Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL BOOK REVIEW (CBR)

FILSAFAT PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Dr.Sudirman,S.E.,M.pd

Disusun Oleh:

Ary Chandra Pratama (2233351003)

Devi Patricia Gurning (22331151016)

Gustira Widjayanti (2233151018)

Nazwa Dea Salsabillah Harahap (2231151006)

Vicky Finanda (22330115660)

PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan Critical Book Report
ini dengan tepat waktu. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan telah membimbing sehingga saya dapat
menyeselesaikan CBR ini dengan lancar.

CBR ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas KKNI pada mata kuliah
Filsafat Pendidikan, kami berharap CBR ini dapat menambah wawasan pembaca
terhadap materi Filsafat Pendidikan.

Kami menyadari bahwa CBR ini tidak lepas dari kekurangan dalam proses
pembuatannya, sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan, agar
tugas CBR ini menjadi lebih baik. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih.

Medan, 23 September 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan CBR......................................................................................1
C. Manfaat penulisan Critical Book Report...........................................................1
D. Identitas Buku....................................................................................................2
BAB II RINGKASAN BUKU 3
A. Buku Utama.......................................................................................................3
B. Buku Pembanding.............................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN 8
A. Pembahasan.......................................................................................................8
BAB IV PENUTUP 9
A. Kesimpulan........................................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan meresensi suatu buku adalah hal yang bermanfaat. Laporan ini
bertujuan untuk mengetahui isi buku, penjelasan, interpretasi, dan analisis dari
suatu buku. Melakukan resensi tehadap suatu buku juga adalah untuk mencari
kelebihan dan kekurangan suatu buku , apa yang menarik dari buku tersebut dan
bagaimana isi dari buku tersebut dapat mengubah cara berpikir kita dan
menambah pemahaman kita tehadap suatu bidang kajian tertentu .Pada dasar
nya semua buku yang telah ditulis oleh para penulis memiliki keunikan masing
masing namun, diantara mereka ada juga yang masih memiliki kekurangan,
hingga buku tersebut belum begitu sempurna untuk dipelajari, sehingga
dibutuhkan buku lain untuk melengkapi kekurangan buku tersebut.

Terkadang kita juga sering bingung untuk memilih buku referensi untuk
kita baca dan kita pahami .Oleh karena itu Critical Book Report ini dibuat untuk
membantu para pembaca dapat lebih selektif dalam memilih buku yang ia baca.

B. Tujuan Penulisan CBR

1. Memenuhi Tugas Critical Book Report(CBR)Filsafat Pendidikan


2. Mengulas Isi Buku
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada di
dalam buku.

C. Manfaat penulisan Critical Book Report

1. Menambah wawasan dan pemahaman mengenai Filsafat Pendidikan.


2. Memudahkan kita dalam memperoleh inti dari sebuah buku.
3. Melatih diri agar terbiasa mengulas buku dan berpikir kritis.

1
D. Identitas Buku

 Buku Utama

Judul Buku :FILSAFAT PENDIDIKAN


Penulis :Dr. Edward Purba, MA
Prof. Dr. Yusnadi, MS
Mahfuzi Irwan, S.Pd., M.Pd
Tahun Terbit :2023
ISBN :-
Jumlah Halaman :170

 Buku Pembanding

Judul Buku :FILSAFAT PENDIDIKAN


Penulis :Muhammad Anwar
Tahun Terbit :2017
ISBN :978.602.1186.52.7
Jumlah Halaman :176

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. Buku Utama

 Filsafat Pendidikan Eksistensialisme


Eksistensi adalah cara manusia ada di dunia (Sadulloh 2003). Cara
berada manusia berbeda dengan cara beradanya benda-benda materi. inti
masalah yang menjadi pemikiran eksistensialisme adalah oleh Soren
Kierkegaard (1813-1855) (Sadulloh. 2003), sekitar apa kehidupan manusia?
Apa pemecahan yang konkrit terhadap persoalan makna "eksis" (berada) dari
manusia. Ada beberapa pandangan panganut filsafat ini sehubungan dengan
eksistensi, yakni;
- Eksistensi adalah cara manusia berada. Hanya manusialah yang
bereksistensi, manusialah sebagai pusat perhatian, sehingga bersifat
humanistis.
- Bereksistensi tidak statis tetapi dinamis, yang berarti menciptakan dirinya
secara aktif, merencanakan, berbuat dan menjadi.
- Manusia dipandang selalu dalam proses menjadi belum selesai dan terbuka
serta realistis. Namun demikian manusia terikat dengan dunia sekitarnya
terutama sesama manusia.
Sikun Pribadi. 1971 (Sadulloh. 2003), mengemukakan bahwa
eksistensialisme dengan pendidikan sangat berhubungan erat, karena kedua-
duanya sama-sama membahas masalah yang sama yakni manusia, hubungan
antar manusia, hidup, hakikat kepribadian, dan kebebasan.

 Filsafat Pendidikan Progresivisme


Guru atau pendidik harus berperan sebagai pembimbing dan
fasilitator agar peserta didik terdorong dan terbantu untuk mempelajari dan
memiliki pengalaman tentang hal-hal yang penting bagi kehidupan mereka,
bukan memberikan sejumlah kebenaran yang disebut abadi. Yang penting
adalah bahwa guru atau pendidik harus memfasilitasi peserta didik agar
memiliki kesempatan yang luas untuk bekerja sama atau kooperatif di dalam

3
kelompok, memecahkan masalah yang dipandang penting oleh kelompok
bukan oleh guru, dalam kelompoknya. Progresivisme pengikut Dewey
(Sadulloh 2003), mendasarkan pada asumsi berikut;
a. Minat-minat peserta didik sebagai dasar menentukan muatan kurikulum,
bukan disiplin ilmu atau akademik
b. Pengajaran efektif adalah apabila memperlakukan peserta didik sebagai
keseluruhan dan minat-minat serta kebutuhan-kebutuhannya
dihubungkan dengan bidang kognitif, afektif, dan psikomotor.
c. Pembelajaran harus aktif, guru menyediakan kemungkinan agar peserta
didik memiliki pengalaman melalui belajar dengan berbuat melakukan
d. Pendidikan bertujuan untuk membina peserta didik berpikir rasional
sehingga menjadi manusia yang cerdas yang berkontribusi pada
masyarakat. Peserta didik mempelajari nilai-nilai personal dan sosial di
sekolah
e. Individu berada pada suatu keadaan yang selalu berubah secara terus
menerus, dan pendidikan merupakan wahana yang memungkinkan masa
depan yang lebih baik dari masa sebelumnya.

 Filsafat Pendidikan Perenialisme


Perenialisme mengemukakan bahwa situasi dunia saat ini penuh
dengan kekacauan dan ketidak pastian, dan ketidak teraturan terutama dalam
tatanan kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural. Untuk memperbaiki
kedaan ini adalah dengan kembali kepada nilai-nilai atau prinsip-prinsip
umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kuat pada zaman dulu dan
pada abad pertengahan.
Ciri utama perenialisme memandang bahwa keadaan sekarang adalah
sebagai zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh
kekacauan, kebingungan dan kesimpangsiuran. Berikut ini ada beberapa
prinsip pendidikan perenialisme (Sadulloh. 2003), sebagai berikut;
- Pada hakekatnya manusia adalah sama di manapun dan kapan pun ia
berada, yang walaupun lingkungannya berbeda. Tujuan pendidikan adalah
sama dengan tujuan hidup, yaitu untuk mencapai kebijakan dan kebajikan,

4
untuk memperbaiki manusia sebagai manusia atau dengan kata lain
pemuliaan manusia mulia.
- Bagi manusia, pikiran adalah kemampuan yang paling tinggi. Karena itu
manusia harus menggunakan pikirannya untuk mengembangkan
bawaannya tujuannya. Manusia memiliki kebebasan namun harus sesuai
dengan belajar untuk mempertajam pikiran dan dapat mengontrol hawa
nafsunya.
- Fungsi utama pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang
kebenaran yang pasti dan abadi. Pengetahuan yang penting diberikan
kepada peserta didik adalah mata pelajaran pendidikan umum atau general
education, bukan mata pelajaran yang hanya penting sesaat atau menarik
minat pada saat tertentu saja atau seketika.

 Filsafat Pendidikan Esensialisme


Esensi (Essence) ialah hakikat barang sesuatu yang khusus sebagai
sifat terdalam dari sesuatu sebagai satuan yang konseptual dan akali. Esensi
(essentia) adalah apa yang membuat sesuatu menjadi apa adanya. Esensi
mengacu pada aspek-aspek yang lebih permanen dan mantap dari sesuatu
yang berlawanan dengan yang berubah-ubah, parsial, atau fenomenal.
(Sadulloh. 2003) Terjadi gerakan di sekolah untuk mengadakan perubahan
dalam praktek pelaksanaan pendidikan sekolah, yakni bahwa peserta didik
harus dilatih atau dididik untuk dapat berkomunikasi dengan jelas dan logis.
Membaca, dan menulis.
Penganut faham esensialisme mengemukakan beberapa prinsip
pendidikan (Sadulloh. 2003), sebagai berikut;
- Pendidikan dilakukan dengan usaha keras, tidak timbul dengan sendirinya
dari dalam diri peserta didik.
- Inisyatif pelaksanaan pendidikan datang dari guru bukan peserta didk. Guru
berperan menjembatani antara dunia orang dewasa dengan dunia peserta
didik, karena itu kendali pelaksanaan pembelajaran ada pada guru atau
pendidik.
- Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah
ditentukan. Materi pelajaran direncanakan sepenuhnya oleh orang dewasa

5
dan sekolah yang baik adalah apabila sekolah tersebut berpusat pada
masyarakat (society centered school).

 Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme


Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme Rekonstruksionisme adalah
suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresifisme dalam
pendidikan. Tidak cukup kalau individu belajar hanya dari pengalaman-
pengalaman kemasyarakatan di sekolah.Tujuan pendidikan adalah untuk
menumbuhkan kesadaran peserta didik akan masalah-masalah sosial,
ekonomi, dan politik yang dihadapi manusia bukan hanya nasional, regional,
akan tetapi juga secara global. Peserta didik juga harus dibekali dengan
kemampuan untuk dapat memecahkan masalah-masalah tersebut di atas.
Karena itu, maka isi kurikulum juga harus berkaitan dengan masalah-
masalah tersebut ditambah dengan masalah-masalah pribadi peserta didik itu
sendiri. Dengan demikian, guru harus dapat membangun timbulnya
kesadaran bagi peserta didik akan masalah-masalah yang dihadapi manusia
dan membantu mereka agar mampu mengidentifikasi masala-masalah
tersebut dan mampu juga untuk memecahkannya; sehingga mereka memiliki
kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi manusia
dalam hidupnya.

B. Buku Pembanding

 Aliran Progresivisme
Aliran Progresivisme ini merupakan salah satu aliran filsafat
pendidikan yang berkembang pesat pada permulaan abad ke XX dan sangat
berpengaruh dalam pembaruan pendidikan. Progresivisme dalam
pandangannya, selalu berhubungan dengan pengertian The liberal road to
cultural yakni libe- ral bersifal fleksibel (lentur dan tidak kaku), toleran dan
ber- sikap terbuka, serta ingin mengetahui dan menyelidiki demi
pengembangan pengalaman, Progresivisme disebut sebagai naturalisme,
yang mempunyai pandangan bahwa kenyataan yang sebenarnya adalah
alam semesta ini (bukan kenyataan spiritual dan supernatural).

 Aliran Perennialisme

6
Perennialisme ialah berpegang pada nilai nilai atau norma norma
yang bersifat abadi. Aliran ini mengambil analogi realitas sosial budaya
manusia, seperti realitas sepohon bunga yang terus menerus mekar dari
musim ke musim, datang dan pergi, berubah warna secara tetap sepanjang
masa, dengan gejala yang terus ada dan sama. Perennialisme berpendapat,
untuk mengatasi gangguan kebudayaan diperlukan usaha untuk menemukan
dan mengamankan lingkungan so- siokultural, intetektual, dan moral. Inilah yang
menjadi tugas filsafat dan filsafat pendidikan.

 Aliran Esensialisme
Aliran filsafat pendidikan Esensiahsme dapat ditelusuri dari aliran
filsafat yang menginginkan agar manusia kem- bali kepada kebudayaan lama,
karena kebudayaan lama telah banyak melakukan kebaikan untuk manusia.
Kebudayaan lama telah ada semenjak peradaban umat manusia dahulu,
terutama semenjak zaman Renaissance mulai tumbuh dan berkembang
dengan megahnya. Kebudayaan lama melaku- kan usaha untuk
menghidupkan kembali ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kesenian zaman
Yunani dan Romawi kuno.
Pemikiran yang esensialis dikembangkan oleh para pengikut dan
simpatisan ajaran filsafat tersebut sehingga menjadi satu aliran filsafat yang
mapan. Esensialisme yang berkembang pada zaman Renaissan- ce
mempunyai tinjauan yang berbeda dengan progresivisme, yaitu mengenai
pendidikan dan kebudayaan. Jika progresi- visme menganggap pendidikan
yang penuh fleksibilitas, serba terbuka untuk perubahan, tidak ada
keterkaitan dengan doktrin tertentu, toleran dan nilai-nilai dapat berubah dan
berkembang, maka aliran esensialisme ini memandang bahwa pendidikan
yang bertumpu pada dasar pandangan fleksibilitas.

 Aliran Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme berusaha membina suatu konsensus yang paling
luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan
manusia. Untuk mencapai tujuan itu, rekoustiuksionalisme ber- usaha
mencari kesepakatan semua orang mengenai tujuan utama yang dapat

7
mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tataran baru seluruh
lingkungannya.
Pengikut aliran ini percaya bahwa bangsa-bangsa di dunia telah
tumbuh kesadaran dan sepakat untuk menciptakan satu dunia baru dengan
kebudayaan baru, di bawah satu kedaulatan dunia serta di bawah pengawasan
mayoritas umat manusia. Itulah ide-ide yang tersimpul dalam aliran
Rekonstruksionalisme ini.

BAB III

PEMBAHASAN
A. Pembahasan

Analisis yang dapat diberikan mahasiswa pada kedua buku ini yaitu
keduanya sama-sama memberikan banyak penjelasan tentang apa saja itu aliran
aliran Filsafat Pendidikan, Kemudian kedua buku juga dikuatkan oleh masing-
masing teori pada setiap buku agar pembaca dapat mendalami materi yang
diberikan.

 Kelebihan
 Buku utama
- Penjelasannya mudah dicerna dan mudah dipahami
- Tampilan cover buku menarik
- Pendalaman permateri sudah bagus,membuat pembaca mengerti
apa maksud materi tersebut.
 Buku Pembanding
- Pembahasan materi dalam buku dibahas secara
singkat,lengsung pada pembahasan judul besar.
Cover dan warna cover yang padu dan menarik
Sebagai pelengkap dari buku utama.
 Kekurangan
 Buku Utama
- Masih terdapat penulisan kata yang salah pada kalimat.
Misalnya,massa yang seharusnya penulisannya "masa" untuk
menunjukkan waktu.

8
- Pada buku tersebut ada baiknya jika penulis mencatumkan sebuah
rangkuman. Buku ini tidak memiliki ISBN

 Buku Pembanding
- Buku ini tidak menjelaskan aliran eksistensialisme yang
merupakan bagian dari pendapat Brameld.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aliran Filsafat pendidikan yang
kita gunakan dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi karakter peserta
didik kedepannya. Masing-masing aliran memiliki ciri-ciri dan pengaruh terhadap
pendidikan. Filsafat pendidikan eksistensialisme bersifathumanistis, progresivisme
merupakan pendidikan yang berpusat pada peserta didik, perenialisme merupakan
pendidikan yang berpusat pada nilai-nilai luhur yang kekal dan dianggap kuat untuk
menjadi pandangan hidup, esensialisme merupakan aliran filsafat yang mendukung
perenialisme, rekonstruksionisme adalah aliran pendukung progresivisme yang
memfokuskan pendidikan pada karakter serta sosialisasi peserta didik.

B. Saran

Berdasarkan aliran-aliran filsafat pendidikan yang telah dipaparkan dalam


CBR ini diharapkan para pembaca terutama bagi calon pendidik untuk dapat
mengkritisi, memahami, mendalami, dan menerapkan aliran filsafat pendidikan yang
dapat membangun pendidikan yang bermutu.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. (2017). Filsafat Pendidikan. Jakarta: Filsafat Press.

Edward, d. (2023). Filsafat Pendidikan. Medan.

10

Anda mungkin juga menyukai