Anda di halaman 1dari 4

Sudi Kasus 1: Lunturnya Ideologi Pancasila Di Era Globalisasi

Saat ini kita telah memasuki era globalisasi, yang dimana waktu, ruang, dan jarak bukan
lagi menjadi pembatas. Globalisasi dapat berpengaruh terhadap perubahan nilai-nilai budaya
suatu bangsa. Yang mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang
telah ada di republikc ini. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat
negatif. Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa
ini untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan, khususnya pada generasi muda
Indonesia.

Sebab Lunturnya Nilai-Nilai Pancasila

Jika dibandingkan pemahaman masyarakat tentang Pancasila di masa lalu, tentu sudah
sangat berbeda dengan masa kini. Saat ini sebagian masyarakat cenderung menganggap
Pancasila hanya sebagai suatu simbol negara dan mulai melupakan nilai-nilai filosofis yang
terkandung di dalamnya. Padahal Pancasila yang menjadi dasar negara dan sumber dari segala
hukum dan perundang-undangan adalah nafas bagi eksistensi bangsa Indonesia. Sementara itu,
lunturnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, akibat
tidak satunya kata dan perbuatan para pemimpin bangsa, Pancasila hanya dijadikan slogan di
bibir para pemimpin, tetapi berbagai tindak dan perilakunya justru jauh dari nilai-nilai luhur
Pancasila. Contoh yang tidak baik dari para pemimpin bangsa dalam pengamalan Pancasila telah
menjalar pada lunturnya nilai-nilai Pancasila di masyarakat.
Kurangnya komitmen dan tanggung jawab para pemimpin bangsa melaksanakan nilai-
nilai Pancasila tersebut, telah mendorong munculnya kekuatan baru yang tidak melihat Pancasila
sebagai falsafah dan pegangan hidup bangsa Indonesia. Akibatnya, terjadilah kekacauan dalam
tatanan kehidupan berbangsa, di mana kelompok tertentu menganggap nilai-nilainya yang paling
bagus. Lunturnya nilai-nilai Pancasila pada sebagian masyarakat dapat berarti awal sebuah
malapetaka bagi bangsa dan negara kita. Fenomena itu sudah bisa kita saksikan dengan mulai
terjadinya kemerosotan moral, mental dan etika dalam bermasyarakat dan berbangsa terutama
pada generasi muda. Timbulnya persepsi yang dangkal, wawasan yang sempit, perbedaan
pendapat yang berujung bermusuhan dan bukan mencari solusi untuk memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa, anti terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada akhirnya
cenderung mengundang tindak anarkhis.

Efek Globalisasi pada kaum Muda


Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda.
Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah
membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda
sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang
cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut
jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat
beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi
identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan
pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia sendiri.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat
diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari-
hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika
tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang
menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet
saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi
tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.

Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan
cenderung cuek tanpa adanya rasa peduli terhadap alam lingkungan. Karena globalisasi
menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh
riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu
ketentraman dan kenyamanan masyarakat. Malahan belakangan ini terjadi aksi marak begal
untuk merampas motor/mobil milik sesama tanpa berperikemanusiaan.

Jika pengaruh-pengaruh negatif di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda
tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda.
Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap
budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah
penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa
nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada
pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif
globalisasi terhadap nilai nasionalisme.

Efek Globalisasi bagi Identitas Nasional


Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan
negara lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, kecenderungan munculnya kejahatan
yang bersifat transnasional semakin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut, antara lain
terkait dengan masalah narkotika, money laundering, keimigrasian, human trafficking,
penebangan hutan secara ilegal, pencurian laut, pengakuan hak cipta, dan terorisme. Masalah-
masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang selama ini dijunjung
tinggi.
Efek lainnya adalah globalisasi dapat memberikan efek negatif bagi budaya-budaya
leluhur di Indonesia. Dengan adanya globalisasi waktu, jarak, wilayah bukan lagi menjadi
halangan, khususnya pada dunia hiburan. Pada dunia hiburan, efek globalisasi sangat jelas dapat
dirasakan, sebagai contoh: lunturnya musik-musik tradisional, lunturnya budaya Indonesia dalam
film-film lokal, minimnya pentas seni lokal jika dibandingkan dengan pentas seni kontemporer
moderen. Hal tersebut mencerminkan bahwa, globalisasi dapat dengan mudah mengubah nilai-
nilai budaya yang sudah ada sebelumnya.
Pada masyarakat, hal ini tentu sangat membahayakan. Hal tersebut didasarkan pada mulai
mutimbulnya sifat individualistis di masyarakat, minimnya tenggang rasa dan semangat gotong
royong. Yang sudah jelas banyak negara lain mengenal budaya masyarakat Indonesia sangat
ramah tamah sebelumnya. Belum lagi aksi teror, yang baru-baru ini marak terjadi. Ada sebagian
kelompok masyarakat bangsa ini yang menganut pandangan ekstim dan radikal, yang menolak
landasan bangsa ini yaitu Pancasila sebagai pedoman hidupnya, yang tentu sangat berbahaya
bagi integritas bangsa ini kedepan. Hal-hal ini tentunya dapat mengubah identitas bangsa ini,
yang sebelumnya populer dengan bangsa yang menjunjung tinggi nilai multikultur yang Bhenika
Tunggal Ika yang memiliki kesatuan sangat erat serta masyarakatnya yang sangat berjiwa
ketimuran.

Fenomena Sosial Kita:

Yang terlihat saat ini nilai-nilai pancasila telah luntur. Entah di kalangan penjabat, elit politik,
mahasiswa, pelajar bahkan masyarakat umum. Betapa menyedihkannya, bangsa Indonesia
sendiri tidak lagi mengenal nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Ironisnya kadar
semangat kebangsaan dalam seluruh aspek kehidupan sangat menurun. Pancasila sebagai
ideologi dalam kehidupan berbangsa terabaikan, pelaksanaan demokrasi kebablasan, terjadinya
kesenjangan kehidupan ekonomi teramat luas, berkembangnya budaya korupsi dan stabilitas
keamanan pun terganggu. Akibat tidak satunya kata dan perbuatan para pemimpin bangsa,
Pancasila hanya dijadikan slogan di bibir para pemimpin, tetapi berbagai tindak dan perilakunya
justru jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila. Kurangnya komitmen dan tanggung jawab para
pemimpin bangsa melaksanakan nilai-nilai Pancasila tersebut, telah mendorong munculnya
kekuatan baru yang tidak melihat Pancasila sebagai falsafah dan pegangan hidup bangsa
Indonesia. Akibatnya, terjadilah kekacauan dalam tatanan kehidupan berbangsa, di mana
kelompok tertentu menganggap nilai-nilainya yang paling bagus. Lunturnya nilai-nilai Pancasila
pada generasi muda yaitu kemerosotan moral, mental dan etika dalam bermasyarakat dan
berbangsa Timbulnya persepsi yang dangkal, wawasan yang sempit, perbedaan pendapat yang
berujung bermusuhan dan bukan mencari solusi untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa, anti terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada akhirnya cenderung
mengundang tindak anarkhis. (*/disadur oleh fritz fios dari http://chayu-
21.blogspot.com/2012/06-era.html, diunduh tanggal 5 Maret 2015 pukul 11.20 WIB)

Pertanyaan Kasus:

1. Bagaimana caranya agar Pancasila bisa dijadikan sebagai referensi bagi


pendidikan karakter untuk memperbaiki pola pikir, pola sikap dan pola tindakan
kalangan anak muda bangsa ini?
2. Bagaimana caranya agar Pancasila sebagai Ideologi Negara tidak tergerus dari
kesadaran dan penghayatan hidup seluruh elemen masyarakat Indonesia baik
pemerintah maupun masyarakat?
3. Bagaimana menggunakan Pancasila sebagai sumber etika anak bangsa ini
dalam menggunakan internet dan handphone?
4. Bagaimana caranya agar Pancasila bisa dijadikan sebagai pedoman hidup
religius-spiritual anak bangsa ini dalammenghadapi berbagai gempuran arus
globalisasi profanisme-materialisme dewasa ini?
5. Bagaimana seharusnya kita memperlakukan sesama kita secara adil dan
beradab? Apa pendapat Anda tentang anarkisme dan fenomena begal motor
dan mobil? Kaitkan pendapat Anda dengan sila kedua Pancasila!

Anda mungkin juga menyukai