DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
tentang “Critical Book Report Kepemimpinan” dengan tepat waktu meskipun
masih banyak terdapat kekurangan. Dan juga penulis berterima kasih pada
Bapak Mahfuzi Irwan M,Pd selaku dosen mata kuliah konsep pendidikan luar
sekolah di Unimed yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai isi buku “MANAJEMEN PENDIDIKAN
NON FORMAL ” karya Mifta Thoha. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon
kritik dan saran yang membangun.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
TUJUAN
Critical book report ini bertujuan untuk :
Mengulas (menelah) isi buku
Melatih berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari sebuah buku
Membandingkan akan kebenaran isi buku terhadap buku pembanding, termasuk didalamnya akan
kekuatan dan kelemahan isi buku.
MANFAAT
Adapun manfaat dalam critical book report ini yaitu
Mahasiswa mengetahui dan memahami isi buku
Mahasiswa memperoleh ilmu dan pengetahuan yang lebih tentang perkembangga peserta didik
Mengetahui akan keunggulan dan kelemahaan sebuah buku dibandingkan dengan buku pembanding
Menumbuhkan kekreativitasan dan berpikir kritis dalam menelah sebuah buku
IDENTITAS BUKU
A. Hakikat Manajemen
Ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya
piramida di Mesir.7 Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun.
Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Stoner mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan,
pengorganisasian,pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan berbagai berbagai sumber daya organisasi lainya untuk mencapai tujuan organisasi
yang diinginkan. Manajemen sebagai suatu proses pembimbingan, pengarahan dan pemberian
fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang terkoordinasi dalamkelompok-kelompok formal
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Manajemen dapat dirumuskan juga sebagai suatu proses mencapai tujuan organisasi dengan
cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan
pengendalian sumber daya organisasi. Jadi, untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditentukan, perlu menggunakan seluruh sumber daya yang terdapat dalam organisasi,
termasuk pekerjaan para anggotanya, yang harus direncanakan, diorganisasikan, dipimpin dan
dikendalikan.
B. Perkembangan Teori Manajemen
Perkembangan pemikiran manajemen sebagai praktik yang dilandasi konsep teori adalah
sebagai berikut:
a. Teori Manajemen Aliran Klasik (1890-1930)
b. Manajemen Organisasi Klasik (Classical Organization Theory) atau Manajemen Operasional
Modern (1900-1940)
c. Aliran Perilaku (1924-1940)
d. Pendekatan Sistem (1940-sekarang)
e. Pendekatan Kontingensi atau Pendekatan Situsional (1950-sekarang)
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
PENDIDIKAN NONFORMAL
Manajemen pada hakikatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu
dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijakan umum yang telah
ditentukan. Fungsi-fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, monitoring
dan evaluasi serta pengendalian dari penggunaan sumber daya untuk mengerjakan tujuan-
tujuan kinerja manajemen.
Perencanaan sebagai fungsi manajemen dilakukan pada tahap pertama sebelum melaksanakan
kebijakan, program dan kegiatan. Perencanaan sebagai cetak biru (blu print) atas kebijakan,
program dan kegiatan-kegiatan organisasi. Perencanaan merupakan upaya untuk menentukan
program dan kegiatan yang ingin dilakukan dan bagaimana cara mencapai tujuan organisasi.
Perencanaan sebagai suatu proses mempersiapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu
yang akan datang untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan. Secara sedrhana, perencanaan
adalah usaha sadar, terorganisir dan terus-menerus dilakukan guna memilih alternatif yang
terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan.
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang membagi tugas-tugas yang harus dikerjakan,
serta menata sumberdayasumberdaya yang ada untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut.
Fungsi pengorganisasian termasuk seluruh kegiatan manajerial yang menerjemahkan rencana
kegiatan yang diperlukan ke dalam sebuah struktur tugas dan kewenangannya.
Dalam artian praktis, fungsi pengorganisasian meliputi: (1) perancangan tanggung jawab dan
kewenangan setiap jabatan individual, dan (2) penetapan jabatan-jabatan tersebut
dikelompokkan dalam bagian-bagian tertentu. Hasil dari fungsi pengorganisasian adalah
struktur organisasi.
Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai
pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa dari tujuan yang dicapai, desain,
implementasi, dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggung
jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena.
Pengendalian (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam
suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi
pengawasan.Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan
cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Administrasi pendidikan nonformal mencakup bidang-bidang garapan yang sangat luas.
Tercakup di dalamnya administrasi personil, administrasi kurikulum, kepemimpinan,
kepengawasan, atau supervisi pendidikan, organisasi lembaga pendidikan dan sebagainya.
PENGELOLAAN PROGRAM PADA
PENDIDIKAN NONFORMAL
Program merupakan aktivitas yang diterapkan pada pernyataan tertulis tentang sesuatu yang
harus dimengerti dan diusahakan. Program menggambarkan tentang apa yang perlu
dilaksanakan dan mengapa hal itu perlu dilaksanakan. Program dapat digambarkan berupa
suatu peryataan tertulis tentang situasi, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, makalah-makalah
yang hendak dipecahkan, dan cara-cara pemecahannya.
Dalam setiap proses kegiatan yang berlangsung secara sistematis serta berusaha untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu selalu memiliki komponen-komponen yang saling berinteraksi
secara simultan. Yang dimaksudkan dengan komponen adalah unsur-unsur yang terdapat
dalam proses itu sendiri, yang masingmasing unsur itu memiliki hubungan fungsional antara
unsur yang satu dengan yang lainnya.
komponen-komponen pendidikan nonformal meliputi paling tidak adanya warga belajar,
sumber belajar, program belajar, tempat belajar, dana belajar dan adanya pengaruh dari
kegiatan belajar berupa hasil belajar yang ditunjukkan adanya perubahan perilaku warga
belajar.
Pendidikan nonformal dalam kegiatannya dibina atas dasar: asas kebutuhan, asas relevansi,
asas pendidikan sepanjang hayat, asas ke masa depan.
Program-Program PNF
1. Pendidikan Keaksaraan
2. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
3. Pendidikan Kesetaraan
4. Pendidikan Kecakapan Hidup
5. Pengarusutamaan Gender (PUG)
6. Peningkatan Budaya Baca
konsep pengembangan program dalam pendidikan non formal mencakup tidak saja
perencanaan suatu program, akan tetapi juga pelaksanaan, evaluasi, dan komunikasi nilai
program tersebut kepada pihak-pihak yang menaruh minat dan berkepentingan. Sedangkan
kegunaan fungsi pengembangan, sesuai dengan pengertian di atas, adalah untuk meningkatkan
dan memperluas program. Kegunaan yang disebut pertama, yaitu meningkatkan, menekankan
segi kualitatif. Peningkatan diarahkan untuk menyempurnakan program pembelajaran yang
telah atau sedang dilaksanakan menjadi program baru yang lebih baik.
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
NONFORMAL
kepemimpinan merupakan proses-proses mempengaruhi, memotivasi, pengorganisasian
aktifitas-aktifitas, hubungan kerja sama dan team workuntuk mencapai sasaran dan tujuan
organisasi. Di sini dapat dipahami bahwa kepemimpinan mencakup hubungan pemimpin
dengan anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Kajian-kajian
kepemimpinan, memang sekitar tahun 60-an telah berkembang di kalangan para ilmuan
perilaku (berhavior scientist), yang secara khusus mendalaminya cendrung memahami
kepemimpinan dalam konteks perilaku pemimpin yang kaku. Kecenderungan untuk memahami
kepemimpinan secara organikkepemimpinan seperti “mesinis”, mengabaikan sisi sosial budaya
dari organisasi; mengabaikan budaya yang tidak tampak. Dari sinilah lahir pemahaman bahwa
seorang pemimpin yang kuat (to have strong leadership) sangat disyaratkan dalam sistem
birokrasi ketat dan kaku. Sehingga penekanan kepemimpinan selalu berada pada sikap
pemimpin yang kaku dalam mempengaruhi anggota orgnaisasi. Kepemimpinan merupakan
dimensi hubungan sosial dalam organisasi dalam rangka memberikan pengaruh
(influence)antara individu atau kelompok melalui interaksi sosial.
Prilaku kepemimpinan atau gaya pemimpin terbagi atas tiga yakni: “autocratic leaders,
participative dan free rein leaders”. Pemimpin yang autokratik adalah pimpinan menjadi pusat,
dan menentukan segala kegiatan dalam organisasi. Bawahan harus tunduk dan patuh terhadap
perintah atasan, dan harus melaksanakannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Pemimpin
yang bebas kendali adalah kebalikan dari tipe sebelumnya, dimana pimpinan
menyerahkansepenuhnya semua kegiatan dalam organisasi kepada bawahannya. Pimpinan
tidak mau tahu, yang penting tujuan tercapai. Keuntungan dari teori ini, adalah bawahan diberi
kesempatan yang seluas-luasnya untuk berinisiatif dalam menjabarkan dan melaksanakan
program organisasi.
Teori-teori Kepemimpinan
1. Kepemimpinan Menurut Teori Sifat
2. Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku
3. Teori Kontingensi
4. Teori Atribut Kepemimpinan
5. Kepemimpinan Kharismatik
6. Kepemimpinan Transformasional
PERENCANAN PENDIDIKAN NONFORMAL
Menurut Stooner perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen, yang meliputi
merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading) dan
mengendalikan (controlling). Edwin memberikan ruang lingkup tentang fungsifungsi
menejemen meliputi: merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), mengawasi
(directing) dan mengawasi (controlling).
Aspek-aspek perencanaan tersebut yaitu:
1. Perencanaan sebagai suatu peroses.
2. Perencanaan berorientasi masa depan
3. Perencanaan berorientasi pada pencapaian tujuan organisasi.
4. Perencanaan menjabarkan kegiatan-kegiatan
5. Perencanaan sebagai kegiatan untuk mengidentifikasikan sumber daya yang dapat
menunjang pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
6. Perencanaan merupakan kegiatan mempersiapkan sejumlah alternatif.
Beberapa pendekatan, metode dan teknik evaluasi program pendidikan luar sekolah tidak
hanya berkaitan dengan operasionalisasi evaluasi program, melainkan pula berkaitan dengan
peranan evaluator program. Implikasinya, apabila evaluasi dimaksudkan untuk memperbaiki
program yang telah atau sedang dilakukan dan untuk merencanakan program yang akan
datang, maka evaluasi program sebaiknya dilakukan oleh evaluator dari dalam (internal
evaluator) yaitu pengelola, staf atau pelaksana program itu sendiri. Artinya, evaluasi
merupakan bagian dari pengelolaan program. Sebaliknya, apabila evaluasi dimaksudkan untuk
menetapkan nilai, kebermaknaan, atau kemanfaatan program, maka evaluasi program akan
lebih baik apabila dilakukan oleh evaluator atau lembaga yang berasal dar luar.
Bernardin dan Rusel dalam Achmad Ruky memberikan definisi tentang kinerja (performance)
sebagai berikut: “Performance is defined as the record of autcomes produced on a specified job
function or activity during a specified time period “(kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil
yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun
waktu tertentu). Definisi ini menekankan kinerja sebagai hasil atau apa yang keluar (outcome)
dari sebuah pekerjaan dan kontribusi pegawai terhadap organisasi.
Dalat dirumuskan indikator kinerja yaitu:1) Kuantitas hasil kerja ; 2) Kualitas hasil kerja; 3)
Waktu penyelesaian pekerjaan ; 4) Pencapaian standar kerja ; 5) Tanggung jawab terhadap
pekerjaan.
Kriteria ukuran kinerja menurut Amstrong dan Baron yang dikutip Wibowo seharusnya: (1)
dikaitkan dengan tujuan strategis dan mengukur apa yang secara organisasional penting dan
mendorong kinerja bisnis, (2) retevan dengan sasaran dan akuntabilitas tim dan individu yang
berkepentingan, (3) memfokuskan pada output yang terukur dan penyelesaian tugas dan
bagaimana orang bertindak dan bagaimana tingkah lakunya, (4) mengindikasi data yang akan
tersedia sebagai dasar pengukuran, (5) dapat diverifikasi dengan menguasakan informasi yang
akan mengonfirmasi tingkat seberapa jauh harapan dapat dipenuhi, (6) menjadi setepat
mungkin daam hubungan dengan maksud pengukuran dan ketersediaan data, (7)
mengusahakan dasar untuk umpan balik dan tindakan, dan (8) bersifat komprehensif,
mencakup semua aspek kinerja sehingga keluar ukuran tersedia.
Dalam melakukan penilaian kinerja, ada beberapa metode yang dapat digunakan. Pertama,
rangking (ranking); yaitu teknik perbandingan dan penilaian kinerja yang meliputi urutan
rangking dan yang terbaik sampai yang terburuk untuk masing-masing dimensi kinerja. Kedua,
perbandingan berpasangan (paired comparison); yakni metode perbandingan dan penilaian
kinerja dimana masing-masing orang dibandingkan secara Iangsung dengan orang Iainnya.
Ketiga, distribusi yang dipaksakan (forced distribution); adalah metode penilaian kinerja yang
menggunakan sejumlah kecil kategori kinerja, seperti sangat baik, baik, cukup, dan buruk yang
menekankan pada proporsi tertentu dan masing-masing orang. Keempat, skala rating grafis
(graphic ratingscales); adalah suatu skala yang berisi dimensi bervariasi yang dihubungan
dengan kinerja tinggi dalam tugas yang diberikan dan individu diharapkan dapat mencapainya.
Kelima, kejadian kritis harian (cirtical incident diary); ialah suatu metode penilaian kinerja yang
mencatat kejadiankejadian dan kesuksesan yang tidak biasa dan kegagalan pada aspek kinerja
yang diberikan. Kelima, skala rating jangkar perilaku (scales rating anchored behaviorally); yaitu
pendekatan penilaian kinerja yang menjelaskan perilaku kerja yang dapat diobservasi,masing-
masing dinilai untuk menentukan kinerja baik dengan kinerja buruk.
Evaluasi kinerja yang baik mempunyai kriteria: (1) mampu diukur dengan cara yang dapat
dipercaya (reliabel). Reliabilitas pengukuran mempunyai dua komponen, yaitu stabilitas dan
konsistensi. Stabilitas menyiratkan, bahwa kriteria pengukuran yang dilaksanakan pada waktu
berbeda haruslah mempunyai hasil yang kira-kira sama. Konsistensi menyiratkan, bahwa
pengukuran kriteria yang dilaksanakan dengan metode yang kira-kira sama; (2) mampu
membedakan individu-individu sesuai dengan kinerja mereka. Salah satu tujuan evaluasi kinerja
adalah menilai kinerja karyawan. Jika kriteria semacam ini memberikan skor yang identik pada
semua karyawan, maka kriteria tersebut tidak berguna bagi distribusi gaji kinerja,
merekomendasikan kandidat untuk dipromosikan, ataupun menilai kebutuhan-kebutuhan
pelatihan dan pengembangan; (3) haruslah sensitif terhadap masukan dan tindakan-tindakan
dari para pemegang jabatan. Karena tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menilai efektivitas
kinerja karyawan, kriteria efektivitas yang dipakai dalam sistem tersebut haruslah terutama di
bawah kebijaksanaan pengendalian orang yang sedang dinilai; dan (4) dapat diterima oleh
karyawan yang mengetahui kinerja sedang dinilai. Adalah penting agar orang-orang yang
kinerjanya sedang diukur merasa, bahwa kriteria yang sedang digunakan memberikan petunjuk
yang adil dan akurat dari kinerja mereka.
BAB IV
KELEMAHAN BUKU
Keterkaitan antar bab
Buku ini tidak mencantumkan sub-bab di dalam setiap babnya, sehingga membingungkan para
pembaca karena tidak mengetahui judul besar yang dibacanya.
Kemutakhiran Buku
Dalam buku ini masi terdapat kalimat-kalimat yang sulit untuk dipahami sehingga dapat
membingungkan para pembaca.
Buku ini tidak menyertakan gambar atau ilustrasi yang menarik sehingga terkesan
sedikit membosankan ketika membaca buku ini.
BAB V
IMPLIKASI
Analisis Mahasiswa
Menurut penulis, topik yang diangkat dalam buku ini sangat menarik dan penting untuk dibaca.
Topik yang diangkat sangat dibutuhkan oleh semua orang sehingga setiap orang berminat
untuk membaca buku tersebut.
Buku ini juga dapat mendorong keingintahuan para pembaca untuk lebih memahami lagi
tentang pendidikan non formal dan mencari sebab kenapa pendidikan non formal itu sangat
penting . Materi yang disajikan juga actual yaitu sesuai dengan keadaan pendidikan non formal
yang ada sekarang.
Kalimat-kalimat yang ada pada buku ini juga mudah dimengerti sehingga memudahkan
pembaca untuk memahami isi dari buku tersebut. Buku ini juga memeberikat contoh-contoh
yang konkrit atau nyata dalam setiap pembahasannya.
BAB VI
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjambaran di atas dapat diketahui bahwa buku ini berisi pengertian pendidikan non
formal, perkembangan pendidikan non formal, teori-teori pendidikan non formal, dan juga
manajemen pendidikan non formal. Sehingga buku ini sangat bermanfaat bagi para siapa saya
yang membaca dan ingin mengembangkan pengetahuannya tentang pendidikan non formal.
SARAN
Penulis menyarankan dalam melakukan pencetakan buku ini sebaiknya pengarang dapat
menambahkan gambar-gambar yang menarik sesuai dengan isi buku agar dapat menarik minat
pembaca dari semua kalangan.