Anda di halaman 1dari 10

Konsep Kesadaran Sosial Dalam Pendidikan

Erniwati La Abute
Universitas Muhammadiyah Luwuk
Email : erny@unismuhluwuk.ac.id

Journal info
Jurnal Pendidikan Glasser Abstract.
p-ISSN : 2579-5082 Penelitian ini bertujuan untuk menyadarkan manusia
e-ISSN : 2598-2818 akan hak dan kewajiban seorang pribadi manusia untuk
10.32529/glasser.v%vi%i.338 hidup bermasyarakat berbangsa, dan bernegara dalam
Volume : 3 pendidikan. Kesadaran sosial yang dimaksud disini
Nomor : 2 adalah proses untuk mengembangkan pengetahuan
Month : 2019 manusia sebagai makhluk sosial yang berpendidikan.
Issue : oktober Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka yang
kajiannya menitik beratkan pada analisis dan
interprestasi bahan tertulis berdasaarkan konteksnya.
Bahannya berupa catatan yang terpublikasikan, buku
teks, surat kabar, majalah, surat-surat, catatan harian,
naskah, artikel dan sejenisnya, yang berkaitan dengan
keadaran sosial. Data tersebut selanjutnya dianalisis
menggunakan metode Content analysis, semiotic
naratif dan deskriptif analysis.
Hasil Penelitian menunjukkan (1) kesadaran sosial
dalam pendidikan meliputi : (a) penampilan diri dilihat
dari presfektif orang lain. (b) pengalaman orang lain
dilihat dari presfektif dirinya. (c) penampilan orang lain
dilihat dari presfektif diri sendiri. (d) Penampilan diri
dilihat dari presfektif diri sendiri. (e) pengalaman diri
dilihat dari presfektif orang lain. (f) pengalaman orang
lain dilihat dari presfektif diri. (g) penampilan orang
lain dilihat dari presfektif dirinya

Keywords : Pendidikan; Kesadaran; Sosial

A. PENDAHULUAN luhur, yang pelaksanaanya harus di lakukan


Pendidikan adalah Segala daya upaya dan secara terorganisir, berencana dan berlangsung
semua usaha mengubah sikap dan perilaku yang terus menerus kearah membina manusia menjadi
diinginkan untuk semua masyarakat untuk dapat insan paripurna, dewasa dan berbudaya yang
mengembangkan potensi manusia agar memiliki dilandasi oleh nilai- nilai budaya dan ideologi.
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, Pendidikan harus dilakukan secara terus menerus,
berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak menunjukan bahwa pendidikan bukanlah proses
mulia, serta memiliki keterampilan yang yang terjadi di sekolah saja, namun juga diluar
diperlukan sebagai anggota masyarakat dan sekolah, yakni dilingkungan pekerjaan dan
warga negara. pemukiman termasuk didalamnya pada
Disamping itu pendidikan merupakan lingkungan keluarga.
usaha untuk membentuk manusia yang utuh lahir Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan.
dan bathin cerdas, sehat dan berbudi pekerti Pendidikan merupakan salah satu sektor penting
186
dalam pembangunan disetiap Negara. Menurut handayani. Pengertianya, bahwa sebagai
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang pendidik harus mampu menjadi tauladan bagi
sisdiknas dalam pasal 1 disebut bahwa peserta didiknya, pendidik juga mampu menjaga
pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana keseimbangan, juga dapat mendorong, dan
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses memberikan motivasi bagi peserta didiknya.
pembelajaran agar peserta didik secara aktif Trilogi pendidikan ini diserap sebagai konsep
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki “kepemimpinan pancasila”.
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, Pendidikan di Indonesia saat ini cenderung
kepribadian, kecerdasan, akhalk mulia, serta lebih mengedepankan penguasaan aspek
keterampilan, yang diperlukan dirinya, keilmuan dan kecerdasan, namun mengabaikan
,masyarakat, mengembangkan segala potensi pendidikan Islam. Pengetahuan tentang
yang dimiliki peserta didik melalui proses ketauhidan yang didapatkan dalam pendidikan
pembelajaran. Dalam pasal 4 dijelaskan bahwa Islam melalui sekolah-sekolah saat ini semakin
peserta didik adalah anggota masyarakat yang ditinggalkan. Sebagian orang mulai tidak
berusaha mengembangkan potensi diri melalui memperhatikan lagi bahwa pendidikan tersebut
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, berdampak pada perilaku seseorang. Padahal
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. pendidikan diharapkan mampu menghadirkan
Dengan demikian pendidikan adalah segala generasi yang memperhambahkan diri kepada
daya upaya dan semua usaha untuk membuat Allah. Karena manusia sesungguhnya dapat
masyarakat dapat mengembangkan potensi dididik, dan harus sejak dini. Era keterbukaan
peserta didik agar memiliki kekuatan spritual informasi akibat globalisasi mempunyai faktor-
keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, faktor negatif antara lain mulai lunturnya nilai-
memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta nilai kebangsaan yang di anggap sempit seperti
memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai patriotisme dan nasionalisme yang dianggap
anggota masyarakat dan warga negara. tidak cocok dengan nilai-nilai globalisasi dan
Ki Hajar Dewantara mengatakan dalam universalisasi. Pembenahan kembali sistem
bukunya bahwa usaha-usaha pendidikan pendidikan dipandang sangat penting untuk
ditujukan pada halusnya budi, cerdasnya otak, mencetak generasi unggulan yang menjadi
dan sehatnya badan. Ketiga usaha itu akan tumpuan harapan umat dimasa yang akan datang,
menjadikan lengkap dan laras bagi manusia. dan ini bisa dilakukan oleh orang-orang yang
Dengan demikian pendidikan merupakan usaha peduli dan punya kesadaran sosial yang tinggi
untuk membentuk manusia yang utuh lahir dan Kesadaran sosial adalah kesadaran
bathin, yaitu cerdas, sehat, dan berbudi pekerti seseorang secara penuh akan hak dan kewajiban
luhur. Ki Hajar Dewantara juga menegaskan sebagai anggota masyarakat (Tim Penyusun
bahwa pendidik harus memiliki konsep 3 KBBI, 1988 : 765). Berdasarkan pengertian ini,
kesatuan sikap yang utuh, yakni ing ngarsa sung konsep kesadaran sosial memiliki dua keutamaan
tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri hidup manusia yang tidak dapat dipisahkan

187
antara satu dengan yang lain, yakni hak dan adanya kesadaran sosial seluruh anggota
kewajiban seorang pribadi manusia sosial. masyarakat.
Kesadaran sosial merupakan hasil belajar Implementasi fungsi manusia sebagai
memahami kontradiksi sosial, politik,pendidikan mahluk social yang peduli terhadap kegiatan-
dan ekonomi, yang mampu membawa sesorang kegiatan sosial, khususnya dalam bidang
pada suatu pengambilan sikap yang berani pendidikan telah di buktikan oleh tokoh-tokoh
mengambil tindakan untuk melawan unsur yang bangsa sebagai pembaharu dunia pendidikan
menindas dari realitas tersebut. Menurut Freire Islam seperti Muhammad Nas, para tokoh
sendiri, sebuah kesadaran sosial muncul karena tersebut sangat intens dan menaruh perhatian
seseorang harus memiliki intelegensi sosial. besar terhadap perkembangan dan kemajuan
Intelegensi ini tidak hanya sebatas kepekaan, rasa dunia pendidikan Islam, tentunya melalui
simpatik dan empatik terhadap situasi masyarakat kesadaran social yang dimiliki. Mereka banyak
yang sedang mengalami penindasan baik fisik melahirkan gerakan-gerakan yang baru,
maupun psikis, tetapi sebuah bentuk pemikiran-pemikiran yang segar bahkan gagasan-
kesepahaman seseorang akan realitas sosial gagasan yang cemerlang yang sesuai dengan
sehingga dirinya paham apa yang seharusnya tujuan dan arahan serta visi misi pendidikan
dilakukan dalam menyikapi realitas tersebut. Islam. Peran tokoh-tokoh tersebut banyak
Meskipun hal itu harus melawan sturuktur atau memberikan angin segar, pencerahan ide-ide
sistem yang telah ada di dalam masyarkat itu yang banyak dikembangkan oleh para praktisi
sendiri. Intelegensi sosial nyata dalam kesadaran pendidikan pada masa kini. Namun disi lain
seseorang akan realitas sosial yang terjadi pada kesadaran social telah terkikis atau hilang oleh
zamannya. pergeseran jaman.
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak Dengan melihat hal-hal tersebut, dikatakan
dapat hidup sendiri tanpa komunikasi dengan bahwa kesadaran sosial telah hilang sehingga
orang lain. Pada hakekatnya manusia tidak ada setiap anggota masyarakat memiliki
yang sempurna, masing-masing memiliki kecenderungan untuk berbuat sekehendak hatinya
kekurangan dan kelebihan. Tetapi kekurangan tanpa memperdulikan lagi kaidah sosial yang
seseorang akan terpenuhi saat manusia berlaku. Apabila hal ini terus terjadi dan tidak
melakukan komunikasi sosial. Dalam komunikasi ada usaha untuk mengubah situasi tersebut
sosial, seluruh anggota masyarakat menciptakan menjadi lebih baik maka dapat dipastikan bahwa
suatu sistem nilai dan norma. Sistem nilai dan kehidupan bermasyarakat menjadi tidak tentram,
norma tersebut berfungsi sebagai pedoman dalam yang kuat akan berkuasa, yang pandai akan
melakukan segala aktivitas di masyarakat. menguasai yang bodoh dan yang kaya akan
Meskipun demikian sistem norma yang telah ada menguasai yang miskin. Tidak akan ada lagi
tidak selalu akan membentuk masyarakat yang demokrasi di masyarakat dan ketentraman hidup
tertib, seimbang dan harmonis, namun diperlukan yang didambakan akan sirna. Norma
mengingatkan manusia untuk melakukan

188
kebaikan demi diri sendiri dan sesama warga di dalam buku atau naskah-naskah yang
Negara. Untuk meningkatkan kesadaran social terpublikasikan.
ditengah masyarakat khususnya dalam bidang Data-data yang terkait dengan penelitian
pendidikan maka penulis perlu menggali kembali ini dikumpul melalui studi dokumentasi, karena
tentang “Konsep Kesadaran Sosial Dalam studi dokumentasi merupakan salah satu metode
Pendidikan. pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau
Berdasarkan latar belakang permasalahan menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat
di atas, maka yang menjadi permasalahan pokok oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang
dalam penelitian ini adalah bagaimanan konsep subjek. Artinya, menganalisis kaitannya dengan
kesadaran sosial dalam pendidikan di Indosnesia kesadaran social dalam pendidikan.
Metode Pengumpulan Data
B. METODE PENELITIAN Bentuk penelitian yang dilakukan adalah
Ketetapan menggunakan metode dalam penelitian kualitatif. Penelitian tersebut berlaku
penelitian adalah syarat utama dalam pada pengetahuan humanistik atau interpretative
pengumpulan data. Apabila seseorang yang secara teknis penekananya pada teks dan
mengadakan penelitian kurang tepat,metode penelitian ini merupakan serangkaian kegiatan
penelitianya tentu akan mengalami kesulitan, ilmiah dalam rangka pemecahan masalah.
bahkan tidak akan mendapatkan hasil yang baik Mengingat bahwa penelitian kepustakaan
sesuai dengan yang di harapkan yang berupa buku sebagai bahan bacaan
Berkaitan dengan persoalan di atas, metode dikaitkan dengan penggunaanya dalam kegiatan
ialah a way in achieving something cara untuk penulisan karya ilmiah, maka untuk
mencapai sesuatu. mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis
Dalam usaha mendapatkan data atau menggunakan sumber primer dan sekunder.
informasi yang di perlukan, maka penelitian ini Metode Analisis Data
menggunakan metode sebagai berikut : Setelah data terkumpul dari hasil
Penelitian Studi Dokumen pengumpulan data, maka langkah selanjutnya
Studi ini merupakan penelitian studi adalah menganalisa data, melalui beberapa
dokumen (document study) merupakan kajian metode sebagai berikut:
yang menitikberatkan pada analisis atau a. Metode Content Analysis
interpretasi bahan tertulis berdasarkan Teori dan data suatu informasi yang di
konteksnya. Bahan dapat berupa catatan yang dapat dari rujukan-rujukan dikategorikan terlebih
terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, dahulu, kemudian akan di pilih dengan
surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, sistematis, digeneralisasikan dan kemudian di
dan sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas tarik kesimpulan yang dapat merumuskan semua
yang tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa itu secara lugas.
naskah-naskah itu otentik. Penelitian jenis ini,
dapat menggali pekiran seseorang yang tertuang
189
b. Metode Semiotik Naratif sebagai cara pandang seseorang atau “dari sisi
Metode ini di perlukan untuk membuat mana ia melihat” sedangkan focal awareness
rekonstruksi struktur naratif dan struktur batin dapat didefinisikan sebagai objek dari efaluasi
teks yang membawa makna, dengan pengertian atau “apa yang ia lihat”. Secara lebih rinci, tacit
ini, sebagai langkah pertamnya, semiotik naratif awareness dibagi menjadi dua bagian, yaitu
mencoba mengidentifikasi struktur naratif sebuah presfektif diri dan presfektif orang lain. Focal
teks yang menjembatani struktur lahir dan awareness juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu
struktur batin. diri sendiri sebagai objek dan orang lain sebagai
c. Metode Deskriptif Analitis objek. Kemudian, dalam memperjelas
Metode ini digunakan untuk penggunaan kata dari dimensi focal awareness
menggambarkan sifat suatu keadaan yang dan tacit awareness, maka untuk selanjutnya
sementara berlangsung pada saat penulisan di peneliti akan menggunakan istila presfektif untuk
lakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu menyebut tacit awareness dan target untuk
gejala tertentu. Untuk selanjutnya di analisis menyebut focal awareness.
dengan melakukan pemeriksaan secara Terlepas dari target dan persfektif, figurski
konsepsional atas suatu pernyataan, sehingga (1987) mengajukan dimensi ketiga dari kesadaran
dapat di peroleh kejelasan arti yang terkandung sosial, yaitu content. Dimensi content atau yang
dalam pernyataan tersebut. selanjutnya akan disebut sebagai dimensi isi ini
akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu
C. HASIL DAN PEMBAHASAN penampilan yang dapat diobservasi (covert
Kesadaran social dalam pendidikan di appearance) dan pengalaman yang tidak dapat
Indonesia adalah merupakan satu keharusan diobservasi (covert experience). Berdasarkan
mengingat kondisi pendidikan kita di Indonesia kedua bagian dari dimensi isi ini, Figurski (1987)
belum sesuai yang diharapkan. Kesadaran sosial menerangkan bahwa presfektif yang digunakan
menurut Sheldon (1996) bahwa kesadaran sosial oleh individu berdasarkan hasil observasi yang
memiliki tiga dimensi, yaitu tacit awareness dilakukanya, dapat memberikan akses kepada
(presfektif diri sendiri dan presfektif orang lain), pengalaman pribadinya yang tidak dapat
Focal awarenes (diri sendiri sebagai objek dan diobservasi oleh orang lain, yaitu pikiran dan
orang lain sebagai objek), dan awarenes content emosi diri sendiri. Oleh sebab itu, akses ini
(penampilan yang dapat diobservasi dan disebut dengan priviliged. Sebagai tambahan,
pengalaman yang tidak dapat diobservasi). priveleged atau dapat diartikan sebagai hak
Berdasarkan perbedaan yang terdapat istimewa dapat memberikan akses terhadap
diantara presfektif yang diambil untuk evaluasi presfektif yang diambil oleh individu untuk
sosial, Wegner dan Guiliano (1982) menilai penampilan atau tingkah laku orang lain
memperkenalkan dua dimensi dasar dari yang mana, tanpa sebuah cermin, tidak dapat
kesadaran sosial, yaitu tacit awareness dan focal dilihat langsung oleh orang lain yang sedang
awareness. Tacit awareness dapat didefinisikan dinilai tersebut.

190
Sheldon dan Jhonson (1993) pertama, kemampuan dalam mencapai
menambahkan bahwa individu tidak selalu kematangan pada kesadaran berfikir dan
mengakses sebuah target dari kesadaran yang bertindak dan menjalankan peran manusia
bersifat privileged , tetapi juga kesadaran yang sebagai mahluk sosial dalam menjalin hubungan
bersifat non-privileged. Kesadaran yang bersifat dengan lingkungan atau kelompok masyarakat,
non-privileged Ini dapat dimengerti melalui tiga hal ini bisa dilakukan melalui proses pendidikan.
hal. Pertama, seseorang tidak harus menggunakan Jenis ini sangatlah penting dalam menunjang
presfektif orang lain secara psykologis untuk kehidupan bermasyarakat, karana sukses tidaknya
mengevaluasi penampilanya sendiri, orang-orang identik dengan kemampuan sosial kita bagaimana
yang menderita bulimia selalu berfikir bahwa berperan ditengah masyarakat, maka dengan
mereka gemuk, terlepas dari penilaian orang lain kesadaran social dalam pendidikan merupakan
yang mengatakan bahwa mereka tidak gemuk. satu keharusan dimiliki oleh manusia. Kedua,
Selain itu, penderita bulimia tersebut cenderung empati (Empathy) (karl Albercht). Aspek ini
untuk lebih menilai penampilan mereka dari merujuk pada sejauh mana kita bisa berempaty
presfektif mereka sendiri yang tidak dapat pada pandangan dan gagasan orang lain. Dan
dibantah. Kedua, seseorang tidak selalu harus juga sejauh mana kita memiliki keterampilan
melihat presfektif orang lain untuk mengetahui untuk bisa mendengarkan dan memahami
apa yang mungkin sedang dialami oleh orang lain maksud dan pikiran orang lain. Kita barangkali
tersebut, contahnya seseorang dapat mengetahui akan bisa merajut sebuah jalinan relasi yang baik
apa bila ada orang lain yang sedang merasa malu kalau saja kita semua selalu dibekali dengan rasa
tanpa harus mencoba memposisikan dirinya empaty yang kuat terhadap sesama rekan kita.
sebagai orang lain tersebut. Ketiga, seseorang Kesadaran sosial dalam pendidikan
dapat melepaskan diri dari pengalaman memiliki dimensi yang dapat didimensikan
pribadinya dengan menggunakan presfektif orang melalui pandangan kita terhadap diri sendiri dan
lain secara psikologis, contohnya seseorang yang pandangan orang lain dari sisi mana kita melihat,
mengadopsi presfektif orang lain yang sehingga dalam presfektif ini kita dapat
mengatakan bahwa dirinya sedang sedih, dapat membangun hubungan dalam masyarakat dan
menyadari bahwa dirinya memang sedang target-target yang dicapai dalam masyarakat yang
bersedih. terjalin dengan hubungan saling harga-
Dari beberapa pendapat tersebut, merujuk menghargai,terutama rasa saling memiliki,
pada cara presfektif kita dan target kita, sebagai sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah
manusia yang memiliki kesadaran sosial dalam SWT. Sebagai berikut
َ َ َّ ُ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ َ ًْ َ
pendidikan, maka dalam hal ini dimensi ‫ين أ ُّي َها َيا‬
َ ‫ل آمنوا ال ِذ‬َ ‫ن قومَ يسخ َر‬ َ ‫س ق ْومَ ِم‬
َ‫ن ع ى‬ َ ‫خ ْيا يكونوا أ‬
ْ‫م‬ ُ ْ ََ َ ْ َ ‫ى‬ َ َ ْ َ ُ َ ًْ َ ُْ ََ ُ َْ
َ ‫ل ِمنه‬ َ ‫ن ِنساءَ و‬َ ‫س نساءَ م‬ َ ‫نع‬ َ ‫ل َِۖمنهنَ خ ْيا يكنَ أ‬ َ ‫تل ِمزوا و‬
kesadaran sosial dalam hal cara pandang kita dan ُ ُ ْ َ َ َ ِ ُ َ َِ َ َ َْ ْ َ ْ ُ ْ ُ ُ ُ ْ َ ْ َ
َْ ‫ل أنف َسك‬
‫م‬ َ ‫اب تنابزوا و‬ َ ِ ‫س َِۖباْللق‬ َ ‫م ِبئ‬ َ ‫وق ِالس‬ َ ‫س‬ َ ‫بع َد الف‬
target kita pada orang lain atau presfektif diri َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ ‫َّ ُ َ ُ ُ َ ُ َ ى‬
َ ِ ‫َۚاْليم‬
‫ان‬ ِ ‫ن‬ َ ‫م وم‬ َ ‫بل‬َ ‫ك يت‬ َ ‫م فأول َٰ َِٰئ‬
َ ‫ون ه‬َ ‫الظ ِالم‬
sendiri dan orang lain dapat dipertajam dengan
memfokuskanya pada dua dimensi utama;

191
َ َ َّ ُ َ َ ْ ً َ َ َّ َّ ْ
‫ين أ ُّي َها َيا‬
َ ‫اجت ِن ُبوا آمنوا ال ِذ‬ ‫ن ك ِث ْيا‬ َ ‫ض ِإنَ الظنَ ِم‬ ََ ‫َِۖإثمَ الظنَ َب ْع‬ menggunjing orang lain. Dan dalam ayat ini
َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ً ْ َ ُّ ُ َ ْ ُ ُ َ َ ْ َ
ْ َ ‫ل ت َجس ُسوا َو‬
‫ل‬ َ‫بو‬ َ ‫م يغت‬ َ ‫ب َۚبعضا بعضك‬ َ ‫م أي ِح‬ َ ‫ن أحدك‬ َ‫أ‬ Allah menerangkan bahwa semua manusia dari
َ‫ل‬ ُ َ َ ْ َ َ ً ْ َ ُ ُ ُ ْ َ َ ُ َ َ َّ َ َّ َ َ
َ ‫م يأ ك‬ َ ‫يه لح‬ َِ ‫وه ميتا أ ِخ‬ َ ‫َۚاّلل واتقوا َۚفك ِرهتم‬ َ َ‫اّلل ِإن‬ َ َ‫ح تواب‬ َ ِ ِ‫ر‬
َ ُ satu keturunan, maka kita tidak selayaknya
ُ َْ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ ً ‫ُش ُع‬
‫اس أ ُّي َها َيا‬
َُ ‫م ِإنا الن‬ َْ ‫ن خلقناك‬ َ ‫ث ذكرَ ِم‬ َ ‫م َوأن ى‬ َْ ‫وبا َو َج َعلناك‬
َ ُ َ ُ ْ َ َ ْ َّ ُ َ ْ َ َ َّ َ menghina saudaranya sendiri, dan Allah juga
ََ ‫م ِإنَ َِۚلت َع َارفوا َوق َب ِائ‬
‫ل‬ َ ْ ‫اّلل ِعن َد أ ك َر َمك‬
َِ ‫م‬ َْ ‫اّلل ِإنَ ََۚأتقاك‬ َ َ‫ع ِليم‬
َ menjelaskan bahwa dengan Allah menjadikan
َ ْ ‫خ ِب‬
‫ي‬
kita berbangsa-bangsa, bersuku-suku dan
Terjemahnya: bergolong-golong tidak lain agar kita saling kenal
Hai orang-orang yang beriman, janganlah dan saling menolong sesamanya. Karena
sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ketaqwaan, kesalehan, dan kesempurnaan jiwa
ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan itulah bahan-bahan kelebihan seseorang atas yang
jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi lain.
yang direndahkan itu lebih baik. dan Berdasarkan penjelasan ayat tersebut dapat
janganlah suka mencela dirimu sendiri dan
jangan memanggil dengan gelaran yang dipahami bahwa dimensi kesedaran sosial dalam
mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan pendidikan berisi: perilaku kita dalam hubungan
adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman
dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka masyarakat, yang akan membentuk masyarakat
mereka Itulah orang-orang yang zalim. Hai saleh. Masyarakat saleh adalah masyarakat yang
orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), percaya bahwa ia mempunyai risalah untuk umat
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. manusia, yaitu risalah keadilan, kebenaran dan
dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama kebaikan. Suatu risalah yang kekal selama-
lain. Adakah seorang diantara kamu yang lamanya, tidak akan terpengaruh oleh faktor
suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik waktu dan tempat.
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Selain itu dimensi kesadaran sosial ini
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang. Hai manusia, dapat didemensikan dari pemahaman,
Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari penampilan, dan pandangan kita ditengah-tengah
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan kehidupan pribadi, lingkungan, dan masyarakat
bersuku-suku supaya kamu saling kenal- yang dapat diobservasi dan pengalaman yang
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang tidak dapat diobservasi. Sehingga dari pandangan
yang paling taqwa diantara kamu. ini akan memperoleh target yang dicapai bersama
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal. ditengah masyarakat.
a. Bentuk kesadaran sosial
Dalam ayat ini Allah menjelaskan tentang
Berdasarkan ketiga dimensi dari kesadaran
pendidikan karakater atau adab-adab (pekerti)
sosia, Sheldon dan Jhonson (1993), menemukan
yang harus berlaku diantara sesama mukmin, dan
sebuah model kesadaran sosial yang berisikan
juga menjelaskan beberapa fakta yang menambah
sejumlah dimensi bentuk kesadaran sosial yang
kukuhnya persatuan umat islam yaitu,
digunakan oleh orang-orang dalam kehidupan
menjauhkan diri berburuk sangka kepada yang
sosialnya. Bentuk-bentuk kesadaran sosial
lain, menahan diri dari memata-mata keaiban
tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
orang lain, menahan diri dari mencela dan
192
Secara lebih rinci, dari delapan dimensi d. Penampilan orang lain dilihat dari presfektif
bentuk kesadaran sosial tersebut dapat diri sendiri

didefinisikan sebagai berikut: Bentuk kesadaran sosial ini dapat terjadi

a. Pengalaman diri dilihat dari presfektif diri ketika seseorang sedang menertawai penampilan

sendiri orang lain dan dapat diilustrasikan dengan

Bentuk kesadaran sosial ini dapat terjadi pikiran “kenapa sih dia tidak menyisir

ketika seseorang berusaha mengerti amarahnya rambutnya”. Bentuk kesadaran ini terjadi ketika

dan dapat diilustrasikan dengan pikiran “saya apa yang dipatokan pada orang lain secara tidak

memang sedang marah”. langsung kita terbawa perasaan seakan apa yang

Bentuk kesadaran sosial ini berarti dapat disampaikan pada orang lain itu termasuk diri

dilihat atau terbentuk ketika manusia mengatakan sendiri.

yang sesungguhnya apa yang sedang e. Penampilan diri dilihat dari presfektif diri

dirasakanya, maksudnya ketika seseorang sendiri

mengutarakan apa yang ada didalam isi hatinya. Bentuk kesadaran sosial ini dapat terjadi

b. Penampilan diri dilihat dari presfektif orang ketika seseorang memeriksa penampilanya

lain dengan cermat didepan kaca dan dapat

Bentuk kesadaran sosial ini dapat terjadi dicontohkan oleh penderita anorexia yang

ketika seseorang yang menggunakan baju bersikeras bahwa ia terlalu gemuk, terlepas dari

berenang akan muncul didepan orang banyak, protes orang lain. Ini berarti bentuk kesadaran ini

dan menyadari bahwa orang lain sedang tidak mengambil pendapat orang lain melainkan

memperhatikan dirinya. Bentuk kesadaran ini hanya mengambil penilaian yang muncul dari

bisa dipahami ketika diri kita menjadi penilaian dirinya sendiri.

orang banyak atau ketika orang sekeliling kita f. Pengalaman diri dilihat dari presfektif orang

memperhatikan kita. lain

c. Pengalaman orang lain dilihat dari presfektif Bentuk kesadaran sosial ini dapat terjadi

dirinya ketika kita mengunjungi psikolog dan dapat

Bentuk kesadaran ini dapat terjadi ketika diilustrasikan dengan pikiran “dia bereaksi

seseorang berusaha merasakan apa yang seakan saya marah, mungkin saya memang

dirasakan oleh orang lain dan dapat diilustrasikan marah”. Bentuk kesadaran ini dapat terjadi

dengan pikiran “saya juga akan merasa malu jika dimana kita menyamakan diri kita dengan orang

menjadi dia”. lain.

Bentuk kesadaran ini adalah menyamakan g. Pengalaman orang lain dilihat dari presfektif

diri orang lain dengan diri kita sendiri, seakan diri sendiri

apa yang dirasa orang lain kita juga merasakanya. Bentuk kesadaran sosial ini dapat terjadi

Dimana pandangan orang lain selalu disamakan ketika kita menyangkal hak orang lain untuk

dengan diri kita sendiri. merasa dihina dan dapat diilustrasikan dengan
pikiran “dia tidak punya hak untuk marah-

193
marah”. Bentuk kesadaran ini terjadi ketika kita Kemudian, bentuk kesadaran sosial yang
tidak ingin apa yang kita rasakan dirasakan orang termasuk dalam self-grounded adalah
lain, agar seseorang itu tidak merasa berkecil hati pengalaman diri dilihat dari presfektif diri
dan menggambarkanya melalui apa yang telah sendiri, pengalaman orang lain dilihat dari
kita rasa. presfektif dirinya, penampilan orang lain dilihat
h. Penampilan orang lain dilihat dari presfektif dari presfektif dirinya, pengalaman orang lain
dirinya dilihat dari presfektif diri sendiri, dan penampilan
Bentuk kesadaran sosial ini dapat terjadi orang lain dilihat dari presfektif diri sendiri.
ketika kita menyadari adanya obsesi remaja Sedangkan bentuk kesadaran sosial yang
kepada wajahnya atau bagian tertentu dari termasuk dalam self-divided yaitu pengalaman
tubuhnya. Bentuk kesadaran sosial ini terjadi diri dilihat dari presfektif orang lain, penampilan
dimana kita menilai orang lain sesuai dengan diri dilihat dari presfektif orang lain, dan
presfektif kita sendiri seakan apa yang dipikir penampilan diri dilihat presfektif diri sendiri.
orang lain tidak sesuai untuk dirinya, yang sesuai Dengan demikian kesadaran sosial yang
hanya menurut presfektif kita. termasuk self-grounded ini terkesan memaksakan
1. Konstruksi Motivasi dari Kesadaran Sosial atau cenderung dengan sifat ego dimana
Sosial Awareness Inventory (SAI) adalah semuanya terjadi dari diri sendiri yang dari
instrumen penelitian yang dibuat oleh sheldon presfektif, penampilan, pengalaman, dilihat atau
(1996) untuk mengukur tingkat dan bentuk dinilai sesuai dengan diri sendiri tanpa
kesadaran sosial. Sheldon (1996) membagi mengambil presfektif dari orang lain lagi.
delapan bentuk kesadaran sosial yang terdapat Sedangkan kesadaran sosial yang termasuk self-
dalam SAI dalam dua faktor motivasi yaitu self- divided ini entah itu,presfektif, pengalaman,lebih
grounded dan self-divided. Secara lebih rinci, besar dinilai dari presfektif orang lain akan tetapi
individu yang self-divided termotivasi untuk tetap ada presfektif dari diri sendiri seperti
menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan penampilan yang tetap dinilai dari presfektif diri
opini orang lain dalam lingkunganya, sedangkan sendiri.
individu yang self-grounded lebih termotivasi
terhadap otonomi dan sumber internal dalam D. PENUTUP
mengolah proses regulasi dirinya. Kesadaran sosial dalam pendidikan
Dalam hal ini, individu yang memiliki bertujuan untuk menyadarkan manusia akan hak
motivasi self-grounded cenderung mengolah dan kewajiban seorang pribadi manusia untuk
informasi sosial berdasarkan presfektif dirinya hidup bermasyarakat berbangsa, dan bernegara.
dan orang lain, dimana individu yang memiliki Kesadaran sosial yang dimaksud disini adalah
motivasi self-divided lebih cenderung mengolah proses untuk mengembangkan pengetahuan
informasi sosial berdasarkan presfektif orang lain manusia sebagai makhluk sosial yang
tentang dirinya. berpendidikan, kesadaran sosial dapat dilihat atau
terbentuk ketika manusia mengatakan yang

194
sesungguhnya apa yang sedang dirasakanya, Pusat pengembangan kurikulum 2003, kurikulum
2004, kerangka dasar, (Jakarta:
maksudnya ketika seseorang mengutarakan apa
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
yang ada didalam isi hatinya. Yang meliputi (1) Grasindo, t.th.).
Yunus Firdaus M, Pendidikan Berbasis Realita
Penampilan diri dilihat dari presfektif orang lain.
Sosial, (Yogyakarta: Logung Pustaka,
(2) Pengalaman orang lain dilihat dari presfektif 2007),
dirinya. (3) Penampilan orang lain dilihat dari
presfektif diri sendiri. (4) Penampilan diri dilihat
dari presfektif diri sendiri. (5) Pengalaman diri
dilihat dari presfektif orang lain. (6) Pengalaman
orang lain dilihat dari presfektif diri. (7)
Penampilan orang lain dilihat dari presfektif
dirinya.

E. REFERENSI
Al-Mawardi, Adab ad-dunya wa Ad-Din, (Bairut:
Dar al-Fikr,t.t).
Ahmad D Marimba, Pengantar Pendidikan
Filsafat Islam, (Bandung: al-Ma’arif,
1987).
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan
Modernisasi Menuju Milinium Baru,
Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 2002.
Consuelo G. Sevila, dkk. Pengantar Metode
Penelitian, (Jakarta: UI Pres, 1993).
Chaplin,J.P, Kamus Lengkap Psykologis,
(Jakarta: Grafika Persada, 2001),
Dewantara, Ki Hajar, Karya Ki
Hajar,(Yogyakarta: Taman Siswa,1961).
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam
Menghadapi Abad 21, (Jakarta: Pustaka
al-Husna, 1988).
H, Pupuh Fathurrahman, A. A Suryana, Fenny
Fatriany, pengembangan pendidikan
karakter, (Bandung: Rafika Aditama,
2013), Cet,ke-1.
Jamil Ahmad, seratus muslim terkemuka,
(Jakarta: Pustaka Firdaus,2003).
Kementrian Agama, Al-Qur’an dan
Terjemahanaya
Neong Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif,
(Jogjakarta: Rake Sarasin, 1990).
Stefan Titsscher, Michael Mayer, dkk. Metode
Analisis Teks & Wacana (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,2009).
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat,
(Jakarta:Raja Grafindo Persada,1997),
Undang-Undang No.20 tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional

195

Anda mungkin juga menyukai