Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme

Selasa, 11-03-2008 14:30:17 oleh: tri darmiyati Kanal: Opini

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)

Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme 1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. 2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa. 3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme

1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang 2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. 3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. 4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. 5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa. Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari-

hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat. Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme? Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme. Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu : 1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri. 2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya. 3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya. 4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenarbenarnya dan seadil- adilnya. 5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa. Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa. Referensi Jamli, Edison dkk.Kewarganegaraan.2005.Jakarta: Bumi Akasara Krsna @Yahoo.com. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.2005.internet:Public Jurnal

Silakan tulis kode di samping ini untuk melanjutkan. [?] Anda perlu menuliskan kode di samping untuk mencegah mesin melakukan proses voting secara otomatis.
Vote

Mohon tunggu sebentar...

Kamis, 13-03-2008 00:22:29 oleh: M.zuriat Fadil Akalu menurutku rasa Nasionalisme itu memang senjata untuk bertahan di era globalisasi saat ini. Pancasila seperti yang di katakan Mas bajoe sudah mengandung prinsip keterbukaan, tapi di satu sisi juga merupakan pertahanan terhadap budaya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Yang jadi permasalahan mungkin bangsa ini kurang menyadari jati dirinya,termasuk jati diri nasionalisme tersebut. anda mungkin akan terkejut menyadari hanya berapa dari kita yang lancar menjawab jika ditanyakan soal Pancasila.....

Kamis, 13-03-2008 18:04:28 oleh: Laura Sylvia Johanna

Sangat menarik sekali jika kita menganalisis globalisasi yang secara khususnya berdampak pada kehidupan berbangsa bernegara. Dengan demikian, sebagai anak muda generasi penerus bangsa, kita lebih waspada terhadap dampak negatif yang dapat ditimbulkan globalisasi.

Sangat baik kita mengetahui apa itu globalisasi,dan bagaiman cara kita supaya tidak tekena dampak negatif dari globalisasi tersebut.Serta perlu anak muda bisa lebih memehami apa itu sebenarnya globalisasi

Minggu, 16-03-2008 20:24:28 oleh: Juswan Setyawan Komentar terhadap 5 langkah usulan antisipatif tsb.

1. Menumbuhkan cinta produk dalam negeri. Ini hanya impian kosong kalau produk dalam negeri mutunya rendah dan harganya mahal. Mana mungkin bersaing? Maka ini harus didukung oleh Pemerintah. Jadi ini harus didahului oleh peningkatan mutu produk dalam negeri. Apa bisa? Kalau tidak bisa, ya hukumnya kalah bersaing di pasaran. 2. Menanamkan nilai-nilai Pancasila. Idealis sekali. Caranya? Penataran P4 lagi? Penatar dan manggalanya saja ada yang jadi koruptor, bagaimana dengan yang ditatar? Nilai hanya bisa diadopsi secara sukarela secara pribadi. Tidak mungkin ditatar atau dipaksa dari atas. Di mana harus dimulai? Bukan di P4. Tetapi di keluarga. Orang tua yang tidak demokratis tak mungkin menanamkan nilai demokratis pada anak-anaknya. Karena nilai turun lewat peneladanan dan bukan lewat wacana. 3. Menanamkan nilai agama sebaik-baiknya? Caranya sama dengan no.2 di atas. Beribadah saja tidak cukup. Rajin beribadah tetapi korupsi jalan terus bagaimana? Beramal terus, tetapi dari hasil korupsi apakah ada gunanya? Apa ada nilainya di mata Tuhan? Di mata Tuhan semuanya tidak ada nilainya kenapa? Allah tidak menerima amal yang tidak dari hasil kejujuran dan ibadah yang tidak tulus. 4. Supremasi hukum memang ideal. Kalau di jajaran kehakiman, kejaksaan dan kepolisian saja terjadi banyak korupsi dan penjualan hukum dengan melecehkan rasa keadilan masyarakat, lalu bagaimana caranya hukum akan ditegakkan secara masuk akal? 5. Selektif terhadap dampak globalisme. Caranya? Satu satunya cara ialah pengembangan karakter pribadi setiap manusia Indonesia dengan mengadopsi nilai-nilai luhur yang dibutuhkan. Sistem Pendidikan Nasional kita tidak memuat kurikulum pendidikan karakter, budi pekerti apalagi nilaui-nilai luhur. Ini yang harus dirombak terlebih dahulu. Jadi reformasi masyarakat sehingga mampu bertahan terhadap arus globalisasi harus mulai dari pendidikan karakter di keluarga.

Jumat, 28-03-2008 15:15:05 oleh: tubagus wahyudi smansa dijaman era globalisasi ini kita di tuntut untuk berpikir lebih kritis,analitis dan logis..dan karena itu kita sebagai penduduk bangsa indonesia yang patuh dan taat, marilah kita hadapi dan ikuti jaman eraglobalisasi ini dengan berpegang teguh pada PANCASILA sebagai dasar dan panutan supaya kita tidak terjerumus,terjerat dan tenggelam di telan masa...........

Sabtu, 29-03-2008 08:07:39 oleh: Retty N. Hakim Menarik sekali rupanya artikel ini memancing banyak pembaca, berarti kita masih perduli pada nilai-nilai nasionalisme. Setuju untuk berpikir lebih kritis, analitis dan logis..tapi bukan karena kita taat dan patuh sebagai bangsa Indonesia, tapi semoga (lebih)karena kita yakin akan nilai-nilai moral yang ditawarkan Pancasila sebagai pegangan dalam era globalisasi agar bisa tetap eksis sebagai bangsa yang berdaulat.

Minggu, 30-03-2008 17:58:43 oleh: TRI DARMIYATI terima kasih atas komentar-komentar yang telah diberikan. maaf kalo saya lama tidak membalas komentarnya. karena saya new comers di wikimu ini saya kaget karena sudah banyak yang kasih komentar. sebenarnya saya tertarik untuk membalas komentarnnya satu-satu, namun karena kesibukan saya, jadi ya baru ini saja. terima kasih atas kritikannya. mungkin saya

tidak berkompeten soal pancasila, jadi pengetahuan saya tidak begitu banyak. tapi pada intinya tulisan ini saya buat sebagai wacana agar kita sebagai warga Indonesia lebih berhati- hati untuk menghadapi era globalisasi...

Minggu, 06-04-2008 22:34:01 oleh: Asep Sulzian Jaya Ajaran demokrasi pancasila dan wawasan nasional Indonesia (wawasan Nusantara) pada haketkatnya tercipta tercipta kesatuan dan persatuan tampa meninggalkan citra, sifat, karakter, dan kebinekaan unsure-unsur bangsa. bangaimana tanggapan anda terhadap beberapa peristiwa demontrasi, bentrok antar kelompok/golongan mengurus tindakan-tindakan anarkise..

Minggu, 13-04-2008 21:24:40 oleh: Anwariansyah Sebetulnya makna globalisasi adalah meng-Amerika-kan dunia dan menduniakan Amerika. Melawannya tidak lain adalah dengan jalan : Kick America's Ash. Tapi apa bisa ? Sekarang aja, New York, Hollywood, Texas, Harlem, & Hawaii sudah ada jiplakannya di sini, sebentar lagi akan disusul Las Vegas dan lain-lain.

Kamis, 24-04-2008 13:43:44 oleh: Wisnu Prabowo Great post! Memang generasi muda sudah sangat terpengaruh dengan arus globalisasi, tp hal seperti itu memang sudah menjadi resiko dari sebuah proses pengglobalisasian. PR yang kemudian muncul adalah bagaimana generasi muda bisa memfilter apa dan mana yang pantas untuk diikuti atau tidak. Satu lagi, peran media dalam hal ini sangat menonjol. Tayangan yang mengedepankan hal-hal negatif globalisasi sangat sering ditemui. Butuh sebuah solusi dimana tayangan itu bisa membawa masyarakat Indonesia untuk tetap maju tanpa meninggalkan budaya Indonesia yang luhur.

Kamis, 23-10-2008 17:17:02 oleh: dita safitri uh......

saya hanya anak sma. saya sngt prihatin dngn indonesia. btp tdk imbas dr globalisasi sdh mmbwt ketidakadilan. tp mw bgaimn lg globalisasi tdk dpt kt elakan. saya sngt stuju dngn komentar k2'. pancasila yg mnjadi pandangan hdp kt sdh luntur memng globalisasi seakn2 tlh mrnggt moralitas kader2 bngsa. blm lg resiko yg kt hadapi pd lingkungan,kesehatan bahkan krisis akhlak. sbnrnya globalisasi dpt kt nkmati resiko positifnya. hanya saja kt tdk dpt menyikapinya.

Rabu, 29-10-2008 16:15:05 oleh: sanita memang betul ce indonesia sudah lupa akan jati dirinya, tapi modernisasi juga perlu untuk menjadikan negara lebih maju, contohnya saja negara yang sudah berkembang walupun dalam pakaian mereka kurang pantes dilihat dari agama islam tapi kemampuannya g' bisa kita remehkan. jangan ngikuti taklid terus lah... kapan mau maju negara kita...!!!

Rabu, 10-12-2008 08:10:39 oleh: Mediansyah

Kakek gue pernah bilang, "Nasion (Bangsa) dalam sejarah telah banyak yang lahir dan mati. Lahir dan besar dan bahkan matinya sebuah nasion adalah keniscayaan sejarah". So, nasion(alisme) juga demikian. keniscayaan. Banyak faktor-lah ... Sedangkan globalism telah pula terjadi sepanjang sejarah planet ini.. take it! Mungkin orang Majapahit dulu juga khawatir ketika masuknya kain sutra, atau celengan-babi dari negeri Tiongkok. Dan ingatlah pula ketika sebagian suku Jawa mengungsi ke Pulau Bali di akhir era Majapahit demi menjauh dari "budaya asing" yang menyerbu.

Selasa, 13-01-2009 17:19:12 oleh: Puspita Sari

menurut saya, nasionalisme itu dapat tumbuh dimana saja, kapan saja, dan bahkan setiap detik aliran darah... tapi hal itu telah pudar dimana, sama- sama kita ketahui bahwa negara kita telah dijajah 3.5 abad lamanya... masyarakat terdahulu berusaha untuk memajukan dan mengharumkan nama bangsa walaupun desingna dan hantaman peluru yang didapat.. telah 63 thn Indonesia merdeka, tapi pemudaran nasionalisme telah nampak. mungkin secara drastis dapat kita lihat dari Ibukota negara sendiri.. dimana para remaja kurang menghormati orang yang lebih besar, cara pakaian, bergaul.. dan Maraknya pergaulan bebas.. globalisasi terjadi dan sampai kapan indonesia ini akan selalu berjaya, kalau bukan kita siapa lagi... thanks artikelnya.. untuk anak bangsa pesan saya jagalah kehormatan bangsa dan kehormatan diri sendiri keluarga dan masyarakatmu .. salam PUSPITA SARI ( STIE AKBP PADANG)

Kamis, 19-02-2009 17:25:43 oleh: Mediyansyah Taharani

Pengaruh negatif globalisasi dari segi ekonomi, tentulah bukan sekadar dari sudut "rasa cinta" pada produk DN, tapi begitu kongkret! Bahwa modal kuat dari Korporasi Multinasional betul-betul bisa melibas dan menelan sumber daya kita. Dan kemudian memeras (menghisap) banyak sumberdaya kekayaan bangsa kita untuk di-alir-kan ke pusat-pusat kekuasaan itu (baik negara atau korporasi asing). Kita yang sekarang tergagap, bisa-bisa jadi kuli di negara sendiri (sumberdaya kita menguap ke LN tanpa imbas berarti bagi kesejahteraan rakyat). Dus, perlu strategi untuk memenangkan penguasaan atas aliran kapital global. Tidak cukup sekadar cinta produk DN.

Senin, 23-02-2009 17:01:43 oleh: Indra Kusumayasa Globalisasi sudah bagian dari Rencana-Nya. Ini hanyalah sebuah tahap awal sebuah proses percepatan menjadi sebuah peradaban yang lebih maju. Dalam hal ini suatu wilayah menjadi saling terkait dengan wilayah lain di lintas negara dan Benua. Apapun yang terjadi dalam suatu Negara mampu memberikan imbas langsung pada negara lain tergantung dari derajat keterkaitan hubungan antar negara. Penyempitan Ruang waktu melalui Internet dan Sarana transportasi massal yang makin murah. there's still phase-phase selanjutnya. Setidaknya tidak akan kiamat sampai 500 tahun ke depan.

Selasa, 03-03-2009 09:37:02 oleh: Iwan Cahyo Suryadi Kajian yang menarik. Menurut saya, perlu ada batas pemisah antara nasionalisme dan teori romantisme kebangsaan Umumnya para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah

bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.

Dikutip dari wikipedia, Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjad saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.

Selasa, 17-03-2009 19:45:49 oleh: TRI DARMIYATI

Wow, ternyata tulisan saya masih mendapat sambutan komentar. Tak kusangka. Tapi memang membicarakan nasionalisme dan kaitannya dengan globalisasi yang sedang berlangsung ini, tidak akan bisa berhenti. Dua hal ini tidak bisa dipisahkan di era modern ini. Satu hal yang membuat saya menulis tulisan ini adalah keprihatinan terhadap kondisi bangsa. Tapi sekarang, saya cukup senang. Kepedulian terhadap bangsa mulai tumbuh. Bahkan untuk golongan muda yang kini turut meramaikan dunia politik di Indonesia. Prestasi anak muda dalam berbagai kompetesi yang positf juga turut bermunculan. Tapi satu hal yang masih mengganjal, dunia hedonisme tetap merasuk sebagian besar masyarakat. Anyway, rupanya tulisan saya ini cukup membantu teman-teman yang masih duduk di bangku SMA. Buat semua temanteman SMA yang udah menjadikan tulisan saya sebgai bahan pelajaran, Bagaimana hasilnya?tanggapan guru bgman?satu hal yang saya harapkan, jangan hanya menjadikan tulisan saya hanya sebagai sumber. Tapi saya berharap,tulisan ini juga merasuk ke pikiran teman-teman untuk menumbuhkan kepedulian terhadap bangsa. Tak muluk2lah, mulailah peduli di lingkungan terkecil dulu ok. Ehm saya bukan pak, jadi jgann dipanggil pak kelihatan tua gitu.saya ini mahasiswi yang masih menimba ilmu sama sepreti kalian.17+.(plus bberapa tahun he..he..).komentara yang lain besok yak.. Sebagian komentar akan saya balas. Memang agak lama, saya membalas tak apa kan.

artikel nya bagus banget, sangat membantu dalam tugas sekolah. yg saya mau tanyakan, tolong jelaskan pengertian : "kemajuan teknologi informasi dan komunikasi mendorong terjadinya globalisasi" saya ingin tau lebih dalam krn akan membuat presentasi ttg hal tsb. thank yoou

Untuk memakmurkan bangsa ini. bangsa indonesia harus meningkatkan rasa Nasionalisme yang tinggi.salah satu contoh saja mari seluruh anak Bangsa dari kepala Negara Ibu Negara.para Bapak dan Ibu Menteri,Gubernur BupaTI cmT LURh kepL DesA Dn DAN Seluruh RAKYAT Indonesi Harus MENCINTAI I DAN MEMPERGUNkaN PRODUKSI dALAM NEGERI. Ibu Negara dan Ibu2 menteri belanjalah kepasar tradisional membeli sayur dalam negeri kalau ke Mall belanjalah wortel dalam Negeri kalau beli Jeruk belilah jeruk Medan tidak usah beli jeruk impor, Jadi seluruh Bangsa indonesia harus membeli Produksi dalam Negeri, walaupun kwalitetnya agak kurang sedikit dan harganya sedikit lebih tinggi.Kalau tidak ada lagi yang membeli barang impor, importir yang Anasionalis nanti akan rugi dan berhenti mengimpor. Lihat orang jepang walaupun harga beras mereka mencapai Rp 50.000 per kilo mereka pantang mengimpor beras dengan alasan agar petani mereka tetap makmur.Kita perhatikan di Mall semua menyenangi barang impor cobalah Ibu Negara dan Ibu2 menteri memberi contoh berbelanja dengan membeli peroduksi dalam Neger.Disamping itu Marilah semua memulai hidup sederhana,kita liaht di India dalam rangka penghematan semua Pejabat dari Atertinggi sampai terendah menggunakan mobil Fiat 110 buatan dalam Negeri, yang membedakan hanya tahun pembuatannya saja. Berapa Banyak devisa kita habis

membeli kendaraan setiap tahun tidak ternilai apa saja yang diperoduksi di Jepang dan Korea serta Eropah dan Amerika kita beli untuk memenuhi Gengsi dicap sebagai orang kaya tidak peduli hasil Korupsi atau kredit padahal fungsi kendaraan untuk mencapai tujuan. Perhatikan orang Jepang mereka kekantor dari rumah walaupun Pakai Jas naik sepeda, setelah itu naik kereta api dan dari stsiun ke kantor jalan kaki.Selama Bangsa ini tidak mmencintai Produksi sendiri, hidup boros dan tidak menerapkan kesederhanaan jangan harap Bangsa ini akan jadi lebih baik, PERLI ADA REVOLUSI DALAM DALAM NASIONALISME UNTUK KESEJAHTERAAN.

globalisasi akan terus berjalan seiring waktu tanpa bisa dicegah yang paling penting kita harus bisa memilih. komunikasi antara elemen2 masyarakat pemerintah dan sampai terkecil di tingkat keluarga harus lebih dipertahankan saling mengingatkan satu sama lain untuk dapat memanfaatkan efek baik globalisasi dan meninggalkan bahkan menghilangkan efek2 negatifnya

Anda mungkin juga menyukai