Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Buku ini mendiskripsikan tentang kemajuan sebuah bangsa yang
ditentukan oleh keunggulan peradabannya, karena ingin membangun
peradaban sebuah bangsa maka bangsa tersebut harus menjunjung tinggi
peraturan-peraturan yang berlaku, norma dan juga nilai-nilai kebudayaan
yang ada dimasyarakat sehingga tidak ada saling menyalahkan dan mencela
anatar satu dengan lainnya.
Membangun peradaban, bangsa Indonesia harus mampu mewujudkan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membangun
sumber daya manusia yang terampil dalam memanfaatkan IPTEK, berbudaya
dan bermoral yang berakat dari nilai-nilai agama, karena agama merupakan
unsur pokok dalam menjadikan suatu bangsa menjadi beradap dan agama
merupakan karakteristik sentral yang menentukan peradaban suatu bangsa.
Buku ini penting dibahas karena secara keseluruhan, buku Prof. Dr.
Achmad Juntika Nurihsan, M.pd “Membangun peradaban melalui
pendidikan dan bimbingan” akan sangat bermanfaat bagi semua tenaga
pendidik dan psikologi pendidikan, termasuk guru/dosen untuk membentuk
karakteristik dan peradaban kehidupan insan yang kamil nantinya .
Kelebihannya antara lain adalah melakukan pendekatan pembelajaran
dengan membangun peradaban yaitu dengan pancasila, dan juga sistematis.
Sehingga memudahkan pemahaman dan pembelajarannya. Kemudian yang
tidak kalah pentingnya lagi dari buku ini adalah upaya menggunakan
pendekatan islami dalam membahas topik-topik membangun peradaban
melalui pendidikan dan bimbingan. Tentunya akan lebih efektif lagi jika
dalam membaca buku ini dilengkapi dengan bacaan lain yang homogen.

FITRI HIJRI KHANA (131020180004)


Bedah Buku Membangun Peradaban 1
2

B. Ruang Lingkup
Pada Bab I penulis memaparkan tentang asbabul nuzul nya manusia
baik sikap, perkembangan manusia, proses kehidupan manusia mulai dari
buayan sampai keliang lahat serta semua yang berhubunngan dengan manusia
karena dengan adanya manusia kehidupan itu ada yang semua itu dijelaskan
sesuai dengan Al-quran dan hadis.
Pada BAB II tentang hakikat pendidikan, penulis menjelaskan bahwa
ada 3 faktor yang mempengaruhi peradaban bangsa, yaitu agama, tradisi
keilmuan dan mengembangkan sumber daya manusia yang bermutu. Dengan
adanya keseimbangan antara dunia fisik dan dan dunia religius mampu
menciptakan kualitas karakter yang lebih baik, karena hal tersebut mampu
melahirkan moral dan etika yang santun dan beraklakul karimah yang
menjadi pondasi dasar untuk berdirinya sebuah peradaban kehidupan
manusia. Kemudian dalam membangun peradaban yang baik juga harus
didampingin dengan faktor-faktor paendidikan yang bermutu baik dari segi
ekonomi, politik sosial dan lainya. Hal penting yang perlu diperhatikan dari
segi pendidikan adalah bagaimana cara untuk mewujudkan proses
pembelajaran agar peserta didik mampu secara aktif mengembangkan potensi
dirinya dalam proses pembelajaran. Dimana semua proses dalam pendidikan
semua lapisan masyarakat mampu menjangkau, tidak memandang kaya dan
miskin. Karena salah satu yang menjadi penyebab kemunduran peradaban
suatu bangsa adalah kemerosotan pendidikan, penelitian dan teknologi.
Walaupun hal ini tidak terlepas dari agama dan relegius.
Pada BAB IV tentang membangun peradaban bangsa indonesia melalui
pendidikan dan bimbingan komprehensif yang bermutu,
Pada BAB V mendiskripsikan tentang peran guru dalam membangun
peradaban bangsa, dalam bab ini dijelaskan mengenai suatu bangsa dikatakan
beradap apabila dalam keseharian atau dalam kehidupannya telah
menunjukkan akhlak yang baik, bermoral, cerdas, dapat berargumen dengan
penguasaan ilmu yang dimiliki, dan teknologi. Dalam hal ini semua harus
seimbang dan belence.
3

Pada BAB VI tentang peran psikologi pendidikan dalam


mengembangkan kapasitas guru, dalam bab ini mengulas bagaimana seorang
guru harus mempelajari ilmu psikologi sebelum memulai proses belajar
mengajar karena dengan mempelajari ilmu psikolgi guru bisa menempatkan
diri sebagaimana mestinya, guru tahu bagaimana menghadapi siswanya,
mengatur dan menerapkan landas an pendidikan yang sesuai. Ilmu psikologi
ini bisa membantu seorang pendidik dalam menghadapi siswanya yang unik,
yang berbagai macam karakternya, baik dari segi sikap, prilaku, kecerdasan,
motivasi siswa itu sendiri.
Pada BAB VII tentang peran psikologi pendidikan dalam membangun
karakter bangsa indonesia.
BAB VIII menjelaskan tentang pembinaan karakter. Kita tahu bahwa
salah satu sasaran pendidikan adalah membangun karakter. Seperti yang telah
dijelaskan oleh Djawad Dahlan (2007) pendidikan adalah penyemaian dan
penanaman adab secara utuh, Allah telah mengutus Rasullullah untuk
menjadi tauladan manusia untuk penympurnaan akhlakul qarimah.
Pendidikan diarahkan agar manusia mampu menjalankan kehidupanya sesuai
dengan fitrah yang telah Allah ciptakan manusia mampu menjalankan fungsi
kemanusiaannya sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah di bumi minimal
untuk dirinya sendiri, dalam menjalani semua proses kehidupan ini manusia
harus berpendidikan, dengan pendidikan manusia bisa mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermutu dan bermatabat serta
menjadi insan yang beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
beraklak mulia, kreatif bertanggung jawab dan lain-lain.
Bab IX menjelaskan tentang implementasi pembinaan karakter
mahasiswa ada beberapa program pembinaan karakter mahasiswa melalui
kegiatan tutorial pendidikan agama islam yaitu seperti rasional, cakupan,
tujuan acuan dan prosedur. Sedangkan program pembinaan karakter dalam
segi pengabdian masyarakat yang memili rasional yang jelas yaitu
meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat.
4

BAB II
ANALISIS BUKU

A. Deskripsi Umum
1. BAB II : Hakikat Pendidikan
Abad sekarang adalah abad ilmu pengetahuan, teknologi dan spiritual
(relegius). Abad ini ditandai dengan adanya keseimbangan, keserasian, dan
keharmonisan antara dunia fisik dan dunia spiritual. Maka untuk mencapai
hal ini diperlukannya upaya pendidikan.
Untuk membangun peradaban bangsa indonesia yang kokoh maka ada
hal-hal perlu diperhatikan, yaitu pentingnya pendidikan moral dengan etika
keagamaan dan keutamaan manusia, tradisi keilmuan, dan mengembangkan
sumber daya manusia yang bermutu.
Faktor utama untuk membangun peradaban bangsa, yaitu agama.
Pentingnya pendidikan moral dengan etika keagamaan dan keutamaan
manusia dikarenakan ini merupakan pondasi dasar bagi berdirinya sebuah
keberadaban yang kokoh. Agama merupakan pondasi terkuat bagi kebaikan
dan keberdirian dunia, dengan agama dapat memalingkan jiwa dan hawa
nafsu dan melembutkan hati atas segala keinginan.
Agama juga merupakan unsur pokok suatu beradaban. Agama
merupakan faktor tepenting yang menentukan karakteristik suatu peradaban.
Untuk menjadi bangsa yang beradab, maka diperlukan nilai-nilai agama yang
kuat, yaitu dengan terus dibina dan di amalkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga bangsa indonesia menjadi bangsa yang peradabannya lebih baik.
Pendidikan moral pun harus diperhatikan, karena jika pondasi moral
lemah, maka peradaban akan terpuruk meskipun arus intelektual dan
kreativitas berjalan kuat di lingkungan masyarakat. Perkembangan moral juga
terkait erat dengan perkembangan ekonomi, maka tidak akan bisa kekuatan
ekonomi dan politik sanggup bertahan tanpa adanya landasan moral.
Faktor terpenting dalam membangun peradaban bangsa adalah tradisi
keilmuan, yaitu dengan ilmu kejayaan dan peradaban suatu bangsa bisa di

4
5

raih. Salah satu upaya dalam hal ini yaitu melalui pendidikan. Dalam
pendidikan dapat mengembangkan mutu personal dan membangun karakter
suatu bangsa. Karena suatu bangsa maju dan berkembang bukan karena
pesatnya perkembangan teknologi, tetapi karena karakter suatu bangsa
tersebut yang berbasis oancasila, yang diantaranya beriman kepada tuhan
yang maha ESA.
Dengan adanya pendidikan, manusia akan terus belajar dan belajar
sehingga dapat mengembangkan ilmunya. Dan tidak menjadikan suatu
kebudayaan merupakan suatu perbedaan, tetapi kebudayaan adalah bentuk
dari tingginya tingkat peradaban suatu bangsa.
Faktor yang membangun peradaban bangsa juga dipengaruhi dengan
mengembangkan sumber daya manusia yang bermutu. Dan hal ini dapat di
raih melalui pendidikan, dengan meratanya pendidikan maka setiap manusia
bisa mengembangkan ilmunya sehingga dapat mengantarkan setiap peserta
didik ini mampu untuk memenuhi kebutuhannya pada saat sekarang dan masa
yang akan datang.
Dari 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi peradaban bangsa, yaitu
agama, tradisi keilmuan dan mengembangkan sumber daya manusia yang
bermutu. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah dari segi pendidikan.
Dimana semua lapisan bisa menjangkaunya, tidak memandang kaya dan
miskin. Karena salah satu yang menjadi penyebab kemunduran peradaban
suatu bangsa adalah kemerosotan pendidikan, penelitian dan teknologi.
Walaupun hal ini tidak terlepas dari agama dan relegius. Karena saat suatu
bangsa tidak percaya dengan adanya tuhan, maka bangsa itu akan hancur,
contohnya saja Unisoviet.
Hal ini tidak mungkin bisa kita lakukan sendirian, tapi marilah sama-
sama kita membangun bangsa ini. Dan tentunya dengan peningkatan subsidi
pendidikan oleh pemerintah.
6

2. BAB IV: Membangun Peradaban Bangsa Indonesia Melalui


Pendidikan dan Bimbingan Komprehensif yang Bermutu.
a. Membangun peradaban bangsa indonesia melalui pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual agama,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Atribut kebutuhan peserta didik dipertegas dalam fungsi dan tujuan
pendidikan nasional, yaitu :
1) Fungsi : mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa.
2) Tujuan : untuk mengembangkan potensi peserta didik.
Atribut-atribut pokok mutu pendidikan, yaitu:
1) Relevansi
Kesesuaian dengan kebutuhan. Yang mana kurikulum dan proses
pembelajaran ini harus sesuai. Suatu institusi punya visi dan misi yang
bertujuan untuk mencetak lulusan yang seperti apa. Dan dalam hal ini
yang perlu di perhatikan agar lulusan sesuai dengan apa yang
diharapkan, yaitu isi kurikulum, silabus, kasesuaian buku
perpustakaan dengan kurikulum. Yang tentunya semua hal ini harus
sesuai dengan kebutuhan kerja.
2) Efisiensi
Ini menyangkut dalam hal anggaran. Yaitu, menghemat dalam
penggunaan sumber daya (dana, tenaga, waktu).
3) Efektivitas
Rencana yang sudah di atur dan di kaji dengan baik di harapkan sesuai
dengan hasil yang akan di capai, seperti ketepatan sistem, dan proses
yang sesuai harapan.
7

4) Akuntabilitas
Dapat atau tidaknya suatu kinerja dan produk dipertanggungjwabkan
secara agama, hukum, etika, dan nilai budaya. Jadi setiap materi
pembelajaran, peraturan, prilaku pelayanan kepada penelola lembaga
pendidikan, dan penelitian yang di lakukan harus bisa
dipertanggungjawabkan.
5) Kreativitas
Kemampuan suatu lembaga dalam berinovasi dan dapat menciptakan
suatu keterbaharuan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bisa
dilakukan yaitu dengan adanya pembaruan kurikulum yang sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi, menciptakan teori baru
dengan adanya penelitian, juga menciptakan metode pembalajaran
yang baru sehingga menimbulkan suasana belajar yang
meneyenangkan, keterbaruan materi pembelajran yang sesuai dengan
riset/literatur terbaru, dan mempunya alat untuk evaluasi diri.
6) Situasi menang-menang
Atribut mutu ini berhubungan dengan suasana yang menyenangkan
dalam suatu institusi sehingga semua bisa melaksanakan tugasnya
dengan baik, yaitud dengan adanya kebijakan yang adil,
kepemimpinan bersikap terbuka dan akrab, dan tidak ada yang berasa
tertekan.
7) Penampilan
Penampilan ini sangat penting sekali, merupakan kesan pertama setiap
kali bertemu dengan orang lain, maka yang perlu diperhatikan dari
penampilan ini, yaitu rapi, bersih, indah sehingga kalau dalam sebuah
lembaga pendidikan, hal ini bisa menjadikan hubungan lebih
harmonis. Yang perlu diperhatikan dalam lembaga pendidikan yaitu,
kebersuhan dan kerapian peserta didik, dosen, ruangan dan area
institusi tersebut.
8

8) Empati
Dalam hal ini semua ikut berperan dalam memberikan pelayanan
sepenuh hati, atasan kepada bawahan, penerima tamu yang
memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan pendidik yang berlaku,
baik, bijak dan adil kepada peserta didiknya.
9) Ketanggapan
Kemampuan suatu institusi, khususnya para pengelola yang
memberikan respons dan cepat tangap kepada pelanggan yang
membutuhkan.
10) Produktivitas
Kemampuan institusi dan seluruh staf pengelola untuk menghasilkan
produk sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, yaitu dengan
mengetahui jumlah mahasiswa yang lulus setiap tahun, jumlah
mahasiswa yang menyelesaikan kuliah tepat waktu, program
pengabdian berjalan atau tidak, jumlah penelitian dosen per tahun, dan
rancangan SAP dan mutu pembelajaran.
11) Kemampuan akademik
Kemahiran mahasisw dalam bidang keilmuan yang diambil. Hal ini
dapat dinilai dari hasil ujian, prestasi rata-rata, IPK yang 3 lebih, dan
mahasiswa yang mendapatkan penghargaan tingkat lokal dan nasional.
Atribut-atribut mutu pendidikan yang dijelaskan ini dijadikan dasar
dalam penyusunan mutu produk serta standar mutu sistem dan proses
pendidikan. Standar mutu pendidikan ini disusun secara lokal dulu,
kemudian nasional dan lanjut internasional. Dengan adanya standar mutu
pendidikan ini maka perencanaan, pengendalian, peningkatan akan lebih
efektif dan efesien.
Dalam peraturan pemerintah RI nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan menjelaskan bahwa standar pendidikan adalah kriteria
minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Repoblik Indonesia. Lingkup standar nasinal pendidikan
meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
9

pendidik dan tenaga pendidik, standar sarana dan prasarana, standar


pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian dan pendidikan
Untuk mencapai hasil pendidikan yang bermutu, diperlukan proses
pendidikan yang bermutu.
b. Membangun peradaban bangsa indonesia melalui bimbingan
komprehensif yang bermutu
Bimbingan adalah suatu program yang memiliki standar dan aktivitas
dalam membantu peserta didik untuk mengatasi masalah selama di
perkuliahan. Sedangkan program bimbingan harus dilakukan dengan tim
untuk membantu peserta didik agar dapat berkembang dalam bidang
akademik.
Program bimbingan ini dikembangkan melalui perencanaan,
pelaksanaan, penilaian, dan pengembangan yang dilakukan secara
sistematis. Proses bimbingan ini adalah komprehensif karena seluruh
layanan dan aktivitas bimbingan dilakukan.
Pada model bimbingan komprehensif ini menyatakan jika sebagaian
dari seseorang ini terpengaruh maka sebagian lagi akan ikut dipengaruhi
juga dan manusia ini bertanggung jawab dengan apa yang akan dipilihnya.
Dalam diri manusia ini ada yang mendorongnya untuk berkembang secara
positif keraha yang lebih baik, yang tentunya hal ini dipengaruhi oleh
kemampuan dasar manusia itu sendiri.
Visi bimbingan komprehensif di sekolah adalah pengembangan
seluruh aspek peserta didik, mencegah timbulnya msalah yang dapat
mempengaruhi peserta didik dalam perkembangannya dan penyeselaian
masalah untuk saat ini dan masa yang akan datang. Berdasarkan visi ini
maka tujuannya, meliputi:
1) Memahami, menerima, mengarahkan dan mengembangkan potensi
peserta didik
2) Dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan
3) Merencanakan kehidupan untuk masa yang akan datang bagi peserta
didik.
10

Model bimbingan komprehensif terdiri dari 4 komponen, yaitu


1) Layanan dasar bimbingan
Program ini untuk membantu peserta didik mengembangkan prilaku
efektif dan keterampilan hidup. Layanan ini dilaksanakan dengan
strategi bimbingan kalsikal dan dinamika kelompok.
2) Layanan responsif
Program ini untuk membantu peserta didik untuk memenuhi kebutuhan
apa yang terpenting pada saatn ini. Layanan ini dilaksanakan dengan
strategi konseling individual, konseling kelompok dan konsultasi.
3) Perencanaan individual
Program ini untuk membantu peserta didik dalam merencanakan,
memonitor, mengelola tujuan perkembangan pendidikan, pribadi,
sosial.
4) Dukungan sistem
Program ini meliputi program bimbingan, pengembangan staff,
layanan dan aktivitas sekolah.tujuan program ini adalah untuk
membetikan dukungan dan kepemimpinan dalam pelaksanaan dan
untuk berjalannya proses bimbingan ini.

3. BAB V: Peran guru dalam membangun peradaban bangsa


Suatu bangsa dikatakan beradap apabila dalam keseharian, kehidupannya
telah menunjukkan akhlak yang baik, bermoral, cerdas, dapat berargumen
dengan penguasaan ilmu yang dimiliki, dan teknologi. Dalam hal ini semua
harus seimbang dan balence.
Untuk menjadi bangsa yang beradap, maka bangsa tersebut harus
menjunjung tinggi peraturan-peraturan yang berlaku, dan juga nilai-nilai
kebudayaan yang ada dimasyarakat sehingga tidak ada saling menyalahkan
dan mencela, namun di dalam bermasyarakat yang ada hanyalah kenyamanan,
ketenangan, ketentraman dan kedamaian. Sehingga konflik bisa teratasi
dengan diskusi dan mengemukakan pendapat.
11

Peran guru dalam membangun peradaban bangsa ialah dengan


menunjukkan kepribadian yang baik. Karena guru itu merupakan teladan,
baik bagi peserta didik dan dalam masyarakat. Sehingga apapun yang
dlakukan oleh guru bisa diikuti oleh lapisan masyarakat. Tidak hanya guru
bahkan kehidupan keluarga nya pun menjadi teladan dalam masyarakat.
Nah, karena hal ini perlunya diterapkan hal-hal yang baik.
Dalam masyarakat guru berperan sebagai pembawa ilmu -ilmu baru baik
dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dari sekolahnya. Dalam hal ini
upaya di sekolah dan upaya dimasyarakat saling berkaitan untuk membangun
bangsa yang beradap.
Tidak hanya ini, guru juga di tuntut harus profesional agar dapat
mewujudkan peradaban bangsa. Kemampuan profesional guru ini terdiri
dalam 6 komponen pokok, yaitu:
a. Unjuk kerja
Komponen ini merupakan prilaku nyata dalam proses bembelajaran
adanya interaksi mahasiswa dan guru. baik baik terfokus pada guru, siswa
atau bahan pelajaran/materi kuliah. Dam hal ini performence dalam
masing-masing ini sangat penting sehingga guru dikatakan profesional
apabila bisa menciptakan suasana belajar sebagaimana mestinya.
b. Pengusaan materi pelajaran
Guru yang profesional harus menguasai materi dengan baik dan
mendalam sesui bidang keilmuannya, sehingga siswa bisa paham tentang
apa yang diajarkan. Jangan hanya sedikit atau serpihan saja yang
diketahui oleh guru melainkan harus mendalam dan sesuai dengan RPS
yang berdasarkan kurikulum yang telah di buat. Nanti siswanya akan
bingung dengan apa yang disampaikan gurunya. Tetapi kalau guru
menguasai disiplin ilmu yang akan di ajarkan maka guru juga akan
mampu memberikan materi yang cocok kepada siswanya.
c. Penguasaan landasan profesional keguruan dan pendidikan
12

Kompenen ini mencakup pemahaman guru terhadap filsafat profesi


keguruan dan pendidikan, landasan-landasan pedagogis dari upaya
pendidik dalam membimbing siswa dan landasan psikologis. Sehingga
siswa bisa menjadi lebih baik dan lebih paham tentang sosial budaya.
d. Penguasaan proses-proses pengajaran dan pendidikan
Komponen ini mencakup seperangkat kemampuan guru dalam
melaksanankan proses belajar mengajar. Proses ini harus direncakan
terlebih dahulu, kemudian dilaksanakan dan sampai pada tahap
pengawasan dan penilaian program, proses dan hasil belajar siswanya.
Khususnya proses ini dilakukan dalam mata pelajaran yang diajarkan oleh
guru yang bersangkutan. Dan terlebihnya bagaimana guru dalam
menyiapkan bahan ajaran, bagaimana guru dalam kelas dan bagaimana
guru dalam mengelola kelasnya.
e. Penguasaan cara-cara untuk menyesuaikan diri
Hal ini bagaimana guru harus bisa menyesuaikan diri baik dalam
lingkungan kerja maupun dalam proses belajar mengajar. Yang harus
siperhatikan agar menjadi guru yang profesional dengan berinovasi
dengan ilmu-ilmu terbaru, kreatif dan punya kemampuan berantisipasi
terhadap keadaan di masa mendatang.
f. Kepribadian
Hal ini di pandang dalam diri seorang guru. Sikap guru, rasa
kemanusiaan, bagaimana pendidikan dan pengajaran. Semua ini berkaitan
erat dengan rasa empati, wibawa dan transparan.
6 komponen ini tidak boleh terpisah. Ini merupakan satu kesatuan dalam
menjadikan guru tersebut profesional.

4. BAB VI: Peran Psikologi Pendidikan dalam Mengembangkan


Kapasitas Guru
Seorang guru harus mempelajari ilmu psikologi sebelum memulai proses
belajar mengajar. Kenapa? Karena dengan mempelajari ilmu psikolgi guru
bisa menempatkan diri sebagaimana mestinya, guru tahu bagaimana
13

menghadapi siswanya, mengatur dan menerapkan landasan pendidikan yang


sesuai. Ilmu psikologi ini bisa membantu seorang pendidik dalam
menghadapi siswanya yang unik, yang berbagai macam karakternya, baik dari
segi sikap, prilaku, kecerdasan, motivasi siswa itu sendiri.
Dengan pengetahuan psikologi ini pendidik dapat memberikan prilaku
yang tepat kepadamahasiswanya sesuai dengan karekter yang dimiliki oleh
masing-masing siswa. Dan guru/pendidik dapat meilhat potensi yang dimiliki
oleh siswanya, sehingga siswa tersebut bisa berkembang secara penuh dan
optimal.
Peran guru ini sangat diperlukan pada proses belajar mengajar dalam
menciptakan proses dan suasana belajar yang menyenangkan. Guru juga
harus punya kemampuan dalam mmahami peserta didiknya. Nah, ilmi
psikologi pendidikan inilah yang memiliki peranan dalam hal ini.
Psikologi pendidikan berperan dalam membantu mengembangkan
kapasitas guru (pendidik) dalami:
a. Memahami karakteristik siswa
b. Memahami gaya berfikir dan belajar siswa
c. Memahami faktor-faktor yang dapat mengubah karakter siswa
d. Merumuskan tujuan, materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
dan perkembangan siswa. Setelah di rumuskan maka digunakan metode ini
dan di terapkan.
e. Merumuskan metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan
perkembangan siswa, baik itu strategi dan media apa yang digunakan
dalam prosen belajar mengajar. Setelah di rumuskan maka digunakan
metode ini dan di terapkan.
f. Merumuskan metode evaluasi yang sesuai.
g. Mengembangkan potensi peserta didik
h. Membantu peserta didik dalam negatasi kesulitan belajar. Karena adanya
ilmu psikologi ini guru dapat melakukan pendektan yang tepat dengan
siswa.
14

Dalam mengembangkan kapasitas diri seorang guru, maka hal yang


dilakukan adalah belajar dan terus belajar. Bahkan hal-hal di sekitarnya bisa
dijadikan sebuat pembelajaran, seperti bagaimana mengajar, melakukan
refleksi dalam proses belajar dan proses mengajar di kelas. Dalam melakukan
refleksi ini, guru perlu melibatkan pengetahuan, kesadaran, pemahaman. Dan
inilah peran psikologi pendidikan dalam mengembangkan kapasitas guru.

5. BAB VII: Peran Psikologi Pendidikan dalam Membangun Karakter


Bangsa Indonesia
Bapak Ir. Soekarno menegaskan bahwa bangsa indonesia harus dibangun
dengan mendahulukan pembangunan karakter. Dengan hal ini akan membuat
bangsa indonesia menjadi bangsa yang besar, maju, jaya, dan bermartabat.
Membangun karakter bangsa indonesia harus berpijak pada landasan
filosofi bangsa indonesia yakni pancasila karena karakter pancasila yang akan
di bangun merupakan karakter bangsa indonesia yang berjiwa pancasila
dengan di tandai oleh karakteristik:
a. Bangsa yang berketuhanan yang maha esa
b. Bangsa yang menjunjung kemanusiaan yang adil dan beradap
c. Bangsa yang mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa
d. Bangsa yang demokratis dan menjunjung tinggi hukum dan hak asasi
manusia
e. Bangsa yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan
Untuk mewujudkan hal ini salah satu upaya strategis yang dapat
dilakukan ialah melalui pendidikan. Dan dalam pendidikan karakter bangsa
indonesia, psikologi pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis
karena dalam karakter bangsa indonesia terjadi interaksi psikologis antara
pendidik yang akan menjadi karakter bangsanya dan peserta didikyang akan
dididik karakter kebangsaannya.
Psikologi pendidikan berperan membantu karakter bangsa indonesia
melalui pendidikan dalam hal:
15

a. Memahami perkembangan dan kebutuhan peserta didik yang akan di


bangun karakternya.
b. Memahami lingkungan perkembangan peserta didik yang akan dibangun
karakternya.
c. Emmahami perencanaan pembelajaran yang akan digunakan dalam
membangun karakter bangsanya.
d. Memahami pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan dalam
membangun karakter bangsanya.
e. Memahami penilaian pembelajaran yang akan digunakan dalam
membangun karakter bangsa.
Karakter bangsa indonesia adalah prilaku baik bangsa indonesia yang
berlandaskan falsafah pancasila. Karakter bangsa Indonesia adalah prilaku
baik bangsa indonesia yang dijiwai oleh kelima sila pancasila secara utuh dan
komprehensif, yaitu:
a. Karakter bangsa Indonesia yang berketuhanan yang maha Esa
Karakter ini merupakan bentuk kesadaran dan perilaku iman dan takwa
kepada tuhan yang maha esa, yaitu agar bangsa indinesia menjadi bangsa
yang taat dalam menjalankan kewajiban agamanya masing-masing,
berlaku sabar atas segala ketentuan-Nya, ikhlas dalam beramal, tawakal,
dan senantiasa bersyukur atas apa yang Tuhan berikan.
Dalam hubungan antar manusia, bangsa indonesia adalah yang saling
hormat-menghormati, bekerja sama dan berkebebasan menjalankan ibadah
sesuai agamanya.
b. Karakter bangsa indonesia yang menjunjung kemanusiaan yang adil dan
beradab
Karakter ini tercermin dalam pengakuan atas kesamaan derajat, hak dan
kewajiban, saling mengasishi, tenggang rasa, puduli,tidak semena-mena,
menjunjung tinggi nilai kemanuasiaan, berani membela kebenaran dan
keadilan, merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh warga bangsa
Indonesia dan umat manusia.
16

c. Karakter bangsa indonesia yang mengedepankan persatuan dan kesatuan


bangsa
Karakter ini tercermin dalam sikap menempatkan persatuan, kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa diatas kepentingan pribadi, suka
bergotong royong, rela berkonban untik kepentingan bangsa dan negara,
memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa, cinta tanah air
dan bangsa indonesia yang ber bhineka tunggal ika.
d. Karakter bangsa Indonesia yang demokratis dan menjunjug tinggi hukum
dan hak asasi manusia
Hikmat kebijaksanaan artinya tidak ada mayoritas dan minoritas. Tidak
ada yang memaksa atas nama mayoritas dan tidak juga toleransi yang
merugikan atas nama minoritas. Karakter kerakyatan tercermin dari sikap
bersahaja karena sikap tenggang rasa terhadap rakyat kecil yag menderita,
selalu mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara, mengutamakan
musyawarah untuk mufakat dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama, beritikad baik dan bertanggungjawab dalam
melaksanakan keputusan bersama, menggunakan akal sehat dan nurani
luhur dalam melakukan musyawarah, berani mengambil keputusan yang
dapat dipertanggungjawabkan kepada tuhan yang maha Esa dan
dilandasakan dengan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
e. Karakter bangsa Indonesia yang mengedepankan keadilan dan
kesejahteraan
Karakter keadilan tercermin dalam perbuatan menjaga adanya
kebersamaan, kekeluargaan dan kegotongroyongan, menjaga harmonisasi
antara hak dan kewajiban, hormat terhadap hak-hak orang lain, suka
menolong orang lain, menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain, tidak
boros, tidak bergaya, suka bekerja keras, dan meghargai karya orang lain.
Membangun karakter bangsa Indonesia merupakan kebutuhan asasi
dalam proses berbangsa dan bernegara. Membangun bangsa Indonesia
merupakan amanat Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 menegaskan: pendidikan nasional
17

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta


peradaban bangsa yang bermertabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Dalam membangun karakter bangsa Indonesia diperlukan upaya
pendidikan bersama antara orangtua, masyarakat dan pemerintah. Menurut
kementrian pendidikan dan kebudayaan, membangun karakter bangsa
indonesia harus meliputi dan berlangsung pada pendidikan formal, non
formal dan informal. Pendidikan formal (TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan
Tinggi).
Pendidikan nonformal, membangun karakter bangsa pada lembaga
kursus, pendidikan kesetaraan, pendidikan keaksaraan dan lainya. Pendidikan
informal membangun karakter bangsa Indonesia berlangsung dalam keluarga
yang dilakukan oleh orangtua dan orang dewasa di dalam keluarga.
Dalam memehami dan mencapai tujuan pendidikan karakter bangsa
Indonesia, Psikologi pendidikan membantu mengklasifikasikan dan
merumuskan tujuan pendidikan dalam 3 domain, yaitu pengetahuan, sikap
dan perilaku.
Dalam memahami proses pembelajaran karakter bangsa Indonesia,
psikologi pendidikan membantu menjelaskan, yaitu proses pembelajaran
dengan teori belajar, motode pembelajaran dan penilaian karakter dengan
proses pengukuran dan penilaian yang sistematis.

6. BAB VIII: Pembinaan Karakter Mahasiswa


Lickona (1992;50) Education has for its object the information of character
Seperti yang telah dijelaskan oleh Djawad Dahlan (2007) pendidikan adalah
penyemaian dan penanaman adab secara utuh, Allah telah mengutus
Rasullullah untuk menjadi tauladan manusia untuk penympurnaan akhlakul
qarimah. Pendidikan diarahkan agar manusia mampu menjalankan
18

kehidupanya sesuai dengan fitrah yang telah Allah ciptakan manusia mampu
menjalankan fungsi kemanusiaannya sebagai hamba Allah dan sebagai
khalifah di bumi minimal untuk dirinya sendiri, dalam menjalani semua
proses kehidupan ini manusia harus berpendidikan, dengan pendidikan
manusia bisa mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermutu dan bermatabat serta menjadi insan yang beriman bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, kreatif bertanggung jawab
dan lain-lain. Fokus dan tujuan peserta didik yaitu mengembangkan potensi
peserta didik sebagai kesatuan pribadi yang utuh sedangkan tujuan nya yaitu
untuk mengembangkan dan membentuk watak peserta didik agar menajadi
manusia yang beriman berilmu dan beramal dengan demokratis dan
bertanggung jawab

7. BAB IX : Implementasi Pembinaan Karakter mahasiswa


Perdaban adalah bentuk budaya paling tinggi dari suatu kelompok masyarakat
yang dibedakan secara nyata dari makhluk lainnya. Masyarakat yang
berkarakter baik adalah masyarakat yang berberadapan tinggi. Kualitasnya
dapat dilakukan pengukuran dengan, peacefull, justice, welfare yang merata.
Pola pendidika karakter mahasiswa di perguruan tinggi biasanya
dikembangkan dengan kegiatan ekstrakulikuler yang terintegrasi dengan
perkuliahan dan kurikuler terintegrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
dikelolah oleh pihak kampus. Dalam pembinaan karakter keimanan kepada
sang pencipta tidak hanya didalamnya diajarkan tentang keagamaan saja akan
tetapi juga harus diamalkan.
Selain itu pembinaan karakter juga dapat dilakukan dengan memberikan/
mengikuti pelatihan-pelatihan leadership atau interpreneurship.

B. Deskripsi Khusus
Menurut saya bab yang paling menarik dalam buku membangun
peradaban melalui pendidikaan dan bimbingan ini adalah bab 2 tentang
“Hakikat Pendidikan”.
19

Faktor utama untuk membangun peradaban bangsa, yaitu agama.


Pentingnya pendidikan moral dengan etika keagamaan dan keutamaan
manusia dikarenakan ini merupakan pondasi dasar bagi berdirinya sebuah
keberadaban yang kokoh. Agama merupakan pondasi terkuat bagi kebaikan
dan keberdirian dunia, dengan agama dapat memalingkan jiwa dan hawa
nafsu dan melembutkan hati atas segala keinginan.
Faktor lain dalam membangun peradaban bangsa adalah tradisi
keilmuan, yaitu dengan ilmu kejayaan dan peradaban suatu bangsa bisa di
raih. Salah satu upaya dalam hal ini yaitu melalui pendidikan. Dalam
pendidikan dapat mengembangkan mutu personal dan membangun karakter
suatu bangsa. Karena suatu bangsa maju dan berkembang bukan karena
pesatnya perkembangan teknologi, tetapi karena karakter suatu bangsa
tersebut yang berbasis oancasila, yang diantaranya beriman kepada tuhan
yang maha ESA.
Faktor yang membangun peradaban bangsa juga dipengaruhi dengan
mengembangkan sumber daya manusia yang bermutu. Dan hal ini dapat di
raih melalui pendidikan, dengan meratanya pendidikan maka setiap manusia
bisa mengembangkan ilmunya sehingga dapat mengantarkan setiap peserta
didik ini mampu untuk memenuhi kebutuhannya pada saat sekarang dan masa
yang akan datang.
20

BAB III
PEMBAHASAN

Pernyataan dalam buku membangun peradaban melalui pendidikan juga


selaras dengan buku Dr. Oemar hamalik (2010) “Psikologi Belajar Mengajar”
yang menyatakan pendidikan penyesuain hidup merupakan pendidikan yang
diberikan kepada remaja agar mereka dapat hidup seara demokratis yang dapat
memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat. Pendidikan yang berkenaan
dengan kehidupan etik, moral fidik, mental dan emosional, kepuasan personal
setiap individu sesuai dengan kemampuannya, kerja pengalaman dalam
masyarakat, kesempatan aktif dan kreatif. Endidikan ini adalah pendidikan
karakter dan tingkah laku yang intern dengan kepribadian manusia.
Pendidikan bukan hanya bermaksud mengembangkan individu sebagai
individu, melainkan juga dalam pola kehidupan masyarakat.
1. Guru dan Belajar Mengajar
a. Guru sebagai pribadi kunci
Dari hasil penelitian Boynton terhadap 73 kelas di SD yang
melibatkan sejumlah anak kelas 5 dan kelas 6. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa para siswa yang di bimbing oleh guru memiliki
kesehatan mental yang baik memperlihatkan stabilitas emosi yang lebih
tinggi daripada para siswa yang di bimbing guru yang mentalnya kurang
sehat. Ini merupakan bukti bahwa keadaan kesehatan mental guru-guru
memnag mempengaruhi tingkah laku para siswa yang dibimbingnya.
b. Peran guru sebagai pengajar dan pembimbing
Perkembangan zaman modern yang pesat banyak menimbulkan
perubahan dan kemajuan yang mencakup berbagai kehidupan aspek di
masyarakat. Maka dari ini perlunya peran guru dalam membimbimg
siswanya agar menjadi seseorang yang dapat mengkonsisikan dirinya dan
dapat menstabilitaskan emosinya.
Salah datu tugas guru adalah memberikan pelayanan kepada siswa
agar menjadi siswa yang selaras dengan tujuang sekolah tersebut. Dalam

20
21

keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan faktor utama yang


bertugas sebagi pendidik. Guru harus bertanggungjawab atas hasil
kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar. Dengan kata lain
guru harus mampu menciptakan situasi belajar yang sebaik-baiknya. Guru
tidak hanya mengajar saja tapi juga membimbing msiswanya ke arah yang
lebih baik.
Syofyan H dalam sebuah jurnal yang berjudul membangun peradaban
dengan pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah juga mengemukakan
pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu
seseorang memahami, peduli dan bertindak dengan landasan nilai-nilai etis.
Pendidikan karakter mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan
(knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan
kebaikan (doing the good).
Tujuan pendidikan karakter memiliki fokus pada pengembangan potensi
peserta didik secara keseluruhan, agar dapat menjadi individu yang siap
menghadapi masa depan dan mampu survive mengatasi tantangan zaman yang
dinamis dengan perilaku-perilaku yang terpuji. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut, peran keluarga, sekolah dan komunitas sangat menentukan pembangunan
karakter anak-anak untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Serta
perlu diingat untuk mengubah atau membentuk pribadi yang unggul dan
berkarakter tidak dapat dicapai secara instan, tetapi memerlukan proses yang
panjang. Penanaman nilai-nilai tersebut harus dilakukan secara
berkesinambungan.
22

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang daapat di ambil dari kedua buku ini dan juga jurnal,
bahwa dengan pesatnya kemajuan sebuah bangsa yang ditentukan oleh
keunggulan peradabannya. Dalam membangun peradaban tersebut, bangsa
Indonesia harus mampu mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan membangun sumber daya manusia yang terampil
dalam memanfaatkan IPTEK, berbudaya dan bermoral yang berakar dari
nilai-nilai agama, karena agama merupakan unsur pokok dalam menjadikan
suatu bangsa menjadi beradap.
Membangun peradaban bangsa terutama melalui pendidikan dan
bimbingan yang komprehensif dengan mengembangkan kapasitas guru
melalui peran psikologi pendidikan, juga membangun karakter bangsa
Indonesia dengan psikologi pendidikan.
Seperti dalam buku psikologi belajar mengajar mengemukakan bahwa
pendidikan sangat penting dalam membangun kerakter sisiwa dan tidak hanya
ini peran guru dalam menajar dam membimbing juga sangat penting, jika
guru memiliki kesehatan mental yang baik maka akan menghasilkan siswa
yang baik.
Hal ini sejalan dengan buku membangun peradaban melalui pendidikan
dan bimbingan, yang memang dalam menjadikan bangsa yang beradap peran
guru sangat penting dalam membangun hal ini. Bagaimana guru mendidik
dan membimbing siswa agar membangun karakter siswa berdasarkan
pancasila.
B. Saran
1. Bagi Penelitian Kebidanan
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kebidanan
mempunyai kaitan erat dengan pendidikan, banyak hal yang dapat diteliti

22
23

terkait bimbingan maupun pendidikan. Seperti tahapan-tahapan bimbingan


yang dilakukan terhadap peserta didik.
Selain dari hal tersebut diatas juga bisa dilakukan penelitian tentang
pendidikan yang terkait dengan kurikulim dan proses belajar mengajar.
2. Bagi Dosen
Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan oleh guru dan
dosen karena sebagai seorang pendidik ia akan menghadapai peserta didik
yang unik dan antara peserta didik dan lainnya berbeda.
Dengan hal ini maka guru atau dosen dalam pendidikan saat menididk
peserta didik maka dapat mengembangkan potensi-potensi dari peserta
didiknya.
24

DAFTAR PUSTAKA

1. Nurihsan AJ. Membangun peradaban melalui pendidikan dan bimbingan.


Bandung: PT Refika Aditama. 2016.
2. Hamalik O. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2010
3. Syofyan H. Membangun Peradaban Dengan Pendidikan Karakter Dalam
Pembelajaran Di Sekolah. Eduscience. 2017: 2

Anda mungkin juga menyukai