Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 9

1 Brian Mart Napitu 2011011053


2 Hanif Hardiansah 2051011011
3 M. Gifary Dharmayandaru 2051011023

PENDAHULUAN
Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita memahami arti dari tujuan
dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional. Identitas Nasional merupakan
jati diri suatu bangsa yang dapat membedakan ciri dari Negara lain.
Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa saja yang telah ada dan berusaha
memperbaiki segala macam kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan
Negara. Seharusnya masyarakat mengerti serta paham aturan - aturan yang ada di suatu
Negara, tetapi tidak sedikit orang yang tidak peduli seolah-olah tidak
mempermasalahkan kekliruan yang terjadi di Negaranya.
Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari dan diterapkan pada
kehidupan sehari-hari. Agar Masyarakat di Negara ini dapat memperbaiki segala
kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara ini lebih baik dari sebelumnya.
PEMBAHASAN
ARTIKEL 1
Menurut artikel “Nasionalisme Dalam Era Globalisasi Suatu Harapan Dan
Tantangan”oleh Hassan Suryono, dapat disimpulkan bahwa, Bangsa Indonesia terutama
generasi muda harus benar-benar menjiwai dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Karena saat ini generasi muda kebanyakan sudah mulai melupakan nilai-nilai yang ada,
yaitu berperilaku sopan santun, tidak mengikuti budaya barat. Generasi muda saat ini
tidak ada cinta tanah air, jiwa sosial, sopan santun, jiwa gotong royong. Hal ini
disebabkan karena pengaruh teknologi yang berkembang pesat dalam era globalisasi.
Oleh sebab itu kita sebagai bangsa Indonesia harus mendidik dan mengajarkan para
generasi muda sebagai penerus bangsa harus benar-benar mempunyai mental yang kuat
dan akhlak yang tinggi. Pondasi paling kuat adalah pendidikan agama dan pendidikan
kewarganegaraan. Dengan menggunakan pendekatan yang secara keseluruhan
diharapkan nilai-nilai Pancasila dapat tertanam dalam diri generasi muda sekarang.
Apalagi pada era sekarang arus globalisasi begitu cepat melesat apalagi pada
anak muda zaman sekarang, mereka banyak bergaya hedonisme dan banyak dari mereka
yang lebih banyak memakai barang-barang merek luar negeri dibandingkan merek
dalam negeri. Pada saat ini para generasi muda cenderung ke barat-baratan seperti gaya
rambut yang dicat beraneka ragam warna, berpakaian dengan menggunakan pakaian
yang minim. Budaya barat tersebut dianggap sebagai kiblat bagi para generasi muda
sekarang, tetapi masih banyak juga para generasi muda yang mau melestariakan budaya
bangsa dan masih banyak generasi muda yang berpakaian sopan santun.
Globalisasi berlangsung di semua bidang. Pada aspek ekonomi, globalisasi dapat
meningkatkan kesempatan kerja pada sumber daya manusia dari indonesia yang dapat
bekerja di luar negeri, dan dapat menarik minat wisatawan asing untuk berkunjung ke
Indonesia dari kegiatan tersebut devisa negara bertambah. dari aspek ekonomi,
hilangnya rasa cinta terhadap produk lokal karena banyaknya produk luar negeri di
Indonesia. Munculnya budaya barat di Indonesia akan berdampak melupakan identitas
diri sebagai bangsa Insonesia, dan dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya
dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi. Berkaitan dengan itu
globalisasi tidak kita terima dan tidak kita tolak begitu saja, globalisasi dapat diterima
asal dapat meningkatkan jiwa nasionalisme dan cinta tanah agar, begitupun sebaliknya,
globalisasi tidak dapat diterima jika dapat merusak nilai-nilai dan norma yang ada.
Pengaruh negatif dapat terjadi apabila negara tidak siap menerima globaliasi secara
utuh.
Dengan adanya globalisasi pada era sekarang, Indonesia harus menanggapi dan
mengantisipasi perubahan global tersebut. kekuatan negara yang melemah, yang
menimbulkan berbagai kondisi yang labil, dan tidak rawan. Perkembangan global
mempengaruhi perjalanan bangsa Indonesia, dengan segala kemampuan Indonesia harus
siap untuk menerima perkembangan global. Tantangan nyata yang harus kita hadapi
saat ini adalah bagaimana kita dalam merespon globalisasi dengan berpedoman pada
nilai Pancasila sebagai warisan luhur bangsa Indonesia.
Upaya yang harus dilakukan untuk meminimalisir sisi negatif dari globalisasi
dengan cara, mengembangkan budaya nasional berdasarkan nilai ketuhanan,
kemanusiaan, kesatuan, dan keadilan. Dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
dalam rangka menanamkan nilai-nilai budaya nasional kepada generasi muda.
Masyarakat Indonesia memiliki berbagai macam karakter yang bebeda-beda.
Apalagi dari letak geografis yang tepisah-pisah tentu saja perlu konstruksi kebangsaan
agar bangsa dan negara tidak tepecah. Maka dari itu perlu pandangan hidup yaitu
Pancasila, Pancasila mengandung Bhineka Tunggal Ika atau juga sama dengan
kemajemukan yang tercermin pada lambang Negara yaitu burung Garuda.
ARTIKEL 2
Identitas nasional yaitu keberagaman budaya budaya yang dimiliki Indonesia.
Karena memiliki budaya yang beragam, Indonesia disebut sebagai negara yang
multikultural. Namun sekarang ini di era revolusi industri 4.0 generasi muda kurang
dalam pemahaman pendidikan multikultural. Di era revolusi industri 4.0 ini, banyak
perubahan yang telah terjadi, semua aspek kehidupan seakan dipaksa untuk mengikuti
standar yang bersifat global termasuk juga dalam dunia pendidikan yang mengalami
perubahan. Perubahan-perubahan dalam dunia pendidikan memberikan dampak positif
maupun negatif. Sekarang ini dampak dari revolusi industri 4.0 dalam dunia pendidikan
lebih banyak didapati dampak negatif, antara lain yaitu adanya diskriminasi, lunturnya
nilai budaya, dan radikalisme. Munculnya permasalahan-permasalahan tersebut
dikarenakan adanya pemahaman mengenai pendidikan multikultural yang sangat
kurang, yang menyebabkan menurunnya identitas nasional. Seharusnya generasi muda
di era revolusi industri 4.0 ini dapat melewati tantangan globalisasi dan membuatnya
menjadi potensi dan era revolusi industri 4.0 ini memberi dampak positif bagi
Indonesia. Agar hal tersebut dapat tercapai, maka pendidikan di Indonesia harus dapat
berkontribusi pada pendidikan multikultural dengan cara melakukan kegiatan belajar
mengajar dengan benar agar menghasilkan generasi muda yang unggul di era revolusi
industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 tentunya membawa dampak yang sangat besar bagi dunia
pendidikan salah satunya menuntut masyarakat untuk beradaptasi dengan segala
perubahan yang telah terjadi. Dampak tersebut juga terjadi di Indonesia, saat ini sangat
memungkinkan bagi siswa untuk melakukan pembelajaran dirumah melalui system
daring yaitu dalam jaringan, yang memungkinkan siswa untuk belajar di rumah dengan
menggunakan teknologi teknologi yang sudah tersedia saat ini. Ada juga system
homeschooling yang membuat siswa dapat belajar di rumah, dan sang guru pun datang
kerumah, pembelajaran ini sangat menguntungkan bagi siswa yang mempunyai jadwal
yang padat diluar kewajibannya untuk menuntut ilmu.
Keberagaman budaya yang ada di Indonesia di tengah desakan budaya global di era
revolusi industri 4.0 ini mengakibatkan tidak terbentuknya identitas nasional yang kuat
sebagai benteng dari pengaruh luar yang kurang baik. Hal itu dapat terjadi karena
kegagalan pendidikan multikultural bagi generasi muda dan identitas nasional yang
meluntur khususnya bagi anak usia sekolah. Yang dapat dibuktikan dari adanya nya
diskriminasi kaum minoritas di lingkungan pendidikan, tawuran karena adanya rasa
bangga terhadap budayanya sendiri dan merendahkan budaya orang lain, kurangnya
rasa toleransi, dan tindakan kriminal yang telah banyak dilakukan oleh anak usia
sekolah.
identitas nasional merupakan hal yang sangat penting bagi suatu negara, identitas
nasional sebagai ciri dari negara tersebut untuk membedakannnya dengan negara lain.
Dalam era globalisasi saat ini negara harus membuka wawasan seluas mungkin namun
tetappp harus menjaga identitas nasionalnya. Di era Revolusi Industri 4.0 ini pula warga
Indonesia harus pandai menyaring berbagai budaya asing yang masuk ke Indonesia. Di
bidang pendidikan pula Indonesia disarankan menrapkan system pendidikan
multikultral agar masyarakat lebih melek akan teknologi dan tanpa membedakan ras,
suku, agama, budaya, dan kelas social di maasyarakat.
Dengan penanaman pendidikan multikultural sejak dini akan memperkuat identitas
nasional di era revolusi industri 4.0. penanaman pendidikan multikultural atau
pemberian pemahaman pendidikan multikultural harus sesuai dengan nilai-nilai
identitas nasional agar generasi muda dapat memiliki potensi diri yang kreatif dan
inovati. Dengan adanya pendidikan multikultural sejak dini generasi muda diharapkan
agar dapat siap untuk menghadapi berbagai tantangan globalisasi di bidang pendidikan
di era revolusi industri 4.0.
ARTIKEL 3
Menurut artikel “Pendidikan Pendekatan Multikultural Untuk Membentuk
Karakter dan Identitas Nasional di Era Revolusi Industri 4.0 : A Literature Review”
yang telah saya baca yang dilakukan oleh Yuli Sudargini, dan Agus Purwanto yang
telah saya analisa dan baca, saya ingin menyimpulkan kembali bahwa Indonesia
memiliki banyak sekali keberagaman kultural dan sosial. Dibalik keberagaman yang
sangat banyak tersebut Indonesia bisa dapat bersatu dan bahkan hidup berdampingan
dari dulu. Keberagaman tersebut adalah apa yang membuat luasnya nusantara adalah
Negara Kita yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun belakangan ini
kekuatan dan keramahan masyarakat negara yang hidup berdampingan kian melemah.
Oleh karena itu kita harus meriview dan memperbaiki dimana titik yang menjadi
kelemahan warga negara Indonesia dalam ber-bhineka tunggal ika.
Indonesia sudah berdiri sejak 1945 dengan banyaknya ragam suku dan budaya
yang termasuk didalamnya. Tidak lama setelah itu Papua bergabung dengan Indonesia
pada tahun 1969. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia menerima berbagai macam
kultur, suku, dan budaya sejak dulu tanpa adanya perselisihan.
Indonesia pun memiliki kiat kiat dari jaman kemerdekaanya untuk menyatukan
warga negara nya. Salah satunya adalah sumpah pemuda, sumpah pemuda tersebut
menyatukan Indonesia dengan sangat erat sehingga sebuah negara dapat berdiri di kaki
sendiri dan kuat sebagai sebuah negara kesatuan.
Sekarang ini dalam perkembangan industri 4.0 yang mengedepankan dunia
maya atau juga bisa disebut Internet dan machine learning technology sangat
berdampak terhadap budaya negara manapun. Yang tadinya sering bertemu melalui
tatap muka, sekarang bertemu melalui gawai yang dipegang. Dampak dari adanya
teknologi ini sangatlah banyak. Contoh positifnya adalah seseorang yang berada di
ujung dunia dapat menghubungi rekannya yang berada di belahan dunia secara langsung
dan tidak ada hambatan, kecepatan jaringan yang sangat cepat, konektifitas internet
yang dapat menghubungkan orang di berbagai belahan bumi, perdagangan internasional
yang semakin membaik, peningkatan peluang kerja, peningkatan neraca pembayaran,
peningkatan pendapatan nasional, terjadinya efisiensi dan efektifitas produksi, stabilitas
ekonomi.
Namun dampak industri 4.0 juga ada negatifnya seperti melemahnya budaya
masing masing negara, berkurangnya identitas diri setiap negara, bertambahnya
probabilitas kejahatan siber, manusia menjadi serba berketergantungan dan malas
karena teknologi, berkurangnya tatakrama dan sopan santun setiap manusia.
Karena itu maka dampak dari industri 4.0 ini harus diperbaiki dan dijadikan
pelajaran bagi kita sebagai warga Indonesia supaya kita tidak melunturkan budaya
negara kita yang asli. Karena budaya adalah peninggalan leluhur leluhur kita yang telah
berjuang. Untuk menghargai budaya dan penginggalan tersebut kita harus mengamalkan
yang baik baik dan menjauhkan yang buruk demi mempertahan jati diri negara kita.
Pendidikan kewarganegaraan pada negara kita sebenarnya sudah memiliki
sistem yang cukup baik. Sepertinya yang perlu dipupuk adalah cara warga negara
Indonesia menghargai budaya dan peninggalan leluhur. Karena tanpa adanya budaya
tersebut, apa yang dapat kita banggakan daripada negara lainya.
ARTIKEL 4
Dari apa yang telah saya analisa pada artikel 4 “MENGULAS IDENTITAS
NASIONAL BANGSA INDONESIA TERKINI” saya ingin berpendapat tentang apa
yang terjadi dengan identitas nasional bangsa Indonesia saat ini. Sebelumnya mari
bicarakan tentang apa yang dimaksud dengan bangsa yang memiliki ciri berbeda dengan
bangsa lainya, ciri ini disebut dengan Identitas.
Setiap negara pasti memiliki identitasnya masing masing dikarenakan adanya
perbedaan letak geografis dan banyak hal lain yang mengakibatkan perbedaan setiap
daerah. Dari perbedaan tersebut dapat dikatakan bahwa letak geografis nantinya akan
berpengaruh kepada kepribadian, psikologis, tingkah laku. Dari bahan bacaan artikel ini
dapat saya berikan contoh identitas sebuah daerah seperti daerah yang berada di bagian
utara belahan bumi kita, Benua Antartika. Identitas atau ciri mereka yang membuat
mereka unik adalah cara mereka mengawetkan makanan. Mayoritas dari mereka
menangkap hewan buruan mereka dan langsung mengawetkan makananya dengan es,
karena memang benua Antartika memiliki suhu yang sangat ekstrim, berdasarkan
wikipedia, suhu di antartika pernah mencapa -80 derajat celcius. Bahkan dengan suhu
yang ekstrim tersebut ketika ingin memakan makanan yang sudah matang, kita harus
cepat cepat menghabiskanya, atau tidak makanan tersebut akan beku secara instan.
Budaya mengawetkan makanan ala antartika lah yang menyebabkan penemuan
makanan beku seperti kentang goreng, nugget, sosis, sayuran potong yang ada di kulkas
supermarket saat ini. Pembekuan tersebut sangat efektif mengawetkan makanan dan
membuat makanan tetap segar ketika akan dimaksak pada waktu kemudian hari.
Mari kita berlanjut kepada pembahasan identitas nasional yang berada di
Indonesia, berdasarkan artikel ada permasalahan bagaimana identitas nasional sebagai
karakter bangsa? Bagaimanakah sumber identitas nasional Indonesia? Bagaimana
kondisi identitas bangsa Indonesia saat ini?
Perbedaan khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa
lain di dunia adalah Identitas nasional. Identitas nasional tersebut dimulai dari identitas
manusia, dan diakhiri dengan integrasi nasional. Identitas manusia dapat dilihat dari
perilaku dan kegiatanya secara kolektif, karena manusia ini sulit untuk dipelajari, maka
dari itu melihat identitas manusia ini banyak sekali tantangan seperti melihat nilai nilai
yang dianutnya.
Lalu ada Identitas Nasional, identitas ini mebicarakan tentang bagaimana sebuah
negara dapat hidup berdampingan dengan banyaknya budaya dan adat tanpa adanya
kekerasan. Indonesia sudah sedari dulu merangkul banyak budaya dan perbedaan, maka
dari itu tidak heran Indonesia dapat bersatu dengan erat.
Memang ada beberapa konflik di dalam negara seperti permasalahan fanatisme
yang seringkali menyebabkan teror antar umat beragama. Namun permasalahan tersebut
sedang diselidiki sampai ke akar-akarnya. Untuk saat ini negara sangat memperhatikan
konflik internal dibanding konflik eksternal antarnegara.
Untuk sumber identitas nasional bangsa Indonesia sendiri, Indonesia memiliki
dasar negara yaitu Pancasila. Terdiri dari lima sila yang mendasari negara secara
menyeluruh. Dari kelima sila tersebut berkembanglah peraturan peraturan yang dapat
merangkul seluruh negara Indonesia. Tentu saja Pancasila mengalami beberapa revisi,
revisi ini berguna untuk menyempurnakan bagaimana sebuah negara mengatur warga
negaranya supaya lebih baik.
Kita perlu melihat di masa lampau bagaimana perjuangan untuk menjadi negara
Indonesia yang berdiri kokoh dan banyak kekayaanya saat ini.
KESIMPULAN
Setelah membaca dan menganalisa beberapa artikel diatas kami ingin menyampaikan
pendapat bahwa bangsa kita memiliki identitas nasional yang sangat baik. Namun dalam
menjaga subyah identitas nasional warga kita kian lama menurun sifat
kewarganegaraannya, Oleh sebab itu kita sebagai bangsa Indonesia harus mendidik dan
mengajarkan para generasi muda sebagai penerus bangsa harus benar-benar mempunyai
mental yang kuat dan akhlak yang tinggi. Budaya barat tersebut dianggap sebagai kiblat
bagi para generasi muda sekarang, tetapi masih banyak juga para generasi muda yang
mau melestariakan budaya bangsa dan masih banyak generasi muda yang berpakaian
sopan santun. Berkaitan dengan itu globalisasi tidak kita terima dan tidak kita tolak
begitu saja, globalisasi dapat diterima asal dapat meningkatkan jiwa nasionalisme dan
cinta tanah agar, begitupun sebaliknya, globalisasi tidak dapat diterima jika dapat
merusak nilai-nilai dan norma yang ada. Di era revolusi industri 4.0 ini, banyak
perubahan yang telah terjadi, semua aspek kehidupan seakan dipaksa untuk mengikuti
standar yang bersifat global termasuk juga dalam dunia pendidikan yang mengalami
perubahan. Agar hal tersebut dapat tercapai, maka pendidikan di Indonesia harus dapat
berkontribusi pada pendidikan multikultural dengan cara melakukan kegiatan belajar
mengajar dengan benar agar menghasilkan generasi muda yang unggul di era revolusi
industri 4.0 Revolusi Industri 4.0 tentunya membawa dampak yang sangat besar bagi
dunia pendidikan salah satunya menuntut masyarakat untuk beradaptasi dengan segala
perubahan yang telah terjadi. Keberagaman budaya yang ada di Indonesia di tengah
desakan budaya global di era revolusi industri 4.0 ini mengakibatkan tidak terbentuknya
identitas nasional yang kuat sebagai benteng dari pengaruh luar yang kurang baik.
Contoh positifnya adalah seseorang yang berada di ujung dunia dapat menghubungi
rekannya yang berada di belahan dunia secara langsung dan tidak ada hambatan,
kecepatan jaringan yang sangat cepat, konektifitas internet yang dapat menghubungkan
orang di berbagai belahan bumi, perdagangan internasional yang semakin membaik,
peningkatan peluang kerja, peningkatan neraca pembayaran, peningkatan pendapatan
nasional, terjadinya efisiensi dan efektifitas produksi, stabilitas ekonomi. Karena itu
maka dampak dari industri 4.0 ini harus diperbaiki dan dijadikan pelajaran bagi kita
sebagai warga Indonesia supaya kita tidak melunturkan budaya negara kita yang asli.
DAFTAR PUSTAKA

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/10775
https://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-
era-globalisasi
https://www.neliti.com/id/publications/221122/konfigurasi-identitas-nasional-
nasionalisme-dalam-era-globalisasi-suatu-harapan
Dampak Positif dan Negatif Revolusi Indutri 4.0 Dalam Perekonomian dan Bisnis
https://accounting.binus.ac.id/2020/07/14/dampak-positif-dan-negatif-revolusi-indutri-
4-0-dalam-perekonomian-dan-bisnis/

https://id.wikipedia.org/wiki/Papua#:~:text=Dunia%20internasional%20mengakui
%20secara%20sah,Soeharto%20menjadi%20nama%20Irian%20Jaya.
https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/negara-dunia-hadapi-konflik-internal-termasuk-
indonesia/895247

https://www.merdeka.com/peristiwa/dirjen-polpum-sebut-nasionalisme-bangsa-indonesia-
semakin-turun.html

Dwi Winarno,2006,Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan kuliah


Perguruan Tinggi,jakarta.
Bumi Askara Endang ZaelaniSukaya,dkk,2002,Pendidikan Kewarganegaraanuntuk
Perguruan Tinggi Berdasarkan DK Dirjen Dikti no 267/Dikti/Kep/2000,Yogyakarta.
Alfian,1978,Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia,Jakarta,Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai