Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PANCASILA DAN PENGARUHNYA


TERHADAP GLOBALISASI
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah: Pancasila
Dosen Pengampu: Alfi Nikmah, M.Pd.I

Disusun oleh:
Kelompok 7 - (PAI D1AIR)
1. Fazada Naila Khoirin (2310110135)
2. Noval Ahmad Haqiqie (2310110136)
3. Silma Safira Khoirun Nisa (2310110148)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar Negara sangat berperan penting bagi kehidupan
bangsa dalam menyikapi zaman yang terus berkembang karena nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila dapat dikembangkan beriringan dengan kehidupan
bangsa Indonesia. Pancasila sebagai suatu dasar filsafat Negara, maka sila-sila
Pancasila merupakan suatu sistem nilai, oleh karena itu sila-sila Pancasila itu pada
hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Pancasila diartikan sebagai serangkaian nilai,
yakni nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, serta nilai
keadilan. Nilai Pancasila tersebut merupakan nilai kesatuan yang utuh dan bulat
dalam rangka mencapai cita-cita yang sama. Pancasila yang merupakan serangkaian
nilai tidak hanya diciptakan atau dihasilkan dari perenungan serta pemikiran
seseorang, melainkan digali dari nilai kebudayaan serta kekayaan masyarakat
Indonesia itu sendiri.
Globalisasi merupakan salah satu hal yang membawa dampak perubahan
langsung bagi tatanan kehidupan masyarakat. Belakangan ini, banyak generasi muda
yang mengalami kerusakan moral akibat banyak faktor yang mempengaruhi dirinya
diantaranya karena adanya dampak dari arus globalisasi yang berlangsung secara terus
menerus, lingkungan tempat tinggal, teman bergaul, media elektronik yang semakin
canggih, serta hal-hal negatif lain yang dapat memberikan pengaruh bagi
kehidupannya. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila sudah
mulai luntur di kehidupan masyarakat. Keadaan ini juga cukup memprihatinkan
karena generasi muda merupakan generasi yang diharapkan dapat meneruskan
perjuangan-perjuangan dalam rangka membangun bangsa Indonesia.
Dengan adanya hal tersebut, di era globalisasi ini Pancasila sangat diperlukan
dalam upaya membatasi diri untuk memilih budaya mana yang dapat dipilih serta
dapat bermanfaat bagi kehidupan bangsa Indonesia. Seperti yang diketahui, kini
banyak generasi muda yang moralnya sudah rusak akibat pengaruh globalisasi. Selain
itu, diperlukan juga adanya kesadaran untuk menyikapi globalisasi ini secara bijak
agar globalisasi dapat memberikan pengaruh dan manfaat bagi perkembangan serta
kemajuan bangsa Indonesia itu sendiri. Di era globalisasi ini juga mengharuskan kita
agar dapat mengupayakan kembali implementasi serta aktualisasi nilai-nilai Pancasila.
Hal ini perlu diupayakan agar generasi penerus bangsa senantiasa menghayati serta
mengamalkan nilai luhur yang termuat dalam Pancasila, serta nilai-nilai luhur tersebut
dapat tetap digunakan sebagai acuan hidup bangsa Indonesia di era globalisasi ini. Hal
ini dikarenakan Pancasila merupakan pedoman hidup bagi bangsa Indonesia dalam
melaksanakan kehidupan bermasyrakat, berbangsa dan bernegara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pancasila?
2. Mengapa pendidikan Pancasila sangat diperlukan pada era globalisasi?
3. Bagaimana peran Pancasila terhadap globalisasi?
4. Bagaimana Implementasi pancasila dalam menghadapi tantangan globalisasi?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah prinsip dan pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Pancasila memiliki serangkaian nilai yakni ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat. Pancasila bukan hanya rumusan yang terbentuk secara instan tanpa
memiliki sumber yang kuat, melainkan pancasila adalah rumusan dasar Negara yang
bersumber pada nilai-nilai moral kepribadian bangsa Indonesia, baik nilai agama,
sosial, dan budaya yang telah melekat bersamaan dengan eksistensi bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai suatu nilai tidak begitu saja muncul dengan cepat tanpa
memiliki kekuatan yang serius karena pancasila merupakan dasar Negara yang
diperoleh dari keutamaan karakter Negara Indonesia, baik sifat-sifat sosial maupun
kemasyarakatan yang telah dikaitkan dengan keberadaan Negara Indonesia. Banyak
perjuangan dari para pemimpin bangsa dimasa lalu dalam merumuskan Pancasila,
mulai dari rapat BPUPKI pertama hingga pembentukan panitia Sembilan.

B. Pentingnya Pendidikan Pancasila di Era Globalisasi


Pendidikan Pancasila memiliki peranan yang sangat penting dalam
menanamkan jiwa nasionalisme pada generasi muda di era globalisasi sebagai
benteng agar tidak terseret pengaruh negatif globalisasi. Pancasila merupakan dasar
Negara Republik Indonesia yang memiliki nilai luhur dan makna tersendiri pada
setiap silanya karena nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila Pancasila diambil
dari nilai kehidupan masyarakat bangsa Indonesia yang sudah ada sejak dahulu kala.
Adapun makna dan nilai yang terkandung di dalam pancasila serta urgensinya bagi
generasi muda tersebut di antaranya yaitu:
1. Sila pertama mengandung nilai Ketuhanan atau relijiusitas, nilai ini
merupakan nilai yang berkaitan dengan keterikatan individu terhadap
sesuatu yang dianggap memiliki kekuatan yang mulia, agung, dan suci.
Hal ini bahwasannya, Ketuhanan merupakan citra hidup yang bertujuan
untuk menjadikan masyarakat yang berketuhanan, sehingga akan
membentuk generasi muda yang mempunyai semangat dalam berbuat
kebajikan semata mata untuk meraih ridho Tuhan. Berdasarkan pandangan
etis agama, negara yang berdasarkan pada Ketuhana Yang Maha Esa
adalah negara yang menjamin kebebasan setiap warga negaranya untuk
memeluk agama sertakepercayaan masing-masing dan menjalankan
ibadatnya. Sehingga beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa sudah
menjadi kewajiban bagi warga negara Indonesia sebagai masyarakat yang
beragama.¹ Berdasarkan penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa,
dengan adanya nilai Ketuhanan generasi muda dapat menjadikannya
sebagai tameng yang kokoh untuk menangkal pengaruh negatif yang
dibawa oleh arus globalisasi.
2. Sila kedua mengandung nilai kemanusiaan atau moralitas, makna dari nilai
ini yaitu manusia selaknya besikap adil dan beradab sebagai kesadaran
manusia dalam asas kehidupan. Sebab, manusia sebagai makhluk yang
beradab memiliki kesanggupan untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Manusia yang beradab mampu menerima dengan tulus segala kebenaran
yang ada dengan pola kehidupan masyarakat yang seimbang dan teratur
serta mematuhi segala peraturan hukum global yang ada. Dengan adanya
nilai kemanusiaan atau moralitas dalam diri seseorang maka akan muncul
jiwa semangat dan usaha yang gigih untuk melakukan perbuatan yang
positif di dalam masyarakat dan alam semesta, serta dapat di
implementasikan dalam wujud cinta damai, harmoni, serta toleransi.² Nilai
kemanusiaan sangat diperlukan sebab di era globalisasi saat ini banyak
sekali generasi muda yang tidak menghargai hak orang lain dan tidak
menjalankan kewajibannya sebagai generasi muda. Dengan demikian, jiwa
generasi muda yang di landasi dengan nilai kemanusiaan mampu
membentuk perilaku positif seperti saling menghargai hak dan kewajiban
antar sesama, dimana adanya implementasi tersebut dapat membendung
nilai negatif dari globalisasi yang dapat menyebabkan degradasi moral.
3. Sila ketiga mengandung nilai persatuan dan kebangsaan, maknanya bangsa
Indonesia yang kaya akan keberagaman agama, suku, bahasa, daerah, dan
budaya dapat dipersatukan. Secara universal nilai yang terkandung dalam
kode etik tersebut diantaranya yaitu: (1) persatuan dan kesatuan seluruh
rakyat Indonesia; (2) rasa cinta dan bangga tehadap tanah air Indonesia;
(3) persatuan dan kesatuan yang berbentuk Bhineka Tunggal Ika.³ Manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial merupakan kodrat manusia
yang bersifat monodualis. Oleh karena itulah manusia memiliki
keberagaman dan perbedaan antar individu, ras, suku, agama, kelompok,
maupun golongan. Sehingga konsekuensinya di negara Indonesia terdiri
dari keberagaman, namun dapat dipersatukan menjadi satu kesatuan
dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.⁴ Globalisasi hadir dengan
kecanggihan teknologi informasi yang memudahkan segala
aktivitasmasyarakat khususnya generasi muda, akan tetapi kebanyakan
dari mereka terlalu menyibukkan diri dengan dunia maya sehingga lupa
dan bahkan tidak peduli akan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dapat
membentuk generasi muda yang bersifat individualistik yang dapat
melunturkan jiwa nasionalisme bangsa. Oleh kerana itu, dengan adanya
nilai persatuan yang tertanam dalam jiwa generasi muda, maka tentunya
semangat nasionalisme pun juga terbentuk karena pada prinsipnya
nasionalisme ditandai dengan tindakan rela berkorban, serta menempatkan
kepentingan bangsa demi kesatuan dan persatuan bangsa diatas
kepentingan pribadi dan golongan.
4. Sila keempat mengandung nilai kerakyatan, yang maknanya bahwa
kerakyatan mempunyai prinsip untuk membuat Indonesia bangkit dan
menggali setiap potensi masyarakat di era modern. Ini artinya bahwa, nilai
kerakyatan mampu menuntun masyarakat dan membuat masyarakat tabah
dalam menguasai diri saat bangsa Iindonesia sedang mengalami gejolak
yang hebat dalam menciptakan pembaharuan dan perubahan demi
kemajuan bangsa. Selain itu juga, dalam sila keempat ini terkandung nilai
permusyawaratan dan perwakilan, yang mengandung makna bahwa
manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan dan adanya
sikap saling menghargai antar sesama untuk mencapai tujuan bersama. Ini
artinya, asas permusyawaratan dan perwakilan berlaku dalam setiap
pengambilan keputusan dan adanya kebebasan dalam menyuarakan
pendapat namun tetap mengikuti etika yang ada. Berdasarkan uraian
tersebut menunjukan bahwa nilai kerakyatan, permusyawaratan, dan
perwakilan perlu sekali untuk ditanamkan dan dipertahankan dalam jiwa
generasi muda, karena dengan demikian ditengah arus globalisasi pun
mereka dapat menghargai kebebasan orang lain dalam menyuarakan
pendapat dan menyampaikan suara dalam etika yang baik. Perlu diketahui
bahwa di era globalisasi saat ini banyak sekali generasi muda yang
menyampaikan suaranya dengan etika yang kurang baik di media sosial,
oleh karena itulah peran dari nilai sila keempat ini melengkapi peran dari
sila yang lain.
5. Sila kelima mengandung nilai keadilan, yang maknanya bahwa seluruh
rakyat Indonesia berhak untuk mendapatkan perlakuan yang adil dalam
semua aspek kehidupan. Adil artinya yaitu menempatkan segala sesuatu
sesuai dengan porsinya. Segala sumber yang ada di Indonesia
dipergunakan untuk mencapai kebahagiaan dan kemakmuran yang merata
bagi seluruh rakyat Indonesia, dan juga untuk melindungi masyarakat yang
lemah. Dari penjabaran ini dapat dilihat bahwa nilai keadilan yang
terkandung dalam Pancasila sangat penting untuk di implementasikan
dalam jiwa generasi muda untuk memupuk semangat nasionalisme di era
globalisasi, karena dengan nilai keadilan generasi muda bisa lebih bijak
lagi dalam menempatkan segala sesuatu sesuai dengan porsinya.
Generasi muda memiliki tugas yang fundamental, sikap dan perilaku generasi
muda mempengaruhi nasib bangsa Indonesia saat ini dan di masa mendatang. Sebab,
generasi muda adalah generasi penerus masa depan bangsa. Pengimplementasian
nilai-nilai Pancasila dalam setiap aktivitas generasi muda sangat penting untuk
diterapkan agar jiwa dapat nasionalisme tertanam dengan kuat. Oleh sebab itulah
penanaman nilai-nilai Pancasila harus lebih ditingkatkan dan harus dilakukan sesegera
mungkin sejak dini, apalagi di tengah-tengah arus globalisasi saat ini. Karena,
globalisasi terjadi secara menyeluruh di segala penjuru dunia tak terkecuali di
Indonesia. Globalisasi tentunya membawa berbagai macam nilai dan budaya dari luar
baik itu negatif maupun positif. Nilai-nilai negatif dan budaya dari luar yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dapat merongrong semangat
nasionalisme pada generasi muda. Maka dari itu, semangat nasionalisme yang mulai
terkikis dapat ditumbuhkan kembali melalui penanaman nilai-nilai Pancasila.
Upaya paling mendasar yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai
Pancasila yaitu melalui pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan tersebut dapat
dimulai dari tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA) atauSekolah Menengah Kejuruan (SMK), hingga pada tingkat
pendidikan Perguruan Tinggi. Pendidikan merupakan awal dalam penanaman nilai-
nilai Pancasila karena pendidikan memiliki keterkaitan ikatan yang erat dengan
Pancasila itu sendiri, khususnya Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Upaya selanjutnya yang dapat dilakukan yaitu memupuk dan
menumbuhkan rasa nasionalisme melalui kegiatan yang berkaitan dengan
kenasionalan contohnya saja seperti memperingati hari kemerdekaan Indonesia, hari
sumpah pemuda, hari Kartini, hari lahirnya Pancasila, hari sumpah pemuda, hari
kebangkitan nasionaldan masih banyak lagi. Bagi generasi muda khususnya para
pelajar dapat menanamkan rasa nasionalismenya melalui belajar dengan bersungguh-
sungguh sebagai salah satu kewajiban yang paling utama, semangat dalam berkarya
dan menghasilkan prestasi yang membanggakan diberbagai bidang demi
mengharumkan nama baik Indonesia, serta cinta dan bangga menggunakan produk-
produk dalam negeri sehingga tak hanya jiwa nasionalisme saja yang meningkat,
namun perputaran roda perekonomian Indonesiapun juga semakin maju. Adapun
upaya lain yang bisa dilakukan yaitu dengan membuat suatu karya yang bertemakan
cinta tanah air, kepahlawanan, dan lain sebagainya yang bersifat nasional sehingga
dalam proses pembuatan karya tersebut generasi muda akan teringat kembali dengan
perjuangan para pahlawan bangsa sebelumnya dan dengan demikian rasa
nasionalisme dalam diri mereka akan tertanam dan tumbuh di jiwa mereka.

C. Peran Pancasila Terhadap Globalisasi


Di era yang sangat berkembang ini dengan adanya pengaruh globalisasi
Pancasila yang berfungsi sebagai dasar Negara sangat penting perannya sebagai
pembatas agar masyarakat dapat memfilterisasi budaya yang baik dan buruk serta
sesuai dengan nilai dari Pancasila. Semua itu juga perlu dukungan dari kesadaran
masyarakatnya sendiri akan bahayanya pengaruh buruk globalisasi terhadap bangsa
ini. Hal lain yang diharuskan dalam menghadapi globalisasi yaitu mengaktualisasikan
Pancasila dalam bermoral atau bertingkah laku. Dalam mewujudkan aktualisasi
Pancasila, pada setiap nilai yang terkandung di dalamnya dijabarkan dalam bentuk
norma-norma atau peraturan-peraturan yang ada keterkaitannya dengan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Setidaknya ada sepuluh nilai yang harus
ditanamkan terhadap generasi untuk bertingkah laku yang baik yaitu, Kebijaksanaan
(wisdom), Keadilan (justice), Keteguhan (fortitude), Kontrol diri (self control), Cinta
dan Kasih Sayang (love), Perilaku positive (positive attitude), Kerja keras (hard
work), Kemampuan mengembangkan potensi (resourcefulness), Integritas (integrity),
Kerendahan hati (humility).
Peranan Pancasila menghadapi fenomena global terhadap masyarakat
Indonesia dapat diaktualisasikan dan dijabarkan dalam sila-sila berikut ini :
1. “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang memiliki arti percaya terhadap Tuhan dan
menjalankan kewajibanNya serta tidak memaksakannya terhadap orang lain.
Ketika masyarakat sudah percaya akan Tuhan dan tetap menjalankan
kewajibanNya tidak akan cepat terpengaruh dan tetap bisa menjaga dari pengaruh
global, salah satu contoh Isis yang mulai mempengaruhi islam-islam di seluruh
dunia dengan pengaruh radikalisme yang sangat kuat. Ketika masyarakat
Indonesia sudah percaya terhadap Tuhan dan mengetahui bahwa Islam di
Indonesia tidak ada campur tangan dari negara manapun, fenomena global dan
pengaruh budaya dari luar tidak akan masuk ke Indonesia.
2. “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” artinya mengakui persamaan derajat
sesama manusia dalam hal hak dan kewajiban. Tidak hanya mengakuinya di
dalam negara saja, tetapi antar negara lain juga saling menghormati.
3. “Persatuan Indonesia, pada sila ini terdapat nilai yang menunjukkan kodrat
manusia sebagai suatu individu dan makhluk sosial. Dalam kehidupan di negara
Indonesia yang memiliki beragam perbedaan dari mulai individu hingga dalam
suatu kelompok, agama, ras, maupun golongan, maka hal ini berperan penting
untuk dapat memperkuat persatuan dan kesatuan yang juga tertuang dalam
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
4. “Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan” artinya demokrasi dan seluruh pengambilan
keputusan akan selalu berdasarkan hasil musyawarah dan kepentingannya untuk
bangsa dan negara. Jadi dapat dikatakan sila keempat akan memfilterisasi budaya
barat ketika hasil keputusan dari masyarakat Indonesia terhadap masuknya budaya
barat tidak disetujui.
5. “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” artinya menjaga keseimbangan
antara hak dan kewajiban untuk memajukan kehidupan sosial. Jadi keadilan
sangat diutamakan di dalam sila kelima ini, ketika fenomena global dan pengaruh
modern barat tidak menjadi suatu keadilan bagi masyarakat Indonesia maka tidak
bisa dikatakan bahwa hal tersebut bisa masuk ke Indonesia.
Globalisasi merupakan proses mendunianya suatu hal sehingga batas negara
akan hilang. hal ini sangat erat kaitannya dengan perubahan sosial yang terjadi di era
saat ini. Dimana globalisasi yang didorong oleh kemajuan IPTEK dan seluruh aspek
yang lebih maju di suatu negara serta dapat menghilangkan batas negara satu dengan
lainnya. Maka dari itu setiap negara diperlukan suatu dasar negara agar terdapat
batasan diantara negara tersebut.

D. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila pada Era Globalisasi


Pada kenyataannya, kita harus mengakui bahwa Pancasila belum mendapatkan
kedudukan yang tepat di hati bangsa Indonesia pemahaman nilai-nilai Pancasila
belum benar-benar dipahami atau dihayati. Terbukti dari banyaknya implementasi
budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila
perlu ditanamkan kembali khususnya bagi generasi muda dalam proses
mengembangkan dirinya yang akan melakukan pembangunan Indonesia di masa yang
akan datang. Berikut Implementasi Nilai-Nilai Pancasila pada Era Globalisasi :
1. Sebagai pribadi seseorang dapat bersikap sebagai hamba tuhan sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing yang mampu bersyukur
dan menghargai ciptaan tuhan yang lainnya, sehingga tercipta keadilan di
dalam kehidupannya.
2. Sebagai anggota keluarga dan masyarakat, seseorang dapat menempatkan
dirinya dengan benar sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Ia harus paham
dan mampu menempatkan hak dan kewajiban dalam kebersamaan hidup.
3. Sebagai warga Negara, seseorang harus mampu memahami hak dan
kewajiban sesuai dengan peraturan yang berlaku, mampu membawa
dirinya secara tepat dalam hubungan dengan warga lain.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pancasila adalah prinsip dan pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia. Pancasila bukan hanya rumusan yang terbentuk secara instan tanpa
memiliki sumber yang kuat, melainkan pancasila adalah rumusan dasar Negara yang
bersumber pada nilai-nilai moral kepribadian bangsa Indonesia, baik nilai agama, sosial,
dan budaya yang telah melekat bersamaan dengan eksistensi bangsa Indonesia. pancasila
merupakan dasar Negara yang diperoleh dari keutamaan karakter Negara Indonesia, baik
sifat-sifat sosial maupun kemasyarakatan yang telah dikaitkan dengan keberadaan
Negara Indonesia.
Pendidikan Pancasila memiliki peranan yang sangat penting dalam menanamkan
jiwa nasionalisme pada generasi muda di era globalisasi sebagai benteng agar tidak
terseret pengaruh negatif globalisasi. Globalisasi tentunya membawa berbagai macam
nilai dan budaya dari luar baik itu negatif maupun positif. Nilai-nilai negatif dan budaya
dari luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dapat merongrong
semangat nasionalisme pada generasi muda. Oleh sebab itulah pengimplementasian
nilai-nilai Pancasila dalam setiap aktivitas generasi muda sangat penting untuk
diterapkan agar jiwa nasionalisme dapat tertanam dengan kuat.
Dengan adanya pengaruh globalisasi Pancasila yang berfungsi sebagai dasar Negara
sangat penting perannya sebagai pembatas agar masyarakat dapat memfilterisasi budaya
yang baik dan buruk serta sesuai dengan nilai dari Pancasila. Semua itu juga perlu
dukungan dari kesadaran masyarakatnya sendiri akan bahayanya pengaruh buruk
globalisasi terhadap bangsa ini.
Berikut Implementasi Nilai-Nilai Pancasila pada Era Globalisasi :
1. Sebagai pribadi, seseorang dapat bersikap sebagai hamba tuhan sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing yang mampu bersyukur dan
menghargai ciptaan tuhan yang lainnya, sehingga tercipta keadilan di dalam
kehidupannya.
2. Sebagai anggota keluarga dan masyarakat, seseorang dapat menempatkan
dirinya dengan benar sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Ia harus paham dan
mampu menempatkan hak dan kewajiban dalam kebersamaan hidup.
3. Sebagai warga Negara, seseorang harus mampu memahami hak dan kewajiban
sesuai dengan peraturan yang berlaku, mampu membawa dirinya secara tepat
dalam hubungan dengan warga lain.
DAFTAR PUSTAKA
Asmaroini, A. P. (2017). Menjaga Eksistensi Pancasila dan Penerapannya bagi
Masyarakat di Era Globalisasi. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 1(2), 50-64.
Aulia, S. S. Pancasila di Arus Globalisasi dalam Memperkuat Reformasi Moral
Indonesia. Artikel Seminar Nasional : Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila di Era Reformasi.
FKIP Universitas Ahmad Dahlan.
Ami, Yolanda, Mahfuza, Hasnah. 2019. “Pancasila Sebagai Dasar Negara”. Diakses
dari: file:///C:/Users/User/Downloads/PPKN%20KELOMPOK%201%20PGMI3&20SEM
%205.pdf.
Nafisah, S., & Dewi, D. A. (2021). Nilai-Nilai Pancasila Untuk Meningkatkan
Nasionalisme di Era Global, Konstruksi Sosial: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial, 1(10), 1-6.
Ayu, F. M., & Trisiana, A. (2017). Penguatan Pancasila Dalam Perbuatan (Alternatif
Tindakan Kuratif di Era Globalisasi). Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan
Kewarganegaraan, 4(2), 14-18.
Suargana, L., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam
Wawasan Kebangsaan di Era Globalisasi. Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian
Pendidikan Kewarganegaraan, 10(2), 49-58.
Asmaroini, A. P. (2016). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Bagi Siswa di Era
Globalisasi. Citizenship: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 4(2), 440-450.
Regiani, E., & Dewi, D. A. (2021). Pudarnya Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan
Masyarakat di Era Globalisasi. Jurnal Kewarganegaraan, 5(1), 30-38.
Nasution, Robby. 2017. “Pengaruh Globalisasi Terhadap Perubahan Sosial di
Indonesia”. Vol.2, diakses dari: file:///C:/Users/User/Downloads/981-2480-1-SP.pdf.

Anda mungkin juga menyukai