Anda di halaman 1dari 11

Ilmu Budaya Dasar (IBD) Sebagai Komponen

Pengembangan Kepribadian
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD)

Semester II Program Studi Agama Islam yang diampu oleh :

Bpk. Agus Hamdan, M.Pd

Disusun oleh :

Fery Rahman

Sekolah Tinggi Agama Islam Sukabumi


Alamat : Jl. Lio Balandongan Sirnagalih No. 74 Kel. Cikondang Kec. Citamiang
Kota Sukabumi Telp. (0266) 225464 Kode POS 43142

Tahun 2020 M / 1441 H


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin selalu penulis panjatkan kehadirat Ilahi


Rabbi yang telah memberi nikmat Islam, Iman dan Ihsan. Sehingga pada akhirnya
penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini. Dimana tugas ini penyusun
sajikan dalam bentuk yang sederhana. Adapun judul penulisan makalah ini adalah
“Ilmu Budaya Dasar (IBD) Sebagai Komponen Pengembangan Kepribadian”.
Shalawat teriring salam senantiasa penyusun haturkan keharibaan Nabi Muhammad
Saw yang telah menggulung tikar-tikar kekafiran dan untuk penggantinya beliau
telah menebarkan panji-panji islam di muka bumi ini.
Dengan terselesaikannya makalah ini, maka perkenankan penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penyusun
sebutkan satu persatu sehingga terwujudnya penulisan ini. Akhir kata penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan, kekurangan dan
ketidaktepatan argumen.
Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga apa yang telah penulis
lakukan diridhoi Allah Swt, dan semoga apa yang penulis sumbangkan dapat
bermanfaat bagi penulis khususunya dan bagi pembaca umumnya.

Sukabumi, 10 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar isi .......................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Pembatasan Masalah ......................................................................... 2

1.3. Rumusan Masalah ............................................................................. 2

1.4. Tujuan Pembahasan .......................................................................... 2

1.5. Kegunaan Pembahasan ............................................................................ 2

Bab II Pembahasan ....................................................................................... 3

2.1. Pengertian Pengembangan................................................................. 3

2.2. Pengertian Kepribadian .................................................................... 3

2.3. Korelasi IBD dengan Komponen Pengembangan dan Kepribadian .... 6

Bab III Penutup ............................................................................................. 7

3.1. Simpulan ........................................................................................... 7

3.2. Saran ................................................................................................. 7

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 8


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Allah telah menciptakan manusia untuk dijadikan sebagai khalifah
di muka bumi. Dalam konteks demikian sudah menjadi kewajiban setiap umat
manusia untuk manjaga dan mensejahterakan bumi serta isinya. Sebagaimana
yang tersirat dalam kitab suci Al Qur’an surah Al Baqoroh ayat 30. Dengan
jelas Allah menerangkan kepada malaikat waktu itu, bahwa Dia akan
mencipatakan manusia sebagai khalifah fil ‘ard (Pemimpin dimuka bumi).
Mendengarkan hal yang demikian malaikat dengan jelas mempertanyakan
kebijakan Tuhan yang telah memilih manusia untuk dijadikan khalifah dimuka
bumi sementara mereka akan menumpahkan darah didalamnya. Pernyataan
malaikat jelas mendapat jawaban dari Allah swt. Bahwasanya Allah lebih tahu
daripada dirinya. 1
Sungguh, Islam adalah agama yang sangat mementingkan ilmu
pengetahuan bagi penganutnya. Islam bahkan mengharuskan pemeluknya
untuk belajar dan menuntut ilmu pengetahuan seumur hidup. Islam sendiri
adalah agama yang menjadikan dirinya sebagai sebuah ilmu, sehingga dikenal
istilah ilmu-ilmu agama (ulum ad-din). Di dalam Islam, tidak ada pemisahan
yang kaku antara ilmu pengetahuan sekuler dan agama. Semua ilmu pada
hakikatnya berasal dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Allah sendiri dalam Al-
Qur’an menyatakan akan mengangkat derajat orang beriman dan berilmu lebih
tinggi dari orang beriman biasa.
Allah mendorong kaum muslimin untuk memperhatikan jagad raya
sebagai ayat atau tanda sekaligus sebagai sumber ilmu. Alam semesta ini
merupakan sebuah tanda kebesaran Tuhan. Alam semesta ini berjalan sesuai
dengan ilmu Allah. Ada hukum-hukum Allah atau Sunnatullah yang mengatur
semesta ini. Kehidupan manusia, hewan-hewan, dan tumbuh-tumbuhan adalah
bagian dari ilmu Allah. Manusia sebagai duta Allah di bumi berkewajiban
untuk menguak ilmu-ilmu Allah tersebut. Berbicara tentang ilmu, maka pada
makalah kali ini saya akan fokus untuk membahas Ilmu Budaya Dasar. Ilmu
Budaya Dasar (IBD) merupakan pengalihan bahasa dari Basic Humanities
yang mempunyai arti pengetahuan yang dapat memberikan pemahaman dasar
atau pengertian umum tentang konsep-konsep yang mengkaji tentang masalah-

1
Asrifin An Nakhrawi, Jangan Paksa Allah Murka, lumbung insani, Lamongan, 2011, hlm. 12
masalah, nilai-nilai, dan dasar-dasar dari Kebudayaan. Tujuan dari IBD ini
mengembangkan pola pikir, wawasan atau daya kritis seorang mahasiswa
tentang nilai-nilai budaya yang bersangkutan dengan dirinya sendiri, orang lain
dan lingkungannya.
Mata kuliah ini sangat penting untuk kita pelajari, di samping kita
diberikan pengetahuan tentang berbagai masalah, nilai dan dasar dari
kebudayaan wawasan kita pun diasah untuk mengetahui kebudayaan kita dan
sekitar kita. Setelah dapat kita mengerti definisi dan tujuan IBD barulah kita
pahami apa saja manfaat IBD bagi mahasiswa, akademisi, dan umum.

1.2 Pembatasan Masalah


Berbicara tentang Ilmu Budaya Dasar bukanlah bahasan yang singkat,
melainkan membutuhkan penjabaran yang sangat panjang apabila dituliskan
dalam sebuah makalah, maka dari itu kami akan membatasi bahasan mengenai
penjelasan Pengembangan Komponen Kepribadian.

1.3 Rumusan Masalah


Memperhatikan pembatasan masalah seperti yang telah diuraikan
diatas perlu adanya pemahaman tentang judul makalah yang akan dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apa pengertian Pengembangan ?
2. Apa pengertian Kepribadian ?
3. Apa korelasi antara IBD dengan Pengembangan Komponen Kepribadian ?

1.4 Tujuan Pembahasan


Tujuan dari diadakannya pembahasan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian Komponen Pengembangan dan Kepribadian
2. Mengetahui korelasi antara IBD dengan Pengembangan Komponen
Kepribadian

1.5 Kegunaan Pembahasan


Kegunaan dari pembahasan ini adalah :
1. Bagi saya pembahasan ini merupakan wahana latihan pengembangan ilmu
pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
2. Dengan dibuatkannya makalah ini akan memberikan wawasan serta analisis
terhadap Ilmu Budaya Dasar (IBD) dan Ilmu Sosial Budaya (ISD).
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengembangan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan
latihan. Pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis,
dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan
dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan
kompetensi peserta didik. 2 Maka pengembangan pembelajaran lebih realistik,
bukan sekedar idealisme pendidikan yang sulit diterapkan dalam kehidupan.
Pengembangan pembelajaran adalah usaha meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, baik secara materi maupun metode dan subtitusinya. Secara materi,
artinya dari aspek bahan ajar yang disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan,
sedangkan secara metodologis dan subtansinya berkaitan dengan pengembangan
strategi pembelajaran, baik secara teoritis maupun praktis 3.
Penelitian pengembangan adalah suatu atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada,
yang dapat dipertanggung jawabkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
menghasilkan produk baru melalui pengembangan. Berdasarkan pengertian
pengembangan yang telah diuraikan yang dimaksud dengan pengembangan adalah
suatu proses untuk menjadikan potensi yang ada menjadi sesuatu yang lebih baik
dan berguna sedangkan penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau
langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan
produk yang telah ada menjadi produk yang dapat dipertanggung jawabkan.

2.2 Pengertian Kepribadian


Kepribadian dalam bahasa Inggris disebut "personality", yang berasal dari
bahasa latin "persona", yang berarti topeng. Sedangkan menurut Koswara dalam
pengertian sehari-hari kepribadian adalah Bagaimana individu menampilkan dan
menimbulkan kesan bagi individu lain. Sedangkan menurut Allport Kepribadian
adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis di dalam individu yang
menentukan penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya. Lalu menurut
Maramis kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang

2
Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 24
3
Hamdani Hamid, Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia, Bandung : Pustaka Setia, 2013,
hal. 125.
sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus-menerus terhadap
hidupnya. Sedangkan menurut Sigmund Freud kepribadian adalah Suatu struktur
yang terdiri dari tiga sistem, yakni ID, ego, dan super ego.

Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat- sifat khas diri
kita yang bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan,
misalnya, keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan kita sejak lahir.
Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang
bersifat psikologis kejiwaan dan juga yang bersifat fisik.

Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang


terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri
terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan
kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang.

Kepribadian adalah penampilan dan tingkah laku (cara bicara, cara berjalan,
dan lainnya) yang menggambarkan perilaku (pengetahuan, sikap, dan ketrampilan,
beauty and behavior) seseorang yang dapat diamati secara langsung maupun tak
langsung, yang dapat diamati secara langsung maupun tak langsung, yang dapat
dijadikan sebagai tolok ukur kualitas diri yang bersangkutan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan


bawaan dari setiap individu sejak lahir (kejiwaan, dan fisik), dan kepribadian dapat
berubah seiring pertumbuhan seseorang. Di mana seseorang tersebut dalam
perjalanan hidupnya akan menerima rangsangan baik dari luar maupun dari dalam,
dan orang tersebut akan menanggapi rangsang itu dan kemungkinan akan
berpengaruh pada sikapnya.

Perkembangan Kepribadian Menurut Gardner Murfy mencakup:

A. Fase Keseluruhan Tanpa Diferensiasi


Terjadi pada bayi dan kanak-kanak, potensi fisik maupun temperamen
sudah dimiliki tetapi aktualisasinya tergantung pada perkembangan dan
kematangan. Pada fase ini sebagaimana dikatakan di atas manusia akan
terjadi pada bayi dan kanak-kanak. Pembentukan dari perkembangan
emosional pada bayi dan kanak-kanak akan sangat cepat hal itu sangat
dipengaruhi oleh kondisi si bayi dan anak-anak.
Perkembangan ini juga sangat dipengaruhi open usia pada si bayi
dan si anak. Mari kita beri contoh pada bayi ketika bayi sedang mengalami
lapar, haus, dan bang air besar mereka akan menangis dan bila sudah diberi
makan, minum, dan juga, sudah diceboki dan diganti popoknya mereka akan
berhenti menangis dan berangsur tenang. Tak hanya itu, ketika bayi sedang
ketakutan dan merasa terganggu atas lingkungannya entah merasa bising
atau apa pun, tentu si bayi juga akan merasa gusar bahkan menangis.
Sekarang kita masuki pada fase anak-anak, fase ini juga akan
digolongkan dalam kelompok usianya masing-masing seperti Batita, balita,
dan usia 7 tahunan. Pada usia Batita anak-anak akan dapat mengontrol yang
namanya emosionalnya ketika merasa lapar, haus dan sebagainya. Hal ini
dikarenakan Batita sudah dapat mengetahui apa yang mereka inginkan
dengan mengucapkan atau menggunakan isyarat pada ibu atau orang
tuanya. Selain itu, perkembangan pada Batita sangat betul dipengaruhi oleh
orang-orang terdekatnya terutama ibu dan ayahnya lakukan dan ajarkan.
Mereka akan sangat cepat menyerap apa yang di ajarkan oleh orang-orang
terdekatnya yang ada di rumahnya.
Pada usia balita, pada usia ini juga si anak perkembangannya, sudah
cukup berkembang dari sebelumnya. Perkembangan pada usia balita ini
juga biasanya bila tidak terjadi gangguan pada perkembangannya akan
sangat menonjol hal-hal yang banyak ditanyakan dan banyak menunjuk apa
pun oleh si anak-anak dan tentu orang tua perlu meresponsnya dengan baik.
Bila mana tidak direspons dengan baik dikhawatirkan si anak akan
terpengaruhi dan malah down. Pada usia 7 tahunan biasanya si anak sudah
dapat membedakan mana baik dan buruk hal itu tentu ketika usia
sebelumnya karena telah di ajarkan oleh kedua orang tuanya.
B. Fase Diferensiasi
Fungsi-fungsi khusus mulai muncul dan mengalami diferensiasi. Bisa kita
katakan fase ini merupakan peralihan dari fase anak-anak ke fase remaja.
Perkembangan pada fase ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan juga
kawan. Penting bagi kita, untuk menempatkan anak-anak kita di lingkungan
yang baik dan mengawasi pergaulan mereka. Faktor orang tua juga di sini
sangat diperlukan untuk memberikan contoh dan pengawasan agar
perkembangan kepribadian anak terjaga baiknya.
C. Fase Integrasi
Fungsi yang sudah mengalami diferensiasi diintegrasikan dalam suatu unit
yang berkoordinasi dan terorganisasi. Pada fase ini bisa kita sebut dengan
fase kematangan baik secara fisik mau pun emosional. Fase ini
dikategorikan pada usia dewasa yang memang memiliki kematangan polar
pikirnya.
2.3 Korelasi antara IBD dengan Komponen Pengembangan Kepribadian
Pembentukan dan pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan
perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang timbul dalam
lingkungan, khususnya gejala-gejala yang berkenaan dengan kebudayaan dan
kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan
lingkungan budaya dapat diperluas.
Dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan
pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi
dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :

1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga


mereka lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru, terutama
untuk kepentingan profesi mereka.
2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan
mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan
daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua
hal tersebut.
3. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih
mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama,
para akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kepribadian dalam bahasa Inggris disebut "personality", yang
berasal dari bahasa latin "persona", yang berarti topeng. Sedangkan menurut
Koswara dalam pengertian sehari-hari kepribadian adalah Bagaimana
individu menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain.
Sedangkan menurut Allport Kepribadian adalah suatu organisasi yang
dinamis dari sistem psikofisis di dalam individu yang menentukan
penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya. Sedangkan Perkembangan
Kepribadian Menurut Gardner Murfy mencakup tiga fase yaitu :Fase
Keseluruhan Tanpa Diferensiasi, Fase Diferensiasi dan Fase Integrasi

3.2 Saran
Berdasarkan apa yang sudah kami jelaskan dalam makalah ini
mengenai IBD sebagai Komponen Pengembangan Kepribadian pasti ada
kekurangan dan kelebihannya. Mudah – mudahhan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan menambah wawasan pembaca mengenai
materi yang sudah disampaikan dalam makalah ini. Adapun kritik dan saran
dapat disampaikan kepada kami agar dapat memperbaiki makalah ini baik
dari segi penulisan, materi maupun tata bahasa yang disampaikan. Kami
berharap pembaca mendapat manfaat dari makalah yang kami buat.
DAFTAR PUSTAKA

Asrifin An Nakhrawi, Jangan Paksa Allah Murka, lumbung insani, Lamongan,

2011, hlm. 12

Koentjaraningrat, kebudayaan, mentalitet dan pembangunan (Jakarta : Gramedia,

1974), hlm. 12

Anthoni Giddes, Daniel Bell, Michel Forse, Sosiologi Sejarah dan Berbagai

pemikirannya, Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2004, hlm. XI

Sarlito Wirawan Sarwono , Teori-Teori Psikologi Sosial , Jakarta : Rajawali Pers,

1984, hlm. 1

Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005,

hal. 24

Hamdani Hamid, Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia, Bandung :

Pustaka Setia, 2013, hal. 125.

Anda mungkin juga menyukai