Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REPORT

FILSAFAT PENDIDKAN
“ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN”

OLEH : KELOMPOK 5

NAMA : - ALMIRA FITRIANA (7193144001)


- DEVITA RAHMAWATI NAPITUPULU (7192444002)
- PUTRI ANGGRI AZARI (7193344003)
- PUTRI HERDIANI (7193344002)

DOSEN PENGAMPU : Dr. NAEKLAN SIMBOLON, M.Pd


Dr. EDIZAL ATMI, SS, M.Pd
MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
CBR ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Filsafat
Pendidikan.
Makalah ini kami susun dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kriteria
yang telah disepakati bersama oleh bapak Dr. NAEKLAN SIMBOLON, M.Pd
dan bapak Dr. EDIZAL ATMI, SS, M.Pd, selaku dosen dalam mata kuliah
Filsafat Pendidikan. Harapan yang paling besar dalam penyusunan CBR ini
adalah mudah-mudahan apa yang penulis susun ini dapat bermanfaat, baik untuk
pribadi, teman-teman, serta pembaca, dalam pemenuhan tugas ini.
Penulis akui masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, karena
kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu akhir kata
penulis mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen demi tercapainya
makalah yang sempurna.

Medan, September 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... 2

DAFTAR ISI ......................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 4


1.1 Latar Belakang .................................................................... 4
1.2 Tujuan.................................................................................. 4
1.3 Manfaat ................................................................................ 4
1.4 Identitas Buku ...................................................................... 5

BAB II RINGKASAN BAB.................................................................. 6


2.1 Ringkasan Buku Utama ........................................................ 6
2.2 Ringkasan Pembanding ........................................................ 11

BAB III PEMBAHASAN ................................................................... 15


Kelebihan Dan Kekurangan Buku ............................................ 15

BAB IV PENUTUP ............................................................................. 16

4.1 Kesimpulan ......................................................................... 16


4.2 Saran .................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan


dalam meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang
dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik
sebuah karya tulis yang dianalisis.
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami, terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya
masih belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh
karena itu kami membuat CBR Filsafat Pendidikan ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa tentang
Filsafat pendidikan

1.2. Tujuan Penulisan Critical Book Review


1. untuk melatih mahasiswa merumuskan definisi konseptual berdasarkan sintesis
teori-teori yang berkembang dari buku yang direview.
2.melatih mahasiswa lebih kritis dan berani berargumentasi berdasarkan teori dari
buku teks.
3.Meningkatkan motivasi pembaca dalam mengenal lebih jauh dalam buku yang
direview

1.3. Manfaat Penulisan Critical Book Review

A. Bagi Penulis :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.


2. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu buku.
3. Menumbuhkan pola pikir kreatif dan kritis dalam membandingkan buku yang
satu dengan yang lain.

B. Bagi Pembaca :
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Filsafat Pendidikan
terutama pada topik aliran-aliran filsafat pendidikan dalam kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari.

4
1.4. Identitas Buku

Buku Utama
1. Judul buku : FILSAFAT PENDIDIKAN
2. Penulis : Yusnadi, Ibrahim Gultom, Wildansyah Lubis,
Arifin Siregar
3. Penerbit : Halamanmoeka
4. Tahun terbit : 2019
5. Kota Terbit : Bogor
6. ISBN : 978-602-269-343-7

Buku Pembanding
1. Judul buku : FILSAFAT PENDIDIKAN
2. Penulis : Drs. Edward Purba,M,Si. Dan Prof.Dr.Yusnadi.MS3.
Penerbit : UNIMED PRESS
4. Tahun terbit : 2017
5. Kota Terbit : Medan
6. ISBN : 978-602-7938-38-0

5
BAB II
RINGKASAN BAB

2.1 Ringkasan Buku Utama


Aliraran-aliran Filsafat Pendidikan
A. Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme
Purba dan Yusnadi (2016) menjelaskan, idealisme berpandangan sebuah
menyatakan tersusun atas gagasan-gagasan (ide-ide) atau spiritSegala benda yang
nampak berhubungan dengan kejiwaan dan segala aktifitas adalah aktifitas
kejiwaan. Dunia ini dipandang bukan hanya sebagai mekanisme, tetapi dipandang
sebagai sistem, dunia adalah keseluruhan (totalitas). Menurut paham idealisme,
guru harus membimbing atau mendiskusikan dengan peserta didik bukan prinsip-
prinsip eksternal melainkan sebagai kemungkinan-kemungkinan (bathin) yang
perly dikembangkan, juga harus diwujudkan sedapat mungkin watak yang terbaik.
Unsur material tetap ada, tetapi hanya merupakan bagian yang saling
bersangkut paut dengan keseluruhan, dan segala penampakan secara materi hanya
manifestasi dari pada aktifitas jiwa. Jiwa mempunyai kedudukan yang utama
dalam susunan keseluruhan. Segala fakta empiris diakui adanya dan hal itu
mengandung konsepsi yang serba mungkin. Tetapi segala unsur materi dan fakta
itu bukanlah sebagai realita yang sebenarnya.

Aliran Filsafat Pendidikan Realisme


Aliran reaisme berpaandangan bbahwa hakikat reaitas adalah fisik dan ruh
yang bersifat dualistis yaitu fisik dan rohani, daam pendidikan ada subjek yang
mengetahui tentang manusia dan alam. Sistem kefiilsafatan reaisme percaya
bahwa dengan sesuatu atau lain cara, ada hal-hal yang adanya terdapat didalam
dan tentang dirinya sendiri, dan yang hakikatnya tidak terpengeruh oleh
seseorang. Defenisi gagasan mengenai barang seseuatu ialah menentukan apakah
gagasan itu bener-bener memberikan ppengetauan kepada kita mengenai barang-
barang sesuatu itu sendiri. Saah seorang tokoh atau penganut realisme, Johan
Amos Comenius mengemukakan bahwa manusia sealau berusaha untuk mecapai
tujuan hidup berupa.

6
B. Aliran Filsafat Pendidikan Perenialisme
Perenialisme merupakan aliran yang lahir pada abad ke-20. Perenialisme
lahir dari suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Perenialisme menentang
pandangan progresivisme yang menekan perubahan dan suatu yang baru.
Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan,
ketidakpastian, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosikultural.
Solusi yang ditawarkan kaum perenialis adalah jalan mundur ke belakang dengan
mengunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi
pandangan hidup yang kukuh, kuat pada zaman kuno dan pertengahan.
Peradaban-kuno (Yunani purba) dan abad pertengahaan sebagai dasar budaya
bangsa- bangsa di dunia dari masa ke masa dari abad ke abad (Sadullah, 2003).
Perenialisme memandang bahwa kepercayaan-kepercayaan aksiomatis
zaman kuno dan abad pertengahan perlu dijadikan dasar penyusunan konsep
filsafat dan pendidikan zaman sekarang.

C.Essensialisme
Aliran filsafat pendidikan Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang
menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama. Esensialisme
adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada
sejak awal peradaban umat manusia, vang muncul pada zaman renaissance dengan
ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresifisme. Perbedaannya yang utama
adalah memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas,
terbuka untuk perubahan, toleran, dan tidak ada keterkaitan denga doktrin tertentu.
Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai- nilai yang
memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai
terpilih yang mempunya tata yang jelas. Idealisme dan realisme sebagai
pendukung esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak
melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya masing masing.
Esensi (Essence) ialah hakikat barang sesuatu yang khusus sebagai sifat
terdalam dari sesuatu sebagai satuan yang konseptual dan akali. Esensi (essentia)
adalah apa yang membuat sesuatu menjadi apa adanya. Esensi mengacu pada

7
aspek-aspek yang lebih permanen dan mantap dari sesuatu yang berlawanan
dengan yang berubah-uhah, parsial, atau fenomenal.

D. Eksistensialisme
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu.
Eksistensi adalah cara manusia ada di dunia (Sadulloh. 2003). Cara berada
manusia berbeda dengan cara beradanya benda-benda materi Cara beradanya
manusia adalah hidup bersama dengan manusia lainnya, ada kerjasama dan
komunikasi dan dengan penuh kesadaran, sedangkan benda-benda materi
keberadaannya berdasarkan ketidaksadaran akan dirinya sendiri dan tidak dapat
berkomunikasi antara satu dengan lainnya.benda benda materi,qlam fisik,dunia yg
berada diluar Manus tidak akan bermakna dan tidak memiliki tujuan apa apa kalau
terpisah dari manusia.jfu dunia bermakna kelarena manusia.
Ada beberapa pandangan penganut nilsafat ini sehubungan dengan eksistensi,
yakni;
a. Eksistensi adalah cara manusia berada. Hanya manusialah yang bereksistensi,
manusialah sebagai pusat perhatian, sehingga bersifat humanistis.
b. Bereksistensi tidak statis tetapi dinamis, yang berarti menciptakan dirinya
secara aktif, merencanakan, berbuat dan menjadi.
c. Manusia dipandang selalu dalam proses menjadi belum selesai dan terbuka
serta realistis. Namun demikian manusia terikat dengan dunia sekitarnya terutama
sesama manusia.

Sikun Pribadi. 1971 (Sadulloh. 2003), mengemukakan bahwa


eksistensialisme dengan pendidikan sangat berhubungan erat, karena yakni
manusia, kedua-duanya sama-sama membahas masalah yang sama hubungan
antar manusia, hidup, hakikat kepribadian, dan kebebasan. Pendidikan, proses
pembelajaran, harus berlangsung sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta
didik, tidak ada pemaksaan penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan,
melainkan ditawarkan. Tuntunlah peserta didik agar dapat menemukan dirinya
dan kesadaran akan dunianya. Guru hendaknya memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk memilih dan memberi mereka pengalaman-pengalaman yang

8
akan membantu menemukan makna dari kehidupan mereka. Eksistensi manusia
adalah makhluk yang diciptakan Tuhan berbeda dengan makhluk dan benda
lainnya dan selalu hidup bersama dan saling bekerja sama untuk mewujudkan diri
sebagai ciptaan nya.

E. Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme


Filsafat ini dipandang sebagai filsafat Amerika asli, pada hal kenyataan
yang sebenarnya adalah berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang
berpendapat bahwa sumber pengetahuan manusia adalah apa yang manusia alami.
Tokoh yang terkenal dalam filsafat ini adalah Charles Sandre Pierce (1839
1914), William James (1842 1910) dan John Dewey (1859-1952).
Pragmatisme berasal dari kata "pragma" yang berarti praktik atau aku
berbuat.hal ini mengandung arti bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari
hubungannya dengan apa yang dapat dilakukan.
Pendidikan menurut pandangan pragmatisme bukan merupakan suatu
proses pembentukan dari luar, dan juga bukan merupakan suatu pemerkahan
kekuatan-kekuatan laten dengan sendirinya (unfolding) melainkan merupakan
suatu proses reorganisasi dan rekonstruksi das pengalaman-pengalaman individu;
yang berarti bahwa setiap manusia selalu belajar dari pengalamannya. Hidup
adalah belajar dan kehidupan itu adalah pembelajaran, dengan hidup berarti
manusia selalu mengadakan retrospeksi apa yang akan dilakukan supaya hidup
yang dihidupi menunjukkan harkat dan martabat sebagai manusia mulia dan
kehidupan itu sendiri yang dihidup! bersama dengan orang lain dan
lingkungannya merupakan restorasi agar terjadi keseimbangan dalam hidup
sebagai mahluk yang bermartabat, berahlak mulia dan bermoral, sehingga
manusia dalam hidup dan kehidupannya selalu belajar dan belajar

Menurut John Dewey (Sadulloh. 2003), pendidikan perlu didasarkan pada tiga
pokok pemikiran, yakni;

a. Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup


b. Pendidikan sebagai pertumbuhan

9
c. Pendidikan sebagai fungsi sosial

F. Aliran Filsafat Pendidiikan Progresivisme


Progressivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan
kepereayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan- kemampuan yang wajar
dan dapat menghadapi masalah yang menekan atau mengecam adanya manusia itu
sendiri. asas Progressivisme dalam realitas, terutama dalam kehidupan adalah
tetap survive terhadap Semua tantangan hidup manusia, harus praktis dalam
melihat segala sesuatu dari segi keagungannya. Apa yang dipandang benar
sekarang belum tentu benar pada masa yang akan datang, Oleh sebab itu, peserta
didik bukan dipersiapkan untuk menghidupi kehidupan masa kini, melainkan
mereka harus dipersiapkan menghadapi kehidupan masa mendatang.
Guru atau pendidik harus berperan sebagai pembimbing dan fasilitator
agar peserta didik terdorong dan terbantu untuk mempelai dan memiliki
pengalaman tentang hal-hal yang penting bagi kehidupan mereka, bukan
memberikan sejumlah kebenaran yang disebut abadi. Pendidikan yang bercorak
otoriter ini dapat diperkirakan mempunyai kesulitan untuk mencapai tujuan,
karena kurang menghargai dan memberikan tempat semestinya kepada
kemampuan-kemampuan tersebut dalam proses pendidikan.

G.Aliran filsafat pendidikan Rekonstruksionisme


Rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir
progresifisme dalam pendidikan. Tidak cukup kalau individu belajar hanya dari
pengalaman-pengalaman kemasyarakatan di sekolah. Sekolah bukan hanya
masyarakat dalam ukuran mikro (kecil),sekolah haruslah memelopori masyarakat
ke arah masyarakat baru yang diinginkan sesuai dengan perkembangan hidul dan
kehidupan sebagai konsekuensi perkembangan ilmu, seni dan teknologi.
Masalah-masalah yang timbul sebagai pandangan premordialisme dan sukuisme
harus diatasi dengan lebih mengutamakan kebersamaan dan kebermaknaan bagi
hidup dan kehidupan masyarakat sehingga dalam praktek pelaksanaan pendidikan

10
pemecahan masalah dengan pendekatan kooperatif sangat diutamakan setiap
individu akan memecahkan masalah kemasyarakatan secara sendiri-sendiri
sebagai ekses progresivisme.
Dalam filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran
yang beruasaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup
kebudayaan yang bercorak modern. Tujuan pendidikan adalah unyuk
menumbuhkan kesadaran peserta didik akan masalah-masalah sosial, ekonomi,
dan politik yang dihadapi manusia bukan hanya nasional, regional, akan tetapi
juga secara global. Teori pendidikan yang dikemukakan oleh brameld terdiri atas
beberapa tesis. Pertama, pendidikan harus dilaksanakan disini dan sekarang
dalam rangka menciptakan tata sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar
budaya kita, dan selaras dengan yang mendasari kekuatan -kekuatan ekonomi,
dan sosial masyarakat modern.
Kedua, anak sekolah dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh
kekuatan budaya dan sosial. Menurut rekontruksionisme,hifup beradab adalah
hidup berkelompok, sehingga kelompok akan memainkan peran penting di
sekolah.
Ketiga, guru harus menyakini terhadap validitas dan urgensi dirinya
dengan cara bijaksana dengan cara memperhatikan prosedur yang demokrstis,
seorang guru harus mempunya rasa percaya diri dan merasa ia mampu untum
membimbing peserta didiknya, ddngan begitu seorang peserta didik akan berhasil
dalam membimbing peserta didiknya.
Keempat, cara dan tujuan pendidikan harus diubah seluruhnya dengan
tujuan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis
budaya dewasa ini, dan untum menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial.

2.2 Ringkasan Buku Pembanding


Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan
menggunakan hasil-hasil kajian dari filsafat,yaitu berupa hasil pemikiran manusia

11
tentang realitas,pengetahuan dan nilai,khususnya yang berkaitan dengan praktek
pelaksanaan pendidikan.

1. Filsafat pendidikan idealisme


Bahwa kenyataan tersusun atas gagasan(ide-ide) atau spirit. Jiwa atau
rohani adalah hakekat manusia. Jiwa atau rohani manusia merupakan suatu wujud
yang mampu menyadari dunianya,dan sekaliogus sebagai pendorong dan
penggerak semua aktivitas manusia,badan atau jasmani tanpa jiwa atau rohani
tidak ada apa-apanya. Idealisme tidak menolak keberadaan dunia nyata yang ada
di sekitar kita seperti benda-benda yang ada di alam ini.

2. Filsafat pendidikan realisme


Defenisi kebenaran menurut penganut realisme adalah ukuran kebenaran
suatu gagasan mengenai barang sesuatu ialah menetukan apakah gagasan itu
benar0benar memberikan pengetahuan keoada kita mengenai barang sesuatu itu
sendri ataukah tidak dengan mengadakan pembedaan antara apakah sesuatu itu
yang senyatanya dengan bagaimanakah tampaknya barang sesuatu itu.

3. Filsafat pendidikan materialisme


Suatu aliran yang berisikan tentang ajaran kebendaan di mana benda
merupakan suatu sumber segalanya. Menurut jalaludin dan idi maka realita
semesta pastilah sebagaiman apa yang kita lihat yang nampak di hadapan kita.

4. Filsafat pendidikan pragmatisme


Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun
sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa
manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Pendiri filsafat pragmatisme
di Amerika adalah Charles Sandre Peirce (1893-1914), Wiliam James (1842-
1910), dan John Dewey (1859-1952).
Realitas dan dunia yang kita amati, tidak bebas dari ide manusia dan
sekaligus juga tidak terikat kepadanya. Realitas merupakan interaksi antara

12
manusia denga lingkungannya. Manusia dan lingkungannya berdampingan, dan
memiliki tanggung jawab yang sama terhadap realitas.
Pragmatisme yakin bahwa akal manusia aktif dan selalu ingin meneliti,
tidak pasif dan tidak begitu saja menerima pandangan tertentu sebelum dibuktikan
kebenarannya secara empiris. Pikiran (rasio) tidak bertentangan dan tidak terpisah
dari dunia, melainkan merupakan bagian dari dunia.

5. Filsafat pendidikan eksistensialisme


Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu.
Pemahaman eksistensialisme terhadap nilai, menekankan kebebasan dalam
tindakan. Kebebasan bukan tujuan atau suatu cita-cita dalam dirinya sendiri.
Melainkan merupakan suatu potensi untuk suatu tindakan. Manusia memiliki
kebebasan untuk memilih, namun menentukan pilihan-pilihan diantara pilihan-
pilihan yang terbaik adalah yang paling sukar. Sikun pribadi 1971 (sadulloh 2003)
mengemukakan bahwa eksistensialisme dengan pendidikan sangat berhubungan
erat,karena kedua-duanya sama-sama membahas masalah yang sama yakni
manusia,hubungan antara manusia,hidup,hakikat kepribadian dan kebebasan.

6.Filsafat pendidikan progresivisme


Menurut penganut aliran ini bahwa kehidupan manusia berkembang terus
menerus dalam suatu arah yang positif. Apa yang di pandang benar belum tentu
benar pada masa yang akan mendatang. Karenanya, cara terbaik mempersiapkan
para siswa untuk suatu masa depan yang tidak diketahui adalah membekali
mereka dengan strategi-strategi pemecahan masalah yang memungkinkan mereka
mengatasi tantangan-tantangan baru dalam kehidupan dan untuk menemukan
kebenaran-kebenaran yang relevan pada saat ini. Melalui analisis diri dan refleksi
yang berkelanjutan, individu dapat mengidentifikasi nilai-nilai yang tepat dalam
waktu yang dekat.
Progresivisme didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus berpusat pada
anak (child-centered) bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.

13
Tulisan-tulisan John Dewey pada tahun 1920-an dan 1950-an berkontribusi cukup
besar pada penyebaran gagasan-gagasan progresif.

7. Filsafat pendidikan perenialisme


Perennilisme melihat bahwa akibat dari kehidupan jaman modern telah
menimbulkan banyak krisis diberbagai bidang kehidupan umat manusia. Untuk
mengatasi krisis ini Pernnialisme memberikan jalan keluar berupa kembali kepada
kebudayaan masa lampau, “regressive road to culture”. Oleh sebab itu
Perennialisme memandang penting peranan pendidikan dalam proses
mengembalikan keadaan manusia jaman modern ini kepada kebudayaan masa
lampau yang dianggap cukup ideal dan yang telah terpuji ketangguhannya

8. Filsafat pendidikan esensialisme


Filsafat tersendiri yang mendirikan suatu bangunan filsafat
tersendiri,melaikan suatu gerakan dalam pendidikan yang memperotes pendidikan
progresivisme.penganut faham ini berpendapat bahwa betul-betul ada hal-hal
yang esensial dari pengalamanpeserta didik yang memiliki nilai esensial dan perlu
di pertahankan.

9. Filsafat pendidikan rekonstruksionisme


Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme.
Gerakan ini lahir didasari atas suatu tanggapan bahwa kaum progresif hanya
memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada
pada saat sekarang ini. Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan
Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat
yang pantas dan adil.
Aliran ini dalam satu prinsip sependapat dengan perenialisme, bahwa ada
satu kebutuhan yang amat mendesak untuk kejelasan dan kepastian bagi
kebudayaan zaman modern sekarang, yang sekarang mengalami ketakutan,
kebimbangan dan kebingungan.

14
BAB III
PEMBAHASAN

Kelemahan dan kekurangan buku


 Dilihat dari aspek tampilan, buku utama dan buku pembanding memiliki
cover buku yang bagus juga sederhana, menarik dan enak dilihat.
Perbedaannya di bahan cover dibandingkan dengan buku utama, buku
pembanding covernya berbahan tebal
 Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font
kedua buku sudah bagus dan rapi dan sistematis dan mengikuti selera
pembaca. Tetapi di buku pembanding daftar isinya tidak menunjukkan
halaman, oleh karena itu pembaca akan sulit untuk mencari halaman pada
bab yang ingin di buka.
 Dari aspek isi buku sangat jelas, rinci dan terdapat juga para pendapat ahli
yang mendukung buku tersebut sehingga pembaca bisa lebih mudah
mengerti materi-materi yang ada dibuku tersebut. Tetapi di buku utama
kurang jelas menjelaskan tentang aliran-aliran filsafat pendidikan.
 Dari aspek tata bahasa, kedua buku ini mudah dipahami dan juga bagus
karena terdapat bahasa inggris didalamnya, pembacanyapun bisa
menambah pengetahuan lagi.
 Dari bentuk buku kedua buku ini juga sangat berbeda, walau pun berbeda
buku kedua nya juga sama-sama bagus dan menarik

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aliran-aliran filsafat
pendidikan yang kita gunakan dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi
kerakter peserta didik kedepannya. Masing-masing aliran memiliki ciri-ciri dan
pengaruh terhadap pendidikan. Filsafat pendidikan eksistensialisme bersifat
humanitis progresivisme merupakan pendidikan yang berpusat pada nilai-nilai
luhur yang kekal dan dianggap kuat untuk menjadi pandangan hidup, esensialisme
merupakan aliran filsafat yang mendukung perenialisme, rekonstruksinisme
adalah aliran pendukung progresifisme yang memfokuskan pendidikan pada
karakter serta sosialisasi peserta didik.

4.2 SARAN
Sebagai calon guru sudah sepantasnya kita memilih filsafat yang baik
untuk kita terapkan dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar kita menjadi
insan yang memahami akan makna kehidupan dunia ini dan agar bisa menjadi suri
tauladan bagi peserta didik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Yusnadi. 2019. Filsafat Pendidikan. Bogor : halamanmoeka

Purba Edward. 2017. Filsafat Pendidikan. Mean : Unimed Press

17

Anda mungkin juga menyukai