Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REPORT

“KETERAMPILAN PENERAPAN KONSEP DASAR PENDIDIKAN


MASYARAKAT”

Dosen Pengampu :

Dr. Sudirman,SE,M.Pd

Friska Indria Harahap,S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh :

Sri Ayu Anggraini BN

(1192471004)

PENDIDIKAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Keterampilan Penerapan Konsep Pendidikan Masyarakat dalam bentuk
“CRITICAL BOOK REPORT”,dengan tepat waktu.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah


membimbing penulis dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam pembuatan Critical Book Report ini.

Penulis menyadari Critical Book Report ini jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan baik isi maupun penyusunannya.Oleh karena itu,saya
harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tugas ini.

Medan, September 2019

SRI AYU ANGGRAINI BN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
............................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................................


ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................


1

LATAR BELAKANG.................................................................................... 1

TUJUAN........................................................................................................ 2

MANFAAT..................................................................................................... 3

ii
IDENTITAS BUKU

Buku Utama

Judul buku : Konsep Dasar,Sejarah,dan Asas Pendidikan Luar Sekolah


Pengarang : Prof. Dr. Yusnadi,MS & Silvia mariah H,M.Pd
Penerbit : UNIMED PRESS
Tahun terbit : 2019
Kota terbit : Medan
Jumlah halaman : 189 halaman
ISBN : 978-602-7938-98-4

Buku Pembanding

Judul buku : Pendidikan Nonformal “Pengembangan Melalui Pusat


kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah
Pembelajaran dari Kominkan di Jepang )”

Pengarang : Prof. Dr. H. Mustofa Kamil


Penerbit : ALFABETA
Tahun terbit : 2011
Kota terbit : Bandung
Jumlah halaman : 235 halaman
ISBN : 978-602-8361-20-0

1
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan Luar Sekolah sebagai sebuah bagian darisistem pendidikan


memiliki peran yang sangat penting dalam rangka pengembangan dan
implementasi belajar sepanjang hayat (lifelong learning ).Membahas pendidikan
luar sekolah bukan berarti hanya membahas pendidikan luar sekolah sebagai sebuah
pendidikan alternatif bagi masyarakat,akan tetapi berbicara pendidikan nonformal
(pendidikan luar sekolah) adalah berbicara tentang konsep,teori dan kaidah-kaidah
pendidikan yang utuh sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kehidupan
masyarakat.Pendidikan luar sekolah merupakan sebuah layanan pendidikan yang
tidak dibatasi oleh waktu,usia,jenis kelamin,ras(suku,keturunan),kondisi sosial
budaya,ekonomi,agama,dll.

Peran pendidikan luar sekolah dalam rangka pelayanan pendidikan


sepanjang hayat sangat dibutuhkan saat ini dan ke depan.Pendidikan luar sekolah
dianggap sebagai pendidikan yang mampu memberikan jalan serta pemecahan bagi
persoalan-persoalan layanan pendidikan masyarakat,terutama masyarakat yang
tidak terlayani oleh pendidikan formal.

Pada banyak hal pendidikan luar sekolahl dirasakan sebagai sebuah formula
yang sangat ideal serta lebih memihak masyarakat dibandingkan dengan
pendidikan formal.Namun demikian pendidikan luar sekolah merupakan bagian
dari sistem pendidikan yang keberadaannya tidak dapat terpisahkan dengan
pendidikan formal apalagi dalam konteks pendidikan sepanjang hayat.Sehingga
tidak dirasakan ,pendidikan luar sekolah leih hebat dari pendidikan formal ataupun
sebaliknya.

B. Tujuan

1. Penyelesaian tugas mata kuliah Keterampilan Penerapan Konsep Pendidikan


Masyarakat
2. Mengulas isi dua buah buku
3. Memahami dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
4. Membandingkan isi kedua buku
5. Melatih cara berfikir kritis dalam mengkritik dan menilai keunggulan maupun
kelemahan yang terdapat dalam buku tersebut

C.Manfaat

1. Untuk menambah pengetahuan tentang Pendidikan Nonformal

2
2. Untuk meningkatkan kemampuan menemukan inti sari suatu buku,
kemampuan membandingkan buku dengan buku lainnya dengan baik.
3. Untuk melatih diri agar berpikir kritis dalam mencari informasi yang
diberikan oleh setiap bab dari buku pertama dan buku kedua.
4. Untuk menilai kekurangan dan kelebihan kedua buku tersebut.

BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A.Bab 1

Gerakan Pembangunan dan Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah di


Indonesia

Pembangunan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk


meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pembangunan dilakukan dengan penekanan
bidang ekonomi dan politik,terlebih pada saat suatu Negara baru memperoleh
kemerdekaannya

Pendidikan nonformal dalam bentuk yang paling asli (indigenous) telah ada
sejak dulu.Kehadirannya lebih dulu dari perkembangan pendidikan
formal.Pendidikan nonformal berkembang dari pendidikan tradisional yang
biasanya berakar dalam agama dan tradisi yang dianut oleh warga
masyarakat,misalnya dalam ajaran Islam membaca Al-Qur’an itu adalah suatu
kewajiban untuk mendalami ajaran agama Islam.Pendidikan luar sekolah dengan
menggunakan cara-cara tersebut berkembang dengan sendirinya,tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan praktis dan meneruskan warisan sosial budaya.

Makna pendidikan luar sekolah dalam gerakan pembangunan.

Gerakan pembangunan di Negara-negara sedang berkembang dimulai sejak


awal kemerdekaannya,telah melibatkan pembangunan daerah perdesaan.Ada dua
hal yang sangat ditekankan dalam gerakan pembangunan masyarakat pedesaan.
Pertama, perbaikan kondisi-kondisi ekonomi,sosial dan kultural.
Kedua,pengintegrasian masyarakat perdesaan dalam kehidupan bangsa secara
keseluruhan agar mereka dapat memberikan kontribusi terhadap program-program
nasional. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan dua hal. Pertama, partisipasi

3
masyarakat desa untuk memperbaiki taraf kehidupannya dengan kepercayaan
sepenuh mungkin pada kemampuan dan prakarsa sendiri. Kedua, tersedianya
pelayanan dan bantuan teknik dari pihak pemerintahan sehingga prakarsa dan
swadaya warga masyarakat dapat diperkuat.

Perkembangan pendidikan luar sekolah di Indonesia

Pendidikan luarsekolah di Indonesia telah berkembang sejak dulu dalam bentuk


magang,belajar secara individual,belajar kelompok,yang dilakukan secara
tradisional yang berkaitan dengan keyakinan beragama,misalnya dalam agama
Islam,pendidikan luar luar sekolah itu dikembangkan di langgar atau pesantren.Di
samping itu,pendidikan luar sekolah di masyarakat sebelum bangsa Indonesia
merdeka telah mengenal berbagai kursus : kursus kewanitaan,kursus pengetahuan
umum atau politik,kepanduan(sekarang kepramukaan) dan pendidikan olah raga
bagi para pemuda.Kegiatan-kegiatan tersebut diprakarsai oleh pemimpim-
pemimpin peregerakan kemerdekaan.

Mulai tahun 1946 pendidikan luar sekolah di Indonesia resmi ditangani oleh
pemerintah.Kemudian pada masa orde baru pendidikan luar sekolah mendapat
perhatian yang cukup besar.Hal ini terlihat dalam Pelita II tentang pembangunan
bidang pendidikan.Terlihat bahwa pendidikan luar sekolah mempunyai peranan
yang cukup besar dalam menunjang pembangunan.

B. Bab 2

Konsep Pendidikan Dan Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan,pengendalian
diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan
dirinya,masyarakat,bangsa,dan negara.

4
Ilmu pendidikan atau pedagogi diartikan sebagai ilmu yang dipelajari untuk
kepentingan pendidikan.Pedagogi adalah seni mendidik atau segala kecakapan
yang kita pergunakan untuk mendidik anak. Pedagogi teoritis ialah ilmu pendidik
ditinjau dari segi teoritis saja terbagi atas pedagogi sistematis dan pedagogi
historis.Pendidikan memiliki sifat atau karakteristik praktisdan
normative.Langeveld menyebut pedagogi sebagai ilmu pengetahuan praktis, karena
membicarakan perbuatanmanusia yang disebut pendidikan.Mendidik dapat
didefenisikan sebagai membimbing anak ke suatu tujuan.Tujuannya ialah
kedewasaan.Kegiatan mendidik berakhir ketika seseorang telah mencapai tingkat
kedewasaan dalam makna luas..Dalam pengertian ini pendidikan diselenggarakan
dalam keluarga secara informal dan di sekolah sebagai kegiatan formal.Menurut
ICED,pendidikan adalah proses belajar yang terus menerus.Dengan demikian
pendidikan tidak hanya diselenggarakan di sekolah saja,tetapi di luar
sekolah.Konsep ICED ini merupakan titik tolak dari konsep life long education.

Dalam konsep pendidikan seumur hidup terkandung gagasan belajar untuk


hidup (learnin to be) dan massyarakat gemar belajar (learning society).Learning to
be memiliki tujuan akhir dari belajar adalah berfikir,belajar menjadi warga Negara
yang produktif.Lebih luas lagi tujuan dari proses penemuan dan perwujudan diri
untuk mencapai tingkat kualitas hidup yang memadai.The learning society adalah
masyarakat yang terdapat di dalamnya lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga-
lembaga non pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan.

PLS menurut Trisnamansyah(1997) adalah konsep pendidikan sepanjang hayat


yang mengandung karakteristik,bahwa pendidikan tidak berakhir pada saat
pendidikan sekolah selesai ditempuh oleh seorang individu,melainkan suatu proses
sepanjang hayat,mencakup keseluruhan kurun waktu hidup seorang individu sejak
lahir sampai mati.

Dave (1973) mengemukakan karakteristik konsep pendidikan seumur hidup


sebagai berikut :

1. Pendidikan tidaklah berakhir pada saat berakhirnya pendidikan sekolah,akan tetapi


merupakan proses sepanjang hayat

5
2. Pendidikan seumur hidup tidaklah hanya terbatas pada pendidikan orang dewasa
3. Pendidikan seumur hidup mengikuti pola-pola pendidikan formal dan nonformal
kedua-duanya baik belajar yang berencana maupun yang incidental
4. Rumah tangga atau keluarga memainkan peranan pertama yang penting
5. Masyarakat juga memainkan peranan penting dalam pendidikan anak mulai dari dia
berinteraksi dengan masyarakat sampai dia melakukan fungsi pendidikan
sepanjang hayat
6. Lembaga –lembaga pendidikan adalah penting
7. Pendidikan seumur hidup berusaha mencari kesinambungan dan kaitan dalam
dimensi vertical atau longitudinal.
8. Pendidikan sumur hidup juga berusaha menciptakan integrasi setiap dimensi
horizontal pada setiap tahap kehidupan.
9. Pendidikan seumur hidup memiliki sifat fleksibel
10. Pendidikan seumur hidup diisi oleh pola \-pola dan bentuk-bentuk alternatif
pendidikan
11. Ada tiga persyaratan pokok untuk belajar melalui pendidikan seumur hidup,yaitu
kesempatan,motivasi dan edukabiliti.

C. Bab 3
Konsep Pendidikan Luar Sekolah
Perhatian yang besar terhadap pendidikan luar sekolah dari pemerintah dan
warga masyarakat di Negara-negara berkembang muncul dengan diresmikannya
gagasan pendidikan seumur hidup,beberapa studi kasus telah dilakukan,diantaranya
oleh lembaga-lembaga internasional seperti ICED,ASEAN,berbagai Universitas di
Amerika dan lain-lain
Untuk memahami konsep pendidikan nonformal dapat ditinjau dari dua sudut
pandang :
(1) Konsep konvensional dari pendidikan,dan
(2) Dinamika tujuan dalam proses pendidikan
Proses pendidikan itu dibangun oleh tiga unsur,yaitu belajar,sumber belajar,dan
warga belajar.Program pendidikan nonformal disusun dengan memperhatikan

6
tujuan,partisipasi,metode,materi belajar evaluasi,dan struktur organisasi dari
program tersebut.

Alasan terselenggaranya PLS dari segi kesejarahan ,tidak bisa terlepas dari lima
aspek yaitu :
1. Aspek pelestarian budaya
2. Aspek teoritis
3. Dasar pijakan
4. Aspek kebutuhan terhadap pendidikan
5. Keterbatasan lembaga pendidikan sekolah

Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah

1. Bentuk pendidikan luar sekolah yang berbeda ditandai untuk mencapai


bermacam-macam tujuan
2. Keterbatasan
3. Tanggung jawab penyelenggaraan lembaga pendidikan luar skolah dibagi
oleh pengawasan umum/masyarakat ,pengawasan pribadiataupun
kombinasi keduanya
4. Didisiplinkan secara ketat terhadap waktu pengajaran
5. Metode pengajaran bermacam-macam
6. Diselenggarakan dengan tidak berjenjang
7. Ingkat sistem PLS terbatas yang diberikan kredensial.
8. Sebagian besar program PLS dilaksanak oleh remaja dan orang-orang
dewasa

10 Patokan Pendidikan Luar Sekolah


1. Warga belajar
2. Sumber belajar
3. Pamong belajar
4. Sarana belajar
5. Tempat belajar
6. Dana belajar

7
7. Ragi belajar
8. Kelompok belajar
9. Program belajar
10. Hasil belajar
Metode dalam program pendidikan luar sekolah
1. Kegiatan belajar mengajar yang efektif dimulai dengan melihat
kondisi warga belajar
2. Jika penghambat keberhasilan dan dan sumber-sumber yang tersedia
dapat diketahui,maka sumber-sumber tersebut dapat dimanipulasi
untuk mengatasi penghambat tersebut
3. Warga belajar harus memiliki sikap positif terhadap pengetahuan
dan keterampilan yang ingin diperolehnya
4. Rancangan strategi indtruksional bergantung pada kondidi internal
dan eksternal warga belajar
5. Sumber belajar bertindak sebagai pemberi kemudahan bagi warga
belajar
6. Melibatkan kegiatan belajar kelompok melalui diskusi

Fungsi Pendidikan Luar Sekolah


1. Sebagai Suplemen(Penambah)
PLS memberikan materi tambahan terhadap materi yang
diajarkan di sekolah.Misalnya,kegiatan-kegiatan
ekstrakulikuler.
2. Sebagai Komplemen(Pelngkap)
Materi yang disajikan dalam PLS berfungsi melengkapi hal-hal
yang diperoleh dari sekolah.Ini disebabkan karena tidak semua
hal dapat dituangkan dalam kurikulum sekolah.
3. Seabagai Substitusi (Pengganti)
PLS berfungsi menggantikan fugsi sekolah Materi yang
diajarkan identik dengan materi yang biasanya diajarkan di
sekolah.Program ini ditujukan bagi mereka yang tidak pernah
sekolah atau putus sekolah dasar.

8
4. Sebagai jembatan memasuki dunia kerja
5. Sebagai wahana untuk bertahan hidup dan menegmbangjan
kehidupan.

D. Bab 4

Pengertian dasar dan penamaan lain pendidikan non formal

Kleins mengajukan defenisi pendidikan non formal dengan ancang-ancang


yang panjang,namun cukup holistic tetapi kompleks,dengan mengetengahkan
sistem organisasi ,manusia,dan kurikulum,yang masing-masing memiliki dua
komponen pokok.

Ada juga ahli yang tidak mengajukan defenisinya,akan tetapi terlebih


dahulu mengidentifikasi beberapa parameter pendidikan non formal yang leiputi
sistem penyampaian,tujuan,karakteristik pedagodik dan “crendtial” serta
kebutuhan.Setelah itu merekapitulasi adanya defenisi teoritis,defenisi operasional
dan defenisi pragmatik yang meliputi :

1. Adanya kaitan dalam beberapa hal antara pendidikan persekolahan


dengan pendidikan non formal
2. Penekanan bahwa pendidikan non formal tidak bersifat incidental atau
informal
3. Ketidakformalan pendidikan non formal terutama terletak pada
sponsor,lokasi dan administrasi

Coombs(1973) mengajukan defenisi pendidikan non formal adalah setiap


kegiatan yang diorganisasikan di luar sistem persekolahan yang mapan apakah
dilakukan secara terpisah sebagai bagian penting dari kegiatan yang lebih
luas,dilakukan secara sengaja dan untuk melayani anak didik tertentu untuk
mencapai tujuan belajarnya.

Adikusumo (1971) mendefenisikan pendidikan luar sekolah adalah setiap


kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar

9
sekolah,dan seseorang memperoleh informasi,pengetahuan,latihan ataupun
bimbingan sesuai dengan usia dari kebutuhan hidupnya,dengan tujuan
mengembangkan tingkat keterampilan ,sikap-sikap dan nilai-nilai yang
memungkinkan baginya menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan
keluarganya bahkan masyarakat dan negaranya.

Colleta (1975) mendefenisikan pendidikan non formal adalah transmisi


pengetahuan,keterampilan dan sikap yang bertujuan dan sistematik (dengan
penekanan terhadap peningkatan keterampilan) di luar teknologi pendidikan
persekolahan formal dengan suatu susunan struktur waktu ,tempat,sumber-
sumber,dan warga belajar yang beragam ,akan tetapi terarahkan.

Pendidikan nonformal bukan satu-satunya nama untuk semua kegiatan


pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah.Tercakup ke dalam pendidikan
nonformal adalah pendidikan massa(masseducation),pendidikan orang
dewasa(adult education),extension education,dan pendidikan dasar (fundamental
education).Pendidikan orang dewasa ,meliputi pendidikan lanjut ,pendidikan
pembaharuan,pendidikan kader organisasi dan pendidikan popular.

E. Bab 5

Landasan Hukum Pendidikan Luar Sekolah di Indonesia

Pendidikan menurut Undang-Undang Dasar 1945.

Terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 Ayat 1


berbunyi”Setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”.Kemudian ayat 2
berbunyi”Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran”.Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 32 berbunyi”Pemerintah
memajukan kebudayaan nasional Indonesia yang diatur dengan undang-undang.”

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun1991 Tentang


Pendidikan Luar Sekolah.

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan Pendidikan Luar


Sekolah adalah penidikan yang diselenggrakan di luar sekolah baik dilembagakan

10
maupun tidak.Warga belajar adalah setiap anggota masyarakat yang belajar di jalur
pendidikan luar sekolah.Kelompok belajar adalah satuan pendidikan luar sekolah
yang terdiri atas sekumpulan warga masyarakat yang saling membelajarkan
pengalaman dan kemampuan dalam rangka meningkatkan taraf
kehidupan.Kemudian kursus adalah satuan pendidikan luar sekolah yang terdiri atas
sekumpulan warga masyarakat yang memberikan pengetahuan ,keterampilan dan
sikap mental tertentu bagi wargaa belajar.Tujuan pendidikan luar sekolah
yaitu;melayani warga belajar,membina warga belajar dan memenuhi kebutuhan
belajar masyarakat.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 26


,disebutkan bahwa pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat
yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,penambah
dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang
hayat.

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,pendidikan


anak usia dini,pendidikan kepemudaan,pendidikan pemberdayaan
perempuan,pendidikan keaksaraan,pendidikan keterampilan dan pelatihan
kerja,pendidikan kesetaraan,serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik.Satuan pendidiksn non formal terdiri
atas lembaga kursus,lembaga pelatihan,kelompok belajar,pusat kegiatan belajar
masyarakat,dan majelis taklim,serta satuan pendidikan yang sejenis.

Peraturan Menter Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


81 Tahun 2013 Tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal

Dalam Peraturan Menteri ini,yang dimaksud dengan satuan Pendidikan


Nonformal adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan program
pendidikan nonformal.

F. Bab 6

Kesetaraan Pendidikan Formal,Pendidikan Nonformal dan


Pendidikan Informal

11
Membedakan atau mempersamakan pendidikan nonformal dengan
pendidikan formal dapat ditinjau dari karakteristik-karakteristiknya,berdasarkan
variable tujuan,waktu,isi,penyajian,dan pengawasan.Ditinjau dari tujuan perbedaan
itu terletak pada jangka waktu belajar dan orientasi belajarnya.Menurut variable
waktu ,perbedaan itu dapat dilihat dari segi jangka waktunya ,penyiapan bagi
kehidupan masa kini atau masa datang,dan kesinambungan waktu(terus-menerus
atau tidak).Ditinjau dari variable isi,apakah menekankan kepentingan individual
atau menyamaratakan sema peserta didik,bersifat akademis atau praktis,peserta
didik diterima melalui seleksi atau tidak.Menurut variabel penyajian,perbedaan
ditekankan pada pusat kegiatan belajar mengajar,hubungannya dengan kehidupan
dalam masyarakat,berpusat pada pendidikan atau peserta didik.Dilihat dari segi
pengawasan,apakah bersifat birokraris tingggi atau demokratis.

Perbedaan paling menonjol terdapat pada struktur,di satu pihak sangat


ketat(yaitu pada pendidikan formal) sedangkan di lain pihak fleksibel yang lain-lain
mungkin dalam kondisi tertentu tidak menonjol.Dengan cara yang sama dapat pula
dibedakan antara pendidikan nonformal dengan pendidikan informal.

G. Bab 7

Tugas-tugas dan sasaran populasi pendidikan nonformal

Tugas-tugas pendidikan nonformal dapat ditinjau dalam kaitannya dengan


pendidikan formal di negara-negara industri,tugas-tugas pendidikan nonformal
antara lain menyiapkan anak-anak usia pra sekolah untuk memasuki pendidikan
sekolah memberikan pengalaman belajar di luar pendidikan yang bersifat
melengkapi pendidikan formal,dan memberikan kesempatan belajar kepada
pemuda dan orang dewasa yang telah menamatkan pendidikan nonformal guna
memperoleh pengetahuan lebih lanjut.Di negara-negara sedang berkembang tugas-
tugas itu lebih luas lagi.Pendidikan nonformal memberikan pendidikan dengan
materi yang sama dengan yang diberikan di sekolah-sekolahan formal.

Sasaran populasi pendidikan nonformal dapat ditinjau dari segi


usia,lingkungan sosisal budaya ,jenis kelamin,mata pencaharian dan tingkat
pendidikan.Ditinjau dari segi usia ,sasaran populasi itu dapat digolongkan atas usia

12
0-6 tahun,7-12 tahun,13-18 tahun,19-24 tahun,dan 25 tahun ke atas.Menurut
lingkungan sosial budaya sasaran populasinya merupakan masyarakat
pedesaan,warga masyarakat perkotaan,dan warga terasing,golongan taraf yang
ekonominya berkecukupan,dan golongan yang taraf ekonominya rendah.Ditinjau
dari golongan mata pencaharian dapat digolongkan atas
petani,pengrajin,pedagang,industriawan,lapangan jasa,supir,buruh,tukang,pegawai
negeri,dan ABRI.Ditinjau dari taraf pendidikannya dapat digolongkan atas pra
aksarawan dan aksarawan.Terakhir populasi dari kelompok khusus anak-anak
normal terlantar,anak-anak yang mengalami penyimpangan social.

H. Bab 8

Kritik terhadap pendidikan formal,isu-isu da permasalahan dalam


pendidikan nonformal

Ivan Ilich dan Paulo Freire mengkritik pendidikan seolah dari gaya
pendidikannya yang tradisional.Kritik bertitik tolak yang sama yaitu membebaskan
manusia.Menurut Ilich ,penghargaan yang berlebihan yang diberikan kepada
sekolah mengakibatkan masyarakat tida berdya cipta.Gaya guru sebagai
hakim,pemimpin ideology atau dokter yang meniadakan rasa aman bagi murid
harus menciptakan kondisi kebalikan dari sekolah dengan cara member kebebasan
kepada warga belajar memilih sendiri tentang apa yang akan dipelajari,dari siapa
dan kapan.

Freire mengaanggap sekolah sebagai”sistem


penjinakkan”(domestication).Sistem paternalisme telah mengakibatkan
kebodohan,kemiskinan dan kemelaratan pada masyarakat.Untuk membebaskan
masyarakat dari kebodohan dan sebagainya disarankan menggunakan metode
praxis.Konsep conscienlization(kepercayaan pada diri sendiri dan
lingkungan)dengan metode praxis tersebut.

Isu-isu yang umum ada dalam pendidikan luar sekolah di Indonesia dan
negara-negara berkembang lainnya,yaitu :

13
1. Dibutuhkan usaha yang luas dan missal tidak sekedar usaha untuk
sebagian kecil warga masyarakat saja
2. Kelompok wanita adalah kelompok yang paling diabaikan,terutama di
pedesaan
3. Kebutuhan belajar yang paling diabaikan adalah kebutuhan belajar yang
minimum
4. Pendidikan formal dan nonformal belum terintegrasi secara baik
5. Metode intruksional dan media dalam pendidikan nonformal tidak
efektif
6. Bagiamana cara pembangkitan motivasi
7. Dari mana sumber digali dan bagaimana penggunannya yang efektif
8. Apakah usaha-usaha pendidikan nonformal itu telah dikoordinasikan
secara harmonis

Permasalahan yang kritis dalam pendidikan nonformal meliputi :


1. Terhadap pendidikan nonformal terlalu dibebankan harapan-
harapan yang tinggi
2. Masalah departemen pengelola apakah satu atau beberapa
departemen?
3. Apakah kebutuhan pokok yang esensial yang harus dipenuhi oleh
pendidikan nonformal itu?
4. Siapakah sesungguhnya tenaga pendidik pendidikan nonformal itu?
5. Apakah perencanaan pendidikan nonformal itu sebaiknya bersifat
sentralisasi atau regional?

I. Bab 9

Falsafah pendidikan luar sekolah

Pancasila merupakan landasan filosofi adil,sedangkan UUD 1945 adalah


landasan strukturil dalam mencapai tujuan kemerdekaan nasional.Pendidkan tidak
hanya menunjang tercapainya tujuan-tujuan ekonomi,tetapi juga harus
memperkokoh nilai-nilai bangsa dan negara yang dianggap luhur.Landasan

14
operasional dalam pengelolaan pendidikan adalah berpegang kepada UUD 1945
Pasal 31.

Pendidikan Indonesia diharapkan melahirkan manusia Indonesia dengan


ketujuh rangkaian sifat seperti yang telah dilukiskan di dalm Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.Pendidikan formal maupun
nonformal adalah merupakan bagian-bagian yang integral daripada sistem
pendidikan nasional.Keduanya adalah proses belajar yang direncanakan dan
diorganisir untuk diikuti oleh para siswa guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan.

Menurut perkembangannya pendidikan nonformal harus dapat langsung


membantu kualitas dan martabat kita sebagai individu dan warga negara yang
dengan kemampuan dan kepercayaan pada diri sendiri harus dapat mengendalikan
perubahan dam kemajuan.

J. Bab 10

Asas-asas pendidikan nonformal

1.Asas inovasi

Innovasi merupakan salah satu asa yang harus diterapkan di dalam


perencanaan pendidikan,baik di dalam perencanaan program-program pendidikan
formal maupun nonformal.

2.Asas penentuan dan perumusan tujuan pendidikan

Penentuan dan perumusan tujuan-tujuan pendidikan dilakukan dengan


bertitik tolak pada tujuan nasional dengan memperhitungkan kebutuhan sector-
sektor pembangunan nasioanal.

3.Asas Perencanaan dan pembangunanprogram pendidikan nonformal

Pendidikan seumur hidup merupakalan salah satu asas pokok di dalam


perencanaan dan pengembangan kesseluruhan sistem pendidikan nasional.Untuk
meningkatkan efektifitas serta efisiensi sistem pendidikan maka di dalam

15
perencanaannya harus diperhitungkan asas-asas komprehensif integrasi,aspek-
aspek kuantitatif dan kualitatif,serta pendayagunaan semua sumber-sumber social
dan fisik yang tersedia atau yang mungkin dapat disediakan.

4.Asas Kebutuhan

Asas kebutuhan ini member arti bahwa penyusunan program pendidikan


nonformal berorientasi pada kebutuhan .Kebutuhan itu bersumber dari warga
belajar ,masyarakat,dan lembaga.Asas kebutuuhan terdiri atas kebutuhan hidup
manusia,kebutuhan pendidikan,kebutuhan belajar.

5.Asas Pendidikan Seumur Hidup

Asas pendidikan seumur hidup member makna bahwa pendidikan


nonformal itu membina dan melaksanakan program-programnya yang mendorong
warga belajar untuk terus belajar secara berkelanjutan.

6.Asas relevansi dengan pembangunan

Asas relevansi dengan pembangunan telah memberikan tekanan pada


pentingnya program-program pendidikan nonformal yang dikaitkan secara erat
dengan pembangunan masyarakat.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan

Buku Utama

Dalam buku ini memiliki bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca
sehingga pembaca mudah memahami isi dari buku tersebut dan buku ini pun
memiliki rangkuman yang memudahkan pembaca untuk membacanya lebih
singkat.Buku ini juga banyak menyertakan pendapat para ahli dalam mengupas
materi. Buku ini menyertakan soal evaluasi disetiap akhir bab yang berguna bagi
evaluasi pembaca.Buku ini cocok untuk dijadikan referensi bagi mahasiswa,karena

16
buku ini menjelaskan materi secara rinci, terutama mengenai perbedaan pendidikan
formal, nonformal dan informal.

Buku Pembanding

Buku ini sangat terperinci dalam menjelaskan tentang Pendidikan


Nonformal dan PKBM. Dalam pembahasan setiap materinya buku ini selalu
menampilkan pendapat-pendapat para ahli yang dapat menguatkan materi-materi
yang diberikan penulis.Di beberapa bab penulis juga mengaitkan materi dengan
kenyataan di Indonesia dan Jepang. Untuk jenis font tulisan dan ukuran font sudah
tepat, karena pembaca dapat membaca setiap tulisan dengan tepat.Penyajian materi
juga disajikan dalam bentuk tabel dan gambar yang berupa foto, diagram atau
bagan, dan grafik.Buku ini sangat bermanfaat untuk dibaca. Dimana pembaca akan
terbawa pada fikiran yang konstruktif.Dalam buku ini juga terdapat saran untuk
membangun PKBM ke depan.

B. Kekurangan

Buku Utama

Pada buku ini hampir banyak persaman yang diulang-ulang dan kata-
katanya sangat baku.Penulisan pada buku ini ada beberapa kata yang kurang. Dalam
buku ini gambar yang di sajikan tidak jelas. Sub bab yang tidak beraturan dan
pembaca kurang mampu menemukan dengan jelas materi yang akan dibahas.Dan
pengemasan buku ini kurang baik,sehingga buku nya mudah lepas/lekang.

Buku pembanding

Dalam buku ini terdapat bahasa asing yang membuat pembaca sulit
memahami. Terlebih lagi pendapat para ahli yang menggunakan bahasa asing yang
tidak ada terjemahannya. Tidak di lengkapi dengan ragkuman yang berguna bagi
pembaca untuk menyimpulkan dan memahami isi buku secara cepat.Buku ini tidak
menyertakan soal evaluasi disetiap akhir bab yang berguna bagi evaluasi pembaca.

BAB IV

17
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal


1 ayat 12 "Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang".Pendidikan nonformal
merupakan pendidikan sepanjang hayat(lifelong education). Pendidikan nonformal
meliputi pendidikan kecakapan hidup,pendidikan anak usia dini,pendidikan
kepemudaan,pendidikan pemberdayaan perempuan,pendidikan
keaksaraan,pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,pendidikan
kesetaraan,serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik.Satuan pendidiksn non formal terdiri atas lembaga
kursus,lembaga pelatihan,kelompok belajar,pusat kegiatan belajar masyarakat,dan
majelis taklim,serta satuan pendidikan yang sejenis.

Membedakan atau mempersamakan pendidikan nonformal dengan pendidikan


formal dapat ditinjau dari berdasarkan variable tujuan,waktu,isi,penyajian,dan
pengawasan.Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil
program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu
pada standar nasional pendidikan.

B. Saran

Demikianlah Critical Book Report ini yang dapat penulis paparkan.Besar


harapan penulis semoga critical book report ini dapat bermanfaat untuk kalangan
banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari
critical book report ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan agar crtitical book report ini dapat disusun
menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Yusnadi & Silviah Mariah. 2017. Konsep Dasar, Sejarah, Dan Asas Pendidikan
Luar Sekolah. Medan: Unimed Press.

Kamil, Mustofa. 2011. Pendidikan Nonformal Pengembangan Melalui Pusat


Kegiatan Belajar Mengajar(PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari
Kominkan Jepang). Bandung : Alfabeta.

19

Anda mungkin juga menyukai