Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“Penerapan Pembelajaran Dalam Membangun Karakter Dalam Perspektif Filsafat


Pendidikan KI Hadjar Dewantara dan Pribadi Yang Islami”

Dosen Pengampu : Melly Br.Bangun S.Kom,M.Kom.

Prof.Dr Yusnadi.MS.

BK REG-A 23

DISUSUN OLEH KELOMPOK VI:

Debby Sukma Ayu (1231151031) Herina Maulini (1231151011) Juli Mona Pita (1231151006) Monika Kristina (-)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
September 2023

1
PENDAHULUAN

Kata Filsafat atau philosophy berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yang
pertama Philein yang memiliki arti cinta dan Sophia yang berarti Kebijaksanaan.Secara umum
Filsafat bisa diartikan Mencintai atau Mencari Kebijaksanaan.
Filsafat dan Pendidikan merupakan dua bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan
manusia di dunia.Sejak dulu hingga sekarang Pendidikan menjadi kajian yang serius dalam
rangka mempertahankan kelangsungan kehidupan manusia dan menyi apkan generasi
penerus agar dapat beradaptasi,mengembangkan dan melanjutkan budaya yang ada.Dan
Filsafat,Kehadirannya turut membantu manusia dalam menjawab berbagai persoalan yang ada di
dalam dunia pendidikan
Filsafat Pendidikan mengarahkan pendidikan itu kepada kerasionalan.Karena memang
filsafat itu adalah ilmu yang mengedepanan logika dalam menyelesaikan masalah-
masalahnya.Sehingga maksudnya adalah bahwa Pendidikan itu mestilah harus benar-benar
terukur bukan hal yang bisa dilakukan tanpa terencana.Filsafat memiliki persepsi yang luas.

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review mata kuliah
Filsafat Pendidikan Journal yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Dalam Membangun
Karakter Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan KI Hadjar Dewantara dan Pribadi Yang
Islami”.
Penulis berterima kasih kepada Kedua Orang tua yang Sudah Mendoakan dan Penulis
juga Berterima Kasih Kepada Dosen Pengampu mata kuliah Ibu Melly Br.Bangun
S.Kom,M.Kom dan Prof Dr.Yusnadi,M.S .yang telah memberikan bimbingannya.Penyusun juga
menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penysun meminta maaf jika
ada kesalahan dalam penulisan dan penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata saya berharap semoga critical journal review ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi kepada para pembaca.Penyusun mengucapkan terimakasih.

Medan, September 2023

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi Pentingnya CJR


Critical Journal Review (CJR) secara singkat dapat diartikam sebagai eveluasi terhadap
suatu jurnal/artikel yang akan direview.CJR bukan hanya merupakan laporan atau tulisan tentang
isi suatu jurnal atau artikel,tetapi lebih kepada evaluasi,seperti mengulas atau
meriview,menginterprestasi serta menganalisis dan bukan merupakan pembuktian benar atau
salah suatu artikel atau jurnal.Tetapi mengenai keunggulan dan kelemahan jurnal atau artikel
tersebut,apa yang menarik dari artikel tersebut,bagaimana isi jurnal dapat mempengaruhi cara
berfikir dan menambah pemahaman pembaca tentang suatu kajian bidang tertentu.
B.Tujuan Penulisan CJR
Critical Journal Review dibuat untuk mengembangkan budaya membaca,berfikir kritis
dan sistematis mampu mengekspresikan pendapat berfikir logis,mampu
menyampaikan,menggunakan dan mengaplikasikan untuk menjadi suatu system yang terpadu
dalam pengembangan keilmuannya,dan masih banyak lagi.
C.Manfaat CJR
Critical Journal Review sangat bermanfaat karena dapat mengembangkan dan menambah
kemampuan dalam berfikir kritis,serta adanya manfaat yang dapat diterapkan di
industry,Masyarakat dan pemerintah dalam bentuk inovasi,efisiensi dan produktivitas.
D.Identitas Jurnal yang Diriview
1.Jurnal Pertama :
1 Judul Membangun Karakter Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan KI Hadjar
Dewantara
2 Jurnal Jurnal Filsafat Indonesia
3 Download https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/view/21285
4 Volume dan 2 No.2
Halaman
5 Tahun 2019
6 Penulis I Gusti Agung Made Gede Mudana
7 Reviewer Juli Mona Pita Tampubolon
8 Tanggal 26 September 2023
9 Pendahuluan Pemuda masa kini hidup dalam dunia yang serba pragmatis sebagai
dampak dari globalisasi yang memasuki budaya Indonesia melalui
perkembangan teknologi dan informasi yang sangat memikat.
Globalisasi tidak selalu mendatangkan dampak negatif seperti tersebut

4
di atas. Akan tetapi, globalisasi di Indonesia lebih banyak
mendatangkan dampak negatif, seperti pola hidup masyarakat yang
menjadi lebih konsumtil, hedonis, dan materialistik. Akibatnya,
pemuda masa kini belajar hanya untuk meraih hasil yang baik dengan
mengandalkan segala cara tidak terkecuali mencontek yang sudah
menjadi budaya bagi siswa yang hanya mementingkan nilai dari pada
ilmu. Hal tersebut menunjukan akhlak generasi muda Indonesia yang
bobrok. Perilaku dan sikap bangsa Indonesia di kalangan generasi
muda, khususnya anak didik perlu terus diperkuat sehingga dapat
melahirkan generasi muda yang handal dan memiliki karakter yang
kuat, salah satunya dengan menumbuhkan minat baca untuk
menambah pengetahuan. Hal itu penting agar bangsa Indonesia dapat
berkembang dan sejajar dengan bangsa-bangsa asing dalam pergaulan
internasional, tetapi tidak larut dalam arus globalisasi. Bangsa
Indonesia membutuhkan lima karakter untuk dapat menampilkan jati
dirinya dan bersaing dengan bangsa lain. Pertama, karakter bangsa
yang bermoral (religius). Bangsa ini harus sarat dengan nilai-nilai
moral dan etika keagamaan sebagai sebuah pandangan dan praktik.
Kedua, karakter bangsa yang beradab. Beradab dalam arti luas,
menjadi suatu bangsa yang memiliki karakter, berbudaya, dan
berperikemanusiaan. Ketiga, karakter bangsa yang bersatu, di
dalamnya termasuk menegakkan toleransi, tidak mungin Indonesia
dapat bersatu tanpa adanya toleransi, keharmonisan, dan persaudaraan.
Keempat, karakter bangsa yang berdaya, dalam arti yang luas berdaya
berati menjadi bangsa yang berpengetahuan, terampil berdaya saing
secara mental, pemikiran maupun teknis. Daya saing bukan hanya
sekadar dalam arti materi dan mekanik, melainkan dalam makna
secara mental, hati, dan pikiran. Kelima, karakter bangsa yang
berpartisipasi. Partisipasi sangat diperlukan untuk menghapus sikap
masa bodoh, mau enaknya saja, dan tidak pernah peduli dengan nasib
bangsa Indonesia.
-Permasalahan Pemuda masa kini hidup dalam dunia yang serba pragmatis sebagai
dampak dari globalisasi yang memasuki budaya Indonesia melalui
perkembangan teknologi dan informasi yang sangat memikat.
Globalisasi tidak selalu mendatangkan dampak negatif seperti tersebut
di atas. Akan tetapi, globalisasi di Indonesia lebih banyak
mendatangkan dampak negatif, seperti pola hidup masyarakat yang
menjadi lebih konsumtil, hedonis, dan materialistik. Akibatnya,
pemuda masa kini belajar hanya untuk meraih hasil yang baik dengan
mengandalkan segala cara tidak terkecuali mencontek yang sudah
menjadi budaya bagi siswa yang hanya mementingkan nilai dari pada
ilmu.
-Tujuan penelitian Adapun yang menjadi Tujuan penelitian ini adalah membangun anak
didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya
serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang
berguna dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air

5
serta manusia pada umumnya (Suparlan, 1984). Ki Hadjar Dewantara
mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan proses pembudayaan,
yaitu suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru
dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan, tetapi juga
dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan
menuju kearah keluhuran budaya manusia.
10 Metode penelitian Metode yang dipergunakan di dalam artikel ini adalah study
kepustakaan, yaitu menelaah sumber pustaka primer dan sekunder
yang terkait dengan karakter dalam perspektif filsafat pendidikan Ki
Hajar Dewantara. Telaah penelitian sejenis juga dilakukan agar didapat
simpulan yang valid.
-Pendekatan Pendekatan Pada Penelitian menggunakan Sumber literature
review,anatara lain:Studi Pustaka,Studi Kasus,Studi Literatur maupun
Studi Lapangan.
-Tempat -
-Populasi Sampel Seluruh Keluarga,Sekolah,Maupun Masyarakat Di Lingkungan yang
terkait.
-Teknik Data yang dikumpulkan oleh penulis melalui artikel,makalah,maupun
pengumpulan data jurnal.
-Teknik Analisis data Teknik analisis terhadap data kuliatitaf tersebut menggunakan metode
literatur review.
11 Kesimpulan Sistem pendidikan yang dikemukakan Ki Hadjar Dewantara (ing
ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri
handayani) adalah wasiat luhur yang patut dijadikan sebagai acuan
dalam pengembangan pendidikan karakter. Pendidikan menurut Ki
Hadjar Dewantara haruslah bersifat nasional. Artinya, secara nasional
pendidikan harus memiliki corak yang sama dengan tidak
mengabaikan budaya lokal. Bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak
suku, ras, dan agama hendaknya memiliki kesamaan corak dalam
mengembangkan karakter anak bangsanya. Penyelenggaraan
pendidikan jangan terjebak pada pencapaian target sempit yang hanya
melakukan transfer pengetahuan, tetapi perlu dengan sengaja
mengupayakan terjadinya transformasi nilai untuk pembentukan
karakter anak bangsa. Pembentukan karakter peserta didik perlu
melibatkan tri pusat pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat)
secara sinergis. Pengembangan karakter peserta didik perlu
memperhatikan perkembangan budaya bangsa sebagai sebuah
kontinuitas menuju ke arah kesatuan kebudayaan dunia (konvergensi),
dan tetap memiliki sifat kepribadian di dalam lingkungan kemanusiaan
sedunia (konsentris). Asas dan dasar pendidikan yang digagas Ki
Hadjar Dewantara merupakan landasan dasar yang kokoh untuk
membangun karakter bangsa, bersendi pada budaya bangsa dengan
tidak mengabaikan budaya asing.
12 Saran Penyelenggaraan pendidikan jangan terjebak pada pencapaian target
sempit yang hanya melakukan transfer pengetahuan, tetapi perlu
dengan sengaja mengupayakan terjadinya transformasi nilai untuk

6
pembentukan karakter anak bangsa.
13 Referensi 1.Ismadi,Hurip Danu,Pendidikan karakter dalam persepeltif
kebudayaan,2014
2.Soeratman,Darsiti,Ki Hajar Dewantara,1989
3.Sujomiharjo,Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa dalam Sejarah
Indonesia,1988
4.MLPTS,Peraturan Besar dan Piagam Persatuan Taman Siswa,1992
5.Ensiklopedia Nasional Indonesia,Jilid 4,2004.

2.Jurnal Kedua :
1 Judul Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam
Membentuk Karakter Pribadi Yang Islami
2 Jurnal Jurnal Pendidikan
3 Download https://ummaspul.e-journal.id/maspuljr/article/view/17
4 Volume dan Halaman 2 Nomer 1
5 Tahun 2018
6 Penulis Elihami
7 Reviewer Juli Mona Pita Tampubolon
8 Tanggal 26 September 2023
9 Pendahuluan Pendidikan Agama Islam sebagai suatu proses ikhtiyariyah
mengandung ciri dan watak khusus, yaitu proses penanaman,
pengembangan dan pemantapan nilai-nilai keimanan yang
menjadi fundamen mental- spritual manusia dimana sikap dan
tingkah lakunya termanifestasikan menurut kaidah- kaidah
agamanya. Nilai-nilai keimanan seseorang adalah keseluruhan
pribadi yang menyatakan diri dalam bentuk tingkah laku
lahiriah dan rohaniah, dan ia merupakan tenaga
pendorong/penegak yang fundamental, bagi tingkah laku
seseorang." Pendidikan Islam juga melatih kepekaan
(sensibility) para peserta didik sedemikian rupa, sehingga sikap
hidup dan prilaku didominasi oleh perasaan mendalam nilai-
nilai etis dan spritual Islam. Mereka dilatih, sehingga mencari
pengetahuan tidak sekedar untuk memuaskan keingintahuan
intelelektual atau hanya untuk keuntungan dunia material
belaka, tetapi juga untuk mengembangkan diri sebagai makhluk
rasional dan saleh yang kelak akan memberikan kesejahteraan
fisik, moral dan spritual bagi keluarga, masyarakat dan umat
manusia. Pandangan ini berasal dari keimanan mendalam
kepada Allah swt. Berdasarkan undang-undang sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa:
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berbudi pekerti
yang luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang

7
mantap, cerdas, kreatif, mandiri dan memiliki rasa tanggung
jawab.Dalam upaya menanamkan perilaku keberagamaan
terhadap peserta didik, maka sangat diharapkan kepada setiap
lembaga pendidikan untuk memberikan pengaruh bagi
pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun besar
kecilnya pengaruh yang dimaksud sangat tergantung pada
berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami
nilai-nilai agama. Sebab pendidikan agama pada hakekatnya
merupakan pendidikan nilai. Oleh karena itu pendidikan agama
lebih dititik beratkan pada bagaimana membentuk kebiasaan
yang selaras dengan tuntunan agama.
-Permasalahan Pengaruh pembentukan jiwa keagamaan dan perilaku
keberagamaan pada lembaga pendidikan, khususnya pada
lembaga pendidikan formal (sekolah) banyak tergantung dari
bagaimana karakteristik pendidikan agama yang diberikan di
sekolah tersebut. Hal tersebut dikarenakan sekolah dalam
perspektif Islam, berfungsi sebagai media realisasi pendidikan
berdasarkan tujuan pemikiran. aqidah dan syariah dalam upaya
penghambaan diri terhadap Allah dan mentauhidkan-Nya
sehingga manusia terhindar dari penyimpangan fitrahnya.
Kaitannya dengan itu, dalam upaya pembentukan pribadi
muslim yang saleh. maka pendidikan melalui sistem
persekolahan patut diberikan penekanan yang istimewa. Hal ini
disebabkan oleh pendidikan sekolah mempunyai program yang
teratur, bertingkat dan mengikuti syarat yang jelas dan ketat.
Hal ini mendukung bagi penyusunan program pendidikan Islam
yang lebih akomodatif." Guru dalam menggunakan strategi
pembelajaran. hendaknya menyesuaikan dengan kondisi dan
suasana kelas serta tentunya guru dituntut perannya lebih
banyak menggunakan strategi pembelajaran yang variatif.
Setiap strategi pembelajaran ada kelebihan dan kekurangannya.
Agar tidak terjadi kegiatan pembelajaran yang membosankan
bagi peserta didik, seorang guru perlu menciptakan strategi
pembelajaran yang baik dan selaras dengan kebutuhan peserta
didik tersebut.
Berdasarkan fenomena tersebut. penulis menganggap perlu
untuk melakukan penelitian untuk melihat strategi yang
diterapkan guru pendidikan agama Islam dalam rangka
menghasilkan output yang handal, terutama dalam menciptakan
peserta didik yang berakhlak dan berwawasan keislaman.
Begitu juga, peneliti secara khusus akan meneliti strategi
pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam mengajarkan
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai dasar utama
dalam mewujudkan peserta didik yang berkepribadian muslim.
-Tujuan penelitian Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

8
Yang Maha Esa,serta memiliki pengetahuan dan
keterampilan,berbudi pekerti yang luhur,sehat jasmani dan
Rohani,memiliki kepribadian yang baik,cerdas,kreatif,mandiri
dan memiliki rasa tanggung jawab.
10 Metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilakn data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati.
-Pendekatan Pendekatan Pada Penelitian menggunakan
Interdisipliner,anatara lain:pendekatan
manajemen,pendagogis,sosiologis,dan psikologis.
-Tempat Sekolah
-Populasi Sampel Seluruh Peserta didik IMTAQ dan semua guru yang ada di
IMTAQ.
-Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,wawancara
dan dokumentasi
-Teknik Analisis data Teknis analisis data menggunakan tahapan reduksi
data,penyajian data,dan penarikan kesimpulan.
11 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada pembahasan
sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagai upaya membentuk kepribadian muslim peserta didik,
guru Pendidikan Agama Islam menggunakan dua strategi
pembelajaran, yaitu pembelajaran langsung (direct instruction)
dan pembelajaran tidak langsung (indirect instruction). Adapu
faktor pendukung strategi guru Pendidikan Agama Islam pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan
kepribadian muslim peserta didik adalah: 1) Kebijakan sekolah,
2) Kerja sama antar pendidik, 3) Lingkungan keluarga dan
masyarakat. Adapun faktor penghambatnya adalah: 1)
Kurangnya kesadaran dari peserta didik mengenai perilaku
yang menunjukkan kepribadian muslam. 2) Lingkungan
keluarga dan masyarakat. Sehingga hasil Penerapan Strategi
Guru Pendidikan Agama Islam pada Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dalam pembentukan kepribadian muslim peserta
didik berdampak baik pada perilaku religius, disiplin, dan
menghargai sesama, namun masih perlu dilakukan perbaikan
dan perhatian khusus dalam hal pembentukan perilaku disiplin.
12 Saran Berdasarkan pemaparan hasil wawancara tersebut dapat
dipahami bahwa dampak pembelajaran Pendidikan Agama
Islam tidak bisa langsung dilihat setelah dilaksanakannya
pembelajaran. Karena pembelajaran Pendidikan Agama Islam
tidak hanya mentransfer materi kepada peserta didik saja
namun diperlukan adanya penghayatan terhadap materi
sehingga menimbulkan adanya perubahan sikap peserta didik
setelah mendapatkan materi tersebut. Jadi, pembelajaran
Pendidikan Agama Islam harus mencakup segi kognitif, afektif,

9
dan psikomotorik tentang hasil pendidikan strategi
pembelajaran agama Islam terhadap kepribadian muslim
peserta didik, dapat dilihat pada pemaparan mengenai karakter
muslim yang diteliti berikut:baik mengembangkan Sikap
Relius,Disiplin,dan Menghargai sesama.
13 Referensi 1.Marimba Ahmad D,Pengatar Filsafat Pendidikan Islam,1962
2.Ahmadi,Abu,dan Salimi,Dasar-dasar Pendidikan Agama
Islam,2004
3Gazalba,Sidi,Pendidikan Umat Islam,1994
4.Jalaluddin dan Idi Abdullah,Filsafat Pendidikan Islam,2011
5.Raharjo,Paulus Budi,Mengenal Teori Kepribadian
Mutakhir,1997
6.Malik,M,Abduh,dkk,Pengembangan Kepribadian Agama
Islam,2009.

3.Jurnal Ketiga:
1 Judul Penguatan Pendidikan Karakter Dalam Persepektif Filsafat
Pendidikan Progresivisme
2 Jurnal Jurnal Eduscience (JES)
3 Download https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=filsafat+pendidikan+karakter&oq=f
ilsafat+pendidikan+ka#d=gs_qabs&t=1695712108961&u=
%23p%3DE_1UEg35ZZIJ
4 Volume dan Halaman 9 Nomer.2
5 Tahun 2022
6 Penulis Annas Fitria,dkk
7 Reviewer Juli Mona Pita Tampubolon
8 Tanggal 26 September 2023
9 Pendahuluan Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia
karena melalui pendidikan manusia mampu membentuk diri
menjadi pribadi yang bermoral, beragama, cerdas dan dapat
mengembangkan potensi dirinya. Pada tangan anak-anak atau
peserta didik pulalah masa depan kehidupan suatu negara
diharapkan, sehingga pendidikan karakter pada anak yang
menjadi generasi penerus adalah aspek yang penting untuk
ditanamkan sejak dini. Karakter yang terbentuk pada anak
dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan juga lingkungan
sekitar. Seorang anak biasanya akan meniru lingkungan
sekitar, yang mana disadari maupun tidak, hal tersebut dapat
mempengaruhi cara anak memandang diri yang kemudian
diterapkan dalam perilaku sehari-harinya. Pada dasarnya
pendidikan karakter adalah proses permbentukan budi pekerti
atau akhlak untuk membentuk kepribadian yang baik dan

10
membangun manusia yang bersifat kompleks.
Ari Widodo mengatakan bahwa tugas pendidikan adalah
melatih kemampuan-kemampuan subyek didiknya dalam
memecahkan berbagai masalah kehidupan yang mengarah
pada pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna bagi
kehidupan dalam masyarakat. Jalan utama untuk meningkatkan
kualitas manusia adalah menambah pengetahuan (Ariwidodo,
2014). Dengan kata lain bahwa pendidikan merupakan hal
penting yang harus diberikan untuk peserta didik guna
meningkatkan kualitas ilmu pengetahuannya.
Ilmu pengetahuan diperoleh peserta didik dari proses
interaksinya dengan berbagai realitas, baik di dalam
lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah. Hal pokok dalam
memperoleh ilmu pengetahuan ini tentunya dengan cara
belajar. Adapun cara belajar yang biasa diterapkan pada
umumnya di Indonesia adalah dengan metode tatap muka di
kelas. Namun, karena pada akhir tahun 2019 Indonesia
mengalami pandemi covid-19, metode tatap muka diubah
menjadi virtual. Sejak dikeluarkannya Surat Edaran dari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 4 tahun
2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa
darurat penyebaran covid-19, maka kegiatan belajar mengajar
dilakukan secara online, atau dikenal dengan istilah BDR
(Belajar Di Rumah). Peserta didik terpaksa, dipaksa, dan
diharapkan menjadi terbiasa untuk menjalani sistem belajar
darurat dengan metode pembelajaran online ini, yang mana
pada saat ini metode pembelajaran online pun menjadi inovasi
untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar.
Metode belajar online memang bukan hal baru lagi di
Indonesia, namun tidak semua institusi pendidikan sudah
menerapkan metode belajar online. Metode belajar online ini
menjadi utama diterapkan di institusi pendidikan dengan
didasarkan pada keadaan dan keyakinan dasar yang bersifat
aksiomatis. Belajar secara online tentunya membawa dampak
positif dan negatif terutama untuk
peserta didik itu sendiri . Dampak positif dengan adanya
belajar online ini antara lain yaitu dapat dilakukan dimanapun
dan kapanpun (bersifat fleksibel), mampu melatih kesehatan
mental untuk lebih kuat dalam menghadapi situasi, mampu
memicu kreativitas terlebih dalam penggunaan teknologi yang
mana pada saat ini digitalisasi merajai generasi terkini. Selain
dampak positif, ada juga dampak negatif yang ditimbulkan dari
berlakunya sistem belajar online ini. antara lain yaitu
penurunan semangat belajar karena dari yang terbiasa tatap
muka langsung menjadi tidak langsung adanya gangguan
dalam mengikuti belajar online seperti kuota, sinyal, listrik,

11
alat yang harus ada dan mendukung untuk digunakan belajar
online situasi belajar sekitar yang tidak menentu sehingga
susah berkonsentrasi aktivitas belajar yang monoton sehingga
menimbulkan kebosanan keterampilan yang kurang terasah
karena atmosfer belajar yang tidak mendukung kurangnya
pemahaman atau daya serap terhadap materi yang diberikan
oleh pendidik, sehingga dapat memicu munculnya rasa
kecewa, bahkan malas untuk melanjutkan materi berikutnya
dikarenakan banyak hal yang sebelumnya belum tercerna
dengan baik oleh peserta didik
Berbagai dampak positif dan negatif tersebut tidak terlepas
dari faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan
pembelajaran online, yaitu peserta didik, guru dan lingkungan
sekitar, baik lingkungan sosial maupun lingkungan tempat
belajar Metode belajar online maupun offline tentunya juga
mempengaruhi cara pembentukan karakter pada peserta didik.
Penelitian mengenai penguatan pendidikan karakter pada
peserta didik ini difokuskan pada peserta didik SD dan SMP
yang berada di Taman Sinan Siswa Kulon Progo atau dikenal
dengan Tamsisku. Tamsisku merupakan tempat bimbingan
belajar bagi anak-anak SD dan SMP yang tempatnya berada di
Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
Metode pembelajaran yang digunakan di Tamsisku adalah
dengan self paced learning, yaitu menggunakan metode belajar
online dan offline. Hal ini disesuaikan kebutuhan peserta didik,
mengingat bahwa seiring perkembangan zaman dan
disesuaikan dengan keadaan untuk saat ini, teknologi sudah
menjadi kebutuhan primer manusia terutama dalam hal belajar.
Baik secara online maupun offline. tutor Tamsisku selalu
mendampings peserta didik untuk tumbuh berproses dan
belajar Adapan kegiatan-kegiatan yang dijalankan di Tamsisku
sebagai penguatan karakter peserta didik antar lain: menanam
tanaman, melukis, terlibat dalam kegiatan bakti sosial, dan lain
sebagainya. Tamsisku ini dinilai dapat membantu memecahkan
urgensi permasalahan belajar di rumah yang biasanya
dilakukan formal di sekolah.
-Permasalahan Sejak dikeluarkannya Surat Edaran dari Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Indonesia Nomor 4 tahun 2020 tentang
pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat
penyebaran covid-19, maka kegiatan belajar mengajar
dilakukan secara online, atau dikenal dengan istilah BDR
(Belajar Di Rumah). Peserta didik terpaksa, dipaksa, dan
diharapkan menjadi terbiasa untuk menjalani sistem belajar
darurat dengan metode pembelajaran online ini, yang mana
pada saat ini metode pembelajaran online pun menjadi inovasi
untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar.

12
Metode belajar online memang bukan hal baru lagi di
Indonesia, namun tidak semua institusi pendidikan sudah
menerapkan metode belajar online. Metode belajar online ini
menjadi utama diterapkan di institusi pendidikan dengan
didasarkan pada keadaan dan keyakinan dasar yang bersifat
aksiomatis. Belajar secara online tentunya membawa dampak
positif dan negatif terutama untuk
peserta didik itu sendiri . Dampak positif dengan adanya
belajar online ini antara lain yaitu dapat dilakukan dimanapun
dan kapanpun (bersifat fleksibel), mampu melatih kesehatan
mental untuk lebih kuat dalam menghadapi situasi, mampu
memicu kreativitas terlebih dalam penggunaan teknologi yang
mana pada saat ini digitalisasi merajai generasi terkini. Selain
dampak positif, ada juga dampak negatif yang ditimbulkan dari
berlakunya sistem belajar online ini. antara lain yaitu
penurunan semangat belajar karena dari yang terbiasa tatap
muka langsung menjadi tidak langsung adanya gangguan
dalam mengikuti belajar online seperti kuota, sinyal, listrik,
alat yang harus ada dan mendukung untuk digunakan belajar
online situasi belajar sekitar yang tidak menentu sehingga
susah berkonsentrasi aktivitas belajar yang monoton sehingga
menimbulkan kebosanan keterampilan yang kurang terasah
karena atmosfer belajar yang tidak mendukung kurangnya
pemahaman atau daya serap terhadap materi yang diberikan
oleh pendidik, sehingga dapat memicu munculnya rasa
kecewa, bahkan malas untuk melanjutkan materi berikutnya
dikarenakan banyak hal yang sebelumnya belum tercerna
dengan baik oleh peserta didik.

-Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep yang


dibangun melalui Tamsisku dalam pembentukan nilai dan
karakter anak dengan persepektif filsafat Pendidikan
Progrevisme.
10 Metode penelitian Metode Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan lapangan
(field study) menggunakan data kualitatif.
-Pendekatan Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk
menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis, yakni
deskripsi mengenai peran para guru, peserta didik, dan orang
tua.
-Tempat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah yang berada di
Kabupaten Kulon Progo,Yogyakarta.
-Populasi Sampel Seluruh peserta didik SD dan SMP yang berada di Taman
Sinau Siswa Kulon Progo atau dikenal dengan Tamsisku.
-Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi.
-Teknik Analisis data Teknik analisis terhadap data kuliatitaf tersebut menggunakan

13
metode filosofis antara lain:induksi dan deduksi,deskripsi dan
refleksi.
11 Kesimpulan Upaya yang dilakukan oleh Tamsisku untuk penguatan
karakter peserta didiknya adalah selaras dengan pandangan
teori filsafat progresivisme. Peserta didik dilakukan
pendekatan secara personal guna mengenali dan memetakan
potensi diri, minat dan bakatnya. Peserta didik didampingi
sesuai dengan kemampuannya untuk mengembangkan dirinya
sehingga terbentuklah karakter diri yang hebat dan kuat.
Peserta didik dituntut agar selalu melakukan usaha-usaha
mandiri untuk meningkatkan kreativitasnya dalam berbagai
bidang yang ditekuni. Tuntutan ini tentu dengan melihat
berbagai pengalaman yang ada dalam kehidupan sekitar
sebagai bagian dari pengetahuan kebudayaan yang sangat
mendukung untuk penguatan karakter peserta didik.
Tamsisku memberikan pendampingan belajar yang tidak
cenderung hanya menjadi center melainkan lebih sebagai
partner dalam proses bertransfer ilmu pengetahuan. Hal ini
selaras dengan prinsip teori filsafat progresivisme bahwa
proses pendidikan harus dilakukan berdasarkan minat dan
tujuan peserta didik (student centered) dan menempatkan
peserta didik pada posisi aktif, sedangkan guru sebagai
advisor, mediator, dan fasilitator.
12 Saran Metode belajar offline maupun online yang diterapkan di
Tamsisku ini, tidak semata-mata hanya sebagai kegiatan
pendampingan belajar dalam memahami materi yang
dibebankan dari sekolah. Namun, Tamsisku melakukan
pendekatan secara personal terhadap peserta didik untuk lebih
bisa disesuaikan metode belajar apa yang cocok untuk
diterapkan, dan juga membantu mengenali potensi diri peserta
didik sejak dini. Dengan kata lain bahwa kemajuan peserta
sangat diperhatikan. Hadirnya Tamsisku ini dinilai dapat
membantu memecahkan urgensi permasalahan belajar di
rumah yang biasanya dilakukan formal di sekolah. Tamsisku
memberikan pendampingan belajar yang tidak cenderung
hanya menjadi center melainkan lebih sebagai partner dalam
proses bertransfer ilmu pengetahuan.
13 Referensi 1.Telaah Aliran Progresivisme dan Esensialisme dalam
persepektif filsafat Pendidikan,H.A.Yunus,2016
2.Filsafat Pendidikan Progrevisme dan Pendidikan
Bahasa,Jurnal Cakrawala
3.Renungan Tentang Filsafat Pendidikan Dewasa
ini,Barnadib,2000
4.Pendidikan Karakter adalah sebuah keharusan,Jurnal
Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter,2019
5.Pengantar Filsafat Pendidikan,Sasulloh,2014.

14
Jurnal keempat

Judul Filsafat Pendidikan Islam


Jurnal Filsafat Pendidikan
Link Download
Volume dan Halaman Volume VI, nomor 2, juli-2017
Tahun 2017
Penulis Mappasiara
Reviewer Debby sukma ayu az Zahra zhein
Tanggal 26 september
Pendahuluan Ajaran Islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah
satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita, dan
berlangsung seumur hidup sejak dari buaian hingga ke liang
lahat. Kedudukan hukum tersebut secara tidak langsung telah
menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan
dengan hidup dan kehidupan umat manusia, dalam hal ini
hubungannya antara manusia dengan Tuhannya, hubungannya
antara manusia dengan alam, dan hubungannya antara manusia
dengan manusia lain. Menurut H.M. Quraish Shihab,di dalam
al-Qur’an kata Allah terulang sebanyak 2698 kali,1 dan
mengetahui-Nya dengan penuh keyakinan termasuk salah satu
hal yang wajib dilakukan oleh setiap manusia. Hal ini
dikemukakan Ibu Ruslan dalam kitabnya al-Zubad halaman 21
sebagaimana dikutip oleh Abuddin Nata dalam tafsir Ayatayat
pendidikan, menyatakan bahwa “wa-jibin ‘ala al-insan ma’rifat
al-ilahi bi istiqan” (yang pertama kali diwajibkan terhadap
setiap manusia adalah mengetahui Tuhan dengan penuh
keyakinan), kemudian mengetahui atau mempelejari alam
semesta dan saling berinteraksi antara sesama manusia
Permasalahan Pemikiran dan kajian tentang pendidikan dilakukan oleh para
ahli dalam berbagai sudut tinjauan dan disiplin ilmu, seperti
agama, Filsafat, sosiologi, ekonomi, politik, sejarah dan
antropologi. Sudut tinjauan ini menyebabkan lahirnya cabang
ilmu pengetahuan kependidikan yang berpangkal dari sudut
tinjauannya, yaitu pendidikan agama, filsafat pendidikan,
sosiologi pendidikan, sejarah pendidikan, ekonomi pendidikan,
politik pendidikan dan sebagainya
Tujuan Penelitian 1. Memenuhi tugas critical journal review mata kuliah
Keterampilan Penerapan Konsep Filsafat Pendidikan. 2.
Mengetahui kelebihan dan kekurangan dua jurnal, baik dari
segi pembahasan, penulisan, dan penyampaian materi.
Metode Penelitian
Pendekatan

15
Tempat
Populasi sampel Lingkungan pendidikan, terutama pendidikan islam seperti
pesantren.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Kesimpulan Filsafat merupakan ilmu yang mengkaji segala sesuatu, baik
itu masalah ketuhanan, manusia dan dinamikanya serta alam.
Filsafat merupakan upaya untuk menemukan pengetahuan
tentang bagaimana hakekat sesuatu sejauh yang dapat dicapai
oleh akal dan indra manusia (Rasio dan Empirik) dan
bagaimana sikap manusia setelah mengetahui dan memahami
pengetahuan tersebut. Filsafat Pendidikan Islam merupakan
kegiatan atau aktifitas berpikir menyeluruh dan mendalam
dalam rangka menemukan pengetahuan, konsep,
menyelenggarakan dan/atau mengatasi berbagai problem
Pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan makna dan
nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis
Reverensi Al-Syaibany, Omar Muhammad Al-Tumy. Falsafatut Tarbiyah
Al-Islamiyah (Falsafah Pendidikan Islam). Terj. Hasan
Langgulung. Cet I, Jakarta: Bulan Bintang, 1979
. -Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007. -Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, 2007.
Muhaimin, et.al, Paradigma Pendidikan Islam Upaya
Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di sekolah. Cet,III,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
- Muhaimin. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Cet.
II, Surabaya: Pusat Studi Agama, Politik dan Masyarakat
(PSAPM) bekerjasama dengan pustaka pelajar, 2004.
- Mujib, Abdul dan Yusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam.
Cet. I Jakarta: Kecana Premada Media, 2006.
- Nasution, Harun. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya
Jilid I. Cet.I, Jakarta: UI Press, 2001.
- Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2005. –
. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja grafindo Persada,
2008.
. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir alAyat al-Tarbawij).
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2008.
- Salam, Burhanuddin. Logika material; Filsafat Ilmu
Pengetahuan. Cet. I Jakarta: Reneka Cipta, 1997.
- Shihab, H.M. Quraish. Menyingkap Tabir Ilahi: al-Asmâ’ al-
Husnâ dalam Perspektif Al-Qur’an. Lentera Hati; Jakarta,
2006.
-Zuhairini, at al., Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT.Bumi
Aksara, 2004.

16
Jurnal kelima
Judul Filsafat Pendidikan Merupakan Jiwa Dari Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (Educational Philosophy as the Soul of
the Department of Primary School Teacher Education)
Jurnal Filsafat Pendidikan
Link Download 1671-4104-1-SM_230925_233333.pdf
Volume dan Halaman Volume 1, Nomor 1, September 2010
Tahun 2010
Penulis Jaino
Reviewer Debby sukma ayu az-zahra
Tanggal 26 september 2023
Pendahuluan Proses pendidikan adalah proses perkembangan yang
bertujuan. Tujuan proses perkembangan itu secara alamiah
adalah kedewasaan, sebab potensi manusia yang paling
alamiah adalah bertumbuh menuju tingkat kedewanaan,
kematangan. Potensi ini akan dapat terwujud apabila
prakondisi almiah dan sosial manusia bersangkutan
memungkinkan untuk perkembangan tersebut, misalnya iklim,
makanan, kesehatan, dan keamanan, relatif sesuai dengan
kebutuhan manusia. Kedewasaan yang bagaimanakah yang
diinginkan dicapai oleh manusia, apakah kedewasaan biologis
jasmaniah, atau rohaniah (pikir, rasa, dan karsa), atau moral
(tanggung jawab dan kesadaran normatif), atau kesemuanya.
Persoalan ini adalah persoalan yang amat mendasar, yang
berkaitan langsung dengan sisitem nilai dan standar normatis
sebuah masyarakat (Noor, 196). Cara kerja dan hasil filsafat
dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup dan
kehidupan manusia, dimana pendidikan merupakan salah satu
dari aspek kehidupan tersebut, karena hanya manusialah yang
dapat melaksanakan dan menerima pendidikan. Oleh karena
itu pendidikan memerlukan filsafat. Karena masalah-masalah
pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan,
yang hanya terbatas pada pengalaman.
Permasalahn Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sekitar
pendidikan dan ilmu pendidikan. Kiranya kegiatan pendidikan
bukanlah sekedar gejala sosial yang bersifat rasional semata
mengingat kita mengharapkan pendidikan yang terbaik untuk
bangsa Indonesia, lebih-lebih untuk anak-anak kita
masingmasing; ilmu pendidikan secara umum tidak begitu
maju ketimbang ilmu-ilmu sosial dan biologi tetapi tidak
berarti bahwa ilmu pendidikan itu sekedar ilmu atau suatu
studi terapan berdasarkan hasil-hasil yang dicapai oleh ilmu-
ilmu sosial dan atau ilmu perilaku.
Tujuan Penelitian 1. Memenuhi tugas critical journal review mata kuliah

17
Keterampilan Penerapan Konsep Filsafat Pendidikan. 2.
Mengetahui kelebihan dan kekurangan dua jurnal, baik dari
segi pembahasan, penulisan, dan penyampaian materi.
Metode Penelitian Metode kuantitatif.
Pendekatan Dengan menganalisis pendidikan sekolah dasar
Tempat Sekolah dasar
Popilasi sampel Jurusan Pendidikan guru sekolah dasar
Teknik pengumpulan data
Teknik analisis data
Kesimpulan Landasan filsafat pendidikan memberi perspektif filosofis yang
seyogyanya merupakan “kacamata” yang dikenakan dalam
memandang menyikapi serta melaksanakan tugasnya. Oleh
karena itu maka ia harus dibentuk bukan hanya mempelajari
tentang filsafat, sejarah dan teori pendidikan, psikologi,
sosiologi, antropologi atau disiplin ilmu lainnya, akan tetapi
dengan memadukan konsep-konsep, prinsip-prinsip serta
pendekatan-pendekatannya kepada kerangka konseptual
kependidikan. Dengan demikian maka landasan filsafat
pendidikan harus tercermin didalam semua, keputusan serta
perbuatan pelaksanaan tugas- tugas keguruan, baik
instruksional maupun non-instruksional, atau dengan
pendekatan lain, semua keputusan serta perbuatan guru yang
dimaksud harus bersifat pendidikan.
Saran Sebaiknya lebih banyak menggunakan data-data dari
penelitian, agar jurnal ini dapat dipastikan kebenaran dari
materinya.
Referensi - Bogdan & Biklen. 1982. Qualitative Research For Education.
Boston MA: Allyn Bacon - Campbell & Stanley. 1963.
Experimental & QuasiExperimental Design for Research.
Chicago : Rand McNelly - Deese, J. 1978.
The Scientific Basis of the Art of Teaching. New York :
Colombia University-Teachers College Press - Gordon,
Thomas. 1974. Teacher Effectiveness Training. NY: Peter h.
Wydenpub
- Henderson, SVP. 1954. Introduction to Philosophy of
Education.Chicago : Univ. of Chicago Press
- Hidayat, Syarief. 1997. Tantangan PGRI dalam Pendidikan
Nasional. Makalah pada Semiloka Nasional Unicef-PGRI.
Jakarta: Maret, 1997.
- Highet, G. l954. Seni Mendidik (terjemahan Jilid I dan II).
PT.Pembangunan
- Kemeny,JG. l959. A Philosopher Looks at Science. New
Hersey, NJ: Yale Univ.Press
- Ki Hajar Dewantara. l950. Dasar-dasar Perguruan Taman
Siswa. DIY:Majelis Luhur
- Ki Suratman. l982. Sistem Among Sebagai Sarana

18
Pendidikam Moral Pancasila. Jakarta:Depdikbud
- Kuhn, Ts. l969. The Structure of Scientific Revolution.
Chicago:Chicago Univ.
- Langeveld, MJ. l955. Pedagogik Teoritis Sistematis
(terjemahan). Bandung: Jemmars
- Liem Tjong Tiat. l968. Fisafat Pendidikan dan Pedagogik.
Bandung: Jurusan FSP FIP IKIP Bandung
- Rakajoni T. l977. Pembaharauan Profesional Tenaga
Kependidikan: Permasalahan dan Kemungkinan Pendekatan.
Jakarta: Depdikbu

Jurnal ke enam

1 Judul PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP


PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK
2 Jurnal Jurnal Sains Psikologi
3 Download http://journal2.um.ac.id/index.php/JSPsi/article/view/952/563
4 Volume dan Halaman Vol 6, No 1
5 Tahun 2017
6 Penulis Faisal R. DongoranFadhil Hikmawan
7 Reviewer Monika Kristina Naibaho
8 Tanggal 25 September 2023
9 Pendahuluan Psikologi humanistik adalah salah satu dari tiga aliran klasik dalam
psikologi, selain aliran psikologi behavioristik dengan tokohnya
John B. Watson dan aliran psikologi psikonanalis dengan tokohnya
Sigmund Freud. Aliran psikologi pendidikan humanistik adalah
aliran psikologi yang sangat menjunjung tinggi kemanusiaan
manusia yang unik dan memiliki potensi-potensi individu yang baik.
Aliran ini banyak memperoleh pengaruh dari aliran filsafat
humanistik dengan tokoh J.J. Rousseau dan aliran eksistensialisme
dengan tokohnya J.J. Sartre (Saifulah, 1983). Selain diterapkan
dalam bidang psikologi konseling, psikologi industri dan organisasi,
dan psikologi klinis, perkembangan aliran psikologi humanistik
diterapkan pula dalam bidang pendidikan. Penerapan psikologi

19
humanistik dalam bidang pendidikan lazim disebut dengan istilah
psikologi pendidikan humanistik.
-Permasalahan Filsafat pendidikan adalah cabang filsafat yang mempelajari hakekat
pendidikan Filsafat pendidikan memandang kegiatan pendidikan
sebagai objek yang perlu dikaji. Ada banyak defisini mengenai
filsafat pendidikan pada tetapi akhirnya semua berpendapat dan
mengajukan soal kaidah-kaidah berpikir filsafat dalam rangka
menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam bidang pendidikan.
-Tujuan penelitian Tujuan ditulisnya perspektif filsafat pendidikan terhadap psikologi
humanistik adalah untuk mendeskripsikan secara kritis perspektif
filsafat pendidikan yang ada dalam psikologi pendidikan
humanistik.
10 Metode penelitian Metode dalam kajian ini adalah penelitian kepustakaan (library
research).
-Pendekatan Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk
menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis, yakni deskripsi
mengenai peran para guru, peserta didik, dan orang tua.
-Tempat Yogyakarta
-Populasi Sampel Mahasiswa dan Masyarakat Yogyakarta
-Teknik pengumpulan Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumen.
data
-Teknik Analisis data Teknik analisis data dalam kajian ini adalah analisis tematik
11 Kesimpulan Filsafat pendidikan psikologi pendidikan humanistik adalah filsafat
pendidikan yang memandang pendidikan sebagai proses
memanusiakan peserta didik sehingga mampu berkembang dan
beraktualisasi diri dengan segenap potensi asli yang ada dalam
dirinya. Perspektif filsafat pendidikan terhadap psikologi pendidikan
humanistik dapat dilihat dari aspek ontologi pendidikan,
epistemologi pendidikan, dan aksiologi pendidikan. Dari sudut
ontologi kependidikan, psikologi pendidikan humanistik
menjelaskan bahwa pendidikan adalah proses memanusiaan subjek

20
didik atau peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi-
potensi baik untuk mencapai aktualisasi diri. Dasar epistemologi
psikologi pendidikan humanistik adalah plural (rasional,
intuisionisme, dan fenomenologi). Berbeda dari psikologi
pendidikan behavioristik yang cenderung memiliki pendekatan
bebas nilai (value free approach), psikologi pendidikan humanistik
memiliki pendapat bahwa proses pendidikan semestinya adalah
lekat nilai atau terkandung nilai (value laden)
12 Saran Selama proses penelitian, psikologi pendidikan humanistik
menekankan pada nilai-nilai asli peserta didik sehingga mereka akan
mampu mencapai perkembangan mandiri terkait penghargaan diri
(self respect) dan kompetensi.
13 Referensi Barnadib, Imam. 1994. Filsafat Pendidikan: Sistem dan Metode.
Yogyakarta: Andi Offset.
Bugenthal, J. 1964. The Third Force in Psychology. Journal of
Humanistic Psychology, 4 (1): 19-26.
Hanurawan, F. 2012. Filsafat Ilmu Psikologi. Malang: BKP
Universitas Negeri Malang.
Hanurawan, F., Syam, M., & Samawi. 2006. Filsafat Pendidikan.
Malang: FIP Universitas Negeri Malang.
Saifulah, A. 1983. Antara Filsafat dan Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional. Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Kencana

Jurnal ke tujuh
Judul FILSAFAT PANCASILA DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA
MENUJU BANGSA BERKARAKTER
Jurnal Jurnal Filsafat Indonesia
Download https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/view/21286/13282
Volume dan Vol.2 No.2
Halaman
Tahun 2019
Penulis Yoga Putra Semadi

21
Reviewer Monika Kristina Naibaho
Tanggal 25 September 2023
Pendahuluan Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang mempunyai fungsi
dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Filsafat adalah berpikir secara
mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran. Filsafat
pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang pendidikan berdasarkan
filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan
ditinjau dari filsafat pendidikan, maka Pancasila merupakan pandangan hidup
bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, sistem
pendidikan nasional Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari dan
mencerminkan identitas Pancasila.
-Permasalahan Pancasila adalah falsafah yang merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa
Indonesia yang sesuai dengan kultur bangsa Indonesia. Pendidikan karakter
memang seharusnya diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu hidup
secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang baik serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Semuanya telah mencakup filsafat pendidikan Pancasila yang mempunyai ciri,
yaitu integral, etis, dan reigius.
-Tujuan
penelitian
Metode Metode yang digunakan untuk menyusun artikel ini adalah study kepustakaan.
penelitian Study kepustakaan, yaitu menelaah sumber-sumber, baik itu buku, artikel,
referensi-referensi yang berkaitan dengan filsafat Pancasila dalam pendidikan
di Indonesia untuk membentuk bangsa yang berkarakter.
-Pendekatan -
-Tempat Bali
-Populasi Sampel Masyarakat Bali
-Teknik -
pengumpulan
data
-Teknik Analisis -
data
Kesimpulan Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang di
dalamnya memuat lima dasar yang isinya merupakan jati diri bangsa
Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila menggambarkan tentang pedoman hidup
berbangsa dan bernegara bagi manusia Indonesia seluruhnya dan seutuhnya.
Pancasila juga merupakan sebuah filsafat karena pancasila merupakan acuan
intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa yang dalam usaha-usaha
keilmuan dapat terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Pendidikan
suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti ideologi suatu bangsa yang
dianutnya. Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang
mempunyai fungsi dalam hidup dan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Filsafat adalah berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari
kebenaran.
Saran Filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang pendidikan

22
berdasarkan filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem
pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, maka Pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Karena
itu, sistem pendidikan nasional Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari dan
mencerminkan identitas Pancasila. Pancasila adalah falsafah yang merupakan
pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai dengan kultur bangsa
Indonesia. Pendidikan karakter memang seharusnya diambil dari nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang
cerdas, berperilaku baik, mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi
hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik serta beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya telah mencakup filsafat
pendidikan Pancasila yang mempunyai ciri, yaitu integral, etis dan reigius.
Referensi Arifin, H.M. 1993. Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teori dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bina Aksara.
Darmodiharjo, Darji. 1996, Pokok-pokok Filsafat Hukum. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Jumali, dkk. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah
University Press.
Kaelan. 2005. Filsafat Pancasila sebagai Filasfat Bangsa Negara Indonesia.
Makalah pada Kursus Calon Dosen Pendidikan Kewarganegaraan,
Jakarta.
Noor Syam, Moh. 1986. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Kependidikan
Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional.
Poespowardoyo, Soeryanto. 1989. Filsafat Pancasila. Jakarta: Gramedia.
Rapar, J.H. 1988. Filsafat Politik Aristoteles. Jakarta: Rajawali.
Sutrisno, Slamet. 2006. Filsafat dan Ideologi Pancasila. Yogyakarta: Andi

Jurnal kedelalapan
1 Judul METODE MARIA MONTESSORI DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT
PENDIDIKAN
2 Jurnal Jurnal Komunikasi Pendidikan
3 Download http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik/article/view/16/16
4 Volume dan Vol 1 No 1
Halaman
5 Tahun 2018
6 Penulis Muhammad Irsad
7 Reviewer Monika Kristina Naibaho
8 Tanggal 25 September 2023
9 Pendahuluan Dunia pendidikan di Indonesia kini terus berproses menuju tercapainya
tujuan pendidikan secara nasional. Proses tersebut nampak dengan semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan pendidikan. Di daerah-
daerah kini banyak berdiri lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan
Raudlatul Athfal (RA) sebagai lembaga pendidikan anak usia dini dalam
lingkup lembaga pendidikan Islam. Perkembangan kesadaran masayarakat
akan pentingnya pendidikan -bahkan sejak usia dinimerupakan progres

23
positif yang harus mendapatkan dukungan dari semua pihak. Butuh perhatian
yang lebih dari pemerintah dan masyarakat di setiap unsur pendidikan. Salah
satu faktor yang paling berperan dalam menentukan suksesi sistem
pendidikan di Indonesia adalah kualifikasi tenaga pendidik. Nampaknya hal
ini menjadi salah satu bagian terpenting yang justru sedikit terabaikan dari
perhatian semua pihak. Kualifikasi pendidik menjadi sangat penting, dimulai
dari sisi pedagogis, profesionalitas, kepribadian, kemampuan memimpin
(leadership), serta kemampuan untuk bersosial dengan lingkungan. Dari sisi
profesionalitas saja, sebenarnya banyak terdapat permaslahan atau
kekurangan yang perlu diselesaikan dan dilengkapi. Salah satu unsur
profesionalitas pendidik ialah mampu mengembangkan materi pelajaran serta
mampu memanfaatkan perkembangan informasi dan teknologi (IT), yang
termasuk dalam hal ini adalah kemampuan pendidik untuk menggunakan
metode pendidikan dalam menyampaikan materi materinya (Permendiknas
No.16, 2007).
-Permasalahan Permasalahan metode pendidikan ini sangat penting diperhatikan, mengingat
metode merupakan unsur pendidikan yang setiap harinya bersinggungan
langsung dengan peserta didik. Bisa jadi peserta didik butuh suasana baru
dalam pendidikan, sehingga mereka mendapatkan hal yang lebih fresh dan
tidak monoton. Kebiasaankebiasaan dalam menerapkan metode pendidikan
yang sudah biasa digunakan, bisa saja diselingi dengan metode lain yang
dapat menambah semangat belajar para peserta didik. Metode pendidikan
Maria Montessori ini menjadi salah satu alternatif pililhan yang dapat
digunakan. Metode Maria cenderung memberikan kebebasan kepada anak
didik, namun tetap mempertahankan nilai-nilai kedisiplinan.
-Tujuan Melalui penelitian ini peneliti bertujuan ingin mendeskripsikan bagaimana
penelitian teori pendidikan Maria dapat diimplementasikan pada pendidikan anak usia
dini. Kemudian, peneliti ingin memeberikan analisa metode Maria dari
perspektif Filsafat Pendidikan. Besar harapan penulis, metode Maria ini dapat
menjadi salah satu solusi yang dapat digunakan untuk menunjang tercapainya
tujuan pendidikan secara nasional, melalui pintu pendidikan anak usia dini.
10 Metode Jenis penelitian ini merupakan studi pustaka (library research). Artinya,
penelitian penelitian ini mengacu pada data-data atau bahan-bahan tertulis yang
berkaitan dengan topik pembahasan yang sedang diangkat, penelitian yang
menggunakan gagasan berbentuk tulisan sebagai sumber penekanan kepada
interpretasi dan analisis makna konsep pemikiran yang berupa
ungkapanungkapan baik secara empiris maupun secara ide-ide rasional (Hadi,
1990: 9).
-Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan filosofis,
yaitu penekatan yang digunakan untuk merumuskan secara jelas hakikat yang
mendasari konsepkonsep pemikiran
-Tempat Lampung
-Populasi Masyarakat Lampung
Sampel
-Teknik Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalam teknik dokumentasi.
pengumpulan Teknik dokumentasi yang dimaksud disini adalah metode pengumpulan data

24
data yang dilakukan dengan cara mencari data tentang variabel penelitian dari
berbagai macam dokumentasi, baik yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, jurnal, dan lain sebagainya (Arikunto, 10: 62). Pada tekhnik
pengumpulan data ini, akan peneliti sebutkan sistematika pengumpulan data
dalam penelitian ini; Peneliti akan mengumpulkan sumber data primer dan
sumber data sekunder, kemudian penulis akan memaparkan metode
pendidikan Maria, kemudian metode tersebut akan penulis analisa dari sudut
perspektif Filsafat Pendidikan.
-Teknik Metode analisa data adalah kegiatan mengatur, mengurutkan,
Analisis data mengelompokkan, dan mengkategorikan data, sehingga dapat ditemukan dan
dirumuskan hipotesis kerja berdasarkan data tersebut(Moleong, 1990: 10).
Sedangkan jenis metode analisa yang penulis gunakan di sini adalah metode
analisa isi (content analysis), yakni sebuah analisis terhadap kandungan isi
yang tidak akan lepas ari interpretasi sebuah karya. Secara metodologis,
analsisi ini mencoba menawarkan asumsi-asumsi epistemologis terhadap
pemahaman yang tidak hanya berkutat pada analisa teks tetapi juga
menekankan pada konteks yang melingkupinya serta kontekstualisasinya
dalam masa yang berbeda
11 Kesimpulan -Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih memiliki pekerjaan
rumah (home work) yang banyak yang harus di selesaikan, salah satunya
tentang perbaikan kualitas pendidikan. Salah satu yang paling berperan dalam
menunjang kesuksesan penyelenggaraan pendidikan ialah metode pendidikan
yang diterapkan. Maria Montessori sebagai seorang ilmuwan, dokter dan juga
seorang pendidik, menciptakan sebuah metode pendidikan yang memberikan
kebebasan kepada peserta didiknya. Penyatu-paduan antara kebebasan dan
kedisiplinan dalam metode Maria ini akan penulis analisa dari perspektif
Filsafat Pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library
research), dalam menganalisa topik pembahasan menggunakan metode
analisa isi (analysis content) dengan menerapkan pendekatan filosofis.
Sumber primer dalam tulisan ini merupakan tulisan Maria yang
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Hasil dari pembahasan dalam
tulisan ini adalah; Maria dalam praktik metode pendidikannya menerapkan
beberapa hal sebagai berikut; mempertimbangkan aspek antropologis peserta
didiknya, penyiapan lingkungan belajar perlengkapan ruang kelas, disiplin
dalam kebebasan, serta penghapusan hadiah-hadiah dan bentuk-bentuk
hukuman.
12 Saran Setelah mengumpulkan data,diharapkan ma,mampu mempelajari dan
mengkaji teori pendidikan Maria, disini peneliti akan menganalisa metode
Maria menggunakan kacamata filsafat pendidikan. Dari hasil analisa peneliti
terhadap metode-metode pendidikan Maria, sebenarnya dapat terlihat inti
(core) pemikiran atau teori pendidikan Maria, yakni Maria menghendaki
kebebasan dalam mendidik anak.
13 Referensi Arikunto, Suharsimi. (1980). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Bina Usaha.
Baker, Anton, dan Achmad Charris Zubair. (1990). Metodologi Penelitian
Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.

25
Gandhi, Teguh Wangsa. (2011). Filsafat Pendidikan: Madzhab-Madzhab
Filsafat Pendidikan. Yogykarta: Ar-Ruzz Media.
Hadi, Sutrisno. (1990). Metodologi Research. Yogyakarta, Andi Offset.
Moleong, L. J. (1990). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Montesorri, Maria. (2008). The Absorbent Mind, terj. Dariyanto. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. ______________. (2013). Montessori Method, terj.
Gerald Lee Gutek (ed). Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Mulkhan, Abdul Munir. (1994). Runtuhnya Mitos Politik Santri, Yogyakarta:
Sipress.
Mulyasa, H. E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Nuryatno, M. Agus dan Najmuddin Muhammad, dalam Mahmud Arif.
(2013). Antologi Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar
Islam. Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.
Prawira, Purwa Atmaja. (2012). Psikologi Umum Dengan Perspektif Baru.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Stempel, Guide H. (1983). Conten Analysis, terj. Jalaludin Rahmat dan Arko
Kasta. Bandung: Arai Komunikasi.
Sugiyono (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanti, Rini D. (2012). Esai-Esai Pendidikan Islam (Pengembangan
Interaksi Anak dengan Lingkungan dan Potensi Anak). Yogyakarta,
STAIN

Jurnal kesembilan
1 Judul buku Urgensi filsafat Pendidikan dan hubungannya terhadap
perkembangan kurikulum 2013
2 Jurnal Pendidikan dan ilmu sosial
Link download -
Volume dan halaman Vol 3, no. 1 halaman 46-66
Tahun 2021
Penulis Shofwan almuzani
Review Hernia maulini syam
Tanggal review 27 september 2023
Pendahuluan Kurikulum menjadi salah satu kompenen Pendidikan
yang terpenting dalam terselenggarakannya proses
Pendidikan. Karena dengan adanya kurikulum proses
Pendidikan dapat berjalan secara teratur. Kurikulum
juga dapat dikatakan sebagai alat dalam menggapai
tujuan Pendidikan, sekaligus menjadi pedoman dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar pada setiap
tingkatan Pendidikan formal. Kurikulum juga didasari
atas falsafah pandangan hidup suatu bangsa, kemana,
dan bagaimana bangsa tersebut akan dibentuk agar

26
mampu menghadapi masa depan, semua itu tentunya
tergambarkan dalam suatu kurikulum, Pendidikan,
maka kurikulum Pendidikan haruslah dinamis dengan
menyesuaikan perkembangan yang ada pada
Masyarakat, dan haruslah menetapkan hasilnya susuai
dengan yang diharapkan. Hal ini akan menimbulkan
perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya
di Indonesia.
Permasalahan Berbagai permasalahn diatas menjadi latar belakang
dilakukannya penelitian dengan judul “urgensi filsafat
pendidikan dannhubungannya terhadap kurikulum
2013”.adapun yang menjadi permasalahn dalam
penelitian ini adalah bagaiana urgensi filsafat
Pendidikan dalam pengembangan kurikulum 2013,
serta bagaimana hubungan antara keduanya.
Tujuan penelitian Tujuan penelitian pada jurnal ini adalah akan
memberikan kegunaan yang potensial diantaranya
kegunaan akademik untuk menambah kekayaan
intelektual khususnya filsafat sebagai landasan
pengembangan kurikulum, juga untuk mengetahui
bagaimana urgensi filsafat sebagai landasan
pengembangan kurikulum juga kegunaan praktis,
memberikan manfaat bagi stkebolder pengembang
kurikulum sebagai rujukan konrit dalam
mengembangkan kurikulum.
Metode penelitian Pada jurnal ini menggunakan metode literatur review
dimana memanfaatkan sumberperpustakaan dalam
memperoleh data
Pendekatan Pendekatan pada penelitian ini yaitu pendekatan
penelitian kualitatif yang bersifat deskrtiptif dan
interperatif
Tempat Yogyakarta
Populasi sampel Masyarakat dan sekolah
Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data pada jurnal yaitu study
Pustaka, dokumentasi dan teknik analisis data pada
jurnal ini yang dirumuskan oleh milles dan hubberman
adalah sebagaiberikut: pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Kesimpulan Kesimpulan dari jurnal ini adalah adapun urgensi
filsafat Pendidikan dalam pengembangan kurikulum
2013 adalah hasil dari keterpaduan landasan Pancasila
dan landasan filsafat dari beberapa aliran filsafat
Pendidikan.
Saran Saran pada jurnal ini adalah diharap pada peneliti atau
penulis membuat teknik analisis data dengan jelas agar
bisa memudahkan pembaca untuk memahami jurnal

27
ini.
Referensi Shofwan almizani, urgensi filsafat Pendidikan dan
hubungannya terhadap pengembangan kurikulum 2013,
jurnal Pendidikan ilmu sosial, vol. 3, no.1, 2021

Jurnal 10
Judul Filsafat Pendidikan lihajar dewantara (tokoh timur)
Jurnal Jurnal filsafat Indonesia
Link download
Volume dan halaman Volume 2, nomor 3, halaman 124-136.
Tahun 2019
Penulis Made sugiorta, idabagus, dkk.
Reviewer Hernia maulini syam
Tanggal review 27 september 2023
Pendahaluan Dalam menerapkan filsafat Pendidikan, seorang guru
sebagai pendidik mengarapkan mempunyai hak bahwa
ahli-ahli filsafat Pendidikan menunjukkan dirinya pada
masalah Pendidikan pada umumnya erta bagaimana
masalah itu mengganggu pada penyekolahan yang
menyangkut masalah perumusan masalah, kurikulum,
organisasi sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik
juga mengharapkan bagi ahli filsafat Pendidikan suatu
klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep,
argument dirinya, literatur Pendidikan tertama dalam
kontra versi endidikan system-sistem. Pengujian
kompetensi minimal dan kesepakatan Pendidikan.
Banyak aliran-aliran filsafat Pendidikan yang mewarnai
praktek pelaksanaan Pendidikan, yang cetuskan tokoh-
tokoh dari dunia barat, maupun dari tokoh-tokoh dunia
timur. Tokoh filsafat pendididkan yang muncul dari
dunia timur yang cukup terkenal di Indonesia adal ki
hajar dewantara. Gagasan filosofis ki hajar dewantara
telah menjadi pondasi yang cukup kokoh dalam praksis
Pendidikan Indonesia
Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut
1. Latar belakang historis tercetusnya filosofis
Pendidikan ki hajar dewantara
2. Subtansi gagasan filosofi Pendidikan kihajar
dewantara
3. Implikasi teori praktis gagasan filosofis
Pendidikan kihajar dewantara dalam praktek
Pendidikan.
Tujuan Tujuan pada jurnal ini ialah untuk mendeskripsikan

28
latar belakang historis dan subtansi gagasan filosofis
Pendidikan kihajar dewantara dan implikasi dalam teori
praktis Pendidikan
Metode penelitian Jurnal ini disusun dengan study kepustakaan. Sumber
referensi primer dan sekunder digunakan agar
mendapatkan pembahasan dan kemudian simpulan dan
akurat
Pendekatan Pendekatan penelitian pada jurnal ini adalah
pendekatan deskripsi kualitatif
Tempat Kota singaraja kabupaten buleleng, bali.
Populasi sampel Mahasiswa, Masyarakat
Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yaitu study Pustaka dan
dokumentasi
Teknik analisis data Pada jurnal ini menggunakan analisis data yang
dirumuskan oleh miles dan huberman adalah sebagai
berikut: pengumpulan data,reduksi data, penyajian data
dan kesimpulan.
Kesimpulan Kesimpulan dari jurnal ini adalah dilatarbelakangi oleh
dorongan heroid terlepas dari pusaran tirani penjajahan
belanda telah mendorong kihajar dewantara untuk
memaknai Pendidikan sevara filosofi sebagai upaya
memerdekakan manusia dalam aspek lahiriah
(kemiskinan dan kebodohan) dan batinia (otonomi
berfikir dan mengambil keputusan, martabat, mentalitas
demokratif)
Saran Saran untuk jurnal ini adalah diharap kepada pemeliti
agar menulis membuat sampel penelitian dan teknik
analisis data dijelaskan pada jurnal dengan jelas agar
bisa memudahkan pembaca untuk memahami jurnal ini
Reverensi Made sugiarta, ida bagus, dkk. Filsafat Pendidikan
kihajar dewantara (tokoh timur, jurnal filsafat
Indonesia. Vol. 2, no.3, 2019.

29
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah menganalisa secara keseluruhan menurut penulis, dari beberapa jurnal diatas
penelitian ini secara sistematika memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda, seperti
dijurnal pembanding penelitian jurnalnya hanya meneliti dan melakukan observasi secara
langsung tapi ada beberapa dari jurnal hanya mengandalkan study Pustaka saja tidak melakukan
observasi secara langsung. dari segi tata letak dan font yang digunakan sudah cukup bagus sesuai
dengan ketentuan jurnal biasanya tapi sayangnya ada beberapa jurnal yang tidak menggunakan
gambar grafik atau hasil dokumentasi dari penelitian yang dilakukan tersebut dimana berguna
untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari jurnal tersebut.

B. Saran
saran menurut penulis untuk penelitian selanjutnya agar bisa memperbaiki kekurangan
pada setiap penelitiannya, serta lebih memperhatikan penulisan sehingga kalimatnya bisa lebih
muda dipahami, dimengerti, dan lebih menarik untuk dibaca.

30

Anda mungkin juga menyukai