Suatu bangsa yang miskin dan papa, mereka hanyalah akan kehilangan
kesejahteraannya, tetapi bangsa yang kehilangan kepribadiannya maka mereka
kehilangan segalanya. Pesan dari Imam Al-Ghozali ini sangat relevan dengan situasi
yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia pada masa kini. Dekadensi moral yang terjadi,
sebagai ekses negatif dari kemajuan teknologi informatika yang kini sedang melanda
kehidupan seluruh lapisan masyarakat, dapat mengancam kelangsungan bangsa ini,
sehingga bagaikan mendekati kehilangan kepribadiannya.
Gerakan Revolusi Mental melalui Pendidikan karakter merupakan solusi yang
dibutuhkan segenap masyarakat bangsa Indonesia. Upaya menanamkan
(internalisasi) dan membiasakannya (habituasi) dalam kehidupan sehari-hari
merupakan langkah tepat untuk membangun kokohnya kepribadian generasi muda.
Sehingga implementasi dari gerakan ini merupakan tindakan penting yang harus
segera diwujudkan, tentunya dengan berbagai perencanaan dan program yang
tersusun dengan mempertimbangkan segala yang diperlukan di lapangan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan ini di lapangan sangat membutuhkan
keterlibatan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal beserta seluruh civitas
akademika di dalamnya untuk mendukung penuh dalam mewujudkan suksesnya misi
membangun karakter bangsa.
Dengan keteladanan para pengelola Lembaga Pendidikan dari tingkat yang paling
rendah (Sekolah Dasar) sampai dengan yang paling tinggi (Perguruan Tinggi),
sekolah umum, kejuruan, maupun sekolah yang berlatar keagamaan, baik negeri
maupun swasta, sangat mendukung suksesnya pencapaian tujuan dari kebijakan ini
untuk mengembalikan kepribadian bangsa demi tercapainya cita-cita Generasi Emas
Indonesia.
Penelitian Kepustakaan (Library Research) ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah khasanah literasi, membangun kesepahaman tentang pentingnya revolusi
mental, dalam membangun karakter, jiwa, watak, prilaku para siswa sebagai generasi
muda yang nantinya akan menjadi penerus cita-cita bangsa dengan tetap berpegang
teguh pada nilai-nilai luhur yang terkandung dalam falsafah bangsa, sehingga dapat
lebih bijak menyikapi berbagai fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat
kekinian, dengan tetap teguh pada kepribadian bangsa yang berdasarkan nilai-nilai
Pancasila.
Key words: Revolusi Mental, Karakter, Lembaga Pendidikan
i
1
A. PENDAHULUAN
1
Yadi Ruyadi, ‘Model Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Budaya Lokal (Penelitian Terhadap
Masyarakat Adat Kampung Benda Kerep Cirebon Provinsi Jawa Barat Untuk Pengembangan
Pendidikan Karakter Di Sekolah)’, Proceedings of The 4th International Conference on Teacher
Education; Join Conference UPI & UPSI, November, 2010, 8–10.
2
2
Yadi Ruyadi.
3
Imam. Subaweh, ‘Revolusi Mental Itu Dimulai Dari Dalam Kelas.’, Dinas Pendidikan
Http://Pendidikan.Probolinggokab.g o.Id (Probolinggo: Dinas Pendidikan Kab. Probolinggo, 2014).
3
4
Sunaryo. Kartadinata, ‘Menelisik Jargon Revolusi Mental.’ (Bandung: Pikiran Rakyat Bandung,
2014).
4
5
Shaun jones, pip ; bradburry, liza; le boutillier, Pengantar Teori-Teori Sosial, ed. by Achmad fediyani
Saifudin, II (Jakarta: YAYASAN PUSTAKA OBOR INDONESIA, 2016).
5
B. LITERATURE REVIEW
agama yang terjadi biasanya tidak murni dipicu faktor agama, biasanya itu
lebih kepada faktor non agama seperti faktor kesenjangan politik, sosial,
ekonomi dan lain sebagainya. 6
Pemerintah dalam hal ini lebih memposisikan diri mendorong,
memberikan stimulasi agar gerakan ini terus bergulir mulai dari tingkat pusat
sampai daerah-daerah seluruh pelosok wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Gerakan ini diharapkan dapat menjawab setiap permasalahan
karakter bangsa Indonesia yang sudah mulai luntur akan nilai-nilai luhur yang
telah dicontohkan oleh para pendiri bangsa.
Pendidikan merupakan pintu masuk yang paling strategis dalam
mewujudkan tujuan dari program gerakan revolusi mental. Pendidikan
memiliki peran yang sangat strategis dalam membentuk mental anak bangsa,
terutama dalam lingkup Pendidikan menengah dan tinggi yang sangat dekat
dengan persiapan tenaga kerja yang akan terlibat dalam program-program
pembangunan nasional.
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah
Menegah Kejuruan (SMK), dan Perguruan tinggi, pada khusunya yang berada
dalam lingkungan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) sangat diharapkan dapat
menjalankan gerakan Revolusi Mental di antaranya dengan mewujudkan
kampus yang bebas dari korupsi, bebas dari narkoba, bebas dari radikalisme,
bebas dari plagiarisme, dan sebagainya. Guru dan Dosen serta Pengelola
Lembaga Pendidikan Islam diharapkan dengan sungguh-sungguh
menanamkan nilai-nilai karakter seperti : Saling menghargai ( sopan santun,
saling menghargai, anti kekerasan, anti diskriminasi, kasih sayang ); Gotong
Royong ( tolong menolong, kerja sama, kerelawanan ), kepada para siswa
dan mahasiswa untuk melahirkan generasi penerus yang memiliki karakter
unggul untuk menghadapi persaingan global. Dalam kehidupan sehari-hari,
praktek revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau
bekerja keras, dan punya semangat gotong royong.
Dalam hal ini peran siswa dan mahasiswa sebagai manusia dari sistem
Pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi dalam gerakan Revolusi
6
Toni Pransiska Faiqah, Nurul, ‘Radikalisme Islam Vs Moderasi Islam: Upaya Membangun Wajah
Islam Indonesia Yang Damai’, Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, 17 (2018).
10
7
Kementerian Agama RI, Moderasi Beragama (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Agama RI., 2019).
8
Ismu Tri. Supinah. dan Parmi, Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa Melalui
Pembelajaran Matematika Di SD. (Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidi, 2011).
9
Supinah. dan Parmi.
12
10
Miftahudin., ‘Implementasi Pendidikan Karakter Di SMK Roudlotul Mubtadiin. (Strategi Dan
Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Di Tingkat Satuan Pendidikan)’ (Balitbang Kemendiknas,
2010).
13
2. Diskusi
Gerakan Revolusi Mental sebagai sebuah Kebijakan Pemerintah
Negara sangat berkait erat dengan pembangunan karakter bangsa, ibarat
seperti dua muka pada satu keping mata uang, keduanya tidak dapat
dipisahkan. Pada hakekatnya revolusi mental adalah upaya membangun
kembali watak dan kepribadian bangsa yang bermasalah, atau usaha
meluruskan yang dianggap keluar jalur kepribadian asli, akibat dari pengaruh
budaya yang negatif dari luar sebagai ekses negatif kemajuan perkembangan
teknologi informatika.
Semakin terbuka luasnya budaya asing masuk mempengaruhi watak,
sikap, dan perilaku anak-anak bangsa menjadikan sifat suka menolong
menjadi unemphaty, gotong royong menjadi individualistis, kebersamaan
menjadi egoistis, toleransi menjadi diskriminasi, dan lain sebagainya
mengakibatkan bangsa kehilangan kepribadiannya. Imam Al-Ghozali pernah
mengatakan “ Suatu bangsa yang miskin dan papa hanya akan kehilangan
kesejahteraannya, tetapi bangsa yang kehilangan kepribadiannya maka
mereka kehilangan segalanya”.11
11
Iwan Al-Ghazali, Kurniawan, Al-Ghazali (9 Risalah), ed. by Ariel B Iskandar, I (Bandung: Pustaka
Hidayah, 2010).
14
12
Yoke Suryadarma and Ahmad Hifdzil Haq, ‘Pendidikan Akhlak Menurut Imam Al-Ghazali’, 2010.
13
Balitbang Pusat Kurikulum Nasional, Kementerian Pendidikan, Penguatan Metodologi
Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing Dan Karakter Bangsa
(JAKARTA, 2010).
15
14
Muhammad Syawaludin, ‘Alasan Talcott Parsons Tentang Pentingnya Pendidikan Kultur’, Nhk技研,
151 (2015), 10–17 <https://doi.org/10.1145/3132847.3132886>.
15
Nasional, Kementerian Pendidikan.
16
religius.
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan rasa tanggung jawab sebagai
generasi penerus bangsa.
4. Mengembangkan kemampuan anak sehingga mampu menjadi manusia
yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.
5. Mengembangkan lingkungan sekolah sebagai tempat belajar yang
aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta diliputi rasa
kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan /dignity.16
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 87/2017, Penguatan
Pendidikan Karakter memiliki tujuan:
a. membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas
Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang
baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan;
b. mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan
pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan
bagi Peserta Didik dengan dukungan pelibatan publik yang dilakukan melalui
pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan
keberagaman budaya Indonesia
c. merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga
kependidikan, peserta didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam
mengimplementasikannya.17
Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan dengan menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai
religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif mandiri, demokratis, rasa
ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,
dan bertanggungiawab.
Penguatan Pendidikan Karakter dilakukan dengan menggunakan
prinsip sebagai berikut:
16
Nasional, Kementerian Pendidikan.
17
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017, ‘PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK
INONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017’, 2017 <http://setkab.go.id/wp-
content/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_2017.pdf>.
17
yang artinya:
D. KESIMPULAN
Daftar Pustaka
Al-Ghazali, Kurniawan, Iwan, Al-Ghazali (9 Risalah), ed. by Ariel B
Iskandar, I (Bandung: Pustaka Hidayah, 2010)
Faiqah, Nurul, Toni Pransiska, ‘Radikalisme Islam Vs Moderasi Islam:
Upaya Membangun Wajah Islam Indonesia Yang Damai’, Al-Fikra:
Jurnal Ilmiah Keislaman, 17 (2018)
Islam, Khalil Nurul, ‘Moderasi Beragama Di Tengah Pluralitas Bangsa:
Tinjauan Revolusi Mental Perspektif Al-Qur’an’, KURIOSITAS, 13
(2020)
jones, pip ; bradburry, liza; le boutillier, Shaun, Pengantar Teori-Teori
Sosial, ed. by Achmad fediyani Saifudin, II (Jakarta: YAYASAN
PUSTAKA OBOR INDONESIA, 2016)
Kartadinata, Sunaryo., ‘Menelisik Jargon Revolusi Mental.’ (Bandung:
Pikiran Rakyat Bandung, 2014)
Kristiawan, Muhammad, ‘Telaah Revolusi Mental Dan Pendidikan
Karakter Dalam Pembentukkan Sumber Daya Manusia Indonesia
Yang Pandai Dan Berakhlak Mulia’, 2013
Miftahudin., ‘Implementasi Pendidikan Karakter Di SMK Roudlotul
Mubtadiin. (Strategi Dan Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa
Di Tingkat Satuan Pendidikan)’ (Balitbang Kemendiknas, 2010)
Nasional, Kementerian Pendidikan, Balitbang Pusat Kurikulum,
Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai
Budaya Untuk Membentuk Daya Saing Dan Karakter Bangsa
(JAKARTA, 2010)
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017,
‘PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INONESIA NOMOR 87
TAHUN 2017’, 2017 <http://setkab.go.id/wp-
content/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_2017.pdf>
RI, Kementerian Agama, Moderasi Beragama (Jakarta: Badan Litbang
dan Diklat Kementerian Agama RI., 2019)
Subaweh, Imam., ‘Revolusi Mental Itu Dimulai Dari Dalam Kelas.’,
Dinas Pendidikan Http://Pendidikan.Probolinggokab.g o.Id
(Probolinggo: Dinas Pendidikan Kab. Probolinggo, 2014)
Supinah. dan Parmi, Ismu Tri., Pengembangan Pendidikan Budaya Dan
Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Matematika Di SD.
(Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu
21