FILSAFAT PENDIDKAN
“ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN”
OLEH : KELOMPOK 5
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
CBR ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Filsafat
Pendidikan.
Makalah ini kami susun dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kriteria
yang telah disepakati bersama oleh bapak Dr. NAEKLAN SIMBOLON, M.Pd
dan bapak Dr. EDIZAL ATMI, SS, M.Pd, selaku dosen dalam mata kuliah
Filsafat Pendidikan. Harapan yang paling besar dalam penyusunan CBR ini
adalah mudah-mudahan apa yang penulis susun ini dapat bermanfaat, baik untuk
pribadi, teman-teman, serta pembaca, dalam pemenuhan tugas ini.
Penulis akui masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, karena
kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu akhir kata
penulis mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen demi tercapainya
makalah yang sempurna.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Bagi Penulis :
B. Bagi Pembaca :
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Filsafat Pendidikan
terutama pada topik aliran-aliran filsafat pendidikan dalam kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari.
4
1.4. Identitas Buku
Buku Utama
1. Judul buku : FILSAFAT PENDIDIKAN
2. Penulis : Yusnadi, Ibrahim Gultom, Wildansyah Lubis,
Arifin Siregar
3. Penerbit : Halamanmoeka
4. Tahun terbit : 2019
5. Kota Terbit : Bogor
6. ISBN : 978-602-269-343-7
Buku Pembanding
1. Judul buku : FILSAFAT PENDIDIKAN
2. Penulis : Drs. Edward Purba,M,Si. Dan Prof.Dr.Yusnadi.MS3.
Penerbit : UNIMED PRESS
4. Tahun terbit : 2017
5. Kota Terbit : Medan
6. ISBN : 978-602-7938-38-0
5
BAB II
RINGKASAN BAB
6
B. Aliran Filsafat Pendidikan Perenialisme
Perenialisme merupakan aliran yang lahir pada abad ke-20. Perenialisme
lahir dari suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Perenialisme menentang
pandangan progresivisme yang menekan perubahan dan suatu yang baru.
Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan,
ketidakpastian, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosikultural.
Solusi yang ditawarkan kaum perenialis adalah jalan mundur ke belakang dengan
mengunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi
pandangan hidup yang kukuh, kuat pada zaman kuno dan pertengahan.
Peradaban-kuno (Yunani purba) dan abad pertengahaan sebagai dasar budaya
bangsa- bangsa di dunia dari masa ke masa dari abad ke abad (Sadullah, 2003).
Perenialisme memandang bahwa kepercayaan-kepercayaan aksiomatis
zaman kuno dan abad pertengahan perlu dijadikan dasar penyusunan konsep
filsafat dan pendidikan zaman sekarang.
C.Essensialisme
Aliran filsafat pendidikan Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang
menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama. Esensialisme
adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada
sejak awal peradaban umat manusia, vang muncul pada zaman renaissance dengan
ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresifisme. Perbedaannya yang utama
adalah memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas,
terbuka untuk perubahan, toleran, dan tidak ada keterkaitan denga doktrin tertentu.
Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai- nilai yang
memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai
terpilih yang mempunya tata yang jelas. Idealisme dan realisme sebagai
pendukung esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak
melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya masing masing.
Esensi (Essence) ialah hakikat barang sesuatu yang khusus sebagai sifat
terdalam dari sesuatu sebagai satuan yang konseptual dan akali. Esensi (essentia)
adalah apa yang membuat sesuatu menjadi apa adanya. Esensi mengacu pada
7
aspek-aspek yang lebih permanen dan mantap dari sesuatu yang berlawanan
dengan yang berubah-uhah, parsial, atau fenomenal.
D. Eksistensialisme
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu.
Eksistensi adalah cara manusia ada di dunia (Sadulloh. 2003). Cara berada
manusia berbeda dengan cara beradanya benda-benda materi Cara beradanya
manusia adalah hidup bersama dengan manusia lainnya, ada kerjasama dan
komunikasi dan dengan penuh kesadaran, sedangkan benda-benda materi
keberadaannya berdasarkan ketidaksadaran akan dirinya sendiri dan tidak dapat
berkomunikasi antara satu dengan lainnya.benda benda materi,qlam fisik,dunia yg
berada diluar Manus tidak akan bermakna dan tidak memiliki tujuan apa apa kalau
terpisah dari manusia.jfu dunia bermakna kelarena manusia.
Ada beberapa pandangan penganut nilsafat ini sehubungan dengan eksistensi,
yakni;
a. Eksistensi adalah cara manusia berada. Hanya manusialah yang bereksistensi,
manusialah sebagai pusat perhatian, sehingga bersifat humanistis.
b. Bereksistensi tidak statis tetapi dinamis, yang berarti menciptakan dirinya
secara aktif, merencanakan, berbuat dan menjadi.
c. Manusia dipandang selalu dalam proses menjadi belum selesai dan terbuka
serta realistis. Namun demikian manusia terikat dengan dunia sekitarnya terutama
sesama manusia.
8
akan membantu menemukan makna dari kehidupan mereka. Eksistensi manusia
adalah makhluk yang diciptakan Tuhan berbeda dengan makhluk dan benda
lainnya dan selalu hidup bersama dan saling bekerja sama untuk mewujudkan diri
sebagai ciptaan nya.
Menurut John Dewey (Sadulloh. 2003), pendidikan perlu didasarkan pada tiga
pokok pemikiran, yakni;
9
c. Pendidikan sebagai fungsi sosial
10
pemecahan masalah dengan pendekatan kooperatif sangat diutamakan setiap
individu akan memecahkan masalah kemasyarakatan secara sendiri-sendiri
sebagai ekses progresivisme.
Dalam filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran
yang beruasaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup
kebudayaan yang bercorak modern. Tujuan pendidikan adalah unyuk
menumbuhkan kesadaran peserta didik akan masalah-masalah sosial, ekonomi,
dan politik yang dihadapi manusia bukan hanya nasional, regional, akan tetapi
juga secara global. Teori pendidikan yang dikemukakan oleh brameld terdiri atas
beberapa tesis. Pertama, pendidikan harus dilaksanakan disini dan sekarang
dalam rangka menciptakan tata sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar
budaya kita, dan selaras dengan yang mendasari kekuatan -kekuatan ekonomi,
dan sosial masyarakat modern.
Kedua, anak sekolah dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh
kekuatan budaya dan sosial. Menurut rekontruksionisme,hifup beradab adalah
hidup berkelompok, sehingga kelompok akan memainkan peran penting di
sekolah.
Ketiga, guru harus menyakini terhadap validitas dan urgensi dirinya
dengan cara bijaksana dengan cara memperhatikan prosedur yang demokrstis,
seorang guru harus mempunya rasa percaya diri dan merasa ia mampu untum
membimbing peserta didiknya, ddngan begitu seorang peserta didik akan berhasil
dalam membimbing peserta didiknya.
Keempat, cara dan tujuan pendidikan harus diubah seluruhnya dengan
tujuan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis
budaya dewasa ini, dan untum menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial.
11
tentang realitas,pengetahuan dan nilai,khususnya yang berkaitan dengan praktek
pelaksanaan pendidikan.
12
manusia denga lingkungannya. Manusia dan lingkungannya berdampingan, dan
memiliki tanggung jawab yang sama terhadap realitas.
Pragmatisme yakin bahwa akal manusia aktif dan selalu ingin meneliti,
tidak pasif dan tidak begitu saja menerima pandangan tertentu sebelum dibuktikan
kebenarannya secara empiris. Pikiran (rasio) tidak bertentangan dan tidak terpisah
dari dunia, melainkan merupakan bagian dari dunia.
13
Tulisan-tulisan John Dewey pada tahun 1920-an dan 1950-an berkontribusi cukup
besar pada penyebaran gagasan-gagasan progresif.
14
BAB III
PEMBAHASAN
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aliran-aliran filsafat
pendidikan yang kita gunakan dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi
kerakter peserta didik kedepannya. Masing-masing aliran memiliki ciri-ciri dan
pengaruh terhadap pendidikan. Filsafat pendidikan eksistensialisme bersifat
humanitis progresivisme merupakan pendidikan yang berpusat pada nilai-nilai
luhur yang kekal dan dianggap kuat untuk menjadi pandangan hidup, esensialisme
merupakan aliran filsafat yang mendukung perenialisme, rekonstruksinisme
adalah aliran pendukung progresifisme yang memfokuskan pendidikan pada
karakter serta sosialisasi peserta didik.
4.2 SARAN
Sebagai calon guru sudah sepantasnya kita memilih filsafat yang baik
untuk kita terapkan dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar kita menjadi
insan yang memahami akan makna kehidupan dunia ini dan agar bisa menjadi suri
tauladan bagi peserta didik.
16
DAFTAR PUSTAKA
17