu dihadapi dengan meningkatkan jati diri bangsa dengan
membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan nilai Pancasila. Maka dari itu, pendidikan Pancasila
pendidikan nasionalisme yang diberikan secara jelas untuk kaum milenial untuk mewujudkan rasa cintai
tanah air atau menanamkan jiwa nasionalisme.
PEMBAHASAN
Pembentukan Karakter Bangsa
Dalam menghadapi perkembangan globalisasi ini generasi muda sangat perlu mempunyai jiwa
nasionalisme yang nyata pada setiap lini kehidupan masyarakat dengan adanya pembentukan karakter.
Karakter bangsa merupakan karakter atau sikap yang dimiliki warga negara Indonesia bedasarkan
tindakan-tindakan yang dinilai sebagai suatu kebajikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang sesuai
dengan nilai luhur bangsa Indonesia.
Di dalam Pancasila terdapat cita-cita untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, tentunya dalam
mewujudkan cita-cita tersebut diperlukan cara khusus yaitu dengan penanaman karakter yang akan
membangun warga negara Indonesia memiliki sikap nasionalisme dan sikap persatuan yang utuh. Sebagai
generasi muda kita pelu mewujudkannya dengan belajar dari pendidikan Pancasila.

Pentingnya Pengamalan Pancasila


Pancasila sebagai ideologi bangsa memiliki nilai nilai luhur di dalamnya yang dijadikan pedoman
hidup berbangsa dan bernegara. Pancasila bersifat kontekstual meskipun banyak peristiwa pemberontakan
yang terjadi dengan tujuan mengganti ideologi Pancasila. Pancasila merupakan ideologi yang tidak dapat
dipisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun dengan dengan perkembangan zaman,
pemahaman tentang nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila yang kini semakin lama semakin
memudar.

Pancasila sebagai ideologi negara dan pedoman hidup yang memuat nilai-nilai baik dan tidak
menyimpang di era milenial. Pancasila memiliki pemahaman arti yang sangat luas tentang
keberagaman,gotong royong, semangat nasionalisme, menghargai perbedaan pendapat, pantang
menyerah. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memegang peranan penting dalam pedoman
kehidupan bermasyarakat terutama kepada generasi milenial untuk mencegah paham radikalisme yang
bertentangan dengan Pancasila.

Seperti sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berpegang teguh dengan ajaran agama
sesuai kepercayaan masing-masing. Karena ada keyakinan akan Ketuhanan sebagai pusat dari kehidupan
segala sesuatu yang ada didunia ini. Generasi milenial harus sadar bahwa semuanya milik tuhan, sehingga
keserakahan dan kesombongan dalam diri manusia dapat diminimalisir dan dapat mengambil manfaat
positif dalam setiap kemudahan.
Sila kedua adalah kemanusiaan yang adil dan beradab. Pancasila harus dijadikan pedoman dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat,berbangsa, maupun bernegara. Generasi milenial harus bijaksana,
dan adil dalam bersikap antar sesama. Namun dizaman sekarang,masih banyak kasus bullying yang
dianggap sebagai pelanggaran dalam kehidupan bermasyarakat karena hak dan martabat seseorang tidak
dihargai, dimana individu diperlakukan tidak setara karena individu lain menganggap dirinya lebih baik.
Dengan adanya sikap kemanusiaan yang adil dan beradab maka akan terciptanya masyarakat yang
mengasihi dan menghormati tanpa memandang ras,suku,agama,dan budaya.

Sila ketiga adalah persatuan Indonesia. Generasi milenial harus sadar akan pentingnya persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia melalui sikap toleransi dan berpegang teguh akan budaya indonesia.
dengan beragam suku dan budaya diindonesia maka tidak boleh bermusuhan dengan budaya lain, harus
saling menghormati antar budaya dengan keberagaman masing masing

Sila keempat adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Generasi milenial harus memiliki sikap kekeluargaan,gotong royong,dan
demokratis dengan mementingkan aspek musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan. Dengan
adanya sikap tersebut kita dapat memecahkan suatu masalah yang terjadi agar tidak salah kaprah dalam
bertindak.

Sila kelima adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. generasi milenial harus
mengusahakan keadilan buat masyarakat, perlu mengkritik apa yang membuat keresahan
dimasyarakat,ideologi,politik dalam negara yang menciptakan ketidakadilan bagi masyarakat Indonesia.
Namun masih terdapat korupsi,kolusi,dan nepotisme yang terjadi di sistem pemerintahan saat ini yang
sangat merugikan masyarakat maupun negara.

Konteks penerapan Pancasila dalam memperkuat sektor Pariwisata dan Budaya, diantaranya :

-Peningkatan nilai toleransi terhadap keragaman budaya yang ada dalam kehidupan bermasyarakat;
-Pelestarian sektor kebudayaan sebagai bagian dari jatidiri Bangsa Indonesia, baik berupa kesenian, nilai
adat dan tradisi maupun sejarah dan cagar budaya;
-Pemenuhan unsur pariwisata yang berkeadilan dalam semua aspek kepada wisatawan tanpa memandang
Suku, Agama, Ras dan Golongan.

KESIMPULAN
Kemajuan-kemajuan di segala bidang kehidupan yang terjadi di era globalisasi ini, generasi muda semakin
dihadapkan pada tantangan yang dapat mengakibatkan lunturnya jati diri bangsa Indonesia yang
disebabkan oleh krisis karakter. Oleh karena itu, bangsa Indonesia memerlukan suatu sikap atau peoman
yang dapat menjadi suatu pedoman untuk memeperkuat dan memperteguh jati diri atau identitas yang
dimilili oleh bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai