Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REPORT

FILSAFAT PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
YOSUA GABE MARULI SIJABAT
3223111001
DOSEN PENGAMPU :
WINDA WIDYA SARI S.Pd.,MPd

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat kebaikanNya Crtical Book Report ini dapat dibuat. Crtical Book Report ini
di buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Critical Book Report. Tidak lupa di
ucapkan terimakasih kepada keluarga dan teman-teman yang selalu mendukung
saya dalam menyelesaikan Critical Book Report ini.
Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan Critical Book Report ini dan
hasil dari Critical Book Report ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.
Sehingga saya sangat membuka bagi siapa pun yang ingin memberikan kritik dan
saran yang membangun bagi saya. Saya berharap dengan selesainya Critical Book
Report ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, amin.

Kamis, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................................


i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................................
1
1.1 PENDAHULUAN .......................................................................................................................................
1
1.2 TUJUAN .....................................................................................................................................................
1
1.3 MANFAAT .................................................................................................................................................
1
BAB II ISI BUKU ............................................................................................................................................
2
2.1 BAB I ......................................................................................................................................................
2
2.1.1 PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN
KEHIDUPAN MANUSIA ................................................................................................................................
2
2.1.2 SEJARAH PENDIDIKAN MULTIKULTURAL .....................................................................................
3
2.2 BAB II ......................................................................................................................................................
4
2.2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN FILSAFAT PENDIDIKAN SERTA PERANNYA ......................
4
2.2.2 HAKIKAT PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME ...........................................................................
5
2.3 BAB III .....................................................................................................................................................
5
2.3.1 MASALAH POKOK DAN FILSAFAT PENDIDIKAN ..........................................................................
5
2.3.2 TEORI DAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MULTIKULTULAR ......................................................
6
2.4 BAB IV .....................................................................................................................................................
7
2.4.1 PROSES HIDUP SEBAGAI DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN ..........................................................
8
2.4.2 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA ..........................................
8
2.5 BAB V ......................................................................................................................................................
9
2.5.1 TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN ...................................................................................
9
2.5.2 AGAMA DAN PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME DI INDONESIA .........................................
10
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................................................
12
3.1 PERBEDAAN ..........................................................................................................................................
12
3.2 KEUNGGULAN ......................................................................................................................................
12
3.3 KELEMAHAN .........................................................................................................................................
12
BAB IV PENUTUP ..........................................................................................................................................
13
4.1 KESIMPULAN ........................................................................................................................................
13
4.2 SARAN ....................................................................................................................................................
13
BIODATA BUKU .............................................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Critical book review ini merupkan tugas pemenuhan tugas individu dari
dosen pengampu mata kuliah. Tujuan dari pembuatan critical book review
ini untuk mengkaji buku berdasarkan konsep kurikulum dalam negeri.
Critical book book review ini bukan hanya sekedar tulisan dari isi buku
tersebut tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi kita mengenai
keunggulan dan kelemahan dari buku yang di kritik.

1.2 TUJUAN
Adapun tujuan CBR (Critical Book Review) ini adalah sebagai
berikkut:
a. Memenuhi tugas individu yang di berikan oleh dosen pengampu
mata kuliah
b. Mengkaji buku dan mengkritik buku sekaligus

1.3 MANFAAT
Manfaat dari CBR ini adalah membantu kita dalam memehami isi
materi dalam buku dengan membuat inti dari setiap garis besar atau judul
buku yang telah di riview kembali oleh mahasiswa. Critical Book Review
ini bisa sangat bermanfaat jika kita dapat memahami dengan pasti apa yang
disampaikan dalam setiap penjelasannya.
BAB II
ISI BUKU

2.1 BAB I
2.1.1 PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN FILSAFAT DALA ILMU
PENGETAHUAN DAN KEHIDUPAN MANUSIA (BUKU UTAMA)

Kata filsafat berkaitan erat dengan segala sesuatu yang dapat di pikirkan
oleh manusia, bahkan tidak akan pernah ada habisnya karena mengandung
dua kemungkinan, yaitu proses berfikir dan hasil berfikir. Filsafat dalam arti
pertama adalah jalan yang ditempuh dalam memecahkan masalah.
Sedangkan pada pengertian kedua, merupakan kesimulan yang diperoleh
dari hasil pemecahan masalah atau pembahasan masalah, jika pemikiran
manusia dapat di pelajari, ada empat golongan pemikiran yaitu :
1. Pemikiran pseudo-ilmiah, bertumpu pada aspek kepercayaan
terhadap buku primbon.
2. Pemikiran awam, merupakan pemikiran-pemikiran orang dewasa
yang dapat menggunakan akal sehat, cukup menggunakan akal sehat
tanpa melakukan penelitian terlebih dahulu.
3. Pemikiran ilmiah lazim, menggunakan metode-metode tata pikir
dalam paradigma ilmu pengetahuan tertentu dilengkapi dengan
penggunaan hipotesis untuk menguji kebenaran konsep teori atau
pemikiran dalam dunia empiris dalam proses keilmuan.
4. Pemikiran filosofis, kegiatan berfikir reflektif meliputi kegiatan
analisis, pemahaman, deskripsi, penilaian, penafsiran, dan perekaan
yang bertujuan untuk memperoleh kejelasan.
Kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan yang memberikan
aalternatif pilihan yang paling baik untuk di jadikan pegangan
manusia. Sedangkan kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia
yaitu memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan
arti pengetahuan tentang kenyataan yang di berikan oleh filsafat, dan
memberikan pedoman hidup kepada manusia. Jadi, filsafat ialah
upaya manusia dengan akal budi nya untk memahami, mendalami,
dan menyelami secara radikal, integral, dan sistematis mengenai
ketuhanan alam semesta, dan manusia.

2.1.2 SEJARAH PENDIDIKAN MULTIKULTURAL (BUKU


PEMBANDING)

Manajemen berasa dari bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti
menjadi tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata itu digabung enjadi kata
kerja manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris menjadi management, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi manajemen atau pengelolaan. Manajemen pendidikan dapat di
definisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien.
George R. Terry menyatakan bahwa manajemen merupakan sebuah kegiatan;
pelaksanaannya disebut manajing dan orang yang melakukannya disebut manajer.
Individu yang menjadi manager menangani tugas-tugas baru yang seluruhnya
bersifat “manajerial” yang penting di antaranya adalah menghentikan
kecenderungan untuk melaksanakan segala sesuatu seorang diri saja.
Perkembangan ilmu manajemen juga menambah mark kajian manajemen
lembaga pendidikan secara luas. Para pakar ilmu manajemen pendidikan,
membumbuhi ilmu manajemen yang ada di dunia pendidikan dengan fitur-fitur
yang berkembang. Buchari Alma, dkk, menggagas budaya baru pengelolaan
pendidikaan yang berbasis pada korporasi pendidikan. Gagasan ini, secara
sederhana, bisa dipahami sebagai wujud atau bentuk baru pengelolaan pendidikan
yang tradisional kearah yang lebih lentur, modern, dan professional.
2.2 BAB II
2.2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
SERTA PERANNYA (BUKU UTAMA)

Dalam pengertian sederhana dan umum, makna pendidikan sebagai usaha


manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan,
baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat
dan kebudayaan. Dengan kata lain pendidikan dapat di artikan sebagai haasil
peradaban bangsa yang di kembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu
sendiri, yang berfungksis sebagai filsafat pendidikannya atu cita-cita dan
pernyataan tujuan pendidikannya. Pengertian filsafat pendidikan menggunakan
dua pendekatan yakni:
1. Filsafat pendidikan bermakna sebagai filsafat tradisional.
Filsafat pendidikan dalam arti ini dan dalam bentuknya yang murni, telah
berkembang dan menghasilkan berbagai alternatif jawaban terhadap
berbagai pertanyaan filosofis.
2. Filsafat pendidikan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat kritis.
Dalam pendekatan ini, pemikiran logis kritis mendapatkan tempat utama.
Pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan dapat disusun dan tidak terikat pada
periodesasi waktu, serta dapat menerapkan analisis yang dapat
menjangkau waktu saat dan masa datang.
Peranan filsafat dan pendidikan tidak dapat dipisahkan. Karena filsafat
menetapkan ide-ide dn idealisme, sedangkan pendidikan adalah suatu
usaha yang sengaja dan terencana, untuk merealisasikan ide-ide itu
menjadi kenyataan dala tindakan atau perilaku serta pembinaan
kepribadian. Adapun perbandingan pengaruh dan beberapa ide filsafat
dalam pendidikan dapat di ketahui melalui sejarah pendidikan antara lain
tersimpul dalam pandangan-pandangan berikut:
a. Aliran empirisme.
b. Nativisme dan natralisme.
c. Teori konvergensi.
2.2.2 HAKIKAT PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME ( BUKU
PEMBANDING)

Multikulturalisme merupakan pengakuan atas pluralisme budaya.


Pluralisme budaya merupakan suatu proses internalisasi nilai-nilai di dalam
suatu komunitas. John Dewey seorang filsuf pendidikan, telah melahirkan
karya besarnya mengenai hubungan antara demokrasi dan pendidikan.
Dewey mengaitkan antara proses demokrasi dan proses pendidikan.
Demokrasi bukan hanya masalah bentuk pemerintahan, tetapi merupakan
suatu way of life. Sebagai way of life dari suatu komunitas, maka hal itu
tidak mungkin dicapai tanpa proses pendidikan. Proses pendidikan itu
sendiri seharusnya merupakan suatu proses demokrasi. Demikian cara
berpikir John Dewey dalam memelihara dan mengembangkan suatu
masyarakat demokrasi.
Kebudayaan merupakan salah satu modal pokok dalam kemajuan suatu
bangsa. Dasar multikulturalisme antara lain adalah menggali kekuatan suatu
bangsa yang tersembunyi di dalam budaya yang beragam.
Multikulturalisme dapat juga menumbuhkan sikap fanatisme budaya dalam
masyarakat. Apabila fanatisme muncul maka akan terjadi pertentangan di
dalam kebudayaan yang pada akhirnya akan menghancurkan seluruh sendi-
sendi kehidupan dari suatu komunitas. Apabila multikulturalisme digarap
dengan baik, maka akan muncul rasa penghargaan dan toleransi terhadap
sesama komunitas dengan budayanya masing-masing kekuatan di dalam
masing-masing budaya dapat di satukan dalam mewujudkan kesatuan
bangsa. Kekuatan bersama itu dapat menjadi pengikat yang kuat dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sikap saling menghargai satu sama
lain dalam keragaman adalah tujuan dari multikulturalisme itu sendiri.

2.3 BAB III


2.3.1 MASALAH POKOK DAN FILSAFAT PENDIDIKAN (BUKU
UTAMA)
Objek filsafat terdiri atas :
1. Objek materi filsafat terdiri atas tiga persoalan pokok yaitu, masalah
Tuhan, masalah alam, masalah manusia.
2. Objek formal filsafat, yaitu mencari keterangan yang sedalam-
dalamnya.

Hasil dari usaha manusia menyangkut akal, rasa, dan kehendak dapat di
jadikan satu, yang disebut filsafat kebudayaan. Sebab, kebudayaan
menyangkut ketiga segi dan alat-alat kejiwaan manusia. Sedangkan
filsafat tentang hidup kemanusiaan, disebut filsafat antropologi. Adapun
sikap manusia terhadap filsafat yaitu :
a. Terbayang di hadapan mereka bahwa filsafat merupakan sesuatu
yang sulit, sesuatu alam abstrak yaitu alam yang dalam dan luas
yang hanya dapat di peljari oleh orang-orang tertentu saja.
b. Pandangan yang bersifat skeptis, yaitu suatu perbuatan yang tidak
ada gunanya, akan membuang waktu saja.
c. Pandangan yang bersifat negatif, bermain api alias berbahaya.
Karena berfilsafat di anggap tidak baik, tidak boleh, dan berdosa.
d. Golongan yang memandang sudut yang positif, yakni filsafat adalah
suatu lapangan studi, tempat melatih akal untuk berfikir.

Dalam tinjauan dari segi segi sistematis ada tiga problem utama dalam filsafat
yaitu :
1. Realitas, menjerumus pada masalah kebenaran.
2. Pengetahuan, berusaha menjawab pertanyaan- pertanyaan.
3. Nilai, pertanyaan yang di cari jawabannya.

2.3.2 TEORI DAN PENDEKATAN PENDIDIKAN


MULTIKULTULAR (BUKU PEMBANDING)
Indonesia adalah salah satu Negara multikultular trbesar di
dunia. Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural
maupun geografia yang begitu dalam dan luas. Berdasarkan hal itu,
maka di perluas strategi khusus untuk memecahkan persoalan
tersebut melalu berbagai bidang; social, ekonomi, budaya,
pendidikan. Berkaitan dengan hal ini, maka pendidikan
multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategis
dan konsep pendidikan yang berbais pemanfaatan keberagaman
yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada siswa seperti
keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status social, gender,
kemampuan, umur, dan sebagainya.
Pendidikan multikultural didefinisikan sebagai sebuah kebijakan
sosial yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemeliharaan budaya
dan saling memeliki rasa hormat antara seluruh kelompok budaya di
dalam masyarakat. Pembelajaran multikultural pada dasarnya
merupakan program pendidikan bangsa agar komunitas
multikultural dapat berpartisipasi dalam mewujudkan kehidupan
demokrasi yang ideal bagi banganya.
Pendidikan multikultural masih di artikan sangat ragam, dan
belum ada kesepakatan, apakah pendidikan multikultural tersebut
berkonotasi pendidikan tentang keragaman budaya, atau pendidikan
untuk membentuk sikap agar menghargai keragaman budaya.
Kamanto Sunarto menjelaskan bahwa pendidikan multikultural bisa
diartikan sebagai pendidikan keragaman budaya dalam masyarakat,
dan terkadang juga diartikan sebagai pendidikan yang menawarkan
ragam model untuk keragaman budaya dalam masyarakat, dan
terkadang juga diartikan sebagai pendidikan untuk membina sikap
siswa agar menghargai keragaman budaya masyarakat.

2.4 BAB IV
2.4.1 PROSES HIDUP SEBAGAI DASAR FILSAFAT
PENDIDIKAN (BUKU UTAMA)

Filsafat pendidikan mempelajari proses kehidupan dan alternatif


proses pendidikan dalam pembentukan watak, dimana kedua proses
itu pada hakikatnya adalah satu. Dengan mengambil pengertian
pendidikan secara luas, berarti masalah kependidikan mempunyai
ruang lingkup yang luas pula, meliputi seluruh aspek hidup dan
kehidupan manusia atau sepanjang pengalaman yang di alami
seseorang sejak ia dilahirkan hingga berpisah dengan dunia
kehidupan atau mati. Seseorang mulai mendapatkan pendidikan
sejak memperoleh pengalaman dalam lingkungannya, terutama
lingkungan keluarga dimana anak dilahirkan dalam keadaan lemah
tak berdaya.
Dalam proses pendidikan, potensi-potensi merupakan potensi
dasar manusia dan merupakan isi pendidikan yang dibina dan
dikembangkan dalam proses hidup dan kehidupan seseorang, mulai
dari lingkungan keluarga hingga kepada masyarakat yang lebih luas.
Sudah merupakan suatu kenyataan dalam proses kehidupan
manusia bahwa mereka harus melaksanakan tugas-tugas hidup yang
dilakukan dan ditunaikan dengan baik dan sempurna sejak zaman
kehidupan mereka yang sederhana, di hutan rimba dan di gua batu,
atau di tempat lainnya, sampai kehidupan umat abad ini.

2.4.2 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL


DI INDONESIA (BUKU PEMBANDING)

Di Amerika Serikat pendidikan multikultural bermula dari


gerakan multikulturalisme yang dimulai dari tahun 1950-an dalam
bentuk gerakan civil rights (perjuangan hak sipil). Persoalan intinya
adalah persamaan kaum kulit hitam dan kulit putih. Jadi, isu dan
masalah rasial (diskriminasi) menjadi faktor pemicu pendidikan
multikultural. Sementara itu di Inggris, pendidikan multikultural di
kembangkan karena migrasi penduduk Karibia dan Asia, serta
Negara-negara persemakmuran. Tuntutannya adalah kesetaraan hak
sosial, kesetaraan perlakuan diruang publik dan pendidikan.
Di Indonesia lain lagi pemicunya. Sebagaimana dikatakan
Siswantara (2017), Indonesia mempunyai 600-an bahasa daerah,
300-an suku bangsa yang hidup di kurang lebih 17 ribu kepulauan
nusantara. Pendiri bangsa tentunya sangat menyadari ke-Indoneisa-
an yang akan di bentuk dan bertekad untuk semboyan: Bhineka
Tunggal Ika. Jauh sebelum kemerdekaan, kesadaran keragaman
Indonesia juga sudah menaungi kesadaran kaum muda Indonesia,
bahkan sejak zaman Sriwijaya dan Majapahit. Dengan kesadaran
penuh atas perbedaan dan keragaman, pada tanggal 28 Oktober 1928
di Batavia, mereka menyatakan: satu tumpah darah dan tanah air
Indonesia, satu bangsa Indonesia, satu bahasa Indonesia. Bagi para
pemuda/i bangsa ini, persatuan berada di atas perbedaan demi
kemerdekaan bangsanya. Semangat ini terus menjiwai pemimpin
bangsa di awal kemerdekaan. Berbekal kemerdekaan, Indonesia
bertekad membangun masyarakat demokratis. Untuk itu, tentunya
dibutuhkan sistem pendidikan yang menjunjung keragaman
masyarakat. Melupakan keragaman dalam pendidikan merupakan
celah tak terperhatikan yang rentan membawa masalah sosial, salah
satunya konfil horizontal. Maka, pendidikan multikultural menjadi
celah penting yang membawaa pendewasaan dialogis, bukan hanya
masing-masing pribadi tetapi seluruh masyarakat itu sendiri.

2.5 BAB V
2.5.1 TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN (BUKU
UTAMA)
Manusia adalah satu jenis makhluk hidup yang menjadi anggota
populasi di bumi ini, ia adalah suatu himpunan yang memiliki ciri
khas yang tidak dimiliki oleh sekian juta makhluk hidup lainnya.
Manusia, selama ia hidup selalu berusaha dan berjuang untuk
memanfaatkan alam sekitarnya dengan cara menggunakan daya dan
tenaga alam untuk kepentingan dirinya.
Kehidupan manusia selalu berubah, sangat bergantung kepada
pengharapan, cita-cita hidup, dan atau pengalaman kebahagiaan, tau
kesengsaraan hidup manusia dalam bermasyarakat. Kebahagiaan
manusia memerlukan perjuangan yang keras untuk mempertahankan
hidup, dalam suasana serba sulit, serba ketakutan, kesengsaraan, dan
tidak merasakan kebahagiaan. Namun, mungkin pendidikan dalam
pengertian sempit sudah berlangsung bagi manusia pada saat itu,
yakni mengajarkan bagaimana cara menghadapi hidup, berjuang
untuk menghadapi serangan binatang luas dan lain sebagainya.
Sejak negara Indonesia merdeka, tujuan hidup bangsa Indonesia
telah ada dan jelas, sebagaimana tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Cita-cita kemerdekan yaitu untuk
membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan turut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

2.5.2 AGAMA DAN PENDIDIKAN


MULTIKULTURALISME DI INDONESIA (BUKU
PEMBANDING)

Menurut Liliweri (2005) multikulturalisme bertautan dengan


doktrin atau “isme” tentang penyadaran individu atau kelompok atas
keberagaman kebudayaan, yang pada gilirannya mempunyai
kemampuan untuk mendorong lahirnya sikap toleransi, dialog,
kerjasama antara beragam etnis dan ras. Entik adalah setiap
kelompok sosial yang ditentukan oleh ras, adat istiadat, bahasa, nilai
dan norma budaya dan lain-lain yang pada gilirannya
mengindikasikan adanya kenyataan kelompok yang minoritas atau
mayoritas dalam suatu masyarakat. Sedangkan klasifikasi ras
meliputi tampilan fisik yang juga menjadi dasar untuk membedakan
kelompok etnik itu. Dari paparan tersebut tercatat dua hal penting
dri multikulturalisme yaitu
1. Adanya proses penydaran individu atau kelompok atas
keberagaman kebudayaan;
2. Mendorong lahirnya sikap toleransi, dialog dan kerjasama
diantara beragam etnis dan ras.
Salah satu bentuk atau proses penyadaran individu atau
kelompok atas keberagaman kebudayaan itu adalah melalui
pendidikan agama. Penanaman nilai-nilai kemanusiaan melalui
pendidikan agama di harapkan mampu menghasilkan manusia-
manusia yang memiliki sikap toleransi. Ketika terjadi berbagai
kerusuhan dan tindak kekerasan yang bernuansa agama maka
disinyalir bahwa pendidikan agama telah gagal membentuk
manusia yang memiliki kesalehan dan kesantunan sosial.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PERBEDAAN
Buku utama menjelaskan bahwa filsafat ialah upaya manusia dengan
akal budinya untuk memahami, mendalami, dan menyelami secara radikal,
integral dan sistematis mengenai ketuhanan alam semesta, dan manusia.
Sedangkan buku pembanding menjelaskan tentang filsafat pendidikan
multikultural, dimana pendidikan untuk membina sikap siswa agar
menghargai keragaman budaya masyarakat dan saling bertoleransi
terhadap perbedaan.

3.2 KEUNGGULAN
Kelebihan buku utama ialah membahas tentang perihal filsafat yang
lahir dari ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang praktis,
mengadung maksud bahwa pendidikan sebagai aspek kebudayaan. Juga di
jelaskan bahwa masalah pokok dalam filsafat dan pendidikan yang
meliputi masalah Tuhan, masalah alam, dan masalah manusia. Sedangkan
buku pembanding kelebihan nya adalah membahas tentang perkembangan
pendidikan multikultural dari sejarah hingga teori pendekatan pendidikan
multikultural guna membentuk manusia yang memiliki kesalehan dan
kesantunan sosial.
3.3 KELEMAHAN
Kelemahan buku utama adalah tidak menjelaskan terminology. Di
buku utama dijelaskan bahwa ada 4 golongan pemikiran filsafat yaitu
Pseudo Ilmiah, awam, ilmiah dan filosofis. Sedangkan buku pembanding
tidak menjelaskannya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah ilmu yang
mempelajari proses kehidupan dan alternative proses pendidikan dalam
pembentukan watak, dimana kedua proses itu pada hakikatnya adalah satu.
Filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat
sekali dan tidak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan
penting dalam suatu system pendidikan, Karen filsafat merupakan pemberi
arah dan pedoman dasar agi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan
kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.

4.2 SARAN
Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, priview
menyarankan agar filsafat pendidikan dapat dipelajari dan dipahami semua
lapisan baik guru, orang tua, maupun masyarakat sehingga meningkatkan
prestasi anak dalam berbagai hal kehidupan. Menyadari bahwa penulis
harus menjelaskan Critical Book Review dengan sumber-sumber yang
lebih banyak. Dan agar dalam pengetikan tidak terdapat huruf yang salah.
Penulis juga menyarankan jangan membuat kata-kata atau kalimat yang
bertele-tele karena akan membuat pembaca merasa bosan.
BIODATA BUKU UTAMA

Judul : Filsafat Pendidikan


Nama Pengarang : Muhammad Anwar
Penerbit : Kencana
Tahun : 2015
Halaman : 176 Halaman
BIODATA BUKU PEMBANDING

Judul : Filsafat Pendidikan Multikultural


Nama Pengarang : Dr (C) Irjus Indrawan, S.Pd.I., M.Pd.I
Penerbit : CV. Pena Persada
Tahun : 2020
Halaman : 231
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Anwar, Filsafat Pendidikan: Kencana, 2015, Depok.


Dr (C) Irjus Indrawan, S.Pd.I., M.Pd.I, Filsafat Pendidikan Multikultural:
CV. Pena Persada, 2020, Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai