Anda di halaman 1dari 4

Bagaimana Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan dalam

Mengembangkan Kemampuan Utuh Sarjana atau Profesional

Perlukah seorang sarjana atau profesional memerlukan pendidikan


kewarganegaraan?
Sebagai contoh bisa kita lihat kasus berikut ini:

Saat ini banyak menurunnya nilai - nilai nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia
akibat pengaruh dari budaya asing melalui perantara teknologi,sosial,budaya maupun
ekonomi.Di era globalisasi sekarang banyak yang sudah memahami teknologi canggih lewat
sosial media atau internet,sehingga mereka bisa melihat segala macam bentuk
teknologi,sosial,budaya dan ekonomi yang beranekaragam didalamnya.Akibat dari peristiwa
tersebut dapat menimbulkan dampak positif dan negatif bagi siapa saja yang
melihatnya.Dampak positifnya yaitu bertambahnya pengetahuan umum dari negara
luar,kemudian dampak negatifnya kita mudah meniru tanpa menyaring sisi posotifnya
terlebih dahulu. Tak hanya itu bahkan banyak yang sampai membawa paham paham negara
asing ke dalam tanah air yang tidak bisa diakui oleh NKRI seperti paham liberalisme,yang
mana itu semua bertentangan dalam unsur pancasila dan undang undang 1945.

Dari kasus diatas kita harus memahami terlebih dahulu arti dari sarjana,profesional dan
pentingnya berkewarganegaraann.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan


Tinggi, program sarjana merupakan jenjang pendidikan akademik bagi lulusan pendidikan
menengah satau sederajat sehingga mampu mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui penalaran ilmiah. Lulusan program sarjana diharapkan akan menjadi intelektual
dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan
kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan bahwa
profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dapat menjadi sumber penghasilan, perlu
keahlian, kemahiran, atau kecakapan, memiliki standar mutu, ada norma dan diperoleh
melalui pendidikan profesi.Oleh karena itu lulusan sarjana dan profesional wajib memiliki
rasa kewarganegaraan atau nasionalisme.Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga negara. (Undang-Undang RI No.12 Tahun 2006 Pasal 1 Ayat 2)
Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Menurunnya nilai-nilai nasionalisme/kewarganegaraan di kalangan masyarakat sebetulnya


bukan perkara baru, melainkan permasalahan klasik yang terus dialami bangsa ini sejak
Indonesia merdeka dari penjajahan kolonial hingga saat ini.Sehingga kita harus sadar bahwa
hal tersebut membuat negara kita tidak berkembang dan selalu meniru negara luar.
Rasa kewarganegaraan/nasionalisme tersebut bisa diimplementasikan dari segi:
1. IPTEK
Pemerintah Indonesia kini telah berusaha memberikan fasilitas akses internet di
seluruh Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan daya pikir masyarakat menjadi
lebih baik yang bertema Nasionalisme di Era Digital. Derasnya gempuran
kebudayaan asing yang terfasilitasi dengan media dan teknologi internet dapat
secara bebas leluasa hadir di tengah-tengah masyarakat kita dan berpotensi
mendominasi serta mempengaruhi kebudayaan lokal Kita.Dengan majunya teknologi
di Indonesia kita juga bisa memanfaatkannya dengan cara mempromosikan budaya
atau produk dalam negeri agar dikenal banyak negara sehingga kita tidak terus
menerus meniru budaya asing. Oleh karena itu,diperlukan kesadaran bersama untuk
terus mempertahankan serta makin meningkatkan rasa nasionalisme di era teknologi
digital.

2. EKONOMI
rasa nasionalisme juga sangat penting dalam berekonomi.Contohnya dengan mulai
diberlakukannya peraturan wajib memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) baru
produk-produk tertentu,misalkan sekarang ada produk yang diberlakukan wajib
SNI,Kalau produk tidak mempunyai label SNI maka produk tersebut tidak disarankan
untuk dipakai.Contoh lainnya yaitu dengan memasarkan produk dalam negeri ke e-
commercial seperti applikasi Shopee,Tokopedia,Lazada dan lain-lain. sehingga harga
jual produk Indonesia bisa tinggi dan perekonomian Indonesia menjadi
berkembang.Oleh karena itu, semangat nasionalisme ekonomi ini perlu diterapkan
serta disikapi secara bijak.
3. SOSIAL
Pendekatan sosial dirasa cukup solutif karena pendekatan ini dilakukan dengan
mengembangkan komunikasi dan partisipasi masyarakat. Hal yang dapat dilakukan
dengan pendekatan sosial salah satunya adalah dengan menggalakan sosialisasi.
Kegiatan sosialisasi ini dikatakan berpeluang dalam menanamkan nilai-nilai
nasionalisme karena sosialisasi disampaikan menyesuaikan dengan keadaan
masyarakat dan memperkuat interaksi antara masyarakat. Sosialisasi ini hendaknya
berisi mengenai pemantapan pengetahuan dan implementasi empat pilar
kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Salah satu
sosialisasi yang tepat untuk meningkatkan rasa nasionalisme lainnya adalah dengan
melakukan sosialisasi melalui media sosial.

4. BUDAYA
Secara etimologis, kebudayaan dapat diartikan sebagai cara, kebiasaan, atau segala
hasil daya upaya manusia mengolah akal budinya. Upaya itu dilakukan tidak secara
individual, melainkan dalam sebuah rangka komunitas besar, sebab tanpa
komunitas, kebudayaan, tidak bisa dipelajari dan dimunculkan kehadirannya .
Sebagaimana contoh pada kehidupan masyarakat lokal, proses kompromi budaya
selalu memperhatikan elemen-elemen budaya lokal ketika berhadapan dengan
budaya-budaya yang baru. Elemen-elemen itu dipertimbangkan, dipilah dan dipilih
mana yang relevan dan mana pula yang bertentangan dengan tidak menghilangkan
ciri khas nesia.Walau banyak budaya barat masuk ke Indonesia kita tidak boleh
sampai melupakan budaya negara kita sendiri.

Jadi, apakah sarjana atau profesional memerlukan pendidikan kewarganegaraan?


Tentu perlu,karena dengan pendidikan kewarganegaraan tersebut akan dapat menciptakan
sarjana atau profesional yang handal dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi sehingga
persatuan akan semakin kuat dan terciptalah tenaga-tenaga kerja yang bermutu dan
berintelektual.Tidak cukup hanya bermodalkan ilmu tanpa adanya rasa nasionalisme dan
karakter berdasarkan Bhineka Tunggal Ika.Oleh karena itu,marilah kita menjadi sarjana dan
profesional yang berkewarganegaraan dengan rasa nasionalisme yang tinggi,bermartabat
dan rasa cinta pada tanah air.

Anda mungkin juga menyukai