NIM : F1D020059
Manfaat yang diberikan dari perkembangan revolusi industri 4.0 sangat membantu
kehidupan manusia baik dalam kualitas penggunaan dan efisiensi waktu. Perkembangan ini
juga disebut sebagai era otomatisasi dan interkonektivitas. Adanya revolusi industri 4.0 ini
juga erat hubungannya dengan generasi milenial. Produk yang dikeluarkan seperti internet,
media sosial, dan sebagainya mempermudah manusia untuk terkoneksi satu sama lain.
Generasi milenial yang tidak asing dengan kemajuan teknologi ini juga kerap mendapatkan
berbagai masalah dan tantangan. Salah satu contohnya yang terjadi sekarang berupa generasi
milenial saat ini yang kurang mampu untuk memecahkan masalah sosial yang kompleks,
melemahnya cara berpikir kritis dalam memecahkan masalah sosial dan dinilai sebagai
generasi yang kurang kreatif karena hanya memposisikan dirinya sebagai konsumen dan
pengguna produk revolusi industri bukan sebagai pengembang khususnya generasi milenial
di negara kita yakni Indonesia. Kemudian isu mengenai rusaknya kesehatan mental dan
Banyaknya tantangan yang harus di hadapi oleh generasi milenial dalam menjaga
sikap dan karakter berbangsa yang diakibatkan oleh banyaknya budaya-budaya luar negeri
yang dapat mudah di akses oleh generasi milenial, karena salah satu dampak perkembangan
industri ini yaitu berupa mudahnya mengakses berbagai informasi yang ada di internet.
Memudarnya sikap nasionalisme pada generasi milenial dapat dilihat dari yang saat ini
sedang viral atau sedang booming dalam masyarakat khususnya generasi muda, hal itu
berupa Korean Wave, budaya korea yang keberadaannya cenderung diterima publik dalam
kehidupan sehari-hari dan sangat diminati kaum milenial. Budaya yang seperti ini yang
nantinya akan menggerogoti nilai-nilai kehidupan berbangsa yang kita miliki. Mulai dari
fashion, gaya bicara, hingga bahasa. Maka dari itu tantangan yang saat ini dihadapi oleh
generasi milenial adalah bagaimana cara kita menempatkan budaya asing jangan sampai
melupakan budaya sendiri dan kecintaan terhadap bangsa sendiri. Kecintaan mereka terhadap
budaya korea lebih tinggi dan berbanding terbalik dengan kecintaan mereka terhadap budaya
Peran serta dari banyak pihak disini diperlukan untuk mengembangkan dan
membangun sikap nasionalisme pada generasi sekarang dan generasi seterusnya. Peran
pemerintahan sebagai pihak yang dapat membangun dan membentuk sikap nasionalisme
dengan mengkampayekan rasa nasionalisme kepada generasi muda, tenaga pendidik, juga
dapat berperan aktif dalam menanggulangi pudarnya sikap nasionalisme dengan cara
pembangunan karakter bangsa pada setiap peserta didik melalui metode-metode yang mudah
dicerna peserta didik. Karena tenaga pendidik seperti guru, dosen maupun yang lainya dapat
menjadi role model atau teladan bagi peserta didik sehingga tenaga pendidik harus dapat
memberikan suatu arahan kepada siswa dengan memberikan contoh nyata, kemudian pihak
yang dapat menangani pudarnya nasionalisme yaitu generasi milenial itu sendiri karena jika
generasi milenial yang dapat berfikir kritis untuk keberlanjutan bangsanya, tidak dapat
memilih dan memilah mana yang harus kita cintai dan lestarikan serta mana yang hanya
sekedar hiburan. Misalnya tadi budaya korea seperti K-pop, drama korea, gaya bahasa, hal-
hal itu untuk generasi milenial yang dapat berfikir hanya dijadikan sebagai hiburan semata
sehari-hari hinggga dibangga-banggakan. Oleh sebab itu pola pikir generasi muda di era
industri 4.0 terancam oleh mindset-mindset yang akan menghancurkan moral bangsa, budaya,
dan jati diri bangsa Indonesia karena banyak sekali budaya asing yang masuk dan semakin
Sikap nasionalisme sangatlah penting untuk dimiliki oleh setiap warga negara. Dari
pengertian yang disampaikan oleh beberapa ahli, yang paling menonjol adalah bahwa
nasionalisme merupakan sikap atau hasrat yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai
sikap kepada cinta tanah air. Fenomena nasionalisme sendiri muncul pada abad ke-18
berdasarkan konsep negara-negara Eropa. Hal ini menyebabkan konsep nasionalisme tentu
dipengaruhi oleh modernitas Eropa saat itu. Namun, nasionalisme di Indonesia tidak dapat
menghormati dan juga menghormati bangsa lain. Hal ini tidak terlepas dari pengalaman
Indonesia sebagai negara terjajah yang melahirkan solidaritas untuk bangkit dan menjadi
Sejak puluhan tahun lalu, nasionalisme menjadi isu yang terus dibicarakan di
Indonesia. Bagaimana tidak, saat ini nasionalisme Indonesia mengalami degradasi. Hal ini
ditandai dengan munculnya berbagai konflik antaretnik, agama, chaos, ujaran kebencian yang
mengatasnamakan SARA, di mana sebenarnya penyebabnya adalah hal sepele yang tidak
akan terjadi jika kita saling menghargai dan menerima perbedaan. Nasionalisme seharusnya
menjadi alat yang bisa menyatukan perbedaan suku, budaya, agama, bahasa. Era globalisasi
dan segala kemajuan teknologi yang mengikutinya ibarat dua sisi koin mata uang yang tidak
bisa dipisahkan. Keduanya memiliki dampak positif dan juga dampak negatif. Kita banyak
mendengar anak muda Indonesia yang berprestasi dan mampu memanfaatkan teknologi untuk
Budaya hidup hedonis, tawuran, seks bebas, dan banyak lagi kenakalan remaja lain
yang dipelajari secara mudah melalui gadget. Kemajuan teknologi membuat budaya asing
lebih mudah masuk ke Indonesia dan diakses oleh generasi muda kita. Bahkan di beberapa
kondisi anak muda sekarang lebih mengenal budaya asing dibanding dengan budayanya
sendiri. Hal ini terlihat dari beberapa video yang dibagikan dan beredar di media sosial, di
mana anak-anak kecil bahkan tidak hafal lagu-lagu wajib dan juga nama pahlawan Indonesia.
Hal ini akan berdampak pada kurangnya rasa bangga dan cinta kepada tanah air. Tidak jarang
ditemui juga generasi muda yang lebih mementingkan tren dibandingkan budaya negaranya
sendiri. Melihat fenomena yang telah disebutkan sebelumnya, nasionalisme Indonesia saat ini
sedang menghadapi tantangan yang begitu besar, yaitu mulai terkikisnya rasa nasionalisme
pada generasi penerus bangsa ini. Jika pada zaman dahulu nasionalisme membuat pendahulu
kita berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan bangsa, maka saat ini kita memerlukan
Untuk mengahadapi budaya dari dunia luar, Indonesia harus selalu membina dan
mempertahankan nasionalisme bangsa Indonesia, persyaratan utama adalah kesiapan dan dan
kegigihan serta fleksibilitas dalam menanamkan nasionalisme dalam sikap yang lebih mudah
dipahami oleh generasi muda kita. Sebagai generasi muda, kita perlu menyadari bahwa nasib
bangsa Indonesia kedepan berada di tangan kita. Kita tentu sangat dianjurkan untuk
mengikuti perkembangan zaman agar tetap bisa bersaing. Namun kita juga harus menyadari
bahwa nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang ada dalam Pancasila harus dijadikan pedoman
berjuang sampai mati demi kemerdekaan Indonesia, maka tugas kita adalah mempertahankan
itu dan menunjukkan kepada dunia luar bahwa Indonesia adalah negara yang layak untuk
diperhitungkan. Generasi muda Indonesia adalah generasi penerus bangsa ini. Bangsa akan
menjadi maju bila para pemudanya memiliki sikap nasionalisme yang tinggi. Namun dengan
perkembangan zaman yang semakin maju, malah menyebabkan semakin memudarnya rasa
nasionalisme dikarenakan adanya pengaruh barat yang sedang melanda generasi muda di
Indonesia. Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara karena
merupakan wujud kecintaan dan kehormatan terhadap bangsa sendiri. Dengan hal itu,
pemuda dapat melakukan sesuatu yang terbaik bagi bangsanya, menjaga keutuhan persatuan
menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi
lemah dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar. Dengan kata lain, Bangsa
Indonesia telah dijajah oleh generasi mudanya dengan semakin memudarnya rasa
nasionalisme terhadap bangsa Indonesia. Bukan dijajah dalam arti fisik, melainkan dijajah
generasi muda terutama pelajar Indonesia sebagai penerus bangsa ini. Banyak sekali cara
yang dapat dilakukan dalam meningkatkan rasa nasionalisme. Salah satunya adalah memalui
Selain itu juga dapat dilakukan dengan pembiasaan-pembiasaan menyanyikan lagu nasional,
penghormatan bendera merah putih, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Masih banyak lagi upaya yang dapat dilakukan lewat pendidikan disekolah. Hal terpenting
dalamupaya tersebut adalah dapat dilakukan dengan sistem berkelanjutan, atau dilakukan
pembiasaan dantidak hanya dilakukan satu atau dua kali saja. Dengan demikian rasa
nasionalisme dalam diri pelajar atau generasi muda akan terus berkembang.