PENGASUHAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Anak Berbasis
Keluarga
Disusun Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam kami sampaikan kepada Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Anak Berbasis
keluarga di Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini pada STAI DR.
kepada Ibu Miftachul Jannah, M.Pd. selaku dosen pengampu untuk mata kuliah
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengasuhan anak karena anak dibesarkan dan dididik oleh keluarga. Orang tua
merupakan cerminan yang bisa dilihat dan ditiru oleh anak-anaknya dalam
serangkaian kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang tua. Jika pendidikan
dan pengasuhan anak belum bisa dipenuhi secara baik dan benar, kerap kali akan
memunculkan masalah dan konflik, baik di dalam diri anak itu sendiri maupun
Pada era globalisasi seperti ini banyak dampak pada masyarakat, baik
negatifnya berkaitan dengan perilaku dan tata karma anak yaitu seorang anak
cenderung meniru budaya Barat. Seorang anak bisa berperilaku demikian karena
melihat atau menyaksikan tayangan televisi yang kurang edukatif dan kurangnya
pengawasan orang tua, sehingga anak tidak selektif memilih tayangan televisi.
Oleh karena itu, orang tua patut dan seharusnya senantiasa mengawasi dan
masalah-masalah yang muncul harus bisa ditangkap, diikuti, dan dihadapi oleh
orang tua semakin bertambah pula. Oleh karena itu orangtua harus bisa
menghadapi sikap anak agar mampu memberikan yang terbaik dan dibutuhkan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama bagi
akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk
masa yang akan datang. Keluargalah yang akan memberikan warna kehidupan
seorang anak, baik perilaku, budi pekerti maupun adat kebiasaan sehari-hari.
Keluarga jualah tempat dimana seorang anak mendapat tempaan pertama kali
hingga tak salah lagi kalau keluarga adalah elemen penting dalam menentukan
pengembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan,
maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu akan terhambatlah
pertumbuhan anak tersebut. Peranan orang tua dalam keluarga amat penting,
terutama ibu. Dialah yang mengatur, membuat rumah tangganya menjadi surga
bagi anggota keluarga, menjadi mitra sejajar yang saling menyayangi dengan
aman, damai dan sejahtera dalam suasana cinta dan kasih sayang diantara
sayang. Menurut Abu Zahra bahwa institusi keluarga mencakup suami, istri,anak-
anak mereka , dan mencakup pula saudara kakek , nenek ,paman ,dan bibi serta
anak mereka (sepupu). Menurut psikologi , keluarga bisa di artikan sebagai dua
orang yang berjanji bersama yang memiliki komitmen atas dasar cinta,
menjalankan tugas dan fungsi yang terkait karena sebuah ikatan batin , atau
hubungan perkawinan yang kemudian melahir kan ikatan sedarah , terdapat pula
nilai yang di yakini dalam membatasi keluarga dan yang bukan keuarga. Keluarga
menjadi awal memulainya tanggung jawab baru dalam babak kehidupan baru.
Menjadi ayah dan ibu tidak hanya cukup dengan melahirkan anak, kedua
orang tua dikatakan memiliki kelayakan menjadi ayah dan ibu manakala mereka
pendidikan sebagai salah satu hak anak, yang jika kedua orang tua melalaikannya
berarti mereka telah menzalimi anaknya dan kelak pada hari kiamat mereka
bahwa yang dimaksud dengan keluarga adalah kesatuan unsur terkecil yang terdiri
membina dan menegakkan keluarga, sehingga bila salah satu unsur tersebut hilang
anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam
prasekolah), sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan pada diri anak akan
sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sesudahnya. Dari sini,
dikatakan bahwa :
Perkawinan adalah ikatan dan batin antara seorang pria dan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan
sejahtera berdasarkan ketuhanan yang maha esa. Anak yang lahir dari
perkawinan ini adalah anak yang sah dan menjadi hak dan tanggung
jawab kedua orang tua untuk memelihara dan mendidiknya dengan sebaik-
baiknya. Kewajiban orang tua mendidik anak itu terus berlanjut sampai ia
dikawinkan atau dapat berdiri sendiri (Ihsan, 1997 : 62).
Zakiah Darajat mengatakan bahwa orang tua merupakan pendidik utama
dan pertama bagi anak anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula
terhadap pendidikan.
Dalam hal ini peranan seorang ibu sangat besar dalam menentukan
masyarakat, agama, bangsa dan negara. Orang tua merupakan pendidik utama dan
pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mulai menerima
kehidupan keluarga.
Selain dari pendapat diatas ada fungsi keluarga ini menurut MI Soelaeman
ketujuh fungsi di atas yaitu fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi adalah keluarga
kebutuhan makan dan minum, kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya dan
anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat
tinggal.
Dari berbagai fungsi keluarga yang telah diuraikan di atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa setiap orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar di
dalam rangka:
kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafat hidup dan
Sebagai satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial), keluraga terdiri dari
ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluragaan membantu anak mengembangkan sifat
persahabatan ,cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplian ,tingkah
belajar , dapat dilihat bahwa bayi dan anak-anak sangat bergantung kepada orang
dan moral. Bayi dan anak belajar menerima dan meniru apa yang diajarkan oleh
orang tua.
Pendapat Hurlock (1978) bahwa orang yang paling penting bagi anak
adalah orang tua, guru, dan teman sebaya (peer group). Melalui merekalah anak
mengenal sesuatu positif dan negatif. Anak mulai belajar dan meniru apa yang
dilihatnya, terutama adalah perilaku orang tua sebab keluaga merupakan salah
perkembangan anak. Dengan demikian anak harus diasuh dengan hal-hal yang
jujur, suka menolong, dan hal-hal yang positif harus diajarkan orang tua kepada
anak sedini mungkin . Hal tersebut dilakukan agar tertanam atau terinternalisasi
dewasa nanti. Seorang anak akan merasa trauma bila pengasuhan di keluarganya
dilakukan dengan cara memaksa (koersif). Lain halnya jika anak selalu dipenuhi
permintaannya oleh orang tua. Pola demikian akan membuat mereka menjadi
pribadi yang manja. Oleh karena itu, orang tua harus bisa menerapkan pola
pengasuhan yang fleksibel namun tetap bisa menanamkan nilai positif kepada
anak.
waktu, dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial anak-
anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Orang tua yang berperan dalam
melakukan pengasuhan pada kasus ini terdiri dari beberapa definisi yaitu ibu,
pertama sampai dewasa. Pengasuhan atau disebut juga parenting adalah proses
mendidik anak dari kelahiran hingga anak memasuki usia dewasa. Tugas ini
umumnya dikerjakan oleh ibu dan ayah (orang tua biologis). Namun, jika orang
tua biologis tidak mampu melakukan pengasuhan, maka tugas tersebut dapat
dilakukan oleh kerabat dekat termasuk kakak, nenek dan kakek, orang tua angkat,
anak dapat berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik,
Bila pola pengasuhan anak tidak tepat, maka hal itu akan berdampak pada
pola perilaku anak. Apalagi jika anak meniru perilaku orang-orang di luar rumah
yang cenderung negatif. Pola pengasuhan yang intens akan membentuk jalinan
(anak dengan orang yang membimbing). Dengan demikian, anak yang benar-
benar melakukan identifikasi cenderung mencari figur yang dapat diterima dan
sesuai dengan proses pembentukan dirinya. Adapun mereka yang telah terbebas
dari beban dan tekanan diri dan lingkunganya akan dengan mudah menjalankan
lain. Bahkan tidak kreatif, tidak percaya diri, dan tidak mandiri.
Pola pengasuhan ini akan menyebabkan anak menjadi stres,
depresi, dan trauma. Oleh karena itu, tipe pola asuh otoriter tidak
dianjurkan.
sekolah.
anak dengan orang lain (Syafie, 2002: 24). Pola pengasuhan anak
kurang.
arah.
tua.
dan life skill yang memadai bagi anak. Oleh sebab itu, kerja sama semua agen
sosialisasi baik keluarga, sekolah, dan masyarakat menjadi solusi terbaik demi
suksesnya anak.
pengasuhan anak sejak dini sangat besar, mengingat dari keluargalah seorang anak
lahir dan berkembang. Pola asuh dan lingkungan keluarga sangat menentukan
pola pikir, kebiasaan, dan kemampuan memotret kehidupan dunia yang penuh
bahwa pengasuhan anak merupakan sebuah proses interaksi yang terus menerus
antara orangtua dengan anak yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal, baik secara fisik, mental maupun sosial.
Dalam hal ini perlu diingat bahwa proses interaksi dan sosialisasi tidak dapat
PENUTUP
A. Kesimpulan
sistem sosial), dan keluraga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan
hidup bersama (sistem sosial), keluraga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan
hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplian ,tingkah laku yang baik, serta
menyediakan situasi belajar , dapat dilihat bahwa bayi dan anak-anak sangat
kemampuan intelektual, sosial, dan moral. Bayi dan anak belajar menerima dan
demikian anak harus diasuh dengan hal-hal yang baik, yaitu mulai dengan
hal-hal yang positif harus diajarkan orang tua kepada anak sedini mungkin . Hal
Pengasuhan anak merupakan sebuah proses interaksi yang terus menerus antara
perkembangan anak secara optimal, baik secara fisik, mental maupun sosial.
Bila pola pengasuhan anak tidak tepat, maka hal itu akan berdampak pada
pola perilaku anak. Apalagi jika anak meniru perilaku orang-orang di luar rumah
yang cenderung negatif. Pola pengasuhan yang intens akan membentuk jalinan
(anak dengan orang yang membimbing). Dengan demikian, anak yang benar-
benar melakukan identifikasi cenderung mencari figur yang dapat diterima dan
B. Saran
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Al-Abrosy, Athiyah. 1993. Dasar –dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta : Bulan
Bintang.
Darajat, Zakiyah. 1973. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental. Jakarta :
Gunung Agung
__________.1995. Pendidikan Islam Dalam Keluargadan Sekolah. Jakarta :
Ruhama.
Elizabeth B. Hurlock. 1978, Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ihsan, Fuad. 1997. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : Rineke Cipta
Syafei, M Sahlan. 2002. Bagaimana Anda Mendidik Anak. Bogor: Ghalia
Indonesia.